Kaskus

Story

putro4265Avatar border
TS
putro4265
Andai Waktu Bisa Ku Putar
emoticon-Maaf AganAssalamualaikum Wr, Wb emoticon-Maaf Agan

Salam Sejahtera kpd seluruh penghuni forum SFTH dan yg lainnya di KASKUS emoticon-I Love Kaskus

Pada malam hari ini tertanggal 14-02-18, pukul 18:45, bertepatan pada hari kasih sayang, TS bermaksud menulis cerita yang berasal dari kisah nyata seorang teman, dan baru selesai jam 23:32, berhubung yg bersangkutan tdk sanggup menulis ceritanya sndri, maka TS lah yg akan menjadi mediator, mengapa?? Karena pengalamannya terbilang menarik menurut TS emoticon-Ngakak (S)

Spoiler for INDEX:


-Bagian Pertama-

Berhubung yg bersangkutan malu-malu kucing, jadi TS mendeskripsikan karakteristiknya menurut penilaian TS. Namanya Santi, usia 25tahun. Postur tubuh tinggi sedang, tdk gemuk tdk kurus, wajahnya sih manis tapi sayangnya dia pemalu dan selalu bersikap manja. (Mungkin hanya itu yg sanggup TS jelaskan mengenai Santi). Dimulai dri sini, TS akan memerankan Santi, tetapi tetap berdasarkan apa yg dia alami dan diceritakan ke TS.

Cerita dimulai ketika aku memasuki bangku SMP. Saat itu aku dianter sama ayah ke sekolah untuk pertama kalinya. Ketika aku hendak memasuki pintu gerbang, ada satu orang yang memandangiku tanpa aku sadari. Seorang anak laki-laki yang nantinya membawa pengaruh di kehidupanku kelak. Aku hanya berupaya memasuki sekolah dengan rasa malu dan bingung, aku berupaya mencari teman semasa SD ku yg mungkin juga bersekolah disini. Karena ini hari pertama memasuki sekolah, yg mana biasa disebut ospek, seluruh siswa-siswi baru dijemur dilapangan basket sekolah.

Sebelum acara ospek dimulai, aku hanya berdiri dibawah pohon sambil mengamati teman-teman baru yg belum aku kenal. Tiba-tiba ada satu orang yg datang menghampiriku, namanya Aini, teman yg satu sekolah denganku semasa SD.

"Santiiiii, kita satu sekolah lagi" sapa Aini yg berlari dan memelukku
"Aaaaaa.... Ainiiiiiii" blsku
"Nanti kita baris bareng yaa" bls Aini
"Iyaa, tadi aku cuman sendirian tolah-toleh cari teman2 SD" blsku

Ohh akhirnya aku sdh tdk sendiri dan terlihat seperti orang oon lagi. Aku senang dihampiri Aini, aku senang akhirnya ada yg mengajakku bicara, aku senang terlihat seperti murid-murid baru lainnya yg bertemu juga dg teman-teman SD nya di sekolah baru yg sama. Tiba akhirnya kami diminta berbaris dan dibagi menjadi beberapa gugus nantinya, sebelumnya kami menunggu sambutan dr kepala sekolah dulu, aku kira akan berlangsung singkat, tapi aku lupa sedang menginjakkan kaki dimana, yaaaa budaya ngaretnya itu loh. Sampai-sampai keringatku mengucur semakin banyak, aku nelihat Aini dan teman sekitarku pun juga sama.

Cukup lama aku rasa kami menunggu kepala sekolah, hingga dia naik ke podium dan mencoba menghibur siswa yg kepanasan, ya ampun pak, kami ini manusia, kami ini cewek, kami ini rapuh. emoticon-Berduka (S)

'Bruuukkkkk' tiba-tiba Aini jatuh pingsan di depanku, aku kaget Aini terjatuh di depanku, sontak aku menolongnya dan membopong ke UKS. Walau sebenarnya aku tdk diperkenankan meninggalkan lapangan, aku tetap memaksa menemani Aini. Aku merasa bersalah karena telat membantunya sebelum rubuh ke tanah. Lagipula aku juga capek dan dehidrasi karena kepanasan tadi, jadi sekalian saja aku iatirahat dan nemenin Aini di UKS.

"Hehh bangun kamu, enak ya tidur di UKS?" sahut salah satu panitia ospek
"Aku capek dan haus mbak, temanku juga sampai pingsan tadi" blsku
"Yaudah sana cepet balik ke klsmu, cari sana gugusmu, yg pingsan cuman tmnmu aja kan?" bls panitia
"Iya mbak" blsku

Huuhhh senior seenaknya sendiri, harusnya saling mengertilah kalo sesama perempuan. Aku terpaksa meninggalkan Aini dan kasur UKS yg empuk dan menggoda emoticon-Cape d... (S). Aku mencoba berjalan perlahan menuju papan pengumuman, rupanya aku masuk gugus bintang, dan Ainipun satu gugus denganku, hatiku sedikit tenang mengetahui hal ini, lalu aku mulai berjalan perlahan lagi menuju ruang kelas gugus bintang, aku melewati beberapa ruang kelas lain, sesekali aku perhatikan suasana didalamnya ada yg tegang, ada yg sedang bergembira, lalu apa yg mungkin terjadi di kelas gugusku ya? Ah pasti tdk jauh beda dg kelas lainnya itu.

