- Beranda
- Stories from the Heart
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
...
TS
juraganpengki
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)

Cool Cover By Agan Linbara (Thanks, Bree)..
Prolog
Setelah bangun dari ‘Mati Suri’ karena memutuskan untuk mencoba membunuh diri sendiri untuk melindungi Kitab Langit dan melenyapkan Bayu Ambar, gw kembali ke dunia nyata.. Kehidupan gw sedikit jauh berbeda, karena pengalaman ‘Mati Suri’ itu berefek langsung pada kelebihan yang gw miliki.. Gw masih sama Anggie, meski ujian atas cinta kami masih saja mendera.. Ada musuh baru, tentu saja.. Tapi ada juga sahabat baru yang muncul.. Karena ini akhir dari cerita kami berempat..
Kembalinya Anak Ibu...
Pengorbanan Pedang Jagat Samudera...
Cintai Aku Sewajarnya, Yank...
Matinya Seorang Saudara (Versi Gw/Bimo)
Berkumpul Kembali...
Keanehan Yang Mulai Muncul...
Sambutan Ketiga Saudara Ke Reinata...
Sabar???
Cukup! Tinggalin Aku Sendiri!!!
Siapa Kau???
Aku Ikutin Kemauan Kamu...
Keputusan Sepihak Yang Pahit...
Semua Beban Menjadi satu
Semua Beban Menjadi Satu (2)...
Serangkum Rindu Untuk Ayah...
Munculnya Penguasa Laut Utara...
Bertemunya Dua Penguasa...
Sebuah Kesepakatan...
Ibu Kenapa Yah???
Lu Kenapa, Ka???
Wanted Dead Or Alive.. ANTON!!!
Mo 'Perabotan' Lu Hancur Apa Tanggung Jawab???
It's The End Of Us...
Di Kerjain Ibu...
Ridho!!!
Kelewatan!!!
Munculnya Dua Penjaga Gerbang Kerajaan Laut...
Dewi Arum Kesuma VS Dewi Ayu Anjani
Datangnya Sosok Seorang Pemisah Dan Shock Therapy Buat Gw...
Kerajaan Jin...
Terkuaknya Semua Jawaban...
Maafin Gw, Bree...
Pengakuan Suluh...
Akhirnya Boleh Gondrong...
Pernikahan Kak Silvi Yang Seharusnya Membuat Gw Bahagia...
Pernikahan Kak Silvi Yang seharusnya Membuat Gw Bahagia (2)...
Tunggu Pembalasan Gw!!!...
Ni Mas Linduri dan Banas Ireng...
Dua Sosok Penyelamat Misterius...
Ada Apa Sama Ridho?...
Kesalahan Fatal...
Kembalinya Jin Penjaga Ridho dan Suluh...
Akibat Terlalu Ikut Campur...
Setiap Perbuatan Akan Mendapat Balasan...
Munculnya Viny Dan Sebuah Tantangan Bertarung...
Manusia Cabul...
Suara Penolong Misterius...
Bertemunya Kembali Sepasang Kekasih...
Terkuaknya Kebenaran...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar (2)...
Jaket Dan Celana Jeans Robek Serta Sweater Hitam Kumal...
She's My True Love...
Dilema...
Pertengkaran Dengan Ibu...
Rambe Lantak...
Gendewa Panah Pramesti...
Akan Ku Balaskan Dendam Mu, Arum Kesuma!!!
Yang Hilang dan Yang Kembali...
Jawaban Ayu...
Mati Gw!!!
Aku Makin Sayang...
Nasihat Om Hendra...
Jera Mencuri...
Ajian Segoro Geni...
Pilihan Sulit...
Keputusasaan Anggie...
Kabar Baik dari Ridho dan Suluh...
Perjalanan Menuju Pembalasan Dendam...
Rawa Rontek...
Rawa Rontek 2 (Terbayarnya Dendam)...
Kedatangan Pak Sugi...
Orang Titipan...
Hukuman Paling Berat...
Tidurlah Di Pangkuan Ku...
Menjajal Kesaktian...
Menjajal Kesaktian (2)...
Pengakuan Mengejutkan Babeh Misar...
Pengajaran Ilmu Silat Betawi...
Di Kepret Babeh Misar Lagi...
Tasya...
Naga Caglak dan Bajing Item...
Misteri Sebuah Dendam...
Kekuatan Sejati Kitab Langit Bagian Matahari...
Perpisahan...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera (2)...
Kembalinya Ibu...
Empat Bayangan Hitam...
Siapa Ni Mas Laras Rangkuti???
Dendam Seorang Sahabat...
Ini Keputusan Yang Harus Gw Ambil...
Semua Pengorbanan Ini Demi Ibu...
Rapuh...
Kabar Mengejutkan Sekar dan Sebuah Restu...
Siasat Braja Krama...
Munculnya Kitab Langit...
Si Pembuka Kitab langit dan Sosok Asli Pak Sugi...
Rencana Yang Matang...
Lamaran Pribadi...
Keingintahuan Anggie...
Perubahan Rencana...
Hampir Terjebak...
Kekecewaan Sekar...
Dua Syarat Reinata...
Aku Harap Kamu dan Anggie Bahagia, Mam...
Rahasia Sepasang Suami Isteri...
Menitipkan Amanah...
Berkumpulnya Para Pembela Kitab Langit...
Siasat Ki Purwagalih...
Raja Jin Raja Muslihat (Nyesek, Bree)...
Pertukaran Tawanan...
Perang Gaib PunTak Terelakkan...
Sang Penyelamat Dari Utara...
Pertempuran Awal Dua Penguasa Kerajaan Gaib...
Bertekuk Lututnya Sekutu Braja Krama...
Pertarungan Dua Putera (Gugurnya Satu Sahabat Gaib)...
Krama Raja...
Braja Krama Versus Krama Raja...
Raja Licik...
Aku Lah Sang Pembuka...
Siasat Krama Raja dan Bayu Ambar...
Terbukanya Semua Ilmu Terlarang...
Sebuah Pengecualian...
Sri Baduga Maharaja...
Hilangnya Sebuah Pengecualian...
Hilangnya Sebuah Pengecualian (2)...
Sebuah Pengorbanan...
Pahlawan...
Sumpah...
Ilmu Pamungkas yang Terlarang...
Kabar Yang Mengejutkan...
Pulang...
Pulang (2)...
Sedikit Kisah Rio Sebelum Kisah Ini Tamat...
Terhalang Sumpah...
Bantuan Sahabat Baik...
Bachelor Party...
Keturunan Lain Sang Prabu...
Pembalasan Dendam Singgih...
Sepenggal Kisah Nyi Mas Roro Suwastri...
