- Beranda
- Stories from the Heart
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
...
TS
juraganpengki
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)

Cool Cover By Agan Linbara (Thanks, Bree)..
Prolog
Setelah bangun dari ‘Mati Suri’ karena memutuskan untuk mencoba membunuh diri sendiri untuk melindungi Kitab Langit dan melenyapkan Bayu Ambar, gw kembali ke dunia nyata.. Kehidupan gw sedikit jauh berbeda, karena pengalaman ‘Mati Suri’ itu berefek langsung pada kelebihan yang gw miliki.. Gw masih sama Anggie, meski ujian atas cinta kami masih saja mendera.. Ada musuh baru, tentu saja.. Tapi ada juga sahabat baru yang muncul.. Karena ini akhir dari cerita kami berempat..
Kembalinya Anak Ibu...
Pengorbanan Pedang Jagat Samudera...
Cintai Aku Sewajarnya, Yank...
Matinya Seorang Saudara (Versi Gw/Bimo)
Berkumpul Kembali...
Keanehan Yang Mulai Muncul...
Sambutan Ketiga Saudara Ke Reinata...
Sabar???
Cukup! Tinggalin Aku Sendiri!!!
Siapa Kau???
Aku Ikutin Kemauan Kamu...
Keputusan Sepihak Yang Pahit...
Semua Beban Menjadi satu
Semua Beban Menjadi Satu (2)...
Serangkum Rindu Untuk Ayah...
Munculnya Penguasa Laut Utara...
Bertemunya Dua Penguasa...
Sebuah Kesepakatan...
Ibu Kenapa Yah???
Lu Kenapa, Ka???
Wanted Dead Or Alive.. ANTON!!!
Mo 'Perabotan' Lu Hancur Apa Tanggung Jawab???
It's The End Of Us...
Di Kerjain Ibu...
Ridho!!!
Kelewatan!!!
Munculnya Dua Penjaga Gerbang Kerajaan Laut...
Dewi Arum Kesuma VS Dewi Ayu Anjani
Datangnya Sosok Seorang Pemisah Dan Shock Therapy Buat Gw...
Kerajaan Jin...
Terkuaknya Semua Jawaban...
Maafin Gw, Bree...
Pengakuan Suluh...
Akhirnya Boleh Gondrong...
Pernikahan Kak Silvi Yang Seharusnya Membuat Gw Bahagia...
Pernikahan Kak Silvi Yang seharusnya Membuat Gw Bahagia (2)...
Tunggu Pembalasan Gw!!!...
Ni Mas Linduri dan Banas Ireng...
Dua Sosok Penyelamat Misterius...
Ada Apa Sama Ridho?...
Kesalahan Fatal...
Kembalinya Jin Penjaga Ridho dan Suluh...
Akibat Terlalu Ikut Campur...
Setiap Perbuatan Akan Mendapat Balasan...
Munculnya Viny Dan Sebuah Tantangan Bertarung...
Manusia Cabul...
Suara Penolong Misterius...
Bertemunya Kembali Sepasang Kekasih...
Terkuaknya Kebenaran...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar (2)...
Jaket Dan Celana Jeans Robek Serta Sweater Hitam Kumal...
She's My True Love...
Dilema...
Pertengkaran Dengan Ibu...
Rambe Lantak...
Gendewa Panah Pramesti...
Akan Ku Balaskan Dendam Mu, Arum Kesuma!!!
Yang Hilang dan Yang Kembali...
Jawaban Ayu...
Mati Gw!!!
Aku Makin Sayang...
Nasihat Om Hendra...
Jera Mencuri...
Ajian Segoro Geni...
Pilihan Sulit...
Keputusasaan Anggie...
Kabar Baik dari Ridho dan Suluh...
Perjalanan Menuju Pembalasan Dendam...
Rawa Rontek...
Rawa Rontek 2 (Terbayarnya Dendam)...
Kedatangan Pak Sugi...
Orang Titipan...
Hukuman Paling Berat...
Tidurlah Di Pangkuan Ku...
Menjajal Kesaktian...
Menjajal Kesaktian (2)...
Pengakuan Mengejutkan Babeh Misar...
Pengajaran Ilmu Silat Betawi...
Di Kepret Babeh Misar Lagi...
Tasya...
Naga Caglak dan Bajing Item...
Misteri Sebuah Dendam...
Kekuatan Sejati Kitab Langit Bagian Matahari...
Perpisahan...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera (2)...
Kembalinya Ibu...
Empat Bayangan Hitam...
Siapa Ni Mas Laras Rangkuti???
Dendam Seorang Sahabat...
Ini Keputusan Yang Harus Gw Ambil...
Semua Pengorbanan Ini Demi Ibu...
Rapuh...
Kabar Mengejutkan Sekar dan Sebuah Restu...
Siasat Braja Krama...
Munculnya Kitab Langit...
Si Pembuka Kitab langit dan Sosok Asli Pak Sugi...
Rencana Yang Matang...
Lamaran Pribadi...
Keingintahuan Anggie...
Perubahan Rencana...
Hampir Terjebak...
Kekecewaan Sekar...
Dua Syarat Reinata...
Aku Harap Kamu dan Anggie Bahagia, Mam...
Rahasia Sepasang Suami Isteri...
Menitipkan Amanah...
Berkumpulnya Para Pembela Kitab Langit...
Siasat Ki Purwagalih...
Raja Jin Raja Muslihat (Nyesek, Bree)...
Pertukaran Tawanan...
Perang Gaib PunTak Terelakkan...
