- Beranda
- Stories from the Heart
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
...
TS
juraganpengki
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)

Cool Cover By Agan Linbara (Thanks, Bree)..
Prolog
Setelah bangun dari ‘Mati Suri’ karena memutuskan untuk mencoba membunuh diri sendiri untuk melindungi Kitab Langit dan melenyapkan Bayu Ambar, gw kembali ke dunia nyata.. Kehidupan gw sedikit jauh berbeda, karena pengalaman ‘Mati Suri’ itu berefek langsung pada kelebihan yang gw miliki.. Gw masih sama Anggie, meski ujian atas cinta kami masih saja mendera.. Ada musuh baru, tentu saja.. Tapi ada juga sahabat baru yang muncul.. Karena ini akhir dari cerita kami berempat..
Kembalinya Anak Ibu...
Pengorbanan Pedang Jagat Samudera...
Cintai Aku Sewajarnya, Yank...
Matinya Seorang Saudara (Versi Gw/Bimo)
Berkumpul Kembali...
Keanehan Yang Mulai Muncul...
Sambutan Ketiga Saudara Ke Reinata...
Sabar???
Cukup! Tinggalin Aku Sendiri!!!
Siapa Kau???
Aku Ikutin Kemauan Kamu...
Keputusan Sepihak Yang Pahit...
Semua Beban Menjadi satu
Semua Beban Menjadi Satu (2)...
Serangkum Rindu Untuk Ayah...
Munculnya Penguasa Laut Utara...
Bertemunya Dua Penguasa...
Sebuah Kesepakatan...
Ibu Kenapa Yah???
Lu Kenapa, Ka???
Wanted Dead Or Alive.. ANTON!!!
Mo 'Perabotan' Lu Hancur Apa Tanggung Jawab???
It's The End Of Us...
Di Kerjain Ibu...
Ridho!!!
Kelewatan!!!
Munculnya Dua Penjaga Gerbang Kerajaan Laut...
Dewi Arum Kesuma VS Dewi Ayu Anjani
Datangnya Sosok Seorang Pemisah Dan Shock Therapy Buat Gw...
Kerajaan Jin...
Terkuaknya Semua Jawaban...
Maafin Gw, Bree...
Pengakuan Suluh...
Akhirnya Boleh Gondrong...
Pernikahan Kak Silvi Yang Seharusnya Membuat Gw Bahagia...
Pernikahan Kak Silvi Yang seharusnya Membuat Gw Bahagia (2)...
Tunggu Pembalasan Gw!!!...
Ni Mas Linduri dan Banas Ireng...
Dua Sosok Penyelamat Misterius...
Ada Apa Sama Ridho?...
Kesalahan Fatal...
Kembalinya Jin Penjaga Ridho dan Suluh...
Akibat Terlalu Ikut Campur...
Setiap Perbuatan Akan Mendapat Balasan...
Munculnya Viny Dan Sebuah Tantangan Bertarung...
Manusia Cabul...
Suara Penolong Misterius...
Bertemunya Kembali Sepasang Kekasih...
Terkuaknya Kebenaran...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar (2)...
Jaket Dan Celana Jeans Robek Serta Sweater Hitam Kumal...
She's My True Love...
Dilema...
Pertengkaran Dengan Ibu...
Rambe Lantak...
Gendewa Panah Pramesti...
Akan Ku Balaskan Dendam Mu, Arum Kesuma!!!
Yang Hilang dan Yang Kembali...
Jawaban Ayu...
Mati Gw!!!
Aku Makin Sayang...
Nasihat Om Hendra...
Jera Mencuri...
Ajian Segoro Geni...
Pilihan Sulit...
Keputusasaan Anggie...
Kabar Baik dari Ridho dan Suluh...
Perjalanan Menuju Pembalasan Dendam...
Rawa Rontek...
Rawa Rontek 2 (Terbayarnya Dendam)...
Kedatangan Pak Sugi...
Orang Titipan...
Hukuman Paling Berat...
Tidurlah Di Pangkuan Ku...
Menjajal Kesaktian...
Menjajal Kesaktian (2)...
Pengakuan Mengejutkan Babeh Misar...
Pengajaran Ilmu Silat Betawi...
Di Kepret Babeh Misar Lagi...
Tasya...
Naga Caglak dan Bajing Item...
Misteri Sebuah Dendam...
Kekuatan Sejati Kitab Langit Bagian Matahari...
Perpisahan...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera (2)...
Kembalinya Ibu...
Empat Bayangan Hitam...
Siapa Ni Mas Laras Rangkuti???
Dendam Seorang Sahabat...
Ini Keputusan Yang Harus Gw Ambil...
Semua Pengorbanan Ini Demi Ibu...
Rapuh...
Kabar Mengejutkan Sekar dan Sebuah Restu...
Siasat Braja Krama...
Munculnya Kitab Langit...
Si Pembuka Kitab langit dan Sosok Asli Pak Sugi...
Rencana Yang Matang...
Lamaran Pribadi...
Keingintahuan Anggie...
Perubahan Rencana...
Hampir Terjebak...
Kekecewaan Sekar...
Dua Syarat Reinata...
Aku Harap Kamu dan Anggie Bahagia, Mam...
Rahasia Sepasang Suami Isteri...
Menitipkan Amanah...
Berkumpulnya Para Pembela Kitab Langit...
Siasat Ki Purwagalih...
Raja Jin Raja Muslihat (Nyesek, Bree)...
Pertukaran Tawanan...
Perang Gaib PunTak Terelakkan...
Sang Penyelamat Dari Utara...
Pertempuran Awal Dua Penguasa Kerajaan Gaib...
Bertekuk Lututnya Sekutu Braja Krama...
Pertarungan Dua Putera (Gugurnya Satu Sahabat Gaib)...
Krama Raja...
