- Beranda
- Stories from the Heart
WARISAN
...
TS
meta.morfosis
WARISAN
hai gan/sis....
ini adalah thread keberapa dari beberapa thread yang sudah pernah ane buat, tapi karena adanya beberapa alasan...dengan terpaksa thread thread tersebut ane hentikan, intinya penghentian thread thread tersebut bukan karena alasan adanya perintah ghoib ataupun permintaan narasumber hehe....semoga untuk kisah ini bisa ane share sampai akhir...
oke...singkat kata, kisah yang akan ane share kali ini masih berhubungan dengan hal hal yang berbau ghoib alias setan/demit dan sejenisnya, dan kisah ini akan ane beri judul
catatan :
* untuk kisah yang ane akan tuliskan ini, ane akan menempatkan diri sebagai tokoh yang mengalaminya
* jangan bertanya...ini kisah nyata ataupun fiksi, karena sudah jelas apa yang akan ane share ini berhubungan dengan sesuatu yang ghoib, dan ketika kita berbicara tentang sesuatul yang ghoib itu akan ada pertentangan antara percaya enggak percaya...kenyataan ataupun imajinasi....cukup jadikan kisah ini sebagai bacaan di waktu senggang aja...atau lebih tepatnya jadikan kisah ini sebagai bacaan yang membangkitkan adrenalin....
* apakah ts percaya dengan sesuatu yang ghoib, jawaban ts...percaya tapi tidak dengan cara berlebihan
* apakah ts pernah mengalaminya.....ya pernah...
* apakah ts percaya dengan kejadian kejadian yang terjadi dan di luar akal sehat adalah ulah dari mahluk ghoib ....jawaban ts...bisa ya..bisa juga tidak, alasannya karena kita sebagai manusia diberikan kelebihan berupa akal pikiran yang akan memberikan kita modal untuk mencerna setiap peristiwa yang terjadi dengan bijak, banyak faktor lain yang bisa melatarbelakangi peristiwa tersebut di luar hal hal yang berbau ghoib
* apakah ts percaya mahluk ghoib mempunyai kekuatan.....percaya, seperti halnya manusia, hewan, dan tumbuhan ....semuanya mempunyai kekuatan, begitu juga dengan mahluk ghoib...tapi kekuatan yang paling besar dan tidak tertandingi...adalah kekuatan tuhan yang maha esa...
* jangan creepy/copy pasta kisah ini tanpa seizin ts....
selamat membaca....

Prologue
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Epilog
ini adalah thread keberapa dari beberapa thread yang sudah pernah ane buat, tapi karena adanya beberapa alasan...dengan terpaksa thread thread tersebut ane hentikan, intinya penghentian thread thread tersebut bukan karena alasan adanya perintah ghoib ataupun permintaan narasumber hehe....semoga untuk kisah ini bisa ane share sampai akhir...
oke...singkat kata, kisah yang akan ane share kali ini masih berhubungan dengan hal hal yang berbau ghoib alias setan/demit dan sejenisnya, dan kisah ini akan ane beri judul
WARISAN
catatan :
* untuk kisah yang ane akan tuliskan ini, ane akan menempatkan diri sebagai tokoh yang mengalaminya
* jangan bertanya...ini kisah nyata ataupun fiksi, karena sudah jelas apa yang akan ane share ini berhubungan dengan sesuatu yang ghoib, dan ketika kita berbicara tentang sesuatul yang ghoib itu akan ada pertentangan antara percaya enggak percaya...kenyataan ataupun imajinasi....cukup jadikan kisah ini sebagai bacaan di waktu senggang aja...atau lebih tepatnya jadikan kisah ini sebagai bacaan yang membangkitkan adrenalin....
* apakah ts percaya dengan sesuatu yang ghoib, jawaban ts...percaya tapi tidak dengan cara berlebihan
* apakah ts pernah mengalaminya.....ya pernah...
* apakah ts percaya dengan kejadian kejadian yang terjadi dan di luar akal sehat adalah ulah dari mahluk ghoib ....jawaban ts...bisa ya..bisa juga tidak, alasannya karena kita sebagai manusia diberikan kelebihan berupa akal pikiran yang akan memberikan kita modal untuk mencerna setiap peristiwa yang terjadi dengan bijak, banyak faktor lain yang bisa melatarbelakangi peristiwa tersebut di luar hal hal yang berbau ghoib
* apakah ts percaya mahluk ghoib mempunyai kekuatan.....percaya, seperti halnya manusia, hewan, dan tumbuhan ....semuanya mempunyai kekuatan, begitu juga dengan mahluk ghoib...tapi kekuatan yang paling besar dan tidak tertandingi...adalah kekuatan tuhan yang maha esa...
* jangan creepy/copy pasta kisah ini tanpa seizin ts....
selamat membaca....

