Kaskus

Story

novalsoAvatar border
TS
novalso
OPERASI BINTANG MERAH
Hii...

Ini post pertamaku.
Di post perdana ini, aku bakal suguhin kalian dengan cerita anak SMA yang memiliki cerita dan rahasia masing-masing.

Cerita ini kuberi judul Operasi Bintang Merah...
seram ya??
Merah darah?

bukan kok, emoticon-Big Grin 
kisah ini bermula ketika Lelaki bernama Kega yang duduk di bangku kelas 10 dipaksa untuk mengikuti ekstrakulikuler oleh gurunya, dikarenakan sudah menjadi peraturan sekolah untuk mewajibkan setiap siswa kelas 10 untuk mengikuti kegiatan yang di singkat ekskul ini..
bagaimana Kelanjutannya?
.
.

Spoiler for Kisah Satu (Prolog):


Quote:


Masih bingung tentang alur OBM, yuk tanya tanya di SEPUTAR TANYA OBM
Spoiler for SEPUTAR OBM:


Spoiler for INDEX CERITA:
Diubah oleh novalso 06-05-2018 10:08
anasabilaAvatar border
nona212Avatar border
nona212 dan anasabila memberi reputasi
2
5.7K
41
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
novalsoAvatar border
TS
novalso
#18
Jawaban atas Angka-angka


Hari sudah pagi, sarapan sudah tersedia rapih berbaris menunggu untuk dilahap. Dapur selalu ngebul di pagi hari, sebab kak Oli yang dengan rajinnya masak untukku. Seringkali aku menolak untuk dibuatkan sarapan olehnya, tetapi ia hanya tersenyum sambil mengusap kepalaku. Setidaknya aku masih bisa membuat bekal untuk diriku sendiri. Seperti biasanya aku sarapan hanya berdua dengan kak Oli. Ayah dan ibu adalah pembisnis elit, sering pergi ke luar kota dan hanya pulang ketika natal atau tahun baru. Sudah sejak lama berlangsung seperti ini, sering aku ditawari untuk pindah rumah namun aku menolak. Hidup tidak seperti drama korea atau film sekolahan ala jepang yang mengisahkan seorang pelajar baru yang tiba-tiba nyentrik. Jikalau aku pindah mengikuti ayah, sekolahku pun akan sering berpindah, semakin sering berpindah, semakin sering pula aku harus mendapat sambutan teman baru yang hanya manis di awal saja. Pura-pura baik meminjamkan pulpen saat aku tidak membawanya atau tetangga yang membawakan kue sebagai tanda perkenalan. Lebih nyaman diriku yang seperti ini, tidak dikenal banyak orang termasuk teman sekelasku.

Selesai makan, aku langsung bersiap untuk berangkat sekolah, kebiasaan pagiku untuk diam sejenak, lima menit sebelum keberangkatan, seperti meditasi. Kak Oli selalu memarahiku jika aku sedang ritual

Quote:


Semua sudah lengkap, saatnya aku berangkat sambil berharap hari ini akan menjadi hari tersepi dalam hidupku. Berpamitan pada kak Oli, siap mengendarai sepeda peninggalan kakek di desa. Walau sudah berumur tetapi masih dapat melaju dengan kecepatan tinggi.

Kukayuh sepeda melintasi jalan yang biasa kulewati, jalur Bukit Parantis. Aku mempunyai tiga rute jalan untuk sampai di sekolah. Yang pertama adalah jalur Hilir Sungai, jalur yang paling kusukai karena jarang dilewati orang, atau mungkin tidak pernah, karena belum pernah aku melihat seseorang melintas di sana. Rutenya bisa dibilang paling panjang karena mengambil jalan memutar, jalur ini juga tidak bisa dilewati ketika musim penghujan karena jika hujan turun, jalan di sepanjang sungai akan licin bahkan bisa sampai air sungai meluap menutupi pinggir jalan. Pernah sekali aku terjatuh, tetapi jalur Hilir Sungai tetap menjadi jalur favoritku.

Jalur kedua yang sering kulalui adalah jalur kuburan, jalur yang mengambil rute sepanjang jalan kuburan. Jalur ini cukup sepi (namanya juga kuburan), hanya penjaga makam yang biasa kusapa ketika melintas, penjaga makam biasa menyiram tanaman di pinggiran pusara. Jalur ini menjadi jalan andalanku karena dengan jalan yang semulus ini Bike bisa melaju sampai kecepatan limapuluh mil per-jam.
Jalur terakhir adalah jalur berbahaya, penuh rintangan dan menjadi rute yang sering kupakai akhir-akhir ini. Jalur Bukit Parantis, bukit yang berada di barat sekolah ini adalah jalur ekstrim menurut para pengendara, karena selain jalan yang penuh bebatuan, jalur ini juga terkadang terdapat hewan melintas, entah itu rusa, kelinci hutan, atau monyet.