"Assalamualaikum" sahutku sambil memasuki ruang kelas gugusku dg nada lemas
"Waalaikumsalam" sambut panitia osis dan siswa di kls
"Dari mana kamu?" sahut salah satu panitia osis cewek
"Dari UKS mbak" blsku
"Oh kamu yg katanya keenakan tiduran disana sedangkan teman-temanmu yg lain masih berdiri kepanasan" bls panitia osisi itu
"-----" aku cuman diam tertunduk, aku malu sekali dikira bersikap semena-mena sewaktu ospek pagi tadi, mau menjelaskannya pun aku rasa percuma.
"Heh denger ya, sepulang ospek nanti, kamu harus bersihin ruang kelas ini, sapu dan pungutin sampah, itu hukumanmu!" bls panitia ospek
"Iya mbak" aku hanya mampu mebalas dg kata itu saja
"Yaudah duduk sana kamu" bls panitia itu

Lanjut jum'at~
Diubah oleh putro4265 05-03-2018 08:23
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
2.8K
14
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
putro4265Avatar border
TS
putro4265
#13
-Bagian Kelima- [TAMAT]

Sebenarnya masih ada cerita lain di perjalanan hidupku. Tapi aku singkat aja karena ada hal yg membuatku sungkan dengan Anton. Kehidupan SMA ku dulu nggak jauh beda kok sama yg lain, ya punya pacar dan didekati banyak cowok. Saat ini yang aku sesali, kenapa aku nggak bisa melihat Anton dari sisi yang berbeda dulu, kenapa juga aku nggak coba mendekati dan ngobrol banyak hak seperti sekarang, kenapa perasaan itu baru muncul sekarang, kenapa semuanya terasa sudah terlambat, Andai saja waktu bisa ku putar. emoticon-Berduka (S)

Singkat cerita setelah aku lulus SMA, aku memilih melanjutkan pendidikan perawat di luar kota dan sudah nggak pernah ketemu dengan Anton lagi. Lalu suatu ketika, Anton kontak aku lewat media sosial untuk menawarkan sepatu yang dia jual. Aku tertarik karena memang saat itu aku lagi butuh sepatu baru. Lalu kami sepakat dan ketemuan. Sudah lama sekali memang sejak SMP dulu aku nggak pernah bertegur sapa dengan Anton. Mungkin perasaanku mulai ada disaat pertemuan pertama itu, tapi aku masih belum yakin sama perasaan itu.

Posisiku saat itu juga karena sudah pacaran dengan calon perwira. Awalnya karena dikenalkan sama ibuku, lalu kami sering ketemu dirumahku, akhirnya kami pacaran selama 6 bulan. Nggak lama dari itu, aku dapet kabar kalo Aini meninggal dunia karena sakit. Aku kaget dan benar-benar nggak percaya sama kabar yang aku denger. emoticon-Berduka (S)

Aini dan aku sudah sangat dekat sebagai sahabat sejak SMP dulu, dan kami kuliah bareng di jurusan perawat. Selepas kelulusan, kami menempuh jalur yang berbeda, aku melanjutkan untuk ujian praktek selama 1 tahun di RS dekat kampusku. Lama kami nggak saling komunikasi, lalu aku mendapat kabar itu. Pada saat itu juga aku pulang dan langsung ke rumahnya Aini. Aku benar-benar nggak nyangka sahabatku bisa pergi duluan dan ninggalin aku. emoticon-Berduka (S)

Setelah 40 hari kepergian Aini, aku mulai lebih dekat sama Anton. Hati dan perasaanku makin nggak karuan setelah kami sering ketemuan di cafe atau di taman. Saat itu sih aku tertarik sama ceritanya Anton yang katanya pernah belajar pernafasan. Bisa dibilang itu juga menjadi alasanku biar bisa ketemu terus sama Anton. Aku nggak begitu paham apa itu pernafasan yang Anton ceritakan, tapi katanya sih untuk kesehatan dan konsentrasi, ada meditasinya juga sih, gunanya biar pikiran kita bisa lebih jernih kalo lagi suntuk atau stress. Awalnya Anton nggak pernah sekalipun merespon atau menyinggung maksud tersembunyiku, jadi kami sering ngobrol lewat chat ataupun saat ketemuan. Semakin lama kami sering ketemuan, Anton mulai menanyakan hal itu.

"Oh ya, gimana sama pertunanganmu? Aku denger kamu sudah tunangan ya?"

