Kaskus

Story

juraganpengkiAvatar border
TS
juraganpengki
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)

GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
Cool Cover By Agan Linbara (Thanks, Bree)..

Prolog

Setelah bangun dari ‘Mati Suri’ karena memutuskan untuk mencoba membunuh diri sendiri untuk melindungi Kitab Langit dan melenyapkan Bayu Ambar, gw kembali ke dunia nyata.. Kehidupan gw sedikit jauh berbeda, karena pengalaman ‘Mati Suri’ itu berefek langsung pada kelebihan yang gw miliki.. Gw masih sama Anggie, meski ujian atas cinta kami masih saja mendera.. Ada musuh baru, tentu saja.. Tapi ada juga sahabat baru yang muncul.. Karena ini akhir dari cerita kami berempat..

Kembalinya Anak Ibu...
Pengorbanan Pedang Jagat Samudera...
Cintai Aku Sewajarnya, Yank...
Matinya Seorang Saudara (Versi Gw/Bimo)
Berkumpul Kembali...
Keanehan Yang Mulai Muncul...
Sambutan Ketiga Saudara Ke Reinata...
Sabar???
Cukup! Tinggalin Aku Sendiri!!!
Siapa Kau???
Aku Ikutin Kemauan Kamu...
Keputusan Sepihak Yang Pahit...
Semua Beban Menjadi satu
Semua Beban Menjadi Satu (2)...
Serangkum Rindu Untuk Ayah...
Munculnya Penguasa Laut Utara...
Bertemunya Dua Penguasa...
Sebuah Kesepakatan...
Ibu Kenapa Yah???
Lu Kenapa, Ka???
Wanted Dead Or Alive.. ANTON!!!
Mo 'Perabotan' Lu Hancur Apa Tanggung Jawab???
It's The End Of Us...
Di Kerjain Ibu...
Ridho!!!
Kelewatan!!!
Munculnya Dua Penjaga Gerbang Kerajaan Laut...
Dewi Arum Kesuma VS Dewi Ayu Anjani
Datangnya Sosok Seorang Pemisah Dan Shock Therapy Buat Gw...
Kerajaan Jin...
Terkuaknya Semua Jawaban...
Maafin Gw, Bree...
Pengakuan Suluh...
Akhirnya Boleh Gondrong...
Pernikahan Kak Silvi Yang Seharusnya Membuat Gw Bahagia...
Pernikahan Kak Silvi Yang seharusnya Membuat Gw Bahagia (2)...
Tunggu Pembalasan Gw!!!...
Ni Mas Linduri dan Banas Ireng...
Dua Sosok Penyelamat Misterius...
Ada Apa Sama Ridho?...
Kesalahan Fatal...
Kembalinya Jin Penjaga Ridho dan Suluh...
Akibat Terlalu Ikut Campur...
Setiap Perbuatan Akan Mendapat Balasan...
Munculnya Viny Dan Sebuah Tantangan Bertarung...
Manusia Cabul...
Suara Penolong Misterius...
Bertemunya Kembali Sepasang Kekasih...
Terkuaknya Kebenaran...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar (2)...
Jaket Dan Celana Jeans Robek Serta Sweater Hitam Kumal...
She's My True Love...
Dilema...
Pertengkaran Dengan Ibu...
Rambe Lantak...
Gendewa Panah Pramesti...
Akan Ku Balaskan Dendam Mu, Arum Kesuma!!!
Yang Hilang dan Yang Kembali...
Jawaban Ayu...
Mati Gw!!!
Aku Makin Sayang...
Nasihat Om Hendra...
Jera Mencuri...
Ajian Segoro Geni...
Pilihan Sulit...
Keputusasaan Anggie...
Kabar Baik dari Ridho dan Suluh...
Perjalanan Menuju Pembalasan Dendam...
Rawa Rontek...
Rawa Rontek 2 (Terbayarnya Dendam)...
Kedatangan Pak Sugi...
Orang Titipan...
Hukuman Paling Berat...
Tidurlah Di Pangkuan Ku...
Menjajal Kesaktian...
