Kaskus

Story

nengsrAvatar border
TS
nengsr
I Love You More Than You Think
I Love You More Than You Think

Thanks for the amazing cover Om quatzlcoatl


I Love You More Than You Think

(Ssstt.. this is the real picture of us)


Aku sering bertanya-tanya pada diri sendiri, apa yang paling berperan di kehidupan ini? cintaatau uang?
Dan aku pernah bertanya pada ibuku, beliau menjawab uang. Karena beliau berpikir realistis, katanya cinta saja tidak ada uang ya tidak hidup.
Ya memang. Tetapi aku agak kurang setuju, karena ketika tidak punya uang aku tidak semerana itu. Tapi jika hati yang terluka, hati yang mengelola semuanya. Sedih berkepanjangan menghilangkan semua gairah.



Panggil saja aku Hani, itu nama kecilku. Aku asli orang Surabaya jadi ga pake 'gue-elo'. Maklum orang jawa, ketika ada yang pake sebutan 'gue' pasti pada nyeletuk "mangan tahu tempe ae gue gue" emoticon-Big Grin

Mau ijin pada para pecinta SFTH buat nulis sebagian kisahku. Ya hanya sekedar untuk mengabadikan emoticon-Smilie
Maaf jika tulisanku jelek, memang bukan penulis emoticon-Big Grin
Apabila ada yang mengenalku, aku mohon dengan sangat jangan bocor ya gan emoticon-Smilie PM aja kalo mau. Oke?

Selamat menikmati...

Spoiler for Index:


Spoiler for Mulustrasi:
Diubah oleh nengsr 21-09-2020 23:10
protradersignalAvatar border
a9r7aAvatar border
bukhoriganAvatar border
bukhorigan dan 13 lainnya memberi reputasi
12
113.9K
847
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.8KAnggota
Tampilkan semua post
nengsrAvatar border
TS
nengsr
#497
Mencari Kedamaian
Aku tahu dia merasa bersalah yang teramat. Bahkan dia sendiri mengakui bahwa dia berdosa telah meninggalkanku. Tapi ya sekali lagi, entahlah aku ga bisa memahami pikirannya. Kalo memang maunya dia seperti ini, aku juga bukan patung ya bisa kuat berdiri dan diabaikan terus menerus.

Aku belajar terbiasa tanpa kehadirannya, tanpa perhatiannya. Tapi itu susah. Apalagi untuk di awal pertama. Aku seperti orang bodoh. Saat di rumah, terlebih di kamar. Aku hanya berdiam diri. Kadang membaca ulang chat kita yang dulu2. Mendengarkan lagu2 mellow. Dan berakhir dengan tangisan. Ya... seperti yang dilakukan orang galau pada umumnya.

Bukan baru sekali ini aku patah hati. Udah dua kali sebelumnya dan ini yang ketiga kali. Disaat aku udah berumur lebih dari 20tahun. Yang udah bukan mikir pacaran hanya buat seneng2 semata. Tapi udah mikir masa depan. Dan ternyata Tuhan belum mengijinkan emoticon-Smilie

-----

Setelah dua hari di malam perpisahan itu, akhirnya malam ini aku keluar buat meet up sama temen2ku. Sewaktu mau keluarin motor aku ditanyain ibu.

"Mau kemana? Kok bawa motor sendiri?" Tanya ibu.

"Ya kan biasanya emang sendiri." Jawabku.

"Biasanya kan sama Dani.."

"Ya berarti ini ga biasa.." jawabku cuek.

"Loh, kenapa?" Ibu mulai curiga.

"Udah putus bu." Dan akhirnya ngomong juga.

"Loh... kenapa putus?" Ibu kayak yang iba gitu.

"Ga boleh pacaran dulu sama ibunya." Untuk kali ini aku jawabnya agak berat nahan tangis.

"Ooh.. ya sudah, gapapa. Belum jodoh. Kalo jodoh juga ketemu lagi. Dia nurut sama ibunya. Kalo dia emang sayang sama kamu juga nanti dia berusaha.." ibu berusaha nenangin aku.

"Putus pas kemarin malem itu ya? Pantes kok pergi tapi cepet banget pulangnya.." ucap ibu lagi.

Aku ga jawab omongan ibu dan langsung pamit. Daripada di rumah larut dalam kesedihan, mending ketemu temen yang selalu bisa bikin aku ketawa dan lupa dengan masalah ini.