Sang Penyelamat Dari Utara...
Pertempuran Awal Dua Penguasa Kerajaan Gaib...
Bertekuk Lututnya Sekutu Braja Krama...
Pertarungan Dua Putera (Gugurnya Satu Sahabat Gaib)...
Krama Raja...
Braja Krama Versus Krama Raja...
Raja Licik...
Aku Lah Sang Pembuka...
Siasat Krama Raja dan Bayu Ambar...
Terbukanya Semua Ilmu Terlarang...
Sebuah Pengecualian...
Sri Baduga Maharaja...
Hilangnya Sebuah Pengecualian...
Hilangnya Sebuah Pengecualian (2)...
Sebuah Pengorbanan...
Pahlawan...
Sumpah...
Ilmu Pamungkas yang Terlarang...
Kabar Yang Mengejutkan...
Pulang...
Pulang (2)...
Sedikit Kisah Rio Sebelum Kisah Ini Tamat...
Terhalang Sumpah...
Bantuan Sahabat Baik...
Bachelor Party...
Keturunan Lain Sang Prabu...
Pembalasan Dendam Singgih...
Sepenggal Kisah Nyi Mas Roro Suwastri...
Tawaran Yang Mengejutkan...
Lawan Atau Kawan???
Terkuaknya Silsilah...
Sebuah Kebenaran...
Sebuah Kebenaran (2)...
Bertemunya Dua Keturunan Sang Prabu...
Pertempuran Dua Hati...
Cinta Pertama VS Cinta Terakhir Jagat Tirta...
Pengakuan Bayu Barata...
Ki Larang dan Nyi Mas Galuh Pandita???
Prana Kusuma...
Kau Benar Keturunan Kami, Ngger...
Our Big Day...
Insiden...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga (2)...
Dua Tamu Istimewa...
Semua Karena Cinta...
Keputusan Sekar Kencana...
Kena Gampar...
Bonyok!!!
RIBET!!!
Berdamai...
Keponakan Baru...
Malam Pertama dan Tiga Keanehan...
Ajian Warisan Para Leluhur (The Last Part/End Of All Chapters)
SIDE STORIES
Keturunan Yang Tersesat...
Keturunan Yang Tersesat (2)...

Cool Cover By Agan Linbara (Thanks, Bree)..
Prolog
Setelah bangun dari ‘Mati Suri’ karena memutuskan untuk mencoba membunuh diri sendiri untuk melindungi Kitab Langit dan melenyapkan Bayu Ambar, gw kembali ke dunia nyata.. Kehidupan gw sedikit jauh berbeda, karena pengalaman ‘Mati Suri’ itu berefek langsung pada kelebihan yang gw miliki.. Gw masih sama Anggie, meski ujian atas cinta kami masih saja mendera.. Ada musuh baru, tentu saja.. Tapi ada juga sahabat baru yang muncul.. Karena ini akhir dari cerita kami berempat..
Kembalinya Anak Ibu...
Pengorbanan Pedang Jagat Samudera...
Cintai Aku Sewajarnya, Yank...
Matinya Seorang Saudara (Versi Gw/Bimo)
Berkumpul Kembali...
Keanehan Yang Mulai Muncul...
Sambutan Ketiga Saudara Ke Reinata...
Sabar???
Cukup! Tinggalin Aku Sendiri!!!
Siapa Kau???
Aku Ikutin Kemauan Kamu...
Keputusan Sepihak Yang Pahit...
Semua Beban Menjadi satu
Semua Beban Menjadi Satu (2)...
Serangkum Rindu Untuk Ayah...
Munculnya Penguasa Laut Utara...
Bertemunya Dua Penguasa...
Sebuah Kesepakatan...
Ibu Kenapa Yah???
Lu Kenapa, Ka???
Wanted Dead Or Alive.. ANTON!!!
Mo 'Perabotan' Lu Hancur Apa Tanggung Jawab???
It's The End Of Us...
Di Kerjain Ibu...
Ridho!!!
Kelewatan!!!
Munculnya Dua Penjaga Gerbang Kerajaan Laut...
Dewi Arum Kesuma VS Dewi Ayu Anjani
Datangnya Sosok Seorang Pemisah Dan Shock Therapy Buat Gw...
Kerajaan Jin...
Terkuaknya Semua Jawaban...
Maafin Gw, Bree...
Pengakuan Suluh...
Akhirnya Boleh Gondrong...
Pernikahan Kak Silvi Yang Seharusnya Membuat Gw Bahagia...
Pernikahan Kak Silvi Yang seharusnya Membuat Gw Bahagia (2)...
Tunggu Pembalasan Gw!!!...
Ni Mas Linduri dan Banas Ireng...
Dua Sosok Penyelamat Misterius...
Ada Apa Sama Ridho?...
Kesalahan Fatal...
Kembalinya Jin Penjaga Ridho dan Suluh...
Akibat Terlalu Ikut Campur...
Setiap Perbuatan Akan Mendapat Balasan...
Munculnya Viny Dan Sebuah Tantangan Bertarung...
Manusia Cabul...
Suara Penolong Misterius...
Bertemunya Kembali Sepasang Kekasih...
Terkuaknya Kebenaran...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar (2)...
Jaket Dan Celana Jeans Robek Serta Sweater Hitam Kumal...
She's My True Love...
Dilema...
Pertengkaran Dengan Ibu...
Rambe Lantak...
Gendewa Panah Pramesti...
Akan Ku Balaskan Dendam Mu, Arum Kesuma!!!
Yang Hilang dan Yang Kembali...
