Kaskus

Story

congyang.jusAvatar border
TS
congyang.jus
Ku Kejar Cintamu Sampai Garis Finish
Ku Kejar Cintamu Sampai Garis Finish

Tuhan tidak selalu memberi kita jalan lurus untuk mencapai suatu tujuan. Terkadang dia memberi kita jalan memutar, bahkan seringkali kita tidak bisa mencapai tujuan yg sudah kita rencanakan diawal. Bukan karena tuhan tidak memberi yg kita inginkan, tetapi untuk memberi kita yg terbaik. Percayalah, rencana Tuhan jauh lebih indah.

Quote:
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 13 suara
Siapa yang akan menjadi pemaisuri Raja?
Olivia
31%
Bunga
8%
Diana
15%
Zahra
15%
Okta
8%
Shinta
23%
Diubah oleh congyang.jus 04-03-2022 10:27
sargopipAvatar border
efti108Avatar border
JabLai cOYAvatar border
JabLai cOY dan 37 lainnya memberi reputasi
38
165.6K
793
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
congyang.jusAvatar border
TS
congyang.jus
#344
Part 45
Pagi hari pada H+1 lebaran, kami sekeluarga berangkat ke magelang, menuju kampung halaman Papah. Kurang lebih sekitar 3 jam dari Semarang menuju Magelang. Keadaan rumah disana sudah ramai saat kami tiba.

Kalau hari lebaran kan identik dengan makanan enak - enak ya kan, disana juga sama. Baru juga sampai, sudah disuruh makan.

"Makan dulu le, ambil aja" ucap Umi (Ibunya Zahra)

Gw cuma senyum sambil menganggukkan kepala.

"Gausah malu - malu" ucap beliau lagi

"Emang malu - malu dia mi, entar kalo udah kenal jadi malu - maluin" timpal Zahra

"Mas nya diambilin makan nduk" pinta Umi ke Zahra agar mengambilkan gw makan

"Kurangin dikit ra" ucap gw saat Zahra mengambilkan nasi. Lalu Zahra mengurangi porsi nasi yang ada di piring.

"Kok cuma dikit le?, makan yang banyak" kata Abah

"Iya bah, nanti ambil lagi" balas gw

Hari itu adalah pertama kalinya gw bertemu Umi dan keluarga besarnya Papah. Kalo sama Abah, gw udah beberapa kali ketemu waktu beliau mengunjungi Zahra di Semarang.

Pas udah rada siang, gw diajak Zahra keliling pedesaan disana. Disana sawahnya sedikit, kebanyakan sih kebun - kebun bunga gitu.

Sehabis keliling - keliling, acara berlanjut dengan berkunjung ke rumah temannya Zahra. Katanya, temen - temennya udah pada ngumpul disana.

Mereka semua pada histeris sendiri begitu gw dan Zahra sampai. Padahal baru setahun engga ketemuemoticon-Big Grin Ada juga yang sampe nangis bawang emoticon-Big Grin. Saking senengnya, gw sampe dicuekin, tae. Mereka enak, pada peluk - pelukan melepas.. Ehem rindu. Lah gw diem doang kaya kambing conge, bingung mau ngapain. Pas peluk - pelukannya udah selesai, baru pada inget kalo ada gw.. zzz

"Eh, siapa ini ra? Pulang - pulang kok langsung bawa calon" tanya Sofi

"Eh bukan, ini sepupukuemoticon-Big Grin" jawab Zahra

"Kirain.. Hehe" ucap Sofi

Sofi ini sahabat nya Zahra. Temen sekamar nya Zahra dari SD sampai SMP, sampai akhirnya Zahra pindah ke semarang (Dulu Zahra sekolah di madrasah, tinggal di pondok). Dari obrolan mereka, gw tahu kalau mereka ini seakan tak terpisahkan. Katanya, banyak yang nyebut mereka kembar saking seringnya mereka berdua pergi bareng.

Menjelang sore, gw dan Zahra pamitan pulang.

"Sering - sering kesini ra.." pinta Sofi

"Pasti, kalo pulang aku sempetin mampir. Kamu main - main dong ke Semarang" balas Zahra

"Semarang panas hehe" ledek Sofi

Di kampungnya Zahra, suasananya itu enak. Kalo siang sejuk, kalo malem dingin, enak buat nganu kwkwk. Pas malam hari sepi, jauh beda dari kota asal gw. Setelah jam shalat isya selesai, orang - orang ga ada yg keluar rumah kalo ga penting. Padahal gw kalo di Semarang, jam 9 malam baru mau keluaremoticon-Big Grin

Gw berbaring di kamar yg emang dipersiapkan untuk gw. Jam dinding menunjukkan pukul 8 malam. Tanpa sadar, gw mulai membuka galeri HP, melihat satu persatu foto gw dan Shinta.

"Bangsaat.." ucap gw pelan sambil melempar HP. Jika memungkinkan, mungkin gw sudah berteriak kencang.