Ceritanya ini kita lagi halal bihalal ala anak muda tapi ya cuma sama temen deket aja. Temenku yang merantau di Cilegon, si Vino lagi pulang, kesempatan buat kita kumpul ini ga bakal di sia-siain sama yg lain. Ada aku, Sita, Arif, Febri, Vino, dan Hendra. Putri ga ikut, lagi di rumah saudaranya. Mereka ini temen2 sekelas SMK ku, kita suka namain geng kita ini "terbaik". Yang emang semua kita ini terbaik emoticon-Big Grin

Rencananya kita mau makan, tapi sebelumnya ngumpul dulu. Dan setelah ngumpul baru menuju ke tempatnya yang ternyata tutup emoticon-Nohope Yaudah asal masukin tempat makan yang lagi buka aja.

Setelah parkir kita langsung duduk. Ini warung makan yang ngisi cuma kita.

"Mau makan apa he manusia manusia kelaparan?" Tanya Vino yang lagi berdiri di sebelah ibu pemilik warung.

"Adanya apa Vin?" Tanya Hendra.

"Ada ibunya nih.." jawab Vino sambil nunjuk si ibu pemilik warung.

"Hahaha tae*mu!" Jawab Arif. Yang lainnya pun cuma bisa tertawa.

"Itu loh ada menunya cuk, ga bisa baca apa?" Ucap Vino nunjuk deretan menu yang terpampang di tembok.

"Aku nasi rawon!" Ucap Sita semangat.

"Aku pecel aja.." kata Arif.

Febri maju dan melihat makanan yang berjejer sambil merangkul pundak Vino.

"Aku nasi campur aja deh.." kata Febri ke ibunya.

"He, kamu apa manusia tercepat?" Tanya Vino ke Hendra. Dia bilang manusia tercepat ini maksudnya kebalikannya, Hendra ini makannya paling lama dan habisnya terakhir sendiri.

"Hahaha..." tawa kita serempak.

"Jasit! Sek ta... pecel aja deh aku Vin." Jawab Hendra akhirnya.

"Kamu apa Han?" Kini Vino tanya ke aku. Yang sedari tadi bingung mau makan apa, ga nafsu makan. Dan seharian ini emang aku ga makan nasi lagi.

"Es jeruk aja aku." Jawabku.

"Makannya?

"Ga makan."

"Loh.. makan jhe, nanti mati loh." Kata Sita.

"Iya, makan Han. Jangan putus gitu jadi ga mau makan." Arif menimpali.

"Loh, putus ta?" Tanya Febri.

"Iya haha" jawabku nyengir.

"Kapan?" Tanyanya lagi.

"Kemarin. Hari ke 3 lebaran."

"Oh ya bener. Momennya pas. Abis mutusin terus minta maaf. Kan masih momen lebaran." Febri ngomong gitu ga ke aku, tapi kayak ngobrol sama Vino.

Dan Vino dengerin sambil cekikikan dan ngangguk2. Yang sukses bikin aku ngakak juga. Hahaha bener juga katanya ya.

Benar saja, kumpul sama mereka aku happy banget ga inget sama sedihku. Biarpun emang udah beberapa hari ini aku ga makan nasi tapi aku juga ga kelaparan. Emang nafsu makanku ilang gitu aja. Terima kasih gengs, kalian memang terbaik!

-----


Siang ini aku lagi duduk di depan pintu theater yang sebentar lagi dibuka. Sambil sesekali memandangi hp, memastikan jikalau ada pesan dari ketiga temanku yang lagi kutunggu kedatangannya.

Aku adalah orang yang ontime, apalagi untuk yang benar2 dituntut ketepatannya seperti nonton film ini. Aku harus berada di bioskop 1 jam sebelum film tayang. Karena kudu beli tiket dulu kan. Kebiasaanku untuk menghargai waktu ini tertanam semenjak aku rajin ikut ekskulku itu.

Kemudian mereka bertiga datang barengan. Sepertinya mereka janjian. Dan ada yang bikin aku kaget lagi, si Anya sama Dinda pake hijab. Kalo Putri sih emang berhijab sejak lulus sekolah. Lha kalo mereka berdua?

"Ini puasanya udah berakhir kan?" Tanyaku yang langsung disambut gelak tawa oleh mereka.

"Assalamualaikum..." sapa Anya yang dibuat sealim mungkin dengan mengatupkan dua tangannya di depan dada.

"Oh apa masih nuansa lebaran, makanya pake hijab ya? Oke. Anggap aja aku non muslim." Kataku kemudian karena cuma aku di antara mereka berempat yang ga berhijab.

Dan kita langsung masuk ketika pintu theaternya sudah dibuka. Setelah kasih 4 tiket nonton dulu ke mba nya.

"Din, kamu pake jilbab karena nuansa lebaran kan?" Tanyaku lagi yang masih penasaran saat kita jalan di lorong menuju kursi penonton.

"Lagi belajar dia Nduk.. kalo si manusia umbi umbian ini sih ikut2an aja." Kata Putri yang ditujukan pada Anya.

