- Beranda
- Stories from the Heart
T University 2 (Season 2)
...
TS
anism
T University 2 (Season 2)

Cover Super Keren by Awayaye <Ane minta
> Terima banyak untuk respon positif agan dan aganwati di thread sebelumnya. T University.
Bagi yang belum membacanya. Bisa mengklik judul dibawah ini.
T University
Spoiler for Daftar Isi/Case 1 : Lost Son:
Case 1 Finish
Spoiler for Case 2 : Lativa's Twins Terror:
Case 2 Finish
Spoiler for Case 3 : Arelia And Edward:
Case 3 Finish
Spoiler for Samantha And Mom:
Finish
Spoiler for Case 4 : Johnny Comes Back To China or England:
Case 4 Finish
Spoiler for Case 5 : King Killer's Son:
Case 5 Finish
Spoiler for Case 6 : Losing In A Plane:
Diubah oleh anism 30-05-2019 17:56
anasabila memberi reputasi
1
21.6K
198
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
anism
#185
Be Careful With Papa
“Baiklah. Kalau begitu saya permisi dulu Pak. Mereka belum makan dari tadi. Saya harus segera pulang dan menyiapkan sereal kesukaan mereka.”, ujar Reynard.
Petugas itu memberi hormat kepada Reynard dan memandang kepada James dan Emmy dengan penuh tatapan iba. “Kalian harus menurut pada Ayah kalian. Seorang tentara dengan dua anak seperti kalian. Dia benar-benar pahlawan.”, ujar petugas tersebut
.
James dan Emmy segera membalikkan badan dan keluar mengikuti Reynard. Mereka meracau dengan sumpah serapah. Petugas tersebut hanya menggeleng-gelengkan kepala. Sementara, Reynard segera mencari sebuah belokan dan tertawa keras disana.
“Sekali lagi kalian bergerak secara acak dan merusak rencanaku. Aku akan benar-benar meninggalkan kalian.”, ancam Reynard. Seperti biasa ada kilatan mata itu. Tatapan yang mengerikan. Dingin dan tanpa kemarahan. James dan Emmy hanya bisa diam.
“Kau punya banyak cadangan?”, tanya James.
“Apa?”, tanya Reynard balik. “Kartu identitas palsu. Mr. Reyes?”, timpal James. Reynard tersenyum dan mengulum lidah. “Lumayan. Cukup untuk beberapa kasus terdesak.”
Malam itu, Reynard keluar. Emmy dan James hanya bisa tinggal didalam kamar hotel. Emmy malas hanya sendirian dikamar. Apalagi Reynard memasang pelacak di balik telinga mereka. Otomatis, mereka harus menuruti perintah guru muda itu. Menjadi anak baik dan bermain dikamar.
Emmy pergi kekamar James. Emmy membaca buku disana. Sedangkan James berkutat dengan tab nya. “Emmy.”, suara James memecah keheningan. Emmy menoleh.
“Buatkan aku segelas teh.”, James memerintah seenaknya. Tak pelak dia mendapat lemparan bantal, karena Emmy menguasai kasur.
James tertawa, namun kemudian dia menghentikan tawanya. “Emmy, bisakah kamu meretas pelacak dari sir Reynard?”, pinta James.
“Kau benar-benar mau mencarinya sendiri? Tatapan Sir Reynard tadi itu serius. Kau tidak akan tahu apa yang akan dilakukan oleh seorang Reynard yang murka.”, ujar Emmy.
“Menggantimu dengan personil lain?”, ujar James.
“Oh jangan percaya soal itu. Dia butuh seorang peretas dan tiket pesawat yang dia keluarkan untuk kita akan menjadi sia-sia. Sir Reynard bukan orang seperti itu.”, ujar Emmy.
“Jadi seperti apa dia?”, tanya James kembali.
“Hmm… Aku tidak bisa bilang dengan jelas. Yang pasti, dia adalah jenis yang menggunakan seluruh sumber daya dengan baik dan terencana.”, Emmy menutup penjelasannya.
“Jadi… Kalau kau mengecewakannya, dia akan menghancurkanmu.”
James hanya bisa menelan ludah. Dia memilih kembali bermain dengan tabnya. Kali ini tanpa ada jeda dan intermezzo.
“Baiklah. Kalau begitu saya permisi dulu Pak. Mereka belum makan dari tadi. Saya harus segera pulang dan menyiapkan sereal kesukaan mereka.”, ujar Reynard.
Petugas itu memberi hormat kepada Reynard dan memandang kepada James dan Emmy dengan penuh tatapan iba. “Kalian harus menurut pada Ayah kalian. Seorang tentara dengan dua anak seperti kalian. Dia benar-benar pahlawan.”, ujar petugas tersebut
.
James dan Emmy segera membalikkan badan dan keluar mengikuti Reynard. Mereka meracau dengan sumpah serapah. Petugas tersebut hanya menggeleng-gelengkan kepala. Sementara, Reynard segera mencari sebuah belokan dan tertawa keras disana.
“Sekali lagi kalian bergerak secara acak dan merusak rencanaku. Aku akan benar-benar meninggalkan kalian.”, ancam Reynard. Seperti biasa ada kilatan mata itu. Tatapan yang mengerikan. Dingin dan tanpa kemarahan. James dan Emmy hanya bisa diam.
“Kau punya banyak cadangan?”, tanya James.
“Apa?”, tanya Reynard balik. “Kartu identitas palsu. Mr. Reyes?”, timpal James. Reynard tersenyum dan mengulum lidah. “Lumayan. Cukup untuk beberapa kasus terdesak.”
Malam itu, Reynard keluar. Emmy dan James hanya bisa tinggal didalam kamar hotel. Emmy malas hanya sendirian dikamar. Apalagi Reynard memasang pelacak di balik telinga mereka. Otomatis, mereka harus menuruti perintah guru muda itu. Menjadi anak baik dan bermain dikamar.
Emmy pergi kekamar James. Emmy membaca buku disana. Sedangkan James berkutat dengan tab nya. “Emmy.”, suara James memecah keheningan. Emmy menoleh.
“Buatkan aku segelas teh.”, James memerintah seenaknya. Tak pelak dia mendapat lemparan bantal, karena Emmy menguasai kasur.
James tertawa, namun kemudian dia menghentikan tawanya. “Emmy, bisakah kamu meretas pelacak dari sir Reynard?”, pinta James.
“Kau benar-benar mau mencarinya sendiri? Tatapan Sir Reynard tadi itu serius. Kau tidak akan tahu apa yang akan dilakukan oleh seorang Reynard yang murka.”, ujar Emmy.
“Menggantimu dengan personil lain?”, ujar James.
“Oh jangan percaya soal itu. Dia butuh seorang peretas dan tiket pesawat yang dia keluarkan untuk kita akan menjadi sia-sia. Sir Reynard bukan orang seperti itu.”, ujar Emmy.
“Jadi seperti apa dia?”, tanya James kembali.
“Hmm… Aku tidak bisa bilang dengan jelas. Yang pasti, dia adalah jenis yang menggunakan seluruh sumber daya dengan baik dan terencana.”, Emmy menutup penjelasannya.
“Jadi… Kalau kau mengecewakannya, dia akan menghancurkanmu.”
James hanya bisa menelan ludah. Dia memilih kembali bermain dengan tabnya. Kali ini tanpa ada jeda dan intermezzo.
Diubah oleh anism 09-03-2018 09:26
0