Tawaran Yang Mengejutkan...
Lawan Atau Kawan???
Terkuaknya Silsilah...
Sebuah Kebenaran...
Sebuah Kebenaran (2)...
Bertemunya Dua Keturunan Sang Prabu...
Pertempuran Dua Hati...
Cinta Pertama VS Cinta Terakhir Jagat Tirta...
Pengakuan Bayu Barata...
Ki Larang dan Nyi Mas Galuh Pandita???
Prana Kusuma...
Kau Benar Keturunan Kami, Ngger...
Our Big Day...
Insiden...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga (2)...
Dua Tamu Istimewa...
Semua Karena Cinta...
Keputusan Sekar Kencana...
Kena Gampar...
Bonyok!!!
RIBET!!!
Berdamai...
Keponakan Baru...
Malam Pertama dan Tiga Keanehan...
Ajian Warisan Para Leluhur (The Last Part/End Of All Chapters)
SIDE STORIES
Keturunan Yang Tersesat...
Keturunan Yang Tersesat (2)...

Cool Cover By Agan Linbara (Thanks, Bree)..
Prolog
Setelah bangun dari ‘Mati Suri’ karena memutuskan untuk mencoba membunuh diri sendiri untuk melindungi Kitab Langit dan melenyapkan Bayu Ambar, gw kembali ke dunia nyata.. Kehidupan gw sedikit jauh berbeda, karena pengalaman ‘Mati Suri’ itu berefek langsung pada kelebihan yang gw miliki.. Gw masih sama Anggie, meski ujian atas cinta kami masih saja mendera.. Ada musuh baru, tentu saja.. Tapi ada juga sahabat baru yang muncul.. Karena ini akhir dari cerita kami berempat..
Kembalinya Anak Ibu...
Pengorbanan Pedang Jagat Samudera...
Cintai Aku Sewajarnya, Yank...
Matinya Seorang Saudara (Versi Gw/Bimo)
Berkumpul Kembali...
Keanehan Yang Mulai Muncul...
Sambutan Ketiga Saudara Ke Reinata...
Sabar???
Cukup! Tinggalin Aku Sendiri!!!
Siapa Kau???
Aku Ikutin Kemauan Kamu...
Keputusan Sepihak Yang Pahit...
Semua Beban Menjadi satu
Semua Beban Menjadi Satu (2)...
Serangkum Rindu Untuk Ayah...
Munculnya Penguasa Laut Utara...
Bertemunya Dua Penguasa...
Sebuah Kesepakatan...
Ibu Kenapa Yah???
Lu Kenapa, Ka???
Wanted Dead Or Alive.. ANTON!!!
Mo 'Perabotan' Lu Hancur Apa Tanggung Jawab???
It's The End Of Us...
Di Kerjain Ibu...
Ridho!!!
Kelewatan!!!
Munculnya Dua Penjaga Gerbang Kerajaan Laut...
Dewi Arum Kesuma VS Dewi Ayu Anjani
Datangnya Sosok Seorang Pemisah Dan Shock Therapy Buat Gw...
Kerajaan Jin...
Terkuaknya Semua Jawaban...
Maafin Gw, Bree...
Pengakuan Suluh...
Akhirnya Boleh Gondrong...
Pernikahan Kak Silvi Yang Seharusnya Membuat Gw Bahagia...
Pernikahan Kak Silvi Yang seharusnya Membuat Gw Bahagia (2)...
Tunggu Pembalasan Gw!!!...
Ni Mas Linduri dan Banas Ireng...
Dua Sosok Penyelamat Misterius...
Ada Apa Sama Ridho?...
Kesalahan Fatal...
Kembalinya Jin Penjaga Ridho dan Suluh...
Akibat Terlalu Ikut Campur...
Setiap Perbuatan Akan Mendapat Balasan...
Munculnya Viny Dan Sebuah Tantangan Bertarung...
Manusia Cabul...
Suara Penolong Misterius...
Bertemunya Kembali Sepasang Kekasih...
Terkuaknya Kebenaran...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar (2)...
Jaket Dan Celana Jeans Robek Serta Sweater Hitam Kumal...
She's My True Love...
Dilema...
Pertengkaran Dengan Ibu...
Rambe Lantak...
Gendewa Panah Pramesti...
Akan Ku Balaskan Dendam Mu, Arum Kesuma!!!
Yang Hilang dan Yang Kembali...
Jawaban Ayu...
Mati Gw!!!
Aku Makin Sayang...
Nasihat Om Hendra...
Jera Mencuri...
Ajian Segoro Geni...
Pilihan Sulit...
Keputusasaan Anggie...
Kabar Baik dari Ridho dan Suluh...
Perjalanan Menuju Pembalasan Dendam...
Rawa Rontek...
Rawa Rontek 2 (Terbayarnya Dendam)...
Kedatangan Pak Sugi...
Orang Titipan...
Hukuman Paling Berat...
Tidurlah Di Pangkuan Ku...
Menjajal Kesaktian...
Menjajal Kesaktian (2)...
Pengakuan Mengejutkan Babeh Misar...
Pengajaran Ilmu Silat Betawi...
Di Kepret Babeh Misar Lagi...
Tasya...
Naga Caglak dan Bajing Item...
Misteri Sebuah Dendam...
Kekuatan Sejati Kitab Langit Bagian Matahari...
Perpisahan...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera (2)...
Kembalinya Ibu...
Empat Bayangan Hitam...
Siapa Ni Mas Laras Rangkuti???
Dendam Seorang Sahabat...
Ini Keputusan Yang Harus Gw Ambil...
Semua Pengorbanan Ini Demi Ibu...
Rapuh...
Kabar Mengejutkan Sekar dan Sebuah Restu...
Siasat Braja Krama...
Munculnya Kitab Langit...
Si Pembuka Kitab langit dan Sosok Asli Pak Sugi...
Rencana Yang Matang...
Lamaran Pribadi...
Keingintahuan Anggie...
Perubahan Rencana...
Hampir Terjebak...
Kekecewaan Sekar...
Dua Syarat Reinata...
Aku Harap Kamu dan Anggie Bahagia, Mam...
Rahasia Sepasang Suami Isteri...
Menitipkan Amanah...
Berkumpulnya Para Pembela Kitab Langit...
Siasat Ki Purwagalih...
Raja Jin Raja Muslihat (Nyesek, Bree)...
Pertukaran Tawanan...
Perang Gaib PunTak Terelakkan...
Sang Penyelamat Dari Utara...
Pertempuran Awal Dua Penguasa Kerajaan Gaib...
Bertekuk Lututnya Sekutu Braja Krama...
