- Beranda
- The Lounge
Ayo nge-ganja, ini Manfaat Ganja yang sebenarnya.. harusnya LEGAL !!!
...
TS
Salkrye
Ayo nge-ganja, ini Manfaat Ganja yang sebenarnya.. harusnya LEGAL !!!

Sebelum agan/sista melanjutkan membaca isi artikel yang super duper panjang ini, saya hanya ingin mengingatkan satu hal:
Saya disini hanya ingin membagikan sebuah sisi pandang lain dari fakta-fakta yang selama ini kita tahu atau kita "anggap benar". Tidak perlu ada pertengkaran atau konflik sia-sia yang dilakukan untuk membuktikan siapa yang paling benar atau yang salah. Jika kalian merasa artikel ini omong kosong dan tidak masuk kedalam logika kalian, silahkan tinggalkan thread ini secepatnya.

Quote:
Baca artikel ini sampai habis, Teliti lagi apa yang anda ragukan, Be a smart person with a big mind not Dumb person with a big mouth.
“Ganja, 12.000 tahun menyuburkan peradaban manusia”.
Quote:
Petikan kalimat yang selalu terngiang mengingat sandangan status hukum ganja saat ini, berarti sudah 10.000 tahun kiprah ganja bersama manusia sebelum peradaban modern mulai mencatat waktu masehi, dan kini sudah mulai dilegalkan di beberapa negara-negara bahkan di beberapa negara bagian Amerika, termasuk Washington dan Colorado.
Otak manusia sering disebut-sebut sebagai daerah terakhir yang paling sulit untuk dijelajahi di seluruh alam semesta. Ketika hadiah nobel diberikan kepada Camillo Golgidan Ramon Cajal pada tahun 1906, umat manusia masih jauh dari memahami bagaimana cara kerja sistem syaraf.
Nobel yang diberikan pun kontroversial karena kedua ilmuwan tadi masih mengemukan pendapat yang masing-masingnya berbeda tentang struktur syaraf manusia.
Kedatangan mikroskop elektron pada dekade 1950-an baru memberi titik terang dengan menguatkan pendapat Cajal dan rekannya Sherrington bahwa sel syaraf adalah satuan kerja terkecil yang menyusun sistem syaraf manusia.

Ganja Miliki Molekul Misterius “Endocannabinoid”
Quote:
Hingga tahun 1990-an awal, seluruh ahli syaraf di dunia masih berpikir bahwa sinyal pada otak manusia dewasa hanya bergerak dalam satu arah saja, dari sel syaraf pre-sinaptikke sel syaraf post-sinaptik.

Namun penemuan di awal tahun 90-an oleh ilmuwan di Universitas Maryland di Amerika dan Universitas Rene Descartes di Paris mengisyaratkan adanya mekanisme baru dalam cara sel syaraf berkomunikasi dengan satu sama lain.
Caranya, yaitu dari sel syaraf pos-sinaps kembali ke sel syaraf pre-sinaps dengan menggunakan jasa molekul “pembawa pesan”yang bernama neurotransmitter, yaitu senyawa organik endogenus membawa sinyal di antara neuron.
Neurotransmiter terbungkus oleh vesikel sinapsis, sebelum dilepaskan bertepatan dengan datangnya potensial aksi.
Jalur kedua dalam arah komunikasi ini diberi nama DSI (depolarization-induced suppression of inhibition)atau dikenal juga dengan istilah retrogade signalling. Selama ini komunikasi dua arah antara sel syaraf diketahui hanya terjadi saat sel saraf masih dalam taraf perkembangan.
Identitas molekul pembawa pesan ini menjadi misteri hingga akhirnya pada tahun 2001, ilmuwan dari Universitas California, San Fransisco dan ilmuwan dari Universitas Kanazawa, Jepang secara terpisah namun bersamaan menemukan bahwa molekul anandamide dan molekul 2-AG yang merupakan endocannabinoid sebagai molekul misterius ini.
Molekul endocannabinoid merupakan molekul pembawa pesan yang khusus menempel pada reseptor cannabinoid.
Reseptor cannabinoidsendiri merupakan salah satu reseptor jenis G-protein terbanyak di otak, reseptor ini ditemukan dengan kepadatan tinggi di bagian-bagian seperti korteks cerebral, hipokampus, hipotalamus, otak kecil (cerebellum), basal ganglia, batang otak, tulang belakang dan amygdala.
Istilah “cannabinoid” sendiri berasal dari tanaman ganja atau “cannabis” yang menghasilkan berbagai molekul aktif (sampai saat ini baru diketahui 60 jenis molekul) yang disebut fitocannabinoid atau cannabinoid dari tanaman.
Tanaman ganja adalah satu-satunya spesies tanaman yang diketahui sampai saat ini menghasilkan molekul cannabinoid, keberadaan reseptor cannabinoid yang melimpah di berbagai bagian otak manusia membuat efek ganja begitu kompleks pada kesadaran manusia.
Quote:
Pre-Sipnatik = https://id.wikipedia.org/wiki/Sinapsis
Post Sipnatic = https://en.wikipedia.org/wiki/Post-synaptic
Post Sipnatic = https://en.wikipedia.org/wiki/Post-synaptic
Namun penemuan di awal tahun 90-an oleh ilmuwan di Universitas Maryland di Amerika dan Universitas Rene Descartes di Paris mengisyaratkan adanya mekanisme baru dalam cara sel syaraf berkomunikasi dengan satu sama lain.
Caranya, yaitu dari sel syaraf pos-sinaps kembali ke sel syaraf pre-sinaps dengan menggunakan jasa molekul “pembawa pesan”yang bernama neurotransmitter, yaitu senyawa organik endogenus membawa sinyal di antara neuron.
Quote:
Neurotransmitter = https://en.wikipedia.org/wiki/Neurotransmitter
Neurotransmiter terbungkus oleh vesikel sinapsis, sebelum dilepaskan bertepatan dengan datangnya potensial aksi.
Jalur kedua dalam arah komunikasi ini diberi nama DSI (depolarization-induced suppression of inhibition)atau dikenal juga dengan istilah retrogade signalling. Selama ini komunikasi dua arah antara sel syaraf diketahui hanya terjadi saat sel saraf masih dalam taraf perkembangan.
Identitas molekul pembawa pesan ini menjadi misteri hingga akhirnya pada tahun 2001, ilmuwan dari Universitas California, San Fransisco dan ilmuwan dari Universitas Kanazawa, Jepang secara terpisah namun bersamaan menemukan bahwa molekul anandamide dan molekul 2-AG yang merupakan endocannabinoid sebagai molekul misterius ini.
Quote:
Endocannabinoid = https://en.wikipedia.org/wiki/Cannab...docannabinoids
Molekul endocannabinoid merupakan molekul pembawa pesan yang khusus menempel pada reseptor cannabinoid.
Reseptor cannabinoidsendiri merupakan salah satu reseptor jenis G-protein terbanyak di otak, reseptor ini ditemukan dengan kepadatan tinggi di bagian-bagian seperti korteks cerebral, hipokampus, hipotalamus, otak kecil (cerebellum), basal ganglia, batang otak, tulang belakang dan amygdala.
Istilah “cannabinoid” sendiri berasal dari tanaman ganja atau “cannabis” yang menghasilkan berbagai molekul aktif (sampai saat ini baru diketahui 60 jenis molekul) yang disebut fitocannabinoid atau cannabinoid dari tanaman.
Tanaman ganja adalah satu-satunya spesies tanaman yang diketahui sampai saat ini menghasilkan molekul cannabinoid, keberadaan reseptor cannabinoid yang melimpah di berbagai bagian otak manusia membuat efek ganja begitu kompleks pada kesadaran manusia.
Tanaman Obat Legendaris di Dunia
Quote:
Sebelum Raphael Mechoulamyang merupakan ilmuwan dari Israel menemukan bahwa otak manusia juga menghasilkan molekul yang sama persis fungsinya dengan molekul cannabinoid dari tanaman ganja, ganja telah menjadi tanaman obat-obatan yang paling legendaris di dunia.
Ganja sudah dikenal sebagai tanaman obat dan pemulih kesehatan sejak ribuan tahun yang lampau.
Ganja pernah disebut sebagai tanaman obat dengan kegunaan terbanyak di dunia (Christian Rätsch, 2001).