Braja Krama Versus Krama Raja...
Raja Licik...
Aku Lah Sang Pembuka...
Siasat Krama Raja dan Bayu Ambar...
Terbukanya Semua Ilmu Terlarang...
Sebuah Pengecualian...
Sri Baduga Maharaja...
Hilangnya Sebuah Pengecualian...
Hilangnya Sebuah Pengecualian (2)...
Sebuah Pengorbanan...
Pahlawan...
Sumpah...
Ilmu Pamungkas yang Terlarang...
Kabar Yang Mengejutkan...
Pulang...
Pulang (2)...
Sedikit Kisah Rio Sebelum Kisah Ini Tamat...
Terhalang Sumpah...
Bantuan Sahabat Baik...
Bachelor Party...
Keturunan Lain Sang Prabu...
Pembalasan Dendam Singgih...
Sepenggal Kisah Nyi Mas Roro Suwastri...
Tawaran Yang Mengejutkan...
Lawan Atau Kawan???
Terkuaknya Silsilah...
Sebuah Kebenaran...
Sebuah Kebenaran (2)...
Bertemunya Dua Keturunan Sang Prabu...
Pertempuran Dua Hati...
Cinta Pertama VS Cinta Terakhir Jagat Tirta...
Pengakuan Bayu Barata...
Ki Larang dan Nyi Mas Galuh Pandita???
Prana Kusuma...
Kau Benar Keturunan Kami, Ngger...
Our Big Day...
Insiden...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga (2)...
Dua Tamu Istimewa...
Semua Karena Cinta...
Keputusan Sekar Kencana...
Kena Gampar...
Bonyok!!!
RIBET!!!
Berdamai...
Keponakan Baru...
Malam Pertama dan Tiga Keanehan...
Ajian Warisan Para Leluhur (The Last Part/End Of All Chapters)
SIDE STORIES
Keturunan Yang Tersesat...
Keturunan Yang Tersesat (2)...

Cool Cover By Agan Linbara (Thanks, Bree)..
Prolog
Setelah bangun dari ‘Mati Suri’ karena memutuskan untuk mencoba membunuh diri sendiri untuk melindungi Kitab Langit dan melenyapkan Bayu Ambar, gw kembali ke dunia nyata.. Kehidupan gw sedikit jauh berbeda, karena pengalaman ‘Mati Suri’ itu berefek langsung pada kelebihan yang gw miliki.. Gw masih sama Anggie, meski ujian atas cinta kami masih saja mendera.. Ada musuh baru, tentu saja.. Tapi ada juga sahabat baru yang muncul.. Karena ini akhir dari cerita kami berempat..
Kembalinya Anak Ibu...
Pengorbanan Pedang Jagat Samudera...
Cintai Aku Sewajarnya, Yank...
Matinya Seorang Saudara (Versi Gw/Bimo)
Berkumpul Kembali...
Keanehan Yang Mulai Muncul...
Sambutan Ketiga Saudara Ke Reinata...
Sabar???
Cukup! Tinggalin Aku Sendiri!!!
Siapa Kau???
Aku Ikutin Kemauan Kamu...
Keputusan Sepihak Yang Pahit...
Semua Beban Menjadi satu
Semua Beban Menjadi Satu (2)...
Serangkum Rindu Untuk Ayah...
Munculnya Penguasa Laut Utara...
Bertemunya Dua Penguasa...
Sebuah Kesepakatan...
Ibu Kenapa Yah???
Lu Kenapa, Ka???
Wanted Dead Or Alive.. ANTON!!!
Mo 'Perabotan' Lu Hancur Apa Tanggung Jawab???
It's The End Of Us...
Di Kerjain Ibu...
Ridho!!!
Kelewatan!!!
Munculnya Dua Penjaga Gerbang Kerajaan Laut...
Dewi Arum Kesuma VS Dewi Ayu Anjani
Datangnya Sosok Seorang Pemisah Dan Shock Therapy Buat Gw...
Kerajaan Jin...
Terkuaknya Semua Jawaban...
Maafin Gw, Bree...
Pengakuan Suluh...
Akhirnya Boleh Gondrong...
Pernikahan Kak Silvi Yang Seharusnya Membuat Gw Bahagia...
Pernikahan Kak Silvi Yang seharusnya Membuat Gw Bahagia (2)...
Tunggu Pembalasan Gw!!!...
Ni Mas Linduri dan Banas Ireng...
Dua Sosok Penyelamat Misterius...
Ada Apa Sama Ridho?...
Kesalahan Fatal...
Kembalinya Jin Penjaga Ridho dan Suluh...
Akibat Terlalu Ikut Campur...
Setiap Perbuatan Akan Mendapat Balasan...
Munculnya Viny Dan Sebuah Tantangan Bertarung...
Manusia Cabul...
Suara Penolong Misterius...
Bertemunya Kembali Sepasang Kekasih...
Terkuaknya Kebenaran...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar (2)...
Jaket Dan Celana Jeans Robek Serta Sweater Hitam Kumal...
She's My True Love...
Dilema...
Pertengkaran Dengan Ibu...
Rambe Lantak...
Gendewa Panah Pramesti...
Akan Ku Balaskan Dendam Mu, Arum Kesuma!!!
Yang Hilang dan Yang Kembali...
Jawaban Ayu...
Mati Gw!!!
Aku Makin Sayang...
Nasihat Om Hendra...
Jera Mencuri...
Ajian Segoro Geni...
Pilihan Sulit...
Keputusasaan Anggie...
Kabar Baik dari Ridho dan Suluh...
Perjalanan Menuju Pembalasan Dendam...
Rawa Rontek...
Rawa Rontek 2 (Terbayarnya Dendam)...
Kedatangan Pak Sugi...
Orang Titipan...
Hukuman Paling Berat...
Tidurlah Di Pangkuan Ku...
