- Beranda
- Stories from the Heart
KELAMAAN PERAWAN (HGH ILY MAYA SIDE)
...
TS
men.in.back
KELAMAAN PERAWAN (HGH ILY MAYA SIDE)
menulis itu bukan hal mudah, perlu pemikiran yang kadang diluar batas akal. menulis menenggelamkan kita pada cerita tersebut, merebut waktu dan menghabiskan hampir sepenuhnya indra. tapi tahukah dari tulisan kita bisa tau dunia, berita, sejarah, inovasi, motivasi, otomotif, gaya hidup dll, yang pasti sebelum adanya internet dan kemajuan teknologi manusia hanya bisa menuangkan apapun kedalam tulisan. sejak jaman dahulu.
penulis selalu ada dibalik semua karya, percaya? ok. film, lagu, novel, komik, berita2, artefak (penemuan2 lainnya yang berupa tulisan). tidak bisa di pungkiri penulis adalah sosok terpenting dalam sebuah karya maupun pesan untuk masa depan.
penulis. tetap seorang penulis, selamanya akan ada dibalik tulisan, tapi tulisannya yang mengalun indah akan tetap ada meski si penulis telah berakhir masa hidupnya.
penulis selalu ada dibalik semua karya, percaya? ok. film, lagu, novel, komik, berita2, artefak (penemuan2 lainnya yang berupa tulisan). tidak bisa di pungkiri penulis adalah sosok terpenting dalam sebuah karya maupun pesan untuk masa depan.
penulis. tetap seorang penulis, selamanya akan ada dibalik tulisan, tapi tulisannya yang mengalun indah akan tetap ada meski si penulis telah berakhir masa hidupnya.
Quote:
semua tulisan gw adalah puzzle, yang nantinya bakal jadi satu. Dan tiap judul akan selesai pada waktunya (bukan indah pada waktunya ye gan
)Quote:
Spoiler for INDEX:

"untuk sebuah alasan aku memaksakan kamu, menantang arus! tak bisakah kelak kita dilahirkan dari jenis yang yang berbeda?? jawab aku! tak bisakah kau menunggu sampai saat itu tiba!! jawab!!!"
Diubah oleh men.in.back 18-03-2018 21:00
pras219 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
38.1K
104
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
men.in.back
#66
PART 8. KACANG METE
Sedikit lagi, bibir kami hampir saling bertemu, dia bergerak, sontak gw menjauhinya, dalam posisi duduk disebelahnya, kek kesetrum listrik kaget terus mental. Gitulah kira2.
"Lo jahat nan" ia mengigau.
Sedih banget dengernya, syahwat gw pergi begitu saja, gw jd iba dengernya. Gw mengurungkan niat untuk mencumbunya. Entah, gw gak bisa.
Gw kembali ke meja makan kecil dengan 2 bangku yg sama kecilnya, tempat dimana gw makan dan maen laptop setiap harinya.
Kadang berfikir, gw ini terlalu jauh menyimpang, sepertinya gw beneran lesb, buktinya udah didepan mata, gw lebih napsu ama cewe. Olive padahal pake baju biasa, gak begitu terbuka, gw udah pusing gini, sedangkan doni kemaren dan hampir tiap show gw liat 'itu' nya, gw malah biasa aja. Ini tuh seperti keinginan/keanehan yang gak bisa gw tolak, entah gimana gw mengungkapkannya. Apa ini alasan gw jomlo berkepanjangan.
Hah.. sudahlah..
"May," sapa olive serak, sepertinya terbangun.
"Oiii, kebangun?" Tanya gw.
"laper gw.."
"Ni ayam bakar mau?"
"Mau !"
Jawabnya cepat, lalu menghampiri. Kebetulan gw emang beli 2 tadi. Kemudian duduk, dan makan.
"Jam berapa balik?" Tanyanya.
"Setengah jam yg lalu." Jawab gw.
"Ohh, rame?"
"Lumayan rame, gmn keadaan lo sekarang?"
"Maksudnya?"
"Nandar."
