Kaskus

Story

juraganpengkiAvatar border
TS
juraganpengki
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)

GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
Cool Cover By Agan Linbara (Thanks, Bree)..

Prolog

Setelah bangun dari ‘Mati Suri’ karena memutuskan untuk mencoba membunuh diri sendiri untuk melindungi Kitab Langit dan melenyapkan Bayu Ambar, gw kembali ke dunia nyata.. Kehidupan gw sedikit jauh berbeda, karena pengalaman ‘Mati Suri’ itu berefek langsung pada kelebihan yang gw miliki.. Gw masih sama Anggie, meski ujian atas cinta kami masih saja mendera.. Ada musuh baru, tentu saja.. Tapi ada juga sahabat baru yang muncul.. Karena ini akhir dari cerita kami berempat..

Kembalinya Anak Ibu...
Pengorbanan Pedang Jagat Samudera...
Cintai Aku Sewajarnya, Yank...
Matinya Seorang Saudara (Versi Gw/Bimo)
Berkumpul Kembali...
Keanehan Yang Mulai Muncul...
Sambutan Ketiga Saudara Ke Reinata...
Sabar???
Cukup! Tinggalin Aku Sendiri!!!
Siapa Kau???
Aku Ikutin Kemauan Kamu...
Keputusan Sepihak Yang Pahit...
Semua Beban Menjadi satu
Semua Beban Menjadi Satu (2)...
Serangkum Rindu Untuk Ayah...
Munculnya Penguasa Laut Utara...
Bertemunya Dua Penguasa...
Sebuah Kesepakatan...
Ibu Kenapa Yah???
Lu Kenapa, Ka???
Wanted Dead Or Alive.. ANTON!!!
Mo 'Perabotan' Lu Hancur Apa Tanggung Jawab???
It's The End Of Us...
Di Kerjain Ibu...
Ridho!!!
Kelewatan!!!
Munculnya Dua Penjaga Gerbang Kerajaan Laut...
Dewi Arum Kesuma VS Dewi Ayu Anjani
Datangnya Sosok Seorang Pemisah Dan Shock Therapy Buat Gw...
Kerajaan Jin...
Terkuaknya Semua Jawaban...
Maafin Gw, Bree...
Pengakuan Suluh...
Akhirnya Boleh Gondrong...
Pernikahan Kak Silvi Yang Seharusnya Membuat Gw Bahagia...
Pernikahan Kak Silvi Yang seharusnya Membuat Gw Bahagia (2)...
Tunggu Pembalasan Gw!!!...
Ni Mas Linduri dan Banas Ireng...
Dua Sosok Penyelamat Misterius...
Ada Apa Sama Ridho?...
Kesalahan Fatal...
Kembalinya Jin Penjaga Ridho dan Suluh...
Akibat Terlalu Ikut Campur...
Setiap Perbuatan Akan Mendapat Balasan...
Munculnya Viny Dan Sebuah Tantangan Bertarung...
Manusia Cabul...
Suara Penolong Misterius...
Bertemunya Kembali Sepasang Kekasih...
Terkuaknya Kebenaran...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar (2)...
Jaket Dan Celana Jeans Robek Serta Sweater Hitam Kumal...
She's My True Love...
Dilema...
Pertengkaran Dengan Ibu...
Rambe Lantak...
Gendewa Panah Pramesti...
Akan Ku Balaskan Dendam Mu, Arum Kesuma!!!
Yang Hilang dan Yang Kembali...
Jawaban Ayu...
Mati Gw!!!
Aku Makin Sayang...
Nasihat Om Hendra...
Jera Mencuri...
Ajian Segoro Geni...
Pilihan Sulit...
Keputusasaan Anggie...
Kabar Baik dari Ridho dan Suluh...
Perjalanan Menuju Pembalasan Dendam...
Rawa Rontek...
