- Beranda
- Stories from the Heart
OPERASI BINTANG MERAH
...
TS
novalso
OPERASI BINTANG MERAH
Hii...
Ini post pertamaku.
Di post perdana ini, aku bakal suguhin kalian dengan cerita anak SMA yang memiliki cerita dan rahasia masing-masing.
Cerita ini kuberi judul Operasi Bintang Merah...
seram ya??
Merah darah?
bukan kok,
kisah ini bermula ketika Lelaki bernama Kega yang duduk di bangku kelas 10 dipaksa untuk mengikuti ekstrakulikuler oleh gurunya, dikarenakan sudah menjadi peraturan sekolah untuk mewajibkan setiap siswa kelas 10 untuk mengikuti kegiatan yang di singkat ekskul ini..
bagaimana Kelanjutannya?
.
.
Spoiler for Kisah Satu (Prolog):
Quote:
Masih bingung tentang alur OBM, yuk tanya tanya di SEPUTAR TANYA OBM
Spoiler for SEPUTAR OBM:
Spoiler for INDEX CERITA:
Diubah oleh novalso 06-05-2018 10:08
nona212 dan anasabila memberi reputasi
2
5.7K
41
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
novalso
#12
Si Berisik Baik Hati
Quote:
Pintu kayu jati di depanku bergetar, memantulkan gelombang bunyi mengarah pada sosok di balik pintu. Entah siapa yang akan mendengar tergantung dari tekanan yang kuberikan. Sepertinya sosok di balik pintu memiliki pendengaran yang sangat peka, pintu segera ia bukakan. Menyapa hangat, bertanya mengenai tujuanku disini. Memperkenalkan diri, memberi identitas jelas seperti saat diinterogasi polisi. Ia menangguk paham mempersilahkan aku memasuki alam berbau tiner ini. Sesuai dengan namanya, ekstrakulikuler Melukis. Banyak sekali beragam warna cat tertanam pada kanvas yang menempel dalam bingkai di dinding. Dilihat dari bentuk lukisannya, lebih banyak abstrak dan inguel – sisanya roterdham emosional para pelukis.
Anggota ekskul lukis tidak terlihat satupun di sini, sedang tidak ada kegiatan jawab Tark, ketua ekskul lukis – lelaki kelas dua yang memimpin tour ekskul lukis. Banyak ia menjelaskan tentang seni lukis, mulai dari para seniman yang disebutkan satu persatu seperti barisan para mantan, juga tehnik melukis sampai pada akhirnya melakukan praktek.
Aku diminta untuk melukis, sebagai output dari tour ekskul lukis kali ini. Menyuruh menggambar sesuka ku tanpa membantu sedikitpun. Duduk di pojok ruangan menatap kaca jendela segiempat tak memperdulikanku, yang benar saja.
Setelah panjang menjelaskan mungkin lelah, tak lagi menyerbu telingaku dengan suaranya, benar sepertinya pepatah katakan.Diam itu emas. Karena memang itulah emas yang selalu kucari selama ini. Dan sekarang, ketika aku menemukannya, aku tak bahagia. Bagaimana bisa?
Gambarku selesai. Tark memuji terlalu berlebih. Mau dibilang gambar ini bagus bahkan bisa terjual ratusan juta dolar seperti dalam pameran.... aku takkan bangga. Pujian adalah hinaan yang tersembunyi, mereka menaikkan hasrat bangga kita akan suatu hasil yang dicapai padahal hasil tersebut adalah sebuah kegagalan, bukan pencapaian. Hanya untuk menyenangkan isi hati yang dipuji. Aku benci itu.
Aku pamit, berterimakasih atas bimbingannya yang melelahkan itu, menguras energi terlalu banyak karena berfikir, juga membuang waktu berhargaku. Kepalaku menjadi pusing karenanya, sedikit minum akan meringankan penatku.
Koin berulang-ulang tergelincir ketika aku memasukkan ke selot untuk segelas susu strawberry hangat. Kenikmatan tiada tara akan melenyapkan setidaknya untuk sementara masalah ini, mencari ekskul tanpa kegiatan yang tak kunjung usai.
Setelah ini apalagi? saku celana bergetar, ponsel mendapat panggilan masuk. Tak ada nama yang tertulis, hanya nomor tak dikenal.
Quote:
Setelah salamku dipotong lalu menanyakan kabar yang seharusnya sudah terjawab, suara yang kukenal ini.
Quote:
Orang di balik ponsel tertawa, entah apa yang ditertawakan. Aku bertanya mengenai tujuannya menelpon, ia menjawab ingin menanyakan mengenai ekstrakulikuler yang akan kupilih. Ancamannya tadi pagi benar serius, repot-repot menanyakan hal ini di senja jingga menghiasi awan.
Quote:
Quote:
Quote:
Kertas formulir pendaftaran ekstrakulikuler kuhadapkan pada cahaya sore, menembus pada penglihatan sedikit bisa membaca tulisan di baliknya, data pendaftar ekstrakulikuler SMA Prince Depok. Layaknya kertas antrian menuju neraka, tak bisa lepas ataupun dibuang, melekat pada setiap insan berseragam dominan di Prince. Andai menolak, maka malaikat tak akan segan menghampiri - membawa sepucuk besi panjang menkilap siap menghantam keinginanmu itu. Seram.
Quote:
Quote:
Quote:
Memang semua ini karena siapa?Aku mengangguk walau ekspresi itu seharusnya tak ada ketika berbincang melalui telepon, karena kami tak saling menatap, hanya nada khas masing-masing yang berbalas.
Tut. Nada telepon berakhir begitu juga mengakhiri perbincangan kami. Waktu sudah senja, masih tersisa setidaknya sembilan ekstrakulikuler yang belum ku kunjungi, mungkin akan kukunjungi besok. Jarak ruangan ekskul yang berjauhan cukup menguras energiku hari ini, hanya sedikit yang masih tersisa, sepertinya aku memang harus mampir di minimarket untuk membeli vitamin juga bumbu masak pesanan kak oli.
***
Quote:
Diubah oleh novalso 24-02-2018 12:25
0