Catatan mengenai ganja dalam sejarah muncul pertama kali dalam kitab pengobatan tertua di dunia, PeT’ Tso Chingyang berasal dari Cina.
Kitab ini merupakan kumpulan dari catatan-catatan yang dibuat oleh kaisar Shen Nung yang hidup pada masa 2900 SM.
Ganja juga disebut sebagai satu dari lima tanaman suci dalam Atharva Veda, salah satu kitab suci umat Hindu (Aldrich, 1977), sementara di Persia ganja disebut dalam kitab Zend-Avesta pada urutan pertama dari 10000 (sepuluh ribu) jenis tanaman berkhasiat obat.
Sejarah yang panjang dari khasiat tanaman ganja bukan hanya isapan jempol dari masa lampau. Ilmuwan di seluruh dunia saat ini mulai menemukan betapa pentingnya peranan reseptor cannabinoid dan molekul endocannabinoid dalam tubuh manusia.
• Cannabinoid berperan pada sistem reproduksi (Park, McPartland & Glass, 2003)
• Pemulihan stress dan menjaga keseimbangan dalam tubuh (Di Marzo V, Melck D, Bisogno T, De Petrocellis L, 1998)
• Perlindungan sel syaraf (Panikashvili D, Mechoulam R, Beni SM, Alexandrovich A, Shohami E, 2005)
• Reaksi terhadap stimulus rasa sakit (Cravatt BF, Lichtman AH, 2004)
• Regulasi aktifitas motorik (Van der Stelt M, Di Marzo V, 2003)
• Mengontrol fase-fase tertentu pada pemrosesan memori (Wotjak CT, 2005)
• Berperan dalam modulasi respon kekebalan dan imunitas tubuh (Klein TW, Newton C, Larsen K, Lu L, Perkins I, Nong L, Friedman H, 2003; Massa F, Marsicano G, Hermann H, Cannich A, Monory K, Cravatt BF, Ferri GL, Sibaev A, Storr M, Lutz B, 2004)
• Bahkan berpengaruh juga dalam sistem kardiovaskular dan pernafasan dengan mengatur detak jantung, tekanan darah dan fungsi saluran pernafasan (Mendizabal VE, Adler-Graschinsky E, 2003)
Ganja sudah dikenal sebagai tanaman obat dan pemulih kesehatan sejak ribuan tahun yang lampau.
Ganja pernah disebut sebagai tanaman obat dengan kegunaan terbanyak di dunia (Christian Rätsch, 2001).

Catatan mengenai ganja dalam sejarah muncul pertama kali dalam kitab pengobatan tertua di dunia, PeT’ Tso Chingyang berasal dari Cina.
Kitab ini merupakan kumpulan dari catatan-catatan yang dibuat oleh kaisar Shen Nung yang hidup pada masa 2900 SM.
Ganja juga disebut sebagai satu dari lima tanaman suci dalam Atharva Veda, salah satu kitab suci umat Hindu (Aldrich, 1977), sementara di Persia ganja disebut dalam kitab Zend-Avesta pada urutan pertama dari 10000 (sepuluh ribu) jenis tanaman berkhasiat obat.
Quote:
Sejak Dulu Ganja Adalah Tanaman Obat
Sejarah yang panjang dari khasiat tanaman ganja bukan hanya isapan jempol dari masa lampau. Ilmuwan di seluruh dunia saat ini mulai menemukan betapa pentingnya peranan reseptor cannabinoid dan molekul endocannabinoid dalam tubuh manusia.
• Cannabinoid berperan pada sistem reproduksi (Park, McPartland & Glass, 2003)
• Pemulihan stress dan menjaga keseimbangan dalam tubuh (Di Marzo V, Melck D, Bisogno T, De Petrocellis L, 1998)
• Perlindungan sel syaraf (Panikashvili D, Mechoulam R, Beni SM, Alexandrovich A, Shohami E, 2005)
• Reaksi terhadap stimulus rasa sakit (Cravatt BF, Lichtman AH, 2004)
• Regulasi aktifitas motorik (Van der Stelt M, Di Marzo V, 2003)
• Mengontrol fase-fase tertentu pada pemrosesan memori (Wotjak CT, 2005)
• Berperan dalam modulasi respon kekebalan dan imunitas tubuh (Klein TW, Newton C, Larsen K, Lu L, Perkins I, Nong L, Friedman H, 2003; Massa F, Marsicano G, Hermann H, Cannich A, Monory K, Cravatt BF, Ferri GL, Sibaev A, Storr M, Lutz B, 2004)
• Bahkan berpengaruh juga dalam sistem kardiovaskular dan pernafasan dengan mengatur detak jantung, tekanan darah dan fungsi saluran pernafasan (Mendizabal VE, Adler-Graschinsky E, 2003)
Sifat Melupakan
Quote:
Dalam mekanisme pemrosesan informasi dalam otak manusia, cannabinoid dan endocannabinoid diketahui memainkan peranan yang sangat penting.
Ketika ditemukan bahwa jalur baru pengiriman sinyal dalam otak ini juga terjadi pada otak manusia dewasa, implikasinya memicu banyak penemuan baru di dunia neurosains.
Endocannabinoid kemudian diketahui berperan dalam proses long-term potentiation atau penguatan sinaps antar sel syaraf, sebuah proses yang penting dalam menyimpan informasi baru yang diterima oleh otak.
Pada tahun 2003, Giovanni Marsicano dari Institut Psikiatri Max Planck di Munichmenemukan satu lagi peran penting molekul endocannabinoid dan reseptornya dalam salah satu proses kognitif paling penting pada otak mamalia, yaitu Proses Melupakan.