Prologue
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Epilog
Diubah oleh meta.morfosis 26-02-2018 22:57
sekarpuspita531 dan 22 lainnya memberi reputasi
23
104.8K
Kutip
337
Balasan
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
meta.morfosis
#246
Spoiler for Chapter 20:
pernahkah anda berpikir akan adanya suatu musibah diantara musibah yang telah terjadi, mungkin itu adalah kalimat yang tepat untuk menggambarkan apa yang tengah ada dipikiran gw saat ini, diantara laju sepeda motor yang terpaksa gw hentikan begitu hendak memasuki pekarangan rumah, kini nampak di hadapan gw beberapa warga kampung yang tengah sibuk membereskan kursi kursi sebagai persiapan menyambut warga kampung lainnya yang akan hadir untuk melihat kematian aki, seorang warga kampung yang sepertinya menyadari kehadiran gw dan bidin, tampak berlari memasuki rumah, dan tidak lama berselang kemudian terlihat kehadiran kak dira beserta pak haji aceng keluar dari dalam rumah
“ nang....cepat masuk nang....ibu...ibu...” teriak kak dira sambil melambaikan tangannya ke arah gw dan bidin, mendengar suara kak dira yang terdengar panik...ditambah lagi kak dira telah mengucapkan kata kata ibu dalam kalimat yang diucapkannya, bayangan gw akan sesuatu yang buruk telah menimpa ibu, kini membuat gw segera berlari meninggalkan motor dan bidin yang masih terdiam dalam kebingungan
“ ibu kenapa kak...kenapa...” tanya gw dengan panik begitu telah menghampiri kak dira dan pak haji aceng, kini suara isak tangis yang mulai terdengar dari mulut kak dira mengantarkan butiran air mata yang jatuh membasahi wajahnya, mendapati hal tersebut...bayangan gw akan sesuatu yang buruk telah menimpa ibu kini terasa semakin nyata
“ kak....!!” ucap gw dengan nada meninggi begitu melihat kak dira masih terdiam tanpa memberikan jawaban apapun
“ sebaiknya kamu tenang dulu nang.....” ucap pak haji aceng berusaha menenangkan kepanikan yang gw rasakan, tapi sepertinya usaha yang telah dilakukan pak haji aceng berakhir dengan sia sia....justru gw merasa apa yang telah diucapkan oleh pak haji aceng itu telah semakin menambah rasa panik yang gw rasakan, kini tanpa berharap kak dira akan memberikan penjelasan atas apa yang telah menimpa ibu, gw segera berlari memasuki rumah
“ dimana ibu...dimana.....!!” bentak gw tanpa tahu tertuju kepada siapa, diantara tatapan mata dari beberapa warga kampung yang ada didalam rumah, kini gw bisa melihat keberadaan daru dan pak ujang yang tengah berdiri di depan pintu kamar ibu
“ ibu....”
itulah sepenggal kata yang bisa terucap dari mulut ini, ketika gw harus mendapati kenyataan bahwa daru dan pak ujang kini tengah berdiri di depan pintu kamar ibu....kini seiring dengan langkah kaki gw yang terasa lemas untuk melangkah, terlihat daru dan pak ujang berjalan menghampiri gw
“ apa yang telah terjadi pada ibu.....?” bukannya memberikan jawaban atas pertanyaan yang gw ajukan, kini suara isak tangis daru mulai terdengar
“ ya tuhan...ada apa dengan kalian semua....” seiring dengan perkataan yang terucap dari mulut gw, kini rasa panik yang gw rasakan mulai merambat mencapai puncaknya, menyadari gw yang mulai terlihat limbung, pak ujang segera merangkulkan tangannya ke bahu gw lalu mendudukan gw di sebuah kursi yang biasa gw gunakan untuk menonton siaran televisi
“ jangan panik nang....kamu harus tenang, lebih baik kamu berdoa...semoga ibu kamu baik baik aja....” ucap pak ujang berusaha menenangkan rasa panik yang gw rasakan, selang beberapa saat setelah pak ujang mengucapkan kalimat tersebut, terlihat kehadiran pak itong bersama dengan seorang wanita tua yang selama ini gw ketahui berprofesi sebagai dukun beranak di kampung ini, setelah sempat menolehkan pandangannya ke arah gw dan pak ujang, terlihat wanita tua tersebut berjalan memasuki kamar ibu
“ apa sebenarnya yang telah terjadi pak....?” tanya gw kepada pak ujang begitu melihat wanita tua itu telah memasuki kamar
“ saya juga enggak tau pasti nang....setelah tadi saya mengumumkan berita kematian aki kepada warga kampung.....saya segera menuju ke rumah kamu ini, baru saja saya hendak mengetuk pintu rumah, saya seperti mendengar suara orang minta tolong yang terdengar dari halaman belakang rumah kamu....dari suara yang telah saya dengar...bisa saya pastikan kalau pemilik suara itu adalah kakak dan adik kamu....disaat itulah saya memutuskan untuk segera berlari menuju ke halaman belakang...firasat saya yang mengatakan kalau sesuatu yang buruk telah terjadi....kini menjadi kenyataan, sesampainya saya di halaman belakang, saya melihat adik dan kakak kamu tengah berusaha memapah ibu kamu masuk ke dalam rumah...disitulah saya melihat, pakaian yang dikenakan ibu kamu terlihat bersimbah darah segar...” terang pak ujang sambil memperhatikan kak dira dan pak haji aceng yang telah memasuki rumah
“ bersimbah darah....?” tanya gw kepada pak ujang, perkataan pak ujang yang menerangkan kalau pakaian yang ibu kenakan terlihat bersimbah darah, telah membuat timbulnya berbagai penafsiran di pikiran gw ini
“ iya bersimbah darah nang....melihat kondisi kehamilan ibu kamu yang sebentar lagi akan memasuki usia kelahirannya, sepertinya darah tersebut ada hubungannya dengan kondisi ibu kamu itu....” seiring penjelasan yang keluar dari mulut pak ujang, terlihat kak dira dan daru berjalan menghampiri gw
“ lu baik baik aja kan nang...?” tanya kak dira begitu melihat kondisi gw yang terlihat lemas
“ gw baik baik aja kak....gw hanya cemas akan kondisi ibu sekarang ini, semoga ibu enggak kenapa napa ya kak...” ucap gw yang berbalas anggukan kepala kak dira dan daru
“ bang...kira kira kapan bapak pulang ya...., gw udah enggak tahan lagi dengan semua kejadian ini bang...gw takut...” gumam daru sambil menundukan wajahnya,
“ besok akan abang hubungi bapak lagi ru...semoga dalam waktu yang enggak lama lagi...bapak akan kembali pulang....” ucap gw berusaha meyakinkan daru akan kehadiran bapak di rumah ini
“ ohh iya ru...bagaimana dengan mayat aki....?”