Menjajal Kesaktian...
Menjajal Kesaktian (2)...
Pengakuan Mengejutkan Babeh Misar...
Pengajaran Ilmu Silat Betawi...
Di Kepret Babeh Misar Lagi...
Tasya...
Naga Caglak dan Bajing Item...
Misteri Sebuah Dendam...
Kekuatan Sejati Kitab Langit Bagian Matahari...
Perpisahan...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera (2)...
Kembalinya Ibu...
Empat Bayangan Hitam...
Siapa Ni Mas Laras Rangkuti???
Dendam Seorang Sahabat...
Ini Keputusan Yang Harus Gw Ambil...
Semua Pengorbanan Ini Demi Ibu...
Rapuh...
Kabar Mengejutkan Sekar dan Sebuah Restu...
Siasat Braja Krama...
Munculnya Kitab Langit...
Si Pembuka Kitab langit dan Sosok Asli Pak Sugi...
Rencana Yang Matang...
Lamaran Pribadi...
Keingintahuan Anggie...
Perubahan Rencana...
Hampir Terjebak...
Kekecewaan Sekar...
Dua Syarat Reinata...
Aku Harap Kamu dan Anggie Bahagia, Mam...
Rahasia Sepasang Suami Isteri...
Menitipkan Amanah...
Berkumpulnya Para Pembela Kitab Langit...
Siasat Ki Purwagalih...
Raja Jin Raja Muslihat (Nyesek, Bree)...
Pertukaran Tawanan...
Perang Gaib PunTak Terelakkan...
Sang Penyelamat Dari Utara...
Pertempuran Awal Dua Penguasa Kerajaan Gaib...
Bertekuk Lututnya Sekutu Braja Krama...
Pertarungan Dua Putera (Gugurnya Satu Sahabat Gaib)...
Krama Raja...
Braja Krama Versus Krama Raja...
Raja Licik...
Aku Lah Sang Pembuka...
Siasat Krama Raja dan Bayu Ambar...
Terbukanya Semua Ilmu Terlarang...
Sebuah Pengecualian...
Sri Baduga Maharaja...
Hilangnya Sebuah Pengecualian...
Hilangnya Sebuah Pengecualian (2)...
Sebuah Pengorbanan...
Pahlawan...
Sumpah...
Ilmu Pamungkas yang Terlarang...
Kabar Yang Mengejutkan...
Pulang...
Pulang (2)...
Sedikit Kisah Rio Sebelum Kisah Ini Tamat...
Terhalang Sumpah...
Bantuan Sahabat Baik...
Bachelor Party...
Keturunan Lain Sang Prabu...
Pembalasan Dendam Singgih...
Sepenggal Kisah Nyi Mas Roro Suwastri...
Tawaran Yang Mengejutkan...
Lawan Atau Kawan???
Terkuaknya Silsilah...
Sebuah Kebenaran...
Sebuah Kebenaran (2)...
Bertemunya Dua Keturunan Sang Prabu...
Pertempuran Dua Hati...
Cinta Pertama VS Cinta Terakhir Jagat Tirta...
Pengakuan Bayu Barata...
Ki Larang dan Nyi Mas Galuh Pandita???
Prana Kusuma...
Kau Benar Keturunan Kami, Ngger...
Our Big Day...
Insiden...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga (2)...
Dua Tamu Istimewa...
Semua Karena Cinta...
Keputusan Sekar Kencana...
Kena Gampar...
Bonyok!!!
RIBET!!!
Berdamai...
Keponakan Baru...
Malam Pertama dan Tiga Keanehan...
Ajian Warisan Para Leluhur (The Last Part/End Of All Chapters)
SIDE STORIES
Keturunan Yang Tersesat...
Keturunan Yang Tersesat (2)...
Diubah oleh juraganpengki 15-07-2018 20:23
iskrim dan 132 lainnya memberi reputasi
127
2.1M
8K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
juraganpengki
#2750
Keputusasaan Anggie...
Sekembalinya ke ruang perawatan Ibu bersama Kak Silvi, gw mencoba sekali untuk bersikap seperti biasa.. Bersikap seperti tidak ada suatu apapun yang telah terjadi.. Berpura-pura tidak tahu, bahwa seorang gadis yang sangat mencintai gw, sedang terpuruk diluar sana..
Alhamdulillah, kesehatan Ibu semakin membaik dan hari ini sudah diperbolehkan untuk pulang.. Empat hari Beliau dirawat dirumah sakit dan sudah dua hari gw sama sekali tidak mendapatkan kabar dari Anggie..
Gw coba mengirimkan beberapa pesan ke gadis itu, tapi tak satu pun dibalasnya, meski telah dibaca.. Dan malam ini, di depan teras dengan hanya ditemani rokok serta secangkir kopi susu panas, kembali gw kirimkan satu pesan lagi.. Pesan berupa sebuah puisi yang berisi curahan perasaan gw ke dirinya.. Begini isi puisi itu..
Aku Bintang..
Kau sangat mengenalku..
Karena kau adalah kekasihku, Bulan..
Dan derajat Matahari ada diatas kita..
Dimalam gelap ini, kau dan aku mencoba meredup tak berpendar..
Aku memaksakan diri untuk menerima kehendak Matahari..
Kau memaksakan diri untuk menghilang..
Saat Sang Raja Siang melukai..
Tapi aku kedinginan sekarang..
Dan kau pun terluka..
Sementara Matahari kian meraja..
Sinar terang mu menjauh, Bulan..
Kau tahu, aku tidak bisa hidup tanpa hangatnya sinar Sang Raja..
Kau pun sadar, bahwa aku tak bisa berpendar tanpa indahnya sinar mu, Bulan..
