Kaskus

Story

juraganpengkiAvatar border
TS
juraganpengki
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)

GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
Cool Cover By Agan Linbara (Thanks, Bree)..

Prolog

Setelah bangun dari ‘Mati Suri’ karena memutuskan untuk mencoba membunuh diri sendiri untuk melindungi Kitab Langit dan melenyapkan Bayu Ambar, gw kembali ke dunia nyata.. Kehidupan gw sedikit jauh berbeda, karena pengalaman ‘Mati Suri’ itu berefek langsung pada kelebihan yang gw miliki.. Gw masih sama Anggie, meski ujian atas cinta kami masih saja mendera.. Ada musuh baru, tentu saja.. Tapi ada juga sahabat baru yang muncul.. Karena ini akhir dari cerita kami berempat..

Kembalinya Anak Ibu...
Pengorbanan Pedang Jagat Samudera...
Cintai Aku Sewajarnya, Yank...
Matinya Seorang Saudara (Versi Gw/Bimo)
Berkumpul Kembali...
Keanehan Yang Mulai Muncul...
Sambutan Ketiga Saudara Ke Reinata...
Sabar???
Cukup! Tinggalin Aku Sendiri!!!
Siapa Kau???
Aku Ikutin Kemauan Kamu...
Keputusan Sepihak Yang Pahit...
Semua Beban Menjadi satu
Semua Beban Menjadi Satu (2)...
Serangkum Rindu Untuk Ayah...
Munculnya Penguasa Laut Utara...
Bertemunya Dua Penguasa...
Sebuah Kesepakatan...
Ibu Kenapa Yah???
Lu Kenapa, Ka???
Wanted Dead Or Alive.. ANTON!!!
Mo 'Perabotan' Lu Hancur Apa Tanggung Jawab???
It's The End Of Us...
Di Kerjain Ibu...
Ridho!!!
Kelewatan!!!
Munculnya Dua Penjaga Gerbang Kerajaan Laut...
Dewi Arum Kesuma VS Dewi Ayu Anjani
Datangnya Sosok Seorang Pemisah Dan Shock Therapy Buat Gw...
Kerajaan Jin...
Terkuaknya Semua Jawaban...
Maafin Gw, Bree...
Pengakuan Suluh...
Akhirnya Boleh Gondrong...
Pernikahan Kak Silvi Yang Seharusnya Membuat Gw Bahagia...
Pernikahan Kak Silvi Yang seharusnya Membuat Gw Bahagia (2)...
Tunggu Pembalasan Gw!!!...
Ni Mas Linduri dan Banas Ireng...
Dua Sosok Penyelamat Misterius...
Ada Apa Sama Ridho?...
Kesalahan Fatal...
Kembalinya Jin Penjaga Ridho dan Suluh...
Akibat Terlalu Ikut Campur...
Setiap Perbuatan Akan Mendapat Balasan...
Munculnya Viny Dan Sebuah Tantangan Bertarung...
Manusia Cabul...
Suara Penolong Misterius...
Bertemunya Kembali Sepasang Kekasih...
Terkuaknya Kebenaran...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar (2)...
Jaket Dan Celana Jeans Robek Serta Sweater Hitam Kumal...
She's My True Love...
Dilema...
Pertengkaran Dengan Ibu...
Rambe Lantak...
Gendewa Panah Pramesti...
Akan Ku Balaskan Dendam Mu, Arum Kesuma!!!
Yang Hilang dan Yang Kembali...
Jawaban Ayu...
Mati Gw!!!
Aku Makin Sayang...
Nasihat Om Hendra...
Jera Mencuri...
Ajian Segoro Geni...
Pilihan Sulit...
Keputusasaan Anggie...
Kabar Baik dari Ridho dan Suluh...
Perjalanan Menuju Pembalasan Dendam...
Rawa Rontek...
