- Beranda
- Stories from the Heart
Mata Batin They Among Us Chapter 1 [End]
...
TS
roni.riyanto
Mata Batin They Among Us Chapter 1 [End]
SELAMAT DATANG DI THREAD HORROR ANE YANG SEDERHANA
Assalamualaikum wr.wb
Spoiler for Pembukaan:
Quote:
imut ya gan
Quote:
PROLOG
Quote:
Kamu percaya hantu?
Atau kamu pernah Bertemu dengan mereka ?
ini adalah Kisahku.
Namaku Roni seorang berusia dua puluh satu tahun yang berprofesi sebagai penulis.
berawal dari rasa penasaranku melihat dunia lain untuk bahan tulisan dibuku baruku.
aku nekat membuka mata batinku sendiri dengan mencoba banyak ritual.
hingga suatu hari mendapati diriku mulai dapat melihat keberadaan MEREKA.
Siapa sangka ternyata setelah aku membuka mata batinku masalah demi masalah muncul,
dan ternyata masalah tersebut mengancam keselamatanku dan adikku Sheril . .
Atau kamu pernah Bertemu dengan mereka ?
ini adalah Kisahku.
Namaku Roni seorang berusia dua puluh satu tahun yang berprofesi sebagai penulis.
berawal dari rasa penasaranku melihat dunia lain untuk bahan tulisan dibuku baruku.
aku nekat membuka mata batinku sendiri dengan mencoba banyak ritual.
hingga suatu hari mendapati diriku mulai dapat melihat keberadaan MEREKA.
Siapa sangka ternyata setelah aku membuka mata batinku masalah demi masalah muncul,
dan ternyata masalah tersebut mengancam keselamatanku dan adikku Sheril . .
Quote:
FAQ:
Q: cerita dan karakter disini nyata gan ?
A: alur dan karakter disini fiksi, namun semua kejadian mistisnya diangkat dari pengalaman nyata TS dan kawan2 TS.
Q: TS pernah bibuka mata batin ?
A: pernah , namun sekarang sudah ditutup karena alasan risih, bukan takut
Q: risih kenapa gan ?
A: risih karena dikit2 kaget,dikit2 mual dan risih pas mandi ditongrongin neng kunti.
Q: jadi ini cuma karangan gan ?
A: cerita utama memang dikarang, namun kejadian mistis yang dialami oleh karakter sepenuhnya nyata pernah dialami TS dan kerabat TS tapi untuk keseimbangan cerita ane tambahin unsur Fiksi biar ceritanya lebih dapet
Q: kapan update nya gan ?
A: biasanya saya update jam 20.00-24.00 Karena TS sedang sekolah bahasa updatenya cuma bisa seminggu sekali gansis. Update tiap malam minggu
Q: cerita dan karakter disini nyata gan ?
A: alur dan karakter disini fiksi, namun semua kejadian mistisnya diangkat dari pengalaman nyata TS dan kawan2 TS.
Q: TS pernah bibuka mata batin ?
A: pernah , namun sekarang sudah ditutup karena alasan risih, bukan takut
Q: risih kenapa gan ?
A: risih karena dikit2 kaget,dikit2 mual dan risih pas mandi ditongrongin neng kunti.
Q: jadi ini cuma karangan gan ?
A: cerita utama memang dikarang, namun kejadian mistis yang dialami oleh karakter sepenuhnya nyata pernah dialami TS dan kerabat TS tapi untuk keseimbangan cerita ane tambahin unsur Fiksi biar ceritanya lebih dapet
Q: kapan update nya gan ?
A: biasanya saya update jam 20.00-24.00 Karena TS sedang sekolah bahasa updatenya cuma bisa seminggu sekali gansis. Update tiap malam minggu
Quote:
Kalau agan dimari suka cerita saya, mohon untuk share gan dan juga komengnya
yang udah iso boleh timpuk ane pake
yang udah iso boleh timpuk ane pake
Selamat Membaca
Quote:
PENTING
Just Info untuk Thread ini ane akan buat tamat di chapter 1, untuk lanjutan ceritanya bisa dibaca nanti di chapter 2 yang akan di posting di thread baru segera.
Terima Kasih
INDEX PART
Kesan Pertama (pengenalan bagi Roni )
1. Dunia lain
2. Buka Mata Batin
3. Penghuni Rumah
4. Hantu Penglaris
5. Hantu Anak Kecil
Sisipan sekilas Linda
POPI
6. Hantu Siswi
7. Hantu Penunggu Sekolah
8. Dijilat Hantu /
9. Hantu Toilet
SHERIL
10. Hantu Toilet 2
Biografi Karakter
11. Jurig Kincir 1..
12. Jurig Kincir 2 ..
Sisipan Real Story si Bray
13. Jurig Kincir (Sheril)
LINDA
14. Uyut Catam
15. Rumah Linda
16. Saingan Linda (Sheril)
17. Kematian Linda
GALIH
18. Kemah di Curug 18 Januari 2018
19. Sesajen 19 Januari 2018
20. Sesajen part Dua 20 Januari 2018
21. Sesajen part Tiga 21 Januari 2018
22. Buntelan kecil 27 Januari 2018
Cerpen Cheesecake
23. buntelan kecil dua 7 Februari 2018
24. Wanita ? 11 Februari 2018
25. Wanita Dua 24 Februari 2018
AYU
26. Kemah lagi 10 Maret 2018
27. Sareupna 17 Maret 2018
28. Bingung 24 Maret 2018
SHERIL (2)