Pesan berisi puisi kacangan itu gw kirimkan ke Anggie.. Gw melihat dua tanda centang hitam sudah berganti biru.. Gw menunggu jawaban yang sekiranya akan dikirimkan Anggie.. Tapi, sekian menit terlewat masih belum ada satupun balasan..
Gw menghela nafas panjang, menyadari gadis itu sudah sama sekali tidak memperdulikan pesan yang gw kirimkan.. Sebegitu terlukanya kah gadis itu? Yaa Rabb, jika ini adalah ujian bagi cinta kami berdua, hamba mohon kuatkan lah kami? Ucap gw dalam hati..
Tiba-tiba, Hp digenggaman tangan gw bergetar pertanda ada sebuah pesan yang masuk.. Dengan cepat, gw membuka Hp untuk melihat siapa yang mengirimkan pesan..
“Anggie” Ucap gw dengan kedua mata berbinar setelah mengetahui gadis itu lah si pengirim pesan barusan..
Tanpa banyak bicara, gw langsung membuka apa isi pesan yang ia kirimkan..
“Temui aku di Villa”
Sebuah senyuman sumringah merekah seketika diwajah gw begitu membaca isi pesan.. Benak gw langsung terbayang Villa keluarga gadis itu yang dahulu sempat kami kunjungi.. Villa dimana gw bertemu duo sanca anak buah Nyi Durga Daksa untuk pertama kali.. Villa dimana gw juga sempat membongkar suatu kasus pembunuhan seorang laki-laki yang mayatnya ditanam dibawah sebuah pohon besar..
Tak mau menunda untuk segera bertemu Anggie, gw langsung memanggil Sekar yang kebetulan sedang tak menemani.. Tapi, begitu Sekar muncul, benak gw malah teringat akan kondisi Ibu.. Tidak mungkin gw meninggalkan beliau seorang diri dirumah dan hanya ditemani adik gw, Ayu..
Dengan cepat, gw bergegas masuk ke dalam rumah dan mengintip ke dalam kamar Ibu.. Dari celah pintu, gw melihat beliau telah merebahkan diri bersama Ayu yang juga sudah tertidur pulas..
Melihat hal tersebut, hati gw sedikit lega.. Lalu, gw kembali ke depan untuk mengunci pintu rumah dan masuk ke kamar setelahnya.. Didalam kamar, gw memanggil Bayu Barata yang langsung muncul disebelah Sekar..
“Bayu, aku membutuhkan bantuan mu malam ini.. Aku akan pergi sebentar bersama Sekar.. Tolong kau menjelma menjadi diriku dan tetaplah dikamar.. Jika terjadi apa-apa dengan Ibu, segera kau kabari kami” Pinta gw dengan penuh kesungguhan ke Bayu Barata..
“Baik, Raden.. Aku akan menjalankan perintah”
Mendengar jawaban Bayu Barata, gw menganggukan kepala lalu berjalan mendekati Sekar..
“Sekar, tolong bawa aku ke tempat Anggie berada sekarang juga” Pinta gw yang dibalas oleh berkerutnya dahi Jin Penjaga gw itu..
“Sudahlah.. Kau tidak perlu bertanya.. Turuti saja permintaan ku” Ucap gw dengan nada naik dan membuat Sekar sedikit terkejut..
“Baik, Kang Mas.. Tutup mata mu sekarang”
Tanpa menunggu apapun, gw segera memejamkan mata dan merasakan bahu ini dipegang oleh tangan Sekar.. Tak beberapa lama, udara dingin menyergap tubuh gw, sebagai pertanda kami sudah tiba di daerah pegunungan tempat Villa nya keluarga Anggie berada..
Kedua mata gw yang sudah terbuka, sempat menangkap sebuah mobil sedan berwarna silver keluar dari gerbang Villa.. Ajian Tembus Pandang segera gw gunakan untuk melihat siapa gerangan yang berada dalam mobil..
“Darren dan istrinya.. Mungkin mereka habis nemenin Anggie” Ucap gw lirih begitu mengetahui si pengendara mobil..
Gw pun langsung membalikkan badan dan menatap wajah Sekar lekat-lekat..
“Sekar, maafkan aku telah membentak mu tadi” Kata gw yang melihat Sekar terdiam dengan wajah menyiratkan sedikit kesal..
Lalu, Jin penjaga gw itu menghela nafas panjang dan menyunggingkan sebuah senyuman manis..
“Tidak apa-apa, Kang Mas.. Aku tahu saat ini kau sedang mengalami masa sulit” Jawab Sekar dengan wajah cantik yang masih dihiasi senyuman..
“Terima kasih atas pengertian mu, Sekar.. Sekarang, aku mohon kau tinggalkan aku disini bersama Anggie.. Jika suatu hal terjadi, aku akan memanggilmu kembali” Pinta gw yang dibalas langsung oleh anggukan kepalanya..
Setelah Sekar menghilang, gw pun mengetuk pintu Villa yang berwarna putih.. Tapi, ternyata pintu tersebut tidak terkunci.. Mungkin Anggie sengaja tidak menguncinya agar gw bisa langsung masuk dengan leluasa..
“Yank.. Kamu dimana?” Panggil gw setelah mengucap salam, sambil berjalan masuk ke dalam Villa..
Suasana didalam Villa nampak sepi, tanpa ada aktifitas mahluk hidup yang terasa.. Beberapa penampakan Jin lemah, seketika menghilang begitu hawa hangat dibahu gw bereaksi..
“Yank..” Kembali gw memanggil Anggie dengan penggilan kesayangan, namun tak juga terdengar sahutan dari gadis itu..
“Mungkin dia didalam kamar” Ucap gw dengan suara lirih, lalu bergegas menuju kamar yang sering digunakan Anggie saat menginap disini..
KREEKK..