Pertarungan Dua Putera (Gugurnya Satu Sahabat Gaib)...
Krama Raja...
Braja Krama Versus Krama Raja...
Raja Licik...
Aku Lah Sang Pembuka...
Siasat Krama Raja dan Bayu Ambar...
Terbukanya Semua Ilmu Terlarang...
Sebuah Pengecualian...
Sri Baduga Maharaja...
Hilangnya Sebuah Pengecualian...
Hilangnya Sebuah Pengecualian (2)...
Sebuah Pengorbanan...
Pahlawan...
Sumpah...
Ilmu Pamungkas yang Terlarang...
Kabar Yang Mengejutkan...
Pulang...
Pulang (2)...
Sedikit Kisah Rio Sebelum Kisah Ini Tamat...
Terhalang Sumpah...
Bantuan Sahabat Baik...
Bachelor Party...
Keturunan Lain Sang Prabu...
Pembalasan Dendam Singgih...
Sepenggal Kisah Nyi Mas Roro Suwastri...
Tawaran Yang Mengejutkan...
Lawan Atau Kawan???
Terkuaknya Silsilah...
Sebuah Kebenaran...
Sebuah Kebenaran (2)...
Bertemunya Dua Keturunan Sang Prabu...
Pertempuran Dua Hati...
Cinta Pertama VS Cinta Terakhir Jagat Tirta...
Pengakuan Bayu Barata...
Ki Larang dan Nyi Mas Galuh Pandita???
Prana Kusuma...
Kau Benar Keturunan Kami, Ngger...
Our Big Day...
Insiden...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga (2)...
Dua Tamu Istimewa...
Semua Karena Cinta...
Keputusan Sekar Kencana...
Kena Gampar...
Bonyok!!!
RIBET!!!
Berdamai...
Keponakan Baru...
Malam Pertama dan Tiga Keanehan...
Ajian Warisan Para Leluhur (The Last Part/End Of All Chapters)
SIDE STORIES
Keturunan Yang Tersesat...
Keturunan Yang Tersesat (2)...
Diubah oleh juraganpengki 15-07-2018 20:23
iskrim dan 132 lainnya memberi reputasi
127
2.1M
8K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
juraganpengki
#2530
Jawaban Ayu...
Tepat jam setengah tiga sore, saat gw sedang bersantai sambil ber’WA dengan Anggie, sebuah mobil Hon*a J**z hitam memasuki pagar rumah yang terbuka lebar.. Gw tahu itu mobil Ayu, yang sempat membunyikan klakson begitu sudah terparkir di halaman..
“Ada Ayu, Yank.. Aku selesain masalah aku ke dia dulu yah” Tulis gw untuk mengakhiri pesan ke Anggie..
Hp gw bergetar tak lama kemudian, pertanda pesan balasan dari gadis itu telah diterima..
“Ciee.. Ciee.. Yang mo ralat nembak.. Ya udah, nanti sore kamu jangan lupa kuliah yah, Beb.. Terus, jangan lupa kabarin aku soal Ayu juga.. Bye.. Love You So Much, My Prince Charming”
Gw tersenyum membaca pesan Anggie yang sempat-sempat nya mencandai kesalahfahaman yang terjadi antara gw dan Ayu.. Lalu, gw segera menutup Hp dan memasukkannya ke dalam saku celana pendek, bersamaan dengan suara Ayu yang memberi salam sambil tersenyum manis..
Gw sempat melempar senyuman ke arah gadis itu, yang nampak membawa sebuah bungkusan, setelah membalas salamnya terlebih dahulu..
“Ga usah repot-repot bawain gw kue, Yu” Ucap gw mencoba menggoda gadis tersebut..
Sesaat, gw sempat melihat senyuman hilang dari wajah Ayu.. Berganti raut terkejut, yang membuat gw bingung menatapnya.. Apa gw salah omong yah? Gw kan cuma pake bahasa Lu/Gw kek yang biasa ke Ayu..
“PD banget kamu.. Ini buat Ibu sama Ayu, bukan buat kamu..Weee” Jawab Ayu yang mencoba menyembunyikan raut terkejutnya, sambil duduk dan meletakkan bungkusan diatas meja..
Sejenak, gadis itu menoleh ke dalam seperti mencoba mencari sosok Ibu dan adik perempuan gw..
“Ibu sama Ayu lagi ke rumah Tante Septi.. Katanya sih sampe Maghrib”
“Hah! Sampe Maghrib? Terus kamu udah makan belom, Mam?” Tanya Ayu penasaran..
Gw tersenyum dan mengangguk sebagai jawaban sudah.. Gadis itu nampak manggut-manggut beberapa kali seraya melempar pandang ke arah halaman.. Gw lantas mengambil sebatang rokok dari dalam bungkusannya dan termenung menunggu gadis itu melanjutkan pembicaraan..
“Oh Iya, nanti sore jangan sampe ga kuliah, Mam.. UAS loh.. Aku tadi sampe jam 11 siang baru kelar” Kata Ayu mengingatkan gw, seperti apa yang dilakukan Anggie..
“Iya, Yu.. Jadwal gw malah dimajuin jam 4 sore.. Jadi kelarnya dua jam kedepan.. Habis Maghrib kek nya”
Kembali Ayu menganggukan kepalanya beberapa kali, kemudian lagi-lagi melempar pandangan ke arah halaman.. Nampaknya, gadis itu sedang mempersiapkan diri untuk mengutarakan maksud kedatangannya kesini, sesuai dengan pesan WA dia tadi pagi..
“Mam”.. “Yu”..
Ucap kami berbarengan.. Kedua mata kami saling bertemu untuk beberapa saat, lalu tertawa menyadari ketidak sengajaan barusan..
“Lu dulu deh! Lady’s First” Ucap gw sambil menaikkan dagu ke arahnya..
“Ga aah.. Cowo kan gitu.. Selalu bawa-bawa istilah Lady’s First kalo lagi kek gini”
“Yee.. Ga gitu juga kali, Yu.. Itu namanya cowo bakalan dahuluin cewe dari apapun.. Makanya ada istilah itu” Sanggah gw disusul tarikan asap dari ujung rokok..
“Kamu ngerokoknya kuat banget yah, Mam.. Persis kek Abi aku.. Kurangin sedikit napa.. Kan kamu tau bahaya rokok itu kek apa” Kata Ayu yang mengalihkan pembicaraan seraya menatap gw lekat-lekat..
Gw sendiri tertegun mendengar permintaan Ayu, yang boleh dibilang janggal ditelinga gw.. Bentuk perhatiannya, jelas menandakan bahwa gadis itu benar-benar menyimpan rasa ke gw.. Batin gw jadi gelisah sendiri menduga bahwa Ayu akan menjawab IYA atas tembakan secara tidak sengaja dari gw kemarin..