Rawa Rontek 2 (Terbayarnya Dendam)...
Kedatangan Pak Sugi...
Orang Titipan...
Hukuman Paling Berat...
Tidurlah Di Pangkuan Ku...
Menjajal Kesaktian...
Menjajal Kesaktian (2)...
Pengakuan Mengejutkan Babeh Misar...
Pengajaran Ilmu Silat Betawi...
Di Kepret Babeh Misar Lagi...
Tasya...
Naga Caglak dan Bajing Item...
Misteri Sebuah Dendam...
Kekuatan Sejati Kitab Langit Bagian Matahari...
Perpisahan...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera (2)...
Kembalinya Ibu...
Empat Bayangan Hitam...
Siapa Ni Mas Laras Rangkuti???
Dendam Seorang Sahabat...
Ini Keputusan Yang Harus Gw Ambil...
Semua Pengorbanan Ini Demi Ibu...
Rapuh...
Kabar Mengejutkan Sekar dan Sebuah Restu...
Siasat Braja Krama...
Munculnya Kitab Langit...
Si Pembuka Kitab langit dan Sosok Asli Pak Sugi...
Rencana Yang Matang...
Lamaran Pribadi...
Keingintahuan Anggie...
Perubahan Rencana...
Hampir Terjebak...
Kekecewaan Sekar...
Dua Syarat Reinata...
Aku Harap Kamu dan Anggie Bahagia, Mam...
Rahasia Sepasang Suami Isteri...
Menitipkan Amanah...
Berkumpulnya Para Pembela Kitab Langit...
Siasat Ki Purwagalih...
Raja Jin Raja Muslihat (Nyesek, Bree)...
Pertukaran Tawanan...
Perang Gaib PunTak Terelakkan...
Sang Penyelamat Dari Utara...
Pertempuran Awal Dua Penguasa Kerajaan Gaib...
Bertekuk Lututnya Sekutu Braja Krama...
Pertarungan Dua Putera (Gugurnya Satu Sahabat Gaib)...
Krama Raja...
Braja Krama Versus Krama Raja...
Raja Licik...
Aku Lah Sang Pembuka...
Siasat Krama Raja dan Bayu Ambar...
Terbukanya Semua Ilmu Terlarang...
Sebuah Pengecualian...
Sri Baduga Maharaja...
Hilangnya Sebuah Pengecualian...
Hilangnya Sebuah Pengecualian (2)...
Sebuah Pengorbanan...
Pahlawan...
Sumpah...
Ilmu Pamungkas yang Terlarang...
Kabar Yang Mengejutkan...
Pulang...
Pulang (2)...
Sedikit Kisah Rio Sebelum Kisah Ini Tamat...
Terhalang Sumpah...
Bantuan Sahabat Baik...
Bachelor Party...
Keturunan Lain Sang Prabu...
Pembalasan Dendam Singgih...
Sepenggal Kisah Nyi Mas Roro Suwastri...
Tawaran Yang Mengejutkan...
Lawan Atau Kawan???
Terkuaknya Silsilah...
Sebuah Kebenaran...
Sebuah Kebenaran (2)...
Bertemunya Dua Keturunan Sang Prabu...
Pertempuran Dua Hati...
Cinta Pertama VS Cinta Terakhir Jagat Tirta...
Pengakuan Bayu Barata...
Ki Larang dan Nyi Mas Galuh Pandita???
Prana Kusuma...
Kau Benar Keturunan Kami, Ngger...
Our Big Day...
Insiden...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga (2)...
Dua Tamu Istimewa...
Semua Karena Cinta...
Keputusan Sekar Kencana...
Kena Gampar...
Bonyok!!!
RIBET!!!
Berdamai...
Keponakan Baru...
Malam Pertama dan Tiga Keanehan...
Ajian Warisan Para Leluhur (The Last Part/End Of All Chapters)

SIDE STORIES

Keturunan Yang Tersesat...
Keturunan Yang Tersesat (2)...

