- Beranda
- Stories from the Heart
PERSINGGAHAN. Sebuah Catatan Perjalanan Singkat (Based On True Story)
...
TS
orcashop889
PERSINGGAHAN. Sebuah Catatan Perjalanan Singkat (Based On True Story)




Met malem Agan & Sista. Mohon ijin Gan Sis, Ane permisi ijin masuk buat nulis trit di forum ini. Sebelumnya Ane minta maap banget, kalo trit Ane masih berantakan bin gak beraturan. Harap dimaklumi masih newbie. Trit Ane nantinya mungkin akan panjang banget dan bikin capek Agan yang ngebaca. Moga-moga Agan kagak bosen ngikutin yak...Makanya Ane ntar akan bagi dalam beberapa posting.
Dipersilakan yang mau langsung gelar tikar, Gan Sis. Yang jual kacang rebus, kacang goreng, kopi, dan teh panas udah pada keliling.
Spoiler for The Nightmare Crew:
Ane mo bercerita seputar fenomena indigoyang kebetulan mampir pada diri ane sendiri. Cerita ini bener-bener

Walaupun Ane sekarang udah cukup berumur, tapi sampe hari ini, peristiwa demi peristiwa misteri yang Ane alami masih melekat erat di kepala.
Buat sebagian Agan Sista, mungkin mempunyai pendapat lain. Enak dong punya bakat indigo. Jadi bisa liat hantu, genderuwo cs, bisa melihat masa depan, dsb. Menurut Ane pribadi, malahan banyak gak enaknya, gan. Hidup rasanya kayak terus dikejar-kejar sesuatu yang gejeh. Merasa terasing dan dianggap aneh oleh lingkungan dimanapun kita berada.
Bagi Agan Sista yang kebetulan juga mengalami hal yang sama, tentunya punya pendapat dan penilaian sendiri. Ane sangat hormati perbedaan pendapat kita, dan Ane juga kagak mau berdebat untuk itu


Cerita akan Ane bagi dalam beberapa Part, session, dan Beside Story yang merupakan sumber informasi pendukung. Supaya Agan Sista nantinya kagak bingung dan mudah mencari sisi cerita yang meloncat, ato masih ada hubungannya dengan cerita sebelumnya.
Cerita berdasarkan dari kisah nyata yang benar-benar pernah dialami oleh TS, jadi cerita ini merupakan :
90% Fakta (kejadian masih
terekam kuat di benak TS disertai
beberapa orang saksi hidup)
5% Ingatan TS ( karena kejadian
sudah lama terjadi alias lupa-lupa
ingat)
5% Bumbu Cerita
Dengan berbagai pertimbangan, Ane terpaksa menyamarkan beberapa hal yang berkaitan dengan cerita, yaitu ; nama kota, tempat kejadian, nama orang, detail kondisi tokoh, dan beberapa fakta yang sangat spesifik.
Hal ini semata-mata Ane lakukan demi menjaga perasaan, kesopanan/etika, dan privacy pihak-pihak yang terkait dengan kejadian-kejadian nyata yang Ane alami. Untuk kaskuser yang kebetulan tahu kejadiannya, mohon dengan amat sangat hormat, agar tetap menjaga segala kerahasiaan informasi tersebut.




PROLOG
Kota Kecil
Ane dilahirkan kota S, sebuah kota kecil yang terletak di kaki gunung, tepatnya di wilayah Propinsi Jawa Timur. Seingat Ane, kehidupan yang Ane jalani dari bayi sampe umur 4 th lancar jaya aja, gan. Mulus kayak jalan tol ...
Ane juga bersyukur banget sama Allaah SWT, sebab Ane dilahirkan ditengah keluarga yang cukup berada tapi tetap sederhana. Kedua ortu Ane bekerja sebagai PNS dan masih ada pekerjaan sampingan di bidang pendidikan swasta. Jadi konsekwensi yang harus kita terima adalah waktu untuk bisa bersama anak-anak terasa kurang. Tiap hari bisa berkumpul bersama ortu bisa kami lakukan setelah jam 19:00 WIB.
Pada tahun - tahun '70 an masih belum seramai jaman now, gan. Apalagi kami hanya tinggal di kota kecil daerah pegunungan. Saat itu, yang bisa menikmati listrik masih segelintir orang, gan. Kendaraan roda dua, roda empat dan TV masih jarang yang punya.
