- Beranda
- Stories from the Heart
Sepenggal Kisah Olivia
...
TS
oliviariz
Sepenggal Kisah Olivia
============================================

============================================
Hai nama gw Olivia, orang-orang biasa panggil gw Oliv, atau Livie. Setelah gw baca beberapa kisah dari agan-agan kaskuser sekalian, gw pun berkeinginan untuk berbagi sedikit cerita gw di sini.
Spoiler for FAQ:
Spoiler for Prolog:
Spoiler for Index:
Polling
0 suara
Siapakah suami Olivia?
Diubah oleh oliviariz 23-10-2019 11:20
nyantaiwaelah dan 14 lainnya memberi reputasi
15
344.5K
1.7K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
oliviariz
#1127
Part 48 : Will you marry me?
Beberapa bulan kemudian, kehidupan gw terasa normal kembali. Gw udah mulai "diterima" lagi oleh temen-temen di kampus. Hubungan gw dengan Adit juga semakin intens.
Gw yang awalnya hanya sekedar pengen HTS-an mendadak jadi suka baperan. Kalo sehari aja Adit ga SMS atau telepon gw mulai berpikir macem2. Cemburu? Ya gitu deh.. meskipun kita ga pacaran, tapi hubungan kita selalu "lebih" dari sekedar pacaran.
Jangan ditanya, kenapa gw sebagai cewek mau-mau aja diajak TTM-an. Kan gw udah bilang, Adit ga mau pacaran. Kalo mau, ya nikah aja. Dan jelas lah gw menolak. Lagian orang tua gw pasti ga bakal ngijinin.

Makin kesini, gw pun semakin sibuk dengan kegiatan kampus. Kalo gw udah sibuk begitu biasanya gantian Adit yang selalu cari-cari perhatian. Yang minta telponan sampai berjam-jam lah, yang minta video call lah, atau tetiba pulang begitu aja ke rumah dan minta ditemenin kemana-mana. Semester ini Adit cuma ambil matkul beberapa sks. Ga seperti gw, yang masih ambil banyak matkul demi target IPK

Seperti hari itu...
Gw sedang menunggu Adit di satu-satunya stasiun di kota gw. Suasana ini membuat gw merasa dejavu. Dulu gw juga sering ngejemput dia di sini. Dulu dia selalu pulang tiap minggu meskipun jadwal kuliah lagi padat-padatnya. Dulu dia selalu bawain oleh-oleh entah makanan apapun yang ga dijual di kota gw.
Sore itu, dari pintu keluar stasiun, Adit melambaikan tangannya dan tersenyum kepada gw. Gw pun balas tersenyum.
Quote:
Sesampainya di rumah Adit, kita pun di cie-ciein oleh keluarganya. Heran gw, keluarganya ngumpul semua tapi jemput ke stasiun aja minta jemput ke gw

Quote:
Pada akhirnya, gw ikut merasakan lagi keramaian dan kehebohan keluarga ini. Sejak Mas Rafa merantau ke Jakarta, biasanya gw hanya makan berdua sama mama, atau bahkan makan sendirian sambil nonton film di laptop. Paling banter ya ditemenin Adit lewat skype