Suara pintu kamar yang berdecit saat gw buka, terdengar cukup jelas.. Senyuman gw langsung terlukis diwajah, saat melihat Anggie sedang berkaca di depan cermin dimeja rias dengan hanya menggunakan tanktop hitam dan hotpants berwarna biru donker..
“Yank” Panggil gw lagi dan membuat gadis itu langsung memutar tubuh..
Sebuah senyuman sangat manis disimpulkan Anggie saat gw mulai berjalan mendekat ke arahnya.. Gadis itu perlahan berdiri dan memeluk gw dengan sangat erat.. Tak kalah erat, gw pun membalas pelukan Anggie lalu memandang wajahnya lekat-lekat..
Tiba-tiba, gadis itu mencium gw dengan penuh nafsu dan mendorong tubuh ini, hingga gw jatuh terlentang diatas ranjang berseprei merah motif bunga-bunga.. Kening gw sempat berkerut merasakan aroma minuman keras yang berbekas dimulut setelah di cium Anggie, saat gw sudah bangkit dan duduk ditepian ranjang..
Belum hilang rasa terkejut di wajah, mendadak, Anggie membuka tanktop dan hotpants nya hingga hanya menyisakan bra hitam dan celana dalam berwarna sama.. Pandangan mata gw langsung tertunduk menatap lantai, enggan menikmati pemandangan yang sebenarnya memancing gairah kelelakian..
“Imam Al Fattah, My Prince Charming yang paling ganteng” Ucap Anggie sambil berjalan mendekat, lalu mengangkat wajah gw dan kembali mencium bibir ini dengan penuh nafsu..
Lagi-lagi, gw mencium aroma minuman keras dari mulut gadis itu, yang mendorong tubuh gw hingga berbaring kembali diatas tempat tidur sambil terus menghujani ciuman di wajah.. Jujur, nafsu gw terpancing saat Anggie membuka kaus yang gw kenakan dan ciumannya terus turun dari leher hingga ke beberapa titik didada.. Bahkan, kedua mata gw terpejam menikmati tiap ciuman yang dilayangkan gadis itu..
Tapi, saat Anggie hendak membuka celana pendek yang gw kenakan, tiba-tiba bahu kanan gw memanas.. Kedua mata gw seketika terbuka dan dengan cepat gw bangkit menangkap tangan gadis itu, yang sudah berhasil membuka kancing dan resleting celana..
“Stop it, Yank” Ucap gw yang sempat dibalas dengan senyuman Anggie..
Sejenak, gadis itu menghentikan tindakannya dan menatap gw masih dengan wajah dihiasi senyuman.. Tapi, lagi-lagi Anggie mencoba membuka celana gw.. Dengan cepat gw tepis tangan Anggie sambil berdiri menyambar kaus yang ada di atas tempat tidur dan mengenakannya langsung..
Hawa panas Pedang Jagat Samudera yang ada di bahu, perlahan menghangat saat gw berhasil menguasai nafsu dalam diri.. Kembali Anggie yang sudah setengah telanjang bangkit dan mencium bibir gw penuh gairah.. Dengan lembut gw melepaskan diri dari pelukan dan ciuman gadis itu..
“What’s wrong, Beb? Kenapa kamu ga mau ML sama aku? Kamu ga sayang aku?” Tanya Anggie sambil mencoba kembali merayu dan mencium bibir ini..
“Kamu mabuk, Yank.. Kita ga seharusnya berbuat ini” Jawab gw seraya menangkap tangan gadis itu yang mencoba menggerayangi area sensitif gw..
Anggie terlihat mendengus sebal lalu membantingkan tubuhnya diatas ranjang dan tertawa terbahak-bahak..
“Aku ditolak sama cowo aku sendiri.. Gila! Ini gila! Cuma kamu kucing yang nolak ayam goreng didepan mata, Beb” Kata Anggie yang mulai meracau disusul tawa nya kembali..
Gw terdiam mendengarkan ocehan tanpa sadar yang keluar dari mulut Anggie, akibat pengaruh minuman keras..
“Padahal kalo kita ML terus aku hamil, kita bisa bersatu, Beb.. Cuma ini jalan satu-satunya.. Ibu pasti ga bakal berani misahin kita lagi kalo aku ngandung anak kamu” Kata Anggie saat sudah duduk bersila diatas ranjang..
Kedua mata gw menatap nanar ke arah Anggie yang wajahnya nampak memerah akibat mabuk.. Sama sekali gw tidak menyangka pikiran gadis tersebut bisa sepicik itu.. Bagaimana mungkin dia bisa mengambil jalan pintas yang merupakan dosa besar jika kami lakukan?
“Aku heran kenapa Ibu terus nyoba pisahin kita yah? Kenapa Ibu bisa bilang aku ga pantes buat kamu.. Beliau bilang aku cuma bisa nyakitin kamu dan dia.. Salah aku apa? Kurangnya aku apa, Beb.. Aku cantik.. Keluarga aku juga kaya dan aku juga sayang banget sama kamu.. Aku bahkan rela mengorbankan apapun buat kamu.. Apa kurangnya aku, Beb? Apa???” Tanya Anggie yang mulai terisak..
Gw yang masih berdiri mematung, memandang Anggie dengan perasaan bercampur aduk.. Satu sisi, gw kecewa dengan jalan pintas yang dipilih Anggie.. Tapi disisi lain, batin gw terasa teriris mendengar tangisan yang menandakan keputusasaan gadis itu..
“Batin aku hancur banget saat Ibu bilang semuanya di depan Silvi dan Anton.. Aku tau Ibu sakit dan kamu ga mau nyakitin Ibu.. Tapi, apa aku salah kalo anggap ini semua ga adil buat aku, Beb? Ini bener-bener ga adil” Teriak Anggie sambil melempar bantal ke lantai dan mengacak-acak seprai, lalu kembali menangis tersedu-sedu..