“ mayat aki masih ada di dalam kamarnya bang...,tadi daru melihat...abah iding beserta beberapa orang warga kampung seperti tengah mendoakan aki...” jawaban yang terucap dari mulut daru itu kini dengan serta merta kembali mengingatkan gw akan keberadaan daun kelor yang gw tinggalkan di dalam kamar, seakan mengerti dengan apa yang tengah gw pikirkan, terlihat daru membisikan sebuah kabar baik di telinga gw, ya sebuah kabar yang memberitahukan kalau ibu telah menyingkirkan daun daun tersebut dari dalam kamar
seiring jarum jam yang terus berjalan, terlihat kini waktu sudah menunjukan pukul dua pagi, diantara wajah wajah yang terlihat cemas menantikan sebuah kabar baik yang akan terdengar dari mulut wanita tua yang tengah bersama ibu di dalam kamar, kini terdengar suara tangisan bayi yang memecah keheningan malam
“ ibuuu...!!” teriakan yang hampir serentak terdengar dari mulut gw, kak dira dan daru, kini telah mengantarkan kami untuk segera beranjak dari kursi dan berjalan menuju ke depan pintu kamar ibu
“ sepertinya ibu udah melahirkan....” ucap daru sambil menempelkan telinganya ke pintu kamar, walaupun gw tidak melakukan apa yang tengah dilakukan oleh daru, kini posisi kami yang tepat berada di depan pintu kamar, telah membuat suara tangisan bayi yang terdengar dari dalam kamar kini semakin terdengar jelas di telinga ini
“ iya ru....dan mudah mudahan ibu baik baik aja....” seiring perkataan yang terucap dari mulut gw, terlihat daru dan ka dira mengaminkan perkataan gw itu
kini setelah kurang lebih lima menit lamanya, kami menunggu akan adanya kabar baik tentang ibu, terlihat seorang wanita yang merupakan warga kampung ini keluar dari dalam kamar dengan membawa pakain ibu yang terlihat kotor dengan noda darah, begitu melihat keberadaan kami yang berdiri di depan pintu kamar, terlihat ibu tersebut mengembangkan senyumnya...seolah olah ingin menunjukan bahwa semuanya baik baik saja....hingga akhirnya....
“ bang....” ucap daru sambil menyentuh tangan gw, tatapan matanya mengisyaratkan agar gw melihat ke arah pintu kamar yang mulai terbuka, kini terlihat kehadiran wanita tua yang berprofesi sebagai dukun beranak keluar dari dalam kamar
“ bagaimana keadaan ibu kami mak....?” tanya gw dengan tidak sabar akan adanya kabar baik
“ ibu kalian baik baik aja....dan sekarang kalian udah mempunyai seorang adik laki laki..sebaiknya kalian lihat sendiri kondisi ibu kalian di dalam....” jawab wanita tua tersebut sambil mengembangkan senyumnya, mendapati hal tersebut...kak dira terlihat berjalan mendahului gw dan daru memasuki kamar
“ terima kasih mak...” ucap gw sambil menarik tangan daru memasuki kamar, kini tampak kak dira yang telah terlebih dahulu memasuki kamar, tengah duduk di sisi ibu sambil memperhatikan adik bayi yang terlihat tengah memejamkan matanya, balutan kain yang melekat ditubuhnya tampak melindungi tubuh mungilnya dari hawa dingin
“ bu...ibu baik baik aja kan....?” tanya gw dengan rasa cemas begitu melihat wajah ibu yang terlihat pucat, sepertinya proses kelahiran yang terkesan agak dipaksakan ini telah membuat kondisi ibu terlihat lemah
“ ibu baik baik aja nang....bagaimana dengan bapak kamu nang....apakah besok bapak akan pulang....?” tanya ibu dengan penuh harapan, melihat kondisi ibu yang lemah seperti ini, keinginan gw untuk berkata jujur perihal bapak yang belum bisa gw hubungi terpaksa gw pendam dalam dalam
“ insha allah...besok bapak pulang bu...sebaiknya ibu istirahat aja dulu....” jawab gw yang berbalas anggukan kepala ibu, setelah terasa cukup lama menemani ibu di dalam kamar, terlihat kini ibu mulai memejamkan mata
Akhirnya tepat pukul sepuluh pagi, proses pemakaman aki pun dilakukan....kekhawatiran gw akan adanya kejadian aneh yang mengiringi proses pemakaman aki...kini sama sekali tidak terjadi, tapi walaupun tidak terjadi kejadian kejadian aneh selama proses pemakaman aki, gw masih mendapati beberapa warga kampung yang terlihat menghentikan pembicaraannya begitu gw menangkap basah pembicaraan yang terjadi diantara mereka
