Kaskus

Story

chamelemonAvatar border
TS
chamelemon
Ngasudah.Titik.



Yaik.... Itu dia Tadi Original Soundtrack Cerita ini..


Disarankan membacanya melalui index


Quote:


Makasih bertubi tubi ndul...Ntap bener cover ambigram nya...
Kek nya ini cover pertama ambigram di kaskus dah emoticon-Leh Uga

Salutt....itu bikinnya pasti make mikir....Jozzzz lah pokokmen...
Ngasudah.Titik.


Oke dah.. ane coba ikutan meramaikan Jagad cerita cerita di SFTH ini.. ingat ye, ikut meramaikan saja, buat tambah tambah koleksi bacaan ente ente pada tuh.. bentuk partisipasi dah.

Quote:



Spoiler for All Packs:


emoticon-Sundul Gan (S)
All Packs


Great Thanks For Best Ten Audiences
The Best & Great Comments
Liquid From PM
Next Story
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 40 suara
Siapa yang lebih di favoritkan tidak untuk di favoritkan dalam cerita ini ? hehehe...
Kasih (Army Kasih)
8%
Mega ( Meganisti )
8%
Putri ( Putriholic )
20%
Bimbim ( Kembang Pasir )
3%
Otong ( Markotong )
8%
Sincan ( Onta Sesat )
45%
Chacha ( Marica Hey Hey )
10%
Diubah oleh chamelemon 03-09-2025 01:20
efti108Avatar border
tiokyapcingAvatar border
fevierbeeAvatar border
fevierbee dan 8 lainnya memberi reputasi
9
323.7K
2.1K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.8KAnggota
Tampilkan semua post
chamelemonAvatar border
TS
chamelemon
#1482


Pack Eightyfour

Dua senyum bersatu nggak pake padu dihadapan ane. Kami menoleh ke arah yang Kasih, pun demikian dengan Putri. Senyum getir sekarang ditampilkan ke arah ane sama yang Kasih. Yang kasih pun mendekat dan merapat duduk disebelah ane.

" Maaf ya Mbak, kalo itu membuat Mbak Kasih tidak berkenan " ucap Putri pelan dengan senyum getirnya. Ane pun kali ini memandang lekat lekat yang Kasih tersayang, yang entah itu keilhatan suka atau tidak, juga menampilkan senyum terbaiknya. Cuma ane yang diem nggak bisa senyum, gegara kimochi juga sih...pikiran ane mendadak jadi kampleng dah...Ngasudah.

" Put...aku bukan tidak berkenan, tetapi aku sudah tau yang mungkin belum atau memang nggak akan diceritakan Sincan,...tentang surat diatas panggung...aku juga sudah tau " Ucap yang Kasih dengan tenang, tapi tatapan tajamnya masih ke arah Putri.

What the be a dab !!!!.... Yang Kasih sudah tau? Ane aja nggak pernah cerita, tapi doi malah udah tau, kan Camp red be a wack itu ndul..., Jantung ane mendadak berasa diblender, getarannya nggak karu karuan...

Putri pun semakin memperjelas arah senyumnya...ke arah senyum kecut. Tapi tidak dengan yang Kasih...senyum nya semakin menjadi jadi...senyuman kemenangan.

" Apa yang salah dari sebuah perasaan Mbak? " Putri berucap demikian dengan memperhatikan ane yang semakin rasanya pengen pura pura pingsan. Mata yang Kasih semakin jelas memperlihatkan ketajamannya...sebuah pose yang ane demen dari doi ya itu tuh...kalau udah ngeliatin, orang suka berasa luluh...tajam tajam teduh.

" Yang salah bukan perasaan Put...aku tau kok perasaanmu...memang Sincan kurang tegas sama perasaannya...mungkin ini waktu yang tepat juga bagi Sincan buat memperjelas semuanya.." Yang Kasih berbicara demikian sambil bergantian memandangi ane sama Putri.

Semprul !!!...semua omongan dua cewe' ini bener semua, sekarang minta kejelasan dari ane...aiiihhhh...pengen dah ane restart lagi dari awal kenal mereka berdua. Biar nggak ribet ribet amat kek gini.

Lama ane terdiam bingung dengan keadaan yang kek gitu, yang Kasih sama Putri pun semakin jelas dengan pandangannya ke arah ane. Itu udud semakin memanjang, apinya semakin mengarah ke gabus. Ini mereka berdua kompak pula' ngeliatinnya dan diam matanya tertuju ke arah ane.