“Mam, koq diem? Yah, aku sih cuma nasehatin kamu aja.. Semua kan baliknya ke kamu juga.. Yang ngerokok kamu.. Yang bakal sakit juga kamu”
“Yah, ga usah ngomong gitu juga, Yu.. Kesan nya lu kek lagi nyumpahin gw supaya sakit” Jawab gw sembari membuang puntungan rokok, bukan karena menuruti Ayu tapi karena ada bagian yang bolong di rokok tadi, jadi dihisapnya terasa hambar.. Hehehe
Ayu sempat tertawa beberapa saat, lalu kembali terdiam seperti menimbang-nimbang sebelum mengatakan sesuatu.. Dari gelagatnya, gw bertambah yakin Ayu akan memberikan jawaban positif..
“Mam.. Soal jawaban aku..” Ayu terdengar seperti sengaja menghentikan omongannya, membuat gw yang sudah menoleh menjadi sangat tidak sabar..
“Aku mau jadi pacar kamu”
Seketika, kedua mata gw terpejam dan telapak tangan kiri sengaja terkepal erat untuk menyembunyikan reaksi terkejut, mendengar jawaban Ayu.. Seperti yang gw duga sebelumnya, gadis itu pasti akan menerima.. Sekarang, masalah semakin bertambah rumit..
“Mam.. Imam, kamu ga pingsan kan?” Tanya Ayu sambil menggoyang-goyangkan lengan gw..
“Ehh, ga lah, Yu.. Masa gw pingsan sih” Jawab gw dengan sedikit gugup..
Gw terdiam menatap kosong ke arah halaman rumah.. Sesekali, gw mengulum senyuman sumringah yang sangat gw paksakan ke arah Ayu.. Meski dalam hati, gw sedang memikirkan- untuk meralat tembakan gw kemarin.. Gw memang harus meralatnya.. Tapi, melihat kedua mata Ayu yang nampak berbinar, gw menjadi tidak tega..
“Kamu koq malah diem, Mam.. Jangan bilang kamu cuma bercanda nembak aku kemarin? Kalo emang benar, sampe kapan pun aku ga bakal maafin kamu, Mam” Tegas Ayu sambil membesarkan kedua mata untuk mengintimidasi..
“Ga, Yu.. Gw seneng koq.. Mana ada cowo yang ga seneng punya cewe cakep kek lu” Jawab gw, meski hati ini terasa berat karena menjawab dengan kebohongan lagi..
Perlahan, gw mengeluarkan lagi sebatang rokok dan membakarnya.. Beberapa kali gw menghisap rokok dengan cepat, hingga asap yang keluar dari mulut gw mengepul cukup banyak.. Ayu sendiri langsung berdiri sambil mengibaskan telapak tangannya untuk mengusir kepulan asap..
“Imam! Kamu mo bikin aku sakit paru-paru yah? Asap rokok kamu ke aku semua iih..”
Mendengar omelan gadis itu, gw langsung membuang rokok yang masih menyala ke arah teras.. Setelah udara mulai bebas dari asap, Ayu kembali duduk disebelah meja bundar yang memisahkan bangku kami masing-masing..
Sejenak, gw melirik ke arah Ayu yang nampak tersenyum sambil merogoh tasnya dan mengeluarkan Hp..
“Aku mo updet status, aah.. Soal jadian kita hari ini.. Ga apa-apa kan, Mam?” Tanya Ayu yang masih tersenyum membalas lirikan gw..
Kepala gw mengangguk sekali sebagai jawaban untuk pertanyaan gadis itu.. Lalu, pandangan gw kembali terlempar, kali ini menatap lekat ke dua ekor burung gereja yang hinggap di bagian atas mobil Ayu..
Gw berusaha mengumpulkan keberanian untuk menjelaskan segala kesalah fahaman ini.. Gw sudah memutuskan untuk menceritakan semua nya ke Ayu.. Biar bagaimana pun reaksi gadis itu nantinya, gw akan terima..
“Mam.. “ Panggil Ayu, yang membuat gw langsung menoleh ke arahnya..
Gadis itu nampak menatap gw dengan penuh perasaan untuk sesaat, lalu berganti sekarang ia yang melemparkan pandangan dan menatap kosong ke arah halaman.. Gw yang melihat gelagat aneh Ayu, terus memperhatikannya yang nampak bimbang untuk mengutarakan sesuatu..
“Maafin aku” Ucap Ayu, yang membuat gw mengerutkan dahi karena bingung mendengar kalimat yang seharusnya terlontar dari mulut ini..
“Maaf buat apa, Yu?” Tanya gw penasaran..
Sejenak, Ayu menoleh ke arah gw yang terus menatapnya.. Kemudian menundukkan wajahnya.. Asli! Gw merasa heran, melihat perubahan Ayu yang tiba-tiba.. Tadi dia kelihatan seneng banget, sampai-sampai mau update status segala.. Nah, sekarang malah minta maaf dengan wajah murung.. Asli! Gw mulai geregetan melihat tingkah nih cewe
“Aku sebenernya bohongin kamu, dengan jawaban tadi.. Aku belum siap jadi pacar kamu, Mam”
Kening gw langsung berkerut karena bingung mendengar alasan Ayu meminta maaf.. Apa maksud gadis itu memutar jawaban yang awalnya menerima tembakan gw, tapi sekarang malah meralatnya..
“Maksud nya apa sih, Yu?”
“Iya.. Iya.. Aku akuin aku salah, udah ngerjain kamu.. Karena aku tahu, kamu nembak aku cuma buat pelarian dari Anggie aja kan? ” Tanya Ayu sambil menatap gw yang kembali nampak terkejut..
Untuk beberapa saat, gw terdiam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.. Setelah mendengar dugaan Ayu yang menjadi alasannya mengerjai gw barusan..
“Sekarang, aku mau buka semua di depan kamu” Ucap Ayu, dengan kedua tangan memegang ujung kaus lengan pendek yang ia kenakan..
Kedua mata gw terbelalak mendengar kalimat gadis itu.. Namun, kali ini diiringi wajah gw yang terasa matang.. Karena menduga gadis itu akan bertindak nekat..
“Kamu kenapa liatin aku kek gitu sih, Mam?” Tanya Ayu dengan pandangan aneh..
“Lu mo buka semua, Yu?” Tanya gw seraya menatap tertegun ke bagian dada nya..
Sesaat, Ayu seperti mengikuti arah tatapan mata gw.. Dan, seketika langsung menutup dadanya dengan kedua belah tangan..