“ sebaiknya kamu berpikir positif aja nang, mungkin warga kampung itu tidak sedang membicarakan aki...” ucap ibu begitu mendengar pengaduan gw tentang tingkah laku dari beberapa warga kampung selama proses pemakaman aki, kak dira yang terlihat memperhatikan pembicaraan ini...kini terlihat menganggukan kepalanya sebagai tanda menyetujui perkataan ibu
“ bisa jadi sih bu, tapi andai aja ibu dan kak dira melihatnya sendiri, mungkin ibu dan kak dira akan mempunyai pikiran yang sama dengan apa yang danang pikirkan...” sepertinya perkataan yang terlontar dari mulut gw ini terdengar sangat masuk akal, ketidakhadiran ibu dan kak dira disaat prosesi pemakaman aki tadi , telah membuat adanya sedikit perbedaan pandangan antara gw dan ibu dalam menyikapi pembicaraan yang telah dilakukan oleh beberapa warga kampung tersebut
“ ohh iya nang...kira kira pukul berapa bapak kamu akan tiba di rumah...?” tanya ibu begitu menyadari ketiadaan bapak di rumah ini, mendengar pertanyaan tersebut, gw segara mengarahkan pandangan mata ini ke arah jam dinding, terlihat kini waktu sudah menunjukan pukul dua siang hari
“ sepertinya nanti malam bu.....” jawab gw yang berbalas keterkejutan di wajah ibu, andai saja ibu mengetahui kalau berita kematian aki yang gw sampaikan kepada bapak...baru bisa gw lakukan pagi ini, tentu ekspresi wajah ibu tidak akan menampakan keterkejutannya seperti ini
“ ya udahlah nang...mungkin bapak kamu memang sedang sibuk mengurusi proses pengunduran diri nya, ditambah lagi...bapak harus mengurus juga proses perpindahan sekolah kalian.....tapi ibu harap...bapak kamu bisa pulang malam ini....” perubahan intonasi suara ibu ketika mengatakan harapannya akan keberpulangan bapak malam ini, telah menimbulkan tanda tanya besar di hati gw ini, dan sepertinya kak dira dan daru pun menyadari perubahan intonasi suara ibu tadi
“ bu...boleh danang bertanya sesuatu....?” tanpa memberikan jawaban apapun, terlihat ibu mengarahkan tatapan matanya ke arah gw, ekspresi wajah ibu yang terlihat tegang, seperti menggambarkan adanya sebuah beban berat yang tengah bersemayam dalam pikirannya
“ danang hanya ingin tau bu...apa yang sebenarnya telah ibu alami malam itu....” tanya gw kembali yang berbalas butiran air mata yang terlihat mulai menggenang di kedua kelopak mata ibu
“ nang...firasat buruk ibu mengenai efek negatif dari ritual yang telah kamu lakukan terhadap aki kamu itu sepertinya kini telah menjadi kenyataan.....” ucap ibu seraya mengarahkan pandangan matanya ke arah adik kecil yang sedang tertidur lelap di sisinya
“ menjadi kenyataan...,menjadi kenyataan bagaimana bu....?” tanya kak dira yang merasa bingung dengan maksud perkataan ibu, lama ibu terdiam dalam tatapan kosongnya, genangan air mata yang sedari tadi masih tertahan di kedua kelopak matanya kini mulai terlihat membasahi wajahnya
“ sebenarnya ibu telah melihat sesuatu malam itu.......” kembali ibu terdiam, getaran suara dari perkataan yang baru saja terucap dari mulutnya seperti menggambarkan adanya imajinasi menyeramkan yang sedang bermain main dalam pikiran ibu, mendapati hal tersebut...daru yang sedari tadi hanya duduk terdiam mendengarkan pembicaraan ini kini terlihat menggenggam tangan ibu yang terlihat gemetar, dan sepertinya apa yang telah daru lakukan itu... kini telah dapat memberikan sebuah motivasi keberanian bagi ibu untuk kembali melanjutkan perkataannya, kini seiring dengan rangkaian kata kata yang mulai terucap dari mulut ibu, entah mengapa gw merasakan rangkaian kata kata tersebut seperti dapat menyalurkan imajinasi menyeramkan yang ada dalam pikiran ibu ke dalam pikiran gw...dan hal itu jelas membuat bulu kuduk di tengkuk gw ini seperti menebal
“ astaga bu....ibu yakin apa yang telah ibu lihat itu adalah sosok aki dan uwa odah....?” tanya kak dira begitu ibu telah mengakhiri perkataannya