Ga sampai satu jam kemudian, orang-orang udah pada pergi. Yap tujuan mereka di malam sabtu seperti ini kemana lagi kalo bukan olah vokal alias karaokean. Kali ini gw memilih buat di rumah aja nemenin Adit yang (katanya) lagi masuk angin.
Quote:
Gw bertanya pada Adit sambil menggeser2 touchpad HP. Adit hanya diam sambil nonton tv dan makan keripik.
Quote:
Gw pun paham, ini cuma akal-akalan nya Adit biar kita ga usah ikutan acara keluarganya. Bisaan banget aktingnya!
Quote:
Gw pun bergeser untuk mengambil laptop di tas. Gw pencet tombol power dan menunggu laptop gw siap untuk digunakan. Adit masih rebahan di sofa dan gw duduk di karpet.
Quote:
Adit merubah posisi nya menjadi duduk di sebelah gw. Gw pun menghentikan aktivitas gw di laptop dan fokus untuk mendengarkan dia bicara.
Quote:
Gw memberikan tangan gw dan dia menggenggamnya erat. Sesaat dia hanya diam. Gw hampir protes karena dia cuma diam dan ga ngomong apa-apa. Mau ngapain sih?
Quote:
Adit menutup laptop gw tanpa mematikannya terlebih dulu. Tangannya meraih wajah gw dan dia mencium bibir gw. Sesaat gw hanya mengikutinya, sampai akhirnya dia berhenti dan berbicara lagi.
Quote:
Kalau Wibi bisa meluluhkan ego gw dengan sifat penyabarnya, Putra bisa membuat gw tunduk dengan sikap tegasnya. Sedangkan Adit? Mungkin hanya Adit lah satu2nya orang yang bisa melelehkan hati gw hanya dengan tatapan matanya.
Dan ga usah ditanya apa yang bakalan terjadi ketika dua anak remaja berduaan di rumah. Kita masih punya waktu sekitar 4 jam sebelum orang-orang balik ke rumah.
Quote:
***
Tugas kelompok hari itu selesai lebih cepat dari biasanya. Semua orang tampak bersemangat menyelesaikannya cepat2 karena ini adalah malam minggu dan gw yakin mereka udah punya acara sendiri2 sama pacarnya.
Gw sedang menunggu jemputan Adit ketika teman2 gw berpamitan pulang.
Quote:
Ga sampe 10 menit kemudian, Adit udah dateng buat jemput gw. Tujuan kita kali ini adalah pergi ke salah satu department store buat beliin Alya kado.
Gw berputar-putar di deretan rak baju dan sibuk memilih baju mana yang cocok buat Alya. Adit berkali2 sibuk telponan dan SMS an. Gw yang ngerasa dicuekin pun mulai sebel.
Quote:
Adit menunjukkan HP nya. Dan nama kontak terakhir yang dia hubungi bernama "Ridwan".
Quote:
Adit menarik hidung gw dan tertawa pelan. Gw menjulurkan lidah dan berpindah ke bagian rak lainnya. Adit masih mengikuti gw, sekali2 merangkul pinggang gw dan mencium rambut gw. Kalau dilihat secara kasat mata, gw sama dia memang lebih dari sekedar pacaran.
Dan lagi-lagi, cewe mana yang ga baper kalo digituin terus-terusan?

Malamnya, gw dan Adit lagi-lagi hanya berduaan di rumahnya. Orang-orang pada liburan ke kota sebelah dan kita memilih buat ga ikut. Kali ini gw setuju sama Adit. Berhubung kita cuma bisa ketemu selama beberapa hari dalam seminggu jadi semua waktu harus kita manfaatkan dengan baik.
Gw yang tiap hari udah disibukkan dengan urusan kuliah pun memilih buat ngalah dan memberikan semua waktu weekend gw buat Adit. Gw harus mengakui, setengah hati gw adalah miliknya. Setengahnya lagi, masih gw simpan sendiri. Buat jaga-jaga kalau yang setengahnya dipatahin.

Quote:
Beberapa menit kemudian, gw dan Adit udah sampai di salah satu gerobak penjual molen terenak di kota gw. saking enaknya, Adit sampai memaki-maki lebay tiap makan.