Rawa Rontek 2 (Terbayarnya Dendam)...
Kedatangan Pak Sugi...
Orang Titipan...
Hukuman Paling Berat...
Tidurlah Di Pangkuan Ku...
Menjajal Kesaktian...
Menjajal Kesaktian (2)...
Pengakuan Mengejutkan Babeh Misar...
Pengajaran Ilmu Silat Betawi...
Di Kepret Babeh Misar Lagi...
Tasya...
Naga Caglak dan Bajing Item...
Misteri Sebuah Dendam...
Kekuatan Sejati Kitab Langit Bagian Matahari...
Perpisahan...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera (2)...
Kembalinya Ibu...
Empat Bayangan Hitam...
Siapa Ni Mas Laras Rangkuti???
Dendam Seorang Sahabat...
Ini Keputusan Yang Harus Gw Ambil...
Semua Pengorbanan Ini Demi Ibu...
Rapuh...
Kabar Mengejutkan Sekar dan Sebuah Restu...
Siasat Braja Krama...
Munculnya Kitab Langit...
Si Pembuka Kitab langit dan Sosok Asli Pak Sugi...
Rencana Yang Matang...
Lamaran Pribadi...
Keingintahuan Anggie...
Perubahan Rencana...
Hampir Terjebak...
Kekecewaan Sekar...
Dua Syarat Reinata...
Aku Harap Kamu dan Anggie Bahagia, Mam...
Rahasia Sepasang Suami Isteri...
Menitipkan Amanah...
Berkumpulnya Para Pembela Kitab Langit...
Siasat Ki Purwagalih...
Raja Jin Raja Muslihat (Nyesek, Bree)...
Pertukaran Tawanan...
Perang Gaib PunTak Terelakkan...
Sang Penyelamat Dari Utara...
Pertempuran Awal Dua Penguasa Kerajaan Gaib...
Bertekuk Lututnya Sekutu Braja Krama...
Pertarungan Dua Putera (Gugurnya Satu Sahabat Gaib)...
Krama Raja...
Braja Krama Versus Krama Raja...
Raja Licik...
Aku Lah Sang Pembuka...
Siasat Krama Raja dan Bayu Ambar...
Terbukanya Semua Ilmu Terlarang...
Sebuah Pengecualian...
Sri Baduga Maharaja...
Hilangnya Sebuah Pengecualian...
Hilangnya Sebuah Pengecualian (2)...
Sebuah Pengorbanan...
Pahlawan...
Sumpah...
Ilmu Pamungkas yang Terlarang...
Kabar Yang Mengejutkan...
Pulang...
Pulang (2)...
Sedikit Kisah Rio Sebelum Kisah Ini Tamat...
Terhalang Sumpah...
Bantuan Sahabat Baik...
Bachelor Party...
Keturunan Lain Sang Prabu...
Pembalasan Dendam Singgih...
Sepenggal Kisah Nyi Mas Roro Suwastri...
Tawaran Yang Mengejutkan...
Lawan Atau Kawan???
Terkuaknya Silsilah...
Sebuah Kebenaran...
Sebuah Kebenaran (2)...
Bertemunya Dua Keturunan Sang Prabu...
Pertempuran Dua Hati...
Cinta Pertama VS Cinta Terakhir Jagat Tirta...
Pengakuan Bayu Barata...
Ki Larang dan Nyi Mas Galuh Pandita???
Prana Kusuma...
Kau Benar Keturunan Kami, Ngger...
Our Big Day...
Insiden...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga (2)...
Dua Tamu Istimewa...
Semua Karena Cinta...
Keputusan Sekar Kencana...
Kena Gampar...
Bonyok!!!
RIBET!!!
Berdamai...
Keponakan Baru...
Malam Pertama dan Tiga Keanehan...
Ajian Warisan Para Leluhur (The Last Part/End Of All Chapters)

SIDE STORIES

Keturunan Yang Tersesat...
Keturunan Yang Tersesat (2)...