29.Mimpi (Sheril) 26 Maret 2018
30. Rumah Anggi (Sheril) 31 Maret 2018
31. Siapa? (Sheril) 15 April 2018
RONI1. Dunia lain
2. Buka Mata Batin
3. Penghuni Rumah
4. Hantu Penglaris
5. Hantu Anak Kecil
Sisipan sekilas Linda
POPI
6. Hantu Siswi
7. Hantu Penunggu Sekolah
8. Dijilat Hantu /
9. Hantu Toilet
SHERIL
10. Hantu Toilet 2
Biografi Karakter
11. Jurig Kincir 1..
12. Jurig Kincir 2 ..
Sisipan Real Story si Bray
13. Jurig Kincir (Sheril)
LINDA
14. Uyut Catam
15. Rumah Linda
16. Saingan Linda (Sheril)
17. Kematian Linda
GALIH
18. Kemah di Curug 18 Januari 2018
19. Sesajen 19 Januari 2018
20. Sesajen part Dua 20 Januari 2018
21. Sesajen part Tiga 21 Januari 2018
22. Buntelan kecil 27 Januari 2018
Cerpen Cheesecake
23. buntelan kecil dua 7 Februari 2018
24. Wanita ? 11 Februari 2018
25. Wanita Dua 24 Februari 2018
AYU
26. Kemah lagi 10 Maret 2018
27. Sareupna 17 Maret 2018
28. Bingung 24 Maret 2018
SHERIL (2)
29.Mimpi (Sheril) 26 Maret 2018
30. Rumah Anggi (Sheril) 31 Maret 2018
31. Siapa? (Sheril) 15 April 2018
32. Ikan? 22 April 2018
33. Bayangan 29 April 2018
34. Masa Lalu 7 mei 2018
35. HATI 16 Mei 2018 ( Late Post)
36. Kakak 7 Juli 2018(Sheril)
37. Kakak-2 14 Agustus 2018(Sheril)
38. Perjalanan 3 Oktober 2018(Sheril)
BEGINNING
39. Permulaan 27 Oktober 2018(Sheril)
Teaser Chapter 2
Selamat pagi/siang/malam gansis yang suka mampir ke Thread ini, ane cuma mau bilang maaf karena ane baka vacum di dunia perinternetan untuk waktu yang bakalan lama. sebenernya udah ada lanjutan chapter 2 cuma ane ngerasa sangsi buat postingnya karena belum selesai 100%. jadi buat agan dan sista yang nunggu kelanjutannya harus berlapang dada karena ane mau vacum karena suatu alasan.
Terimakasih
Salam Kentang
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 80 suara
Gimana Ceritanya Gan ?
Bagus Ceritanya Serem.
65%Lumayan Seram,
28%Boring Gan .
8%Diubah oleh roni.riyanto 10-01-2019 09:41
sulkhan1981 dan 9 lainnya memberi reputasi
8
306.2K
Kutip
1.7K
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
31.6KThread•42.4KAnggota
Tampilkan semua post
TS
roni.riyanto
#1010
Quote:
“Brug..!!!”
Aku mendengar suara benda jatuh diatas atap dengan keras, aku merasa kaget sampai-sampai buntelan yang kupegang terjatuh.
“ANJING PERGI LU ANJING JANGAN GANGGU GUE”
Aku mendengar suara umpatan kasar dari suara yang familiar, suara Popi.
Part 24
Aku segera memungut buntelan yang kujatuhkan dan berjalan keruangan tengah dengan segera. Diruangan tengah tidak terdapat siapapun, hanya tergeletak kasur lantai saja dengan selimut berhamburan.
“Pop kenapa Pop tenang Pop !”
Aku mendengar suara Ratna dan juga suara yang lain dari arah kamar yang berada didepanku, aku merasa khawatir dan ingin seger melihat keadaan Popi, namun saat aku akan bergerak.
“DEG”
Samar-samar aku melihat sosok wanita berpakaian Gaun Onepiece berwarna kuning dari arah kamar tempat Popi dan yang lain, sosok itu terlihat jelas karena cahaya dari lampu emergency yang menyala dikamar itu. Wanita itu menghadap kearahku.
Aku dapat melihat jelas rupa dari sosok wanita itu. Dia berambut panjang sepinggang, wajahnya hancur tidak utuh,daging diwajahnya seperti terkoyak sesuatu karena terlihat hancur berantakan namun bola matanya masih teerihat utuh dan melotot kearahku, darah merah terlihat menetes kebajunya dan baju bagian depannya dipenuhi bercak darah.
Mendadak aku tidak dapat menggerakan tubuhku, rasanya kaku dan berat bahkan sempat aku merasakan sensasi seperti kesemutan diseluruh badan. Wanita itu melayang kearahku dengan perlahan, sekitar lima meter dari arahku, sosok itu terlihat semakin marah dan akhirnya menjauh dariku dan hilang menembus tembok kamar.
Beberapa detik kemudian badanku dapat digerakkan, dan listrik kembali menyala, karena listrik sudah kembali menyala kumasukan buntelan kebalik jaketku karena aku tak ingin yang lain mengetahui aku memiliki benda seperti ini. Kudengarkan suara didalam kamar tidak seriuh tadi, sepertinya Popi sudah mulai tenang.
