- Beranda
- Stories from the Heart
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
...
TS
juraganpengki
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)

Cool Cover By Agan Linbara (Thanks, Bree)..
Prolog
Setelah bangun dari ‘Mati Suri’ karena memutuskan untuk mencoba membunuh diri sendiri untuk melindungi Kitab Langit dan melenyapkan Bayu Ambar, gw kembali ke dunia nyata.. Kehidupan gw sedikit jauh berbeda, karena pengalaman ‘Mati Suri’ itu berefek langsung pada kelebihan yang gw miliki.. Gw masih sama Anggie, meski ujian atas cinta kami masih saja mendera.. Ada musuh baru, tentu saja.. Tapi ada juga sahabat baru yang muncul.. Karena ini akhir dari cerita kami berempat..
Kembalinya Anak Ibu...
Pengorbanan Pedang Jagat Samudera...
Cintai Aku Sewajarnya, Yank...
Matinya Seorang Saudara (Versi Gw/Bimo)
Berkumpul Kembali...
Keanehan Yang Mulai Muncul...
Sambutan Ketiga Saudara Ke Reinata...
Sabar???
Cukup! Tinggalin Aku Sendiri!!!
Siapa Kau???
Aku Ikutin Kemauan Kamu...
Keputusan Sepihak Yang Pahit...
Semua Beban Menjadi satu
Semua Beban Menjadi Satu (2)...
Serangkum Rindu Untuk Ayah...
Munculnya Penguasa Laut Utara...
Bertemunya Dua Penguasa...
Sebuah Kesepakatan...
Ibu Kenapa Yah???
Lu Kenapa, Ka???
Wanted Dead Or Alive.. ANTON!!!
Mo 'Perabotan' Lu Hancur Apa Tanggung Jawab???
It's The End Of Us...
Di Kerjain Ibu...
Ridho!!!
Kelewatan!!!
Munculnya Dua Penjaga Gerbang Kerajaan Laut...
Dewi Arum Kesuma VS Dewi Ayu Anjani
Datangnya Sosok Seorang Pemisah Dan Shock Therapy Buat Gw...
Kerajaan Jin...
Terkuaknya Semua Jawaban...
Maafin Gw, Bree...
Pengakuan Suluh...
Akhirnya Boleh Gondrong...
Pernikahan Kak Silvi Yang Seharusnya Membuat Gw Bahagia...
Pernikahan Kak Silvi Yang seharusnya Membuat Gw Bahagia (2)...
Tunggu Pembalasan Gw!!!...
Ni Mas Linduri dan Banas Ireng...
Dua Sosok Penyelamat Misterius...
Ada Apa Sama Ridho?...
Kesalahan Fatal...
Kembalinya Jin Penjaga Ridho dan Suluh...
Akibat Terlalu Ikut Campur...
Setiap Perbuatan Akan Mendapat Balasan...
Munculnya Viny Dan Sebuah Tantangan Bertarung...
Manusia Cabul...
Suara Penolong Misterius...
Bertemunya Kembali Sepasang Kekasih...
Terkuaknya Kebenaran...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar (2)...
Jaket Dan Celana Jeans Robek Serta Sweater Hitam Kumal...
She's My True Love...
Dilema...
Pertengkaran Dengan Ibu...
Rambe Lantak...
Gendewa Panah Pramesti...
Akan Ku Balaskan Dendam Mu, Arum Kesuma!!!
Yang Hilang dan Yang Kembali...
Jawaban Ayu...
Mati Gw!!!
Aku Makin Sayang...
Nasihat Om Hendra...
Jera Mencuri...
Ajian Segoro Geni...
Pilihan Sulit...
Keputusasaan Anggie...
Kabar Baik dari Ridho dan Suluh...
Perjalanan Menuju Pembalasan Dendam...
Rawa Rontek...
Rawa Rontek 2 (Terbayarnya Dendam)...
Kedatangan Pak Sugi...
Orang Titipan...
Hukuman Paling Berat...
Tidurlah Di Pangkuan Ku...