Jawaban Ayu...
Mati Gw!!!
Aku Makin Sayang...
Nasihat Om Hendra...
Jera Mencuri...
Ajian Segoro Geni...
Pilihan Sulit...
Keputusasaan Anggie...
Kabar Baik dari Ridho dan Suluh...
Perjalanan Menuju Pembalasan Dendam...
Rawa Rontek...
Rawa Rontek 2 (Terbayarnya Dendam)...
Kedatangan Pak Sugi...
Orang Titipan...
Hukuman Paling Berat...
Tidurlah Di Pangkuan Ku...
Menjajal Kesaktian...
Menjajal Kesaktian (2)...
Pengakuan Mengejutkan Babeh Misar...
Pengajaran Ilmu Silat Betawi...
Di Kepret Babeh Misar Lagi...
Tasya...
Naga Caglak dan Bajing Item...
Misteri Sebuah Dendam...
Kekuatan Sejati Kitab Langit Bagian Matahari...
Perpisahan...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera (2)...
Kembalinya Ibu...
Empat Bayangan Hitam...
Siapa Ni Mas Laras Rangkuti???
Dendam Seorang Sahabat...
Ini Keputusan Yang Harus Gw Ambil...
Semua Pengorbanan Ini Demi Ibu...
Rapuh...
Kabar Mengejutkan Sekar dan Sebuah Restu...
Siasat Braja Krama...
Munculnya Kitab Langit...
Si Pembuka Kitab langit dan Sosok Asli Pak Sugi...
Rencana Yang Matang...
Lamaran Pribadi...
Keingintahuan Anggie...
Perubahan Rencana...
Hampir Terjebak...
Kekecewaan Sekar...
Dua Syarat Reinata...
Aku Harap Kamu dan Anggie Bahagia, Mam...
Rahasia Sepasang Suami Isteri...
Menitipkan Amanah...
Berkumpulnya Para Pembela Kitab Langit...
Siasat Ki Purwagalih...
Raja Jin Raja Muslihat (Nyesek, Bree)...
Pertukaran Tawanan...
Perang Gaib PunTak Terelakkan...
Sang Penyelamat Dari Utara...
Pertempuran Awal Dua Penguasa Kerajaan Gaib...
Bertekuk Lututnya Sekutu Braja Krama...
Pertarungan Dua Putera (Gugurnya Satu Sahabat Gaib)...
Krama Raja...
Braja Krama Versus Krama Raja...
Raja Licik...
Aku Lah Sang Pembuka...
Siasat Krama Raja dan Bayu Ambar...
Terbukanya Semua Ilmu Terlarang...
Sebuah Pengecualian...
Sri Baduga Maharaja...
Hilangnya Sebuah Pengecualian...
Hilangnya Sebuah Pengecualian (2)...
Sebuah Pengorbanan...
Pahlawan...
Sumpah...
Ilmu Pamungkas yang Terlarang...
Kabar Yang Mengejutkan...
Pulang...
Pulang (2)...
Sedikit Kisah Rio Sebelum Kisah Ini Tamat...
Terhalang Sumpah...
Bantuan Sahabat Baik...
Bachelor Party...
Keturunan Lain Sang Prabu...
Pembalasan Dendam Singgih...
Sepenggal Kisah Nyi Mas Roro Suwastri...
Tawaran Yang Mengejutkan...
Lawan Atau Kawan???
Terkuaknya Silsilah...
Sebuah Kebenaran...
Sebuah Kebenaran (2)...
Bertemunya Dua Keturunan Sang Prabu...
Pertempuran Dua Hati...
Cinta Pertama VS Cinta Terakhir Jagat Tirta...
Pengakuan Bayu Barata...
Ki Larang dan Nyi Mas Galuh Pandita???
Prana Kusuma...
Kau Benar Keturunan Kami, Ngger...
Our Big Day...
Insiden...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga (2)...
Dua Tamu Istimewa...
Semua Karena Cinta...
Keputusan Sekar Kencana...
Kena Gampar...
Bonyok!!!
RIBET!!!
Berdamai...
Keponakan Baru...
Malam Pertama dan Tiga Keanehan...
Ajian Warisan Para Leluhur (The Last Part/End Of All Chapters)
SIDE STORIES
Keturunan Yang Tersesat...
Keturunan Yang Tersesat (2)...
Diubah oleh juraganpengki 15-07-2018 20:23
iskrim dan 132 lainnya memberi reputasi
127
2.1M
8K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
juraganpengki
#1251
Maafin Gw, Bree...
Setelah kembali nya gw dari kunjungan singkat ke Kerajaan Penguasa Gaib Tanah Pasundan, semua berjalan normal.. Gw masih menikmati status sebagai seorang Mahasiswa pengangguran.. Kuliah gw pun berjalan sesuai keinginan.. Beberapa kali gw sempat bertemu Carla dan juga Reinata..
Carla nampak semakin serius menjalin hubungan dengan pacarnya, yang sampai saat ini gw belum tahu namanya siapa.. Dan gw juga malas untuk mencari tahu.. Sedangkan Reinata, gadis itu juga sudah berubah.. Sikapnya tak lagi jutek ke gw, tapi seperti sedikit menjaga jarak..
Anggie.. Gw ga bahas banyak soal dia disini.. Intinya, hubungan kami masih sama.. Menggantung, tanpa kepastian putus atau nyambung.. Semua kontaknya sudah gw blokir dari Hp maupun akun media sosial yang gw miliki..