Menjajal Kesaktian (2)...
Pengakuan Mengejutkan Babeh Misar...
Pengajaran Ilmu Silat Betawi...
Di Kepret Babeh Misar Lagi...
Tasya...
Naga Caglak dan Bajing Item...
Misteri Sebuah Dendam...
Kekuatan Sejati Kitab Langit Bagian Matahari...
Perpisahan...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera (2)...
Kembalinya Ibu...
Empat Bayangan Hitam...
Siapa Ni Mas Laras Rangkuti???
Dendam Seorang Sahabat...
Ini Keputusan Yang Harus Gw Ambil...
Semua Pengorbanan Ini Demi Ibu...
Rapuh...
Kabar Mengejutkan Sekar dan Sebuah Restu...
Siasat Braja Krama...
Munculnya Kitab Langit...
Si Pembuka Kitab langit dan Sosok Asli Pak Sugi...
Rencana Yang Matang...
Lamaran Pribadi...
Keingintahuan Anggie...
Perubahan Rencana...
Hampir Terjebak...
Kekecewaan Sekar...
Dua Syarat Reinata...
Aku Harap Kamu dan Anggie Bahagia, Mam...
Rahasia Sepasang Suami Isteri...
Menitipkan Amanah...
Berkumpulnya Para Pembela Kitab Langit...
Siasat Ki Purwagalih...
Raja Jin Raja Muslihat (Nyesek, Bree)...
Pertukaran Tawanan...
Perang Gaib PunTak Terelakkan...
Sang Penyelamat Dari Utara...
Pertempuran Awal Dua Penguasa Kerajaan Gaib...
Bertekuk Lututnya Sekutu Braja Krama...
Pertarungan Dua Putera (Gugurnya Satu Sahabat Gaib)...
Krama Raja...
Braja Krama Versus Krama Raja...
Raja Licik...
Aku Lah Sang Pembuka...
Siasat Krama Raja dan Bayu Ambar...
Terbukanya Semua Ilmu Terlarang...
Sebuah Pengecualian...
Sri Baduga Maharaja...
Hilangnya Sebuah Pengecualian...
Hilangnya Sebuah Pengecualian (2)...
Sebuah Pengorbanan...
Pahlawan...
Sumpah...
Ilmu Pamungkas yang Terlarang...
Kabar Yang Mengejutkan...
Pulang...
Pulang (2)...
Sedikit Kisah Rio Sebelum Kisah Ini Tamat...
Terhalang Sumpah...
Bantuan Sahabat Baik...
Bachelor Party...
Keturunan Lain Sang Prabu...
Pembalasan Dendam Singgih...
Sepenggal Kisah Nyi Mas Roro Suwastri...
Tawaran Yang Mengejutkan...
Lawan Atau Kawan???
Terkuaknya Silsilah...
Sebuah Kebenaran...
Sebuah Kebenaran (2)...
Bertemunya Dua Keturunan Sang Prabu...
Pertempuran Dua Hati...
Cinta Pertama VS Cinta Terakhir Jagat Tirta...
Pengakuan Bayu Barata...
Ki Larang dan Nyi Mas Galuh Pandita???
Prana Kusuma...
Kau Benar Keturunan Kami, Ngger...
Our Big Day...
Insiden...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga (2)...
Dua Tamu Istimewa...
Semua Karena Cinta...
Keputusan Sekar Kencana...
Kena Gampar...
Bonyok!!!
RIBET!!!
Berdamai...
Keponakan Baru...
Malam Pertama dan Tiga Keanehan...
Ajian Warisan Para Leluhur (The Last Part/End Of All Chapters)

SIDE STORIES

Keturunan Yang Tersesat...
Keturunan Yang Tersesat (2)...

Diubah oleh juraganpengki 15-07-2018 20:23
uang500ratusAvatar border
devanpancaAvatar border
iskrimAvatar border
iskrim dan 132 lainnya memberi reputasi
127
2.1M
8K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
juraganpengkiAvatar border
TS
juraganpengki
#1547
Dua Sosok Penyelamat Misterius...

