- Beranda
- Stories from the Heart
Di Persimpangan Musim Hujan
...
TS
mrskinny
Di Persimpangan Musim Hujan
Quote:
"Aku layaknya hujan, berusaha mencurahkan setiap tetes cinta yang tak terhitung tapi tak pernah sampai di rumahmu"
Quote:
Diubah oleh mrskinny 04-06-2018 02:16
anasabila memberi reputasi
1
7.8K
Kutip
40
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
mrskinny
#30
Bagian 10: I Used Somebody
Quote:
“Bunga atau kamu bisa panggil aku…”
Kepergianmu yang telah memakan waktu 2 minggu tanpa kabar, secara perlahan kamu membunuhku. Pahamkah kamu? Aku tidak pernah peduli dengan jarak bahkan banyak pejuang rindu mempermasalahkan waktu, aku tidak! Aku tidak bila kita saling tetap berkomunikasi, itu saja sudah cukup.
Musim panas ini sudah terancang sangat bahagia, bagaimana tidak? Pertemuan dengan gadis cantik setelah sekian lama tidak terlihat kini terlihat, dia di sampingku, di kursi favorit kedai kopi ini, gadis ini bernama Viola Oktav, berhidung mancung, berambut sedikit ikal panjang dan berwarna hitam, bagaimana dia tidak cantik? Karena jelas ia wanita Manado yang terkenal sekali kecantikanya.
Kita merancang musim panas ini agar terlihat menarik dan berkesan, kita akan menuju suatu ladang ilalang yang menurut Viola tempat itu memiliki senja yang begitu indah, dengan catatan untuk menikmati keindahan itu, kita berdua harus segera menyelesaikan tugas akhir kami.
Tapi apadaya ternyata semua itu menjadi bencana ketika persidanganku untuk lulus dari kampus ini diundur karena ada beberapa persyaratan yang belum bisa aku penuhi. Sirna sudah harapanku di saat itu, karena aku fikir akan susah mencari biaya tambahan untuk melanjutkan hidupku sembari menanti persidangan periode berikutnya, ditambah sepertinya aku secara tidak langsung membatalkan janji yang sudah dirancang dengan Viola.
Bencana datang hari itu, tapi tidak
Aku jatuh cinta padanya, sangat… hingga akhirnya di hari sedih seduniaku dia hadir, tepat di sampingku ketika aku sedang berada di dalam kamar asramaku di kampus itu.
“Hari yang cerah tapi kenapa masih ada pria yang merasa kesepian yaa”
“Sama – sama ebaayyyy… jadi boleh ya aku temenin kamu di kota ini untuk ngelewatin semuanyaaa”
Begitu pembawaanya sifat dewasanya yang selalu dibalut oleh sisi kekanak – kanakanya. Seketika aku yakin bahwa Viola lah ‘Pengecualian’ atas segalanya di kehidupanku. Menemukanku saat jatuh, mengajakku untuk bangun, membawaku untuk bahagia.
Hingga aku bertemu saudagar baik asal Belanda di kota kelabu ini, bernama Sir Jacob, tanpa Viola aku takan mampu seperti ini. Sudah nyaris memakan waktu 6 bulan aku bekerja di Kedainya dan ini berangsur baik, aku bisa kembali ceria walau selalu ada pekerjaan menantiku, tapi perduli setan selagi Viola ada, aku akan terus bahagia… begitu rencananya
Tapi…
Selama nyaris 6 bulan itu juga aku berhubungan dengan Viola dan di hari ke 10 ini dia menghilang, aku seperti nyaris kehilangan diriku sendiri. Begitu salahnya aku menuangkan semua cintaku kepadanya yang padahal aku tidak tahu apapun tentangnya kecuali wajah Manado-nya yang pernah aku tebak dan dia mengiyakan bahwa memang Viola keturunan Manado.
Kampus siang ini tampak ceria sekali, banyak orang berdatangan untuk mengucapkan selamat atas sidangnya yang sudah selesai, tak terkecuali aku, banyak teman – temanku berdatangan mengucapkan selamat. Banyak pelukan dan ciuman yang kuterima dari teman – temanku tapi ada satu sapaan, pelukan, dan ciuman seseorang yang kuharapkan hari ini, yaitu dari Viola Oktav aka Ewelku yang tak kunjung datang hingga kampus yang awalnya penuh keceriaan dan lama kelamaan tampak sepi tersisa beberapa orang dan disisakan aku yang terduduk, berharap dari kejauhan terdengar suara
“Ebayyyyy… maaf telattt, selamat yaaa!!!”
Tapi hingga pukul 16.00 Viola tak kunjung datang.
Apakah hari ini aku patut ceria atas sidangku yang selesai? Atau justru aku harus gundah menanti kabarmu yang hilang?
Aku kira ini semua akan menjadi kejutan bagiku, ketika kamu hilang selama 10 hari dan akan hadir di hari sidangku selesai, ternyata tidak.
“hi son, ayok kita kembali… dia pasti akan datang, dia juga pasti punya alasan tersendiri, be patient” suara Sir Jacob yang berusaha menghiburku
“I just confused Why it happened right now? Don’t she understand if this day it’s was my important day”
“All I want is to see her here right now”tak terasa aku menjawab sir Jacob sambil menguraikan air mata.
Di perjalanan balik, sir Jacob selalu memberikanku wejangan yang sesekali dia berbicara Bahasa dan dicampur English, dan sir Jacob terkesan seperti selalu ingin menghiburku saat ini, mungkin tampak sekali dari wajahku bila aku memang sedang bersedih. Suara sir Jacob pada saat ini mungkin bagiku hanya penambah suasana di jalan tanpa berpengaruh apa – apa, karena yang di fikiranku sekarang adalah melihat Viola Oktav berdiri di meja bar menantiku, tidak tidak!!! Atau mungkin dia sedang menantiku di kursi favorit kita di kedai itu. Semoga, ya semoga.
