Kaskus

Story

juraganpengkiAvatar border
TS
juraganpengki
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)

GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
Cool Cover By Agan Linbara (Thanks, Bree)..

Prolog

Setelah bangun dari ‘Mati Suri’ karena memutuskan untuk mencoba membunuh diri sendiri untuk melindungi Kitab Langit dan melenyapkan Bayu Ambar, gw kembali ke dunia nyata.. Kehidupan gw sedikit jauh berbeda, karena pengalaman ‘Mati Suri’ itu berefek langsung pada kelebihan yang gw miliki.. Gw masih sama Anggie, meski ujian atas cinta kami masih saja mendera.. Ada musuh baru, tentu saja.. Tapi ada juga sahabat baru yang muncul.. Karena ini akhir dari cerita kami berempat..

Kembalinya Anak Ibu...
Pengorbanan Pedang Jagat Samudera...
Cintai Aku Sewajarnya, Yank...
Matinya Seorang Saudara (Versi Gw/Bimo)
Berkumpul Kembali...
Keanehan Yang Mulai Muncul...
Sambutan Ketiga Saudara Ke Reinata...
Sabar???
Cukup! Tinggalin Aku Sendiri!!!
Siapa Kau???
Aku Ikutin Kemauan Kamu...
Keputusan Sepihak Yang Pahit...
Semua Beban Menjadi satu
Semua Beban Menjadi Satu (2)...
Serangkum Rindu Untuk Ayah...
Munculnya Penguasa Laut Utara...
Bertemunya Dua Penguasa...
Sebuah Kesepakatan...
Ibu Kenapa Yah???
Lu Kenapa, Ka???
Wanted Dead Or Alive.. ANTON!!!
Mo 'Perabotan' Lu Hancur Apa Tanggung Jawab???
It's The End Of Us...
Di Kerjain Ibu...
Ridho!!!
Kelewatan!!!
Munculnya Dua Penjaga Gerbang Kerajaan Laut...
Dewi Arum Kesuma VS Dewi Ayu Anjani
Datangnya Sosok Seorang Pemisah Dan Shock Therapy Buat Gw...
Kerajaan Jin...
Terkuaknya Semua Jawaban...
Maafin Gw, Bree...
Pengakuan Suluh...
Akhirnya Boleh Gondrong...
Pernikahan Kak Silvi Yang Seharusnya Membuat Gw Bahagia...
Pernikahan Kak Silvi Yang seharusnya Membuat Gw Bahagia (2)...
Tunggu Pembalasan Gw!!!...
Ni Mas Linduri dan Banas Ireng...
Dua Sosok Penyelamat Misterius...
Ada Apa Sama Ridho?...
Kesalahan Fatal...
Kembalinya Jin Penjaga Ridho dan Suluh...
Akibat Terlalu Ikut Campur...
Setiap Perbuatan Akan Mendapat Balasan...
Munculnya Viny Dan Sebuah Tantangan Bertarung...
Manusia Cabul...
Suara Penolong Misterius...
Bertemunya Kembali Sepasang Kekasih...
Terkuaknya Kebenaran...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar (2)...
Jaket Dan Celana Jeans Robek Serta Sweater Hitam Kumal...
She's My True Love...
Dilema...
Pertengkaran Dengan Ibu...
Rambe Lantak...
Gendewa Panah Pramesti...
Akan Ku Balaskan Dendam Mu, Arum Kesuma!!!
Yang Hilang dan Yang Kembali...
Jawaban Ayu...
Mati Gw!!!
Aku Makin Sayang...
Nasihat Om Hendra...
Jera Mencuri...
Ajian Segoro Geni...
Pilihan Sulit...
Keputusasaan Anggie...
Kabar Baik dari Ridho dan Suluh...
Perjalanan Menuju Pembalasan Dendam...