Nah, kalo Ayu (Cewe yang sempat dijodohkan sama gw, oleh Ibu dan Umi nya sewaktu kami masih duduk di Taman kanan-kanak), semenjak kedatangan gw dan Ibu untuk bersilaturrahim ke rumah keluarga nya, Ayu jadi sering main ke rumah.. Jika sudah di rumah, Ibu kelihatan perhatian banget ke Ayu.. Ibu juga sering membuat usaha-usaha konyol dengan tujuan agar gw lebih dekat ke Ayu..
Oh iya, beberapa kali gw sempat bertemu Ayu di kampus.. Secara, diakan teman nya Reinata juga.. Maka nya pernah Reinata nanya in soal hubungan gw sama Ayu seperti apa, karena gadis itu sempat melihat gw ngobrol plus ketawa/i sama Ayu.. Ya, gw jawab saja apa adanya.. Sebagai teman, itu jawaban yang gw berikan ke Reinata.. Dan, Reinata juga nampaknya paham.. Tapi, tetap saja gw masih bisa melihat ada raut aneh di wajah gadis itu.. Kata Ayu sih Reinata Jealous..
Jujur, kalo ditanya pendapat gw pribadi soal cewe yang bernama Ayu.. Ayu itu anaknya asik, gaul, enak buat diajak ngobrol dan tentu nya cantik juga.. Ingat ga, bree? Waktu gw ketemu Ayu buat yang kedua kalinya.. Pas dia bikin copot spion mobil Almarhum bokap gw.. Saat itu kan penampilan Ayu masih cenderung terbuka..
Tapi semakin kesini, penampilan Ayu semakin enak di lihat.. Terutama saat main ke rumah gw.. Ayu selalu memakai kaus lengan panjang atau cardigan.. Jika kebetulan sedang ingin memakai rok, itu pun yang panjang nya selutut.. Pokoknya, Ayu sedikit demi sedikit merubah gaya berpakaiannya.. Entah demi apa, atau demi siapa?
Terus, hubungan lu dengan ketiga saudara gimana, Bree? Well, semenjak pergi nya semua Jin Penjaga kami, ditambah pertempuran gw melaewan Ridho, hubungan kami masih kek anak kecil yang lagi marahan.. Hingga saat ini..
“Bang, habis sarapan kamu jemput Ayu di rumahnya, yah.. Ibu mo ajak Ayu ke rumah Tante Septi” Kata Ibu yang menghentikan langkah gw saat ingin mendengarkan musik cadas di kamar..
“Ayu kan ada mobil, Bu.. Abang WA aja yah, suruh dia kesini”
“Jangan.. Ibu mau nya kamu yang jemput Ayu.. Kata Umi nya, mobil Ayu lagi di servis di bengkel” Sambar Ibu yang membuat gw langsung menyimpan kembali Hp ke dalam saku celana pendek..
Mulai lagi deh usaha konyol Ibu buat deketin gw ke Ayu.. Hanya menjawab dengan anggukan kepala, gw melanjutkan kembali perjalanan ke kamar.. Bukan untuk mendengarkan musik, tapi untuk mengganti pakaian.. Salah satu larangan aneh Ibu, jangan pernah memakai celana pendek kalau mau ke rumah Ayu.. Ya Tuhan!!! Yang jadi anak nya Ibu itu gw apa Ayu sih?
Baru gw mau memakai celana Jeans panjang berwarna biru belel, tiba-tiba Hp gw di dalam saku celana pendek yang sudah tergeletak di atas tempat tidur berbunyi beberapa kali.. Gw cukup kaget melihat Suluh yang ternyata sedang menelpon.. Dengan cepat, gw memakai celana jeans yang sudah masuk sebatas lutut dan mengusap layar Hp untuk menjawab telpon Suluh..
“Hallo” Ucap gw ke arah Hp yang terselip di telinga dan bahu, karena gw sedang mengancingkan celana jeans..
Cukup lama tak terdengar balasan dari Suluh.. Samar-samar, gw malah mendengar suara isak tangis.. Kening gw langsung berkerut mencoba mengenali suara tangisan siapa yang terdengar dari Hp gw.. Kedua mata gw membesar, begitu mengetahui bahwa suara isak tangis itu adalah suara Suluh..
“Suluh, lu kenapa nangis? Ada apaan, ngomong ke gw kalo ada yang ganggu lu?” Tanya gw dengan dua pertanyaan sekaligus..
“Mam, gw diputusin Ridho” Jawaban Suluh sambil diselingi isak tangisnya, seketika membuat mulut gw menganga..
“Si Kampret mutusin lu? Anjirr banget tuh anak” Tanya gw dengan nada tinggi..
Untuk beberapa saat, Suluh tak menjawab.. Yang terdengar dari arah Hp adalah isak tangisnya kembali..
“Kita bisa ketemuan ga siang ini jam 1 ditaman UI? Gw lagi butuh banget temen curhat, Mam”
“Bisa! Gw ga ada acara apa-apa koq.. Gw bisa temuin lu” Jawab gw yang menyambar langsung kalimat saudara perempuan gw itu..
“Ya udah, nanti gw WA in tempat ketemuan di taman UI nya yah” Kata Suluh yang terdengar sudah lebih tenang..
Setelah mendapat kabar buruk dari Suluh, menyangkut hubungannya yang kandas di tengah jalan, gw terdiam karena merasa kesal dengan ulah Ridho.. Gimana dia bisa mutusin Suluh? Padahal dulu, dia yang ngejar-ngejar gadis itu.. Emang dasar kampret.. Ada aja ulahnya yang bikin gw kesel..