Giovanni menemukan bahwa tikus-tikus percobaannya yang kekurangan reseptor cannabinoid (CB1) lebih sulit melupakan rasa takut dan sakit yang muncul dari stimulus kejutan listrik yang dipasangkan dengan stimulus suara dibandingkan dengan tikus-tikus dengan jumlah reseptor CB1 yang normal.
Walaupun stimulus suara sudah tidak lagi dipasangkan dengan stimulus listrik, tikus-tikus yang kekurangan reseptor CB1 tetap menampilkan rasa takut dan rasa sakit walau hanya diberi stimulus suara. Melupakan ternyata merupakan proses kognitif yang sangat penting pada otak manusia.
Abnormalitas jumlah reseptor CB1 atau produksi molekul endocannabinoid telah menjadi hipotesis banyak ilmuwan sebagai penyebab atau faktor penting yang berpengaruh dalam kondisi-kondisi seperti stress paska trauma, fobia dan rasa sakit yang kronis.

Lebih penting lagi, melupakan, juga merupakan proses yang vital ketika seseorang ingin mengingat sesuatu karena otak manusia sebenarnya menyerap semua informasi dan stimulus yang diterima lewat indera.
Tanpa mekanisme melupakan, atau gangguan pada prosesnya, manusia akan kesulitan mengingat sesuatu karena tidak tahu mana yang harus diingat dari begitu banyaknya informasi dan stimulus yang masuk ke otak.
Demikianlah sedikit cerita mengenai molekul pembawa pesan bernama endocannabinoid yang ternyata juga dihasilkan oleh hanya satu spesies tanaman di muka bumi, yaitu ganja.
Ketika ditemukan bahwa jalur baru pengiriman sinyal dalam otak ini juga terjadi pada otak manusia dewasa, implikasinya memicu banyak penemuan baru di dunia neurosains.
Endocannabinoid kemudian diketahui berperan dalam proses long-term potentiation atau penguatan sinaps antar sel syaraf, sebuah proses yang penting dalam menyimpan informasi baru yang diterima oleh otak.
Pada tahun 2003, Giovanni Marsicano dari Institut Psikiatri Max Planck di Munichmenemukan satu lagi peran penting molekul endocannabinoid dan reseptornya dalam salah satu proses kognitif paling penting pada otak mamalia, yaitu Proses Melupakan.
Giovanni menemukan bahwa tikus-tikus percobaannya yang kekurangan reseptor cannabinoid (CB1) lebih sulit melupakan rasa takut dan sakit yang muncul dari stimulus kejutan listrik yang dipasangkan dengan stimulus suara dibandingkan dengan tikus-tikus dengan jumlah reseptor CB1 yang normal.
Walaupun stimulus suara sudah tidak lagi dipasangkan dengan stimulus listrik, tikus-tikus yang kekurangan reseptor CB1 tetap menampilkan rasa takut dan rasa sakit walau hanya diberi stimulus suara. Melupakan ternyata merupakan proses kognitif yang sangat penting pada otak manusia.
Abnormalitas jumlah reseptor CB1 atau produksi molekul endocannabinoid telah menjadi hipotesis banyak ilmuwan sebagai penyebab atau faktor penting yang berpengaruh dalam kondisi-kondisi seperti stress paska trauma, fobia dan rasa sakit yang kronis.
Lebih penting lagi, melupakan, juga merupakan proses yang vital ketika seseorang ingin mengingat sesuatu karena otak manusia sebenarnya menyerap semua informasi dan stimulus yang diterima lewat indera.
Tanpa mekanisme melupakan, atau gangguan pada prosesnya, manusia akan kesulitan mengingat sesuatu karena tidak tahu mana yang harus diingat dari begitu banyaknya informasi dan stimulus yang masuk ke otak.
Demikianlah sedikit cerita mengenai molekul pembawa pesan bernama endocannabinoid yang ternyata juga dihasilkan oleh hanya satu spesies tanaman di muka bumi, yaitu ganja.
Quote:
Tanaman yang sepanjang sejarah telah menjadi zat terlarang yang paling banyak dikonsumsi oleh manusia di seluruh dunia sampai saat ini dimana jumlah pemakainya justru merupakan terbanyak sepanjang zaman. (Global Cannabis Regulation Model, 2004).
Quote:
Informasi Penulis: Kong Aliadalah seorang pengagum ajaran marxisme-leninisme yang percaya bahwa tanaman ganja bisa menjadi salah satu jalan revolusi industri dan budaya. (ruangpsikologi/wikipedia/neuropsikologi ganja by: Kong Ali)
Memacu Kreatifitas
Quote:
Selain diklaim sebagai pereda rasa sakit, dan pengobatan untuk penyakit tertentu (termasuk kanker), banyak juga pihak yang menyatakan adanya lonjakan kreativitas dalam berpikir serta dalam berkarya (terutama pada para seniman dan musisi).
Berdasarkan penelitian terakhir, hal ini (lonjakan kreativitas), juga dipengaruhi oleh jenis ganja yang digunakan. Salah satu jenis ganja yang dianggap membantu kreativitas adalah hasil silangan modern “Cannabis indica”yang berasal dari India dengan “Cannabis sativa” dari Barat. Jenis ganja silangan inilah yang tumbuh di Indonesia.