Alhamdulilaah, keluarga Ane sudah bisa beli sebiji Colt, vespa, dan TV hitam putih (seingat ane merk Crown). Siaran TV pun cuman sebiji doang, yaitu TVRI. Yang ane ingat, siaran dimulai jam 17:00 dan berakhir jam 22:00. Acaranya cuman berita, dialog, dan kalaupun hiburan hanya malam minggu doang, gan.
Spoiler for tv hitam putih (sumber : google):
Bukan cuman itu gan, kota Ane pun jam 20:00 dah pada sepi. Toko dan rumah-rumah udah pada tutup. Jalan raya udah kayak kota hantu.
Spoiler for kabut kota (sumber : google):
Penerangan jalan raya masih pake lampu bohlam warna kuning. Cuman beberapa sudut kota yang diterangi lampu neon panjang. Jaman segitu dinginnya udara pegunungan masih terasa banget. Sering turun kabut kalo malam dan pagi hari. Agan bisa bayangin aja lah, kayak di film-film horror versi Hollywood
Yang paling bikin Ane merinding kalo sudah denger orang ronda malam, gan. Ronda malam biasanya mulai keliling jam 23:00. Suara kentongan bambu yang dipukul berirama terdengar menyeramkan ditengah sepinya malam di kota Ane. Masih ditambah suara lolongan Doki, anjing peliharaan bokap, yang bersahutan dengan anjing tetangga. Bulu kuduk tambah berdiri tegak, gan.
Spoiler for Kentongan bambu (sumber : google):
O,ya dari kecil Ane sudah dibiasakan tidur sendiri, meskipun dalam satu kamar ada kakak-kakak Ane. Tempat tidur Ane kebetulan berada tepat di bawah jendela samping rumah.
Spoiler for Jendela (sumber: google):
Jadi kalo ada orang lewat di samping rumah, pasti akan kedengaran langkah-langkah kakinya. Peronda malam sering banget lewat samping rumah kalo pas keliling. Bikin Ane tambah menggigil bin merinding, gan
Spoiler for kopi plus cangbus:
Part 1. Tamu Tak Diundang
Sebenarnya kehidupan Ane saat itu normal-normal aja.yah,...normal dan biasa, seperti anak-anak seusia Ane lainnya juga. Karena belum bersekolah (waktu itu Ane masih umur 4 tahun lebih), kegiatan Ane dirumah hanya bermain. Kebetulan Ane punya hobby menggambar, gan. Udah banyak banget tembok dan kertas kerja Nyokap yang jadi korban hobby Ane. Akhirnya Bokap membeli papan tulis kayu ( warna item) lengkap dengan kapur 1 box plus penghapus.
Spoiler for Papan Tulis kapur (sumber : google):
Jaman segitu belum ada whiteboard, gan. Jadi kalo selesai gambar, dijamin muka plus tangan Ane penuh dengan debu kapur.
Sampai suatu hari terjadi sebuah peristiwa yang membuat hidup Ane berubah drastis.
Kejadian ini terjadi kurang lebih 2 bulan sebelum Ane mulai masuk sekolah TK kecil.
Dimulai dari sebuah pagi hari yang cerah banget. Ane dah bangun, terus sikat gigi, mandi, sarapan dan menggambar...
Setelah ortu berangkat kerja dan kakak-kakak Ane juga pergi ke sekolah, tinggal Ane dan pengasuh yang ada di rumah. Pengasuh Ane namanya dherah(mungkin singkatan dari budhe Rah ). Seperti biasanya sekitar jam 08:00 dherah pergi ke pasar dan tinggalah ane sendirian di rumah. Seingat Ane, tak lama setelah dherah berangkat, Ane kebelet pipis. Selesai buang hajat di kamar mandi, Ane langsung menuju ke tempat favorit, yaitu papan tulis hitam tersayang....
Namun sesampai di tempat itu, Ane terkejut bukan kepalang.
Papan tulis dan dinding tembok tempat bersandarnya papan tulis kesayangan Ane telah lenyap...!!!
Yang terlihat didepan Ane sekarang adalah semacam pawon (Jawa; ruangan dapur jaman old yang berukuran luas). Ane sontak bingung dan sekilas pikiran Ane meraba - raba dimana Ane sekarang. Salah ruangan, mimpi, ato lagi berimajinasi....
