Kaskus

Story

Pengaturan

Mode Malambeta
Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

bakamonotongAvatar border
TS
bakamonotong
MEREKA YANG HIDUP DALAM GELAP
MEREKA YANG HIDUP DALAM GELAP

Halo sahabat penikmat kaskus, setelah membaca beberapa trit horor kaskus yang menarik, dan tentang indigo, saya berencana untuk sharing apa yang saya alami hingga saat ini, sebuha pengalaman seorang penulis, semoga kalian bisa menikmati segala tulisan yang saya tuangkan dalam trit horror ini, semoga menemani malam2 kelam kalian, jangan lupa sekililing kalian selalu ada MEREKA YANG HIDUP DALAM GELAP
----
Sebuah kisah tentang bagaimana seorang anak bernama ARDA yang menjadi seorang "indigo", kisah penuh drama, cinta, dan 90% horor, dan bagaimana seorang anak biasa, "bersahabat" dengan MEREKA YANG HIDUP DALAM GELAP

Kisah yang dituliskan adalah kisah yang dialami oleh beberapa orang, mulai dari penulis, dan teman- teman nya, merupakan suatu kejadian nyata yang dialami, namun mungkin akan dibumbui dengan kesyahduan bumbu bumbu penulisan cerita yang sedikit hiperbola

Let's Just Enjoy The Story ( jangan lupa di subscribe dan kasih like, cendol, asal jangan bata merah )

Cerita akan di update paling lambat 2 hari sekali, dan jam update nya pagi berhubung ane pagi kerja sekalian untuk update awal jam kantor hehe

jangan lupa follow Instagram : @bakemonotong
twitter : @ardahakimotong

Quote:



Quote:


Quote:


Quote:
Diubah oleh bakamonotong 22-06-2018 02:51
mmuji1575
G.Faust
kemintil98
kemintil98 dan 7 lainnya memberi reputasi
8
52.5K
135
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32KThread44.9KAnggota
Tampilkan semua post
bakamonotongAvatar border
TS
bakamonotong
#57
Part XIV- Menginap Di Sekolah (Part 1)

Aku yang sedang berada di antara ribuan siswa dan siswi di Masjid sekolah demi menghadiri acara Taruna Melati (TM) yang diadakan oleh sekolah. Briefing dan sambutan adalah hal yang khas dilakukan oleh para petinggi sekolah, membuatku sedikit malas untuk mendengarkan, bosan dan ngantuk, itu yang paling kurasakan saat itu. Aku duduk diantara teman kelas 10 ku, mereka terlihat saling mengobrol satu sama lain, tapi berhubung aku sama sekali tidak dekat dengan kesemuanya dari mereka, aku lebih banyak cuek, sebenarnya malas juga bagiku untuk berteman dengan mereka, dimana saat itu harga diriku masih tinggi- tingginya, sebagai murid dengan Nem paling tinggi di kelas itu, dan murid dari sekolah ternama, cukup membuatku malas bergaul dengan mereka.

Hari itu di Taruna Melati kami di pisah-pisah kan antar beberapa kelompok, satu dengan yang lain, dipandu oleh 2 orang senior sebagai fasilitator, kebanyakan yang dilakukan saat di kelas yang dipandu oleh fasilitator adalah pembelajaran mengenai kepemimpinan, organanisasi dan segala hal yang berhubungan dengan m***********, dan sistem organisasinya, sebenarnya cukup menarik karena sedikit pernah aku berorganisasi saat SMP, OSIS sebagai Kadiv keagamaan, walau hampir tidak ada kegiatan keagamaan yang kulakukan, kecuali sedang natal, melakukan kebaktian bersama dan doa bersama bagi yang non- dan buka bersama dan syalawan, serta kurban untuk yang muslim, itupun kebanyakan disetir oleh guru. Sebenarnya acara Taruna Melati ini penuh dengan kebosanan, membuatku harus berkenalan dengan orang lain, yang sebenarnya aku sedikit malas.

Ada satu hal yang aku lupakan dari acara TM ini, dimana kami harus menginap. Inilah yang seketika membuatku sadar bahwa menginap sebenarnya bukan ide yang bagus, apalagi di sekolah seperti ini, dan di malam hari kami disuruh berkeliling sekolah untuk mencari benda/ pertanyaan seputar apa yang dibahas, dan menjawab ke Panitia yang menjaga tempat tersebut. Membayangkannya saja sudah membuatku sedikit ngilu, ngeri dan merinding. Membayangkan bagaimana teror yang akan mereka datangkan padaku setelah ini. Menjadi Indigo bukan berarti membuatku selalu siap menghadapi mereka, memang tak semua dar imereka berwujud mengerikan, bahkan ada yang bermuka biasa seperti orang biasa, dan bahkan ada yang cantik. Melihat jam masih menunjukkan pukul 5 membuatku tambah panik, sebentar lagi maghrib, dimana mereka sebentar lagi akan menampilkan wujudnya, dan memberikan teror pada kami disini atau lebih tepatnya padaku.