Efek yang dihasilkan juga beragam terhadap setiap individu. Segolongan tertentu ada yang merasakan efek yang membuat mereka menjadi malas, sementara ada kelompok yang menjadi aktif, terutama dalam berfikir kreatif (bukan aktif secara fisik seperti efek yang dihasilkan methamphetamine).
Berdasarkan penelitian terakhir, hal ini (lonjakan kreativitas), juga dipengaruhi oleh jenis ganja yang digunakan. Salah satu jenis ganja yang dianggap membantu kreativitas adalah hasil silangan modern “Cannabis indica”yang berasal dari India dengan “Cannabis sativa” dari Barat. Jenis ganja silangan inilah yang tumbuh di Indonesia.

Efek yang dihasilkan juga beragam terhadap setiap individu. Segolongan tertentu ada yang merasakan efek yang membuat mereka menjadi malas, sementara ada kelompok yang menjadi aktif, terutama dalam berfikir kreatif (bukan aktif secara fisik seperti efek yang dihasilkan methamphetamine).
Tidak Menyebabkan Kematian
Quote:
Ganja, hingga detik ini, tidak pernah terbukti sebagai penyebab kematian maupun kecanduan. Bahkan, di masa lalu dianggap sebagai tanaman luar biasa, di mana hampir semua unsur yang ada padanya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.
Hal ini sangat bertolak belakang dan berbeda dengan efek yang dihasilkan oleh obat-obatan terlarang dan alkohol.

Karena itu semua yang menyebabkan penggunanya menjadi kecanduan hingga tersiksa secara fisik, dan bahkan berbuat kekerasan maupun penipuan (aksi kriminal) untuk mendapatkan obat-obatan kimia buatan manusia itu.
Dalam penelitian ilmiah dengan metode systematic review yang membandingkan efektifitas ganja sebagai obat antiemeticdidapatkan hasil ganja memang efektif sebagai obat antiemetic dibanding prochlorperazine, metoclopramide, chlorpromazine, thiethyl perazine, haloperidol, domperidone, atau alizapride.
Tetapi pengunaannya sangat dibatasi dosisnya, karena sejumlah pasien mengalami gejala efek psikotropika dari ganja yang sangat berbahaya seperti pusing, depresi, halusinasi, paranoia, dan juga arterial hypotension.
Hal ini sangat bertolak belakang dan berbeda dengan efek yang dihasilkan oleh obat-obatan terlarang dan alkohol.

Karena itu semua yang menyebabkan penggunanya menjadi kecanduan hingga tersiksa secara fisik, dan bahkan berbuat kekerasan maupun penipuan (aksi kriminal) untuk mendapatkan obat-obatan kimia buatan manusia itu.
Dalam penelitian ilmiah dengan metode systematic review yang membandingkan efektifitas ganja sebagai obat antiemeticdidapatkan hasil ganja memang efektif sebagai obat antiemetic dibanding prochlorperazine, metoclopramide, chlorpromazine, thiethyl perazine, haloperidol, domperidone, atau alizapride.
Tetapi pengunaannya sangat dibatasi dosisnya, karena sejumlah pasien mengalami gejala efek psikotropika dari ganja yang sangat berbahaya seperti pusing, depresi, halusinasi, paranoia, dan juga arterial hypotension.
>>> Pemanfaatan Ganja Menjadi Illegal (Dilarang) <<<
Quote:
Tumbuhan ganja telah dikenal manusia sejak lama dan digunakan sebagai bahan pembuat kantung karena serat yang dihasilkannya kuat. Biji ganja juga digunakan sebagai sumber minyak.
Namun demikian, karena ganja juga dikenal sebagai sumber narkotika dan kegunaan ini lebih bernilai ekonomi, orang lebih banyak menanam untuk hal ini dan di banyak tempat disalahgunakan.
Di sejumlah negara penanaman ganja sepenuhnya dilarang. Di beberapa negara lain, penanaman ganja diperbolehkan untuk kepentingan pemanfaatan seratnya. Syaratnya adalah varietas yang ditanam harus mengandung bahan narkotika yang sangat rendah atau tidak ada sama sekali.

Bagi penggunanya, daun ganja kering dibakar dan dihisap seperti rokok, dan bisa juga dihisap dengan alat khusus bertabung yang disebut bong.
Juga gembar-gembor pemerintah yang seolah memiliki dasar kuat menerapkan dogma bahwa pelarangan terkait bertujuan untuk melindungi masyarakat dari “bahaya” yang tidak pernah terbukti secara gamblang.
Tak ayal gembar-gembor banyak pihak anti-narkoba ini berhasil menyembunyikan fakta-fakta ganja di balik kemasan informasi yang disebarkan oleh konspirasi ber-agenda.
Sudah saatnya semua ketahui, bahwa fakta sesungguhnya ternyata memiliki gambaran cerita yang bertolak belakang. Fakta-fakta terkait agenda konspirasi dan unsur-unsur rasisme, ketakutan, perlindungan profit raksasa industri.
“Yellow journalism, keserakahan serta karir perseorangan (pada masanya) dibalik pelarangan akan (sekali lagi) saya ulas dalam beberapa paragraf berikut:
Namun demikian, karena ganja juga dikenal sebagai sumber narkotika dan kegunaan ini lebih bernilai ekonomi, orang lebih banyak menanam untuk hal ini dan di banyak tempat disalahgunakan.
Di sejumlah negara penanaman ganja sepenuhnya dilarang. Di beberapa negara lain, penanaman ganja diperbolehkan untuk kepentingan pemanfaatan seratnya. Syaratnya adalah varietas yang ditanam harus mengandung bahan narkotika yang sangat rendah atau tidak ada sama sekali.
Quote:
Sebelum ada larangan ketat terhadap penanaman ganja, di Aceh daun ganja menjadi komponen sayur dan umum disajikan.
Thanks to agan @mendadakranger, Sumber =https://www.kaskus.co.id/show_post/5...f0e8b4567/34/-
Thanks to agan @mendadakranger, Sumber =https://www.kaskus.co.id/show_post/5...f0e8b4567/34/-

