- Beranda
- Stories from the Heart
Cerita Yang Belum Berakhir
...
TS
drupadi5
Cerita Yang Belum Berakhir
Kisah kita berbeda kawan, suka duka kita tidak pernah sama, meski kita hidup berpuluh-puluh tahun jalan hidup kita pun tidak pernah melengkung ke arah yang sama, memainkan suatu cerita dengan peran yang berbeda-beda, yang nanti, entah kapan, hanya akan berujung pada suatu akhir dimana waktu bukan lagi milik kita....
tapi bagaimana jika akhir itu pun tidak berarti sebuah penyelesain dari cerita kita?
*****
02.30 am
Subuh ini, sepulang kerja, seperti biasa suami dan anakku udah pada pulas tertidur. Kulepaskan dulu helm, jaket, dan semua atribut pengaman dan pelindung, sebelum sedikit membasuh diri.
Menenangkan diri sejenak sebelum bertemu kasur, kubuka hape BB jadulku, ada satu notif kalau ada yg mengirim pesan lewat FB messenger. Langsung kubuka,
dah pake BB ya, boleh minta PIN mu?
Sebuah pesan singkat, tp cukup membuat jantungku berdesir aneh. Setelah berpikir sejenak, kubalas pesan itu...
Bole, ini PIN ku %^&$#@
Bukan tanpa alasan kuberikan contactku, hanya karena rasa penasaran yang telah terpendam bertahun-tahun dan... sebuah penyelesaian
*****
prologue
part 1 jadi mahasiswa
part 2 baksos
part 3 mas kayon
part 4 karena matras
part 4.2 obrolan pertama
part 5 karena pertanyaan dan jawaban konyol
part 6 kesurupan???
part 7 sopir dan assisten sopir
part 8 around me
part 9 mabuk
part 10 pasar loak
part 11 pelukis malam
part 12 baksos in action
part 13 yunita
2014
part 14 would you be
part 15 would you be (2)
part 16 would you be mine?
part 17 hilang
part 18 second chance...1
part 19 second chance...2
part 20 second chance...3
part 21 SMS
part 22 blind love
part 23 blind love 2
part 24 blind love 3
part 24 blind love 4 (17+)
part 25 blind love 5
part 26 blind love 6
part 27 siksaan 1
part 28 Mr. Lee
part 29 siksaan 2
part 30 following the flow (cinta tanpa logika)
part 31 following the flow (cinta tanpa logika 2)
part 32 heart breaker
part 33 kehilangan
part 34 solo fighter
part 35 kejutan
part 36 perbedaan itu (ngga) indah
2008
part 37 the next steps
part 38 dewa bisma
part 39 anak rantau
part 40 penantian
part 41 akhir dari penantian
2009
all i want
part 42 and story goes on...
part 43 nelangsa
part 44 a gift
part 45 trouble maker
part 46 trouble maker 2
part 47 tentang dewa
part 48 tentang dewa 2
part 49 is it real?
part 50 is it real? 2
part 51 rasa itu
part 52 jealouse
part 53 Jakerdah
part 54 drama queens
part 55 i feel you
part 56 ikatan
part 57 September 2006
part 58 july 2009
part 59 ujian pertama
part 60 ujian kedua
part 61 ujian yg sebenarnya
Part 62 Dewa Rasya
part 63 kembali
part 64 Namy
part 65 batas benci dan cinta
part 66 trouble maker
part 67 trouble maker 2
part 68 trouble maker 3
tapi bagaimana jika akhir itu pun tidak berarti sebuah penyelesain dari cerita kita?
*****
02.30 am
Subuh ini, sepulang kerja, seperti biasa suami dan anakku udah pada pulas tertidur. Kulepaskan dulu helm, jaket, dan semua atribut pengaman dan pelindung, sebelum sedikit membasuh diri.
Menenangkan diri sejenak sebelum bertemu kasur, kubuka hape BB jadulku, ada satu notif kalau ada yg mengirim pesan lewat FB messenger. Langsung kubuka,
dah pake BB ya, boleh minta PIN mu?