Rawa Rontek...
Rawa Rontek 2 (Terbayarnya Dendam)...
Kedatangan Pak Sugi...
Orang Titipan...
Hukuman Paling Berat...
Tidurlah Di Pangkuan Ku...
Menjajal Kesaktian...
Menjajal Kesaktian (2)...
Pengakuan Mengejutkan Babeh Misar...
Pengajaran Ilmu Silat Betawi...
Di Kepret Babeh Misar Lagi...
Tasya...
Naga Caglak dan Bajing Item...
Misteri Sebuah Dendam...
Kekuatan Sejati Kitab Langit Bagian Matahari...
Perpisahan...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera (2)...
Kembalinya Ibu...
Empat Bayangan Hitam...
Siapa Ni Mas Laras Rangkuti???
Dendam Seorang Sahabat...
Ini Keputusan Yang Harus Gw Ambil...
Semua Pengorbanan Ini Demi Ibu...
Rapuh...
Kabar Mengejutkan Sekar dan Sebuah Restu...
Siasat Braja Krama...
Munculnya Kitab Langit...
Si Pembuka Kitab langit dan Sosok Asli Pak Sugi...
Rencana Yang Matang...
Lamaran Pribadi...
Keingintahuan Anggie...
Perubahan Rencana...
Hampir Terjebak...
Kekecewaan Sekar...
Dua Syarat Reinata...
Aku Harap Kamu dan Anggie Bahagia, Mam...
Rahasia Sepasang Suami Isteri...
Menitipkan Amanah...
Berkumpulnya Para Pembela Kitab Langit...
Siasat Ki Purwagalih...
Raja Jin Raja Muslihat (Nyesek, Bree)...
Pertukaran Tawanan...
Perang Gaib PunTak Terelakkan...
Sang Penyelamat Dari Utara...
Pertempuran Awal Dua Penguasa Kerajaan Gaib...
Bertekuk Lututnya Sekutu Braja Krama...
Pertarungan Dua Putera (Gugurnya Satu Sahabat Gaib)...
Krama Raja...
Braja Krama Versus Krama Raja...
Raja Licik...
Aku Lah Sang Pembuka...
Siasat Krama Raja dan Bayu Ambar...
Terbukanya Semua Ilmu Terlarang...
Sebuah Pengecualian...
Sri Baduga Maharaja...
Hilangnya Sebuah Pengecualian...
Hilangnya Sebuah Pengecualian (2)...
Sebuah Pengorbanan...
Pahlawan...
Sumpah...
Ilmu Pamungkas yang Terlarang...
Kabar Yang Mengejutkan...
Pulang...
Pulang (2)...
Sedikit Kisah Rio Sebelum Kisah Ini Tamat...
Terhalang Sumpah...
Bantuan Sahabat Baik...
Bachelor Party...
Keturunan Lain Sang Prabu...
Pembalasan Dendam Singgih...
Sepenggal Kisah Nyi Mas Roro Suwastri...
Tawaran Yang Mengejutkan...
Lawan Atau Kawan???
Terkuaknya Silsilah...
Sebuah Kebenaran...
Sebuah Kebenaran (2)...
Bertemunya Dua Keturunan Sang Prabu...
Pertempuran Dua Hati...
Cinta Pertama VS Cinta Terakhir Jagat Tirta...
Pengakuan Bayu Barata...
Ki Larang dan Nyi Mas Galuh Pandita???
Prana Kusuma...
Kau Benar Keturunan Kami, Ngger...
Our Big Day...
Insiden...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga (2)...
Dua Tamu Istimewa...
Semua Karena Cinta...
Keputusan Sekar Kencana...
Kena Gampar...
Bonyok!!!
RIBET!!!
Berdamai...
Keponakan Baru...
Malam Pertama dan Tiga Keanehan...
Ajian Warisan Para Leluhur (The Last Part/End Of All Chapters)

