- Beranda
- Stories from the Heart
I Love You More Than You Think
...
TS
nengsr
I Love You More Than You Think

Thanks for the amazing cover Om quatzlcoatl

(Ssstt.. this is the real picture of us)
Aku sering bertanya-tanya pada diri sendiri, apa yang paling berperan di kehidupan ini? cintaatau uang?
Dan aku pernah bertanya pada ibuku, beliau menjawab uang. Karena beliau berpikir realistis, katanya cinta saja tidak ada uang ya tidak hidup.
Ya memang. Tetapi aku agak kurang setuju, karena ketika tidak punya uang aku tidak semerana itu. Tapi jika hati yang terluka, hati yang mengelola semuanya. Sedih berkepanjangan menghilangkan semua gairah.
Dan aku pernah bertanya pada ibuku, beliau menjawab uang. Karena beliau berpikir realistis, katanya cinta saja tidak ada uang ya tidak hidup.
Ya memang. Tetapi aku agak kurang setuju, karena ketika tidak punya uang aku tidak semerana itu. Tapi jika hati yang terluka, hati yang mengelola semuanya. Sedih berkepanjangan menghilangkan semua gairah.
Panggil saja aku Hani, itu nama kecilku. Aku asli orang Surabaya jadi ga pake 'gue-elo'. Maklum orang jawa, ketika ada yang pake sebutan 'gue' pasti pada nyeletuk "mangan tahu tempe ae gue gue"

Mau ijin pada para pecinta SFTH buat nulis sebagian kisahku. Ya hanya sekedar untuk mengabadikan

Maaf jika tulisanku jelek, memang bukan penulis

Apabila ada yang mengenalku, aku mohon dengan sangat jangan bocor ya gan
PM aja kalo mau. Oke?Selamat menikmati...
Spoiler for Index:
Spoiler for Mulustrasi:
Diubah oleh nengsr 21-09-2020 23:10
bukhorigan dan 13 lainnya memberi reputasi
12
113.9K
847
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
nengsr
#514
Another Beautiful Day With You
Sore menuju malam ini aku lagi di Galaxy Mall. Aku mau nemuin Dani buat bayar travelnya. Ya, akhirnya aku memutuskan buat ikut karena tertarik dengan destinasinya. Sekarang Dani lagi nonton sama temen2nya. Aku diajak sih, cuma aku udah nonton film yang mau ditonton dia jadinya aku nolak ajakannya.
Perkiraanku sih aku nyamperin kesini pas dengan filmnya selesai. Ternyata pas banget, begitu aku sampe ke XXI dia keluar sama temen2nya.
"Hei.." sapaku setelah tiba di belakangnya.
"Loh, Neng kok kesini?" Tanyanya setelah menoleh ke belakang.
"Lha kan Kasep bilangnya malem ini pulang dan nonton disini. Katanya gausah transfer nanti kena charge.." jawabku menjelaskan langsung.
"Hahaha iya sih. Kirain mau ketemu dimana gitu, eh malah nyamperin kesini."
"Ya gapapa
"Ya pikirku sekalian mau ikut jalan2 juga. Eh tapi setelah nonton ini mereka ga ada tujuan lain, alias mau langsung pulang. Yaudah~
Kita langsung jalan keluar ke arah parkiran. Tapi salah satu temennya Dani itu STNK nya ketinggalan di rumah Dani. Jadi Dani pulang dulu buat ambil STNK, sementara aku dan dua temannya Dani, Nia dan Ismi menunggu di parkiran.
Setibanya Dani kita langsung keluar dari parkiran.
"Kita mau makan Neng, mau ikut ga?" Tanya Dani.
"Makan apa? Dimana?"
"Di mie ayam Rajawali."
"Emang buka ta?" Tanya Nia.
"Buka kok tadi kan aku lewat." Jawab Dani.
"Hmm ya boleh. Aku juga ga ada acara ini." Jawabku yang sebenernya sih masih ingin berlama lama ketemu Dani.

Kemudian berangkat lah kita ke tempat yang dituju. Pesan 4 mie ayam dan es teh. Mereka terlibat obrolan seru dengan aku yang menjadi penyimak. Dan sesekali menjawab apa yang mereka pertanyakan.
Terus yang terjadi kemudian setelah beberapa kali sendokan masuk kedalam mulut, tiba2 ada yang bergejolak di dalam perut. Aku mual dan memuntahkannya diam2 ke tissue yang langsung kubuang. Dan ga melanjutkan makannya lagi. Padahal masih ada separuh porsi lebih.