Diubah oleh juraganpengki 15-07-2018 20:23
uang500ratusAvatar border
devanpancaAvatar border
iskrimAvatar border
iskrim dan 132 lainnya memberi reputasi
127
2.1M
8K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.8KAnggota
Tampilkan semua post
juraganpengkiAvatar border
TS
juraganpengki
#2664
Aku Makin Sayang...

Baik Anggie dan Ayu sama-sama terkejut melihat kedatangan gw yang masih digandeng seorang gadis lain.. Gw bahkan melihat Anggie seketika melempar pandangannya ke arah berlawanan.. Jelas sekali ia menunjukkan ekspresi sangat tidak senang.. Sementara, Ayu nampak berjalan dan duduk disebelah Om Hendra, meski sesekali melirik ke arah gw dan Reinata dengan tatapan sinis nan aneh..

“Bakal runyam nih urusan” Ucap gw dalam hati sambil menelan ludah..

Gw langsung meminta Reinata melepaskan pelukan dari lengan, dan menyongsong kedatangan Tante Septi, tanpa menegur Anggie dan Ayu sebelumnya..

“Keadaan Ibu gimana, Tan?”Tanya gw ke Tante Septi dengan wajah cemas, setelah mencium tangannya, yang disusul Reinata..

“Kamu kemana aja sih, Mam? Dari tadi, semua orang nyoba nelponin kamu.. Tapi Hp kamu ga aktif.. Untung Silvi punya nomer Handphone temen kamu, Bimo” Kata Tante Septi sambil memegangi lengan gw dengan kedua tangan..

“Iya, maafin Imam, Tan.. Hp, Imam low bat.. Terus gimana keadaan Ibu sekarang?”

Wanita yang jarak usianya hanya berbeda 2 tahun dari Ibu gw itu, langsung menggandeng tangan gw dan mengajak ke depan pintu ruang rawat.. Reinata sendiri mulai duduk setelah menyalami Om Hendra dan Ayu..

Tatapan mata gw sempat melirik ke arah Anggie yang sedang menoleh dan menatap sinis ke arah Reinata.. Dalam hati, gw sempat khawatir gadis itu akan langsung melabrak Reinata disini.. Gw tahu betul sikap Anggie, yang tidak akan segan-segan menunjukkan rasa tidak sukanya pada seseorang.. Terlebih ke cewe yang pernah membuatnya sakit hati tempo hari..

Sejenak, Anggie melempar pandangan nya ke gw.. Sebuah senyuman langsung tersungging dari wajah gw, tapi dengan cepat gadis itu mengalihkan pandangannya ke arah lain.. Seolah-olah tidak mau menatap wajah gw lebih lama..

Gw cuma bisa berharap, Anggie tidak akan bertindak macam-macam, sebelum mendengar penjelasan gw nanti.. Meski pun, akan sangat wajar sekali jika dia bakal marah selepas ini..

“Kamu masuk aja ke dalam.. Sejak siuman, Ibu kamu terus nanyain, Mam”

Kedua mata gw seketika membesar mendengar Tante Septi.. Tanpa banyak bicara, gw langsung membuka pintu dan masuk ke dalam ruang rawat..

Disana, diatas sebuah ranjang pesakitan berwarna krem.. Tergolek seorang wanita berusia hampir paruh baya yang nampak lemah, sedang tertidur.. Gw perlahan melangkah mendekat setelah sebelumnya melepas alas kaki..

Wajah Ibu yang pucat dengan rambut tertutup jilbab hitam, nampak tenang tertidur.. Jelas sekali raut lelah dan sedikit kerutan, menggaris di wajah wanita yang paling gw sayang itu.. Entah kenapa, melihat wajah Ibu membangkitkan kenangan akan segudang dosa yang telah gw perbuat pada beliau.. Dan, semua itu membuat air mata gw mengalir tanpa terasa..