Dari dalam rongga mulut Banas Ireng, segumpal sinar merah terang mulai terlihat..

“Hati-hati, titisan Jagat Tirta.. Banas Ireng terkenal dengan Ajian Laras Geni tingkat tinggi nya.. Tapi, aku juga tidak akan tinggal diam.. Aku akan mencoba melindungi diri mu” Ucap Lembu Rukmo dari belakang yang membuat gw sedikit tenang, tapi tetap saja gw juga tidak mau berpangku tangan, gw juga harus melakukan sesuatu..

Beberapa kali gw mencoba memukulkan telapak tangan kanan ke lantai, untuk mengeluarkan kesaktian dari Kitab Langit Bagian Matahari... Namun tidak terjadi apapun.. Tidak ada sinar kuning terang yang melesat keluar dari tengah telapak tangan berpola Matahari..

Sementara, Ajian Laras Geni dari rongga mulut Banas Ireng, terlihat sudah semakin terang, pertanda kian kuat tenaga yang terkandung didalamnya.. Dari arah belakang, dua tanduk meliuk di atas kepala Lembu Rukmo, mulai diliputi sinar merah dan hitam..

Mendadak, Banas Ireng meluruskan kedua tangannya kedepan dan memundurkan tubuhnya ke belakang dengan mulut lebar yang tertutup mengembung, seperti sedang bersiap memuntahkan sesuatu dari dalamnya..

Sambil berteriak kencang, Banas Ireng memajukan tubuhnya yang masih bersila dan membuka mulut dengan selebar-lebarnya..

BURRRR!!!

Suara menyemburnya api berwarna merah menyala dari dalam mulut Banas Ireng terdengar.. Untuk sesaat, ruangan tempat kami berada diterangi warna merah.. Gw yang sudah menyiapkan Ajian Tapak Jagat untuk menangkis kesaktian Banas Ireng, juga berteriak kencang sambil menutup kedua mata..

Untuk beberapa saat, gw mencoba merasakan sukma gw sendiri yang masih utuh.. Dalam hati, gw bertanya seharusnya sukma gw sudah luluh lantak terkena Ajian Laras Geni.. Apa Tapak Jagat mampu menangkis Ajian Banas Ireng yak? Tapi koq gw tidak merasakan apapun jika sudah berhasil menangkis kesaktian itu..

Perlahan, gw membuka mata masih dengan kedua telapak tangan terulur ke depan..

DEG..

Jantung gw berdetak melambat saat melihat sesosok mahluk berjubah hitam sudah berdiri dihadapan gw.. Pandangan mata gw terlempar ke sosok lain berjubah hitam, yang juga muncul dan membabat habis semua hewan hitam berlendir di kedua kaki gw, dengan sinar biru yang keluar dari kelima kuku tangan kanannya ..

Lalu secepat kilat, sosok misterius itu berpindah ke arah Lembu Rukmo dan Arya.. Kemudian, melakukan hal sama seperti yang diperbuat ke gw barusan.. Sukma gw yang sudah bebas, langsung melayang ke depan untuk melihat apa yang terjadi dengan kesaktian Banas Ireng..

Kedua mata gw terbelalak saat menyaksikan, Ajian Laras Geni yang masih menyembur keluar dari mulut Jin berkulit hitam legam, sedang di tahan oleh telapak tangan sosok misterius yang telah menyelamatkan gw.. Kepala gw sampai tergeleng, melihat kesaktian sosok misterius itu.. Bukan saja menahan Ajian Laras Geni, sosok tak dikenal tersebut juga mengikat tubuh Banas Ireng dengan semacam benang tipis berwarna emas..

“Jangan hanya memandang! Lekas kau hancurkan lawan dengan kesaktian Kitab Langit Bagian Matahari” Bisik sosok misterius tersebut ke arah gw..