Entah kenapa tiba2 mual. Efek ga makan seminggu itu kali ya. Mie ayamnya juga ga enak.

Setelah selesai makan semua, kita langsung pulang. Ada kelegaan di dalam hati saat bisa bertatap muka langsung dengan dia. Walopun kita hanya bercengkrama seadanya, itu sudah cukup menghapus kerinduan yang menghuni di dada selama ini. Ceilah

...
Sehari sebelum berangkat ke Kawah Ijen. Sebenernya aku agak gelisah, membayangkan apa saja yang bakal terjadi nanti. Apa bakal awkward atau gimana, mengingat hubungan kita yang udah berakhir. Entah dengan Dani, yang dia tunjukkan tentu saja ke-excited-annya karena ini bakal jadi pengalaman pertamanya untuk hiking.
BBM
Quote:
...
6 September 2014
Hari sabtu inilah yang sudah kita tunggu2. Nanti malem kita bakal berangkat liburan. Tapi sore ini aku harus nemenin ibu kondangan, acaranya jam 7 malam.
Selama di kondangan ini aku pengen cepet2 pulang. Aku belum prepare apapun untuk dipacking.
"Bu, ayo jangan lama2 kan aku mau berangkat. Aku belum packing nih.." bisikku ke ibu.
"Iya iya. Yaudah ayo pulang." Jawabnya.
Tanpa banyak bicara aku langsung bergegas keluar dari gedung dan ambil motor bersiap untuk pulang. Aku gas pol si Rexy (nama motorku) yang sukses bikin ibu ngomel2 karena aku bawa motornya kayak ngejar maling

BBM
Quote:
Aku langsung buru2 ganti dress yang aku pake dengan kaos dan celana. Langsung keluar lagi meluncur ke indoapril beli air mineral seperti yang dibilang Dani dan beberapa barang yang aku butuhkan. Setelahnya langsung pulang untuk prepare.
SMS
Quote:
Dia udah berangkat, aku jadi makin cepet buat bersiap. Dan setiba dia di rumahku kita langsung berangkat dengan menembus kemacetan di malam minggu ini. Karena Terminal Bungurasih itu jauh banget dari rumahku, membutuhkan waktu yang lumayan lama untuk tiba disana.
Begitu sampai Dani langsung mengarahkan ke gang2 yang ada di terminal ini buat parkir motor. Dia udah langganan kan parkir motor disini kalo pergi kerja PP dulu. Dan baru beres parkir hp Dani berdering, yang ternyata itu telpon dari Erwin.
"Si Erwin udah di depan katanya, nyuruh cepet soalnya dia sendirian.." ucap Dani kemudian setelah mengakhiri telponnya.
Dan benar saja, Erwin berdiri sendirian di depan terminal kayak orang nunggu angkot.
"Ngapain berdiri disitu?" Tanya Dani ke Erwin.
"Lha ga ada temennya loh. Aku ga tau rombongannya yang mana.." jawab Erwin.
"Lha mba Dini mana?" Tanya Dani lagi. Aku hanya memperhatikan dua sahabat yang lagi ngobrol ini.
"Ga tau.."
"Bentar aku bbm." Ucap Dani.
"Hay mba.." sapa Erwin ke aku.
"Halo.. Duduk dong. Berat nih.." pintaku yang pengen segera duduk. Cape bawa barang berat, pundakku masih sakit kalo harus bawa bawaan berat.
Terus kita menuju tempat duduk yang tersedia disana bersebelahan dengan tempat mangkalnya tukang becak. Dua sahabat itu langsung bertransaksi buff dan nyobain cara makainya dengan berbagai macam.
Ini sudah jam 10 lebih, beberapa orang yang sepertinya rombongan kita juga udah dateng. Tapi Elf nya ga kunjung tiba karena mengalami kecelakaan, jadilah Dini harus cari Elf dadakan.
"Sep, hadap sana dong. Aku mau sender. Cape ga ada senderannya nih.." kataku ke Dani. Minta dia menghadap kearah berlawanan biar aku bisa sender ke punggungnya.
Lama menunggu dan malem makin berlarut bikin aku ngantuk yang sedari pulang kerja tadi belum beristirahat sama sekali. Dani menurutiku dengan aku yang langsung sender ke punggungnya dan mulai tidur.
Pukul 12 lewat akhirnya Elf nya datang juga. Kita bertiga masuk dan duduk di bangku ketiga. Dengan aku di pojok kiri, Dani tengah, Erwin pojok kanan. Aku sempat buka hp dan melihat recent update bbm, ternyata ada Sita yang bikin status yang ditujukan padaku.
Quote:
Hahaha kampret!
Apa yang kita lakukan dalam mobil? Tidur! Aku udah ngantuk parah. Ini udah masuk tanggal 7. Dan harapan kita bisa ketemu blue fire harus kandas begitu saja.