Perlahan, gw mencium kening Ibu yang sebagiannya tertutup jilbab.. Gw menciumnya cukup lama, masih dengan kedua mata basah yang terpejam.. Dibalik gelapnya pelupuk mata yang tertutup, bayangan dosa ke beliau kembali terbersit dan semakin membuat hati gw perih.. Entah berapa kali gw membuat Ibu kecewa.. Entah seberapa sering gw membuat beliau menitikkan airmata.. Entah harus dengan cara apa gw menebus semua dosa..

“Abang..” Ucap Ibu yang membuat kedua mata gw terbuka dan langsung menyeka semua airmata..

Sebuah senyuman sangat manis namun lemah, tersungging di wajah Ibu..

“Kamu kapan sampe, sayang?” Tanya Ibu sambil mencoba bangkit untuk duduk, tapi terhenti tiba-tiba dengan wajah meringis..

“Bu.. Ga usah banyak gerak.. Ibu lagi sakit” Ucap gw sembari membantu beliau merebahkan tubuh kembali..

Gw segera mengambil sebuah kursi kecil dan duduk persis di sebelahnya.. Ibu hanya menyunggingkan senyuman lemah sambil memegangi pipi gw.. Dengan hati-hati, gw meraih tangan kiri beliau dan menciumnya sepenuh hati..

“Kamu kenapa nangis, Bang? Ibu ga apa-apa” Tanya Ibu dengan suara lirih..

“Abang minta maaf.. Abang baru tau Ibu sakit.. Abang ga mau Ibu kenapa-napa.. Ibu harus sembuh yah” Jawab gw dengan airmata kembali berderai..

“Ssshsst.. Kan udah Ibu bilang, Bang.. Ibu ga apa-apa koq.. Cuma sakit biasa.. Besok juga bisa pulang.. Oh iya, Bang.. Kamu temenin Ibu di Rumah Sakit yah.. Nanti, ade biar nginep di rumah Tante kamu”

Gw mengangguk seraya menyeka kedua indera penglihatan yang basah.. Lalu, menoleh ke arah sofa bed berwarna krem yang ada di sudut ruang rawat.. Seorang gadis kecil yang beranjak remaja, nampak tertidur pulas sambil memegangi Hp..

“Bang, kamu bangunin Ade.. Terus panggil Tante sama Om kamu kesini?” Kata Ibu yang membuat gw kembali menoleh ke arahnya..

Setelah menganggukkan kepala, gw berjalan ke arah Ayu dan menggoyang-goyangkan bahunya yang kecil secara perlahan.. Awalnya, adik gw itu hanya merubah posisi tidurnya, tanpa mau membuka mata..

“Nih anak ngerasa kek di hotel kali yah? Pules banget tidurnya” Gerutu gw dalam hati sambil mencoba menggoyang-goyangkan bahu nya lagi..

Perlahan, Ayu terlihat membuka kedua mata, memicingkannya sesaat, lalu mengucek beberapa kali dan menatap gw lekat-lekat..

“De, kamu nginep di rumah Tante Septi yah.. Biar abang yang nemenin Ibu disini” Kata gw yang dibalas anggukan kepalanya yang terkesan malas..

Setelah membangunkan adik gw Ayu, gw berjalan kembali ke arah pintu dan perlahan membukanya.. Pandangan gw sempat melirik ke arah Anggie, Reinata dan juga Ayu.. Ketiga gadis itu masih berada di posisi semula dan sama-sama melempar pandangannya ke arah gw, meski dengan cara menatap yang berbeda.. Sementara, Om Hendra dan Tante Septi yang duduk bersebelahan langsung berdiri..

“Tante sama Om di panggil Ibu di dalem” Ucap gw saat menoleh ke arah mereka..

“Aku boleh ikut yah.. Aku juga mau lihat kondisi Ibu” Kata Reinata yang tiba-tiba bangkit dari kursi..

Sesaat, Tante Septi melirik ke arah gw.. Begitu pula Anggie dan yang lainnya.. Mereka seperti menunggu untuk mendengar jawaban dari mulut gw, atas permintaan Reinata barusan..