Sesaat, gw tertegun begitu mendengar suara nya yang terasa tidak asing namun seperti sengaja dialiri tenaga dalam, agar gw tidak bisa mengenali.. Tapi, gw segera menganggukkan kepala, lalu melompat ke arah Banas Ireng yang terlihat terkejut, namun tidak bisa berbuat apapun.. Telapak tangan kanan gw yang sudah diliputi sinar kuning terang, mengarah ke atas ubun-ubun Banas Ireng, dan..

DESSS....

Suara mendesis terdengar saat telapak tangan kanan gw tepat mendarat di tengah kepala Jin berkulit hitam legam itu.. Asap putih terlihat mengepul dari ubun-ubun Banas Ireng dan sempat membuat pandangan gw tertutupi.. Posisi gw memang terbalik dengan posisi kepala dan satu telapak tangan mengarah ke bawah, ke kepala Banas Ireng.. Sementara, kadua kaki tegak lurus ke atas..

Tiba-tiba, kedua mata Banas Ireng melotot seperti hendak keluar dari rongga nya, saat kepala Jin itu di selimuti sinar kuning terang dari pusat telapak tangan kanan gw.. Perlahan namun pasti, Ajian Laras Geni dari mulut Banas Ireng mulai meredup dan hilang dengan sendirinya..

Kedua mata gw pun membesar, begitu merasakan ada hawa asing masuk ke dalam telapak tangan gw dari ubun-ubun Banas Ireng.. Sinar kuning terang yang menyelimuti telapak tangan gw, untuk sesaat berganti merah menyala.. Gw kembali terkejut saat merasakan kepala Banas Ireng yang keras, terasa mulai lembek, lalu...

BLESSS..

Tubuh Banas Ireng seketika melebur ringsek menjadi seonggok tumpukan daging hitam berasap.. Gw yang melihat segera bersalto turun ke belakang, sebelum jatuh diatas tumpukan daging berbau busuk itu..

Diwaktu bersamaan, ruangan berupa pendopo besar yang dilengkapi perabotan mewah tempat kami berada, mendadak berubah kembali menjadi ruangan pengap berdebu dengan tumpukan bangku-bangku rusak milik hotel.. Kedua mata gw tertegun menatap onggokan daging hitam yang merupakan sisa jasad Banas Ireng, lalu memandangi telapak tangan kanan.. Gambar pola Matahari di pusat telapak tangan kanan gw yang semula diliputi sinar kuning terang, masih berganti dengan sinar merah menyala..

“Kitab Langit Bagian Matahari yang ada di telapak tangan mu, mampu menyerap segala kesaktian yang sumbernya dari Api, seperti Ajian Laras Geni milik Banas Ireng” Ucap sosok misterus berjubah hitam, yang kini sudah berdiri bersama kawannya..

Gw tertegun mendengar kalimat yang dilisankan dua sosok tak di kenal, yang sudah membantu kami.. Apalagi ia menjelaskan akan kemampuan Kitab langit Bagian Matahari.. Batin gw yang penasaran, mencoba terus mencari tahu wajah kedua sosok dibalik jubah hitam, dengan pandangan menyelidik..

Gw juga sempat menggunakan Ajian pemberian Raden Dwipa untuk melihat wajah mereka berdua.. Tapi, tak bisa, karena ada suatu tabir kekuatan yang menghalangi pandangan mata gw..

“Maaf, siapakah gerangan Kisanak yang bersedia membantu kami? Sudilah kira nya membuka jubah penutup dan memperkenalkan diri” Tanya Lembu Rukmo dengan suara berat yang mewakili pertanyaan gw..

Perlahan, kedua kepala sosok misterius itu saling menoleh seperti bertukar pandangan.. Lalu, perlahan mereka menarik Jubah Hitam yang sedari awal mereka muncul, selalu menjadi penutup diri.. Kedua mata gw terbelalak seketika, begitu melihat dua sosok yang sedang berdiri menghadap gw sambil tersenyum manis..

“SEKAR!!! BAYU!!!” Teriak gw yang langsung berlari dan memeluk erat Bayu Barata..