Karena mendengar suara Ibu memanggil dari arah dapur, gw langsung berlari ke garasi.. Gw sempet lupa kalau mendapat tugas untuk menjemput Ayu di rumahnya.. Selesai menghangat kan mesin mobil peninggalan Ayah, gw langsung berangkat guna menjalankan tugas dari Ibu..
Gw sempat melakukan aktifitas lain di rumah, sehabis mengantarkan Ayu dan Ibu, juga adik perempuan gw yang nama nya sama, ke rumah Tante Septi.. Berkali-kali gw melirik jam tangan yang baru menunjukkan pukul 11 siang.. Masih dua jam lagi, gw akan bertemu dengan Suluh.. Tak sabar rasa nya ingin segera mengetahui alasan Ridho memutuskan Suluh...
Tepat, jam setengah dua belas, Suluh mengirimkan pesan Wa nya yang mengabarkan bahwa kami akan bertemu di sebuah danau bernama Kenanga yang ada di dekat gedung fakultas MIPA.. Gw tahu letak danau itu yang ada dipinggur jalan, dan segera membalas pesan Suluh dengan kata OKE!..
Karena bukan hari libur, gw memutuskan untuk berangkat setelah menunaikan Shalat Juhur.. Pikir gw kalau hari biasa, jalan Margonda tidak akan begitu macet.. Dan, benar saja, gw sudah tiba di kawasan UI tepat pukul satu siang.. Gw sempat mengirim WA ke Suluh untuk memberitahukan bahwa gw sebentar lagi tiba.. Anehnya, Suluh hanya membaca pesan gw saja tanpa membalas.. Aah, tidak jadi soal menurut gw..
Tepat ditepi jalan raya, gw memarkirkan mobil.. Pandangan mata gw untuk beberapa saat menjelajah tiap sudut danau yang terkenal sebagai salah satu tempat paling angker di kawasan UI.. Banyak orang yang terlihat di sana.. Ada yang sedang memancing, meski sudah ada tanda larangan dilarang memancing.. Ada beberapa pasang muda-mudi yang sedang pacaran, dua siswi berseragam SMU yang asyik berselfi sambil tertawa riang.. Bahkan gw juga melihat beberapa penampakan Jin, berupa gondoruwo dan jin-jin lain yang sedang melayang kesana-kemari..
Masih menjelajahi tiap sudut danau yang aura nya tidak terlalu enak itu, tiba-tiba pandangan gw terusik begitu melihat sosok yang sebenarnya malas untuk gw temui..
“Kenapa Ridho juga ada disini?” Tanya gw dalam hati sambil terus menatap Ridho yang sedang duduk di belahan pohon, yang sepertinya sengaja difungsikan sebagai tempat duduk..
Mendadak, Ridho berdiri sambil mengedarkan pandangan, lalu berhenti tepat ke arah gw.. Untuk sesaat, kedua mata Ridho terpicingkan begitu melihat kehadiran gw disini..
Karena teringat akan penjelasan Raja Jin soal Ridho, akhirnya gw memutuskan untuk menghampiri nya.. Setelah mengambil nafas dalam-dalam, gw mulai melangkah mendekat ke arah Ridho.. Pemuda yang sempat menjadi rival pertarungan gw beberapa waktu lalu itu, terlihat kembali melemparkan pandangan nya ke arah Jin qorin berupa anak muda tadi.. Sepertinya, Ridho sengaja tidak mau melihat kedatangan gw yang sudah beberapa langkah lagi sampai di tempat ia duduk..
“Tumben, lu ngapain disini, Dho?” Tanya gw yang langsung duduk di sebelahnya, lalu melempar pandangan juga ke arah yang sama seperti Ridho..
Sebatang rokok gw keluarkan dari bungkusan yang ada di dalam saku celana jeans.. Gw nyalakan ujungnya dan mulai menghisap rokok itu perlahan-lahan..
“Lu ngapain kesini, Mam?” Kata Ridho yang malah balik bertanya..
Satu hembusan nafas gw keluarkan dari mulut dan membuang asap putih yang langsung menyebar dan menghilang..
“Lu kenapa putusin Suluh?” Pertanyaan gw kali ini membuat kedua mata Ridho terbelalak..
“Putus? Gw ga mutusin Suluh.. Yang ada Suluh telpon gw terus ngajak ketemuan disini” Kalimat Ridho barusan juga membuat gw melakukan hal sama sepertinya, membelalakkan kedua mata..
Otak gw langsung berputar, mengetahui kalo Suluh sama-sama menelpon gw dan Ridho dan mengajak untuk bertemu di Danau Kenanga..
“Njirr! Suluh udah ngerjain kita” Gumam gw dengan suara pelan..
“Tunggu, Mam.. Maksud lu bilang Suluh udah ngerjain kita apaan?” Tanya Ridho yang masih juga tak paham..
Pertanyaan Ridho kali ini, kembali gw jawab dengan menghembuskan asap rokok keluar dari mulut..
“Lu bilang Suluh telpon, terus ngajak janjian disini kan?” Tanya gw yang dibalas dengan tatapan bingung Ridho..
“Sama, Suluh juga telpon gw sambil nangis-nangis.. Dia bilang lu mutusin dia.. Terus Suluh juga ngajak ketemuan buat curhat ke gw, soal putusnya kalian.. Dan bukannya Suluh yang gw temuin, tapi malah lu.. Kalo bukan kita dikerjain Suluh, apa lagi coba?’Jelas gw sambil menatap ke arah Danau..