Ruangan dapur tersebut berlantaikan tanah keras, dengan beberapa cagak kayu (Jawa; kayu balok penyangga atap rumah), dan mereka memasak menggunakan angklo (Jawa; tungku yang terbuat dari tanah liat) serta kayu bakar. Terlihat juga peralatan masak yang mereka gunakan masih terbuat dari tanah liat dan kayu.
Spoiler for Pawon Jaman Old (sumber : google):
Di dalam dapur tersebut terlihat banyak sekali orang yang sedang beraktifitas memasak. Sebagian besar dari mereka adalah perempuan, anak- anak dan hanya terlihat 2-3 laki-laki. Perempuan - perempuan yang ada didapur tersebut rata-rata berumur paruh baya dan memakai kain jarik lurik(Jawa; kain kebaya bermotif). Anak - anak mereka terlihat tidak berpakaian dan sibuk bermain bersama. Beberapa laki-laki terlihat di pojok ruangan sedang sibuk mengangkut kayu bakar dan mengaduk sebuah kuali (Jawa; belanga besar yang terbuat dari tanah liat)
Diantara rasa bingung, takut, heran, dan ingin tahu, Ane cuman bisa berdiri mematung di depan ruangan tersebut. Sampai terlihat salah seorang perempuan terlihat tersenyum dan melambaikan tangan ke arah Ane. Entah apa yang ada di pikiran Ane waktu itu, Ane langsung masuk ke dapur besar tersebut.
Ada sebuah keanehan yang sebenarnya Ane rasakan. Saat di luar ruangan dapur tersebut (jarak ane berdiri dari tembok yang telah berganti dengan ruangan dapur tersebut hanya -/+ 1 meter) sama sekali tidak terdengar keributan ataupun suara-suara aktifitas kesibukan mereka. Akan tetapi setelah Ane masuk, baru Ane bisa mendengar suara-suara alat dapur, canda tawa perempuan dan jerit tangis dari anak-anak yang sedang bermain.
Tunggu dulu.....!!! Masih ada keanehan lagi, gan. Suara-suara tersebut ternyata tidak terdengar langsung di telinga Ane, tapi hanya terdengar di cuping telinga. Ane hanya mendengar suara mereka secara sayup-sayup, seakan suara tersebut berasal dari tempat yang jauh. Suara obrolan para perempuan tersebut juga terdengar semacam gumaman yang tidak jelas.
Ane langsung menghampiri perempuan yang memanggil ane tadi, gan. Terlihat dia sedang sibuk memotong sesuatu. Sambil terus melakukan aktifitasnya, dia mengatakan bahwa mereka sibuk memasak untuk persiapan acara pernikahan. Dengan tersenyum manis (sumpah gan, perempuan tersebut masih terlihat cantik meskipun usianya sudah paruh baya), dia mengelus kepala Ane dan menyuruh Ane untuk segera pulang.
Saat dia berbicara langsung dengan Ane, suara perempuan ini sangat jelas terdengar di telinga. Lembut dan sangat keibuan banget. Terlihat beberapa anak mendekat ke Ane, mungkin mereka ingin mengajak bermain bersama. Tapi segera dihalau oleh beberapa ibu mereka dan menyuruh anak-anak tersebut tidak menghalangi jalan Ane.
Ane hanya perlu berjalan beberapa langkah saja untuk keluar dari ruang dapur besar tersebut ( -/+ 8 langkah). Begitu kaki Ane sampai di ujung ruangan dapur tersebut, Ane disilaukan oleh sebuah cahaya yang sangat terang, gan. Secara reflek, Ane memejamkan mata dan membalikkan badan untuk menghindari silau cahaya tersebut. Disaat itu juga Ane kaget setengah mati. Ruangan dapur tersebut sudah lenyap dari pandangan, dan hanya terlihat tembok dan papan tulis hitam kesayangan Ane.
Bersamaan dengan itu, terdengar suara pintu depan terbuka dan masuklah dherah yang baru saja pulang dari pasar. Dengan rasa takut dan tubuh gemetar, Ane langsung berlari menghampiri dherah yang tentunya menjadi sangat panik melihat keadaan Ane. Dherah berusaha menenangkan Ane dan memberikan air minum agar kondisi ane segera pulih.