“Otak cowo ga dimana mana, semua nya pasti sama.. Mesum!” Bentak Ayu dengan wajah memerah..
“Lah, lu sendiri kan yang bilang mo buka semua di depan gw, Yu.. Terus tangan lu pegang bawah kaus, kek orang mo buka baju” Sanggah gw..
Seketika Ayu mengambil bungkusan rokok yang ada di dekatnya.. Lalu, melemparkan benda kotak tersebut ke arah gw.. Dengan cepat gw tangkap bungkusan rokok sebelum mengenai muka..
“ Maksudnya, aku mo ceritain semua di depan kamu.. Aku pegang ujung kaus karena gerah.. Bukan mo dibuka terus tanpa busana kek yang ada di otak mesum kamu”
Sontak gw tertawa geli menyadari kesalah fahaman barusan..
“Udah aah! Aku ga jadi cerita.. Kamu nya bercanda mulu” Gerutu Ayu..
“Iya, maaf! Sok atuh, ceritain ke gw, Yu” Ucap gw berusaha membujuk..
Pada mulanya, Ayu tetap menolak sambil menekuk wajah.. Tapi, akhirnya gadis itu sendiri yang memutar tubuh menghadap gw..
“Ya udah.. Tapi dengerin baik-baik yah.. Jangan coba-coba menyela” Pinta Ayu yang terdengar lebih menjurus ke sebuah perintah..
Gw mengangguk dan juga merubah posisi duduk menjadi menghadap gadis itu.. Kedua mata dan indera pendengaran sudah gw siapkan, untuk melihat wajah dan mendengar penjelasan Ayu, yang gw rasa akan sangat panjang nantinya..
“Waktu itu, Aku yang jadi salah satu panitia senior mewakili fakultas, sempet lihat mahasiswa baru yang keren dan jago main gitar.. Cowo itu nampilin akustikan sama cewe cantik berjilbab di malam penutupan MOSBA di Cibubur.. Aku udah ceritain itu ke kamu.. Awalnya aku biasa aja.. Karena liat cowo cakep itu biasa banget buat aku.. Tapi, pas ngerasa kek pernah lihat muka kamu, terus aku ngerasa nya kita juga dulu pernah deket..Dan entah kenapa, sejak itu mulai timbul perasaan suka ke kamu, Mam” Ucap Ayu sambil menatap wajah gw dengan penuh arti..
Gw sendiri sempat tertegun mendengar pengakuan Ayu, yang baru kali ini berani ia ungkapkan.. Kemudian, setelah suasana terasa sedikit kaku diantara kami berdua, Ayu terdengar berdehem dua kali dan bersiap meneruskan penjelasannya..
“Beberapa kali aku coba deketin kamu yang cuek abis, tapi aku malu buat negur duluan.. Secara, reputasi aku di kampus tuh termasuk cewe yang diperhitungkan.. Tapi, pas liat kamu keknya deket banget sama Reinata, akhirnya aku terpaksa pendam rasa suka.. Karena, aku bisa lihat Reinata kek nya juga suka sama kamu.. Nah, selepas kalian ribut di rumah makan dekat kampus, baru aku beranikan diri buat nyapa kamu dan ngajak kenalan.. Meski ujung-ujungnya, kamu ninggalin aku gitu aja” Tambah Ayu seraya memasang muka sebal..
“Waktu itu, gw mo jelasin masalah sama Reno.. Pas banget dia lewat di depan rumah makan.. Lu pasti kenal kan, Reno?” Tanya gw, yang memang ingat saat itu bertujuan untuk meminta maaf ke semua orang termasuk Reinata dan Reno, setelah mendapat kilasan masa depan dari Raden Dwipa, bahwa gw akan mati..
“Iiih, terserah deh kalo soal Reno.. Aku mo lanjutin ceritanya, Imam..” Gerutu Ayu yang nampak tidak terima gw menyela kalimat nya..
“Terus, beberapa kejadian buat kita ketemu lagi secara tidak sengaja.. Sampai-sampai, kita berdua tahu kalo ternyata Ibu kamu sama Umi nya aku, udah jodohin kita dari TK.. Dan akhirnya, dengan berjalannya waktu, aku ngerasa kita malah makin dekat.. Dan rasa suka aku, malah tambah besar.. Bahkan, aku berani bilang kalo aku sayang sama kamu, Imam” Kata Ayu sambil memutar tubuhnya kembali menghadap lurus ke halaman..
Lagi-lagi gw tertegun mendengar ungkapan perasaan Ayu.. Kali ini gw malah sampai ikut berdehem meski tenggorokan tidak terasa gatal sama sekali..
“Kembali ke topik kenapa aku ga siap jadi pacar kamu, Mam.. Semalaman, aku mikirin kamu yang tiba-tiba bisa nembak aku.. Padahal, aku tahu kamu nentang banget perjodohan masa kecil kita.. Aku sempat mikir kamu bercanda.. Tapi, aku yakin kamu ga mungkin tega mainin perasaan aku, dengan sengaja atau ga sengaja nembak.. Honestly, aku bahkan sempat ngerasa berbunga-bunga, Mam.. Lalu, aku ingat waktu di pesta pernikahan sepupu kamu, Kak Silvi..”
Ucapan Ayu kembali terhenti, namun kali ini wajahnya berubah tertunduk.. Bersamaan dengan rasa penasaran yang kembali terbit dalam hati gw, mendengar Ayu membawa-bawa nama Kak Silvi..
Cukup lama gadis itu tidak melanjutkan kalimatnya.. Entah apa yang ia pikirkan dalam benak.. Yang pasti, Ayu nampak menghela nafas berkali-kali.. Seperti sedang mencoba menahan sesuatu yang bergejolak dihatinya, sebelum melanjutkan penuturan..
“Aku bisa liet tatapan kamu ke Anggie.. Nyanyian itu, siapa pun tahu lagu tersebut kamu tujukan buat dia.. Aku bisa lihat masih ada cinta di mata kalian berdua.. Aku ngerasain banget sakitnya hati kamu, Mam.. Aku bisa ngerasain betapa besarnya cinta kamu ke dia.. Karena hal itu, aku terpaksa korbanin perasaan sayang aku ke kamu.. Sebab, aku ga mau punya hubungan yang cuma setengah hati.. Apalagi aku tahu, kalo aku hanya akan jadi pelarian kamu aja.. Aku ga mau itu, Mam.. Aku bener-bener ga mau” Kata Ayu sambil menyeka kedua matanya, dan membuat gw tertegun
Sampai disitu, Ayu menghentikan kalimatnya kembali.. Namun, kali ini telinga gw sempat mendengar suara isak tangisnya yang tertahan.. Aah, tiap mendengar suara tangis seorang wanita, hati gw selalu merasa perih.. Apalagi, tangisan itu disebab kan oleh gw..