SIDE STORIES

Keturunan Yang Tersesat...
Keturunan Yang Tersesat (2)...

Diubah oleh juraganpengki 15-07-2018 20:23
uang500ratusAvatar border
devanpancaAvatar border
iskrimAvatar border
iskrim dan 132 lainnya memberi reputasi
127
2.1M
8K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
juraganpengkiAvatar border
TS
juraganpengki
#2354
Gendewa Panah Pramesti...

Suara tawa Rambe Lantak terdengar menggema di sekitar taman dikaki Gunung Gede.. Terasa sekali tenaga dalam nya yang tinggi sempat disalurkan ke suara tawa untuk mengintimidasi kami..

“Tak disangka, Jin cantik Penjaga Gerbang Kerajaan Laut Utara pun datang menolong anak manusia yang dicintainya..” Ucap Rambe Lantak sambil melayang sejengkal diatas tanah berumput..

“Diam kau, Rambe Lantak!!!” Bentak Dewi Arum Kesuma dengan suara lantang..

“Ohh, Dewi Arum Kesuma.. Mengapa kau masih saja membela anak manusia itu? Bukan kah cinta mu sangat terlarang didunia Jin? Relakan pemuda itu untuk ku lenyapkan, dan beralihlah ke pelukan ku”

“Cihh! Lebih baik aku membunuh diriku sendiri, daripada mencintai Jin cabul seperti mu, Rambe!” Bentak Dewi Arum Kesuma setelah meludah ke samping, dan berniat maju untuk menyerang, namun langkahnya terpaksa gw hentikan..

“Jangan terburu nafsu, Arum Kesuma.. Tenaga dalam Rambe Lantak ada satu tingkat diatas mu” Kata gw sambil memegang bahu Jin Penjaga Gerbang Kerajaan Laut Utara..

“Aku tahu, Kakang.. Tapi, aku sama sekali tidak takut.. Dendam ku jauh lebih besar dibanding rasa takut”

Bukannya tersinggung mendengar ejekan Dewi Arum Kesuma, Rambe Lantak malah kembali tertawa.. Setelah puas tertawa, Jin berambut panjang acak-acakan itu nampak terdiam sambil mengucapkan suatu mantra.. Lalu berputar satu kali dan ketika berbalik sudah menjelma menjadi diri gw..

Baik gw dan Dewi Arum Kesuma, sama-sama tercengang dan mendenguskan nafas karena kesal..

“Arum Kesuma, tidakkah kau ingat saat aku merayu dan mencium mu dengan ganas? Manis bibir dan besarnya payudaramu, masih terasa jelas di....”

Belum selesai Rambe Lantak berucap, Dewi Arum Kesuma berteriak keras sambil melesat menusukkan Trisula Perak ke arah musuh utamanya.. Gw yang melihat, lantas melompat menyusul Jin Penjaga Gerbang Kerajaan Laut Utara..

Rambe Lantak sendiri yang sudah berubah ke wujud aslinya, sempat tertawa sambil melayang mundur ke belakang, melihat kami yang sangat bernafsu untuk menyerangnya.. Tusukan Trisula Perak milik Dewi Arum Kesuma hanya menusuk udara kosong, tapi dengan cepat Jin cantik berbaju kuning itu memburu Rambe Lantak dan membacokkan senjata ya ke arah kepala..

Secepat kilat, Rambe Lantak mengambil sesuatu yang berkilauan dari balik rompi hitamnya dan mengarahkan benda itu, untuk menangkis bacokan Trisula Perak..

TRANGG!!

Suara benturan dua besi terdengar dan menimbulkan percikan api dari bentrokan Trisula Perak dan Benda asing berkilau milik musuh kami.. Melihat Rambe Lantak masih menahan Trisula Perak diatas kepala, gw yang baru tiba di sebelah Dewi Arum Kesuma, langsung mengarahkan telapak tangan kanan ke dada nya..

BUGGH!!!

Tubuh Rambe Lantak terpetal sejauh lima tombak ke belakang dan jatuh tertelungkup di atas tanah, karena pukulan gw berhasil mengenai dadanya dengan telak.. Sementara, gw melompat mundur untuk melihat keadaan telapak tangan kanan yang terasa sakit sekali..

“Sial! Luka gw kebuka lagi” Kata gw saat melihat darah segar berwarna merah, kembali mengucur dari bekas luka yang belum kering di telapak tangan kanan..

Melihat, Rambe Lantak sedang mencoba bangkit kembali, Dewi Arum Kesuma lagi-lagi berteriak kencang dan melompat ke atas sambil mengayunkan Trisula Peraknya..

SETT!!

Selarik sinar perak dengan pola memanjang, melesat keluar dari ayunan Trisula Perak ke arah Rambe Lantak, yang sudah berdiri dengan luka menghitam berpola telapak tangan di dada kanannya..

Menyadari ada serangan berkekuatan tinggi yang mengancam keselamatan, Rambe Lantak juga melesat ke atas, sambil mengayunkan benda di genggaman tangannya..

WUSSSH!!!

Segelombang angin besar keluar dari ayunan senjata milik Rambe Lantak dan terus menggulung ke arah sinar perak..

