- Beranda
- Stories from the Heart
T University 2 (Season 2)
...
TS
anism
T University 2 (Season 2)

Cover Super Keren by Awayaye <Ane minta
> Terima banyak untuk respon positif agan dan aganwati di thread sebelumnya. T University.
Bagi yang belum membacanya. Bisa mengklik judul dibawah ini.
T University
Spoiler for Daftar Isi/Case 1 : Lost Son:
Case 1 Finish
Spoiler for Case 2 : Lativa's Twins Terror:
Case 2 Finish
Spoiler for Case 3 : Arelia And Edward:
Case 3 Finish
Spoiler for Samantha And Mom:
Finish
Spoiler for Case 4 : Johnny Comes Back To China or England:
Case 4 Finish
Spoiler for Case 5 : King Killer's Son:
Case 5 Finish
Spoiler for Case 6 : Losing In A Plane:
Diubah oleh anism 30-05-2019 17:56
anasabila memberi reputasi
1
21.6K
198
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
anism
#183
Tangan Besi Reynard
“Okay. Lil Brother, hari ini permainan kita sampai di sini saja. Kita akan kembali ke kamar.”, ujar Reynard sambil melangkah keluar. Namun, dalam sekejap mereka melihat keramaian. Emmy ada di dalam kepungan petugas keamanan bandara.
Dia mencoba meminta bantuan Reynard dan James. James sudah akan berlari ke dalam kerumunan itu. Tapi, Reynard menahannya. Reynard membisikkan sesuatu pada James kemudian berbalik arah, memunggungi Emmy dan berjalan menjauh.
“Kenapa kau tidak menghubungi Sir Johnson?”, James akhirnya membuka suara ketika mereka sudah berada di dalam MRT.
“Dia tidak akan bisa melakukan apa-apa. Saat dia turun tangan, kontrak kalian selesai saat itu juga. Mr. Cruz tidak akan membiarkan kalian lepas dengan mudah.”, ujar Reynard.
“Walaupun salah satu dari kita berada dalam bahaya?”, James tidak ingin melihat muka Reynard. Reynard menghela napas.
“Ditangkap petugas patroli bandara karena bersikap mencurigakan itu bukan berada didalam bahaya. Hanya sebuah kegegabahan yang tidak perlu.”
“Apa yang akan terjadi pada Emmy?”, James hanya terus menggulirkan pertanyaan. “Tergantung jawabannya. Tapi aku sangat tidak ingin dia bergabung dengan kita dalam misi ini lagi.”, ujar Reynard.
“Jadi, kau akan mencari lagi yang lainnya untuk menggantikannya? Arelia? Samantha? Atau siapa?”, ujar James.
“Tidak.”, jawab Reynard tegas dan turun dari MRT yang dinaikinya. Tanpa terasa kereta cepat itu telah membawa mereka tiba pada tujuan hanya dalam beberapa menit.
“Tidak?”, James menjajarkan langkahnya dengan derap kaki Reynard yang semakin cepat.
“Tidak sekarang. Jangan terburu-buru. Kau harus selalu tenangkan diri setiap berpikir. Kalian seperti burung merpati yang memperoleh lemparan segenggam biji jagung. Kalian selalu menempel bersama kemana-mana. Itu baik. Tapi saat kalian kacau hanya karena salah satu anggota kalian tidak berada bersama kalian sesuai rencana awal, itu lebih buruk dari yang terburuk.”, Reynard menuruni tangga dan mereka telah keluar dari stasiun MRT.
Tidak terasa langit keunguan telah menutupi hampir sebagian besar London. Namun masih ada sisa-sisa matahari disana. Mereka berdiri
di bahu jalan. Reynard menuju mesin minum dan membeli dua kaleng minuman. Saat menggenggam dua kaleng minuman itu.
Dia menengadah menutup matanya dan menghelakan napas berat yang sudah ditahannya sedari tadi.
Angin semilir menyibak untaian rambut.
Semua yang ada menyatu dalam pikiran.
Sekarang telah berubah, segala hal dulu ditanggapi dengan guratan kerut.
Apakah sekarang kamu sudah punya belas kasihan?
“Okay. Lil Brother, hari ini permainan kita sampai di sini saja. Kita akan kembali ke kamar.”, ujar Reynard sambil melangkah keluar. Namun, dalam sekejap mereka melihat keramaian. Emmy ada di dalam kepungan petugas keamanan bandara.
Dia mencoba meminta bantuan Reynard dan James. James sudah akan berlari ke dalam kerumunan itu. Tapi, Reynard menahannya. Reynard membisikkan sesuatu pada James kemudian berbalik arah, memunggungi Emmy dan berjalan menjauh.
“Kenapa kau tidak menghubungi Sir Johnson?”, James akhirnya membuka suara ketika mereka sudah berada di dalam MRT.
“Dia tidak akan bisa melakukan apa-apa. Saat dia turun tangan, kontrak kalian selesai saat itu juga. Mr. Cruz tidak akan membiarkan kalian lepas dengan mudah.”, ujar Reynard.
“Walaupun salah satu dari kita berada dalam bahaya?”, James tidak ingin melihat muka Reynard. Reynard menghela napas.
“Ditangkap petugas patroli bandara karena bersikap mencurigakan itu bukan berada didalam bahaya. Hanya sebuah kegegabahan yang tidak perlu.”
“Apa yang akan terjadi pada Emmy?”, James hanya terus menggulirkan pertanyaan. “Tergantung jawabannya. Tapi aku sangat tidak ingin dia bergabung dengan kita dalam misi ini lagi.”, ujar Reynard.
“Jadi, kau akan mencari lagi yang lainnya untuk menggantikannya? Arelia? Samantha? Atau siapa?”, ujar James.
“Tidak.”, jawab Reynard tegas dan turun dari MRT yang dinaikinya. Tanpa terasa kereta cepat itu telah membawa mereka tiba pada tujuan hanya dalam beberapa menit.
“Tidak?”, James menjajarkan langkahnya dengan derap kaki Reynard yang semakin cepat.
“Tidak sekarang. Jangan terburu-buru. Kau harus selalu tenangkan diri setiap berpikir. Kalian seperti burung merpati yang memperoleh lemparan segenggam biji jagung. Kalian selalu menempel bersama kemana-mana. Itu baik. Tapi saat kalian kacau hanya karena salah satu anggota kalian tidak berada bersama kalian sesuai rencana awal, itu lebih buruk dari yang terburuk.”, Reynard menuruni tangga dan mereka telah keluar dari stasiun MRT.
Tidak terasa langit keunguan telah menutupi hampir sebagian besar London. Namun masih ada sisa-sisa matahari disana. Mereka berdiri
di bahu jalan. Reynard menuju mesin minum dan membeli dua kaleng minuman. Saat menggenggam dua kaleng minuman itu.
Dia menengadah menutup matanya dan menghelakan napas berat yang sudah ditahannya sedari tadi.
Angin semilir menyibak untaian rambut.
Semua yang ada menyatu dalam pikiran.
Sekarang telah berubah, segala hal dulu ditanggapi dengan guratan kerut.
Apakah sekarang kamu sudah punya belas kasihan?
Poem for Reynard
Diubah oleh anism 16-03-2018 17:32
0