Bagi penggunanya, daun ganja kering dibakar dan dihisap seperti rokok, dan bisa juga dihisap dengan alat khusus bertabung yang disebut bong.
Juga gembar-gembor pemerintah yang seolah memiliki dasar kuat menerapkan dogma bahwa pelarangan terkait bertujuan untuk melindungi masyarakat dari “bahaya” yang tidak pernah terbukti secara gamblang.
Tak ayal gembar-gembor banyak pihak anti-narkoba ini berhasil menyembunyikan fakta-fakta ganja di balik kemasan informasi yang disebarkan oleh konspirasi ber-agenda.
Sudah saatnya semua ketahui, bahwa fakta sesungguhnya ternyata memiliki gambaran cerita yang bertolak belakang. Fakta-fakta terkait agenda konspirasi dan unsur-unsur rasisme, ketakutan, perlindungan profit raksasa industri.
“Yellow journalism, keserakahan serta karir perseorangan (pada masanya) dibalik pelarangan akan (sekali lagi) saya ulas dalam beberapa paragraf berikut:
Quote:
Semenjak manusia mulai mencatatkan segala sesuatu sebagai sejarah, ganja tidak hanya legal dalam status hukum, tetapi juga tingkat pemanfaatan yang sangat besar dalam hampir segala aspek menunjukkan betapa tumbuhan ini pernah sangat penting fungsinya dalam kehidupan.

Quote:
Ganja sebagai tumbuhan multi-fungsi juga bukanlah temuan baru mengingat ribuan tahun bukanlah waktu yang singkat untuk dijuluki “anak kemaren sore”.
Faktanya, Status ilegalganjalah yang lebih pantas mendapat julukan “bau kencur”, mengingat presentasi kurun waktu pelarangan tidak sampai 1% dari total masa pemanfaatan yang sudah ribuan tahun.
Ganja secara utuh telah dimanfaatkan sejak lama untuk berbagai kebutuhan seperti kain sebagai sandang, tepung dan minyak untuk pangan, temali dan lainnya untuk industri, sampai pemanfaatan bunga untuk medis hingga kebutuhan spiritual keagamaan.

Sejarah juga menyatakan bahwa ganja adalah tumbuhan tertua yang manusia gunakan untuk kebutuhan sandang (setelah kulit hewan).
Fakta-fakta seperti ini dan informasi belakangan sedikit memberikan kebingungan publik setelah pada awal abad ke-16 Amerika memperkenalkan tumbuhan ini beserta himbauan untuk memanfaatkannya secara massal, dan kemudian menuai kontroversi perihal penggunaannya untuk rekreasional di awal abad 19.
Undang-undang tersebut terutama mengatur dan menghimbau para petaninya untuk serentak menanam ganja. Hukum terkait terus berkembang dalam periode 200 tahun setelah itu dan terkesan lebih mengharuskan penanaman besar-besaran.
Seperti tercatat pada tahun 1763-1767 di Virginia, siapapun bisa terkena hukuman pidana dan dipenjarakan untuk tidak menanam ganja. Ya, pernah sepenting itu tumbuhan ganja untuk sebuah peradaban, sampai pada akhirnya diawal abad 19 semua tentang ganja seolah terdiskriminasi.
Secara lebih terperinci, semua berawal ketika terbukanya celah di bidang pertanian, khususnya dibagian barat Amerika.
Ketika itu tercatat awal tahun 1900-an, ketika pecahnya revolusi Meksiko dan banyak masuknya warga Meksiko ke Amerika, yang secara tidak langsung menimbulkan perang dingin antara petani kecil dan penguasa ladang-ladang besar (yang tak lagi memakai jasa petani lokal dan mengganti mereka dengan buruh Meksiko berupah jauh lebih rendah).

Memanfaatkan kebiasaan buruh-buruh Meksiko dalam mengkonsumsi ganja sebagai bahan rekreasi, pihak-pihak berkepentingan pertama kali mengkambing-hitamkan ganja sebagai sesuatu yang buruk.
Hal ini kontan diikuti oleh pelarangan di beberapa kota di Amerika, seperti di Wyoming (1915), Texas (1919), Iowa, Nevada, Oregon, Washington, and Arkansas (1923), and Nebraska (1927).
Sebesar itu juga ternyata ketakutan para konspirator terhadap ganja sampai sering terdengar di tahun 1927 kata-kata seperti yang terucap dari senator Texas
Di bagian timur Amerika, diskriminasi terhadap ganja pun kian terasa dengan nuansa yang berbeda. Masalah seolah dibuat-buat dan ditujukan kepada kombinasi “Latin Americans” dengan “black jazz musicians”.
Ganja dan musik jazz datang dari New Orleans ke Chicago, kemudian merambah ke Harlem dimana ganja menjadi bagian tak terpisahkan dengan hits-hits kulit hitam (Louis Armstrong “Muggles”, “That Funny Reefer Man” Cab calloways, Fats Waller Viper’s Drag).
Faktanya, Status ilegalganjalah yang lebih pantas mendapat julukan “bau kencur”, mengingat presentasi kurun waktu pelarangan tidak sampai 1% dari total masa pemanfaatan yang sudah ribuan tahun.
Ganja secara utuh telah dimanfaatkan sejak lama untuk berbagai kebutuhan seperti kain sebagai sandang, tepung dan minyak untuk pangan, temali dan lainnya untuk industri, sampai pemanfaatan bunga untuk medis hingga kebutuhan spiritual keagamaan.