WEERRRR!!!!

Suara dari gelombang angin besar dan sinar perak yang sudah bertemu di udara, terdengar menderu kencang dan membuat semua pohon yang berada di dekatnya bergoyang hebat.. Kedua mata gw terpicingkan, melihat dua kekuatan saling mengadu kesaktian..

Sinar Perak milik Dewi Arum Kesuma yang tertahan gelombang angin, nampak terus mencoba merasuk melawan angin.. Tapi, memang kenyataannya tenaga dalam Rambe Lantak masih berada setingkat diatas Dewi Arum Kesuma, akhirnya sinar perak itu berhasil dibelokkan oleh gelombang angin besar miliknya, hingga melesat menghantam langit..

Suara bergemuruh terdengar samar dari angkasa, seiring sinar putih yang muncul sesaat di balik awan..

Menyadari serangannya gagal, Dewi Arum Kesuma terdengar mengumpat beberapa kali.. Gw juga mengepalkan tangan karena kesal.. Dari arah depan, Rambe Lantak nampak berdiri berpijak diatas tanah berumput sambil mengamati luka hitam didadanya..

“Kau patut diberi pujian, anak muda.. Kau lah manusia pertama yang berhasil melukai ku.. Untuk itu, aku akan memberimu kematian yang cukup singkat” Kata Rambe Lantak sambil menunjuk gw dengan senjatanya yang ternyata adalah sebuah seruling..

Gw melirik ke arah Dewi Arum Kesuma yang terlihat terkejut menatap senjata Rambe Lantak..

“Setan Alas! Bagaimana mungkin Rambe Lantak memiliki Seruling Wesi Ireng? Kakang, kau harus segera pergi dari sini.. Seruling itu sangat berbahaya jika ditiupkan” Ucap Dewi Arum Kesuma yang memandang gw dengan wajah cemas..

Gw sendiri sempat melempar pandangan ke Rambe Lantak, yang mulai menempelkan Seruling Wesi Ireng di mulutnya, lalu kembali menatap wajah Dewi Arum Kesuma..

“Tidak, Arum Kesuma.. Aku tidak akan mundur hanya karena Senjata yang kau sebutkan.. Aku siap bertempur bersama mu melawan Rambe Lantak” Kata gw, sambil menyembunyikan darah yang masih menetes di telapak tangan kanan..

“Tapi, Kakang...” Sanggahan Dewi Arum Kesuma terdengar terputus, saat melihat musuh kami sudah memejam kan kedua matanya..

“Kita terlambat, Kakang..” Ucap Jin cantik Penjaga Gerbang Kerajaan Laut Utara dengan wajah pasrah, namun tetap menyiratkan raut tegas..

Perlahan, Dewi Arum Kesuma merapat ke samping gw dengan mengacungkan Trisula Perak.. Sayup-sayup, terdengar suara seruling yang mendayu-dayu penuh kesedihan dari arah Rambe Lantak.. Kedua mata Dewi Arum Kesuma nampak terbelalak, mendengar alunan nada dari Seruling Wesi Ireng..

“Astaghfirullah.. Ini Tembang Kematian.. Kakang, aku minta kau mundur tiga tombak ke belakang”: Perintah Dewi Arum Kesuma sambil mendorong tubuh gw, namun dengan cepat gw tepis tangan Dewi Arum Kesuma dari bahu..

“Turuti Jin cantik itu, bocah tengik.. Lawan yang kalian hadapi bukan sembarangan” lagi-lagi terdengar suara seorang wanita di dalam batin gw, akhirnya dengan perasaan kesal gw melompat tiga tombak ke belakang..

Diarah depan, tubuh Rambe Lantak nampak mulai melayang sambil terus meniupkan Seruling Wesi Ireng.. Perlahan, sedikit demi sedikit rambutnya yang hitam dan panjang acak-acakan berubah memutih, seiring kedua matanya yang nampak terbuka..

Gw tertegun melihat kedua bola mata Rambe Lantak pun telah berubah putih semua, bersamaan dengan melesatnya lima buah sinar kuning dari ujung bawah Seruling sakti miliknya.. Kelima sinar kuning yang melesat cepat ke arah kami, terdengar membawa alunan nada Tembang Kematian..