Untuk beberapa saat, gw menangis di pelukan sosok gaib yang sama sekali tidak pernah gw anggap sebagai Jin Penjaga, melainkan sahabat sejati.. Bayu Barata, juga memeluk gw tak kalah erat.. Terasa sekali luapan emosi kami berdua yang memang sudah cukup lama tak bersua..

“Aku bahagia sekali kalian bisa kembali” Ucap gw setelah melepas pelukan, dengan suara bergetar sambil melempar pandangan ke arah Sekar yang juga menitikkan air mata nya..

“Maafkan kami berdua, Kang Mas.. Kami tidak bisa mendampingi mu sekali lagi, saat kau terpuruk dalam kesedihan karena deraan tiap masalah.. Aku bahkan sempat meratap saat melihat mu bertarung melawan saudara mu sendiri, lewat Cermin Pangilon Sukma milikku” Kata Sekar seraya mengelus lengan gw..

“Daya kami tidak mampu untuk menentang perintah Baginda Penguasa Gaib Tanah Pasundan, Raden.. Baru sesaat yang lalu, Sang Baginda memberi perintah untuk mengizinkan kami kembali guna menolong mu ” Tambah Bayu Barata dengan kedua mata masih basah..

Gw tersenyum senang sambil menganggukan kepala, begitu mendengar penuturan dua sahabat.. Bagi gw, hari ini adalah hari terbaik yang pernah gw alami..

“Aku tidak mempermasalahkan kepergian kalian, setelah tahu bahwa kalian semua sedang dilatih.. Sungguh aku sangat bersyukur atas Kekuasaan Allah SWT, yang masih mengizinkan kita untuk bertemu kembali” Jawab gw dengan senyuman sumringah yang mengembang..

Gw menyeka kedua mata dan berbalik menghadap ke arah Lembu Rukmo dan Arya.. Kedua sosok berlainan alam itu nampak tersenyum.. Baru kali ini gw melihat moncong Lembu Rukmo melebar kesamping, menampilkan deretan gigi-gigi putihnya yang rapi berbaris.. Ente coba bayangin kerbau senyum deh, Bree.. Lucu ngelihatnya, Bree..

“Terima kasih atas bantuan mu Lembu Rukmo.. Sungguh, tidak ada kata selain terimakasih yang patut aku ucapkan.. Lu juga, Ar.. Thanks banget yak, akhirnya gw bisa melenyapkan sosok jahat yang mungkin akan mengganggu manusia lain, setelah Anggie” Ucap gw ke Lembu Rukmo dan Arya..

“Aku pun sama berterima kasih, titisan Jagat Tirta.. Banas Ireng memang sudah lama menjadi incaran ku, titisan Jagat Tirta.. Jika tidak terjebak di daerah kekuasaannya tadi, niscaya aku pasti sudah menusuk perut buncitnya dengan kedua tanduk ku” Sahut Lembu Rukmo sambil menundukkan kepala nya, lalu melirik nanar ke onggokan daging hitam sisa tubuh Banas Ireng..

“Baiklah, sekarang lebih baik kita segera kembali ke kamar ku.. Hari sudah malam.. Aku tidak mau Ibu sampai curiga melihat pintu kamar masih terkunci dari dalam” Pinta gw yang langsung dibalas oleh anggukan kepala semua sosok..

Tak lama kemudian, kami semua sudah kembali di dalam kamar, bertepatan dengan masuknya mobil Om Hendra ke pekarangan rumah gw.. Jin perempuan berpakaian tembus paandang yang menjaga raga gw dan Arya, terlihat sangat terkejut, saat kami muncul bersamaan dengan bau harum bunga kenanga yang menindih bau mawar..

Ni Mas Linduri seketika berdiri dari posisi nya semula yang sedang duduk di lantai dan meraba dada gw.. Pandangan gw sempat menatap menyelidik ke arah Jin cantik berpakaian menantang itu, karena wajahnya menyiratkan raut ketakutan..