“Maksud nya apa ngerjain kita?” Tanya Ridho yang masih terlihat bingung..
Gw yang mulai geregetan melihat Ridho masih belum juga paham, melemparkan puntung rokok yang sudah habis.. Lalu menggeser posisi duduk hingga menghadap Ridho..
“Lu makin kesini, makin o’on aja, Dho.. Maksud nya Suluh ya apa lagi, selain bikin kita ketemu berdua terus baekan.. Gitu doank lu bikin bingung” Kata gw menjelaskan maksud yang terkandung dari niat Suluh mempertemukan gw dengan Ridho..
Ridho sendiri terdiam sambil menarik nafas nya panjang-panjang.. Kemudian melirik ke arah gw yang sudah menggeser duduk kembali menghadap Danau..
“Maafin gw, Bree.. Gw sempet nyalahin lu atas perginya Nyai Lingga dan Naga Saksana.. Gw juga pengaruhin Bimo dan Suluh buat ikutan nyalahin lu, pas tahu Jin Penjaga mereka juga pergi kek Sekar Kencana dan Bayu Barata.. Sampai-sampai kita ribut dan ujung-ujungnya senjata gw di ambil oleh Raja Jin” Ucap Ridho dengan suara lirih..
Gw yang mendengar juga mengambil nafas dalam-dalam dan mengeluarkannya secara perlahan.. Sebatang rokok gw keluarkan kembali untuk di bakar dan di hisap..
“Gw juga minta maaf, Bree.. Kemaren itu gw lagi down banget.. Gw udah sempet cerita kan ke lu, soal masalah demi masalah muncul yang muncul dan bikin perasaan gw drop banget.. Tapi pas gw dateng, lu malah nambah masalah dengan nyalahin gw atas kepergian semua Jin Penjaga.. Padahal waktu itu Sekar sama Bayu Barata juga sama-sama ninggalin gw” Ucap gw dengan menatap kosong ke arah danau..
Untuk beberapa saat, gw dan Ridho sama-sama tenggelam dalam diam.. Jelas sekali terasa, bahwa kami berdua menyesali apa yang sudah terjadi.. Perlahan, Ridho melirik gw kembali tapi kali ini terasa jauh lebih lama, hingga gw mulai merasa risih di lirik sedemikian lamanya oleh Ridho..
“Bree, jadi sekarang kita udah sodaraan lagi yak?” Tanya Ridho yang gw balas dengan anggukan kepala dan sebuah senyuman hangat..
“Kita harus pelukan atau gimana, bree?” Tanya Ridho lagi yang membuat gw mengerutkan dahi karena bingung akan maksud ucapannya barusan..
“Ya, maksudnya biar moment maafan kita lebih afdhol aja, Bree..”
“Ogah, aah.. Ntar kita di sangka maho, bree.. Lu gila aja pake minta peluk segala” Tolak gw sambil berdiri menatap aneh ke arah Ridho yang juga ikut berdiri..
“Kalo ga meluk, nyium aja, Bree, nyium” Kata Ridho lagi sambil memonyongkan mulutnya..
Gw yang tahu Ridho sedang bercanda konyol seperti biasa, langsung menendang betisnya.. Ridho tertawa terbahak-bahak hingga menarik perhatian orang lain yang langsung menatap ke arah kami.. Tak mau dianggap sebagai sepasang pria penyuka sesama jenis, gw langsung pergi meninggalkan Ridho menuju mobil yang terparkir diseberang jalan..
“Besok gw ke rumah lu, Bree.. Lu balikin motor Anggie yang ada d rumah lu sama Bimo” Kata gw setengah berteriak ke arah Ridho dan di balas dengan acungan dua jempol tangan nya..
Didalam mobil, gw sempat tersenyum lega karena hubungan persaudaraan gw dan Ridho sudah kembali membaik.. Alhamdulillah, Raja Jin sudah membelokkan nasib yang seharusnya membuat kami menjadi musuh bebuyutan.. Mudah-mudahan, setelah ini gw, Ridho, Bimo dan Suluh bisa berkumpul kembali sebagai saudara..
Setelah kembali nya gw dari kunjungan singkat ke Kerajaan Penguasa Gaib Tanah Pasundan, semua berjalan normal.. Gw masih menikmati status sebagai seorang Mahasiswa pengangguran.. Kuliah gw pun berjalan sesuai keinginan.. Beberapa kali gw sempat bertemu Carla dan juga Reinata..
Carla nampak semakin serius menjalin hubungan dengan pacarnya, yang sampai saat ini gw belum tahu namanya siapa.. Dan gw juga malas untuk mencari tahu.. Sedangkan Reinata, gadis itu juga sudah berubah.. Sikapnya tak lagi jutek ke gw, tapi seperti sedikit menjaga jarak..
Anggie.. Gw ga bahas banyak soal dia disini.. Intinya, hubungan kami masih sama.. Menggantung, tanpa kepastian putus atau nyambung.. Semua kontaknya sudah gw blokir dari Hp maupun akun media sosial yang gw miliki..
Nah, kalo Ayu (Cewe yang sempat dijodohkan sama gw, oleh Ibu dan Umi nya sewaktu kami masih duduk di Taman kanan-kanak), semenjak kedatangan gw dan Ibu untuk bersilaturrahim ke rumah keluarga nya, Ayu jadi sering main ke rumah.. Jika sudah di rumah, Ibu kelihatan perhatian banget ke Ayu.. Ibu juga sering membuat usaha-usaha konyol dengan tujuan agar gw lebih dekat ke Ayu..