Sebenarnya masih ada satu jalur yang lebih berbahaya dan lebih mengancam kehidupan, yaitu jalan raya. Baru dua kali aku melewatinya sepanjang tujuh bulan bersekolah. Jalur penuh kerumunan, jalur yang sangat ramai juga sesak, saling salip-menyalip, kadang harus bertengkar dengan pejalan kaki yang hak untuk berjalan di trotoar sering kali direbut. Tidak sedikit yang pernah terjatuh, bahkan sampai dijambret. Sangat berbeda jauh dengan jalur hilir sungai, jalur kuburan ataupun jalur Bukit Parantis yang asri dan rindang penuh pepohonan.

Sampai di sekolah pukul tujuh tepat, seperti biasanya. Sengaja sedikit terlambat agar tidak terlalu lama menunggu jam pelajaran dimulai. Memasuki kelas dengan menyelinap, menghindar dari perbincangan basa-basi saat memasuki kelas dengan menanyakan berbagai hal yang tidak penting. Tempat dudukku berada di kolom tiga baris keempat, duduk manis tanpa membuat suatu hal yang dapat merepotkan. Kubuka kembali secarik kertas yang kupungut kemarin di depan lab komputer. Menjadi kebiasaanku pula beermain dengan hal aneh di luar imaji manusia normal. Apa mungkin aku upnormal? Haha... tentu tidak!

15.B.13?kenapa ada satu huruf dari semua tulisan berbentuk angka dengan digit yang tidak jelas ini. Yang kutahu jelas, ini berupa tulisan tangan, sisanya aku tak tahu. Apa ini sandi angka? Jika satu sama dengan A dan dua sama dengan B, maka...
...
Siapa yang membuat ini? Tunggu, kenapa huruf B tidak menggunakan angka? Jika memang itu benar, apa itu OBM? Kepalaku kembali pusing, tetapi setidaknya aku sudah mendapat satu kunci, tapi terlalu lelah untuk melanjutkan permainan ini, aku berhenti.

***


Menjelang sore sepulang sekolah aku kembali terjebak dalam skema labirin Bu Amamiya, mengelilingi ekskul yang belum kukunjungi kemari. Setidaknya hanya sembilan ekskul untuk hari ini. Melihat kertas pemberian... siapa namanya? Aku lupa namanya, yang jelas itu teman sekelasku.

Quote:


Tersisa banyak ekskul olahraga yang dasarnya tidak akan kukunjungi, tidak ada gunanya mengunjungi ekskul yang sudah pasti tidak akan kuikuti. Percuma. Tetapi tunggu...

OBM? Jadi itu benar-benar ada?Diriku begitu antusias rupanya untuk menuju ekskul misterius itu. Berlokasi di lantai tiga rasanya cukup jauh, tetapi itu akan menjadi ruangan yang hening. Ruangan di pojok koridor arah selatan menjadi markasnya. Pintunya kuketuk, seseorang dari dalam mempersilahkan aku masuk. Ruangan dengan ukuran sama seperti ruangan ekskul lainnya, hanya interiornya saja yang berbeda. Seorang perempuan berambut panjang berdiri di ujung ruangan, rambutnya panjang se pinggang dan kulit putih dengan tinggi sekitar seratus enampuluhan (aku tidak tahu pasti soal ini, aku tidak pandai mengamati tinggi seseorang), dan bintang merah di jasnya. Mungkin ini yang dibilang perempuan modis?

Quote:


Orang di depanku menatap tajam, mata yang kadang menyipit itu terus menyorot padaku, jelas itu membuatku risih. Suasana hening sampai ia berjalan dan berteriak karena tergelincir, dengan cepat tanpa kuperintahkan, tanganku bergerak, sebelah menahan tubuhnya dan memegang tangannya. Adegan seperti sinetron dan FTV kini menjadi nyata dan aku alami sendiri padahal setiap adegan ini muncul di televisi, aku langsung mengganti chanelnya.

Pintu tiba-tiba terbuka berbarengan dengan munculnya seorang laki-laki yang datang menghampiri dan Buk!!Aku tak sadarkan diri...


Bersambung...

Jangan Lupa Komen dan beri aku cendol kalau ada emoticon-Toast
emoticon-Sundul Up emoticon-Sundul

Quote:
Diubah oleh novalso 25-02-2018 10:42
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.