Menjajal Kesaktian...
Menjajal Kesaktian (2)...
Pengakuan Mengejutkan Babeh Misar...
Pengajaran Ilmu Silat Betawi...
Di Kepret Babeh Misar Lagi...
Tasya...
Naga Caglak dan Bajing Item...
Misteri Sebuah Dendam...
Kekuatan Sejati Kitab Langit Bagian Matahari...
Perpisahan...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera (2)...
Kembalinya Ibu...
Empat Bayangan Hitam...
Siapa Ni Mas Laras Rangkuti???
Dendam Seorang Sahabat...
Ini Keputusan Yang Harus Gw Ambil...
Semua Pengorbanan Ini Demi Ibu...
Rapuh...
Kabar Mengejutkan Sekar dan Sebuah Restu...
Siasat Braja Krama...
Munculnya Kitab Langit...
Si Pembuka Kitab langit dan Sosok Asli Pak Sugi...
Rencana Yang Matang...
Lamaran Pribadi...
Keingintahuan Anggie...
Perubahan Rencana...
Hampir Terjebak...
Kekecewaan Sekar...
Dua Syarat Reinata...
Aku Harap Kamu dan Anggie Bahagia, Mam...
Rahasia Sepasang Suami Isteri...
Menitipkan Amanah...
Berkumpulnya Para Pembela Kitab Langit...
Siasat Ki Purwagalih...
Raja Jin Raja Muslihat (Nyesek, Bree)...
Pertukaran Tawanan...
Perang Gaib PunTak Terelakkan...
Sang Penyelamat Dari Utara...
Pertempuran Awal Dua Penguasa Kerajaan Gaib...
Bertekuk Lututnya Sekutu Braja Krama...
Pertarungan Dua Putera (Gugurnya Satu Sahabat Gaib)...
Krama Raja...
Braja Krama Versus Krama Raja...
Raja Licik...
Aku Lah Sang Pembuka...
Siasat Krama Raja dan Bayu Ambar...
Terbukanya Semua Ilmu Terlarang...
Sebuah Pengecualian...
Sri Baduga Maharaja...
Hilangnya Sebuah Pengecualian...
Hilangnya Sebuah Pengecualian (2)...
Sebuah Pengorbanan...
Pahlawan...
Sumpah...
Ilmu Pamungkas yang Terlarang...
Kabar Yang Mengejutkan...
Pulang...
Pulang (2)...
Sedikit Kisah Rio Sebelum Kisah Ini Tamat...
Terhalang Sumpah...
Bantuan Sahabat Baik...
Bachelor Party...
Keturunan Lain Sang Prabu...
Pembalasan Dendam Singgih...
Sepenggal Kisah Nyi Mas Roro Suwastri...
Tawaran Yang Mengejutkan...
Lawan Atau Kawan???
Terkuaknya Silsilah...
Sebuah Kebenaran...
Sebuah Kebenaran (2)...
Bertemunya Dua Keturunan Sang Prabu...
Pertempuran Dua Hati...
Cinta Pertama VS Cinta Terakhir Jagat Tirta...
Pengakuan Bayu Barata...
Ki Larang dan Nyi Mas Galuh Pandita???
Prana Kusuma...
Kau Benar Keturunan Kami, Ngger...
Our Big Day...
Insiden...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga (2)...
Dua Tamu Istimewa...
Semua Karena Cinta...
Keputusan Sekar Kencana...
Kena Gampar...
Bonyok!!!
RIBET!!!
Berdamai...
Keponakan Baru...
Malam Pertama dan Tiga Keanehan...
Ajian Warisan Para Leluhur (The Last Part/End Of All Chapters)
SIDE STORIES
Keturunan Yang Tersesat...
Keturunan Yang Tersesat (2)...

Cool Cover By Agan Linbara (Thanks, Bree)..