Sebuah pesan singkat, tp cukup membuat jantungku berdesir aneh. Setelah berpikir sejenak, kubalas pesan itu...
Bole, ini PIN ku %^&$#@
Bukan tanpa alasan kuberikan contactku, hanya karena rasa penasaran yang telah terpendam bertahun-tahun dan... sebuah penyelesaian
*****
prologue
part 1 jadi mahasiswa
part 2 baksos
part 3 mas kayon
part 4 karena matras
part 4.2 obrolan pertama
part 5 karena pertanyaan dan jawaban konyol
part 6 kesurupan???
part 7 sopir dan assisten sopir
part 8 around me
part 9 mabuk
part 10 pasar loak
part 11 pelukis malam
part 12 baksos in action
part 13 yunita
2014
part 14 would you be
part 15 would you be (2)
part 16 would you be mine?
part 17 hilang
part 18 second chance...1
part 19 second chance...2
part 20 second chance...3
part 21 SMS
part 22 blind love
part 23 blind love 2
part 24 blind love 3
part 24 blind love 4 (17+)
part 25 blind love 5
part 26 blind love 6
part 27 siksaan 1
part 28 Mr. Lee
part 29 siksaan 2
part 30 following the flow (cinta tanpa logika)
part 31 following the flow (cinta tanpa logika 2)
part 32 heart breaker
part 33 kehilangan
part 34 solo fighter
part 35 kejutan
part 36 perbedaan itu (ngga) indah
2008
part 37 the next steps
part 38 dewa bisma
part 39 anak rantau
part 40 penantian
part 41 akhir dari penantian
2009
all i want
part 42 and story goes on...
part 43 nelangsa
part 44 a gift
part 45 trouble maker
part 46 trouble maker 2
part 47 tentang dewa
part 48 tentang dewa 2
part 49 is it real?
part 50 is it real? 2
part 51 rasa itu
part 52 jealouse
part 53 Jakerdah
part 54 drama queens
part 55 i feel you
part 56 ikatan
part 57 September 2006
part 58 july 2009
part 59 ujian pertama
part 60 ujian kedua
part 61 ujian yg sebenarnya
Part 62 Dewa Rasya
part 63 kembali
part 64 Namy
part 65 batas benci dan cinta
part 66 trouble maker
part 67 trouble maker 2
part 68 trouble maker 3
Diubah oleh drupadi5 23-11-2019 23:42
pulaukapok dan 10 lainnya memberi reputasi
11
37.5K
329
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
drupadi5
#197
Part 50 Is It Real? 2
“Dewa….aku ngga marah….tapi aku malu Wa, malu sama kamu.”
“gara2 aku, salahku…wajar kalau kamu marah”
“ok Wa, lupain aja ya, anggap aja kamu keluar setiap aku ganti pakaian, dan akan terus seperti itu ke depannya, janji?!”
“iya, janji. Aku ngga akan berani macem2 Dy, sumpah demi Tuhan.”
“iya aku percaya. Terus lanjutin setelah itu apa lagi?”
“hm….janji jangan marah ya?”
“apa lagi?”
Duh, apa lagi ini sekarang.