Diubah oleh juraganpengki 15-07-2018 20:23
uang500ratusAvatar border
devanpancaAvatar border
iskrimAvatar border
iskrim dan 132 lainnya memberi reputasi
127
2.1M
8K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
juraganpengkiAvatar border
TS
juraganpengki
#1685

Akibat Terlalu Ikut Campur...

Empat sosok Jin berupa manusia dengan keempat pasang rongga mata tak berbola, berdiri berbaris persis sejengkal didepan muka gw.. Gw sendiri sempat jatuh terduduk karena terpeleset menginjak tanah basah, saking kagetnya.. Dengan cepat gw berdiri dan membersihkan bagian belakang celana jeans hitam, dan segera mengeluarkan Ajian Tapak Jagat di kedua kepalan tangan..

Pandangan mata gw menatap nanar ke arah empat sosok, yang saat ini masih melayang dengan keempat pasang tangan dan sebelah kaki terikat rantai besi hitam.. Kondisi mereka nampak mengenaskan.. Empat sosok jin itu berupa sepasang manusia dewasa, laki-laki dan perempuan yang berusia dikisaran setengah abad.. Sedangkan, dua sosok lain menjelma menjadi sosok seorang gadis muda dan sosok anak kecil berusia sepantar dengan adik perempuan gw, Ayu..

Semua sosok tersebut melayang telanjang tanpa ditutupi sehelai benang.pun.. Seluruh tubuh tiap-tiap sosok, nampak dipenuhi luka cambukan hingga daging nya terlihat menganga mengucurkan darah merah .. Samar-samar, gw mendengar suara lirih yang meminta tolong dari tiap mulut mereka.. Yang gw heran, gw sama sekali tidak merasakan hawa Jin dari keempat sosok itu.. Lalu, apakah mereka ini hantu?

Tiba-tiba, keempat sosok tersebut berteriak bersamaan, saat rantai hitam yang mengikat tangan dan sebelah kaki mereka tertarik dari belakang.. Sontak, keempat sosok itu tertarik kencang, menembus pintu rumah yang tertutup rapat dari dalam.. Karena penasaran, gw ikuti arah hilangnya mereka dan mulai berjalan mengendap-endap, menerobos rumput ilalang liar yang tingginya hampir sepinggang..

Tepat di depan pintu, yang awalnya bercat putih namun sekarang sudah coklat berlumut, gw mencoba menggunakan Ajian pemberian Raden Dwipa untuk melihat seperti apa keadaan di dalam bangunan kosong itu..

Pandangan mata gw seketika membesar, saat melihat empat sosok mahluk berupa manusia yang terikat itu, sedang di tarik sesosok mahluk tinggi besar berwajah kera berbadan manusia.. Dari mahluk setengah kera tersebut, gw bisa merasakan aura Jin yang cukup kuat.. Dalam hati, gw sebenarnya ingin memanggil Sekar ataupun Bayu Barata, tapi merasakan aura Jin itu hanya cukup kuat, bukan sangat kuat, gw rasa akan bisa mengatasinya, jika seandainya terjadi apa-apa..

Perlahan, gw mencoba membuka jendela yang kebetulan tidak terkunci.. Baru saja gw menginjakkan kaki memasuki rumah itu, tiba-tiba, sebelah kaki kiri gw terasa seperti terjerat sesuatu..

DRETTT...

Kedua mata gw seketika membesar, begitu melihat rantai hitam sudah mengikat kaki kiri dan menarik tubuh gw hingga terlempar menghantam dinding..

BRUGG!!!

Suara jatuhnya tubuh gw menghantam lantai keramik putih berdebu tebal, terdengar cukup keras.. Gw sempat terbatuk-batuk beberapa kali, merasakan sesak di dada akibat terjatuh, sekaligus sesak karena jutaan debu mengepul mengotori udara pengap..

“Lancang! Berani nya kau mencampuri urusan kami, anak manusia!” Ucap Jin bersosok kera sambil menatap nanar ke arah gw..