“ entahlah ra....malam itu semuanya terlihat begitu gelap, diantara keterbatasan pandangan mata ibu...ibu hanya melihat sesosok wanita yang sedang berdiri di pinggir sumur...hembusan angin malam yang ibu rasakan malam itu seperti memainkan rambut panjang wanita tersebut....walapun posisi wanita tersebut membelakangi ibu...tapi ibu yakin kalau wanita itu sedang menangis sambil mengarahkan pandangannya ke dalam sumur......seiring dengan suara gema isak tangisnya yang semakin terdengar jelas di telinga ini...di saat itulah ibu mulai merasakan takut, hingga akhirnya ibu memutuskan untuk segera beranjak pergi dari halaman belakang....tapi... baru saja ibu membalikan tubuh ini untuk melangkahkan kaki menuju pintu rumah...ibu melihat ada sesosok yang pria tengah berdiri di depan pintu rumah sambil menggenggam sebuah golok kecil ditangannya, kulit tubuhnya yang berwarna hitam gelap...seperti membungkus kedua bola matanya yang terlihat tajam menatap ke arah ibu....ingin rasanya disaat itu ibu berteriak meminta tolong kepada daru dan dira yang ada di dalam rumah....tapi semua itu urung ibu lakukan karena ibu merasakan sorot mata pria tersebut seperti mampu membungkam mulut ibu dalam ketidakberdayaan....” untuk sejenak ibu kembali terdiam, butiran air mata yang mengalir dari kedua belah kelopak matanya kini terlihat semakin deras, mendapati hal tersebut...kini kak dira melayangkan pelukannya ke tubuh ibu
“ udah bu....jangan ibu teruskan lagi ceritanya...” bisik kak dira di telinga ibu
“ ya tuhannn...ibu benar benar tidak mempunyai keinginan untuk melahirkan adik kalian dalam situasi seperti itu....ketakutan yang ibu rasakan semakin terasa menjadi begitu melihat sesosok pria tersebut mulai melangkah menghampiri ibu, hal inilah yang membuat ibu akhirnya jatuh terjerambab ke tanah.....diantara rasa sakit yang mulai ibu rasakan...kini sesosok pria yang semula ada dihadapan ibu terlihat mulai memudar....dan tergantikan oleh kehadiran dira dan daru yang berlari keluar dari dalam rumah.....” ucap ibu mengakhiri penjelasan atas apa yang telah di alaminya, seiring dengan isak tangis ibu yang mulai terhenti...kini bisa terlihat ekspresi rasa lega di wajahnya
“ semoga nanti malam bapak udah ada di rumah ini bu....” ujar kak dira sambil melepaskan pelukannya pada tubuh ibu
“ semoga ra...karena ibu mempunyai firasat...semuanya ini akan semakin bertambah buruk tanpa adanya kehadiran bapak di rumah ini....”
sepertinya perkataan yang terlontar dari mulut ibu, kini mengakhiri percakapan kecil antara gw, ibu, kak dira dan daru di dalam kamar, seiring dengan perputaran jarum jam yang terus bergerak....tampak terlihat sinar lembayung senja yang sedari tadi tengah memamerkan pesonanya mulai tergantikan oleh kumpulan awan hitam yang bergerak bebas mengikuti hembusan angin
“ nang....cepat masuk nang....ibu...ibu...” teriak kak dira sambil melambaikan tangannya ke arah gw dan bidin, mendengar suara kak dira yang terdengar panik...ditambah lagi kak dira telah mengucapkan kata kata ibu dalam kalimat yang diucapkannya, bayangan gw akan sesuatu yang buruk telah menimpa ibu, kini membuat gw segera berlari meninggalkan motor dan bidin yang masih terdiam dalam kebingungan
“ ibu kenapa kak...kenapa...” tanya gw dengan panik begitu telah menghampiri kak dira dan pak haji aceng, kini suara isak tangis yang mulai terdengar dari mulut kak dira mengantarkan butiran air mata yang jatuh membasahi wajahnya, mendapati hal tersebut...bayangan gw akan sesuatu yang buruk telah menimpa ibu kini terasa semakin nyata
“ kak....!!” ucap gw dengan nada meninggi begitu melihat kak dira masih terdiam tanpa memberikan jawaban apapun
“ sebaiknya kamu tenang dulu nang.....” ucap pak haji aceng berusaha menenangkan kepanikan yang gw rasakan, tapi sepertinya usaha yang telah dilakukan pak haji aceng berakhir dengan sia sia....justru gw merasa apa yang telah diucapkan oleh pak haji aceng itu telah semakin menambah rasa panik yang gw rasakan, kini tanpa berharap kak dira akan memberikan penjelasan atas apa yang telah menimpa ibu, gw segera berlari memasuki rumah
“ dimana ibu...dimana.....!!” bentak gw tanpa tahu tertuju kepada siapa, diantara tatapan mata dari beberapa warga kampung yang ada didalam rumah, kini gw bisa melihat keberadaan daru dan pak ujang yang tengah berdiri di depan pintu kamar ibu
“ ibu....”