Ayu nampak mengambil tissue dari dalam tas nya.. Ia menggunakan beberapa lembaran benda putih itu, untuk menyeka kedua matanya yang basah.. Sedangkan gw.. Gw hanya bisa terdiam menatapnya dari samping tanpa melakukan apapun..
Dalam hati, terbit sebuah rasa penyesalan setelah mendengar penuturan gadis itu.. Terutama, setelah melihat Ayu menitikkan airmata begitu selesai menjelaskan apa yang ia rasakan.. Terpaksa, gw memutuskan untuk tidak jadi memberi penjelasan perihal ketidak sengajaan gw menembak dirinya.. Biarlah Ayu menganggap bahwa alasan gw menembaknya, hanya untuk dijadikan pelarian saja.. Jika gw jelaskan alasan yang sebenarnya, Ayu pasti akan terluka.. Dan, gw ga mau hal itu terjadi.. Meskipun secara tidak langsung gadis itu sudah terluka..
Tepat jam setengah tiga sore, saat gw sedang bersantai sambil ber’WA dengan Anggie, sebuah mobil Hon*a J**z hitam memasuki pagar rumah yang terbuka lebar.. Gw tahu itu mobil Ayu, yang sempat membunyikan klakson begitu sudah terparkir di halaman..
“Ada Ayu, Yank.. Aku selesain masalah aku ke dia dulu yah” Tulis gw untuk mengakhiri pesan ke Anggie..
Hp gw bergetar tak lama kemudian, pertanda pesan balasan dari gadis itu telah diterima..
“Ciee.. Ciee.. Yang mo ralat nembak.. Ya udah, nanti sore kamu jangan lupa kuliah yah, Beb.. Terus, jangan lupa kabarin aku soal Ayu juga.. Bye.. Love You So Much, My Prince Charming”
Gw tersenyum membaca pesan Anggie yang sempat-sempat nya mencandai kesalahfahaman yang terjadi antara gw dan Ayu.. Lalu, gw segera menutup Hp dan memasukkannya ke dalam saku celana pendek, bersamaan dengan suara Ayu yang memberi salam sambil tersenyum manis..
Gw sempat melempar senyuman ke arah gadis itu, yang nampak membawa sebuah bungkusan, setelah membalas salamnya terlebih dahulu..
“Ga usah repot-repot bawain gw kue, Yu” Ucap gw mencoba menggoda gadis tersebut..
Sesaat, gw sempat melihat senyuman hilang dari wajah Ayu.. Berganti raut terkejut, yang membuat gw bingung menatapnya.. Apa gw salah omong yah? Gw kan cuma pake bahasa Lu/Gw kek yang biasa ke Ayu..
“PD banget kamu.. Ini buat Ibu sama Ayu, bukan buat kamu..Weee” Jawab Ayu yang mencoba menyembunyikan raut terkejutnya, sambil duduk dan meletakkan bungkusan diatas meja..
Sejenak, gadis itu menoleh ke dalam seperti mencoba mencari sosok Ibu dan adik perempuan gw..
“Ibu sama Ayu lagi ke rumah Tante Septi.. Katanya sih sampe Maghrib”
“Hah! Sampe Maghrib? Terus kamu udah makan belom, Mam?” Tanya Ayu penasaran..
Gw tersenyum dan mengangguk sebagai jawaban sudah.. Gadis itu nampak manggut-manggut beberapa kali seraya melempar pandang ke arah halaman.. Gw lantas mengambil sebatang rokok dari dalam bungkusannya dan termenung menunggu gadis itu melanjutkan pembicaraan..
“Oh Iya, nanti sore jangan sampe ga kuliah, Mam.. UAS loh.. Aku tadi sampe jam 11 siang baru kelar” Kata Ayu mengingatkan gw, seperti apa yang dilakukan Anggie..
“Iya, Yu.. Jadwal gw malah dimajuin jam 4 sore.. Jadi kelarnya dua jam kedepan.. Habis Maghrib kek nya”
Kembali Ayu menganggukan kepalanya beberapa kali, kemudian lagi-lagi melempar pandangan ke arah halaman.. Nampaknya, gadis itu sedang mempersiapkan diri untuk mengutarakan maksud kedatangannya kesini, sesuai dengan pesan WA dia tadi pagi..
“Mam”.. “Yu”..
Ucap kami berbarengan.. Kedua mata kami saling bertemu untuk beberapa saat, lalu tertawa menyadari ketidak sengajaan barusan..
“Lu dulu deh! Lady’s First” Ucap gw sambil menaikkan dagu ke arahnya..
“Ga aah.. Cowo kan gitu.. Selalu bawa-bawa istilah Lady’s First kalo lagi kek gini”
“Yee.. Ga gitu juga kali, Yu.. Itu namanya cowo bakalan dahuluin cewe dari apapun.. Makanya ada istilah itu” Sanggah gw disusul tarikan asap dari ujung rokok..
“Kamu ngerokoknya kuat banget yah, Mam.. Persis kek Abi aku.. Kurangin sedikit napa.. Kan kamu tau bahaya rokok itu kek apa” Kata Ayu yang mengalihkan pembicaraan seraya menatap gw lekat-lekat..
Gw sendiri tertegun mendengar permintaan Ayu, yang boleh dibilang janggal ditelinga gw.. Bentuk perhatiannya, jelas menandakan bahwa gadis itu benar-benar menyimpan rasa ke gw.. Batin gw jadi gelisah sendiri menduga bahwa Ayu akan menjawab IYA atas tembakan secara tidak sengaja dari gw kemarin..
“Mam, koq diem? Yah, aku sih cuma nasehatin kamu aja.. Semua kan baliknya ke kamu juga.. Yang ngerokok kamu.. Yang bakal sakit juga kamu”
“Yah, ga usah ngomong gitu juga, Yu.. Kesan nya lu kek lagi nyumpahin gw supaya sakit” Jawab gw sembari membuang puntungan rokok, bukan karena menuruti Ayu tapi karena ada bagian yang bolong di rokok tadi, jadi dihisapnya terasa hambar.. Hehehe
Ayu sempat tertawa beberapa saat, lalu kembali terdiam seperti menimbang-nimbang sebelum mengatakan sesuatu.. Dari gelagatnya, gw bertambah yakin Ayu akan memberikan jawaban positif..
“Mam.. Soal jawaban aku..” Ayu terdengar seperti sengaja menghentikan omongannya, membuat gw yang sudah menoleh menjadi sangat tidak sabar..