“maaf kalau aku korek2 info dari sukma kamu, aku tahu semuanya tentang kamu Dy. Tentang keluarga kamu, tentang cowok kamu yg ninggalin kamu, tentang kamu yg sayang bgt sama dia. Tentang kamu yg kadang2 suka bohong soal cowok kamu itu tiap aku tanya2, yah aku ngerti sih, mungkin kamu ngga mau cerita masalah pribadi kamu ke orang yg blom kamu kenal. Lalu saat kamu sakit, aku mulai setiap saat di samping kamu. Aku ada di depanmu saat kamu menangis malam itu Dy, aku ngerasain gimana sakitnya hati dan fisik kamu. Dan sekali lagi maaf, aku memelukmu saat itu, hanya itu yg bisa kulakukan supaya kamu sedikit merasa nyaman. Apalagi saat temen kamu kerasukan, aku hampir melepas lebih dari sebagian sukmaku buat jagain kamu, bahkan aku minta bantuan Rasya buat ngelindungin kamu juga, karena bukan hanya mahluk2 yg ditaman itu yg mau nyerang kamu, ada seseorang dari Bali yg datang dan memanfaatkan kondisi kamu yg lemah buat nyerang kamu, dan untungnya juga ada seseorang satu lagi yg bantuin, tapi aku ngga tahu siapa sepertinya orang itu kerabat kamu dari Bali juga. “
Deg. Sekarang aku kaget. Siapa yg mau nyakitin aku? Pikiranku tertuju ke seseorang yg memang dari awal bahkan mungkin sebelum aku lahir memang tidak suka dengan keluargaku. Pasti dia, siapa lagi kalau bukan orang itu, apalagi sewaktu aku tlp ke rumah, ortuku lagi di kampung mungkin saja dia tahu dan langsung memanfaatkan situasi.
“kamu tahu siapa yg nyerang aku yg dari Bali?”
“aku ngga tahu Dy, dan ada baiknya juga klo kamu ngga usah cari tahu siapa orangnya, yg terpenting kamu selamat dan ngga apa2.”
“kalau yg bantuin kamu sama Rasya?”
“hmm…aku juga ngga tau, kami ngga sempat komunikasi,”
“wajahnya kayak gimana? Ciri2nya?”
“hehehe yg kayak gitu itu ngga berwujud manusia Dy, dateng2 bisa berupa cahaya atau sinar, bisa berupa api, atau yg lainnya.”
“oh…gitu ya. Pantes aja, kemarin aku ngga kenapa2 pas Nadya kerasukan.”
“hehehe iya….”
“tapi kok kamu ngga nolongin Nadya, atau usir mahluk2 itu biar ngga ganggu temen2ku.”
“Nadya ada sesuatu di badannya yg aku ngga mau berurusan dengan itu, nanti ribet aku bermasalah apalagi aku ngga kenal Nadya, dan aku yakin sama temen kamu yg keturunan Sultan itu dia bisa nolongin, wong pengawalnya seabrek cuma dianya aja yg masih blom tahu banyak. Aku hanya sempet jagain Rara sama Pretty aja, Rara masih belum handal dia, belajarnya masih setengah2. Aku lebih fokus ke kamu aja Dy, sendiri aja aku kewalahan gara2 ada tambahan mahluk jelek dari Bali itu, untungnya Rasya mau bantuin, aku sampai mohon2 sama dia, kalau ngga, ngga yakin aku bisa ngelawannya.”
“aku jadi hutang budi sama kamu dan Rasya…”
“alah… ga usah mikir gitu Dy.”
“iya lah Wa, coba kalau ngga ditolongin kalian, eh, iya, Rasya bisa seperti kamu juga ya?”
“Masternya dia Dy, lebih hebat dari aku.”
“oya?”
“iya, awalnya dia ngga mau bantu, hanya karena aku yg minta tolong. Jadi aku yakinkan dia bukan aku yg perlu pertolongan tapi kamu, masa dia ngga mau bantu sesamanya yg dalam kesusahan, lalu buat apa ilmu yg dia punya itu. Apalagi setelah melihatmu, dia semakin yakin buat bantuin. Jujur aja kamu punya aura dan sifat yg hampir sama dengan Fani, tunangan Rasya. Sayangnya, Fani sudah meninggal. Dan Rasya menyalahkan aku atas meninggalnya Fani, karena itulah dia jadi ngga suka denganku.”
“lho kenapa begitu?kenapa kamu yg disalahkan?”