Saat itu juga, Zahra muncul di depan pintu kamar.

"Kenapa mas?.." tanya Zahra

"Gpp ra" jawab gw singkat, dia segera berlalu pergi. Selang beberapa menit, Zahra balik lagi.

"Keluar yuk mas, liat bintang" ajaknya

Gw langsung bangun dari tempat tidur dan melangkah membuntutinya. Kami berdua duduk di bangku yang berada di samping kolam ikan halaman rumah, dibawah hitamnya langit malam.

"Dingin mas?" tanya Zahra. Gw hanya mengangguk sambil memasukkan kedua tangan ke saku jaket.

"Mau tak bikinin kopi?" tawarnya

"Teh aja dek" balas gw

Ia melangkah pergi menuju dapur, lalu kembali dengan membawa 2 cangkir teh hangat.

"Mbak Shinta belum ada kabar mas?" tanya Zahra

Gw menggelengkan kepala, lalu melihat keatas, ke arah gemerlapnya bintang - bintang. "Entah lah ra, bingung mau cari kemana lagi" ucap gw.

Beberapa teman dekat Shinta sudah gw tanya tentang keberadaan nya, semuanya menjawab 'tidak tahu'. Gw bener - bener sudah stuck, ga tahu mau cari kemana lagi. Mungkin, menunggu adalah cara terbaik untuk saat ini.

"Kalian ngapain dingin - dingin gini diluar?" tanya abah yang baru datang

"Hehe, ini bah, ngeteh. Darimana bah?" tanya gw

"Habis dari pondok" jawab beliau

"Emang pondoknya dimana?" tanya gw lagi. Beliau menyebut salah satu pondok yang berada di magelang

"Eyang ku jebolan pondok situ bah" ucap gw

"Eyang mu namanya siapa?" tanya beliau. Lalu gw menyebut nama eyang gw. Beliau nampak terkejut

"Kamu beneran cucunya?" Abah

"Ya beneran to, masa aku bohong" jawab gw

"Eyangmu itu salah satu kyai yang disegani disana" ucap Abah

"Wah, aku malah gatau bah. Taunya cuma eyang jebolan pondok sana hehe" balas gw

=====

H+3 lebaran, kami sekeluarga pulang ke Semarang karena Papah harus kembali berlayar. Gw dan Zahra juga harus kembali berangkat magang. Gini nih, ga enaknya kalau masa PKL nya mendekati hari lebaran, cuti nya sebentar. Padahal kalau sekolah, cutinya bisa sampai 2 mingguan.

Hari pertama setelah cuti lebaran, para karyawan kantor sudah mulai disibukkan dengan pekerjaan - pekerjaan yang terpaksa ditinggal saat liburan kemarin. Ruang divisi gw pun sepi, karena karyawan - karyawan nya pergi ke proyek untuk memantau progres pekerjaan. Tinggal lah gw dan Zahra yang berada di ruang tersebut.

Terdengar suara pintu terbuka. "Heh, di alon ke sitik (dipelankan sedikit)" kata Pak Sugeng, memerintahkan gw untuk mengecilkan volume musik punk yg gw putar.

Pak sugeng ini ketua divisi marketing di kantor gw, walaupun penampilannya biasa aja, tapi istrinya 2. Itupun masih belum puas, terkadang Zahra juga di sepik - sepik.. Bangsaat.

"Pada kemana? Kok sepi?" tanya beliau

"Ke lapangan pak" jawab gw

Setelah mengecilkan volume speaker, gw lanjut menggambar di komputer kantor. Pak sugeng mendekati zahra yang duduk di meja belakang gw.

"Kalian masih lama magang disini?" tanya beliau basa basi busuk

"Dua bulan lagi pak" jawab Zahra

Lalu, Pak tua itu melanjutkan aksinya mendekati Zahra. Mengajak Zahra bicara, namun cenderung memamerkan apa yang ia punya.

Tiba - tiba, ia bertanya ke Zahra. "Kamu kalo disuruh milih, milih nikah sama orang yang seumuran tapi masa depannya ga jelas, apa nikah sama orang yang umurnya lebih tua tapi masa depannya udah pasti?"

Sontak gw menghentikan aktivitas gw. Zahra hanya diam, tak menjawab pertanyaan dari Pak Sugeng

"Kayak Raja ini, masa depannya kan belum pasti. Tapi kalo saya kan udah jelas, punya rumah, pekerjaan tetap" ucap pak sugeng.

"Masa depan kan gaada yang tahu pak, kalo suatu saat Mas Raja lebih sukses dari Bapak gimana?" balas Zahra. Pak sugeng terdiam kehabisan kata - kata.

Gw yang dari tadi nguping pembicaraan mereka langsung tertawa keras sambil menunjuk muka Pak Sugeng. Pak tua playboy yang terlanjur malu langsung pergi meninggalkan ruangan.
Arsana277
japraha47
mirzazmee
mirzazmee dan 11 lainnya memberi reputasi
12
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.