Kedua matanya yang mencorong merah nampak menyala.. Mulutnya yang menyeringai dengan empat taring besar di bagian gigi atas dan bawah, terlihat meneteskan air liur.. Kedua tangannya nampak memegangi erat, ujung rantai hitam yang mengikat kaki gw..

Dengan cepat gw berdiri, dan langsung menghantam rantai hitam di kaki kiri gw dengan Ajian Tapak Jagat..

TRANGG!!!

Suara seperti dua besi beradu, terdengar keras dan menimbulkan percikan api, saat telapak tangan kanan gw menghantam rantai hitam dan berhasil memecahkan benda itu.. Dengan cepat gw menendang rantai tersebut hingga menjauh.. Dihadapan gw, mahluk bersosok kera itu terlihat cukup terkejut, mengetahui bahwa lawan yang ada di hadapannya saat ini, ternyata mampu mematahkan rantai hitam miliknya..

Gw segera membuka jaket dan mengikatkan di sebagian wajah, untuk menghalangi jutaan debu yang masih beterbangan, lalu kembali bersiap dengan dua telapak tangan masih terisi Ajian Tapak Jagat..

Belum sedetik gw selesai mengikatkan jaket, tiba-tiba dari arah belakang sebuah telapak tangan sangat besar muncul tanpa gw sadari, dan mencengkram seluruh tubuh gw.. Gw mencoba berontak sekuat tenaga, tapi cengkraman tangan berbulu seperti tangan kera itu, membuat tubuh gw sama sekali tidak bisa bergerak..

“AARRGH”

Gw sempat berteriak kesakitan, saat tangan yang tiap jarinya berukuran sebesar tiang listrik itu, mengencangkan cengkaraman nya.. Seketika gw merasa tiap tulang ditubuh gw hancur, disusul rasa sakit teramat sangat, bersamaan dengan hilangnya kesadaran..

BYURRR!!!

“Bangun!”

Kedua mata gw perlahan terbuka saat mendengar dua suara samar di telinga, sekaligus rasa basah dan lengket di sekujur tubuh.. Pandangan gw untuk sesaat masih berkunang-kunang.. Sengaja gw memejamkan mata untuk memulihkan pandangan dan membukanya kembali..

Seketika gw tercekat saat menyadari bahwa gw sudah berada di depan sesosok mahluk yang sangat mirip dengan kera, namun bermahkota besar seperti seorang raja.. Mahluk itu nampak melirik ke arah gw, sambil mengunyah sesuatu yang membuat perut gw mual.. Dia sedang mengunyah jari tangan manusia..

Gw segera bangkit, namun ternyata kedua tangan dan kaki gw sudah terikat oleh empat rantai hitam yang tertancap di empat tiang besar berwarna hitam.. Di sekeliling gw, nampak enam sosok mahluk yang sekujur tubuh mereka ditumbuhi bulu cokelat lebat laksana kera..

Satu hal yang membuat gw sedikit risih berdiri dengan dua kaki dan tangan terikat dihadapan mereka, adalah saat gw menyadari bahwa saat ini tubuh gw sudah tidak lagi mengenakan apapun.. Dan cairan merah apa ini yang melekat lengket di tubuh gw dan berbau amis? Darah! Mereka sudah mengguyur tubuh gw dengan darah..

Sontak, gw kerahkan seluruh tenaga dalam sekaligus Ajian Tapak Jagat di kedua tangan yang terikat, karena merasa sangat kesal.. Gw pusat kan tenaga dalam di kedua kaki dan tangan, mencoba menarik keempat rantai untuk melepaskan diri.. Tapi percuma, tenaga gw cepat sekali terkuras.. Jangan kan memutus rantai hitam, mencabut ujungnya yang tertancap di empat tiang besar saja, gw tidak sanggup..

“Percuma, anak muda! Sekuat apapun kau memiliki tenaga dalam, kau tidak akan bisa melepaskan diri dari jeratan Rantai Paku Bumi milik ku” Ucap sosok kera bermahkota yang duduk di atas Singgasana terbuat dari rangkaian tulang manusia..