Sejenak aku mendengarnya menghela nafas sebelum bicara, “Rasya itu sangat sayang sama Fani, dia sama sepertiku, kalau sudah sayang sama satu orang, ya sudah ngga akan lirik sana sini lagi, satu itu aja yg akan dipertahankan. Suatu saat Fani di pindahkan ke kantor cabang yg ada di Bali. Jadilah mereka jauh2an. Masalah mulai muncul ketika tiba2 Fani memutuskan hubungan dengan Rasya. Rasya ngerasa sikap Fani aneh dan seperti ada sesuatu yg ngga beres. Karena waktu itu ilmuku lebih tinggi dari dia, makanya dia minta tolong aku buat ngecek Fani. Ternyata feeling Rasya bener, ada seorang cowok yg suka dengan Fani. Rupanya cowok itu sudah mengungkapkan perasaan sukanya ke Fani dan Fani menolaknya. Ngga terima di tolak, cowok itu menggunakan pelet atau pengasihan ke Fani. Pelet yg di kirim cowok itu ke Fani sangat kuat. Yg mengirimkan menarik sebagian besar sukma Fani keluar dari raganya, sehingga membuat Fani seperti orang gila dan kehilangan kesadarannya. Aku berusaha merebut kembali sukma Fani, tapi ternyata ilmuku masih kalah jauh dengan orang yg mengirimkan guna2 itu. Fani ngga bisa kuselamatkan, dia meninggal. Aku pun cedera dan hampir 2 bulan di rawat di rumah sakit dengan sakit yg ngga jelas.
Rasya sangat terpukul. Dia ngga bisa terima kalau Fani sudah meninggal. Dia menuduhku ngga mau menyelamatkan Fani, dia bilang kalau aku sengaja membiarkan sukma Fani di bawa pergi untuk menyelamatkan diriku sendiri. Padahal aku sudah mati2an ngelawan orang itu, kalau saja bokapku dan guruku ngga datang nolong waktu itu mungkin aku sudah mati sekarang. Bokap juga sudah memberi pengertian ke Rasya, tapi dia ngga mau dengar. Sebagai pelampiasannya, dia belajar ilmu lebih tekun dan kini ilmunya jauh melampauiku. Tapi, tetap sepertinya dia masih menyalahkanku dan dia masih belum bisa ngelupain Fani. Aku sebenernya kasihan sama dia, Dy. Dia seperti kehilangan tujuan hidupnya. Dia ngga peduli dengan hidupnya ke depan bagaimana. Dia sama sekali ngga berminat mencari pengganti Fani. Pernah aku berusaha bicara, dia dengan tegas berkata bahwa ngga akan ada pengganti Fani dalam hidupnya. Jujur aja, aku ikutan stress kalau mikirin dia..”
“Kasihan Rasya, Wa…tapi dia juga ngga seharusnya nyalahin kamu dan jadi benci sama kamu.”
“sebenernya dia ngga benci, Dy, lebih tepatnya kecewa, karena dia sangat mengharapkanku saat itu..aku juga sangat sedih sudah mengecewakan saudaraku, ngga bisa bantu dia….” Sesaat dia terdiam, seperti berusaha meredam emosinya.
“Wa…sudahlah, mungkin sudah takdirnya seperti itu….apa karena itu juga kamu ngga berani ngelepas sukma kamu buat liat aku sewaktu aku masih di Bali?”
“iya Dy, aku masih trauma…”
Aku terdiam.
“Sewaktu ngeliat kamu, Rasya nanya ke aku, apa kamu itu pacarku. Aku bilang bukan, aku bilang kalau kamu itu temenku, entah kenapa dia nanyain itu.”
“mungkin kalau kamu bilang aku itu pacarmu, dia ngga akan mau bantu. Kan biar impas.”
“ngga lah Dy, dia ngga sepicik itu kok. Aku lebih menduga kalau dia tertarik sama kamu, mungkin karena kamu mirip bgt aura, sifat, bahkan fisik kamu pun mirip dengan Fani.”
“oya?”
“iya, salah satu ketertarikanku untuk liat kamu lebih jauh juga karena itu. Oh ya, aku mau bilang sesuatu, sejak kejadian kerasukan itu, aku ngelepas seperempat sukmaku buat jagain kamu Dy, jadi sukmaku akan ada dalam diri kamu, aku menyimpannya di jantung kamu, jadi kalau ada apa2 sama kamu aku bisa langsung ngerasain. Sukmaku akan selalu ada di kamu selama kamu masih inget sama aku, kalau suatu saat nanti kamu sudah melupakanku, dia akan hilang dan kembali padaku dengan sendirinya.”
