Doesn't Have Any Mercy

Reynard kembali. Dia menunjukkan raut senang saat menemukan Emmy dan James tertidur. Yang wanita dikasur dan yang pria di sofa dengan tab di dadanya.

Reynard membungkuk dan mengecek tingkat kelelapan James. Dia mungkin kecapean dan kali ini tingkat mawas dirinya turun ke titik paling rendah.
Reynard melakukan sesuatu dan beberapa waktu kemudian dia memasukkan jarum dan benang ke dalam koceknya. “Maaf. Aku tidak bisa mempercayai kalian, Nelson.”

James terbangun dan mengerang kesakitan sambil menangkup telinganya. Emmy segera terperanjat. Meskipun rapi dan tipis, Emmy bisa melihat ada bekas jahitan di balik leher di belakang bawah telinga rekannya.

“Dia meletakkan dua pelacak ?! Pertama di telinga kanan kita berdua dan sekarang di telinga kirimu. Apa maksudnya? Sial, aku akan menghubunginya.”

Emmy segera mendial nomor. Ada bunyi tut yang cukup panjang sebelum telepon itu diangkat.

Emmy sudah lelah dengan basa-basi.

“Dimana kau sekarang?!”, suara Emmy tampak ditahan. Reynard menjauhkan telepon dari pendengarannya.

“Aku dibandara. Se marah itukah kamu tidak dapat menemukanku disana saat kau terbangun?”, canda Reynard.

“Kau keterlaluan. Meskipun mungkin kamu punya segudang kepandaian dan kemampuan. Kau tidak harus menjahitkan kembali sebuah pelacak di telinga kirinya setelah kau meletakkan yang lain di sisi telinga kanan kami berdua. Kau pikir kami anjing peliharaanmu?!”, Emmy kehilangan kontrol dan memutuskan telepon.

Reynard menatap layar telepon genggamnya dan kemudian mengantonginya kembali.

‘Aku rasa aku tidak lupa mengoleskan alkohol sebelumnya. Apa pria itu kesakitan?’