Kepergianmu yang telah memakan waktu 2 minggu tanpa kabar, secara perlahan kamu membunuhku. Pahamkah kamu? Aku tidak pernah peduli dengan jarak bahkan banyak pejuang rindu mempermasalahkan waktu, aku tidak! Aku tidak bila kita saling tetap berkomunikasi, itu saja sudah cukup.
***Di hari ke-10 kepergian Viola***
Musim panas ini sudah terancang sangat bahagia, bagaimana tidak? Pertemuan dengan gadis cantik setelah sekian lama tidak terlihat kini terlihat, dia di sampingku, di kursi favorit kedai kopi ini, gadis ini bernama Viola Oktav, berhidung mancung, berambut sedikit ikal panjang dan berwarna hitam, bagaimana dia tidak cantik? Karena jelas ia wanita Manado yang terkenal sekali kecantikanya.
Kita merancang musim panas ini agar terlihat menarik dan berkesan, kita akan menuju suatu ladang ilalang yang menurut Viola tempat itu memiliki senja yang begitu indah, dengan catatan untuk menikmati keindahan itu, kita berdua harus segera menyelesaikan tugas akhir kami.
Tapi apadaya ternyata semua itu menjadi bencana ketika persidanganku untuk lulus dari kampus ini diundur karena ada beberapa persyaratan yang belum bisa aku penuhi. Sirna sudah harapanku di saat itu, karena aku fikir akan susah mencari biaya tambahan untuk melanjutkan hidupku sembari menanti persidangan periode berikutnya, ditambah sepertinya aku secara tidak langsung membatalkan janji yang sudah dirancang dengan Viola.
Bencana datang hari itu, tapi tidak
Aku jatuh cinta padanya, sangat… hingga akhirnya di hari sedih seduniaku dia hadir, tepat di sampingku ketika aku sedang berada di dalam kamar asramaku di kampus itu.
“Hari yang cerah tapi kenapa masih ada pria yang merasa kesepian yaa”
“Sama – sama ebaayyyy… jadi boleh ya aku temenin kamu di kota ini untuk ngelewatin semuanyaaa”
Begitu pembawaanya sifat dewasanya yang selalu dibalut oleh sisi kekanak – kanakanya. Seketika aku yakin bahwa Viola lah ‘Pengecualian’ atas segalanya di kehidupanku. Menemukanku saat jatuh, mengajakku untuk bangun, membawaku untuk bahagia.
Hingga aku bertemu saudagar baik asal Belanda di kota kelabu ini, bernama Sir Jacob, tanpa Viola aku takan mampu seperti ini. Sudah nyaris memakan waktu 6 bulan aku bekerja di Kedainya dan ini berangsur baik, aku bisa kembali ceria walau selalu ada pekerjaan menantiku, tapi perduli setan selagi Viola ada, aku akan terus bahagia… begitu rencananya
Tapi…
Selama nyaris 6 bulan itu juga aku berhubungan dengan Viola dan di hari ke 10 ini dia menghilang, aku seperti nyaris kehilangan diriku sendiri. Begitu salahnya aku menuangkan semua cintaku kepadanya yang padahal aku tidak tahu apapun tentangnya kecuali wajah Manado-nya yang pernah aku tebak dan dia mengiyakan bahwa memang Viola keturunan Manado.
Kampus siang ini tampak ceria sekali, banyak orang berdatangan untuk mengucapkan selamat atas sidangnya yang sudah selesai, tak terkecuali aku, banyak teman – temanku berdatangan mengucapkan selamat. Banyak pelukan dan ciuman yang kuterima dari teman – temanku tapi ada satu sapaan, pelukan, dan ciuman seseorang yang kuharapkan hari ini, yaitu dari Viola Oktav aka Ewelku yang tak kunjung datang hingga kampus yang awalnya penuh keceriaan dan lama kelamaan tampak sepi tersisa beberapa orang dan disisakan aku yang terduduk, berharap dari kejauhan terdengar suara
“Ebayyyyy… maaf telattt, selamat yaaa!!!”
Tapi hingga pukul 16.00 Viola tak kunjung datang.
Apakah hari ini aku patut ceria atas sidangku yang selesai? Atau justru aku harus gundah menanti kabarmu yang hilang?
Aku kira ini semua akan menjadi kejutan bagiku, ketika kamu hilang selama 10 hari dan akan hadir di hari sidangku selesai, ternyata tidak.
“hi son, ayok kita kembali… dia pasti akan datang, dia juga pasti punya alasan tersendiri, be patient” suara Sir Jacob yang berusaha menghiburku
“I just confused Why it happened right now? Don’t she understand if this day it’s was my important day”
“All I want is to see her here right now”tak terasa aku menjawab sir Jacob sambil menguraikan air mata.
Di perjalanan balik, sir Jacob selalu memberikanku wejangan yang sesekali dia berbicara Bahasa dan dicampur English, dan sir Jacob terkesan seperti selalu ingin menghiburku saat ini, mungkin tampak sekali dari wajahku bila aku memang sedang bersedih. Suara sir Jacob pada saat ini mungkin bagiku hanya penambah suasana di jalan tanpa berpengaruh apa – apa, karena yang di fikiranku sekarang adalah melihat Viola Oktav berdiri di meja bar menantiku, tidak tidak!!! Atau mungkin dia sedang menantiku di kursi favorit kita di kedai itu. Semoga, ya semoga.
0
Kutip
Balas