Aku berjalan dengan pelan kearah kamar tempat mereka berkumpul, disana Popi sedang memeluk Ratna dengan mata tertutup dan dengan isak tangis yang sangat pelan. Galih dan para pria lainya berdiri disamping kasur dan wajah mereka terlihat bingung melihat keadaan Popi, aku mendekat kearah mereka.
“Pop kamu kenapa?” ujarku dengan nada Khawatir.
Popi langsung membuka matanya, sepertinya dia mengenali suaraku. Sedetik kemudian dia melepaskan pelukannya dari tubuh Ratna, berjalan kearahku dan memelukku dari arah depan.
“Ron aku takut !!”’
Popi berkata dengan suara pelan diikuti isak tangis, pelukannya terasa sangat kuat dan tanpa sadar aku juga memeluknya dan mengusap-usap kepalanya. Aku merasakan sebuah sensasi, seperti dejavu, dan setelah kuingat-ingat aku menyadari ternyata Sheril juga pernah ketakutan seperti ini dan tiba-tiba memelukku.
“Gak usah takut Pop, ada aku kok disini”
Aku berusaha menenangkan Popi, kulihat matanya masih terpejam dan masih menangis kecil. Tak lama kemudian dia merubah posisi tangannya yang tadinya memelukku, kini posisi tangannya mengahalangi dadanya dengan kedua kepalannya berada dilehernya.
“Kenapa Pop? Kamu kedinginan?”
Aku bertanya dengan pelan, Popi tidak menjawab dan hanya menggelengkan kepalanya saja. Sedetik kemudian dia memukul-mukul dadaku dengan pelan berulang kali.
“Kenapa Pop? Hei Pop !” ujarku.
Sedetik kemudian dia menyenderkan wajahnya kebahuku dengan posisi tangan menghalangi dadanya kemudian berkata pelan dengan wajah memerah.
“Roni nakal, cari kesempatan biar nempel dadanya ke dada aku”
What..? napa gue yang jadi pelaku kan tadi dia yang nubruk aku duluan terus meluk-meluk dah. Tapi sih dadanya empuk.
“Gak kok Pop, aku bukan tipe lelaki yang curi-curi kesempatan didalam kesempitan kok Pop (tapi boong )”
Mendengar aku berkata demikian, Popi terihat tersenyum kembali seolah dia melupakan hal yang barusaja menimpanya. Wajahnya tambah memerah, entah karena tersipu atau entah karena malu, yang pasti aku merasakan suhu diwajahnya yang menempel dibahuku naik karena terasa hangat , juga hembusan nafasnya terasa hangat.
“Ehem ada yang lagi LOPE-LOPEan nih “ Celetuk Galih.
“Ehem mau dong dipeluk Mbak Popi” Yana menimpali sementara Ipin dan Ratna hanya tersenyum melihat kami berpelukan.
Aku hanya menanggapi mereka dengan senyuman dan jari tanganku yang membentuk huruf V, dan dengan kompak Galih dan Yana menggelengkan kepala mereka.
“Sekarang gimana? Kayaknya kita mending tidur diruangan tengah aja semuanya ya biar aman” ujar Galih.
Tak butuh perdebatan kami semua menyetujuinya dan berjalan kearah luar kamar menuju ruangan tengah, Popi yang sudah merasa baikan melepaskan dirinya dari pelukanku dan wajahnya menjadi merona malu, Popi terlihat cantik biarpun tadi dia barusaja menangis.
“Aku duluan ya Ron ke ruangan tengahnya “ ujar Popi pelan sambil membereskan pinggiran rambutnya kearah belakang telinganya.
“Iya Pop duluan aja “ jawabku singkat.
Untuk beberapa belas detik kami saling berdiri berhadapan dan hanya tinggal berdua didalam kamar, namun dengan pintu yang terbuka tentunya.
“Oy Ron jaga rudal lu jangan ampe posisi siaga menyerang !”
Aku dengan jelas mendengar suara Galih berteriak diikuti suara tawa yang lainnya, mendengar suara demikian Popi lantas berlari kecil keluar kamar dengan senyum malu diwajahnya. Setelah Popi keluar dari kamar, tinggalah aku seorang saja yang berada didalam kamar. Aku teringat akan buntelan kecil yang kumasukkan kebalik jaketku.
“Lah tuh buntelan kok kagak ada, tadi gue masukin deh kejaket” gumamku dalam hati.
Aku meluaskan pandanganku mencari buntelan itu khawatir terjatuh atau apa, namun tak kunjung kutemukan. Aku mencoba mengingat tapi aku sangat yakin tadi aku memasukannya kedalam jaketku.
“Ron ngapain didalem, masih ngebayangin yang enggak-enggak sama Popi ya?” kembali Galih menyindirku.
Akhirnya aku keluar dari kamar dengan rasa penasara dikepalaku tentang kemana perginya buntelan itu. Saat aku menuju ruangan tengah tampak Yana dan Ipin sudah tertidur.
“Buset dah ini orang udah kaya kebo aja tidurnya cepet banget”
Yana dan Ipin tertidur dikasur lantai dekat tembok kearah dapur, sementara Galih dan Ratna berada diujung yang berlawanan yang berarti deket dengan tembok kamar, dan kasur lantai yang tersisa ada ditengah yang dimana ada tubuh Popi yang sedang tertidur.
“ Ini lagi cewek cantik-cantik tidurnya cepet amat” aku kembali mengomentari apa yang kulihat dalam hati.
Aku berjalan mendekati Popi yang sedang tertidur, sedetik kemudian aku jongkok didekatnya dan memegangi kening Popi.