Sejarah juga menyatakan bahwa ganja adalah tumbuhan tertua yang manusia gunakan untuk kebutuhan sandang (setelah kulit hewan).
Fakta-fakta seperti ini dan informasi belakangan sedikit memberikan kebingungan publik setelah pada awal abad ke-16 Amerika memperkenalkan tumbuhan ini beserta himbauan untuk memanfaatkannya secara massal, dan kemudian menuai kontroversi perihal penggunaannya untuk rekreasional di awal abad 19.
Quote:
Undang-undang awal yang mengatur hal-hal terkait ganja tercatat di Amerika pada tahun 1619.
Undang-undang tersebut terutama mengatur dan menghimbau para petaninya untuk serentak menanam ganja. Hukum terkait terus berkembang dalam periode 200 tahun setelah itu dan terkesan lebih mengharuskan penanaman besar-besaran.
Seperti tercatat pada tahun 1763-1767 di Virginia, siapapun bisa terkena hukuman pidana dan dipenjarakan untuk tidak menanam ganja. Ya, pernah sepenting itu tumbuhan ganja untuk sebuah peradaban, sampai pada akhirnya diawal abad 19 semua tentang ganja seolah terdiskriminasi.
Secara lebih terperinci, semua berawal ketika terbukanya celah di bidang pertanian, khususnya dibagian barat Amerika.
Ketika itu tercatat awal tahun 1900-an, ketika pecahnya revolusi Meksiko dan banyak masuknya warga Meksiko ke Amerika, yang secara tidak langsung menimbulkan perang dingin antara petani kecil dan penguasa ladang-ladang besar (yang tak lagi memakai jasa petani lokal dan mengganti mereka dengan buruh Meksiko berupah jauh lebih rendah).