Prolog
Setelah bangun dari ‘Mati Suri’ karena memutuskan untuk mencoba membunuh diri sendiri untuk melindungi Kitab Langit dan melenyapkan Bayu Ambar, gw kembali ke dunia nyata.. Kehidupan gw sedikit jauh berbeda, karena pengalaman ‘Mati Suri’ itu berefek langsung pada kelebihan yang gw miliki.. Gw masih sama Anggie, meski ujian atas cinta kami masih saja mendera.. Ada musuh baru, tentu saja.. Tapi ada juga sahabat baru yang muncul.. Karena ini akhir dari cerita kami berempat..
Kembalinya Anak Ibu...
Pengorbanan Pedang Jagat Samudera...
Cintai Aku Sewajarnya, Yank...
Matinya Seorang Saudara (Versi Gw/Bimo)
Berkumpul Kembali...
Keanehan Yang Mulai Muncul...
Sambutan Ketiga Saudara Ke Reinata...
Sabar???
Cukup! Tinggalin Aku Sendiri!!!
Siapa Kau???
Aku Ikutin Kemauan Kamu...
Keputusan Sepihak Yang Pahit...
Semua Beban Menjadi satu
Semua Beban Menjadi Satu (2)...
Serangkum Rindu Untuk Ayah...
Munculnya Penguasa Laut Utara...
Bertemunya Dua Penguasa...
Sebuah Kesepakatan...
Ibu Kenapa Yah???
Lu Kenapa, Ka???
Wanted Dead Or Alive.. ANTON!!!
Mo 'Perabotan' Lu Hancur Apa Tanggung Jawab???
It's The End Of Us...
Di Kerjain Ibu...
Ridho!!!
Kelewatan!!!
Munculnya Dua Penjaga Gerbang Kerajaan Laut...
Dewi Arum Kesuma VS Dewi Ayu Anjani
Datangnya Sosok Seorang Pemisah Dan Shock Therapy Buat Gw...
Kerajaan Jin...
Terkuaknya Semua Jawaban...
Maafin Gw, Bree...
Pengakuan Suluh...
Akhirnya Boleh Gondrong...
Pernikahan Kak Silvi Yang Seharusnya Membuat Gw Bahagia...
Pernikahan Kak Silvi Yang seharusnya Membuat Gw Bahagia (2)...
Tunggu Pembalasan Gw!!!...
Ni Mas Linduri dan Banas Ireng...
Dua Sosok Penyelamat Misterius...
Ada Apa Sama Ridho?...
Kesalahan Fatal...
Kembalinya Jin Penjaga Ridho dan Suluh...
Akibat Terlalu Ikut Campur...
Setiap Perbuatan Akan Mendapat Balasan...
Munculnya Viny Dan Sebuah Tantangan Bertarung...
Manusia Cabul...
Suara Penolong Misterius...
Bertemunya Kembali Sepasang Kekasih...
Terkuaknya Kebenaran...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar (2)...
Jaket Dan Celana Jeans Robek Serta Sweater Hitam Kumal...
She's My True Love...
Dilema...
Pertengkaran Dengan Ibu...
Rambe Lantak...
Gendewa Panah Pramesti...
Akan Ku Balaskan Dendam Mu, Arum Kesuma!!!
Yang Hilang dan Yang Kembali...
Jawaban Ayu...
Mati Gw!!!
Aku Makin Sayang...
Nasihat Om Hendra...
Jera Mencuri...
Ajian Segoro Geni...
Pilihan Sulit...
Keputusasaan Anggie...
Kabar Baik dari Ridho dan Suluh...
Perjalanan Menuju Pembalasan Dendam...
Rawa Rontek...
Rawa Rontek 2 (Terbayarnya Dendam)...
Kedatangan Pak Sugi...
Orang Titipan...
Hukuman Paling Berat...
Tidurlah Di Pangkuan Ku...
Menjajal Kesaktian...
Menjajal Kesaktian (2)...
Pengakuan Mengejutkan Babeh Misar...
Pengajaran Ilmu Silat Betawi...
Di Kepret Babeh Misar Lagi...
Tasya...
Naga Caglak dan Bajing Item...
Misteri Sebuah Dendam...