Ok.... kali ini aku bingung harus bicara apa. Sebegitunya dia menolongku padahal aku ini bukan siapa2nya dia.
“Dy…?kok diem?”
“aku….aku ngga tau harus bagaimana berterima kasih sama kamu Wa, tapi apa perlu kamu sampai harus ngelakuin itu, maksudku ngelepas sukma kamu untukku..”
“ngga apa2 Dy, itu hanya sebagian kecil dari sukmaku, ngga akan ngaruh banyak ke aku, tapi akan sangat berguna untuk aku tahu keadaan kamu, aku hanya khawatir sama kamu Dy, apalagi sejak kejadian kerasukan itu, aku ngga mau ada yg tiba2 nyerang kamu lagi saat aku ngga ada di sana.”
“tapi kenapa Wa? Kenapa kamu mau ngelakuin ini, aku kan bukan sia…..” aku tidak melanjutkan kata2ku karena aku teringat kejadian tempo hari yg Dewa tersingung sewaktu aku bilang kalau aku bukanlah siapa2 buatnya.
“hayo…mau bilang bukan siapa2 lagi kan? Kamu sudah janji lho Dy, kamu tahu prinsipku apa kan.”
“hehehe peace…iya tahu, sorry aku lupa…..Wa, kamu ada di sini sekarang?”
“iya, aku di depanmu.”
“di depanku tembok Wa, “ di depanku memang tembok, aku tidur menyamping menghadap tembok
“ya, aku nempel di tembok Dy.”
“kalau aku pengen ngerasain atau ngeliat kamu bisa?”
“ngeliat sukmaku maksudmu?”
“iya.”
“kalau ngerasain, mungkin sekarang ngga akan bisa, karena kamu ngga ada perasaan sama aku Dy. Kalau ngeliat, sebenernya bisa. Hanya saja aku yg ngga bisa ngeliatin diriku ke kamu karena ilmuku masih rendah, agak susah dan bahaya itu. Rasya baru bisa tahapan itu, aku masih belum Dy.”
“iya gpp, aku nanya aja kok.”
“nanti seandainya kamu sudah ada rasa sama aku, secara otomatis mungkin cuma perlu sedikit konsentrasi kamu pasti bisa ngerasain aku.”
Sudah ada rasa? Itu maksudnya apa ya? Rasa apa maksudnya? Sebelum aku sempat nanya lagi dia sudah mendahuluiku…
“ini yg dari dulu ingin aku bilang ke kamu. Takut kamu ngga percaya, takut kamu anggap aku pembual, bahkan mungkin orang gila yg bicara ngawur. Tapi sekarang aku lega setelah ngomong semuanya dan kepercayaan kmu itu sangat luar biasa berarti buatku.”
“hehehe iya Wa, ngga mau dari awal2 kamu bilangnya kan kamu ngga bisa ngintipin aku hehehe,” candaku
“hehehehe iya Dy, udah ah aku jadi malu ketahuan ngintip.”
“hahahaha, awas lho ya, jangan ngintip2 lagi!”
“janji Dy!”
“gara2 aku, salahku…wajar kalau kamu marah”
“ok Wa, lupain aja ya, anggap aja kamu keluar setiap aku ganti pakaian, dan akan terus seperti itu ke depannya, janji?!”
“iya, janji. Aku ngga akan berani macem2 Dy, sumpah demi Tuhan.”
“iya aku percaya. Terus lanjutin setelah itu apa lagi?”
“hm….janji jangan marah ya?”
“apa lagi?”
Duh, apa lagi ini sekarang.