“Cie perhatian banget sama pacarnya “ kini giliran Ratna yang nyeletuk.
Aku dengan refleks melepaskan tanganku dari kening Popi dan merasa salting sendiri, dan dengan bodohnya aku langsung merebahkan tubuhku disamping Popi karena memang satu-satunya kasur lantai kosong hanyalah yang berada didekat Popi.
“Cie tidur bareng nih ye !” kembali Ratna nyeletuk dengan tawa kecilnya.
Aku dapat mendengar tawa kecilnya dengan jelas karena Ratna terbaring tepat disebelah kanan Popi sementara aku berada disebelah kiri Popi dan Popi menghadap kearah Ratna.
“Apaan sih Na, gak gitu kok. “ jawabku kaku.
“Ah udah jangan malu-malu gitu sama akumah Ron, Popi aja gak malu kok sama aku”
“Yaiyalah Na, kan sama-sama perempuan”
“Kamu dulu pas SMA sekolah di SMA1 K*******I ya Ron?”
“Iya emang kenapa gitu? Galih yang cerita?”
“Enggak kok bukan Galih yang cerita, tapi Popi. Dia kan sekolah di SMA itu juga. Emang kamu gak tau?”
Aku lumayan kaget saat mengetahui ternyata Popi satu SMA denganku, tapi kenapa aku merasa tidak pernah melihatnya ya? Sebanyak-banyaknya Siswi di SMA pasti minimal aku pernah melihatnya, tapi ini samasekali aku tidak mengingatnya.
“Emmm aku baru tau Na malah, Popi juga ga cerita sama aku”
“Kamu bukan belum pernah ketemu sama Popi, palingan kamu gak sadar aja soalnya dulu Popi……Awwwww”
Aku menoleh kearah Ratna rupanya dia berkata Aww karena dicubit oleh Popi,terlihat olehku tangan Popi sedang mencubit tangan Ratna.
“Cie ada yang gak mau masa lalunya kebongkar nih ye “ ujar Ratna dengan tawa kecilnya.
“Awwww iya iya gak bakal aku lanjutin kok, tenang aja Pop” Ratna kembali tertawa kecil.
Jujur saja aku menjadi penasaran dengan masa lalu Popi yang ternyata satu SMA denganku, namun aku sama sekali tidak mengenalinya. Masa lalu Popi sungguh membuatku penasaran, aku mengumpulkan keberanianku untuk bertanya langsung kepadanya, namun ketika aku menoleh Popi dan Ratna sudah ngorok.
“Ya tuhan, kenapa gue dikelilingi orang-orang yang doyan banget tidur” gumamku pelan.
Aku teringat akan HP-ku yang tertinggal diteras, aku beranjak dari posisi tidur dan berjalan keluar untuk mengambilnya, kubuka pintu depan dan ternyata benar HP-ku ada disana tergeletak. Suasana malam sangat sepi baik manusia atau makhluk Ghaib tidak ada yang terlihat.
Aku segera kembali masuk kedalam Rumah karena di HP-ku sudah menunjukkan pukul dua pagi. Diruangan tengah aku merebahkan badan disamping Popi, aku baru sadar dia tidak menggunakan selimut, akupun memasangkan selimut ketubuhnya karena suhu udara disini lumayan dingin.
Aku belum merasa mengantuk sama sekali, dan mulai mengecek HP-ku. Ternyata ada empat pesan baru whatsapp yang masuk, satu berasal dari Sheril dan segera kubuka.
Segera kubalas dengan jawaban OK dek dengan smiley , kucek pesan lainnya yang berasal dari no tidak dikenal, namun ketika aku perhatikan foto Profile nya, ternyata adalah Arif.
Kulihat pesan yang kukirim hanya ceklis satu, mungkin Arif mematikan data selulernya karena pesan dia masuk sekitar 30 menit yang lalu. Aku segera mengecek pesan whatsapp satunya lagi, isi chat ini berupa dua pesan.
Aku merasa penasaran siapa ini yang mengirim chat sok akrab, kucek foto Profilnya ternyata seorang wanita cantik menggunakan celana skinny jeans dan baju berwarna pink, rambut wanita itu panjang, matanya sedikit sipit, bibirnya pink sexy dan berkulit putih bersih.
“Siapa ya ini? Kok kaya baru liat, apa orang salah kirim? Tapi dia tau nama gue..”
Begitu pesan tersebut terkirim ternyata penggunanya hanya me-read pesanku saja, untuk beberapa saat aku merasa kesal karena jika ada orang yang sepertinya ada perlu denganku namun malah me-read saja dan tidak menanggapi.
Kuletakkan Hp-ku dan mulai berpikir tentang hal yang dikatakan oleh Arif mengenai Ayu. Setelah menghilang lima tahun tanpa kabar sekarang Ayu muncul tiba-tiba dan menanyakan diriku.
Ayu adalah teman masa kecilku, dia menjadi tetanggaku ketika aku duduk dibangku SD kelas empat. Dia pindah karena tuntutan pekerjaan orangtuanya, keluarganya termasuk keluarga berada sama sepertiku dulu. Ayah kami berdua memiliki hubungan yang baik karena memiliki hobi yang sama ya itu berkebun dihalaman rumah.
Ayu dan aku berteman cukup lama dan dia juga cukup akrab dengan Sheril, meskipun awalnya dia enggan bergaul denganku atau tepatnya dengan anak-anak lain, dan alasan yang dia berikan menurutku tidak masuk akal karena dia beralasan malu karena bertubuh gemuk sekali.