Saat tidur, awalnya aku sender ke kaca. Tapi ga jarang aku sadar dengan kepala sender ke bahu Dani, dan Dani juga sender ke kepalaku

Aku terbangun dengan mata yang langsung disuguhkan indahnya sinar matahari yang akan bersiap menampakkan diri tapi masih malu2. Warnanya mengagumkan, jingga cenderung merah. Bagus banget!
"Hey, bangun. Coba liat sunrisenya.." ucapku dengan menepuk pelan lengan Dani membangunkan dia.
Dia menggeliat dan mulai mengerjapkan matanya mencoba mencari kebenaran ucapkanku tadi. Dan benar saja dia langsung terkagum dengan gantian membangunkan Erwin.
"He bangun Win, liat deh tuh mataharinya bagus.." ucapnya.
Dan ga lama setelah melakukan perijinan kita udah mendarat di parkiran, semua rombongan berhamburan keluar dari mobil. Mulai beradaptasi dengan udara dinginnya di subuh ini. Aku sempat lihat hp yang ternyata sudah jam 5 lewat.
Setelah diberi arahan oleh pemilik travel, kita mulai pendakian ini. Denganku yang melupakan syal ataupun sarung tangan yang udah kubawa. Hanya sempet ambil selendang pantai buat buntal badanku, juga masker yang ada disaku jaket.
Aku berjalan dengan memasukan tangan di saku jaket. Awalnya jalan menanjaknya dalam tahap biasa, begitu tikungan pertama tanjakannya berubah jadi 45°. Kita berhenti sejenak, Dani minum air yang dia bawa dalam tasnya. Punyaku aku tinggal di dalam tas di mobil, aku cuma bawa tas kecil yang isinya dompet, hp, tab dan kamera.
Setelah selesai Dani dan aku minum, sebelum mulai jalan lagi, dia membuka telapak tangannya memintaku untuk menggandeng tangannya, persis seperti yang dia lakukan saat kita masih pacaran. Karena mungkin tau aku kedinginan dan jalannya ini agak susah. Kita mendaki gunung di bulan september, jadi tanahnya kering berpasir. Licin bro..
Aku melihat kearahnya sebelum akhirnya menyambut tangannya dengan menyimpan senyum.
"Hmm.. dingin banget tangannya." Katanya. Padahal dia pake sarung tangan tapi masih kerasa dinginnya.
"Iyalah ga pake sarung tangan." Jawabku dengan melanjutkan jalan.
Erwin berada di depan kita, dia semangat sekali. Atau mungkin males banget harus di belakang orang yang sedang bergandengan tangan.