Kedua mata gw menatap nanar, ke sosok yang barusan membuang tulang jari manusia yang telah habis dagingnya, ke lantai hitam di bawah..

“Siapa kau? Mengapa aku bisa berada disini?” Tanya gw dengan suara tinggi, sambil terus berusaha berontak..

Tiba-tiba, sosok bertubuh sama tinggi dengan gw namun berpenampilan layaknya kera berbulu hitam, secepat kilat melayang dan langsung mencekik leher gw.. Hembusan nafasnya sungguh berbau amis dan busuk, dari wajah yang hanya berjarak beberapa inci dari muka gw.. Sengaja gw menahan nafas beberapa kali, saat mahluk bermahkota emas itu, sedang mengendus wajah ini..

“Aku yang seharusnya bertanya seperti tadi kepadamu, anak muda.. Siapa kau dan apa maksud mu mencampuri urusan ku? Beruntung aku tidak langsung melumat semua tulangmu dengan cengkraman tangan ku tadi” Tanya nya sambil menyeringai persis di depan wajah gw, sengaja mengintimidasi dengan menunjukkan keempat taringnya yang panjang..

Belum juga gw memberi jawaban atas pertanyaan mahluk penguasa tempat asing, yang terasa sangat lembab ini, tiba-tiba, keempat rantai kembali mengencang dan membuat kedua kaki dan tangan gw langsung menegang..

“AARGHHH” Teriak gw untuk menahan rasa sakit teramat sangat, di tiap bagian tubuh yang terikat rantai hitam..

Saat ikatan rantai kembali mengendur, gw jatuh berlutut dengan kepala tertunduk memandang nanar ke lantai hitam.. Mendadak, satu sosok menjambak rambut gw yang cukup gondrong dari belakang, hingga membuat wajah gw terangkat ke atas.. Gw terpaksa kembali bangkit, untuk mengurangi rasa sakit akibat jambakan di rambut..

Beberapa kali gw memanggil nama Sekar dan Bayu Barata, namun sama sekali tidak ada pertanda apapun akan kemunculan mereka disini..

“Cepat kau katakan! Mengapa kau mencampuri urusan golongan kami?” Tanya satu sosok yang membentak dan sedang menjambak rambut gw dari belakang..

“Bagaimana aku bisa mengatakan, jika kalian tidak memberi kesempatan untuk menjawab” Jawab gw dengan suara yang tak kalah tinggi..

BUGG!!!

Sebuah tendangan diberikan mahluk yang masih menjambak rambut gw dari belakang, dan tepat mengenai pinggang gw.. Seketika, tendangan keras itu membuat tubuh gw yang masih terikat empat rantai hitam, terdorong ke depan, namun langsung terhenti karena jambakan tangan satu mahluk masih kuat mencengkram rambut gw.. Gw bersumpah, jika Allah SWT masih memberikan kesempatan untuk hidup, sosok yang pertama akan gw lenyapkan adalah mahluk yang saat ini menjambak rambut, sekaligus menendang pinggang gw..

Nafas gw mulai tersengal-sengal karena berusaha menahan sakit dari pinggang, akibat terkena tendangan tadi.. Dalam hati, gw mulai memanggil nama asli Penguasa Gaib Tanah Pasundan dan berharap beliau mau menyelamatkan gw..

“Sudah! Lepas kan jambakan tangan mu dari rambutnya.. Kita berikan anak manusia itu kesempatan untuk menjawab” Ucap sosok bermahkota yang sepertinya adalah Raja mereka..

Dengan kasar, sosok yang belum gw lihat seperti apa rupanya itu, melepaskan cengkraman tangannya di rambut gw.. Seketika gw menoleh ke arahnya dan menatap nanar ke sosok berbulu coklat yang nampak sedang tersenyum menyeringai..