Aku yang sejak kecil diajari oleh Ayahku agar tidak memilih-milih teman dari fisik mereka, merasa harus bisa berteman dengan Ayu karena Ayah kami berteman begitu baik, masa kami anaknya tidak berteman.
Aku mengingat dengan jelas pada waktu itu aku mendekati Ayu agar mau berteman denganku adalah dengan cara berkunjung kerumahnya dan membawa makanan banyak. Pada saat itu Ayu marah karena merasa tersindir aku membawa makanan banyak, dan dengan ketus aku berkata bahwa ini semua adalah cemilanku dan tidak akan membaginya dengan siapapun.
Setelah beberapa lama dan sering mengunjungi rumahnya dengan membawa makanan, akhirnya aku bisa berteman dengannya. Ayu sejatinya adalah anak yang baik, namun dia bercerita sulit mendapatkan teman dan sering mendapatkan ejekan karena badannya yang sangat gemuk untuk anak seusianya apalagi dia anak peremuan.
Tiga tahun kemudian ketika aku dan Ayu duduk di bangku SMP kelas 1, Ayu harus pindahh rumah lagi karena Ayahnya mendapat tawaran bekarja di Australia. Aku meras sedih karena aku sudah merasa dekat sekali dengan Ayu sebagai teman bermainku, karena dulu aku juga termasuk anak yang tidak pernah bermain jauh dari rumah.
Aku merasa sedih karena harus berpisah jauh dengannya, dan bukan aku saja yang merasa sedih tapi Sheril juga merasa sedih karena dia juga cukup dekat dengan Ayu, dan kebiasaan Sheril menimbun makanan manis selain karena dia suka namun juga karena untuk mengenang kepergian Ayu.
Sejak saat itu aku dan Ayu tidak pernah berkomunikasi karena pada saat itu kami tidak bertukar no telepon ( ditambah anak SMP belum banyak yang punya HP pada saat itu). Ketika aku duduk di bangku SMA dan berpecaran dengan Linda, aku sempat mendapatkan permintaan pertemanan dari akun bernama Ayu.
Akun tersebut memang benar milik Ayu dan aku mengenali dari foto Profilnya yang ternyata dia masih berbadan gemuk. Aku merasa senang karena teman masa kecilku akhirnya ada mengabariku, namun saat itu kami jarang berkomunikasi karena kesibukan masing-masing. Apalagi semenjak kepergian Linda aku tidak pernah membuka akun facebook-ku lagi.Jam sudah menunjukkan pukul 02.30 pagi, kuputuskan untuk segera tidur.
--------------------------------------------00--------------------------------------------------------
Pagi harinya aku terbangun, dan aku memiliki kebiasaan pada saat bangun tidur aku akan tersadar namun mataku masih akan tetap terpejam. Tangan kananku merasa sedang memegang bahu seseorang dan aku yakin ini adalah bahu wanita karena terasa lembek.
“Wah si Popi cantik-cantik beneran kek Kebo jam segini belum bangun” gumamku dalam hati.
“Popi tolong potongin juga itu cabenya ya tadi aku lupa!!”
“Iya Na !”
Aku terkejut karena mendengar suara Ratna menyuruh Popi memotong Cabe, dan aku baru ngeuh bahwa Popi tertidur disebelah kananku, dan sekaran aku sedang menghadap kearah kiri dan ada wanita yang sedang terbaring disebelahku. Dan aku juga baru ngeuh karena rambut wanita ini sangat panjang dan bukan rambut Popi.
Seperti biasa aku membuka mataku dengan cepat untuk melihat siapa yang sedang ada disebelahku ini. Aku menghitung dalam hati, dan pada hitungan ketiga aku membuka mataku.
BERSAMBUNG.
Aku mendengar suara benda jatuh diatas atap dengan keras, aku merasa kaget sampai-sampai buntelan yang kupegang terjatuh.
“ANJING PERGI LU ANJING JANGAN GANGGU GUE”
Aku mendengar suara umpatan kasar dari suara yang familiar, suara Popi.
Part 24
Aku segera memungut buntelan yang kujatuhkan dan berjalan keruangan tengah dengan segera. Diruangan tengah tidak terdapat siapapun, hanya tergeletak kasur lantai saja dengan selimut berhamburan.
“Pop kenapa Pop tenang Pop !”
Aku mendengar suara Ratna dan juga suara yang lain dari arah kamar yang berada didepanku, aku merasa khawatir dan ingin seger melihat keadaan Popi, namun saat aku akan bergerak.
“DEG”
Samar-samar aku melihat sosok wanita berpakaian Gaun Onepiece berwarna kuning dari arah kamar tempat Popi dan yang lain, sosok itu terlihat jelas karena cahaya dari lampu emergency yang menyala dikamar itu. Wanita itu menghadap kearahku.
Aku dapat melihat jelas rupa dari sosok wanita itu. Dia berambut panjang sepinggang, wajahnya hancur tidak utuh,daging diwajahnya seperti terkoyak sesuatu karena terlihat hancur berantakan namun bola matanya masih teerihat utuh dan melotot kearahku, darah merah terlihat menetes kebajunya dan baju bagian depannya dipenuhi bercak darah.