“Tugas ku untuk menjaga raga kosong dua pemuda itu telah selesai, Kanda Lembu Rukmo.. Sekarang, izinkan aku untuk kembali”

“Tunggu!” Sambar Sekar sambil melirik tajam ke arah Ni Mas Linduri, lalu melempar pandangan ke arah raga gw dengan kaus yang sudah tersibak hingga batas dada..

Semua sosok termasuk gw, langsung menatap Sekar yang melayang mendekati Jin Perempuan dengan kekuatan jauh berada di bawahnya itu.. Pandangan mata Sekar nampak tajam ke arah wajah Ni Mas Linduri..

“Siapa kau?” Tanya Sekar dengan nada suara mengintimidasi..

Wajah Ni Mas Linduri seketika memucat dengan kepala tertunduk, tak mau mau menatap Jin Wanita berpakaian puteri kerajaan yang barusan menanyainya..

“A.. Aku sahabat Kanda Lembu Rukmo.. Aku mendapat tugas untuk menjaga raga kosong dua pemuda, disaat mereka pergi untuk menyelesaikan urusan yang aku tak tahu apa” Jawab Ni Mas Linduri dengan suara sempat tersendat..

Lembu Rukmo terlihat melempar pandangan ke arah gw, seperti meminta gw untuk melakukan sesuatu..

“Lalu, apa yang kau lakukan dengan raga kosong pemuda yang ku jaga? Aku melihat gelagat tak elok dari raut wajah mu.. Aku tahu Jin pramuria seperti dirimu akan memanfaatkan segala kesempatan.. Jika kau sampai berani menyentuh raga pemuda itu, niscaya dengan kelima kuku tangan ku, akan ku robek wajah mulus mu sekarang juga” Ancam Sekar sambil mengacungkan telapak tangan kanan yang kelima kukunya sudah memanjang..

Wajah Ni Mas Linduri semakin memutih, mendengar ancaman Sekar.. Kedua mata nya yang berbulu lentik, terbelalak menatap lima kuku panjang yang terhunus tepat di sejengkal didepan..

“A.. Aku bersumpah hanya melakukan hal kecil saja.. Tolong ampuni aku, Nyi..” Pinta Ni Mas Linduri sambil mengatupkan kedua telapak tangannya ke depan dada untuk memohon..

“Sudah, Sekar.. Lepas kan dia.. Aku yakin jin itu tidak melakukan apapun.. Lagipula, Ibu akan memasuki rumah dan aku harus segera kembali masuk ke dalam raga” Ucap gw ke arah Sekar dan membuat Jin Penjaga gw itu terlihat langsung menekuk wajahnya, lalu melayang pergi ke jendela kamar, tempat kesukaannya..

“Lekas kau kembali ke asal mu, Ni Mas Linduri” Sambar Lembu Rukmo yang sudah menghunus tusuk konde kecil bersinar putih..

Sesaat sebelum Ni Mas Linduri berubah menjadi asap putih, sosok Jin cantik itu menatap penuh arti sambil menggerakkan bibirnya seperti mengucap terima kasih.. Lalu, perlahan-lahan asap putih jelmaan Ni Mas Linduri masuk ke ujung tusuk konde kecil, seiring lenyapnya bau bunga mawar..

Tak mau mengulur waktu, gw mengajak sukma Arya untuk kembali ke raga kami masing-masing.. Perlahan, gw melayang dan merebahkan sukma di atas raga sendiri.. Kedua mata gw terpejam sambil mencoba menyelaraskan semua inti kehidupan pada sukma dan raga..

Setelah sukma gw dan Arya kembali sempurna ke dalam raga.. Kami bangun hampir bersamaan, lalu duduk bersila untuk mengatur nafas dan jalan darah serta detak jantung yang terasa melambat..

Mendengar suara panggilan Ibu dari luar, gw langsung berdiri dan melangkah ke dekat pintu.. Gw sempat menoleh ke Arya yang masih duduk bersila di atas tempat tidur.. Sahabat gw itu memberi kode OK dengan jempol tangannya, sebelum gw membuka pintu..