"Oh, gw gak tau, masi aneh rasanya. Masi sakit, kalo di inget2"
"Oh, yaudah jangan terlalu dipikirin dulu."
"Hmmm.. iya" jawabnya, sambil terus melahap makanannya.
Kami terus berbincang sampai akhirnya sama2 kembali terlelap.
***
Kadang merindukan masa kecil, dimana semua beban masih dalam tanggungan orang tua, tanpa beban hati, beban duniawi, seandainya kita di takdirkan jadi seperti itu selamanya. Main, makan, tidur, bangun lagi, balik lagi, berulang ulang. Tanpa cinta yang kadang membebani dan menyakitan.
***
"Gw lg pening banget, olive tiba2 menjauhi gw." Ucap nandar sendu, dalam duduknya.
Ini pertamakalinya dia dateng ketempat gw kerja, dia booked gw, tanpa gw harus stript***. Dia cuman curhat dr tadi di room.
"Gw berasa makan gaji buta kalo kek gini" kata gw mengalihkan.
"Terus gw harus nonton lo nude gt?" Nandar menjawab.
"Siapa tau gw bisa ilangin stres lo"
"Yg ada gw tambah stres."
"Yakin??"
"May.."
Kata2 nandar terputus saat gw mulai berputar dengan lembut, menari mengikuti irama seraya meliuk liukan tubuh. Nandar terdiam saat mata kami saling bertemu, dia melempar senyum garing.
"Oke cukup may, lo buat gw.." katanya terpotong lagi2.
"Sssttt...." gw menempelkan tangan dibibirnya.
"Terserah lo deh. Gw gak mau liat."
"Gak seru akh"
"Hahahaha.. minum2, gw liat lo pake baju superminim kek gini aja buat pusing, apa lagi kalo ampe nu*e. Mati 'itu' nya bediri gw" sambungnya meracau.
Akhirnya kami melanjutkan perbincangan, minum.
Gw akui hari ini nandar banyak banget minum, 4 botol premium dia pesan, sepiring besar kacang mete, dan cuma kita bedua yg menghabiskan. gw dah tuing2 banget, dia aja yg kuat minum dah keliatan aneh, gaya biacaranya gak keruan. Dan akhirnya tepar. Alhasil gw dia jadi tidur di room vip.
Sekilas tentang room vip tmpt gw biasa show, mirip ruang karoke, cuma desainnya berbeda, lebih mewah dan eksotis, dengan tirai2 warna sendu, bercahaya redup, ada sofa besar dan panggung kecil, lengkap dengan tiang2 untuk tarian yg menggunakan tiang. Dan d vip ini ada yg lebih neraka, karena d sediakan dipan mewah untuk penari yg full servis dan bisa. Kecuali gw, semua dancer disini terima jasa neraka tsb.
Gw hampir membopong nandar ke kasur mewah tsb. Tapi dia menolak, dia memilih tepar disofa sepertinya, emang bener2 dah gak mau bergerak, bergerak dikit puyeng dia bilang, dan selalu muntah kalo itu dilakukan. Gw mengiyakan saja. Dia juga meminta gw untuk balik, tapi gw gak enak. Akhirnya gw memutuskan untuk menemaninya, setelah sebelumnya gw ijin ke tante soraya.
Beberapa hari ini tante soraya sibuk, karena dia bukan hanya mengelola satu tempat. Banyak neraka2 lainnya yg dia kelola salah satunya tersohor di jkt.
Gw merebahkan diri di tempat tidur. Pikiran gw jauh melayang, bener2 kebanyakan alkohol.
Dan gw. Horn.
Gw kadang aneh ama nandar, dia sama sekali gak gmn2 ama gw, gak pernah pengen nyentuh, untuk memandangi gw aja, pandangannya beda, gak seperti cowo2 atau klien2 gw selama ini, yg pandangan matanya cabul, buas. Apa yg di dalam pikirannya, sambil memperhatikan dia dalam tidurnya.
Nandar. Dia tampilan memang begitu dari dulu casual, gak aneh2. Padahal dia mampu tuh beli pakaian yg bagus dan bermerk, tapi dia lebih memilih pakaian sederhana.