Telapak tangan gw yang terikat rantai hitam, langsung mengepal sambil menatap tajam ke arah mahluk yang tadi menjambak rambut dan menendang pinggang gw.. Jika sedang tidak terikat, gw pasti sudah melenyapkan sosok yang barusan menyiksa gw itu..

“Aku bersumpah akan meleyanpkan mu, jika nyawa ku tidak terputus disini” Ucap gw lirih ke arah sosok yang malah menyeringai, setelah mendengar sumpah gw..

Belum lama gw mengucap sumpah.. Tiba-tiba, suara petir menggelegar dari atas langit yang berwarna hitam nan aneh dan menyambar tepat dua tombak dihadapan gw.. Cahaya kilat yang menyilaukan, membuat gw terpaksa memejamkan kedua mata.. Saat kedua mata ini kembali terbuka, gw langsung tersenyum senang, begitu melihat sosok berjubah merah bertabur batu-batu permata halus, sedang berdiri membelakangi gw..

“Eyang” Ucap gw lirih ke arah sosok yang sudah berdiri tepat ditengah-tengah kerumunan semua mahluk bertubuh kera..

“Penguasa Gaib Tanah Pasundan! Apa yang membuat mu sudi mendatangi Kerajaan ku?” Tanya sosok kera bermahkota, yang wajahnya masih sedikit menyiratkan rasa terkejut..

Semua sosok yang ada di tempat ini, terlihat saling memandang, begitu mendengar sapaan Raja mereka, ke laki-laki bermahkota emas yang baru saja tiba bersamaan dengan sambaran petir tadi..

“Terima Kasih atas sambutan mu di Kerajaan Siluman Kera yang cukup pengap ini, Raksa Wanara.. Aku sengaja datang meminta mu, untuk melepaskan pemuda itu” Jawab Raja Jin dengan suara yang sanggup menggetarkan seluruh lantai hitam tempat kami berpijak..

Sosok kera bermahkota yang dipanggil Raksa Wanara oleh Penguasa Gaib Tanah Pasundan, terlihat melirik ke arah gw yang masih menyunggingkan senyuman senang, lalu kembali melempar pandangan ke arah Raja Jin..

“Katakan, apa alasan mu yang membuatku harus melepaskan pemuda kurang ajar itu?” Tanya Raksa Wanara dengan gaya congkak..

Untuk sesaat, Raja Jin membalikkan tubuh ke arah gw.. Dua sorot matanya tajam menatap gw, dan seketika membuat nyali gw lumer dengan sendirinya..

“Karena pemuda itu adalah salah satu keturunan ku langsung” Ucapan Raja Jin sontak membuat semua sosok manusia kera tercengang..

Entah mengapa, gw merasakan hawa ketakutan mulai terpancar dari wajah berbulu tiap sosok yang ada disini.. Gw juga sempat melihat sosok kera bermahkota, yang bernama Raksa Wanara, tercekat.. Kedua mata sosok itu nampak membesar, begitu mendengar kalimat Raja Jin..

“Jika aku tidak melepaskan pemuda itu, apa yang akan kau lakukan? Apakah kau akan menghabisi kami semua? Jika benar, maka sudah tentu kau sengaja menabuh genderang perang antar Kerajaan Jin Dua Penjuru Mata Angin” Ucap Raksa Wanara, dengan suara terdengar bergetar karena segan..

Raja Jin nampak tertawa sesaat.. Lalu, gw melihat beliau meniupkan nafasnya empat kali ke arah gw, sambil membalikkan tubuh kembali dengan menyibak jubah merah kebesaran nya.. Sejenak, tatapan Raja Jin menyorot tajam memandangi Raksa Wanara..

Sementara, empat tiupan nafas Penguasa Gaib Tanah Pasundan, tepat berhembus mengenai tiap ujung rantai hitam yang mengikat kedua kaki dan tangan gw..

KREKK!!