Kekuatan Sejati Kitab Langit Bagian Matahari...
Perpisahan...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera (2)...
Kembalinya Ibu...
Empat Bayangan Hitam...
Siapa Ni Mas Laras Rangkuti???
Dendam Seorang Sahabat...
Ini Keputusan Yang Harus Gw Ambil...
Semua Pengorbanan Ini Demi Ibu...
Rapuh...
Kabar Mengejutkan Sekar dan Sebuah Restu...
Siasat Braja Krama...
Munculnya Kitab Langit...
Si Pembuka Kitab langit dan Sosok Asli Pak Sugi...
Rencana Yang Matang...
Lamaran Pribadi...
Keingintahuan Anggie...
Perubahan Rencana...
Hampir Terjebak...
Kekecewaan Sekar...
Dua Syarat Reinata...
Aku Harap Kamu dan Anggie Bahagia, Mam...
Rahasia Sepasang Suami Isteri...
Menitipkan Amanah...
Berkumpulnya Para Pembela Kitab Langit...
Siasat Ki Purwagalih...
Raja Jin Raja Muslihat (Nyesek, Bree)...
Pertukaran Tawanan...
Perang Gaib PunTak Terelakkan...
Sang Penyelamat Dari Utara...
Pertempuran Awal Dua Penguasa Kerajaan Gaib...
Bertekuk Lututnya Sekutu Braja Krama...
Pertarungan Dua Putera (Gugurnya Satu Sahabat Gaib)...
Krama Raja...
Braja Krama Versus Krama Raja...
Raja Licik...
Aku Lah Sang Pembuka...
Siasat Krama Raja dan Bayu Ambar...
Terbukanya Semua Ilmu Terlarang...
Sebuah Pengecualian...
Sri Baduga Maharaja...
Hilangnya Sebuah Pengecualian...
Hilangnya Sebuah Pengecualian (2)...
Sebuah Pengorbanan...
Pahlawan...
Sumpah...
Ilmu Pamungkas yang Terlarang...
Kabar Yang Mengejutkan...
Pulang...
Pulang (2)...
Sedikit Kisah Rio Sebelum Kisah Ini Tamat...
Terhalang Sumpah...
Bantuan Sahabat Baik...
Bachelor Party...
Keturunan Lain Sang Prabu...
Pembalasan Dendam Singgih...
Sepenggal Kisah Nyi Mas Roro Suwastri...
Tawaran Yang Mengejutkan...
Lawan Atau Kawan???
Terkuaknya Silsilah...
Sebuah Kebenaran...
Sebuah Kebenaran (2)...
Bertemunya Dua Keturunan Sang Prabu...
Pertempuran Dua Hati...
Cinta Pertama VS Cinta Terakhir Jagat Tirta...
Pengakuan Bayu Barata...
Ki Larang dan Nyi Mas Galuh Pandita???
Prana Kusuma...
Kau Benar Keturunan Kami, Ngger...
Our Big Day...
Insiden...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga (2)...
Dua Tamu Istimewa...
Semua Karena Cinta...
Keputusan Sekar Kencana...
Kena Gampar...
Bonyok!!!
RIBET!!!
Berdamai...
Keponakan Baru...
Malam Pertama dan Tiga Keanehan...
Ajian Warisan Para Leluhur (The Last Part/End Of All Chapters)
SIDE STORIES
Keturunan Yang Tersesat...
Keturunan Yang Tersesat (2)...
Diubah oleh juraganpengki 15-07-2018 20:23
iskrim dan 132 lainnya memberi reputasi
127
2.1M
8K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
juraganpengki
#2676
Jera Mencuri...
Entah apa yang dilakukan Sekar semalam dengan dua orang pencuri yang mencoba membobol rumah keluarga gw.. Sedari tadi, setelah bangun tidur dan menunaikan Shalat Subuh, gw memanggil Sekar tapi tidak jua muncul..
“Bang, tolong ambilin Ibu minum” Tanya Ibu yang menyadarkan gw dari lamunan..