“Aku mau jadi pacar kamu”
Seketika, kedua mata gw terpejam dan telapak tangan kiri sengaja terkepal erat untuk menyembunyikan reaksi terkejut, mendengar jawaban Ayu.. Seperti yang gw duga sebelumnya, gadis itu pasti akan menerima.. Sekarang, masalah semakin bertambah rumit..
“Mam.. Imam, kamu ga pingsan kan?” Tanya Ayu sambil menggoyang-goyangkan lengan gw..
“Ehh, ga lah, Yu.. Masa gw pingsan sih” Jawab gw dengan sedikit gugup..
Gw terdiam menatap kosong ke arah halaman rumah.. Sesekali, gw mengulum senyuman sumringah yang sangat gw paksakan ke arah Ayu.. Meski dalam hati, gw sedang memikirkan- untuk meralat tembakan gw kemarin.. Gw memang harus meralatnya.. Tapi, melihat kedua mata Ayu yang nampak berbinar, gw menjadi tidak tega..
“Kamu koq malah diem, Mam.. Jangan bilang kamu cuma bercanda nembak aku kemarin? Kalo emang benar, sampe kapan pun aku ga bakal maafin kamu, Mam” Tegas Ayu sambil membesarkan kedua mata untuk mengintimidasi..
“Ga, Yu.. Gw seneng koq.. Mana ada cowo yang ga seneng punya cewe cakep kek lu” Jawab gw, meski hati ini terasa berat karena menjawab dengan kebohongan lagi..
Perlahan, gw mengeluarkan lagi sebatang rokok dan membakarnya.. Beberapa kali gw menghisap rokok dengan cepat, hingga asap yang keluar dari mulut gw mengepul cukup banyak.. Ayu sendiri langsung berdiri sambil mengibaskan telapak tangannya untuk mengusir kepulan asap..
“Imam! Kamu mo bikin aku sakit paru-paru yah? Asap rokok kamu ke aku semua iih..”
Mendengar omelan gadis itu, gw langsung membuang rokok yang masih menyala ke arah teras.. Setelah udara mulai bebas dari asap, Ayu kembali duduk disebelah meja bundar yang memisahkan bangku kami masing-masing..
Sejenak, gw melirik ke arah Ayu yang nampak tersenyum sambil merogoh tasnya dan mengeluarkan Hp..
“Aku mo updet status, aah.. Soal jadian kita hari ini.. Ga apa-apa kan, Mam?” Tanya Ayu yang masih tersenyum membalas lirikan gw..
Kepala gw mengangguk sekali sebagai jawaban untuk pertanyaan gadis itu.. Lalu, pandangan gw kembali terlempar, kali ini menatap lekat ke dua ekor burung gereja yang hinggap di bagian atas mobil Ayu..
Gw berusaha mengumpulkan keberanian untuk menjelaskan segala kesalah fahaman ini.. Gw sudah memutuskan untuk menceritakan semua nya ke Ayu.. Biar bagaimana pun reaksi gadis itu nantinya, gw akan terima..
“Mam.. “ Panggil Ayu, yang membuat gw langsung menoleh ke arahnya..
Gadis itu nampak menatap gw dengan penuh perasaan untuk sesaat, lalu berganti sekarang ia yang melemparkan pandangan dan menatap kosong ke arah halaman.. Gw yang melihat gelagat aneh Ayu, terus memperhatikannya yang nampak bimbang untuk mengutarakan sesuatu..
“Maafin aku” Ucap Ayu, yang membuat gw mengerutkan dahi karena bingung mendengar kalimat yang seharusnya terlontar dari mulut ini..
“Maaf buat apa, Yu?” Tanya gw penasaran..
Sejenak, Ayu menoleh ke arah gw yang terus menatapnya.. Kemudian menundukkan wajahnya.. Asli! Gw merasa heran, melihat perubahan Ayu yang tiba-tiba.. Tadi dia kelihatan seneng banget, sampai-sampai mau update status segala.. Nah, sekarang malah minta maaf dengan wajah murung.. Asli! Gw mulai geregetan melihat tingkah nih cewe
“Aku sebenernya bohongin kamu, dengan jawaban tadi.. Aku belum siap jadi pacar kamu, Mam”
Kening gw langsung berkerut karena bingung mendengar alasan Ayu meminta maaf.. Apa maksud gadis itu memutar jawaban yang awalnya menerima tembakan gw, tapi sekarang malah meralatnya..
“Maksud nya apa sih, Yu?”
“Iya.. Iya.. Aku akuin aku salah, udah ngerjain kamu.. Karena aku tahu, kamu nembak aku cuma buat pelarian dari Anggie aja kan? ” Tanya Ayu sambil menatap gw yang kembali nampak terkejut..
Untuk beberapa saat, gw terdiam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.. Setelah mendengar dugaan Ayu yang menjadi alasannya mengerjai gw barusan..
“Sekarang, aku mau buka semua di depan kamu” Ucap Ayu, dengan kedua tangan memegang ujung kaus lengan pendek yang ia kenakan..
Kedua mata gw terbelalak mendengar kalimat gadis itu.. Namun, kali ini diiringi wajah gw yang terasa matang.. Karena menduga gadis itu akan bertindak nekat..
“Kamu kenapa liatin aku kek gitu sih, Mam?” Tanya Ayu dengan pandangan aneh..
“Lu mo buka semua, Yu?” Tanya gw seraya menatap tertegun ke bagian dada nya..
Sesaat, Ayu seperti mengikuti arah tatapan mata gw.. Dan, seketika langsung menutup dadanya dengan kedua belah tangan..
“Otak cowo ga dimana mana, semua nya pasti sama.. Mesum!” Bentak Ayu dengan wajah memerah..
“Lah, lu sendiri kan yang bilang mo buka semua di depan gw, Yu.. Terus tangan lu pegang bawah kaus, kek orang mo buka baju” Sanggah gw..
Seketika Ayu mengambil bungkusan rokok yang ada di dekatnya.. Lalu, melemparkan benda kotak tersebut ke arah gw.. Dengan cepat gw tangkap bungkusan rokok sebelum mengenai muka..
“ Maksudnya, aku mo ceritain semua di depan kamu.. Aku pegang ujung kaus karena gerah.. Bukan mo dibuka terus tanpa busana kek yang ada di otak mesum kamu”
Sontak gw tertawa geli menyadari kesalah fahaman barusan..
“Udah aah! Aku ga jadi cerita.. Kamu nya bercanda mulu” Gerutu Ayu..
“Iya, maaf! Sok atuh, ceritain ke gw, Yu” Ucap gw berusaha membujuk..
Pada mulanya, Ayu tetap menolak sambil menekuk wajah.. Tapi, akhirnya gadis itu sendiri yang memutar tubuh menghadap gw..