Aku bingung, malu dan nggak tau harus bohong atau menjawab pertanyaan itu. Disatu sisi aku mulai punya perasaan spesial ke Anton, tapi aku juga sudah diminta orang lain. Satu-satunya jawaban yang bisa aku kasih ke dia ya mencoba cuek aja.

"Iya, aku sudah tunangan. Tapi aku sudah bilang kok ke tunanganku, jadi nggak ada masalah"

Singkat cerita, kedekatanku dengan Anton berlangsung 2 bulan. Aku semakin tersiksa sama perasaanku ini. Aku kira Anton nggak akan pernah tau dengan kebohonganku, tapi entah gimana dia mulai sering bertanya hal yang menjurus tentang perasaanku ke dia. Kenapa harus ditanyakan sih??? Apa aku salah punya perasaan lebih ke orang lain meskipun aku sudah diminta orang?? Aku nggak peduli apa anggapan orang lain tentang ini semua, aku punya hak suka sama orang lain meski aku sudah tunangan. Tapi Anton terus menegaskan kalo itu salah dan tidak sepatutnya. emoticon-Berduka (S)

Aku sempat kecewa dengan pernyataan yang Anton kasih. Aku sempat menjauhinya selama 1 tahun. Aku benar-benar mencoba membuang perasaanku ke dia, aku nggak bisa terima dengan semua ini, takdir atau apalah, tapi kenapa harus terjadi sama aku?? Aku benar-benar menyesal dengan perjodohan itu, tapi aku juga nggak bisa lari karena desakan dari kedua orang tuaku. Dan 1 tahun itu, calon suamiku semakin sering datang ke rumah dan ngobrol banyak dengan orang tuaku. Aku rasa waktu pernikahan kami semakin dekat.

Singkat cerita, 2 bulan terakhir ini aku kembali kontak Anton dan meminta maaf atas sikapku, aku harap dia nggak marah dan menolak didekati lagi. Anton menerima dengan terbuka maksud baikku. Kami sempat dekat lagi dan aku memutuskan belajar pernafasan setiap seminggu sekali di weekend, karena juga si Anton masih kerja dan keluar kota setiap hari, katanya sih nggak capek dan tepar meski diterpa hujan, kan lagi musim hujan ya? Katanya terbantu dari hasil latihan pernafasan itu. Karena itu, aku coba memanfaatkan situasi untuk cerita banyak sekalian minta solusi terbaik untuk permasalahanku ini. Tapi lagi-lagi Anton tetep aja minta aku menjalani apa yang sudah aku putuskan, yaitu menikah dengan tunanganku itu.

Selain karena aku udah terlanjur suka, ya mungkin sayang juga sih, aku sering mendengar cerita dari teman-temanku mengenai kisah hidup istri perwira. Aku nggak perlu jelasin ya, karena aku tau itu bukan rahasia umum. Aku coba cari jalan lain untuk bebas atau lepas dari ikatan tunanganku ini, termasuk bicara dengan kedua orang tuaku. Aku benar-benar kena marah sama mereka, dan tanggapannya nggak jauh beda sama Anton.

"Kalo memang gak nyaman, kenapa gak bilang dari dulu? Sekarang sudah diminta kok jadi gini? Ya kamu harus tanggung jawab sama keputusanmu dulu itu"

Aku semakin bingung dengan jawaban mereka, siapa lagi yang bisa membantuku? Aku tau semuanya udah terlambat buat lari dari ini, aku tau satu-satunya yang bisa aku minta pertolongan, ya hanya kepada Allah. Tapi gimana? Apa benar semuanya sesuai dengan semua yang aku harapkan? Aku takut kalo sampai semuanya menjadi semakin berantakan dan kacau, si Anton juga bilang seperti itu, dia lebih memilih nggak mau terlibat lebih jauh soal pertunanganku, selain karena calon suamiku seorang perwira, juga karena adat tradisi di daerahku sangat keras dan sangat riskan kalo menyinggung masalah 'perempuan'.

Aku benar-benar sangat ingin memutar waktu kembali ke masa itu, aku ingin menyapanya terlebih dahulu sebelum aku kenal sama Ahmad dan yang lainnya. Paling tidak, aku ingin kembali ke masa sebelum aku mengenal calon suamiku itu, aku ingin menolaknya, aku ingin lebih memilih Anton, aku benar-benar ingin bisa memutar waktu. Tapi untuk saat ini, aku rasa cuman bisa pasrah menerima situasi yang sudah aku putuskan. Aku ingin semuanya bisa bahagia, baik itu Anton maupun calon suamiku nanti. Dan teruntuk Anton, Apapun yg kamu pikir bener aku yakin itu bener, Apapun itu aku gakira ubah perasaanku ke kamu, Mau kamu suruh aku nikah sama dia, mau kamu suruh apa aja terserah kamu.

[TAMAT]
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.