Segera gw mengambil botol air mineral dan memasukkan sedotan yang baru kedalamnya.. Perlahan, gw membantu Ibu untuk duduk dengan menjadikan bantal sebagai sandaran.. Dengan hati-hati sekali, gw menyodorkan ujung sedotan ke arah mulut beliau..
UHUK.. UHUK..
Suara Ibu yang terbatuk karena tersedak oleh air minum, membuat gw sedikit panik.. Seketika gw meletakkan kembali botol dan mengambil beberapa helai tissuee yang juga ada diatas meja..
“Minumnya pelan-pelan aja, Bu..” Ucap gw sambil menyeka sisa air mineral dari mulut Ibu..
“Iya.. Ibu minta maaf.. Tadi buru-buru minumnya, Bang.. Oh iya.. Semalem Ibu tidur nyenyak banget.. Apa itu tandanya Ibu sudah sembuh ya, bang?”
“Soal sembuh, itu saya yang menentukan, Bu Sumi” Ucap seorang wanita dari arah pintu yang sedari tadi terbuka..
Sesosok wanita berhijab hijau tosca dengan kemeja batik hitam terbalut jaket putih khas seragam seorang dokter, nampak tersenyum ramah ke arah kami, saat memasuki ruang rawat ditemani seorang perawat..
“Dokter Airin” Kata Ibu, menyebut nama dokter yang meski mungkin sudah berusia setengah abad, tapi kecantikannya masih terlihat jelas diwajahnya..
Sejenak, gw teringat wajah Mamahnya Anggie yang berwajah sedikit mirip dengan dokter, yang saat ini sedang melempar senyumannya ke arah gw..
“Kalau Bu Sumi mau sembuh, ikuti saran saya tadi sore yah.. Dua diantara nya, Jauhi makanan yang berlemak dan olahraga teratur” Kata dokter Airin sambil memeriksa denyut jantung Ibu dengan sthetoscope..
“Tapi saya sudah boleh pulang kan dok hari ini?”
Dokter Airin tersenyum simpul mendengar pertanyaan Ibu yang terdengar seperti pertanyaan anak-anak..
“Saya sudah memeriksa hasil lab Bu Sumi.. Maafkan saya, jika hari ini Ibu masih harus berada di bawah pengawasan kami” Jawab Dokter berair muka manis itu dengan sangat ramah..
Gw sempet tersenyum melihat wajah Ibu, yang langsung tertekuk setelah mendengar jawaban dokter.. Perlahan, wanita yang berprofesi mulia itu melempar pandangannya ke arah gw..
“Ini Imam putra Bu Sumi kan?” Tanya dokter Airin seraya menatap wajah gw lekat-lekat..
“Ehh, iya dok.. Saya Imam.. Dokter tau nama saya dari mana?”
“Dari Anggie.. Pacar kamu itu keponakan saya.. Ya sudah, saya harus memeriksa pasien lain.. Bu Sumi istirahat saja yang cukup dan jangan terlalu banyak berfikir yang berat-berat yah” Kata Dokter Airin, yang sempat membuat gw kaget setelah mengetahui siapa gerangan dirinya..
“Anggie ga pernah cerita soal tantenya yang jadi dokter disini” Gumam gw dalam hati, sambil menatap sosok dokter Airin yang sudah berjalan keluar bersama seorang perawat..
Pandangan mata gw sempat melirik ke arah Ibu yang terlihat masih murung, lalu menggeser bangku kecil dan duduk disebelahnya..
“Ibu jangan sedih gitu donk.. Kalo udah bener-bener sembuh, Abang yakin Ibu pasti bisa langsung pulang koq” Ucap gw mencoba menghibur wanita yang paling gw sayang itu..
Ibu sendiri nampak menganggukkan kepalanya, meski raut kecewa masih terlihat di wajah.. Perlahan, Ibu bangkit dari tempat tidur dan duduk bersandar saat seorang petugas rumah sakit membawakan makanan sebagai sarapan..