“maaf kalau aku korek2 info dari sukma kamu, aku tahu semuanya tentang kamu Dy. Tentang keluarga kamu, tentang cowok kamu yg ninggalin kamu, tentang kamu yg sayang bgt sama dia. Tentang kamu yg kadang2 suka bohong soal cowok kamu itu tiap aku tanya2, yah aku ngerti sih, mungkin kamu ngga mau cerita masalah pribadi kamu ke orang yg blom kamu kenal. Lalu saat kamu sakit, aku mulai setiap saat di samping kamu. Aku ada di depanmu saat kamu menangis malam itu Dy, aku ngerasain gimana sakitnya hati dan fisik kamu. Dan sekali lagi maaf, aku memelukmu saat itu, hanya itu yg bisa kulakukan supaya kamu sedikit merasa nyaman. Apalagi saat temen kamu kerasukan, aku hampir melepas lebih dari sebagian sukmaku buat jagain kamu, bahkan aku minta bantuan Rasya buat ngelindungin kamu juga, karena bukan hanya mahluk2 yg ditaman itu yg mau nyerang kamu, ada seseorang dari Bali yg datang dan memanfaatkan kondisi kamu yg lemah buat nyerang kamu, dan untungnya juga ada seseorang satu lagi yg bantuin, tapi aku ngga tahu siapa sepertinya orang itu kerabat kamu dari Bali juga. “
Deg. Sekarang aku kaget. Siapa yg mau nyakitin aku? Pikiranku tertuju ke seseorang yg memang dari awal bahkan mungkin sebelum aku lahir memang tidak suka dengan keluargaku. Pasti dia, siapa lagi kalau bukan orang itu, apalagi sewaktu aku tlp ke rumah, ortuku lagi di kampung mungkin saja dia tahu dan langsung memanfaatkan situasi.
“kamu tahu siapa yg nyerang aku yg dari Bali?”
“aku ngga tahu Dy, dan ada baiknya juga klo kamu ngga usah cari tahu siapa orangnya, yg terpenting kamu selamat dan ngga apa2.”
“kalau yg bantuin kamu sama Rasya?”
“hmm…aku juga ngga tau, kami ngga sempat komunikasi,”
“wajahnya kayak gimana? Ciri2nya?”
“hehehe yg kayak gitu itu ngga berwujud manusia Dy, dateng2 bisa berupa cahaya atau sinar, bisa berupa api, atau yg lainnya.”
“oh…gitu ya. Pantes aja, kemarin aku ngga kenapa2 pas Nadya kerasukan.”
“hehehe iya….”
“tapi kok kamu ngga nolongin Nadya, atau usir mahluk2 itu biar ngga ganggu temen2ku.”
“Nadya ada sesuatu di badannya yg aku ngga mau berurusan dengan itu, nanti ribet aku bermasalah apalagi aku ngga kenal Nadya, dan aku yakin sama temen kamu yg keturunan Sultan itu dia bisa nolongin, wong pengawalnya seabrek cuma dianya aja yg masih blom tahu banyak. Aku hanya sempet jagain Rara sama Pretty aja, Rara masih belum handal dia, belajarnya masih setengah2. Aku lebih fokus ke kamu aja Dy, sendiri aja aku kewalahan gara2 ada tambahan mahluk jelek dari Bali itu, untungnya Rasya mau bantuin, aku sampai mohon2 sama dia, kalau ngga, ngga yakin aku bisa ngelawannya.”
“aku jadi hutang budi sama kamu dan Rasya…”
“alah… ga usah mikir gitu Dy.”
“iya lah Wa, coba kalau ngga ditolongin kalian, eh, iya, Rasya bisa seperti kamu juga ya?”
“Masternya dia Dy, lebih hebat dari aku.”
“oya?”
“iya, awalnya dia ngga mau bantu, hanya karena aku yg minta tolong. Jadi aku yakinkan dia bukan aku yg perlu pertolongan tapi kamu, masa dia ngga mau bantu sesamanya yg dalam kesusahan, lalu buat apa ilmu yg dia punya itu. Apalagi setelah melihatmu, dia semakin yakin buat bantuin. Jujur aja kamu punya aura dan sifat yg hampir sama dengan Fani, tunangan Rasya. Sayangnya, Fani sudah meninggal. Dan Rasya menyalahkan aku atas meninggalnya Fani, karena itulah dia jadi ngga suka denganku.”