Sungguh suatu pemandangan yang menyayat hati, saat melihat orang yang kita cintai sedang berada dalam keterpurukan.. Tanpa bisa melakukan sesuatu yang dapat meredam luapan emosi..
Perlahan, gw berjalan mendekati gadis cantik yang hanya mengenakan bra dan celana dalam hitam.. Lalu, mengambil sebuah selimut tebal dan menyelimuti tubuh Anggie yang nampak mulai kedinginan..
Gadis itu tersenyum sejenak menatap gw dengan kedua mata masih berlinang.. Lalu merebahkan diri dipangkuan gw yang sudah duduk disampingnya..
“Aku gila yah, Beb.. Cuma gara-gara kamu, aku bisa ngelakuian hal gila kek gini.. Aku bener-bener putus asa, Beb..” Gumam Anggie dengan suara lirih, sambil menyeka airmata yang kembali menetes..
Gw merasakan ada luka menganga yang mengalirkan darah dengan deras didalam lubuk hati.. Tapi, gw hanya bisa menyeka airmata saja yang mengalir dari kedua mata.. Gw tak berdaya.. Sama sekali gw tidak mampu melawan kehendak Ibu yang menghancurkan dua hati kami yang saling mencinta..
Gw hanya bisa membelai lembut rambut Anggie yang nampak sudah memejamkan kedua mata diatas pangkuan gw.. Pandangan gw bisa melihat gadis itu sudah tertidur meski dengan mata berair.. Perlahan, gw memanggil nama Sekar dan memintanya untuk membawa gw dan Anggie ke rumah gadis itu..
Didalam kamarnya, gw meminta Sekar untuk memakaikan baju tidur ke Anggie.. Sambil tersenyum, Jin Penjaga gw itu menuruti permintaan gw..
“Maafin aku, Yank.. Jika kita berjodoh, aku yakin Allah akan memberikan jalan keluar dan memenangkan cinta kita” Bisik gw lirih ditelinga Anggie dan mengecup kening gadis itu dengan lembut..
Sekembalinya ke ruang perawatan Ibu bersama Kak Silvi, gw mencoba sekali untuk bersikap seperti biasa.. Bersikap seperti tidak ada suatu apapun yang telah terjadi.. Berpura-pura tidak tahu, bahwa seorang gadis yang sangat mencintai gw, sedang terpuruk diluar sana..
Alhamdulillah, kesehatan Ibu semakin membaik dan hari ini sudah diperbolehkan untuk pulang.. Empat hari Beliau dirawat dirumah sakit dan sudah dua hari gw sama sekali tidak mendapatkan kabar dari Anggie..
Gw coba mengirimkan beberapa pesan ke gadis itu, tapi tak satu pun dibalasnya, meski telah dibaca.. Dan malam ini, di depan teras dengan hanya ditemani rokok serta secangkir kopi susu panas, kembali gw kirimkan satu pesan lagi.. Pesan berupa sebuah puisi yang berisi curahan perasaan gw ke dirinya.. Begini isi puisi itu..
Aku Bintang..
Kau sangat mengenalku..
Karena kau adalah kekasihku, Bulan..
Dan derajat Matahari ada diatas kita..
Dimalam gelap ini, kau dan aku mencoba meredup tak berpendar..
Aku memaksakan diri untuk menerima kehendak Matahari..
Kau memaksakan diri untuk menghilang..
Saat Sang Raja Siang melukai..
Tapi aku kedinginan sekarang..
Dan kau pun terluka..
Sementara Matahari kian meraja..
Sinar terang mu menjauh, Bulan..
Kau tahu, aku tidak bisa hidup tanpa hangatnya sinar Sang Raja..
Kau pun sadar, bahwa aku tak bisa berpendar tanpa indahnya sinar mu, Bulan..
Pesan berisi puisi kacangan itu gw kirimkan ke Anggie.. Gw melihat dua tanda centang hitam sudah berganti biru.. Gw menunggu jawaban yang sekiranya akan dikirimkan Anggie.. Tapi, sekian menit terlewat masih belum ada satupun balasan..
Gw menghela nafas panjang, menyadari gadis itu sudah sama sekali tidak memperdulikan pesan yang gw kirimkan.. Sebegitu terlukanya kah gadis itu? Yaa Rabb, jika ini adalah ujian bagi cinta kami berdua, hamba mohon kuatkan lah kami? Ucap gw dalam hati..
Tiba-tiba, Hp digenggaman tangan gw bergetar pertanda ada sebuah pesan yang masuk.. Dengan cepat, gw membuka Hp untuk melihat siapa yang mengirimkan pesan..
“Anggie” Ucap gw dengan kedua mata berbinar setelah mengetahui gadis itu lah si pengirim pesan barusan..
Tanpa banyak bicara, gw langsung membuka apa isi pesan yang ia kirimkan..
“Temui aku di Villa”
Sebuah senyuman sumringah merekah seketika diwajah gw begitu membaca isi pesan.. Benak gw langsung terbayang Villa keluarga gadis itu yang dahulu sempat kami kunjungi.. Villa dimana gw bertemu duo sanca anak buah Nyi Durga Daksa untuk pertama kali.. Villa dimana gw juga sempat membongkar suatu kasus pembunuhan seorang laki-laki yang mayatnya ditanam dibawah sebuah pohon besar..
Tak mau menunda untuk segera bertemu Anggie, gw langsung memanggil Sekar yang kebetulan sedang tak menemani.. Tapi, begitu Sekar muncul, benak gw malah teringat akan kondisi Ibu.. Tidak mungkin gw meninggalkan beliau seorang diri dirumah dan hanya ditemani adik gw, Ayu..
Dengan cepat, gw bergegas masuk ke dalam rumah dan mengintip ke dalam kamar Ibu.. Dari celah pintu, gw melihat beliau telah merebahkan diri bersama Ayu yang juga sudah tertidur pulas..