" Kalian nggak pada mau tidur? " Ane pun berusaha untuk mencairkan suasana. Namun yang terjadi tidak sesuai dengan harapan. Empat mata tersebut masih menatap ane, namun sekarang nggak ada sama sekali senyuman yang tersungging diwajah masing masing.

" Okelah...kalian sekarang maunya gimana? "

" Tegaslah dengan sikap mu " ucap Yang Kasih dengan tenang, tapi dari wajahnya masih terlihat getir yang nggak bisa disangkal.

" Tegas seperti apa yang kalian inginkan? " Ane pun berusaha juga untuk sedikit lebih tenang dari sebelumnya.

" Bukan diam dalam senyuman Mas " kali ini Putri yang mencoba untuk membuat keadaan sedikit tenang dari semua yang merasakan emosi.

" Kalian sudah meminta untuk memilih kan? ....itu sudah kulakukan" Ane memandang yang Kasih, namun dibalasnya dengan memandang Putri.

" Aku bukan meminta untuk dipilih Mas...tapi coba untuk jujur dengan dirimu sendiri " kembali Putri membalas pernyataan ane.

" Tapi bukan juga untuk merusak sebuah hubungan kan? " Kali ini pernyataan Putri dibalas sama yang Kasih.

" Apa aku seperti mau merusak Mbak? " Ucap Putri dengan sorot yang semakin tajam.

Alamak...kenapa keadaan tambah jadi runyam yak. Kali ini mata mereka berdua semakin saling tajam dan bertatapan.

" Terus kenapa kamu bertanya tentang Mega? " Ucap yang Kasih semakin menantang jawaban.

" Seberapa kamu mengenal Mas Chandra Mbak?...kapan kamu mengerti dia kesepian walau dalam keramaian? " Putri membalasnya dengan pertanyaan juga.

Ane semakin memperhatikan keadaan semakin panas dalam malam yang semakin dingin. Ane pun berusaha untuk menengahi....

" Sudah...nggak usah kalian berdebat, nggak pantas berdebat cuma soal yang kayak gini..."

Namun, kedua wajah bidadari tersebut malah memandangi ane seakan ane memberikan jawaban yang bukan diharapkan.

Glek.

" Apa Putri salah kalau memperhatikanmu Mas? " Putri berucap demikian walah suara dan intonasinya sedang tidak datar dan cenderung terdengar gemetar...

" nggak salah Put, tapi terima kasih...takutnya nanti timbul salah paham put." Ane coba menjawabnya dengan sedikit intonasi yang sedikit lembut.

" Tapi kenapa seolah olah aku yang dihakimi? " Ucap Putri dengan intonasi suara yang kian bergetar dari pipinya, tapi matanya nggak bisa berbohong,...mulai memerah.

" Siapa yang kamu anggap menghakimi?! " Yang Kasih semakin terlihat gusar dan juga semakin terlihat menantang.

" Yang..." Ane menyapa yang Kasih dan berharap keadaan akan menjadi tenang.

" Baik ...kalau itu mengganggu dan merusak...aku mohon maaf " Putri beranjak dari tempat duduknya di sebrang ane. Air mata yang sedikit muncul di kedua matanya, tidak dapat membuat keadaan semakin mereda.

"Tunggu Put...kita bicarain baik baik" ucap ane berusaha menenangkannya.

Putri pun berdiri dan menatap ane lekat lekat...

" Tunggu dulu donk...kenapa jadi ribet gini sih? " Ane berusaha kembali membuat keadaan tenang.

" Mas...maaf ya kalo aku ngerusak hubunganmu " mata Putri kian berair. Ane jadi semakin salah tingkah. Ane lihat yang Kasih pun seperti merasa bersalah.

" Maaf ya Putri...sebaiknya kita bicarakan baik baik. " Ucap Yang Kasih juga ikut berusaha membuat keadaan tenang.

" Apa tidak baik bicaranya Mbak? " Ucap Putri yang masih berdiri,...tetes keluar dari pipinya, ingin ane hapus tuh air mata ... Tapi apa daya...ntar malah tambah gempar ni liburan.

" Bukan tidak baik...aku juga minta maaf, kalau aku yang terkesan menghakimimu " ucap Yang Kasih dengan tenangnya.

" Oke...silahkan kalau kalian butuh waktu berdua...aku aja yang pergi " ane pun beranjak..namun ditahan sama yang Kasih. Putri pun demikian...kali ini menatap wajah ane lekat lekat...