itulah sepenggal kata yang bisa terucap dari mulut ini, ketika gw harus mendapati kenyataan bahwa daru dan pak ujang kini tengah berdiri di depan pintu kamar ibu....kini seiring dengan langkah kaki gw yang terasa lemas untuk melangkah, terlihat daru dan pak ujang berjalan menghampiri gw
“ apa yang telah terjadi pada ibu.....?” bukannya memberikan jawaban atas pertanyaan yang gw ajukan, kini suara isak tangis daru mulai terdengar
“ ya tuhan...ada apa dengan kalian semua....” seiring dengan perkataan yang terucap dari mulut gw, kini rasa panik yang gw rasakan mulai merambat mencapai puncaknya, menyadari gw yang mulai terlihat limbung, pak ujang segera merangkulkan tangannya ke bahu gw lalu mendudukan gw di sebuah kursi yang biasa gw gunakan untuk menonton siaran televisi
“ jangan panik nang....kamu harus tenang, lebih baik kamu berdoa...semoga ibu kamu baik baik aja....” ucap pak ujang berusaha menenangkan rasa panik yang gw rasakan, selang beberapa saat setelah pak ujang mengucapkan kalimat tersebut, terlihat kehadiran pak itong bersama dengan seorang wanita tua yang selama ini gw ketahui berprofesi sebagai dukun beranak di kampung ini, setelah sempat menolehkan pandangannya ke arah gw dan pak ujang, terlihat wanita tua tersebut berjalan memasuki kamar ibu
“ apa sebenarnya yang telah terjadi pak....?” tanya gw kepada pak ujang begitu melihat wanita tua itu telah memasuki kamar
“ saya juga enggak tau pasti nang....setelah tadi saya mengumumkan berita kematian aki kepada warga kampung.....saya segera menuju ke rumah kamu ini, baru saja saya hendak mengetuk pintu rumah, saya seperti mendengar suara orang minta tolong yang terdengar dari halaman belakang rumah kamu....dari suara yang telah saya dengar...bisa saya pastikan kalau pemilik suara itu adalah kakak dan adik kamu....disaat itulah saya memutuskan untuk segera berlari menuju ke halaman belakang...firasat saya yang mengatakan kalau sesuatu yang buruk telah terjadi....kini menjadi kenyataan, sesampainya saya di halaman belakang, saya melihat adik dan kakak kamu tengah berusaha memapah ibu kamu masuk ke dalam rumah...disitulah saya melihat, pakaian yang dikenakan ibu kamu terlihat bersimbah darah segar...” terang pak ujang sambil memperhatikan kak dira dan pak haji aceng yang telah memasuki rumah
“ bersimbah darah....?” tanya gw kepada pak ujang, perkataan pak ujang yang menerangkan kalau pakaian yang ibu kenakan terlihat bersimbah darah, telah membuat timbulnya berbagai penafsiran di pikiran gw ini
“ iya bersimbah darah nang....melihat kondisi kehamilan ibu kamu yang sebentar lagi akan memasuki usia kelahirannya, sepertinya darah tersebut ada hubungannya dengan kondisi ibu kamu itu....” seiring penjelasan yang keluar dari mulut pak ujang, terlihat kak dira dan daru berjalan menghampiri gw
“ lu baik baik aja kan nang...?” tanya kak dira begitu melihat kondisi gw yang terlihat lemas
“ gw baik baik aja kak....gw hanya cemas akan kondisi ibu sekarang ini, semoga ibu enggak kenapa napa ya kak...” ucap gw yang berbalas anggukan kepala kak dira dan daru
“ bang...kira kira kapan bapak pulang ya...., gw udah enggak tahan lagi dengan semua kejadian ini bang...gw takut...” gumam daru sambil menundukan wajahnya,
“ besok akan abang hubungi bapak lagi ru...semoga dalam waktu yang enggak lama lagi...bapak akan kembali pulang....” ucap gw berusaha meyakinkan daru akan kehadiran bapak di rumah ini
“ ohh iya ru...bagaimana dengan mayat aki....?”
“ mayat aki masih ada di dalam kamarnya bang...,tadi daru melihat...abah iding beserta beberapa orang warga kampung seperti tengah mendoakan aki...” jawaban yang terucap dari mulut daru itu kini dengan serta merta kembali mengingatkan gw akan keberadaan daun kelor yang gw tinggalkan di dalam kamar, seakan mengerti dengan apa yang tengah gw pikirkan, terlihat daru membisikan sebuah kabar baik di telinga gw, ya sebuah kabar yang memberitahukan kalau ibu telah menyingkirkan daun daun tersebut dari dalam kamar
seiring jarum jam yang terus berjalan, terlihat kini waktu sudah menunjukan pukul dua pagi, diantara wajah wajah yang terlihat cemas menantikan sebuah kabar baik yang akan terdengar dari mulut wanita tua yang tengah bersama ibu di dalam kamar, kini terdengar suara tangisan bayi yang memecah keheningan malam
“ ibuuu...!!” teriakan yang hampir serentak terdengar dari mulut gw, kak dira dan daru, kini telah mengantarkan kami untuk segera beranjak dari kursi dan berjalan menuju ke depan pintu kamar ibu
“ sepertinya ibu udah melahirkan....” ucap daru sambil menempelkan telinganya ke pintu kamar, walaupun gw tidak melakukan apa yang tengah dilakukan oleh daru, kini posisi kami yang tepat berada di depan pintu kamar, telah membuat suara tangisan bayi yang terdengar dari dalam kamar kini semakin terdengar jelas di telinga ini
“ iya ru....dan mudah mudahan ibu baik baik aja....” seiring perkataan yang terucap dari mulut gw, terlihat daru dan ka dira mengaminkan perkataan gw itu
kini setelah kurang lebih lima menit lamanya, kami menunggu akan adanya kabar baik tentang ibu, terlihat seorang wanita yang merupakan warga kampung ini keluar dari dalam kamar dengan membawa pakain ibu yang terlihat kotor dengan noda darah, begitu melihat keberadaan kami yang berdiri di depan pintu kamar, terlihat ibu tersebut mengembangkan senyumnya...seolah olah ingin menunjukan bahwa semuanya baik baik saja....hingga akhirnya....