“Ya udah, Rei.. Biar sekalian sama Om dan Tante gw”

Reinata nampak tersenyum senang.. Sekilas, gw sempat menangkap lirikan mata gadis itu yang terlempar ke arah Anggie.. Sebuah lirikan yang terkesan sedikit meremehkan, diiringi sebuah senyuman penuh kemenangan.. Entahlah, mungkin cuma perasaan gw saja..

Kedua orang tua nya Rio itu langsung bangkit berdiri.. Karena tadi Tante Septi duduk persis ditepi bangku yang jaraknya tidak jauh dari pintu, otomatis ia berjalan masuk ke dalam ruang rawat terlebih dulu.. Baru setelah itu Om Hendra menyusul bersama Reinata..

Saat Reinata melewati gw, entah maksudnya apa, gadis itu sempat memegang pipi ini sambil tersenyum manja lalu masuk ke dalam.. Seketika gw melempar pandangan ke arah Anggie yang terlihat mengigit bibir sendiri..

“Reinata sengaja banget pengen bikin Anggie cemburu kek nya.. Tapi, dia kan ga kenal.. Jangankan kenal, ngeliat mukanya Anggie aja belum pernah” Tanya gw dalam hati, mencoba meraba maksud yang ada dibalik tingkah aneh Reinata..

“Gw harus jelasin semua ke Anggie, mumpung Om sama Tante didalem” Ujar gw dengan suara setengah berbisik..

Perlahan, gw berjalan mendekati Anggie yang nampak tertunduk sambil memainkan Hp, seraya bersandar ditembok rumah ruang rawat..

“Hei.. Aku ga nyangka kamu tau Ibu sakit, Yank” Ucap gw saat sudah berdiri menghadapnya, seraya menatap wajah gadis itu lekat-lekat..

Anggie melempar pandangannya ke arah lain, masih tak mau dipandangi oleh gw.. Perlahan, gw memegang kedua tangan gadis itu dan menggenggam erat jemarinya..

“Mam, gw balik dulu yah.. Udah malem soalnya.. Abi udah telpon” Ucap seorang gadis dari arah samping yang membuat gw terbelalak..

Astaga! Gw bisa sampe lupa kalau masih ada Ayu duduk di kursi panjang.. Sedari tadi, pandangan gw selalu menatap ke arah Anggie..

“Yu, kesini dulu bisa ga.. Kenalan sama Anggie” Jawab gw sambil menggaruk-garuk kepala, setelah melepas genggaman dari tangan Anggie..

“Ga usah! Kita udah kenalan koq.. Anggie juga tadi sempet bilang kalo kalian udah balikan dari kemarin” Balas Ayu dengan wajah menyunggingkan senyuman terpaksa, lalu membalikkan tubuh dan berjalan meninggalkan kami..

Gw lantas terdiam mendengar jawaban Ayu dan sempat melihat raut wajah kecewa gadis itu sebelum pergi.. Astaga, gw terpaksa menelan ludah saat menyadari bahwa gadis itu telah mengetahui, perihal kembali membaiknya hubungan gw dengan Anggie.. Dan hal itu ia dengar langsung dari mulut Anggie sendiri.. Itu artinya, Ayu juga mengetahui alasan sebenarnya gw menembak dia kemarin..

“Reinata itu cewe yang meluk kamu saat Anniversary kita kan?” Tanya Anggie yang membuat gw tersadar dari lamunan..

“Iya, Yank.. Dia Reinata.. Senior aku di kampus” Jawab gw sambil menatap kembali wajahnya..

Anggie terlihat menarik nafas dalam-dalam dan mengeluarkannya perlahan, lalu menundukkan wajahnya ke arah lantai..


“Kamu marah, Yank? Aku bisa jelasin koq kenapa Reinata megang lengan aku tadi, dan kenapa dia bisa ikut kesini” Ucap gw dengan suara lirih, sambil mengangkat wajahnya dan membelai pipi lembut gadis itu..