Yang udah pernah ke Kawah Ijen pasti tau gimana medannya. Dan untuk pemula seperti kita ini cukup wow lah ya. Jalannya nanjak terus gile, jantung rasanya berdetak 2x lebih cepat. Akhirnya sampailah kita di pos pertama, menandakan sudah setengah perjalanan kita.
"Aku kebelet pipis. Ada toilet ya disana?" Kata Dani nunjuk pondok yang di sisi kiri.
"Sama. Aku juga." Sahut Erwin.
"Bentar ya Neng." Ucap Dani yang langsung bergegas dengan Erwin cari toilet.
Sementara aku disini, di pondok yang ada warung juga tempat penimbangan belerang. Ada bapak2 penambang belerang dengan pikulannya yg penuh dengan belerang sedang istirahat setelah menimbang hasil tambangnya.
Aku takjub memandang mereka, sudah cukup tua harus memikul berat yang mencapai 60kg-80kg dari atas sana sampe ke bawah. Dan mereka hanya sanggup menambang 2x dalam sehari.
Aduh bapak, saya mending nandur aja deh. Ga bisa ngebayangin gimana rasa capeknya. Jalan dari bawah ke atas ambil belerang trus dipikul buat disetor ke bawah abis itu balik lagi. Ini aku yang ga bawa beban apa2 aja udah ngos2an. Padahal masih setengah perjalanan lagi.
"Ga ada toiletnya." Kata Dani yang sudah menghampiriku.
"Lha itu bukan toilet?" Tanyaku.
"Bukan." Jawabnya singkat lalu minum. "Nih, minum." Dia menyuruhku untuk minum.
"Ayo lanjut lagi. Keburu siang." Ucapnya setelah aku selesai minum.
Perjalanan setelah pos tadi ini lebih santai, karena jalannya banyak yang landai. Ga terlalu nanjak kayak tadi. Dan pemandangan yang ada disisi kanan tentu saja menarik perhatianku. Pemandangan tebing dan jurang yang hijau. Juga cantiknya Gunung Raung di seberang sana yang diselimuti awan putih membuatku mengabadikannya berkali kali dengan kameraku.
Setiba kita di puncak, kita langsung disuguhkan pemandangan yang luar biasa. Asap dari kawahnya udah mulai naik. Kawah yang biru kehijauan dibawah sana jadi terhalang. Tapi tidak membuat kita kecewa. Dan jelas kita berkali kali foto untuk mengabadikannya.
Saat aku utak atik kamera dan menunduk, Dani menghampiriku membuat bayangan siluet dibawah itu sangat bagus dan aku ga tahan buat menjepretnya. Hasilnya ya yang ada di cover depan itu

Setelah puas menikmati indahnya ciptaan Allah ini dengan berfoto ria. Sampe melihat bagaimana penambang bekerja. Dan saat asap kawah mulai naik banyak kita memutuskan untuk turun.
Dani ga pernah melepaskan kaitan tangannya dengan tanganku, karena jalan turun itu lebih susah. Licin dan sering bikin aku terpeleset jadi dia pegangin aku biar ga jatuh. Erwin mah nyeluntrung gitu aja kayak anak kelinci kabur dari kandang.
"Istirahat dulu ya. Makan dulu yuk." Ajak Dani saat kita udah sampe pondok lagi.
"Iya. Boleh." Jawabku.
"Kamu makan ga Win?" Tanya Dani ke Erwin.
"Ada apa aja?" Tanya Erwin.
"Itu lihat sendiri." Jawab Dani.
"Adanya cuma pop mie Neng, mau ga?" Tanya Dani melihatku dengan mata sayunya.
"Iya, mau. Yang baso ya.." jawabku

Sejenak buat istirahat dan mengisi perut biar ga masuk angin. Karena setelah ini kita akan melanjutkan perjalanan lagi ke Taman Nasional Baluran. Setelah makan kita langsung turun dan beristirahat di bawah menunggu rombongan lain sampe.
Siang kita baru beranjak dari Kawah Ijen menuju ke Taman Nasional Baluran. Agak jauh karena aku sempet tertidur juga. Begitu sampe di Savana Bekol kita semua turun. Bebas santai menikmati waktu. Kita foto bareng di depan rangka2 kepala banteng yang berjejer. Kemudian menuju ke Pantai Bama, tapi kita lagi apes. Air lautnya lagi surut.
"Yah, lagi surut.." kataku.
"Iya. Makan aja yuk. Laper ini udah mau sore.." kata Erwin.
"Iya ayo. Aku juga laper. Itu kayaknya warung deh.." ucap Dani nunjuk ke bangunan mirip depot.
Aku hanya mengikuti mereka masuk kedalam warung yang sebelumnya harus melewati banyaknya monyet2 kecil liar.
Entah mereka pesan apa aku lupa waktu itu. Yang jelas aku pesen teh anget sama soto yang sukses bikin aku melotot lihat porsinya yang banyak banget. Dimana piring mereka berdua udah tandas, isi mangkokku belum habis dari setengahnya dan aku udah kenyang.
"Udah kenyang ah, ampun.." ucapku menyerah dan ogah buat lanjutin lagi.

"Lha, diabisin Neng.." kata Dani membujukku.
"Engga. Kamu aja yang makan kalo mau." Ucapku mendorong mangkok ke arahnya. Kita duduk berhadapan dan Erwin di sebelah kirinya.
Dia ambil mangkokku dan tanpa diduga dia menyendokkan nasi soto itu trus disuapin ke aku.
"Ayo makan." Perintahnya dengan wajah tegas.
"Udah kenyang Sep.." rengekku.
"Kenyang apanya ini masih banyak." Tukasnya lagi.
Aku melirik ke arah Erwin yang dengan cuek melirik kearah kita sebentar lalu sibuk dengan hp nya lagi. Aku ga bisa mengelak akhirnya dan memilih untuk nurut.
Sendok demi sendok dia dengan sabar menyuapiku yang sangat lama ini. Kita ga mengabaikan Erwin kok, kita ngobrol bertiga, cuma ya emang dia kayak obat nyamuk aja

Setelah habis setengahnya lagi, aku bener2 menyerah. Dan akhirnya dihabiskan oleh Dani sisanya. Ah, dia mah selalu bisa diandalkan untuk menghabiskan makan hahaha.