Sebuah nampan kayu berukuran persegi panjang berisi beberapa jenis makanan yang terbungkus plastik transparan, diletakkan dengan hati-hati oleh si petugas, diatas meja kecil yang ada disebelah kanan Ibu..
“Makasih, Mbak” Ucap gw sambil berdiri dan dibalas oleh senyuman ramah wanita berkulit sawo matang tersebut..
“Sarapan dulu yah, Bu.. Biar nanti abang suapin” Kata gw sembari berjalan dan membuka plastik pembungkus makanan..
“Ga usah, Bang.. Ibu masih bisa makan sendiri koq” Jawab Ibu yang membuat gw tersenyum..
“Abang mau berbakti sama Ibu.. Lagian, Ibu kan dulu sering suapin abang juga.. Sekarang, saatnya abang sedikit membalas jasa Ibu, meski abang tau apa yang udah Ibu lakuin ga akan bisa terbalas”
Ibu tersenyum dan mulai membuka mulut saat sesendok makanan sudah gw sodorkan.. Sungguh suatu kebahagiaan tiada tara bisa menyuapi orang tua dengan tangan kita sendiri.. Terlebih, saat melihat dua titik air bening menetes disusul senyuman manis yang tersungging di wajahnya..
Setelah sarapan, beberapa kali Ibu menyuruh gw untuk pulang dan istirahat.. Tapi gw selalu menolak karena tak mau meninggalkan beliau seorang diri tanpa ada yang menjaga.. Sebenarnya, gw memang sangat mengantuk.. Karena hampir semalaman gw tidak bisa tertidur pulas..
Bukan hanya disebabkan rasa tidak betah untuk tidur di rumah sakit, tapi memang ada sosok Jin menyerupai anak kecil yang selalu mengganggu tidur gw semalam.. Entah itu menjewer telinga gw.. Menarik rambut gw dari atas.. Bahkan sampai nekat memencet hidung gw yang akhirnya membuat gw mengancam nya lewat batin..
Namun, untungnya ada seseorang yang datang tak lama kemudian untuk menggantikan gw menjaga Ibu.. Yup! Si bawel Silvi datang bersama suaminya, Anton.. Dan lu tau, bree.. Si Anton masih aja kelihatan segan saat bertemu gw.. Padahal, gw sudah mencoba untuk sangat ramah.. Tapi, tetap saja orang yang sempat menjadi buronan gw itu, tak berani menatap lama..
Karena ada Silvi dan suaminya, otomatis gw menerima saran Ibu untuk pulang dan istirahat.. Sekaligus, gw penasaran mau melihat keadaan dua maling yang entah sudah diapakan oleh Sekar..
Setibanya dirumah, kedua mata gw sempat menatap beberapa jejak tanah yang membentuk pola alas sepatu di teras.. Mungkin, jejak-jejak itu berasal dari dua pasang sepatu yang digunakan oleh dua maling.. Sebuah senyuman tersungging dari wajah gw, saat mencoba membayangkan apa yang sudah Sekar perbuat untuk memberikan efek jera kepada mereka..
Dengan sedikit cepat, gw membuka kunci rumah dan membuka pintu lebar-lebar.. Kedua ujung alis gw sempat tertekuk saat melihat seisi rumah masih dalam keadaan normal.. Semua benda masih berada diposisinya..
Perlahan gw melangkah masuk ke dalam, sambil memanggil nama Sekar dan Bayu Barata.. Kedua Jin Penjaga gw itu langsung muncul tepat di sebelah kanan dan kiri.. Dari wajah mereka yang sepertinya sedang menahan tawa, gw tahu bahwa sesuatu yang konyol telah mereka lakukan terhadap dua orang maling..
“Bisa kalian tunjukkan dimana dua pencuri yang semalam berada, Sekar, Bayu” Pinta gw yang di balas dengan anggukan kepala Sekar..
“Pejamkan matamu, Kang Mas.. Aku akan membawa mu ke tempat salah satu pencuri berada” Ucap Sekar yang langsung gw turuti..