“Tidak! Aku tidak akan melenyapkan kalian.. Aku juga tidak bodoh untuk sengaja menabuh genderang perang, melawan Raja Mu, Raksa Wanara.. Aku hanya meminta kau melepaskan keturunan ku, itu saja.. Kurasa otak mu bisa memikirkan apa akibatnya jika masih bersikeras” Ucap Raja Jin, bersamaan dengan terdengarnya suara retakan di empat ujung rantai hitam..

Sejenak, gw merasakan ikatan rantai sedikit mengendur.. Tapi, gw sengaja tidak langsung melepaskan diri dari jeratan empat rantai, karena merasakan waktunya belum tepat..

“Tapi, pemuda itu telah berani mencampuri urusan Kerajaan kami.. Sudah sepantasnya dia dihukum sesuai peraturan yang ada disini” Sanggah Raksa Wanara sambil melirik ke arah gw..

“Kurasa kalian sudah cukup memberi hukuman atas kelancangan keturunan ku.. Aku berjanji, akan menambah hukuman nya kelak dengan cara ku sendiri.. Ohh, hampir aku lupa, Raksa Wanara.. Bagaimana luka di punggung mu? Aku harap luka itu tidak harus kembali menganga, karena kau terus mencoba menolak permintaan ku, Raksa Wanara” Jawab Penguasa Gaib Tanah Pasundan..

Raksa Wanara nampak kembali tercekat mendengar ucapan Raja Jin.. Gw merasa, luka di punggung sosok Raja Kera yang barusan di lisankan oleh Raja Jin, ada hubungannya dengan sosok Penguasa Gaib Tanah Pasundan itu sendiri.. Jelas sekali gw melihat raut marah sekaligus tatapan segan Raksa Wanara, yang bercampur menjadi satu.. Sesaat, Raksa Wanara menghela nafas busuknya..

“Baiklah.. Aku akan melepaskan pemuda itu, karena kau telah berjanji akan menghukumnya dengan cara mu sendiri.. Lagi pula, nyawa seorang anak manusia sepertinya, tidak sebanding dengan rasa lelah ku untuk bertempur melawan mu, Raja Jin” Ucap Raksa Wanara yang terdengar masih sedikit congkak, padahal ia sengaja berucap demikian untuk menutupi rasa takut, agar harga dirinya sebagai Raja, tidak jatuh didepan bawahan..

Penguasa Gaib Tanah Pasundan nampak tersenyum senang, lalu melangkah mendekati gw.. Dengan mudah, gw melepaskan diri dari ikatan ujung rantai hitam yang sudah retak terkena hembusan nafas Raja Jin..

Setelah berhasil melepaskan diri, sosok pertama yang gw lihat adalah manusia kera yang sudah menjambak rambut dan sempat menendang keras pinggang gw beberapa saat lalu.. Sosok berbulu cokelat itu, nampak menundukkan wajahnya saat melihat kedua mata gw menyorot tajam.. Baru saja gw hendak memukulnya dengan Ajian Tapak Jagat di kepalan tangan kanan, mendadak, Raja Jin memegang bahu gw dari samping..

“Jangan lakukan hal bodoh, bocah tengik!.. Aku bisa mengurusnya nanti untukmu” Ucap Raja Jin yang terdengar di batin gw, dengan wajah dihiasi senyuman manis..

“Baiklah, Raksa Wanara.. Aku ucapkan terima kasih atas kesediaanmu melepas keturunan ku.. Aku berjanji, akan menghukumnya dengan cara ku nanti.. Untuk itu, aku sekarang mohon diri” Kata Raja Jin yang dibalas oleh anggukan kepala Raksa Wanara dan senyuman dingin Raja Kera itu..

Dengan cepat, Penguasa Gaib Tanah Pasundan, menyibakkan jubah merahnya menutupi tubuh gw.. Seketika, gw melihat sinar kilat menyambar tubuh kami, disusul suara petir yang menggelegar..
jenggalasunyi
sampeuk
dodolgarut134
dodolgarut134 dan 14 lainnya memberi reputasi
15
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.