“lho kenapa begitu?kenapa kamu yg disalahkan?”
Sejenak aku mendengarnya menghela nafas sebelum bicara, “Rasya itu sangat sayang sama Fani, dia sama sepertiku, kalau sudah sayang sama satu orang, ya sudah ngga akan lirik sana sini lagi, satu itu aja yg akan dipertahankan. Suatu saat Fani di pindahkan ke kantor cabang yg ada di Bali. Jadilah mereka jauh2an. Masalah mulai muncul ketika tiba2 Fani memutuskan hubungan dengan Rasya. Rasya ngerasa sikap Fani aneh dan seperti ada sesuatu yg ngga beres. Karena waktu itu ilmuku lebih tinggi dari dia, makanya dia minta tolong aku buat ngecek Fani. Ternyata feeling Rasya bener, ada seorang cowok yg suka dengan Fani. Rupanya cowok itu sudah mengungkapkan perasaan sukanya ke Fani dan Fani menolaknya. Ngga terima di tolak, cowok itu menggunakan pelet atau pengasihan ke Fani. Pelet yg di kirim cowok itu ke Fani sangat kuat. Yg mengirimkan menarik sebagian besar sukma Fani keluar dari raganya, sehingga membuat Fani seperti orang gila dan kehilangan kesadarannya. Aku berusaha merebut kembali sukma Fani, tapi ternyata ilmuku masih kalah jauh dengan orang yg mengirimkan guna2 itu. Fani ngga bisa kuselamatkan, dia meninggal. Aku pun cedera dan hampir 2 bulan di rawat di rumah sakit dengan sakit yg ngga jelas.
Rasya sangat terpukul. Dia ngga bisa terima kalau Fani sudah meninggal. Dia menuduhku ngga mau menyelamatkan Fani, dia bilang kalau aku sengaja membiarkan sukma Fani di bawa pergi untuk menyelamatkan diriku sendiri. Padahal aku sudah mati2an ngelawan orang itu, kalau saja bokapku dan guruku ngga datang nolong waktu itu mungkin aku sudah mati sekarang. Bokap juga sudah memberi pengertian ke Rasya, tapi dia ngga mau dengar. Sebagai pelampiasannya, dia belajar ilmu lebih tekun dan kini ilmunya jauh melampauiku. Tapi, tetap sepertinya dia masih menyalahkanku dan dia masih belum bisa ngelupain Fani. Aku sebenernya kasihan sama dia, Dy. Dia seperti kehilangan tujuan hidupnya. Dia ngga peduli dengan hidupnya ke depan bagaimana. Dia sama sekali ngga berminat mencari pengganti Fani. Pernah aku berusaha bicara, dia dengan tegas berkata bahwa ngga akan ada pengganti Fani dalam hidupnya. Jujur aja, aku ikutan stress kalau mikirin dia..”
“Kasihan Rasya, Wa…tapi dia juga ngga seharusnya nyalahin kamu dan jadi benci sama kamu.”
“sebenernya dia ngga benci, Dy, lebih tepatnya kecewa, karena dia sangat mengharapkanku saat itu..aku juga sangat sedih sudah mengecewakan saudaraku, ngga bisa bantu dia….” Sesaat dia terdiam, seperti berusaha meredam emosinya.
“Wa…sudahlah, mungkin sudah takdirnya seperti itu….apa karena itu juga kamu ngga berani ngelepas sukma kamu buat liat aku sewaktu aku masih di Bali?”
“iya Dy, aku masih trauma…”
Aku terdiam.
“Sewaktu ngeliat kamu, Rasya nanya ke aku, apa kamu itu pacarku. Aku bilang bukan, aku bilang kalau kamu itu temenku, entah kenapa dia nanyain itu.”