Dewi Arum Kesuma segera melompat ke atas dan mengayunkan Trisula Peraknya dua kali.. Dua sinar perak melesat keluar dari ayunan senjata Jin Penjaga Gerbang Kerajaan Laut Utara, ke arah lima sinar kuning dari Seruling Wesi Ireng.. Menyadari, tiga sinar kuning lainnya belum terbendung, Dewi Arum Kesuma langsung bersalto sambil menyabetkan tiga kali Trisula Perak ke arah depan..

SETT!!! SETT!!! SETT!!!

Tiga sinar perak kembali keluar dari sabetan Trisula Perak, menyusul dua sinar sama yang sudah lebih dahulu melesat..

DUARRRR!!!!

Suara ledakan cukup dahsyat terdengar keras Cumiakkan gendang telinga, bersamaan dengan timbulnya bola api besar diiringi gelombang kejut yang menerpa apapun.. Sinar bola api berwarna kuning terang di ledakan, membuat silau pandangan mata..

Dewi Arum Kesuma nampak terlempar ke belakang, terkena gelombang kejut ledakan dan hampir terjatuh menghantam sebuah pohon pinus, jika saja gw tidak melompat dan menangkap tubuhnya..

Dilain pihak, beberapa tombak di hadapan kami, sosok Rambe Lantak bersalto sambil mengayunkan Seruling Wesi Ireng.. Segulungan angin besar tercipta dari ayunan senjata sakti milik Rambe Lantak dan langsung menghadang gelombang kejut serta sambaran api ledakan..

Kedua mata gw membesar melihat, wajah Dewi Arum Kesuma nampak terbias pucat dan ada darah hitam yang mengalir dari sudut bibirnya.. Perlahan, gw dudukkan Jin cantik tersebut di atas tanah berumput..

“Hahaha! Sudah kah cukup kalian merasakan kesaktian Seruling wesi Ireng milikku?” Tanya Rambe Lantak yang menatap kami dengan kedua bola mata masih putih..

Mendengar ejekan Rambe Lantak, Dewi Arum Kesuma nampak kembali tersulut emosi dan mencoba bangkit.. Namun seketika ia jatuh terduduk karena kehabisan tenaga plus luka dalam yang dideritanya.. Gw yang langsung memegangi dua lengan Dewi Arum Kesuma, tercengang melihat gadis itu memuntahkan darah hitam yang berceceran di tanah berumput..

“Aku akan menyalurkan tenaga dalam ke punggung mu, Arum Kesuma” Ucap gw dengan wajah cemas sambil berniat melangkah ke belakangnya..

Tapi tiba-tiba, langkah gw terhenti saat Dewi Arum Kesuma menyambar lengan..

“Jangan, Kakang.. Aku baik-baik saja.. Percayalah.. Aku masih bisa melawan Rambe Lantak” Kata Dewi Arum Kesuma dengan menatap gw lekat-lekat, lalu perlahan bertumpu pada Trisula Perak untuk bangkit..

Tatapan mata Dewi Arum Kesuma nampak menyorot tajam ke arah Rambe Lantak..

“Oohh.. Ternyata Jin cantik Penjaga Gerbang Kerajaan Laut Utara masih penasaran dengan ku.. Sudahlah Dewi Arum Kesuma, sebaiknya kau menyerahkan diri kepada ku.. Aku tahu, dalam hatimu pasti ingin melanjutkan permainan cinta kita tempo hari” Teriak Rambe Lantak disusul senyuman genit yang menjijikan..

Jin cantik yang sedang berdiri di sebelah gw itu, hanya terdiam dengan terus menatap tajam ke arah lawan.. Perlahan, Dewi Arum Kesuma mengacungkan tangan kanan nya yang memegang Trisula Perak ke depan.. Lalu, mencopot mahkota kecil dia atas kepalanya dengan tangan kiri..

Gw yang berdiri disebelah Dewi Arum Kesuma, merasa heran saat melihat gadis itu memejamkan mata sambil merapalkan suatu mantera yang terdengar samar.. Tiba-tiba, kedua benda yang ada di pegangan tangan Dewi Arum Kesuma, diselimuti sinar terang.. Kedua mata gw membesar begitu melihat Trisula Perak dan mahkota kecil milik Dewi Arum Kesuma, sudah menjelma menjadi Busur Panah dan Anak panah disebelah kiri..