Di rumah Adit...
Quote:
Di tiap gigitan, Adit memegang bahu gw erat dan mengeluarkan kata-kata kampret buat menunjukkan betapa enaknya molen yang dia makan. Gw pun ga bisa berhenti ngakak melihat tingkahnya.
Quote:
Skip...
Paginya, gw dan Adit masih bertahan dengan rasa mager masing-masing. Hidup gw mendadak berubah perfect dengan keberadaan Adit di samping gw. Rasanya, ga ada satu hal pun yang gw inginkan lagi di dunia ini.
Gw masih tidur-tiduran dengan malas. Adit ke kamar mandi dan gw pun membuka lemari pakaiannya. Gw tersenyum dan mengambil (lagi) satu kaosnya buat gw pake.
Quote:
Dan untuk pertama kalinya, pagi itu menjadi pagi tersempurna dalam hidup gw. Seandainya gw bisa menghentikan waktu, gw akan menghentikannya saat itu juga.
***
Dua bulan kemudian, gw dan Adit pergi ke Jogja untuk berlibur. Adit bilang ada sesuatu yang harus dia urus dan dia butuh bantuan gw. Gw ga tau bantuan macam apa yang dia butuhkan karena dia kekeuh ga mau bilang.
Setelah urusan ijin dengan nyokap gw kelar, gw pun bersiap untuk berangkat. Adit masih merahasiakan kemana tujuan kita. Sejujurnya gw ga suka ketika dia sok-sokan berahasia begini

Perjalanan ke Jogja lumayan macet dan membuat gw rada bete. Adit hanya senyam-senyum melihat gw manyun dan selalu mengalihkan pembicaraan ketika gw bertanya kemana sebenarnya tujuan kita nanti.
Di perjalanan...
Quote:
Beberapa jam kemudian, mobil mengarah ke satu jalan yang cukup terkenal di daerah Sleman. Ga jauh dari jalan raya, Adit menepikan mobilnya di salah satu tanah lapang. Kemudian dia mengajak gw berjalan kaki memasuki salah satu lontrong (gang).
Adit menelpon seseorang yang gw ga tau itu siapa. Dia tersenyum dan matanya yang hangat menatap gw lekat-lekat. Gw hanya mengabaikannya dan menyeruput teh kotak yang gw pegang.
Quote:
Adit menggandeng tangan gw dan ga lama kemudian kita sampai di salah satu rumah. Seorang bapak-bapak sedang menunggu kita di sana. Bapak ini menjabat tangan kita dan mempersilakan gw dan Adit buat masuk ke dalam rumah.
Rumah ini mungil dengan desain minimalis. Dugaan gw sementara ini adalah rumah salah satu temennya Adit. Adit ga mungkin pindah kost karena kosnya yang sekarang pun sudah sesuai keinginannya.
Quote:
Gw pun menarik tangan Adit dan kita ngobrol berdua di teras depan. Gw masih ga percaya dengan apa yang gw denger barusan. Beli rumah? Rumah buat gw sama Adit? Emang harga rumah semurah harga mendoan??
Quote:
Gw ga mampu menahan perasaan haru yang tiba-tiba datang begitu saja. Kalau kemarin gw mendengar ajakan nikah sebagai salah satu omong kosong tapi sekarang semuanya menjadi terasa sangat nyata. Adit benar-benar membuktikan keseriusannya pada gw.
Quote:
Gw menangis dan memeluk Adit. Segala sesuatunya berjalan tanpa bisa gw kendalikan. Dan semua ini terjadi berkat campur tangan Tuhan. Gw benar-benar speechless!
Quote:
Sejenak gw berpikir. Adit, apakah kamu jodoh yang Tuhan siapkan buatku? Selama ini kamu adalah orang yang bakal jadi teman untuk menghabiskan sisa umurku?
Gw menatap matanya yang sayu. Dia masih tersenyum dan tangannya sibuk menyeka pipi gw karena air mata gw terus membasahinya. Gw menghela nafas, memikirkan baik-baik jawaban seperti apa yang bakal gw ucapkan. Membuang semua keraguan yang kemarin muncul di benak gw. Sampai akhirnya gw berkata...
Quote:
It's a beautiful night, we're looking for something dumb to do
Hey baby, I think I wanna marry you
Hey baby, I think I wanna marry you

Diubah oleh oliviariz 12-02-2018 16:31
dany.agus dan cah.ndeso. memberi reputasi
2


Thank you 