Maghrib sudah menjelang, kami menjalankan sholat maghrib, aku menaruh sepatu di lorong lantai 2 yang cukup gelap saat malam, bahkan hampir tanpa penerangan, memberikan kesan mencekam padaku, beberapa ruangan dengan kaca transparan dapat terlihat dalamnya, membuatku melihat ke arah dalam kelas, dan mencoba menghiraukan apa yang kulihat kebanyakan di dalam sana, anak- anak kecil yang berlarian di dalam ruangan kelas, bahkan ada yang menempelkan mukanya pada kaca dan mengawasi kami dengan seringainya. Kulihat juga diujung lorong ada seorang wanita berbaju putih duduk di kursi yang telah ditinggalkan oleh siswa setelah melepas sepatu untuk sholat. menunduk, rambutnya menutupi keseluruhan wajahnya, aku sudah sedikit ketakutan saat melihatnya, karena selama ini kunti yang kulihat belum satupun yang bermuka "benar", rata- rata bermuka rusak, tapi untuk wanita ini dia berbeda, ketika wajahnya melihat ke arahku, kulihat seorang wanita yang cantik, dan terlihat sedih, ingin ku coba berkomunikasi dengannya, tapi saat itu kami harus sholat, jadi kutinggalkan saja dia dan segera menuju masjid.

Sadar atau tidak ternyata di Masjid pun aku sempat melihat mereka, bukan merak yang negatif ,tapi beberapa dari mereka yang positif, sholat bersama kami, da nsetelah sholat langsung menghilang saja dengan cepat setelah duduk lama dan berdoa, pertama kalinya aku melihat jin muslim disini, dan sedikit membuatku tenang karena aura mereka benar- benar putih, positif dan membuatku yakin jika sesuatu yang buruk terjadi pada murid, pasti mereka akan sedia membantu, walau kulihat aura mereka tak lebih kuat dari si hitam Aula, bahkan lebih lemah dibanding Abah. Tapi melihat adanya mereka yang cukup banyak sholat cukup meyakinkanku bahwa Allah tidak akan meningglakan hambanya mengalami kesusahan. Karena sesungguhnya pertolongan paling haq adalh pertolongan dari Dia pada hamba- hambanya.

Malam mulai menjelang, jam- jam dimana kami harus mulai mengitari sekolah dimulai, memang tidak pada tengah malam, tapi beberapa lampu dimatikan, membuat kesan horror yang diinginkan panitia makin menjadi, kulihat beberapa kunti berterbangan melayang di atas lapangan sekolah, berkumpul di salah satu pohon besar dekat kantin dulu (kini menjadi ruang kesenian). bebrapa melihat anak2 yang berjalan di sekitar lapangan, ada yang tersenyum dan iseng menyenggol anak tersebut, membuatnya terjatuh, seperti kepleset, ada yang sengaja menyenggol barang bawaanya sehingga jatuh, kulihat intensitas aura mereka cukup kuat, dan lagi malam hari purnama, dimana kemampuan mereka mencapai puncakny, dan membuatku ketakutan, tapi juga tertawa melihat tingkah beberapa anak yang panik mengalami hal itu. Hingga aku menjumpai beberapa makhluk yang berukuran besar keluar dari aula, kulihat si gendruwo keluar dan membawa si hitam dipundaknya, berdiri melihat keluar bak seorang raja disana, membuatku melihat mereka dan memandang marah pada mereka, dan kulihat si hitam memalingkan pandangannya padaku, marah, aura hitamnya menguat membuatku sedikit beradu aura dengannya, hingga kulihat teman2ku mulai berjalan mencari pertanyaan yang disembunyikan, auraku mulai meredup dan meninggalkan ruang kelas tempat kami berkumpul, kulihat beberapa dari mereka muncul sepanjang kami berjalan. Kami berjalan menuju salah satu tempat dengan aura negatif yang cukup mengerikan, walau hanya satu yang menunggu disana, seorang wanita berjubah merah dara, atau lebih familiar disebut sebagai kunti merah. Aura nya benar- benar gelap disana, lampu dinyalakan pun tetap aku meraskan kegelapan yang ada disana. tapi bodo amat, ada seorang panitia di ruang kelas dekat sana, sehingga kami menuju panitia tadi dan menjawab pertanyaannya. Kelar itu semua, ketika kami ingin kembali ke kelas, aku lihat si kunti merah berdiri tepat di depan kamar mandi, seperti ada sesuatu yang ingin dia lakukan atau sampaikan padaku, membuatku merinding, tapi tak ku gubris, dan lalu aku segera pergi dari sana, berharap tidak menjumpai mereka dulu untuk sementara.

Tapi apa yang kuharapkan ternyata salah, bukannya teror ini berkurang, jam yang sudah menunjukkan pukul 12 malam, dan aku masih terjaga, menyebabkan aku harus berhadapan dengna mereka, seorang diri, dan kali ini aku mulai mengenal mereka, mengenal sisi gelap dan lebih dalam dari beberapa dari mereka yang memaksa untuk berkomunikasi padaku malam itu, membuatku merasakan emosi mereka, dan membuatku kelelahan setengah mati karena harus menggunakan energi ku, untuk bertemu dan menjelajahi dunia mereka.

Diubah oleh bakamonotong 28-02-2018 06:24
johny251976
kemintil98
regmekujo
regmekujo dan 6 lainnya memberi reputasi
7
Ikuti KASKUS di
© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.