Melihat hal tersebut, hati gw sedikit lega.. Lalu, gw kembali ke depan untuk mengunci pintu rumah dan masuk ke kamar setelahnya.. Didalam kamar, gw memanggil Bayu Barata yang langsung muncul disebelah Sekar..
“Bayu, aku membutuhkan bantuan mu malam ini.. Aku akan pergi sebentar bersama Sekar.. Tolong kau menjelma menjadi diriku dan tetaplah dikamar.. Jika terjadi apa-apa dengan Ibu, segera kau kabari kami” Pinta gw dengan penuh kesungguhan ke Bayu Barata..
“Baik, Raden.. Aku akan menjalankan perintah”
Mendengar jawaban Bayu Barata, gw menganggukan kepala lalu berjalan mendekati Sekar..
“Sekar, tolong bawa aku ke tempat Anggie berada sekarang juga” Pinta gw yang dibalas oleh berkerutnya dahi Jin Penjaga gw itu..
“Sudahlah.. Kau tidak perlu bertanya.. Turuti saja permintaan ku” Ucap gw dengan nada naik dan membuat Sekar sedikit terkejut..
“Baik, Kang Mas.. Tutup mata mu sekarang”
Tanpa menunggu apapun, gw segera memejamkan mata dan merasakan bahu ini dipegang oleh tangan Sekar.. Tak beberapa lama, udara dingin menyergap tubuh gw, sebagai pertanda kami sudah tiba di daerah pegunungan tempat Villa nya keluarga Anggie berada..
Kedua mata gw yang sudah terbuka, sempat menangkap sebuah mobil sedan berwarna silver keluar dari gerbang Villa.. Ajian Tembus Pandang segera gw gunakan untuk melihat siapa gerangan yang berada dalam mobil..
“Darren dan istrinya.. Mungkin mereka habis nemenin Anggie” Ucap gw lirih begitu mengetahui si pengendara mobil..
Gw pun langsung membalikkan badan dan menatap wajah Sekar lekat-lekat..
“Sekar, maafkan aku telah membentak mu tadi” Kata gw yang melihat Sekar terdiam dengan wajah menyiratkan sedikit kesal..
Lalu, Jin penjaga gw itu menghela nafas panjang dan menyunggingkan sebuah senyuman manis..
“Tidak apa-apa, Kang Mas.. Aku tahu saat ini kau sedang mengalami masa sulit” Jawab Sekar dengan wajah cantik yang masih dihiasi senyuman..
“Terima kasih atas pengertian mu, Sekar.. Sekarang, aku mohon kau tinggalkan aku disini bersama Anggie.. Jika suatu hal terjadi, aku akan memanggilmu kembali” Pinta gw yang dibalas langsung oleh anggukan kepalanya..
Setelah Sekar menghilang, gw pun mengetuk pintu Villa yang berwarna putih.. Tapi, ternyata pintu tersebut tidak terkunci.. Mungkin Anggie sengaja tidak menguncinya agar gw bisa langsung masuk dengan leluasa..
“Yank.. Kamu dimana?” Panggil gw setelah mengucap salam, sambil berjalan masuk ke dalam Villa..
Suasana didalam Villa nampak sepi, tanpa ada aktifitas mahluk hidup yang terasa.. Beberapa penampakan Jin lemah, seketika menghilang begitu hawa hangat dibahu gw bereaksi..
“Yank..” Kembali gw memanggil Anggie dengan penggilan kesayangan, namun tak juga terdengar sahutan dari gadis itu..
“Mungkin dia didalam kamar” Ucap gw dengan suara lirih, lalu bergegas menuju kamar yang sering digunakan Anggie saat menginap disini..
KREEKK..
Suara pintu kamar yang berdecit saat gw buka, terdengar cukup jelas.. Senyuman gw langsung terlukis diwajah, saat melihat Anggie sedang berkaca di depan cermin dimeja rias dengan hanya menggunakan tanktop hitam dan hotpants berwarna biru donker..
“Yank” Panggil gw lagi dan membuat gadis itu langsung memutar tubuh..
Sebuah senyuman sangat manis disimpulkan Anggie saat gw mulai berjalan mendekat ke arahnya.. Gadis itu perlahan berdiri dan memeluk gw dengan sangat erat.. Tak kalah erat, gw pun membalas pelukan Anggie lalu memandang wajahnya lekat-lekat..
Tiba-tiba, gadis itu mencium gw dengan penuh nafsu dan mendorong tubuh ini, hingga gw jatuh terlentang diatas ranjang berseprei merah motif bunga-bunga.. Kening gw sempat berkerut merasakan aroma minuman keras yang berbekas dimulut setelah di cium Anggie, saat gw sudah bangkit dan duduk ditepian ranjang..
Belum hilang rasa terkejut di wajah, mendadak, Anggie membuka tanktop dan hotpants nya hingga hanya menyisakan bra hitam dan celana dalam berwarna sama.. Pandangan mata gw langsung tertunduk menatap lantai, enggan menikmati pemandangan yang sebenarnya memancing gairah kelelakian..
“Imam Al Fattah, My Prince Charming yang paling ganteng” Ucap Anggie sambil berjalan mendekat, lalu mengangkat wajah gw dan kembali mencium bibir ini dengan penuh nafsu..
Lagi-lagi, gw mencium aroma minuman keras dari mulut gadis itu, yang mendorong tubuh gw hingga berbaring kembali diatas tempat tidur sambil terus menghujani ciuman di wajah.. Jujur, nafsu gw terpancing saat Anggie membuka kaus yang gw kenakan dan ciumannya terus turun dari leher hingga ke beberapa titik didada.. Bahkan, kedua mata gw terpejam menikmati tiap ciuman yang dilayangkan gadis itu..