Memanfaatkan kebiasaan buruh-buruh Meksiko dalam mengkonsumsi ganja sebagai bahan rekreasi, pihak-pihak berkepentingan pertama kali mengkambing-hitamkan ganja sebagai sesuatu yang buruk.
Hal ini kontan diikuti oleh pelarangan di beberapa kota di Amerika, seperti di Wyoming (1915), Texas (1919), Iowa, Nevada, Oregon, Washington, and Arkansas (1923), and Nebraska (1927).
Sebesar itu juga ternyata ketakutan para konspirator terhadap ganja sampai sering terdengar di tahun 1927 kata-kata seperti yang terucap dari senator Texas
Quote:
“All Mexicans are crazy, and this stuff (ganja) is what makes them crazy”.
Di bagian timur Amerika, diskriminasi terhadap ganja pun kian terasa dengan nuansa yang berbeda. Masalah seolah dibuat-buat dan ditujukan kepada kombinasi “Latin Americans” dengan “black jazz musicians”.
Ganja dan musik jazz datang dari New Orleans ke Chicago, kemudian merambah ke Harlem dimana ganja menjadi bagian tak terpisahkan dengan hits-hits kulit hitam (Louis Armstrong “Muggles”, “That Funny Reefer Man” Cab calloways, Fats Waller Viper’s Drag).
Lanjut Dibawah Gan
Quote:
>>> Manfaat Rokok yang selama ini disembunyikan pihak farmasi dunia.. Gila!!!<<<
>>> Kelamnya Kontroversi dan Konspirasi pembunuhan RA Kartini <<<
>>> Kelamnya Kontroversi dan Konspirasi pembunuhan RA Kartini <<<
Diubah oleh Salkrye 20-09-2018 13:07
1
16.8K
Kutip
68
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
1.3MThread•103.8KAnggota
Tampilkan semua post
mendadakranger
#33
https://www.merdeka.com/khas/jejak-g...iner-aceh.html
Merdeka.com - Sejak dulu, ganja merupakan bagian yang tak terpisahkan dari khazanah masakan Aceh. Biji ganja yang digiling halus, menjadi salah satu bumbu yang wajib ditambahkan dalam mengolah masakan daging agar lebih empuk dan rasanya lebih mantap.
Salah satu menu yang dikenal menggunakan bumbu biji ganja adalah kuah beulangong. Makanan seperti gulai berbahan dasar daging ini dimasak dengan menggunakan kuali besar atau belanga yang dalam bahasa Aceh disebut beulangong. Ukuran kuali atau belanga itu cukup besar dengan diameter mencapai hingga 1 meter.
Daging yang dipakai biasanya daging sapi, daging kambing, atau daging kerbau yang dicampur dengan buah nangka, atau ada juga yang menggunakan pisang kepok.
Afif, wartawan merdeka.com di Aceh menjelaskan, penggunaan biji ganja merupakan tradisi turun temurun dalam kuliner Aceh. "Biji ganja yang digiling berfungsi membuat daging yang dimasak cepat empuk. Selain itu memberikan cita rasa yang lebih sedap," ujarnya.
Dahulu, kata Afif, ganja biasa ditanam di pekarangan rumah warga untuk diambil bijinya sebagai bumbu. Namun, lanjut dia, seiring makin ketatnya dan dilarangnya peredaran ganja oleh aparat, sulit untuk mendapatkan biji ganja untuk keperluan masakan tersebut. "Kalau kita tanya ke orang yang jual di warung makan, mereka pasti tidak akan mengaku kalau pakai bumbu biji ganja. Tapi sudah menjadi rahasia umum lah kalau masakan di Aceh terutama kuah beulangong kebanyakan pakai bumbu itu," tuturnya.
Dia menambahkan, selain membuat daging lebih empuk, memakan masakan yang menggunakan biji ganja membuat nafsu makan bertambah. "Makan semakin nikmat, rasanya lidah pengen makan terus," tukasnya.
Soal efek, Afif mengatakan, rasa kantuk akan menyerang setelah memakan masakan yang menggunakan bumbu biji ganja. "Pokoknya rasanya beda kalau masakan yang pakai biji ganja atau tidak. Ibarat tidak pakai mecin (MSG) rasa masakan tidak gurih," ujarnya.
Selain untuk masakan, ada juga biji ganja yang sudah digiling dicampur dengan bubuk kopi. Namun Afif mengaku tidak terlalu tahu proses pencampuran bubuk biji ganja ke dalam kopi. Yang dia tahu, tanaman ganja malah bisa dimanfaatkan untuk obat. "Untuk kencing manis atau diabetes, akarnya direbus terus airnya diminum. Bisa juga untuk obat sakit panas anak-anak. Tapi sekarang sudah jarang, karena tanamannya sulit didapat," pungkasnya.
Untuk mengetahui cita rasa masakan Aceh, merdeka.com mendatangi salah satu restoran yang menyajikan menu khas Kota Serambi Mekkah tersebut. Berlokasi di Pusat Jakarta restoran itu cukup ramai. Salah satu makanan khas Aceh yang banyak diburu pengunjung ialah gulai ikan kepala kakap. Kepala kakap berukuran besar bisa dimakan oleh tiga orang. Kuahnya kental pekat, rasanya gurih terasa sedikit rempah-rempah. Daging kepala kakapnya lembut.
Uniknya gulai ini makin terasa sedap ketika dicampur dengan minyak dari sambal asam udang. Campuran gurih gulai dengan asam udang menjadi rasa yang berbeda namun sedap. Sambal asam udang salah satu masakan yang favorit di restoran tersebut. Sambal asam udang terbuat dari belimbing dicampur udang. Rasa tentu asam namun tidak terlalu pedas.
Pemilik restoran Ibrahim (63) mengatakan, jika hampir semua masakan di Aceh menggunakan biji ganja. Katanya, orang-orang Aceh menggunakan biji ganja dalam masakannya lantaran pada zaman dahulu tidak ada penyedap rasa seperti sekarang.
Menurut pria asal Aceh ini, tradisi menggunakan biji ganja ke dalam masakan merupakan warisan turun temurun. Bahkan pada zaman kerajaan Aceh pun digunakan juga untuk makanan sang raja. Selain itu, di Aceh merupakan daerah yang subur akan tanaman ganja. Sehingga tidak heran bila warga menggunakan biji ganja sebagai campuran pada olahan masakan.
"Di Aceh zaman-zaman dulu hampir semua masakan pakai ganja. ganja itu karena penyedap, zaman dulu enggak ada penyedap pabrik," tuturnya saat berbincang dengan merdeka.com di Jakarta, Rabu (12/4).
Umumnya masakan Aceh khas dengan bumbu rempah-rempah. Sebab, di Aceh banyak warga campuran Melayu, Arab dan India. Akan tetapi, karena untuk menyempurnakan cita rasa masakan maka dicampurlah dengan biji ganja. Masakan seperti kari ayam atau daging, sambal dan gulai akan lebih mantap jika menggunakan biji ganja. Setelah dicampur masakan tersebut akan terasa gurih dan enak. Sama halnya dengan menggunakan penyedap rasa yang beredar di pasaran.
Sebelum dicampur ke dalam masakan, biji ganja dibuat halus seperti bumbu lainnya. Kadarnya pun mesti disesuaikan dengan berapa banyak masakan yang bakal dimasak. Misalnya masak satu ekor kambing dibuat kari atau gulai minimal menggunakan satu ons biji ganja yang sudah dihaluskan.
Ibrahim mengungkapkan, efek setelah makan masakan yang menggunakan biji ganja seseorang akan terasa cepat lapar. Bisa dikatakan jika nafsu makan bertambah.
Pria bercucu dua ini menjelaskan selain makanan, kopi di Aceh pun biasa dicampur dengan biji ganja. Rasa kopi tersebut akan terasa beda dengan kopi biasanya. Rasanya enak dan segar. Racikan tersebut ada lantaran dulu di Aceh di samping pohon kopi terdapat pohon ganja.
"Tapi kalau sekarang sudah enggak ada," ucapnya.
Dia menambahkan, dulu orang-orang Aceh tidak mengetahui kalau daun ganja bisa diisap. Mereka hanya mengetahui ganja adalah sebagai penyedap masakan. Oleh karena itu bukan hal tabu ketika rata-rata penduduk Aceh mempunyai tanaman ganja. Tanaman ganja seperti rumput, meski dibersihkan akan tumbuh kembali. Itu pun menjadi sah dan tidak bermasalah.
"Karena betul-betul untuk penyedap bukan yang lain-lain," tegasnya.
Sementara itu, menurut Nining, anggota Indonesian Gastronomi Assosiation (IGA) tidak semua masakan Aceh memakai biji ganja. Biji ganja tersebut hanya sebagai penyedap dengan kadar yang tidak banyak. Kata dia, biji ganja dalam masakan Aceh bukan bumbu utama.