" Baiklah..." Kata Putri singkat dan kembali duduk bersebrangan dengan kami. Pun juga dengan ane...yang kembali duduk bersebelahan dengan yang Kasih.

Tapi yang terjadi malah semua pada diam, dan ngeliatin meja...sama sama termenung nih dua cewe'. Ane perhatikan yang Kasih mulai mode mengalihkan pandangannya ke arah lain. Sedangkan Putri hanya melihat ke arah meja, dan sebelumnya menyeka air mata nya yang menetes tadi.

"Apakah akan terus diam kayak gini? " Ane mencoba membuka jalur dialog lagi.

Yang Kasih kembali menoleh ke arah ane. Ternyata Putri pun demikian, juga menoleh ke arah ane.

"Can...kenapa kamu nggak jelas lagi? " Ucap yang kasih menjawab pertanyaan ane dengan pertanyaan juga.

"Yang...bagian yang kurang jelas nya dimana? " Ane juga mengembalikan pertanyaan dari yang Kasih.

"Jelaskan Aku dimatamu...dan Putri juga " statment singkat namun berat ane menjawabnya. Putri akhirnya juga memperhatikan ane lagi dengan seksama, seperti pernyataan yang Kasih mewakili pertanyaan nya juga.

"Aku jelas Pacarmu kan yang? " Ucap ane menjawab ke arah yang Kasih.

" ya sudah kalau gitu buktikan dan Jelaskan... " Ucap yang Kasih dengan penekanan intonasi pada kata buktikan.

Ane pun memandangi Putri dengan mata sayu dan berairnya...kali ini Putri mencoba tersenyum. Seolah doi mengerti dengan jawaban yang akan ane lontarkan.

" Putri...bohong kalau orang bilang Putri nggak cantik, tapi memang kali ini aku mencoba untuk setia Put " ane berusaha menjelaskan dengan nada yang juga sedikit lebih lembut dari sebelumnya.

" Mas...aku memang pernah mengutarakannya, tapi aku juga nggak ada niat merusak hubungan Mamas...tapi yang aku sesalkan kenapa seperti aku nggak boleh dekat denganmu lagi ?" Ucap Putri dengan nada suara yang juga nggak kalah lembutnya.

" Aku nggak ngelarang kamu dekat dengan Chandra...tapi kamu tau kan kalo Imam sudah sangat menginginkan cinta dari Kamu " Ucap Yang Kasih kali ini dengan agak sigap dengan ucapan Putri tadi.

" Maaf ya Mbak...apakah Perasaan bisa dipaksakan ?" Ucap Putri juga masih dengan intonasi nada yang lembut.

" Aku nggak memaksakan Kamu dengan Imam,...itu hak kalian, tapi kamu tau kan kalo aku Kakaknya Imam " Ucap Yang Kasih kembali sedikit Sigap dari sebelumnya.

" Sudah tau kan yang terjadi Mbak ?" Ucap Putri.
" Iya Aku sudah tau " Ucap Yang Kasih lagi lagi sigap menjawabnya.
" terus kenapa ? "
" Kenapa gimana maksudnya ?"
" Kenapa itu menjadi persoalan ?"
" mungkin bukan soal jika Chandra tegas "
" bukan Mamas yang harus tegas "
" Maksud Kamu ?!?! "
" mungkin Mbak yang terlalu sensitiv "
" atau kamu yang nggak ikut peka?"
" mungkin Mbak yang terlalu memaksakan"
" Mungkin kamu yang terlalu lancang !!!"
" Atau kita yang terlalu bodoh !!! "
" Kita atau lo ?!!!! "
" mbak tau jawabannya"
" Kenapa lo uga terlalu mencampuri Urusan orang lain !!!"
" Mamas bukan Orang Lain Buat ku "

Yang kasih terdiam dengan pernyataan yang keluar dari mulut Putri. Ane udah senam jantung aja ndul...dari tadi perdebatan yang rumit ini semakin membuat ane jantungan.

" Ulangi ?!?!?!?! " Yang Kasih Kali ini naik Pitam.


* BRAAKKKKKK * - * kupyur kupyur * - * bhuuufff *


# Oi tang, kupyur kupyur sama bhuff apaan ? #
* air di gelas kopi tag, kalo bhuff itu abu diasbak yang berterbangan *
# Oooo...seru yak kejadiannya? hahaha...#
* yoi tag, makin memanas hahaha...*

Camp red ente bedua... belon selesai ini...ah elah...