Hp nya berdering beberapa kali, dan itu mamanya. Gw jelas gak berani menjawab, apa nanti mamanya pikir. Sampe sebesar inipun mamanya masih telp2, kapan ni anak dewasa.
Sudah hampir 2 minggu olive dan nandar gak kontak2an, gw cuma ada di tengah2 mereka dan menutupi, keduanya saling meminta gw diam perihal mereka curhat, gw ini orng yg menyimpan rahasia, karena bisa tambah runyem kalo gw sampe cerita kesalah satunya.
"May" seru nandar parau.
"Nan" saut gw. Menghampirinya. Dan duduk di sebelahnya.
"Jam berapa nih?"
"Jam 4 subuh"
"Sory jadi repotin"
"Yaelah, dah gak usah pikirin, lo tidur"
"May, lo tau gak si gw sayang lo."
HAH!
"Lo mabok nan, omongan lo ngelantur tuh" jawab gw.
"Gw mabok? Oh ya ampun. Gw kalo mabok jujur sih."
"Lo tidur nan."
Nandar menegakan sandaran.
"Gw takut d tolak, gw takut lo berubah, gw takut lo jauh, gw takut lo pergi, gw takut itu terjadi, makanya gw memilih bersahabat, tapi asal lo tau ini gak enak may. Saat gw ingin berkasih, mesra ama lo gw gak bisa, selama beberapa tahun gw cuma bisa begini, apa lo gak ngerti ya may? Gw selalu berkode, gw selalu ada buat lo. Lo ini liat gw gak sih, apa pura2 gak liat!" Ucapnya agak tegas.
Nandar nembak gw. Gw bisa apa. Gw agak bergeser menjauh. Ini mengejutkan buat gw. Sebentar, nandar sayang gw dari dulu.
Gw bergerak menjauhinya.
Membereskan tas dan pakaian gw, gw sudah ganti pakaian biasa sejak tadi. Gw gatau harus seperti apa menjawab semua ini. Bener2 harus gw pikirkan, gw harus sendiri.
"Lo mau kmn?"
Gw gak menjawab dan meneruskan semua kegiatan tadi, setelah selasai gw mebalikan badan dan beranjak pergi.
Nandar sudah berdiri menghalangi.
"Kan, lo pergi" ucapnya
"Gw.."
Dengan sigap nandar menarik lembut tubuh gw.
Dan melayangkan sebuah ciuman.
Langsung dibibir. Gw coba melepasnya tapi nandar mngeratkan pegangannya sambil terus memeluk.
Ahh..
Gw terbawa alkohol buat gw tak ingin berhenti dipergerumulan ini. Bibir nandar gak buat gw mual.
Pertama kalinya dihidup gw. Gw merasakan firstkiss.
Dan sebenarnya gw memang menyukai nndar, walau memang ada bathin yg menolak dari sisi lain.
Terus..
Lama...
Bibir kami masih bersentuhan.
Dengan lembut ia meletakan gw di kasur. Gw gak bisa nolak, ada apa dengan tubuh gw seakan tak kuasa melawan semua ini. Dengan bibir yg masih bertautan posisi tertidur. Nandar d atas gw.
Tangannya mulai..
"Lo jahat nan" ia mengigau.
Sedih banget dengernya, syahwat gw pergi begitu saja, gw jd iba dengernya. Gw mengurungkan niat untuk mencumbunya. Entah, gw gak bisa.
Gw kembali ke meja makan kecil dengan 2 bangku yg sama kecilnya, tempat dimana gw makan dan maen laptop setiap harinya.
Kadang berfikir, gw ini terlalu jauh menyimpang, sepertinya gw beneran lesb, buktinya udah didepan mata, gw lebih napsu ama cewe. Olive padahal pake baju biasa, gak begitu terbuka, gw udah pusing gini, sedangkan doni kemaren dan hampir tiap show gw liat 'itu' nya, gw malah biasa aja. Ini tuh seperti keinginan/keanehan yang gak bisa gw tolak, entah gimana gw mengungkapkannya. Apa ini alasan gw jomlo berkepanjangan.