“Ya udah.. Tapi dengerin baik-baik yah.. Jangan coba-coba menyela” Pinta Ayu yang terdengar lebih menjurus ke sebuah perintah..
Gw mengangguk dan juga merubah posisi duduk menjadi menghadap gadis itu.. Kedua mata dan indera pendengaran sudah gw siapkan, untuk melihat wajah dan mendengar penjelasan Ayu, yang gw rasa akan sangat panjang nantinya..
“Waktu itu, Aku yang jadi salah satu panitia senior mewakili fakultas, sempet lihat mahasiswa baru yang keren dan jago main gitar.. Cowo itu nampilin akustikan sama cewe cantik berjilbab di malam penutupan MOSBA di Cibubur.. Aku udah ceritain itu ke kamu.. Awalnya aku biasa aja.. Karena liat cowo cakep itu biasa banget buat aku.. Tapi, pas ngerasa kek pernah lihat muka kamu, terus aku ngerasa nya kita juga dulu pernah deket..Dan entah kenapa, sejak itu mulai timbul perasaan suka ke kamu, Mam” Ucap Ayu sambil menatap wajah gw dengan penuh arti..
Gw sendiri sempat tertegun mendengar pengakuan Ayu, yang baru kali ini berani ia ungkapkan.. Kemudian, setelah suasana terasa sedikit kaku diantara kami berdua, Ayu terdengar berdehem dua kali dan bersiap meneruskan penjelasannya..
“Beberapa kali aku coba deketin kamu yang cuek abis, tapi aku malu buat negur duluan.. Secara, reputasi aku di kampus tuh termasuk cewe yang diperhitungkan.. Tapi, pas liat kamu keknya deket banget sama Reinata, akhirnya aku terpaksa pendam rasa suka.. Karena, aku bisa lihat Reinata kek nya juga suka sama kamu.. Nah, selepas kalian ribut di rumah makan dekat kampus, baru aku beranikan diri buat nyapa kamu dan ngajak kenalan.. Meski ujung-ujungnya, kamu ninggalin aku gitu aja” Tambah Ayu seraya memasang muka sebal..
“Waktu itu, gw mo jelasin masalah sama Reno.. Pas banget dia lewat di depan rumah makan.. Lu pasti kenal kan, Reno?” Tanya gw, yang memang ingat saat itu bertujuan untuk meminta maaf ke semua orang termasuk Reinata dan Reno, setelah mendapat kilasan masa depan dari Raden Dwipa, bahwa gw akan mati..
“Iiih, terserah deh kalo soal Reno.. Aku mo lanjutin ceritanya, Imam..” Gerutu Ayu yang nampak tidak terima gw menyela kalimat nya..
“Terus, beberapa kejadian buat kita ketemu lagi secara tidak sengaja.. Sampai-sampai, kita berdua tahu kalo ternyata Ibu kamu sama Umi nya aku, udah jodohin kita dari TK.. Dan akhirnya, dengan berjalannya waktu, aku ngerasa kita malah makin dekat.. Dan rasa suka aku, malah tambah besar.. Bahkan, aku berani bilang kalo aku sayang sama kamu, Imam” Kata Ayu sambil memutar tubuhnya kembali menghadap lurus ke halaman..
Lagi-lagi gw tertegun mendengar ungkapan perasaan Ayu.. Kali ini gw malah sampai ikut berdehem meski tenggorokan tidak terasa gatal sama sekali..
“Kembali ke topik kenapa aku ga siap jadi pacar kamu, Mam.. Semalaman, aku mikirin kamu yang tiba-tiba bisa nembak aku.. Padahal, aku tahu kamu nentang banget perjodohan masa kecil kita.. Aku sempat mikir kamu bercanda.. Tapi, aku yakin kamu ga mungkin tega mainin perasaan aku, dengan sengaja atau ga sengaja nembak.. Honestly, aku bahkan sempat ngerasa berbunga-bunga, Mam.. Lalu, aku ingat waktu di pesta pernikahan sepupu kamu, Kak Silvi..”
Ucapan Ayu kembali terhenti, namun kali ini wajahnya berubah tertunduk.. Bersamaan dengan rasa penasaran yang kembali terbit dalam hati gw, mendengar Ayu membawa-bawa nama Kak Silvi..
Cukup lama gadis itu tidak melanjutkan kalimatnya.. Entah apa yang ia pikirkan dalam benak.. Yang pasti, Ayu nampak menghela nafas berkali-kali.. Seperti sedang mencoba menahan sesuatu yang bergejolak dihatinya, sebelum melanjutkan penuturan..
“Aku bisa liet tatapan kamu ke Anggie.. Nyanyian itu, siapa pun tahu lagu tersebut kamu tujukan buat dia.. Aku bisa lihat masih ada cinta di mata kalian berdua.. Aku ngerasain banget sakitnya hati kamu, Mam.. Aku bisa ngerasain betapa besarnya cinta kamu ke dia.. Karena hal itu, aku terpaksa korbanin perasaan sayang aku ke kamu.. Sebab, aku ga mau punya hubungan yang cuma setengah hati.. Apalagi aku tahu, kalo aku hanya akan jadi pelarian kamu aja.. Aku ga mau itu, Mam.. Aku bener-bener ga mau” Kata Ayu sambil menyeka kedua matanya, dan membuat gw tertegun
Sampai disitu, Ayu menghentikan kalimatnya kembali.. Namun, kali ini telinga gw sempat mendengar suara isak tangisnya yang tertahan.. Aah, tiap mendengar suara tangis seorang wanita, hati gw selalu merasa perih.. Apalagi, tangisan itu disebab kan oleh gw..
Ayu nampak mengambil tissue dari dalam tas nya.. Ia menggunakan beberapa lembaran benda putih itu, untuk menyeka kedua matanya yang basah.. Sedangkan gw.. Gw hanya bisa terdiam menatapnya dari samping tanpa melakukan apapun..
Dalam hati, terbit sebuah rasa penyesalan setelah mendengar penuturan gadis itu.. Terutama, setelah melihat Ayu menitikkan airmata begitu selesai menjelaskan apa yang ia rasakan.. Terpaksa, gw memutuskan untuk tidak jadi memberi penjelasan perihal ketidak sengajaan gw menembak dirinya.. Biarlah Ayu menganggap bahwa alasan gw menembaknya, hanya untuk dijadikan pelarian saja.. Jika gw jelaskan alasan yang sebenarnya, Ayu pasti akan terluka.. Dan, gw ga mau hal itu terjadi.. Meskipun secara tidak langsung gadis itu sudah terluka..
dodolgarut134 dan 14 lainnya memberi reputasi
15