Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

bakamonotongAvatar border
TS
bakamonotong
MEREKA YANG HIDUP DALAM GELAP
MEREKA YANG HIDUP DALAM GELAP

Halo sahabat penikmat kaskus, setelah membaca beberapa trit horor kaskus yang menarik, dan tentang indigo, saya berencana untuk sharing apa yang saya alami hingga saat ini, sebuha pengalaman seorang penulis, semoga kalian bisa menikmati segala tulisan yang saya tuangkan dalam trit horror ini, semoga menemani malam2 kelam kalian, jangan lupa sekililing kalian selalu ada MEREKA YANG HIDUP DALAM GELAP
----
Sebuah kisah tentang bagaimana seorang anak bernama ARDA yang menjadi seorang "indigo", kisah penuh drama, cinta, dan 90% horor, dan bagaimana seorang anak biasa, "bersahabat" dengan MEREKA YANG HIDUP DALAM GELAP

Kisah yang dituliskan adalah kisah yang dialami oleh beberapa orang, mulai dari penulis, dan teman- teman nya, merupakan suatu kejadian nyata yang dialami, namun mungkin akan dibumbui dengan kesyahduan bumbu bumbu penulisan cerita yang sedikit hiperbola

Let's Just Enjoy The Story ( jangan lupa di subscribe dan kasih like, cendol, asal jangan bata merah )

Cerita akan di update paling lambat 2 hari sekali, dan jam update nya pagi berhubung ane pagi kerja sekalian untuk update awal jam kantor hehe

jangan lupa follow Instagram : @bakemonotong
twitter : @ardahakimotong

Quote:



Quote:


Quote:


Quote:
Diubah oleh bakamonotong 22-06-2018 02:51
mmuji1575
G.Faust
kemintil98
kemintil98 dan 7 lainnya memberi reputasi
8
52.3K
135
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.9KAnggota
Tampilkan semua post
bakamonotongAvatar border
TS
bakamonotong
#17
Part VIII - Gedung Perpustakaan dan Lantai Dua Gedung Sebelah Tanah Kosong

Kelas 7 ku sudah berakhir, kini aku sudah menginjak kelas 8, pelajaran makin sulit, namun kelas mulai baru, dan membuatku mencoba berdamai dengan diriku setelah setengah tahun aku latihan tae kwon do, mulai aku bisa mengontrol emosi, hingga aku memiliki beberapa teman dekat, Yudhis, Adit, Bara, Pamungkas, Praba, Herlanda(yup yang ada di kasus kelas PKK) (btw, ini nama samaran semua). Mereka lah yang menemani kelas 2 hingga kelas 3 ku, mereka adalah taman duduk, teman beda kelas, yang membantu ku menikmati masa- masa sekolah. Memang sering terjadi konflik, permusuhan sementara, namun akhirnya kami dapat baikan lagi, menjadi teman, background yang mengikat kami berbeda2, aku, herlanda, dan yudhis adalah duelist yu-gi-oh di sekolah, hingga akhirnya Praba juga mulai ikut bermain. Herlanda bersifat sedikit slengek an, suka misuh, mesum namun aslinya cukup baik, yudhis sedikit pendiam, paing jago menggambar, dan pemain yu- gi palin jago diantara kami, Praba, ya dia sedikit "melambai", tapi yup dia cowo sejati yang suka wanita, dan berjenggot, hingga saat sudah dewasa aku bertemu dia, badannya tegap tinggi, membuat iri. Adit, adalah salah satu teman "berduit" diantara kami, dia satu- satunya yang mempunyai HP lumayan bagus kala itu, dan menggunakan 2G pertama kali, hingga akhirnya hal pertama yang kami search adalah "bokep", sungguh kotor, tapi apa daya. kami remaja2 puber. Bara dan Pamungkas adalah teman karena mereka seagama, dan selalu sekelas, mereka lah yang beraga kristen diantara kami, dan Herlanda beragama katholik. Namun, kami tidak pernah menjadikan agama sebagai hambatan, dan kelas 8 mempertemukan aku dengan Bara, Pamungkas, Adit, Praba, sedang Yudhis dan Herlanda aku sudah kenal sejak kelas 7.