Tapi, saat Anggie hendak membuka celana pendek yang gw kenakan, tiba-tiba bahu kanan gw memanas.. Kedua mata gw seketika terbuka dan dengan cepat gw bangkit menangkap tangan gadis itu, yang sudah berhasil membuka kancing dan resleting celana..
“Stop it, Yank” Ucap gw yang sempat dibalas dengan senyuman Anggie..
Sejenak, gadis itu menghentikan tindakannya dan menatap gw masih dengan wajah dihiasi senyuman.. Tapi, lagi-lagi Anggie mencoba membuka celana gw.. Dengan cepat gw tepis tangan Anggie sambil berdiri menyambar kaus yang ada di atas tempat tidur dan mengenakannya langsung..
Hawa panas Pedang Jagat Samudera yang ada di bahu, perlahan menghangat saat gw berhasil menguasai nafsu dalam diri.. Kembali Anggie yang sudah setengah telanjang bangkit dan mencium bibir gw penuh gairah.. Dengan lembut gw melepaskan diri dari pelukan dan ciuman gadis itu..
“What’s wrong, Beb? Kenapa kamu ga mau ML sama aku? Kamu ga sayang aku?” Tanya Anggie sambil mencoba kembali merayu dan mencium bibir ini..
“Kamu mabuk, Yank.. Kita ga seharusnya berbuat ini” Jawab gw seraya menangkap tangan gadis itu yang mencoba menggerayangi area sensitif gw..
Anggie terlihat mendengus sebal lalu membantingkan tubuhnya diatas ranjang dan tertawa terbahak-bahak..
“Aku ditolak sama cowo aku sendiri.. Gila! Ini gila! Cuma kamu kucing yang nolak ayam goreng didepan mata, Beb” Kata Anggie yang mulai meracau disusul tawa nya kembali..
Gw terdiam mendengarkan ocehan tanpa sadar yang keluar dari mulut Anggie, akibat pengaruh minuman keras..
“Padahal kalo kita ML terus aku hamil, kita bisa bersatu, Beb.. Cuma ini jalan satu-satunya.. Ibu pasti ga bakal berani misahin kita lagi kalo aku ngandung anak kamu” Kata Anggie saat sudah duduk bersila diatas ranjang..
Kedua mata gw menatap nanar ke arah Anggie yang wajahnya nampak memerah akibat mabuk.. Sama sekali gw tidak menyangka pikiran gadis tersebut bisa sepicik itu.. Bagaimana mungkin dia bisa mengambil jalan pintas yang merupakan dosa besar jika kami lakukan?
“Aku heran kenapa Ibu terus nyoba pisahin kita yah? Kenapa Ibu bisa bilang aku ga pantes buat kamu.. Beliau bilang aku cuma bisa nyakitin kamu dan dia.. Salah aku apa? Kurangnya aku apa, Beb.. Aku cantik.. Keluarga aku juga kaya dan aku juga sayang banget sama kamu.. Aku bahkan rela mengorbankan apapun buat kamu.. Apa kurangnya aku, Beb? Apa???” Tanya Anggie yang mulai terisak..
Gw yang masih berdiri mematung, memandang Anggie dengan perasaan bercampur aduk.. Satu sisi, gw kecewa dengan jalan pintas yang dipilih Anggie.. Tapi disisi lain, batin gw terasa teriris mendengar tangisan yang menandakan keputusasaan gadis itu..
“Batin aku hancur banget saat Ibu bilang semuanya di depan Silvi dan Anton.. Aku tau Ibu sakit dan kamu ga mau nyakitin Ibu.. Tapi, apa aku salah kalo anggap ini semua ga adil buat aku, Beb? Ini bener-bener ga adil” Teriak Anggie sambil melempar bantal ke lantai dan mengacak-acak seprai, lalu kembali menangis tersedu-sedu..
Sungguh suatu pemandangan yang menyayat hati, saat melihat orang yang kita cintai sedang berada dalam keterpurukan.. Tanpa bisa melakukan sesuatu yang dapat meredam luapan emosi..
Perlahan, gw berjalan mendekati gadis cantik yang hanya mengenakan bra dan celana dalam hitam.. Lalu, mengambil sebuah selimut tebal dan menyelimuti tubuh Anggie yang nampak mulai kedinginan..
Gadis itu tersenyum sejenak menatap gw dengan kedua mata masih berlinang.. Lalu merebahkan diri dipangkuan gw yang sudah duduk disampingnya..
“Aku gila yah, Beb.. Cuma gara-gara kamu, aku bisa ngelakuian hal gila kek gini.. Aku bener-bener putus asa, Beb..” Gumam Anggie dengan suara lirih, sambil menyeka airmata yang kembali menetes..
Gw merasakan ada luka menganga yang mengalirkan darah dengan deras didalam lubuk hati.. Tapi, gw hanya bisa menyeka airmata saja yang mengalir dari kedua mata.. Gw tak berdaya.. Sama sekali gw tidak mampu melawan kehendak Ibu yang menghancurkan dua hati kami yang saling mencinta..
Gw hanya bisa membelai lembut rambut Anggie yang nampak sudah memejamkan kedua mata diatas pangkuan gw.. Pandangan gw bisa melihat gadis itu sudah tertidur meski dengan mata berair.. Perlahan, gw memanggil nama Sekar dan memintanya untuk membawa gw dan Anggie ke rumah gadis itu..
Didalam kamarnya, gw meminta Sekar untuk memakaikan baju tidur ke Anggie.. Sambil tersenyum, Jin Penjaga gw itu menuruti permintaan gw..
“Maafin aku, Yank.. Jika kita berjodoh, aku yakin Allah akan memberikan jalan keluar dan memenangkan cinta kita” Bisik gw lirih ditelinga Anggie dan mengecup kening gadis itu dengan lembut..
dodolgarut134 dan 14 lainnya memberi reputasi
15