Setelah Ane tenang, dherah berusaha bertanya tentang apa yang sebenarnya sudah terjadi. Terus terang, perasaan bingung dan takut saat itu seperti menghalangi Ane untuk menceritakan tentang kejadian tadi. Akhirnya dherah menyerah dan berhenti mencerca dengan pertanyaan - pertanyaan seputar kejadian yang menimpa Ane selama dia pergi kepasar.
Setelah Ane sedikit tenang, dherah mulai masuk ke dapur untuk memulai aktifitas rutin yaitu memasak. Saat itulah Ane kembali menggigil ketakutan dan kebingungan yang luar biasa.
Ane sudah hafal banget dengan segala aktifitas dherah di rumah selama 24 jam. Dan Ane sangat tau banget kalo dherah datang dari pasar berarti jam sudah menunjukkan pukul 10:30...!!! Secara refleks, Ane melihat jam dinding di dapur, dan apa yang sudah Ane sangka memang betul terjadi. Jam dinding tersebut menunjukkan pukul 11:10...
Berarti.......
Berarti, dimana waktu yang hilang dari jam 08:00 saat dherah berangkat ke pasar sampai dengan jam 10:30 bersamaan dia datang dari pasar?? .... Sedangkan Ane mengalami kejadan aneh tersebut hanya dalam hitungan menit saja kok. Mungkin hanya sekitar 2 menit-an sampai Ane menyadari tembok dan papan tulis kayu sudah terlihat kembali.
Sejak saat itulah, Ane selalu bertanya-tanya dan mencoba mencari jawaban tentang kejadian tersebut. Sampai pada akhirnya Ane pasrah, dan kejadian tersebut tetap menjadi rahasia masa kecil yang Ane simpan rapat-rapat hingga Ane dewasa.
BERSAMBUNG

PERSINGGAHAN. Sebuah Catatan Perjalanan Singkat (Based On True Story) Prolog dan Part 1. Tamu Tak Diundang
Part 2. Teman Ghaib (session 1) Si Hitam
Part 2. Teman Ghaib (session 2) Berkenalan
Part 3. Si Cantik (session 1) Kemunculan
Part 3. Si Cantik (session 2) Keakraban
Part 3. Si Cantik (session 3) Berpisah
Part 4. Terror Si Two Face
Part 5. Dimandikan Genderuwo
Part 6. Urban Legend (session 1) Kota Mati
Part 6. Urban Legend (session 2) Gentayangan
Part 7. Pasukan Ghaib
Beside Story 1
Beside Story 2
Beside Story 3
Part 8. Perjanjian Berdarah (session 1) Sakaratul Maut
Part 8. Perjanjian Berdarah (session 2) Langit Kembali Membara
Part 9. Sang Hyang Antaboga (session 1) Migrasi
Part 9. Sang Hyang Antaboga (session 2) Lorong Hitam
Part 9. Sang Hyang Antaboga (session 3) Jawaban
Part 9. Sang Hyang Antaboga (session 4) Mendung di Lereng Gunung M
Part 10. Terseret Masa Lalu (session 1) Paduan Suara
Part 10. Terseret Masa Lalu (session 2) Lost in Mall
Part 10. Terseret Masa Lalu (session 3) Memory Yang Tertinggal
Part 11. Cambuk Ghaib (session 1) Bukit Misterius
Part 11. Cambuk Ghaib (session 2) Tirai Ghaib





Diubah oleh orcashop889 20-03-2018 16:22
anasabila memberi reputasi
1
19.9K
120
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
orcashop889
#80
Part 9. Sang Hyang Antaboga
Spoiler for Sang Hyang Antaboga (sumber : google):
Session 1. Migrasi
Waktu terus berjalan, kejadian demi kejadian selalu menyertai dalam kehidupan Ane.Disaat duduk di bangku Kls 6, Ane pun harus kehilangan seseorang yang sangat Ane hormati dan sayangi. Budhe meninggal dunia setelah menjalani operasi kanker yang telah lama diderita beliau. Di umur itu juga, akhirnya Ane dinyatakan sembuh total dari penyakit paru-paru basah yang Ane idap dari sejak TK B dahulu.
Sampai pada akhirnya, Ane duduk di bangku kelas 1 SMP.