“ bang....” ucap daru sambil menyentuh tangan gw, tatapan matanya mengisyaratkan agar gw melihat ke arah pintu kamar yang mulai terbuka, kini terlihat kehadiran wanita tua yang berprofesi sebagai dukun beranak keluar dari dalam kamar
“ bagaimana keadaan ibu kami mak....?” tanya gw dengan tidak sabar akan adanya kabar baik
“ ibu kalian baik baik aja....dan sekarang kalian udah mempunyai seorang adik laki laki..sebaiknya kalian lihat sendiri kondisi ibu kalian di dalam....” jawab wanita tua tersebut sambil mengembangkan senyumnya, mendapati hal tersebut...kak dira terlihat berjalan mendahului gw dan daru memasuki kamar
“ terima kasih mak...” ucap gw sambil menarik tangan daru memasuki kamar, kini tampak kak dira yang telah terlebih dahulu memasuki kamar, tengah duduk di sisi ibu sambil memperhatikan adik bayi yang terlihat tengah memejamkan matanya, balutan kain yang melekat ditubuhnya tampak melindungi tubuh mungilnya dari hawa dingin
“ bu...ibu baik baik aja kan....?” tanya gw dengan rasa cemas begitu melihat wajah ibu yang terlihat pucat, sepertinya proses kelahiran yang terkesan agak dipaksakan ini telah membuat kondisi ibu terlihat lemah
“ ibu baik baik aja nang....bagaimana dengan bapak kamu nang....apakah besok bapak akan pulang....?” tanya ibu dengan penuh harapan, melihat kondisi ibu yang lemah seperti ini, keinginan gw untuk berkata jujur perihal bapak yang belum bisa gw hubungi terpaksa gw pendam dalam dalam
“ insha allah...besok bapak pulang bu...sebaiknya ibu istirahat aja dulu....” jawab gw yang berbalas anggukan kepala ibu, setelah terasa cukup lama menemani ibu di dalam kamar, terlihat kini ibu mulai memejamkan mata
Akhirnya tepat pukul sepuluh pagi, proses pemakaman aki pun dilakukan....kekhawatiran gw akan adanya kejadian aneh yang mengiringi proses pemakaman aki...kini sama sekali tidak terjadi, tapi walaupun tidak terjadi kejadian kejadian aneh selama proses pemakaman aki, gw masih mendapati beberapa warga kampung yang terlihat menghentikan pembicaraannya begitu gw menangkap basah pembicaraan yang terjadi diantara mereka
“ sebaiknya kamu berpikir positif aja nang, mungkin warga kampung itu tidak sedang membicarakan aki...” ucap ibu begitu mendengar pengaduan gw tentang tingkah laku dari beberapa warga kampung selama proses pemakaman aki, kak dira yang terlihat memperhatikan pembicaraan ini...kini terlihat menganggukan kepalanya sebagai tanda menyetujui perkataan ibu
“ bisa jadi sih bu, tapi andai aja ibu dan kak dira melihatnya sendiri, mungkin ibu dan kak dira akan mempunyai pikiran yang sama dengan apa yang danang pikirkan...” sepertinya perkataan yang terlontar dari mulut gw ini terdengar sangat masuk akal, ketidakhadiran ibu dan kak dira disaat prosesi pemakaman aki tadi , telah membuat adanya sedikit perbedaan pandangan antara gw dan ibu dalam menyikapi pembicaraan yang telah dilakukan oleh beberapa warga kampung tersebut
“ ohh iya nang...kira kira pukul berapa bapak kamu akan tiba di rumah...?” tanya ibu begitu menyadari ketiadaan bapak di rumah ini, mendengar pertanyaan tersebut, gw segara mengarahkan pandangan mata ini ke arah jam dinding, terlihat kini waktu sudah menunjukan pukul dua siang hari
“ sepertinya nanti malam bu.....” jawab gw yang berbalas keterkejutan di wajah ibu, andai saja ibu mengetahui kalau berita kematian aki yang gw sampaikan kepada bapak...baru bisa gw lakukan pagi ini, tentu ekspresi wajah ibu tidak akan menampakan keterkejutannya seperti ini
“ ya udahlah nang...mungkin bapak kamu memang sedang sibuk mengurusi proses pengunduran diri nya, ditambah lagi...bapak harus mengurus juga proses perpindahan sekolah kalian.....tapi ibu harap...bapak kamu bisa pulang malam ini....” perubahan intonasi suara ibu ketika mengatakan harapannya akan keberpulangan bapak malam ini, telah menimbulkan tanda tanya besar di hati gw ini, dan sepertinya kak dira dan daru pun menyadari perubahan intonasi suara ibu tadi
“ bu...boleh danang bertanya sesuatu....?” tanpa memberikan jawaban apapun, terlihat ibu mengarahkan tatapan matanya ke arah gw, ekspresi wajah ibu yang terlihat tegang, seperti menggambarkan adanya sebuah beban berat yang tengah bersemayam dalam pikirannya
“ danang hanya ingin tau bu...apa yang sebenarnya telah ibu alami malam itu....” tanya gw kembali yang berbalas butiran air mata yang terlihat mulai menggenang di kedua kelopak mata ibu