Anggie sendiri menatap gw dengan penuh arti.. Kemudian menggelengkan kepala nya satu kali, lalu mencium telapak tangan kanan gw yang diraihnya dari pipi.. Sebuah senyuman yang tersungging manis di wajah gadis itu, membuat gw lega dan menjadi hiburan tersendiri bagi hati gw yang sedih karena sakitnya Ibu..

“Engga usah, Beb.. Aku ga marah.. Aku percaya kamu koq” Jawab Anggie yang membuat gw tersenyum..

“Beneran kamu ga marah, terus aku ga usah jelasin soal Reinata?” Tanya gw lagi mencoba meyakinkan..

“Jujur, aku sempet kaget dan ngerasa perih dalam hati pas liet kamu dateng digandeng cewe tadi.. Tapi, Aku tau kamu ga pernah punya niat buat nyakitin aku.. Meski pun rasa sakit terasa di aku, itu cuma karena keadaan.. Lagipula, aku udah niatin dalam hati buat selalu percaya ke kamu dan ga nurutin emosi lagi.. Aku juga mau kamu berusaha kek aku” Jawab Anggie yang terdengar sangat adem di hati gw..

Jika saja bukan berada dikoridor rumah sakit, mungkin gw sudah memeluk Anggie dan menciumnya, setelah mendengar jawaban gadis itu barusan.. Tapi yang bisa gw lakukan hanyalah mencium lembut punggung tangan Anggie sambil tersenyum manis, lalu membelai rambutnya yang indah..

“Makasih udah percaya ke aku yah.. Aku janji ga bakal khianatin kepercayaan kamu, Yank” Ucap gw yang masih menatap Anggie dengan sepenuh hati, dan disambut senyuman manis gadis itu..

“Eh, kamu habis nangis yah? Koq basah matanya, Beb” Tanya Anggie sambil menyeka tepian mata kiri gw dengan lembut..

“Iya yank.. Aku ga tega liat Ibu.. Dosa aku banyak banget ke beliau”

“Ssshhtt.. Aku yakin Ibu pasti selalu maafin kamu, Beb.. Aku tau betul Ibu sayang banget sama kamu” Kata Anggie yang membuat gw mengangguk..

“Kamu udah ketemu Ibu belum, Yank?”

“Udah, tadi sore pas Silvi ngabarin.. Aku langsung ke sini dan ketemu sama Ibu.. Niatnya aku mau pulang dulu sekarang, Beb.. Besok aku baru balik lagi kesini” Jawab Anggie sambil melirik jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 9 malam..

“Ya udah.. Aku anter kamu deh ke parkiran.. Tapi tunggu bentar, aku ngomong ke Om Hendra dulu yah, Yank” Kata gw seraya memegang pipi Anggie, lalu kembali masuk ke dalam ruang rawat..

Sepanjang jalan menuju parkiran mobil, Anggie tak mau melepaskan pelukannya dari lengan gw.. Gw sendiri merasa sangat nyaman dipeluk gadis itu, meski hanya di lengan.. Suasana rumah sakit yang terang tapi mulai sedikit lengang.. Beberapa penampakan mahluk gaib sama sekali tidak gw perdulikan.. Dan mereka pun terlihat enggan untuk mengganggu..

“Yank, tau ga? Aku tadi sempet kaget banget liet kamu sama Ayu ada disini.. Aku mikirnya kamu bakalan langsung labrak Reinata, pas liet aku dateng sama dia” Kata gw yang membuat Anggie tertawa kecil, lalu menghentikan langkah dan menatap gw dalam-dalam..