Hah.. sudahlah..
"May," sapa olive serak, sepertinya terbangun.
"Oiii, kebangun?" Tanya gw.
"laper gw.."
"Ni ayam bakar mau?"
"Mau !"
Jawabnya cepat, lalu menghampiri. Kebetulan gw emang beli 2 tadi. Kemudian duduk, dan makan.
"Jam berapa balik?" Tanyanya.
"Setengah jam yg lalu." Jawab gw.
"Ohh, rame?"
"Lumayan rame, gmn keadaan lo sekarang?"
"Maksudnya?"
"Nandar."
"Oh, gw gak tau, masi aneh rasanya. Masi sakit, kalo di inget2"
"Oh, yaudah jangan terlalu dipikirin dulu."
"Hmmm.. iya" jawabnya, sambil terus melahap makanannya.
Kami terus berbincang sampai akhirnya sama2 kembali terlelap.
***
Kadang merindukan masa kecil, dimana semua beban masih dalam tanggungan orang tua, tanpa beban hati, beban duniawi, seandainya kita di takdirkan jadi seperti itu selamanya. Main, makan, tidur, bangun lagi, balik lagi, berulang ulang. Tanpa cinta yang kadang membebani dan menyakitan.
***
"Gw lg pening banget, olive tiba2 menjauhi gw." Ucap nandar sendu, dalam duduknya.
Ini pertamakalinya dia dateng ketempat gw kerja, dia booked gw, tanpa gw harus stript***. Dia cuman curhat dr tadi di room.
"Gw berasa makan gaji buta kalo kek gini" kata gw mengalihkan.
"Terus gw harus nonton lo nude gt?" Nandar menjawab.
"Siapa tau gw bisa ilangin stres lo"
"Yg ada gw tambah stres."
"Yakin??"
"May.."
Kata2 nandar terputus saat gw mulai berputar dengan lembut, menari mengikuti irama seraya meliuk liukan tubuh. Nandar terdiam saat mata kami saling bertemu, dia melempar senyum garing.
"Oke cukup may, lo buat gw.." katanya terpotong lagi2.
"Sssttt...." gw menempelkan tangan dibibirnya.
"Terserah lo deh. Gw gak mau liat."
"Gak seru akh"
"Hahahaha.. minum2, gw liat lo pake baju superminim kek gini aja buat pusing, apa lagi kalo ampe nu*e. Mati 'itu' nya bediri gw" sambungnya meracau.
Akhirnya kami melanjutkan perbincangan, minum.
Gw akui hari ini nandar banyak banget minum, 4 botol premium dia pesan, sepiring besar kacang mete, dan cuma kita bedua yg menghabiskan. gw dah tuing2 banget, dia aja yg kuat minum dah keliatan aneh, gaya biacaranya gak keruan. Dan akhirnya tepar. Alhasil gw dia jadi tidur di room vip.
Sekilas tentang room vip tmpt gw biasa show, mirip ruang karoke, cuma desainnya berbeda, lebih mewah dan eksotis, dengan tirai2 warna sendu, bercahaya redup, ada sofa besar dan panggung kecil, lengkap dengan tiang2 untuk tarian yg menggunakan tiang. Dan d vip ini ada yg lebih neraka, karena d sediakan dipan mewah untuk penari yg full servis dan bisa. Kecuali gw, semua dancer disini terima jasa neraka tsb.
Gw hampir membopong nandar ke kasur mewah tsb. Tapi dia menolak, dia memilih tepar disofa sepertinya, emang bener2 dah gak mau bergerak, bergerak dikit puyeng dia bilang, dan selalu muntah kalo itu dilakukan. Gw mengiyakan saja. Dia juga meminta gw untuk balik, tapi gw gak enak. Akhirnya gw memutuskan untuk menemaninya, setelah sebelumnya gw ijin ke tante soraya.