“mungkin kalau kamu bilang aku itu pacarmu, dia ngga akan mau bantu. Kan biar impas.”
“ngga lah Dy, dia ngga sepicik itu kok. Aku lebih menduga kalau dia tertarik sama kamu, mungkin karena kamu mirip bgt aura, sifat, bahkan fisik kamu pun mirip dengan Fani.”
“oya?”
“iya, salah satu ketertarikanku untuk liat kamu lebih jauh juga karena itu. Oh ya, aku mau bilang sesuatu, sejak kejadian kerasukan itu, aku ngelepas seperempat sukmaku buat jagain kamu Dy, jadi sukmaku akan ada dalam diri kamu, aku menyimpannya di jantung kamu, jadi kalau ada apa2 sama kamu aku bisa langsung ngerasain. Sukmaku akan selalu ada di kamu selama kamu masih inget sama aku, kalau suatu saat nanti kamu sudah melupakanku, dia akan hilang dan kembali padaku dengan sendirinya.”
Ok.... kali ini aku bingung harus bicara apa. Sebegitunya dia menolongku padahal aku ini bukan siapa2nya dia.
“Dy…?kok diem?”
“aku….aku ngga tau harus bagaimana berterima kasih sama kamu Wa, tapi apa perlu kamu sampai harus ngelakuin itu, maksudku ngelepas sukma kamu untukku..”
“ngga apa2 Dy, itu hanya sebagian kecil dari sukmaku, ngga akan ngaruh banyak ke aku, tapi akan sangat berguna untuk aku tahu keadaan kamu, aku hanya khawatir sama kamu Dy, apalagi sejak kejadian kerasukan itu, aku ngga mau ada yg tiba2 nyerang kamu lagi saat aku ngga ada di sana.”
“tapi kenapa Wa? Kenapa kamu mau ngelakuin ini, aku kan bukan sia…..” aku tidak melanjutkan kata2ku karena aku teringat kejadian tempo hari yg Dewa tersingung sewaktu aku bilang kalau aku bukanlah siapa2 buatnya.
“hayo…mau bilang bukan siapa2 lagi kan? Kamu sudah janji lho Dy, kamu tahu prinsipku apa kan.”
“hehehe peace…iya tahu, sorry aku lupa…..Wa, kamu ada di sini sekarang?”
“iya, aku di depanmu.”
“di depanku tembok Wa, “ di depanku memang tembok, aku tidur menyamping menghadap tembok
“ya, aku nempel di tembok Dy.”
“kalau aku pengen ngerasain atau ngeliat kamu bisa?”
“ngeliat sukmaku maksudmu?”
“iya.”
“kalau ngerasain, mungkin sekarang ngga akan bisa, karena kamu ngga ada perasaan sama aku Dy. Kalau ngeliat, sebenernya bisa. Hanya saja aku yg ngga bisa ngeliatin diriku ke kamu karena ilmuku masih rendah, agak susah dan bahaya itu. Rasya baru bisa tahapan itu, aku masih belum Dy.”
“iya gpp, aku nanya aja kok.”
“nanti seandainya kamu sudah ada rasa sama aku, secara otomatis mungkin cuma perlu sedikit konsentrasi kamu pasti bisa ngerasain aku.”
Sudah ada rasa? Itu maksudnya apa ya? Rasa apa maksudnya? Sebelum aku sempat nanya lagi dia sudah mendahuluiku…
“ini yg dari dulu ingin aku bilang ke kamu. Takut kamu ngga percaya, takut kamu anggap aku pembual, bahkan mungkin orang gila yg bicara ngawur. Tapi sekarang aku lega setelah ngomong semuanya dan kepercayaan kmu itu sangat luar biasa berarti buatku.”
“hehehe iya Wa, ngga mau dari awal2 kamu bilangnya kan kamu ngga bisa ngintipin aku hehehe,” candaku
“hehehehe iya Dy, udah ah aku jadi malu ketahuan ngintip.”
“hahahaha, awas lho ya, jangan ngintip2 lagi!”
“janji Dy!”
0