“Kamu kemana aja, bang? Ibu telpon minta jemput, tapi ga diangkat.. Terus, itu lampu teras rumah kenapa belum di idupin udah malam begini?” Tanya Ibu dengan wajah menyelidik, lalu melongok ke dalam kamar dan membalas senyuman Arya dengan dingin..

“Abang ketiduran, Bu.. Arya juga ga enak katanya buat bangunin abang.. Maaf ya, Bu” Jawab gw yang terpaksa berbohong ambil menggaruk kepala meski tak terasa gatal..

‘Ya, sudah! Mandi sana terus Shalat Maghrib.. Mulut kamu bau iler tuh” Perintah Ibu diiringi ledekannya yang membuat gw langsung menghembuskan nafas ke telapak tangan, dan kembali menggaruk kepala karena terkena jebakan konyol Ibu..

Sebelum gw mandi, Arya berpamitan untuk pulang ke Ibu.. Gw sekali lagi mengucapkan terima kasih atas bantuan sahabat gw itu dan mengantarnya ke teras.. Sementara, Lembu Rukmo terlihat tersenyum ke gw dan melesat pergi menghilang entah kemana..

“Ar, lu coba tanya deh ke Lembu Rukmo, gimana sejarahnya dia yang dahulu kata Banas Ireng adalah Jin berwajah tampan, bisa dihukum Raja Jin? Masih penasaran gw, Ar” Kata gw ke Arya sebelum masuk ke dalam mobilnya..

“Iya, nanti gw tanyain biar kepo lu ilang.. Udah aah, ga balik udah malem nih” Jawab Arya sambil melambaikan tangan lalu masuk ke dalam mobilnya..

Melihat mobil Arya sudah keluar dari pekarangan, gw kembali ke kamar dan mengambil handuk, lalu mandi dengan sedikit lebih cepat, karena waktu Magrib hampir lewat.. Setelah selesai mandi, dengan hanya memakai handuk dan bertelanjang dada, gw masuk ke kamar..

Sekar yang terlihat sedang berbicara dengan Bayu Barata, menatap aneh ke arah gw yang sedang memakai boxer.. Untuk sesaat, gw yang masih bertelanjang dada, merasa risih diperhatikan sedemikian seksama oleh Sekar.. Tanpa pikir panjang, gw segera mengambil kaus dari dalam lemari dan hendak memakainya..

“Kang Mas, tunggu!” Kata Sekar yang membuat gw mengurungkan niat untuk mengenakan kaus..

Gw yang tidak mengerti, menatap bingung ke arah Sekar yang mulai melayang medekat.. Bayu Barata juga terlihat menatap gw dengan tatapan aneh, seperti sedang melihat ada sesuatu yang salah di tubuh gw..

“Kang Mas, apakah kau sempat terluka saat melawan Banas Ireng, sebelum kedatangan kami?” Kata Sekar dengan wajah dipenuhi tanda tanya..

“Tidak, Sekar.. Aku sama sekali tidak terluka.. Aku hanya dijerat hewan gaib aneh peliharaan Banas Ireng.. Mahluk itu pun hanya menjerat kedua kaki ku..” Sanggah gw yang masih tidak faham akan maksud pertanyaan Sekar barusan..

“Lalu, mengapa banyak tanda memar di kedua dada mu, Kang Mas?” Kata Sekar lagi yang kali ini membuat gw mata gw membesar..

Sontak, gw langsung berjalan cepat ke arah cermin yang terpasang disebelah gantungan baju.. Seketika, kedua mata gw terbelalak saat melihat enam buah tanda merah terjejak di kedua dada gw.. Ingatan gw langsung kembali ke sosok Ni Mas Linduri..

“Kampret! Gw di cupang sama Jin” Ucap gw lirih sambil menggemeratakkan gigi bawah dan atas, karena kesal..
sipandia
Araka
dodolgarut134
dodolgarut134 dan 14 lainnya memberi reputasi
15
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.