“ nang...firasat buruk ibu mengenai efek negatif dari ritual yang telah kamu lakukan terhadap aki kamu itu sepertinya kini telah menjadi kenyataan.....” ucap ibu seraya mengarahkan pandangan matanya ke arah adik kecil yang sedang tertidur lelap di sisinya
“ menjadi kenyataan...,menjadi kenyataan bagaimana bu....?” tanya kak dira yang merasa bingung dengan maksud perkataan ibu, lama ibu terdiam dalam tatapan kosongnya, genangan air mata yang sedari tadi masih tertahan di kedua kelopak matanya kini mulai terlihat membasahi wajahnya
“ sebenarnya ibu telah melihat sesuatu malam itu.......” kembali ibu terdiam, getaran suara dari perkataan yang baru saja terucap dari mulutnya seperti menggambarkan adanya imajinasi menyeramkan yang sedang bermain main dalam pikiran ibu, mendapati hal tersebut...daru yang sedari tadi hanya duduk terdiam mendengarkan pembicaraan ini kini terlihat menggenggam tangan ibu yang terlihat gemetar, dan sepertinya apa yang telah daru lakukan itu... kini telah dapat memberikan sebuah motivasi keberanian bagi ibu untuk kembali melanjutkan perkataannya, kini seiring dengan rangkaian kata kata yang mulai terucap dari mulut ibu, entah mengapa gw merasakan rangkaian kata kata tersebut seperti dapat menyalurkan imajinasi menyeramkan yang ada dalam pikiran ibu ke dalam pikiran gw...dan hal itu jelas membuat bulu kuduk di tengkuk gw ini seperti menebal
“ astaga bu....ibu yakin apa yang telah ibu lihat itu adalah sosok aki dan uwa odah....?” tanya kak dira begitu ibu telah mengakhiri perkataannya
“ entahlah ra....malam itu semuanya terlihat begitu gelap, diantara keterbatasan pandangan mata ibu...ibu hanya melihat sesosok wanita yang sedang berdiri di pinggir sumur...hembusan angin malam yang ibu rasakan malam itu seperti memainkan rambut panjang wanita tersebut....walapun posisi wanita tersebut membelakangi ibu...tapi ibu yakin kalau wanita itu sedang menangis sambil mengarahkan pandangannya ke dalam sumur......seiring dengan suara gema isak tangisnya yang semakin terdengar jelas di telinga ini...di saat itulah ibu mulai merasakan takut, hingga akhirnya ibu memutuskan untuk segera beranjak pergi dari halaman belakang....tapi... baru saja ibu membalikan tubuh ini untuk melangkahkan kaki menuju pintu rumah...ibu melihat ada sesosok yang pria tengah berdiri di depan pintu rumah sambil menggenggam sebuah golok kecil ditangannya, kulit tubuhnya yang berwarna hitam gelap...seperti membungkus kedua bola matanya yang terlihat tajam menatap ke arah ibu....ingin rasanya disaat itu ibu berteriak meminta tolong kepada daru dan dira yang ada di dalam rumah....tapi semua itu urung ibu lakukan karena ibu merasakan sorot mata pria tersebut seperti mampu membungkam mulut ibu dalam ketidakberdayaan....” untuk sejenak ibu kembali terdiam, butiran air mata yang mengalir dari kedua belah kelopak matanya kini terlihat semakin deras, mendapati hal tersebut...kini kak dira melayangkan pelukannya ke tubuh ibu
“ udah bu....jangan ibu teruskan lagi ceritanya...” bisik kak dira di telinga ibu
“ ya tuhannn...ibu benar benar tidak mempunyai keinginan untuk melahirkan adik kalian dalam situasi seperti itu....ketakutan yang ibu rasakan semakin terasa menjadi begitu melihat sesosok pria tersebut mulai melangkah menghampiri ibu, hal inilah yang membuat ibu akhirnya jatuh terjerambab ke tanah.....diantara rasa sakit yang mulai ibu rasakan...kini sesosok pria yang semula ada dihadapan ibu terlihat mulai memudar....dan tergantikan oleh kehadiran dira dan daru yang berlari keluar dari dalam rumah.....” ucap ibu mengakhiri penjelasan atas apa yang telah di alaminya, seiring dengan isak tangis ibu yang mulai terhenti...kini bisa terlihat ekspresi rasa lega di wajahnya
“ semoga nanti malam bapak udah ada di rumah ini bu....” ujar kak dira sambil melepaskan pelukannya pada tubuh ibu
“ semoga ra...karena ibu mempunyai firasat...semuanya ini akan semakin bertambah buruk tanpa adanya kehadiran bapak di rumah ini....”
sepertinya perkataan yang terlontar dari mulut ibu, kini mengakhiri percakapan kecil antara gw, ibu, kak dira dan daru di dalam kamar, seiring dengan perputaran jarum jam yang terus bergerak....tampak terlihat sinar lembayung senja yang sedari tadi tengah memamerkan pesonanya mulai tergantikan oleh kumpulan awan hitam yang bergerak bebas mengikuti hembusan angin
sekarpuspita531 dan 10 lainnya memberi reputasi
11
Kutip
Balas