Oh iya, beberapa kali gw sempat bertemu Ayu di kampus.. Secara, diakan teman nya Reinata juga.. Maka nya pernah Reinata nanya in soal hubungan gw sama Ayu seperti apa, karena gadis itu sempat melihat gw ngobrol plus ketawa/i sama Ayu.. Ya, gw jawab saja apa adanya.. Sebagai teman, itu jawaban yang gw berikan ke Reinata.. Dan, Reinata juga nampaknya paham.. Tapi, tetap saja gw masih bisa melihat ada raut aneh di wajah gadis itu.. Kata Ayu sih Reinata Jealous..
Jujur, kalo ditanya pendapat gw pribadi soal cewe yang bernama Ayu.. Ayu itu anaknya asik, gaul, enak buat diajak ngobrol dan tentu nya cantik juga.. Ingat ga, bree? Waktu gw ketemu Ayu buat yang kedua kalinya.. Pas dia bikin copot spion mobil Almarhum bokap gw.. Saat itu kan penampilan Ayu masih cenderung terbuka..
Tapi semakin kesini, penampilan Ayu semakin enak di lihat.. Terutama saat main ke rumah gw.. Ayu selalu memakai kaus lengan panjang atau cardigan.. Jika kebetulan sedang ingin memakai rok, itu pun yang panjang nya selutut.. Pokoknya, Ayu sedikit demi sedikit merubah gaya berpakaiannya.. Entah demi apa, atau demi siapa?
Terus, hubungan lu dengan ketiga saudara gimana, Bree? Well, semenjak pergi nya semua Jin Penjaga kami, ditambah pertempuran gw melaewan Ridho, hubungan kami masih kek anak kecil yang lagi marahan.. Hingga saat ini..
“Bang, habis sarapan kamu jemput Ayu di rumahnya, yah.. Ibu mo ajak Ayu ke rumah Tante Septi” Kata Ibu yang menghentikan langkah gw saat ingin mendengarkan musik cadas di kamar..
“Ayu kan ada mobil, Bu.. Abang WA aja yah, suruh dia kesini”
“Jangan.. Ibu mau nya kamu yang jemput Ayu.. Kata Umi nya, mobil Ayu lagi di servis di bengkel” Sambar Ibu yang membuat gw langsung menyimpan kembali Hp ke dalam saku celana pendek..
Mulai lagi deh usaha konyol Ibu buat deketin gw ke Ayu.. Hanya menjawab dengan anggukan kepala, gw melanjutkan kembali perjalanan ke kamar.. Bukan untuk mendengarkan musik, tapi untuk mengganti pakaian.. Salah satu larangan aneh Ibu, jangan pernah memakai celana pendek kalau mau ke rumah Ayu.. Ya Tuhan!!! Yang jadi anak nya Ibu itu gw apa Ayu sih?
Baru gw mau memakai celana Jeans panjang berwarna biru belel, tiba-tiba Hp gw di dalam saku celana pendek yang sudah tergeletak di atas tempat tidur berbunyi beberapa kali.. Gw cukup kaget melihat Suluh yang ternyata sedang menelpon.. Dengan cepat, gw memakai celana jeans yang sudah masuk sebatas lutut dan mengusap layar Hp untuk menjawab telpon Suluh..
“Hallo” Ucap gw ke arah Hp yang terselip di telinga dan bahu, karena gw sedang mengancingkan celana jeans..
Cukup lama tak terdengar balasan dari Suluh.. Samar-samar, gw malah mendengar suara isak tangis.. Kening gw langsung berkerut mencoba mengenali suara tangisan siapa yang terdengar dari Hp gw.. Kedua mata gw membesar, begitu mengetahui bahwa suara isak tangis itu adalah suara Suluh..
“Suluh, lu kenapa nangis? Ada apaan, ngomong ke gw kalo ada yang ganggu lu?” Tanya gw dengan dua pertanyaan sekaligus..
“Mam, gw diputusin Ridho” Jawaban Suluh sambil diselingi isak tangisnya, seketika membuat mulut gw menganga..
“Si Kampret mutusin lu? Anjirr banget tuh anak” Tanya gw dengan nada tinggi..
Untuk beberapa saat, Suluh tak menjawab.. Yang terdengar dari arah Hp adalah isak tangisnya kembali..
“Kita bisa ketemuan ga siang ini jam 1 ditaman UI? Gw lagi butuh banget temen curhat, Mam”
“Bisa! Gw ga ada acara apa-apa koq.. Gw bisa temuin lu” Jawab gw yang menyambar langsung kalimat saudara perempuan gw itu..
“Ya udah, nanti gw WA in tempat ketemuan di taman UI nya yah” Kata Suluh yang terdengar sudah lebih tenang..
Setelah mendapat kabar buruk dari Suluh, menyangkut hubungannya yang kandas di tengah jalan, gw terdiam karena merasa kesal dengan ulah Ridho.. Gimana dia bisa mutusin Suluh? Padahal dulu, dia yang ngejar-ngejar gadis itu.. Emang dasar kampret.. Ada aja ulahnya yang bikin gw kesel..
Karena mendengar suara Ibu memanggil dari arah dapur, gw langsung berlari ke garasi.. Gw sempet lupa kalau mendapat tugas untuk menjemput Ayu di rumahnya.. Selesai menghangat kan mesin mobil peninggalan Ayah, gw langsung berangkat guna menjalankan tugas dari Ibu..