Beberapa hari ini tante soraya sibuk, karena dia bukan hanya mengelola satu tempat. Banyak neraka2 lainnya yg dia kelola salah satunya tersohor di jkt.
Gw merebahkan diri di tempat tidur. Pikiran gw jauh melayang, bener2 kebanyakan alkohol.
Dan gw. Horn.
Gw kadang aneh ama nandar, dia sama sekali gak gmn2 ama gw, gak pernah pengen nyentuh, untuk memandangi gw aja, pandangannya beda, gak seperti cowo2 atau klien2 gw selama ini, yg pandangan matanya cabul, buas. Apa yg di dalam pikirannya, sambil memperhatikan dia dalam tidurnya.
Nandar. Dia tampilan memang begitu dari dulu casual, gak aneh2. Padahal dia mampu tuh beli pakaian yg bagus dan bermerk, tapi dia lebih memilih pakaian sederhana.
Hp nya berdering beberapa kali, dan itu mamanya. Gw jelas gak berani menjawab, apa nanti mamanya pikir. Sampe sebesar inipun mamanya masih telp2, kapan ni anak dewasa.
Sudah hampir 2 minggu olive dan nandar gak kontak2an, gw cuma ada di tengah2 mereka dan menutupi, keduanya saling meminta gw diam perihal mereka curhat, gw ini orng yg menyimpan rahasia, karena bisa tambah runyem kalo gw sampe cerita kesalah satunya.
"May" seru nandar parau.
"Nan" saut gw. Menghampirinya. Dan duduk di sebelahnya.
"Jam berapa nih?"
"Jam 4 subuh"
"Sory jadi repotin"
"Yaelah, dah gak usah pikirin, lo tidur"
"May, lo tau gak si gw sayang lo."
HAH!
"Lo mabok nan, omongan lo ngelantur tuh" jawab gw.
"Gw mabok? Oh ya ampun. Gw kalo mabok jujur sih."
"Lo tidur nan."
Nandar menegakan sandaran.
"Gw takut d tolak, gw takut lo berubah, gw takut lo jauh, gw takut lo pergi, gw takut itu terjadi, makanya gw memilih bersahabat, tapi asal lo tau ini gak enak may. Saat gw ingin berkasih, mesra ama lo gw gak bisa, selama beberapa tahun gw cuma bisa begini, apa lo gak ngerti ya may? Gw selalu berkode, gw selalu ada buat lo. Lo ini liat gw gak sih, apa pura2 gak liat!" Ucapnya agak tegas.
Nandar nembak gw. Gw bisa apa. Gw agak bergeser menjauh. Ini mengejutkan buat gw. Sebentar, nandar sayang gw dari dulu.
Gw bergerak menjauhinya.
Membereskan tas dan pakaian gw, gw sudah ganti pakaian biasa sejak tadi. Gw gatau harus seperti apa menjawab semua ini. Bener2 harus gw pikirkan, gw harus sendiri.
"Lo mau kmn?"
Gw gak menjawab dan meneruskan semua kegiatan tadi, setelah selasai gw mebalikan badan dan beranjak pergi.
Nandar sudah berdiri menghalangi.
"Kan, lo pergi" ucapnya
"Gw.."
Dengan sigap nandar menarik lembut tubuh gw.
Dan melayangkan sebuah ciuman.
Langsung dibibir. Gw coba melepasnya tapi nandar mngeratkan pegangannya sambil terus memeluk.
Ahh..
Gw terbawa alkohol buat gw tak ingin berhenti dipergerumulan ini. Bibir nandar gak buat gw mual.
Pertama kalinya dihidup gw. Gw merasakan firstkiss.
Dan sebenarnya gw memang menyukai nndar, walau memang ada bathin yg menolak dari sisi lain.
Terus..
Lama...
Bibir kami masih bersentuhan.
Dengan lembut ia meletakan gw di kasur. Gw gak bisa nolak, ada apa dengan tubuh gw seakan tak kuasa melawan semua ini. Dengan bibir yg masih bertautan posisi tertidur. Nandar d atas gw.
Tangannya mulai..
adityazafrans memberi reputasi
1