Kelar makan kita foto2 di huruf2 yang berjejer bertuliskan B A M A. Ada yang ke toilet sekedar bersih2 atau mandi. Terus lanjut pulang. Tapi sempat berhenti di tengah yang ada papan bertuliskan Savana Bekol.
"Ayo turun.." kata Dani.
"Males ah, kamu aja sama Erwin tuh.." jawabku.
"Aku engga. Kamu aja." Sahut Erwin cepat.
"Loh, ayo dong. Gamau foto ta?" Bujuknya.
"Engga Sep.. males."
"Yaudah pinjem sandalnya."
Dia lepas sepatu tapi ga bawa sandal. Jadinya dia pinjem sandalku. Dan langsung bergabung dengan mereka yang lagi antri buat foto. Ga lama dia balik lagi.
"Ayo Neng, turun. Beneran ga mau foto?" Kali ini lebih semangat dia ngajaknya.
"Gendong ya?"

"Iya ayo." Ucapnya yang langsung balik badan dan jongkok di depanku. Dan aku langsung ngegaplok di punggungnya hehe

"Hmmm..." gumam Erwin. Dan ternyata dia jadi ikutan turun juga.
Dani membawaku ke papan itu, ambil posisi buat foto yang langsung disambut riuh sama cewe2 ini.
"Iih romantisnyaa.. mas, aku juga mau dong digendong.." ucap cewe 1.
"Iya.. sosweet banget, aku juga mau.." ucap cewe 2.
"Iya.. gantian ya nanti gendong aku mas.." Ucap cewe 3.
"Iya mas, aku juga mau.." ucap cewe 4.
"Iya boleh. Bayar 50ribu per orang ya.." Jawab Dani dengan cengengesan.
Aku perhatiin aja satu2 mukanya cewe2 ganjen yang minta gendong itu. Mereka ga lihat apa siapa yang digendong ini? Makanya kalo liburan bawa pacar biar bisa minta gendong kalo cape!

Emang situ bawa pacar?
Engga. Bawa mantan tapi rasa pacar! Hahahaha *goyang bang jali*

Setelah beberapa cekrek yang difotoin oleh Erwin. Masuk mobil lagi lah kita, kasian juga Dani gendongin aku terus

Begitu selesai langsung kita cuss pulang menuju Surabaya. Tiba di Terminal Bungurasih udah jam 1 dini hari. Erwin langsung pulang karena udah dijemput sama ayahnya. Kita juga langsung bergegas ke parkiran untuk ambil motor dan pulang.
Di jalan mataku ngantuk banget, berulang kali teklak tekluk bikin motornya Dani oleng. Setelah mikir pegangan Dani apa tasnya? Akhirnya aku lebih milih pegangan tas ranselnya Dani dan tidur.
Udah mau jam 2 pagi waktu kita tiba di rumahku. Dani langsung pamit pulang setelah orang rumah bukain pintu buat aku. Segera aku masuk, bersih2 dan bersiap untuk tidur karena besok pagi aku harus kerja.
Aku buka hp berniat mau ngucapin terima kasih ke Dani, tapi aku keduluan melihat dia ganti foto profil dengan foto kita yang lagi gendong2an

Memang benar, ga ada yang mengalahkan kekuatan cinta asalkan kita mau berjuang. Sekeras apa usaha untuk memisahkan tapi jika cinta memilih untuk berjuang, orang lain mau berkata apa?
As long as you love me
We could be starving, we could be homeless, we could be broke
As long as you love me
I'll be your platinum, I'll be your silver, I'll be your gold
As long as you love, love me, love me
As long as you love, love me, love me
We could be starving, we could be homeless, we could be broke
As long as you love me
I'll be your platinum, I'll be your silver, I'll be your gold
As long as you love, love me, love me
As long as you love, love me, love me
Diubah oleh nengsr 16-02-2018 16:04
0