Mendadak aku tidak dapat menggerakan tubuhku, rasanya kaku dan berat bahkan sempat aku merasakan sensasi seperti kesemutan diseluruh badan. Wanita itu melayang kearahku dengan perlahan, sekitar lima meter dari arahku, sosok itu terlihat semakin marah dan akhirnya menjauh dariku dan hilang menembus tembok kamar.
Beberapa detik kemudian badanku dapat digerakkan, dan listrik kembali menyala, karena listrik sudah kembali menyala kumasukan buntelan kebalik jaketku karena aku tak ingin yang lain mengetahui aku memiliki benda seperti ini. Kudengarkan suara didalam kamar tidak seriuh tadi, sepertinya Popi sudah mulai tenang.
Aku berjalan dengan pelan kearah kamar tempat mereka berkumpul, disana Popi sedang memeluk Ratna dengan mata tertutup dan dengan isak tangis yang sangat pelan. Galih dan para pria lainya berdiri disamping kasur dan wajah mereka terlihat bingung melihat keadaan Popi, aku mendekat kearah mereka.
“Pop kamu kenapa?” ujarku dengan nada Khawatir.
Popi langsung membuka matanya, sepertinya dia mengenali suaraku. Sedetik kemudian dia melepaskan pelukannya dari tubuh Ratna, berjalan kearahku dan memelukku dari arah depan.
“Ron aku takut !!”’
Popi berkata dengan suara pelan diikuti isak tangis, pelukannya terasa sangat kuat dan tanpa sadar aku juga memeluknya dan mengusap-usap kepalanya. Aku merasakan sebuah sensasi, seperti dejavu, dan setelah kuingat-ingat aku menyadari ternyata Sheril juga pernah ketakutan seperti ini dan tiba-tiba memelukku.
“Gak usah takut Pop, ada aku kok disini”
Aku berusaha menenangkan Popi, kulihat matanya masih terpejam dan masih menangis kecil. Tak lama kemudian dia merubah posisi tangannya yang tadinya memelukku, kini posisi tangannya mengahalangi dadanya dengan kedua kepalannya berada dilehernya.
“Kenapa Pop? Kamu kedinginan?”
Aku bertanya dengan pelan, Popi tidak menjawab dan hanya menggelengkan kepalanya saja. Sedetik kemudian dia memukul-mukul dadaku dengan pelan berulang kali.
“Kenapa Pop? Hei Pop !” ujarku.
Sedetik kemudian dia menyenderkan wajahnya kebahuku dengan posisi tangan menghalangi dadanya kemudian berkata pelan dengan wajah memerah.
“Roni nakal, cari kesempatan biar nempel dadanya ke dada aku”
What..? napa gue yang jadi pelaku kan tadi dia yang nubruk aku duluan terus meluk-meluk dah. Tapi sih dadanya empuk.
“Gak kok Pop, aku bukan tipe lelaki yang curi-curi kesempatan didalam kesempitan kok Pop (tapi boong )”
Mendengar aku berkata demikian, Popi terihat tersenyum kembali seolah dia melupakan hal yang barusaja menimpanya. Wajahnya tambah memerah, entah karena tersipu atau entah karena malu, yang pasti aku merasakan suhu diwajahnya yang menempel dibahuku naik karena terasa hangat , juga hembusan nafasnya terasa hangat.
“Ehem ada yang lagi LOPE-LOPEan nih “ Celetuk Galih.
“Ehem mau dong dipeluk Mbak Popi” Yana menimpali sementara Ipin dan Ratna hanya tersenyum melihat kami berpelukan.
Aku hanya menanggapi mereka dengan senyuman dan jari tanganku yang membentuk huruf V, dan dengan kompak Galih dan Yana menggelengkan kepala mereka.
“Sekarang gimana? Kayaknya kita mending tidur diruangan tengah aja semuanya ya biar aman” ujar Galih.
Tak butuh perdebatan kami semua menyetujuinya dan berjalan kearah luar kamar menuju ruangan tengah, Popi yang sudah merasa baikan melepaskan dirinya dari pelukanku dan wajahnya menjadi merona malu, Popi terlihat cantik biarpun tadi dia barusaja menangis.
“Aku duluan ya Ron ke ruangan tengahnya “ ujar Popi pelan sambil membereskan pinggiran rambutnya kearah belakang telinganya.
“Iya Pop duluan aja “ jawabku singkat.
Untuk beberapa belas detik kami saling berdiri berhadapan dan hanya tinggal berdua didalam kamar, namun dengan pintu yang terbuka tentunya.
“Oy Ron jaga rudal lu jangan ampe posisi siaga menyerang !”
Aku dengan jelas mendengar suara Galih berteriak diikuti suara tawa yang lainnya, mendengar suara demikian Popi lantas berlari kecil keluar kamar dengan senyum malu diwajahnya. Setelah Popi keluar dari kamar, tinggalah aku seorang saja yang berada didalam kamar. Aku teringat akan buntelan kecil yang kumasukkan kebalik jaketku.
“Lah tuh buntelan kok kagak ada, tadi gue masukin deh kejaket” gumamku dalam hati.
Aku meluaskan pandanganku mencari buntelan itu khawatir terjatuh atau apa, namun tak kunjung kutemukan. Aku mencoba mengingat tapi aku sangat yakin tadi aku memasukannya kedalam jaketku.
“Ron ngapain didalem, masih ngebayangin yang enggak-enggak sama Popi ya?” kembali Galih menyindirku.