Perlahan, gw merasakan jari-jari lentik Sekar memegang bahu.. Beberapa saat kemudian, telinga gw mendengar suara auman singa.. Karena diserang rasa penasaran, gw langsung membuka mata tanpa menunggu Sekar memperbolehkannya..
Kedua indera penglihatan gw sempat terbelalak saat melihat seorang pemuda berpakaian serba hitam, sedang meringkuk ketakutan di bawah sebuah undakan mirip anak tangga.. Sementara, di hadapan nya dan di atas anak tangga itu nampak dua ekor singa yang masing-masing sedang meringkuk sambil memejamkan mata..
Gw sempat tertawa geli menyaksikan apa yang sudah diperbuat Sekar ke salah satu pencuri.. Jin Penjaga gw itu menempatkan pemuda tersebut dikandang singa di sebuah kebun binatang, yang gw yakin adalah Kebun Binatang Ragunan..
Tapi, tawa gw perlahan menghilang saat melihat beberapa petugas kebersihan berlalu lalang melewati kandang singa, tanpa menyadari ada seseorang yang bersembunyi di bawah anak tangga buatan di dalamnya..
“Kau menutupi sosok pencuri itu, Sekar?” Tanya gw yang malah dibalas dengan tawa kecilnya..
“Benar, Kang Mas.. Tidak ada seorang manusia pun yang bisa melihat pemuda itu saat ini” Jawab Sekar sambil sesekali masih menahan tawanya..
“Kau lihat saja apa yang akan aku lakukan, Kang Mas”
Gw sempat menoleh ke arah Sekar yang nampak memandang tajam ke arah dua ekor singa yang sedang meringkuk di depan dan di atas si pemuda.. Bibir Sekar terlihat bergerak-gerak seperti sedang membaca mantera.. Bukan! Bukan mantera yang sedang dibaca oleh Sekar.. Yang terdengar ditelinga gw adalah beberapa kalimat aneh..
Pandangan gw lantas terlempar ke dua ekor singa yang bersamaan mengangkat kepalanya dan menatap ke arah kami.. Lalu, mereka mengaum serentak satu kali, seperti memberikan respon ke Sekar..
“Sekar lagi ngomong ke singa kali ya?” Tanya gw ke diri sendiri..
Perlahan, singa yang ada diatas anak tangga bangkit dan melompat turun ke bawah.. Begitu juga dengan satu singa dihadapan pemuda itu.. Hewan buas tersebut juga bangkit dan mendekat ke arah anak manusia yang nampak semakin ketakutan, disusul singa lain yang barusan melompat turun..
Tiba-tiba, dua ekor singa tersebut menggigit kaki si pemuda yang langsung disusul suara jeritannya..
“Sekar, cukup! Hentikan perbuatan mu” Ucap gw setengah membentak, karena melihat tindakan Sekar mulai kelewatan..
“Tenanglah, Kang Mas.. Lihat saja apa yang akan terjadi selanjutnya.. Pencuri itu akan sangat jera setelah ini” Jawab Sekar sambil tersenyum senang..
Gw sempat merasa sebal dengan jawaban Sekar.. Tapi, melihat wajahnya yang nampak tenang, gw yakin bahwa ia tidak akan membuat pemuda itu tewas di mangsa dua ekor singa kelaparan..
Pandangan gw kembali menatap ke arah depan.. Dimana seorang pemuda terdengar menjerit-jerit meminta tolong dengan kedua kaki sudah berada di mulut dua ekor singa yang menyeretnya keluar dari persembunyian..
Kembali gw menoleh ke arah Sekar yang masih nampak tenang, lalu melempar pandangan lagi ke depan.. Kali ini, gw menggunakan Ajian Tembus Pandang untuk memperpendek jarak penglihatan.. Satu hal yang ingin gw lihat dari pemuda itu adalah darah.. Ya! Jika ada darah yang tercecer berarti dua singa tersebut sudah benar-benar melukainya..
dodolgarut134 dan 13 lainnya memberi reputasi
14