Tidak ada perbedaan rasa yang signifikan antara masakan yang menggunakan biji ganja atau tidak. Komposisi rempah-rempah yang dipakai dalam masakan Aceh yang akan lebih terasa. Keahlian meramu rempah-rempah menjadi yang utama pada masakan agar terasa sedap.
"Kalau pun pakai (ganja) paling seujung kuku," kata Nining dihubungi merdeka.com, Rabu (12/4).
Oleh sebab itu tidak ada pengaruh yang ditimbulkan setelah makan makanan yang dicampur dengan biji ganja. Katanya, masakan Aceh sendiri mempunyai rasa khas pedas namun cenderung asin sehingga timbul rasa gurih pedas.
sumur lain kalo kurang
http://www.bbc.com/indonesia/majalah...bisnis_mieaceh
https://news.detik.com/bbc-world/311...sunami-dan-gam
Quote:
Jejak ganjadi kuliner Aceh
Merdeka.com - Sejak dulu, ganja merupakan bagian yang tak terpisahkan dari khazanah masakan Aceh. Biji ganja yang digiling halus, menjadi salah satu bumbu yang wajib ditambahkan dalam mengolah masakan daging agar lebih empuk dan rasanya lebih mantap.
Salah satu menu yang dikenal menggunakan bumbu biji ganja adalah kuah beulangong. Makanan seperti gulai berbahan dasar daging ini dimasak dengan menggunakan kuali besar atau belanga yang dalam bahasa Aceh disebut beulangong. Ukuran kuali atau belanga itu cukup besar dengan diameter mencapai hingga 1 meter.
Daging yang dipakai biasanya daging sapi, daging kambing, atau daging kerbau yang dicampur dengan buah nangka, atau ada juga yang menggunakan pisang kepok.
Afif, wartawan merdeka.com di Aceh menjelaskan, penggunaan biji ganja merupakan tradisi turun temurun dalam kuliner Aceh. "Biji ganja yang digiling berfungsi membuat daging yang dimasak cepat empuk. Selain itu memberikan cita rasa yang lebih sedap," ujarnya.
Dahulu, kata Afif, ganja biasa ditanam di pekarangan rumah warga untuk diambil bijinya sebagai bumbu. Namun, lanjut dia, seiring makin ketatnya dan dilarangnya peredaran ganja oleh aparat, sulit untuk mendapatkan biji ganja untuk keperluan masakan tersebut. "Kalau kita tanya ke orang yang jual di warung makan, mereka pasti tidak akan mengaku kalau pakai bumbu biji ganja. Tapi sudah menjadi rahasia umum lah kalau masakan di Aceh terutama kuah beulangong kebanyakan pakai bumbu itu," tuturnya.
Dia menambahkan, selain membuat daging lebih empuk, memakan masakan yang menggunakan biji ganja membuat nafsu makan bertambah. "Makan semakin nikmat, rasanya lidah pengen makan terus," tukasnya.
Soal efek, Afif mengatakan, rasa kantuk akan menyerang setelah memakan masakan yang menggunakan bumbu biji ganja. "Pokoknya rasanya beda kalau masakan yang pakai biji ganja atau tidak. Ibarat tidak pakai mecin (MSG) rasa masakan tidak gurih," ujarnya.
Selain untuk masakan, ada juga biji ganja yang sudah digiling dicampur dengan bubuk kopi. Namun Afif mengaku tidak terlalu tahu proses pencampuran bubuk biji ganja ke dalam kopi. Yang dia tahu, tanaman ganja malah bisa dimanfaatkan untuk obat. "Untuk kencing manis atau diabetes, akarnya direbus terus airnya diminum. Bisa juga untuk obat sakit panas anak-anak. Tapi sekarang sudah jarang, karena tanamannya sulit didapat," pungkasnya.
Untuk mengetahui cita rasa masakan Aceh, merdeka.com mendatangi salah satu restoran yang menyajikan menu khas Kota Serambi Mekkah tersebut. Berlokasi di Pusat Jakarta restoran itu cukup ramai. Salah satu makanan khas Aceh yang banyak diburu pengunjung ialah gulai ikan kepala kakap. Kepala kakap berukuran besar bisa dimakan oleh tiga orang. Kuahnya kental pekat, rasanya gurih terasa sedikit rempah-rempah. Daging kepala kakapnya lembut.
Uniknya gulai ini makin terasa sedap ketika dicampur dengan minyak dari sambal asam udang. Campuran gurih gulai dengan asam udang menjadi rasa yang berbeda namun sedap. Sambal asam udang salah satu masakan yang favorit di restoran tersebut. Sambal asam udang terbuat dari belimbing dicampur udang. Rasa tentu asam namun tidak terlalu pedas.
Pemilik restoran Ibrahim (63) mengatakan, jika hampir semua masakan di Aceh menggunakan biji ganja. Katanya, orang-orang Aceh menggunakan biji ganja dalam masakannya lantaran pada zaman dahulu tidak ada penyedap rasa seperti sekarang.
Menurut pria asal Aceh ini, tradisi menggunakan biji ganja ke dalam masakan merupakan warisan turun temurun. Bahkan pada zaman kerajaan Aceh pun digunakan juga untuk makanan sang raja. Selain itu, di Aceh merupakan daerah yang subur akan tanaman ganja. Sehingga tidak heran bila warga menggunakan biji ganja sebagai campuran pada olahan masakan.
"Di Aceh zaman-zaman dulu hampir semua masakan pakai ganja. ganja itu karena penyedap, zaman dulu enggak ada penyedap pabrik," tuturnya saat berbincang dengan merdeka.com di Jakarta, Rabu (12/4).
Umumnya masakan Aceh khas dengan bumbu rempah-rempah. Sebab, di Aceh banyak warga campuran Melayu, Arab dan India. Akan tetapi, karena untuk menyempurnakan cita rasa masakan maka dicampurlah dengan biji ganja. Masakan seperti kari ayam atau daging, sambal dan gulai akan lebih mantap jika menggunakan biji ganja. Setelah dicampur masakan tersebut akan terasa gurih dan enak. Sama halnya dengan menggunakan penyedap rasa yang beredar di pasaran.
Sebelum dicampur ke dalam masakan, biji ganja dibuat halus seperti bumbu lainnya. Kadarnya pun mesti disesuaikan dengan berapa banyak masakan yang bakal dimasak. Misalnya masak satu ekor kambing dibuat kari atau gulai minimal menggunakan satu ons biji ganja yang sudah dihaluskan.
Ibrahim mengungkapkan, efek setelah makan masakan yang menggunakan biji ganja seseorang akan terasa cepat lapar. Bisa dikatakan jika nafsu makan bertambah.
Pria bercucu dua ini menjelaskan selain makanan, kopi di Aceh pun biasa dicampur dengan biji ganja. Rasa kopi tersebut akan terasa beda dengan kopi biasanya. Rasanya enak dan segar. Racikan tersebut ada lantaran dulu di Aceh di samping pohon kopi terdapat pohon ganja.
"Tapi kalau sekarang sudah enggak ada," ucapnya.
Dia menambahkan, dulu orang-orang Aceh tidak mengetahui kalau daun ganja bisa diisap. Mereka hanya mengetahui ganja adalah sebagai penyedap masakan. Oleh karena itu bukan hal tabu ketika rata-rata penduduk Aceh mempunyai tanaman ganja. Tanaman ganja seperti rumput, meski dibersihkan akan tumbuh kembali. Itu pun menjadi sah dan tidak bermasalah.
"Karena betul-betul untuk penyedap bukan yang lain-lain," tegasnya.
Sementara itu, menurut Nining, anggota Indonesian Gastronomi Assosiation (IGA) tidak semua masakan Aceh memakai biji ganja. Biji ganja tersebut hanya sebagai penyedap dengan kadar yang tidak banyak. Kata dia, biji ganja dalam masakan Aceh bukan bumbu utama.
Tidak ada perbedaan rasa yang signifikan antara masakan yang menggunakan biji ganja atau tidak. Komposisi rempah-rempah yang dipakai dalam masakan Aceh yang akan lebih terasa. Keahlian meramu rempah-rempah menjadi yang utama pada masakan agar terasa sedap.
"Kalau pun pakai (ganja) paling seujung kuku," kata Nining dihubungi merdeka.com, Rabu (12/4).
Oleh sebab itu tidak ada pengaruh yang ditimbulkan setelah makan makanan yang dicampur dengan biji ganja. Katanya, masakan Aceh sendiri mempunyai rasa khas pedas namun cenderung asin sehingga timbul rasa gurih pedas.
sumur lain kalo kurang
http://www.bbc.com/indonesia/majalah...bisnis_mieaceh
https://news.detik.com/bbc-world/311...sunami-dan-gam
0
Kutip
Balas
Tutup