Yup, tangan ane udah senut senut nggak karuan...untungnya membuahkan hasil...membungkam perdebatan mereka yang ane juga nggak paham banget intinya apaan, kalian juga kan ? hahahaha...

"Sudah ?" tanya ane singkat...

Putri menunduk sedangkan yang Kasih mengalihkan pandangannya ke arah lain. Oke ndul...sebenernya perempuan itu bahasanya bahasa kode, sedangkan laki laki mainnya bahasa mulut, kita nggak bakal tau kalo nggak diucapkan. Tapi bagi perempuan, bahasa tubuh dan ucapan yang tersirat adalah bahasa yang harus dipahami. Yup, feminim sama maskulin memang punya Khas masing masing. Celakanya, sekarang tempatnya kadang kebalik, hingga bermunculanlah kaum yang aneh aneh.

" huuuuffftt..." ane menarik nafas panjang, mencoba untuk mengendorkan syaraf syaraf yang ikut menegang dengan perdebatan barusan.

" Maaf ya Mas...silahkan dilanjutkan waktu kalian " Kali ini Putri nggak main main lagi, doi langsung beranjak cepat dan meninggalkan ane sama yang Kasih.

Ane pun membiarkannya, yang Kasih masih dengan posenya menghadap ke arah lain. Ane mencoba menyapa nya...walau sepertinya keadaan kedepannya jelas semakin memburuk. Liburan camp red lah jadinnya...

" yang..." Ane mencoba menyapanya
" hmm "
" kok cuma dijawab gitu ?"
" iya "
" yang...ayolah...dewasa lagi donk "
" hmmm "
" yang kok malah jadi kayak gini sih ?"
" kamu juga kan yang bikin "
" bikin gimana ?"
" Peka dikit Donk "
" peka gimana lagi sih..."
" hmmm "
" yah...dicuekin lagi dah "
" Au ah "

Akhirnya Yang Kasih juga meninggalkan ane sendirian lagi, dengan gelas kopi yang sudah berantakan komplit dengan abu rokok yang bertaburan nggak karu karuan.

Hadeh...kenapa ya harus seperti ini, susah bener kenal dan dekat sama mereka berdua. Ane akuin dah, yang Kasih udah jauh berbeda dengan sikap yang sebelumnya...kalo Putri, ane juga nggak akan mempermasalahkannya...yang salah itu jelas ane. Putri cuma berniat buat bersikap biasa sama ane, pun demikian dengan Ane. Tapi dari sudut pandang Yang Kasih ini berbeda, jelas dari persepsinya...Putri ada maksud lain, pasti alasannya karena dia Cewe'. Ngerti alasan dan tindakan sesama cewe'...benarkan omongan ane, kalo cewe' ntuh sering pake bahasa kode...sayangnya kenapa nggak pake sandi morse sekalian...biar sekalian dimasukin dalam buku saku Pramuka. Biar ntar ada pedoman cara mengerti kaum perempuan itu hanya ada di Pramuka.


___***___


Malam minggu itu adalah malam minggu yang bikin ane nyesek kalo dikenang, ane ntuh nggak ada niatan buatin nyakitin mereka. Tapi kok ya berasa ane tuh salah mulu. Berasa ane bukanlah orang yang pantas jadi tokoh protagonis protagonis...

Ane baru aja kelar dari kamar mandi. Dan bersiap buat ke kamar ane yang sesungguhnya...udah cuci kaki, udah cuci muka sama gosok gigi. Nguap sudah berkali kali. Walau hati memang belum tenang adanya.

Ane sudah di kamar...

Baru aja menutup pintu, Bimbim dan Otong duduk diatas kasur...

Melihat tajam ke arah ane...

Nggak ada guratan bercanda di wajah mereka,...hanya datar dengan sorot mata tanpa kedipan ngeliatin ane....

Bimbim berdiri, dan Otong pun demikian...

Otong merangkul ane...Bimbim membukakan Pintu...

Kita sudah berada diteras... Bimbim dan Otong berdiri dihadapan ane...Bimbim melipat tangannya di dada, dan Otong menggeretakkan rahangnya.

" Lu apain Sepupu gue Can ? " Tatapan BImbim seolah olah nggak bersahabat...

" Kasih juga nangis di Kamarnya Can...lu apain ? " Otong pun seolah olah nggak mau kalah..



Pack You In...

The End !!!
yusufchauza
khodzimzz
itkgid
itkgid dan 2 lainnya memberi reputasi
3
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.