“Kalo aku masih jadi Anggie versi wonder woman kek dulu, bisa jadi cewe yang namanya Reinata itu aku labrak.. Bukan cuma dilabrak, tapi aku cakar mukanya.. Aku jambak rambutnya terus aku banting kepalanya ke lantai sampai hancur”

Gw tertegun mendengar kalimat demi kalimat yang barusan meluncur keluar dari mulut Anggie.. Bukan itu saja, bulu kuduk gw juga meremang merinding karena ngeri akan ucapan cewe gw tersebut.. Tapi, lagi-lagi gadis itu tertawa namun kali ini sengaja ia tahan karena beberapa orang yang baru turun dari sebuah mobil di area parkir, menatap aneh ke arah kami..

“Aku lucu liet muka kamu barusan.. Aku cuma bercanda, Beb..” Kata Anggie sambil tersenyum dan membuka tas tangan setelah tiba di samping mobil Nis**n J*ke miliknya..

“Kamu mo masuk mobil aku dulu ga? Ada yang aku pengen omongin sedikit”

Gw mengangguk, lalu berjalan ke arah bagian kiri mobil dan membuka pintunya..

“Sok lah, omongin ke aku” Kata gw sambil duduk miring ke arah Anggie, yang sudah terlebih dahulu duduk menghadap gw..

Belum beberapa detik gw menutup mulut, tiba-tiba Anggie mencium bibir gw dengan sangat lembut.. Kedua mata gw yang semula membesar karena terkejut, perlahan sama terpejam menikmati ciuman yang kembali gw rasakan setelah sekian lama..

Baru setelah merasakan ada aura mahluk gaib yang mendekat, gw melepas ciuman gadis itu.. Anggie sendiri nampak menatap gw dengan penuh arti untuk sejenak, sambil menyandarkan kepalanya di atas jok mobil.. Lalu mengelap bibir gw yang mungkin terjejaki lipstiknya..

“Ciuman tadi buat apa, Yank? Boleh minta lagi ga?” Tanya gw sambil menaikkan kelopak mata beberapa kali..

“Ga aah.. Nanti kamunya horny lagi.. Ciuman tadi buat semangatin kamu biar sabar nemenin Ibu di rumah sakit.. Besok pagi aku usahain kesini lagi buat nemenin Ibu, biar kamu bisa istirahat di rumah” Jawab Anggie sambil tersenyum genit..

Gw pun tersenyum dan mulai mencoba mendekat kan wajah ke arah Anggie.. Dengan cepat, gadis itu menahan muka gw menggunakan telapak tangan..

“Udah, Beb.. Nanti Om sama Tante kamu kelamaan nunggu di dalam” Kata Anggie yang telah memegang pipi gw dengan telapak tangan kanan..

“Iya.. Aku cuma mo bisikin, kalo aku sayaaaaang banget ke kamu” Kata gw seraya memegang tangan gadis itu yang masih menempel dipipi, lalu mengecup keningnya dengan lembut..

“Aku juga, Beb.. I wanna be your last love.. Please, never let me go, yah” Kata Anggie dengan kedua mata berkaca-kaca, lalu menarik dan mengecup punggung tangan gw..

Gw mengangguk sambil tersenyum ke arah Anggie, lalu membelai lembut rambut hitamnya nan panjang.. Untuk sesaat, kami saling menatap dan terdiam..

Selepas Anggie pulang, gw kembali menelusuri area parkir yang nampak temaram.. Kembali beberapa penampakan mahluk gaib terlihat, namun sama sekali gw tidak menggubris keberadaan mereka.. Benak gw yang masih dipenuhi bayangan wajah Anggie, masih menolak untuk diganggu dengan hal gaib..

Tapi, tiba-tiba.. Langkah kaki gw terhenti persis di depan sebuah pohon cukup besar.. Gw merasakan aura Jin sangat kuat terasa dekat sekali dari arah belakang..

“Jangan melihat sosokku di belakang.. Kedatangan ku hanya untuk memperingatkan mu” Ucap sosok Jin tak dikenal yang suaranya terasa sengaja disamarkan..

Diubah oleh juraganpengki 15-02-2018 22:01
jenggalasunyi
sampeuk
dodolgarut134
dodolgarut134 dan 14 lainnya memberi reputasi
13
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.