Kala itu sekolah memiliki perpustakaan yang lumayan baru, bagus, namun sering sepi dan sangat disukai oleh beberapa makhluk. dan nahasnya adalah, lantai dua gedung dekat tanah kosong mulai dibangun, kenapa aku tidak bersyukur? ya karena sekarang mereka yang ditanah kosong, menempati lantai 2 gedung tadi yang masih kosong dan setengah jadi, membuatku malas kalau keperpus karena disambung dengna gedung tadi. Melihat para kunti disana berkumpul membuatku sedikit aneh, memang mereka tidak mengganggu saat siang, tapi mereka sering berlalu lalang melewati perpus dan membuatku risih. Hingga suatu sore jam 3 kurang lebih aku baru akan pulang dari skeolah setelah kegiatan ekskul, sebelum aku meninggalkan sekolah, pertama kalinya kulihat sosok anak SMA di sekolahku, padahal sekolahku adalah SMP dan memang disebrang ada sekolah SMK, tapi seragamnya jelas berbeda, yang kulihat ini berkesan "tua". Cewek ini naik menuju perpustakaan, dan masuk saja ke dalam, saat itu memang penjaga perpus belum pulang, mungkin sedang mencatat buku2 keluar dan masuk hari itu, karena kuliaht beliau sibuk dengan komputernya. Hingga kau menyusul wanita tadi ke atas, kulihat penjaga perpus meliriku sebentar dan tak memperdulikan, berhubung aku sering di perpusa sampai sore, jadi menurut dia itu biasa, aku lihat wanita tadi duduk di salah satu kursi perpustakaan, dia menariknya, dan duduk disana, aku mencoba mendekatinya, mengajak bicara, namun dia hanya diam. "mbak, mbak ngapain disini, nunggu orang tua po? guru disini ortunya?" kataku, dia diam cukup lama menunduk, kemudian dia mengangkat kepalanya dan seraya dia berkata "aku tinggal disini, aku biasa disana bersama teman2ku, tapi sekarang disini tempatku, dan disana teman2ku biasa berumpul" sambil dia menunjuk tanah kosong kemudia ke arah lantai 2 gedung yang dibangun. seketika aku kaget, berjalan mundur dan kulihat wanita tadi berubah wajahnya menjadi mengerikan, rusak, hancur, bernanah dan berdarah, dan lalu berdiri dan bergerak ke arah ku, dan seperti menghina, dia melihatku tajam, aku yang ketakutan kemudian memejamkan mataku, dan kulihat dia menghilang setelah beberapa saat, aku segera berlari pulang, menuju pintu keluar perpus, sang penjaga perpus yang masih sibuk teralihka nmelihatku dan berkata "uda ketemu sama yang disini ya, da", kampret! batinku, aku sudah ketakutan setengah mati, dia bisa bercanda, hingga kata- kata berikutnya membuatku makin ketakutan, "Lagian juga kamu uda sore gitu kok masih disini, kan kamu jadi ketemu sama kami lagi". sial! wajahny ayng tadi terlihat seperti ibu2, kini menjadi mirip seperti wanita tadi, tanpa peduli aku loncat, kaki ku terkilir sedikit, bodo amat! pikirku, aku terus berlari hingga parkiran sekolah, mengambil sepeda dan pulang, membuatku takut ke perpus untuk beberapa hari, terpaksanya aku kesana, aku bersiap melihat wajah2 busuk mereka lagi.

Hal ini yang dialami teman- temanku juga, kami berkumpul di lantai 2 gedung dekat tanah kosong saat sudah jadi, dan karena sering digunakan, intensitas mereka mulai berkurang, sekali lagi, berkurang, bukan hilang. dan sial nya terjadi pada kami, saat kami sedang menikmati sore hari berkumpul (tidak belajar dari pengalaman sore2 di sekolah), kami mengobrol, biasa, bermain yu-gi juga, hingga tiba2 salah satu ruangan di lantai itu terbuka, dan tertutup tiba2, awalnya kami kira angin, kami masih lanjut bermain, hingga hal itu terjadi lagi, kami mulai parno, kartu pun kami beresi, bersiap lari? tidak, begonya kami penasaran, mendatangi ruang tadi melihat, kosong, hanya bangku saja, kemudian kami saling berpandangan, tidak ada angin juga dari tadi, hingga satu kursi di kelas atas bergerak snediri, suatu fenomena poltergeist buat kami, panik, kami berlari, sekelebat tercium bau melati di sana, membuat kami ketakutan, kami berlari secepat mungkin menuruni tangga, bertemu dengan para guru yang pulang dari rapat, seperti aneh melihat kami kepanikan, mereka seperti tau apa yang kami alami, hingga ada satu guru matematika berkata, "makanya jangan jahil", WTF! kami mana pernah jahil, cuma mungkin timingnya saja yang salah saat itu, dan kami pamit, aku meluncur ke parkiran sepeda dan yang lain membawa motor, mereka mengambil motor di parkiran rumah sakit dan pulang lebih cepat dariku, dan hal paling aneh kulihat saat aku naik sepeda keluar sekolah, saat itu bara pulang searah denganku ke selatan, dia sendiri dan kulihat salah satu penunggu lantai 2 mngikuti dia, ntah sampai mana, terlihat wanita tadi memeluk dia erat, kulihat Bara sedikit ketakutan, ntah karena tadi, atau karena apa yang dia rasakan sekarang ini.

Ketakutan macam ini membuat kami tidak bermain di lantai 2 saat sudah sore, bahkan lebih bermain di dekat lapangan basket yang sebelah jalan raya langsung, sehingga ramai dan tidak menakutkan, walau kadang sekali kulihat di atas pohon dekat ring basket sering juga berkumpul kera- kera kecil yang jelas bukan kera sungguhan bergelantungan, kadang jika ada barang hilang merekalah yang menyembunyikan, aku selalu melihat mereka membawa 1 atau 2 barang ke pohon tadi, seperti pensil atau pulpen, kadan gelang atau ikat rambut wanita, bahkan kadang mereka membawa HP siswa, yang menyebabkan sekelas dibongkar tasnya namun tiba2 saat pulang HP nya ditemukan di laci meja lain. Hal- hal ini menjadi warna bagiku saat di sekolah, namun negatif bukan berarti mereka jahat, aku selalu salah mengira, ibarat kalau kita yakin bahwa diri kita bersih dan tidak akan melakukan hal jahat yang mengikuti amarah mereka akan berdamai dengan kita, Dan memang ada sebagian dari mereka yang jahil dan iseng, tapi anggaplah itu menjadi sesuatu yang menghibur kalian, memang takut, ngeri, tapi menjad cerita untuk diri kalian masing- masing.


N.B= Part cerita di SMP sampai sini, karena ada beberapa kejanggalan yang tidak perlu diceritakan untuk menjaga citra sekolah, dan juga hampir serupa dengan diatas, dan berhubung mereka ikut nimbrung saat ini, saat aku menulis part ini, heu,,, kepo mungkin, tapi cukup membuat merinding bulu kuduk.
Next Part akan menceritakan saat study Tour di Jakarta dan Bandung.
Suminten.
johny251976
kemintil98
kemintil98 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.