Akhirnya aku keluar dari kamar dengan rasa penasara dikepalaku tentang kemana perginya buntelan itu. Saat aku menuju ruangan tengah tampak Yana dan Ipin sudah tertidur.
“Buset dah ini orang udah kaya kebo aja tidurnya cepet banget”
Yana dan Ipin tertidur dikasur lantai dekat tembok kearah dapur, sementara Galih dan Ratna berada diujung yang berlawanan yang berarti deket dengan tembok kamar, dan kasur lantai yang tersisa ada ditengah yang dimana ada tubuh Popi yang sedang tertidur.
“ Ini lagi cewek cantik-cantik tidurnya cepet amat” aku kembali mengomentari apa yang kulihat dalam hati.
Aku berjalan mendekati Popi yang sedang tertidur, sedetik kemudian aku jongkok didekatnya dan memegangi kening Popi.
“Cie perhatian banget sama pacarnya “ kini giliran Ratna yang nyeletuk.
Aku dengan refleks melepaskan tanganku dari kening Popi dan merasa salting sendiri, dan dengan bodohnya aku langsung merebahkan tubuhku disamping Popi karena memang satu-satunya kasur lantai kosong hanyalah yang berada didekat Popi.
“Cie tidur bareng nih ye !” kembali Ratna nyeletuk dengan tawa kecilnya.
Aku dapat mendengar tawa kecilnya dengan jelas karena Ratna terbaring tepat disebelah kanan Popi sementara aku berada disebelah kiri Popi dan Popi menghadap kearah Ratna.
“Apaan sih Na, gak gitu kok. “ jawabku kaku.
“Ah udah jangan malu-malu gitu sama akumah Ron, Popi aja gak malu kok sama aku”
“Yaiyalah Na, kan sama-sama perempuan”
“Kamu dulu pas SMA sekolah di SMA1 K*******I ya Ron?”
“Iya emang kenapa gitu? Galih yang cerita?”
“Enggak kok bukan Galih yang cerita, tapi Popi. Dia kan sekolah di SMA itu juga. Emang kamu gak tau?”
Aku lumayan kaget saat mengetahui ternyata Popi satu SMA denganku, tapi kenapa aku merasa tidak pernah melihatnya ya? Sebanyak-banyaknya Siswi di SMA pasti minimal aku pernah melihatnya, tapi ini samasekali aku tidak mengingatnya.
“Emmm aku baru tau Na malah, Popi juga ga cerita sama aku”
“Kamu bukan belum pernah ketemu sama Popi, palingan kamu gak sadar aja soalnya dulu Popi……Awwwww”
Aku menoleh kearah Ratna rupanya dia berkata Aww karena dicubit oleh Popi,terlihat olehku tangan Popi sedang mencubit tangan Ratna.
“Cie ada yang gak mau masa lalunya kebongkar nih ye “ ujar Ratna dengan tawa kecilnya.
“Awwww iya iya gak bakal aku lanjutin kok, tenang aja Pop” Ratna kembali tertawa kecil.
Jujur saja aku menjadi penasaran dengan masa lalu Popi yang ternyata satu SMA denganku, namun aku sama sekali tidak mengenalinya. Masa lalu Popi sungguh membuatku penasaran, aku mengumpulkan keberanianku untuk bertanya langsung kepadanya, namun ketika aku menoleh Popi dan Ratna sudah ngorok.
“Ya tuhan, kenapa gue dikelilingi orang-orang yang doyan banget tidur” gumamku pelan.
Aku teringat akan HP-ku yang tertinggal diteras, aku beranjak dari posisi tidur dan berjalan keluar untuk mengambilnya, kubuka pintu depan dan ternyata benar HP-ku ada disana tergeletak. Suasana malam sangat sepi baik manusia atau makhluk Ghaib tidak ada yang terlihat.
Aku segera kembali masuk kedalam Rumah karena di HP-ku sudah menunjukkan pukul dua pagi. Diruangan tengah aku merebahkan badan disamping Popi, aku baru sadar dia tidak menggunakan selimut, akupun memasangkan selimut ketubuhnya karena suhu udara disini lumayan dingin.
Aku belum merasa mengantuk sama sekali, dan mulai mengecek HP-ku. Ternyata ada empat pesan baru whatsapp yang masuk, satu berasal dari Sheril dan segera kubuka.
Quote:
Kaka jaga kesehatan, pas camping jangan kebanyakan makan mie instant. Apalagi mie instant Rasa yang terpendam
Segera kubalas dengan jawaban OK dek dengan smiley , kucek pesan lainnya yang berasal dari no tidak dikenal, namun ketika aku perhatikan foto Profile nya, ternyata adalah Arif.
Quote:
Ron ini no whatsapp gue, no nya baru soalnya Hp lama gue ilang jatoh. Oh iya gue Cuma mau ngasih tau, tadi Ayu PM gue via facebook. Akun dia baru nanyain no elu terus gue kasih
Quote:
Ayu mana Rif? Yang namanya Ayu kan banyak Rif.
Kulihat pesan yang kukirim hanya ceklis satu, mungkin Arif mematikan data selulernya karena pesan dia masuk sekitar 30 menit yang lalu. Aku segera mengecek pesan whatsapp satunya lagi, isi chat ini berupa dua pesan.
Quote:
Hai Roni apa kabar?
Quote:
Besok kita ketemu yah !
Aku merasa penasaran siapa ini yang mengirim chat sok akrab, kucek foto Profilnya ternyata seorang wanita cantik menggunakan celana skinny jeans dan baju berwarna pink, rambut wanita itu panjang, matanya sedikit sipit, bibirnya pink sexy dan berkulit putih bersih.