Ane diterima di SMP favorit di kota kami. Bangga rasanya bisa menanggalkan baju putih merah dan berganti menjadi putih biru. Ketika itu, anak kelas satu harus masuk siang karena bergantian kelas dengan anak kelas tiga. Biasanya Ane berangkat jam 11:45, karena kami harus masuk kelas jam 12:15. Kebetulan letak sekolah kami hanya bersebelahan dengan SD Ane dahulu
Pada suatu Minggu sore yang cerah, Ane sedang bermain layang-layang di depan rumah. Kebetulan saat itu sedang musim kemarau. Dahulu, sudah menjadi tradisi kami, setiap musim ketigo tiba ( Musim Kemarau) maka kami menyambutnya dengan bermain layang-layang sepanjang musim.
Spoiler for Ilustrasi Bermain Layangan (sumber : google):
Jaman segitu, jarang sekali kami bisa membeli layang-layang. Selain karena uang kami terbatas, hal yang paling mengasyikkan dan mempunyai "nilai seni" tinggi adalah mengejar layang-layang putus. Semacam ada kebanggaan dan gengsi yang tinggi ketika kita bisa mendapatkannya dengan cara berebut layang-layang.
Benang layang-layang pun kami tidak membeli "benang jadi" , atau yang sering disebut benang gelasan. Kami hanya membeli benang mentah, dan setelah itu kami akan melapisinya dengan berbagai "ramuan" hingga benang tersebut menjadi tajam. Benang yang sudah menjadi tajam itulah yang kami sebut dengan benang gelasan.
Ramuan untuk membuat benang gelasan biasanya kami bikin dari tumbukan kaca lampu neon atau bohlam, putih telur atau lem kayu, dan beberapa bahan lainnya. Ada semacam "mitos" di kalangan kami, bahwa benang gelasanakan semakin hebat dan tak terkalahkan jika ramuan gelasan tersebut diberi kotoran ayam special , atau yang sering kami sebut "Telek Lencong".
Dapat dibayangkan betapa menjijikkannya ketika kami harus meramu benang ataupun saat memainkan layang-layang tersebut. Bau telek lencong benar-benar "special"....tapi demi kemenangan dan gengsi, semua hal tersebut tidak kami pedulikan.
Kembali ke minggu sore itu,....
Saat itu kebetulan Ane bermain layang-layang sendirian. Para tetangga yang biasa bermain bersama tak nampak batang hidungnya. Saat Ane melewati jembatan di dekat rumah tiba-tiba kepala Ane seperti dihentak oleh sesuatu. Tercium bau yang sangat kuat dan menyengat, hingga kepala Ane jadi pusing dan perut Ane seperti diaduk-aduk.
Bahkan Ane sempat terhuyung-huyung, karena mata Ane jadi berkunang-kunang seperti hendak pingsan. Dengan sekuat tenaga Ane berusaha berdiri dan berjalan pulang menuju rumah Bokap.
Ane sudah tidak mempedulikan lagi layang-layang yang tertinggal di jalan. Tujuan Ane cuman satu....tempat tidur..!!! Sesampai di rumah, Ane muntah hebat dan kepala Ane rasanya semakin berputar-putar. Ane segera berbaring di tempat tidur dan berusaha untuk tidur dan menenangkan diri.
Di tempat tidur, Ane berusaha keras mengingat bau apa yang menyebabkan Ane nyaris jatuh pingsan. Ane seperti tidak asing dengan bau tersebut. Akhirnya, betapa terkejutnya Ane setelah ingat bahwa bau yang menyengat kuat tersebut adalah bau ular....!!!
Kondisi wilayah dimana Ane tinggal memang banyak didiami oleh binatang melata ini. (baca : Beside Story 3). Mungkin karena hampir tiap hari kami bertemu dengan binatang reptil ini, akhirnya kami menjadi hafal dengan bau dan tanda kehadiran mereka di sekitar kami.
Yang masih menjadi pertanyaan, mengapa bau ular tersebut sangat kuat, bahkan seakan memenuhi seluruh udara di sekitar jembatan? Mengapa bau tersebut hanya tercium di sekitar jembatan dan sungai. Pertanyan-pertanyaan tersebut akhirnya hilang dari kepala Ane bersamaan dengan suara dengkuran Ane.
Malam harinya, badan Ane demam tinggi dan akhirnya esok hari Ane tidak masuk sekolah karena sakit. Di malam kedua, Ane bermimpi seakan melihat sebuah gelombang yang sangat besar dari arah hulu sungai. Gelombang itu seperti banjir bandang yang datang bergulung-gulung dan berwarna hitam pekat. Anehnya, banjir bandang tersebut bukanlah air, tapi Ane juga kagak tau apa itu.