“Kau mengira akan bisa melumpuhkan ku dengan anak dan busur panah mainan seperti itu, Jin Penjaga Gerbang?” Tanya Rambe Lantak yang dibalas senyuman sinis di wajah Dewi Arum Kesuma yang masih pucat..

“Seumur hidupku, baru kali ini aku terpaksa menggunakan Gendewa Panah Pramesti.. Kau pasti pernah mendengar nama salah satu Pusaka Kerajaan ku ini, Jin Cabul!”

Untuk sesaat, gw melihat wajah Rambe Lantak yang tercengang, setelah mendengar nama senjata di tangan Dewi Arum Kesuma.. Dari situ, gw yakin bahwa Gendewa Panah Pramesti bukan lah senjata sembarangan.. Jelas sekali dari busur besar jelmaan Trisula Perak, terlihat sinar perak menyelimutinya.. Belum lagi anak panah jelmaan mahkota kecil Dewi Arum Kesuma yang juga diselimuti cahaya, namun dengan warna berbeda yaitu keemasan..

“Menyingkirlah dari dekat ku, Kakang.. Aku tidak mau kau terluka” Pinta Dewi Arum Kesuma sambil menoleh ke arah gw dengan raut wajah sendu..

Gw mengangguk satu kali, lalu melompat dua tombak ke belakang.. Tatapan gw terus memandangi sosok Dewi Arum Kesuma yang mulai menempelkan anak panah ke tali putih di pada busur.. Saat, anak panah menyatu dengan busurnya, sebuah cahaya berkilauan untuk sesaat berpendar dari kedua benda pusaka itu..

Dari arah depan, Rambe Lantak nampak kembali mulai meniupkan Seruling Wesi Ireng mengalunkan Tembang Kematian.. Lima larik sinar kuning lagi-lagi melesat keluar dari ujung bawah seruling..

Perlahan-lahan, tubuh Dewi Arum Kesuma nampak melayang dan mulai mengusung Gendewa Panah Pramesti, mengarahkan senjata itu tepat ke lima sinar kuning, dan bersiap menembak.. Tubuhnya yang ramping dan terbalut kain berwarna kuning

Sambil berteriak kencang, Dewi Arum Kesuma melepaskan anak panahnya yang secepat kilat melesat ke arah lima sinar kuning.. Sebuah cahaya keemasan tercipta dari lesatan anah panah Gendewa Panah Pramesti, disertai suara melengking tinggi sebagai pertanda ujung Senjata Pusaka itu terus merobek udara kosong..

Tapi, tiba-tiba Rambe Lantak melompat sambil mengayunkan Seruling Wesi Ireng ke bawah.. Kedua mata gw membesar saat melihat dua dari lima sinar kuning itu memisahkan diri dari tiga sinar lainnya, dan melesat secepat kilat tepat ke arah gw..

Sambil mengerahkan seluruh tenaga dalam ke kedua telapak tangan, gw berniat menangkis sinar kuning milik Rambe Lantak menggunakan Ajian Tapak Jagat.. Pandangan gw menatap tajam ke arah kesaktian dari Seruling Wesi Ireng itu, yang terus mendekat..

Dengan gerakan sangat cepat, Dewi Arum Kesuma tiba-tiba melompat ke hadapan gw sambil melemparkan ujung Selendang Kuningnya ke arah dua sinar berwarna sama, yang beberapa saat lagi akan menghantam gw.. Gw sendiri tercengang melihat tindakan gegabah Jin cantik itu, namun..

DUARRR!!! DUARR!!! KYAAA!!!

Satu suara ledakan dahsyat saat anak panah Gendewa Panah Pramesti menabrak tiga sinar kuning terdengar beberapa tombak di atas tanah.. Disusul suara ledakan yang lebih kecil, ketika ujung Selendang Kuning menyambar satu larik sinar yang sempat mengancam nyawa gw.. Dan suara terakhir adalah jeritan Dewi Arum Kesuma, saat bagian atas dada kanannya terhantam satu sinar kuning yang tersisa..
Diubah oleh juraganpengki 08-02-2018 22:22
jenggalasunyi
sampeuk
dodolgarut134
dodolgarut134 dan 15 lainnya memberi reputasi
16
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.