“Siapa ya ini? Kok kaya baru liat, apa orang salah kirim? Tapi dia tau nama gue..”
Quote:
Maaf ini siapa yah?
Begitu pesan tersebut terkirim ternyata penggunanya hanya me-read pesanku saja, untuk beberapa saat aku merasa kesal karena jika ada orang yang sepertinya ada perlu denganku namun malah me-read saja dan tidak menanggapi.
Kuletakkan Hp-ku dan mulai berpikir tentang hal yang dikatakan oleh Arif mengenai Ayu. Setelah menghilang lima tahun tanpa kabar sekarang Ayu muncul tiba-tiba dan menanyakan diriku.
Ayu adalah teman masa kecilku, dia menjadi tetanggaku ketika aku duduk dibangku SD kelas empat. Dia pindah karena tuntutan pekerjaan orangtuanya, keluarganya termasuk keluarga berada sama sepertiku dulu. Ayah kami berdua memiliki hubungan yang baik karena memiliki hobi yang sama ya itu berkebun dihalaman rumah.
Ayu dan aku berteman cukup lama dan dia juga cukup akrab dengan Sheril, meskipun awalnya dia enggan bergaul denganku atau tepatnya dengan anak-anak lain, dan alasan yang dia berikan menurutku tidak masuk akal karena dia beralasan malu karena bertubuh gemuk sekali.
Aku yang sejak kecil diajari oleh Ayahku agar tidak memilih-milih teman dari fisik mereka, merasa harus bisa berteman dengan Ayu karena Ayah kami berteman begitu baik, masa kami anaknya tidak berteman.
Aku mengingat dengan jelas pada waktu itu aku mendekati Ayu agar mau berteman denganku adalah dengan cara berkunjung kerumahnya dan membawa makanan banyak. Pada saat itu Ayu marah karena merasa tersindir aku membawa makanan banyak, dan dengan ketus aku berkata bahwa ini semua adalah cemilanku dan tidak akan membaginya dengan siapapun.
Setelah beberapa lama dan sering mengunjungi rumahnya dengan membawa makanan, akhirnya aku bisa berteman dengannya. Ayu sejatinya adalah anak yang baik, namun dia bercerita sulit mendapatkan teman dan sering mendapatkan ejekan karena badannya yang sangat gemuk untuk anak seusianya apalagi dia anak peremuan.
Tiga tahun kemudian ketika aku dan Ayu duduk di bangku SMP kelas 1, Ayu harus pindahh rumah lagi karena Ayahnya mendapat tawaran bekarja di Australia. Aku meras sedih karena aku sudah merasa dekat sekali dengan Ayu sebagai teman bermainku, karena dulu aku juga termasuk anak yang tidak pernah bermain jauh dari rumah.
Aku merasa sedih karena harus berpisah jauh dengannya, dan bukan aku saja yang merasa sedih tapi Sheril juga merasa sedih karena dia juga cukup dekat dengan Ayu, dan kebiasaan Sheril menimbun makanan manis selain karena dia suka namun juga karena untuk mengenang kepergian Ayu.
Sejak saat itu aku dan Ayu tidak pernah berkomunikasi karena pada saat itu kami tidak bertukar no telepon ( ditambah anak SMP belum banyak yang punya HP pada saat itu). Ketika aku duduk di bangku SMA dan berpecaran dengan Linda, aku sempat mendapatkan permintaan pertemanan dari akun bernama Ayu.
Akun tersebut memang benar milik Ayu dan aku mengenali dari foto Profilnya yang ternyata dia masih berbadan gemuk. Aku merasa senang karena teman masa kecilku akhirnya ada mengabariku, namun saat itu kami jarang berkomunikasi karena kesibukan masing-masing. Apalagi semenjak kepergian Linda aku tidak pernah membuka akun facebook-ku lagi.Jam sudah menunjukkan pukul 02.30 pagi, kuputuskan untuk segera tidur.
--------------------------------------------00--------------------------------------------------------
Pagi harinya aku terbangun, dan aku memiliki kebiasaan pada saat bangun tidur aku akan tersadar namun mataku masih akan tetap terpejam. Tangan kananku merasa sedang memegang bahu seseorang dan aku yakin ini adalah bahu wanita karena terasa lembek.
“Wah si Popi cantik-cantik beneran kek Kebo jam segini belum bangun” gumamku dalam hati.
“Popi tolong potongin juga itu cabenya ya tadi aku lupa!!”
“Iya Na !”
Aku terkejut karena mendengar suara Ratna menyuruh Popi memotong Cabe, dan aku baru ngeuh bahwa Popi tertidur disebelah kananku, dan sekaran aku sedang menghadap kearah kiri dan ada wanita yang sedang terbaring disebelahku. Dan aku juga baru ngeuh karena rambut wanita ini sangat panjang dan bukan rambut Popi.
Seperti biasa aku membuka mataku dengan cepat untuk melihat siapa yang sedang ada disebelahku ini. Aku menghitung dalam hati, dan pada hitungan ketiga aku membuka mataku.
BERSAMBUNG.
Sorry telat ngasih updatenya .
Kalo ada kritik atau saran tinggalin di komen ya gansis .
Diubah oleh roni.riyanto 11-02-2018 06:17
sulkhan1981 memberi reputasi
2
Kutip
Balas