Setelah sembuh dari sakit, setiap melewati jembatan tersebut Ane merasa seolah-olah selalu ada suara yang menyuruh Ane menyeberang dengan cepat. Terkadang Ane menyeberang jembatan tersebut harus dengan berlari cepat untuk menghindari bau tersebut.
Hari demi hari, bau misterius itu terus tercium di sekitar sungai yang merupakan batas wilayah Dusun P sebelah utara dan selatan. Akhirnya pada hari ke tujuh setelah Ane sembuh dari sakit, terjadilah peristiwa yang membuat setiap orang yang melihatnya bergidik ketakutan.
Kejadian tersebut diketahui pertama kali oleh pejalan kaki sekitar pukul 06:30. Dari atas jembatan sebelah utara wilayah Dusun P (Dekat rumah bokap), terlihat banyak sekali riak air kecil bergelombang menuju ke arah timur, yaitu arah hilir sungai. Aliran sungai ini akan melewati Tempuran (pertemuan dua anak sungai), dan akan berakhir di sungai besar yang membelah kota kami.
Spoiler for Ilustrasi Migrasi Ular (sumber : google):
Sekilas riak air tersebut seperti sebuah gelombang kecil air biasa yang turun dari arah hulu sungai. Akan tetapi, setelah kami perhatikan sengan seksama, ternyata riak air tersebut adalah gerombolan ular yang sedang berenang menuju ke arah hilir sungai.
Ratusan bahkan mungkin ribuan ular ular air terlihat oleh kami dari atas jembatan. (kami menyebutnya Ulo Banyu, yaitu ular yang berwarna coklat dan banyak hidup di air tawar). Ular tersebut tidak terlalu berbisa, dan jika tergigit hanya menimbukan efek bengkak dan demam saja. Mereka berenang berderet-deret memenuhi sungai. Bahkan rasanya barisan mereka sangat teratur, seperti barisan tentara yang sering kami lihat sedang berlatih di kota kami.
Barisan ular tersebut berlangsung hingga pukul 08:30, dan akhirnya menghilang ke arah timur sungai yang masih lebat oleh pepohonan besar dan dinding batu yang curam. Dengan masih diliputi rasa takjub, Ane pun pulang untuk bersiap pergi ke sekolah.
Sekitar jam 10:30, saat Ane habis mandi, Ane dikejutkan oleh keributan yang terjadi di atss jembatan. Tampak sudah banyak orang yang berkumpul sambil menunjuk-nunjuk ke arah bawah jembatan. Dan setelah Ane melihat apa yang sebenarnya terjadi, ternyata barisan ular tersebut muncul lagi....!!!
Spoiler for Ilustrasi Migrasi Ular (sumber : google):
Barisan rombongan ular yang menuju ke arah timur tersebut berakhir sekitar Jam 11:30, saat Ane berangkat ke sekolah. Dalam perjalanan menuju ke sekolah, pikiran Ane terus bertanya-tanya, apa yang sebenarnya sedang terjadi. Mengapa banyak sekali ular yang berenang menuju ke arah timur. Akan tetapi pikiran-pikiran tersebut akhirnya hilang ketika Ane sudah mulai menerima pelajaran dari para guru yang mengajar di kelas.
Ketika pulang sekolah Jam 18:00, Ane mendapati beberapa tetangga ramai membicarakan tentang ribuan barisan ular-ular yang menuju ke arah Timur terjadi lagi jam 15:30 dan menghilang sekitar jam 16:30. Beberapa orang mulai berasumsi, menghubungkan semua kejadian tersebut dengan hal-hal mistis.
Malam harinya sekitar jam 20:00, sehabis mandi Ane segera menuju ke arah jembatan dengan membawa senter untuk mencoba melihat situasi di sungai. Tampak beberapa orang tetangga juga melakukan hal yang sama dengan Ane.
Dan benar saja, nampak di permukaan air yang terkena cahaya beberapa senter, terlihat riak air yang ditimbulkan oleh ribuan ular yang berenang menuju ke arah Timur sungai....!!! Dan barisan ular tersebut akhirnya menghilang lagi sekitar pukul 21:30.
BERSAMBUNG


Diubah oleh orcashop889 26-02-2018 22:08
sulkhan1981 memberi reputasi
1