"Masha Allah... Subhanallah..." kataku yang seperti takjub dengan mengelus dada.

Putri dan Anya ketawa tapi yang ditanya cuma cengingisan dan senyum2 doang.

Siang ini kita mau nonton film Step Up: All In. Aku selalu suka film ini karena dancenya keren2. Yang sukses bikin mulutku menganga dan mataku berbinar iri dengan dance mereka. Karena aku suka banget dengan dunia tari or dance dari kecil.

Setelah film kelar kita langsung keluar theater dan di lobby bioskop kita langsung disambut sama Sakti, temen kita juga yang lagi kuliah di Jakarta. Karena emang dia udah bilang sama Anya mau nyusulin kesini. Jelas ketemu dia kita seneng banget karena udah lama ga ketemu.

"Hey, ya ampun. Saktiiii..." teriak kita heboh. Lalu peluk2 lah kita.

"Minal Aidzin Wal Faidzin ya.." kita pun bergantian untuk saling memaafkan emoticon-shakehand

Biasalah yang terjadi kemudian pastinya rumpik, wefie, baru lanjut jalan.

"Eh, Dani itu siapa sih?" Tanya Sakti tiba2 ke aku.

"Ha?" Hanya kata itu yang bisa keluar dari mulutku.

"Hmmmm.... Sakti mulai lagi." Kata Anya.

"Loh, emang kenapa?" Tanya Sakti lagi.

"Itu mantannya Hani.." jawab Anya.

"Loh, udah mantan? Kapan pacarannya?"

"Ya sebelum putus." Jawabku.

"Oh iya bener."
"Tapi itu dia siapa sih? Anak sekolah kita?"

"Iya. Adek kelas."

"Ooh.. suka daun muda sekarang.."

"Damn! No!" Ucapku secepat kilat.

Maklum lah, Sakti udah di Jakarta sejak pertengahan tahun lalu. Jadi dia ga tau tentang perkembangan yang terjadi antar sahabatnya di Surabaya ini. Yang jelas hari itu kita habiskan dengan bersenang senang, quality time kita.

...

Tapi sekuat apa aku berlari dan berusaha tetap runtuh juga. Aku hanya perempuan biasa yang rapuh..

Dan aku minta maaf kalo setelah ini ga nyaman untuk dibaca. Kalian mungkin mikir aku lebay, putus cinta aja segitunya. Iya untuk kalian yang sering banget pacaran sih biasa. Tapi engga buat aku yang punya rasa trauma. Dan aku sudah dewasa bukan abg yang baru merasakan cinta2an. Sudah bukan waktunya.

Aku terlalu takut berkomitmen, aku takut apa yang dialami ibu terjadi juga padaku. Aku juga sangat susah sekali jatuh cinta. Dan aku sangat selektif, jadi begitu ketemu yang pas dan menurutku itu baik, aku terlalu berharap padanya.

Malam ini, aku kembali menangis tapi kali ini dihadapan Allah. Aku menangis di tengah sholat maghribku. Bahuku bergetar menahan isak tangis. Kakiku rasanya lemas. Berulang kali aku menghela napas panjang agar tangisku berhenti.

Setelah sholat pun aku mengambil kitab suci dan mulai mengaji. Tapi kembali tangis itu pecah. Aku hentikan ngajiku agar suaraku tak terdengar..

Quote:


Aku benar2 malu mengadu seperti itu di hadapan Allah. Tapi semua ini kan juga rencana-Nya. Mengadu pada-Nya membuatku lebih tenang..

Terhitung sejak putus, di malam2 selanjutnya air mata itu selalu lancang meluncur begitu saja tak pernah terlewatkan sampai malam ke 13. Dan selama seminggu juga aku ga makan nasi. Patah hati yang melelahkan emoticon-Nohope

Untuk berdamai dengan masa lalu, harus dimulai dengan berdamai pada diri sendiri dulu. Aku mencoba menerimanya, mencoba ikhlas dengan sabar menjalankan skenario dari Allah.

Aku ga putus komunikasi kok sama Dani. Aku juga ga bisa terlepas gitu aja sama dia. Kan kita ga ada masalah, maksudku tentang perasaan kita. Waktu itu hari minggu, setelah malemnya aku pergi kondangan tanpa dia. Dan kebetulan ibunya ulang tahun.

BBM
Quote:


Begitulah..
Aku bukan orang yang pendendam. Hanya saja aku tak pandai menutupi sakit hati. Aku marah, tapi setelah reda pasti aku langsung memaafkan. Dan aku masih sering merindukannya, entah dengan dia..

Sampai sebulan kemudian..

Aku dikirimi broadcast bbm sama dia.

BBM
Quote:


Hmmm, ikut ga yaa...
Diubah oleh nengsr 10-02-2018 12:01
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.