Gw sempat melakukan aktifitas lain di rumah, sehabis mengantarkan Ayu dan Ibu, juga adik perempuan gw yang nama nya sama, ke rumah Tante Septi.. Berkali-kali gw melirik jam tangan yang baru menunjukkan pukul 11 siang.. Masih dua jam lagi, gw akan bertemu dengan Suluh.. Tak sabar rasa nya ingin segera mengetahui alasan Ridho memutuskan Suluh...
Tepat, jam setengah dua belas, Suluh mengirimkan pesan Wa nya yang mengabarkan bahwa kami akan bertemu di sebuah danau bernama Kenanga yang ada di dekat gedung fakultas MIPA.. Gw tahu letak danau itu yang ada dipinggur jalan, dan segera membalas pesan Suluh dengan kata OKE!..
Karena bukan hari libur, gw memutuskan untuk berangkat setelah menunaikan Shalat Juhur.. Pikir gw kalau hari biasa, jalan Margonda tidak akan begitu macet.. Dan, benar saja, gw sudah tiba di kawasan UI tepat pukul satu siang.. Gw sempat mengirim WA ke Suluh untuk memberitahukan bahwa gw sebentar lagi tiba.. Anehnya, Suluh hanya membaca pesan gw saja tanpa membalas.. Aah, tidak jadi soal menurut gw..
Tepat ditepi jalan raya, gw memarkirkan mobil.. Pandangan mata gw untuk beberapa saat menjelajah tiap sudut danau yang terkenal sebagai salah satu tempat paling angker di kawasan UI.. Banyak orang yang terlihat di sana.. Ada yang sedang memancing, meski sudah ada tanda larangan dilarang memancing.. Ada beberapa pasang muda-mudi yang sedang pacaran, dua siswi berseragam SMU yang asyik berselfi sambil tertawa riang.. Bahkan gw juga melihat beberapa penampakan Jin, berupa gondoruwo dan jin-jin lain yang sedang melayang kesana-kemari..
Masih menjelajahi tiap sudut danau yang aura nya tidak terlalu enak itu, tiba-tiba pandangan gw terusik begitu melihat sosok yang sebenarnya malas untuk gw temui..
“Kenapa Ridho juga ada disini?” Tanya gw dalam hati sambil terus menatap Ridho yang sedang duduk di belahan pohon, yang sepertinya sengaja difungsikan sebagai tempat duduk..
Mendadak, Ridho berdiri sambil mengedarkan pandangan, lalu berhenti tepat ke arah gw.. Untuk sesaat, kedua mata Ridho terpicingkan begitu melihat kehadiran gw disini..
Karena teringat akan penjelasan Raja Jin soal Ridho, akhirnya gw memutuskan untuk menghampiri nya.. Setelah mengambil nafas dalam-dalam, gw mulai melangkah mendekat ke arah Ridho.. Pemuda yang sempat menjadi rival pertarungan gw beberapa waktu lalu itu, terlihat kembali melemparkan pandangan nya ke arah Jin qorin berupa anak muda tadi.. Sepertinya, Ridho sengaja tidak mau melihat kedatangan gw yang sudah beberapa langkah lagi sampai di tempat ia duduk..
“Tumben, lu ngapain disini, Dho?” Tanya gw yang langsung duduk di sebelahnya, lalu melempar pandangan juga ke arah yang sama seperti Ridho..
Sebatang rokok gw keluarkan dari bungkusan yang ada di dalam saku celana jeans.. Gw nyalakan ujungnya dan mulai menghisap rokok itu perlahan-lahan..
“Lu ngapain kesini, Mam?” Kata Ridho yang malah balik bertanya..
Satu hembusan nafas gw keluarkan dari mulut dan membuang asap putih yang langsung menyebar dan menghilang..
“Lu kenapa putusin Suluh?” Pertanyaan gw kali ini membuat kedua mata Ridho terbelalak..
“Putus? Gw ga mutusin Suluh.. Yang ada Suluh telpon gw terus ngajak ketemuan disini” Kalimat Ridho barusan juga membuat gw melakukan hal sama sepertinya, membelalakkan kedua mata..
Otak gw langsung berputar, mengetahui kalo Suluh sama-sama menelpon gw dan Ridho dan mengajak untuk bertemu di Danau Kenanga..
“Njirr! Suluh udah ngerjain kita” Gumam gw dengan suara pelan..
“Tunggu, Mam.. Maksud lu bilang Suluh udah ngerjain kita apaan?” Tanya Ridho yang masih juga tak paham..
Pertanyaan Ridho kali ini, kembali gw jawab dengan menghembuskan asap rokok keluar dari mulut..
“Lu bilang Suluh telpon, terus ngajak janjian disini kan?” Tanya gw yang dibalas dengan tatapan bingung Ridho..
“Sama, Suluh juga telpon gw sambil nangis-nangis.. Dia bilang lu mutusin dia.. Terus Suluh juga ngajak ketemuan buat curhat ke gw, soal putusnya kalian.. Dan bukannya Suluh yang gw temuin, tapi malah lu.. Kalo bukan kita dikerjain Suluh, apa lagi coba?’Jelas gw sambil menatap ke arah Danau..
“Maksud nya apa ngerjain kita?” Tanya Ridho yang masih terlihat bingung..
Gw yang mulai geregetan melihat Ridho masih belum juga paham, melemparkan puntung rokok yang sudah habis.. Lalu menggeser posisi duduk hingga menghadap Ridho..
“Lu makin kesini, makin o’on aja, Dho.. Maksud nya Suluh ya apa lagi, selain bikin kita ketemu berdua terus baekan.. Gitu doank lu bikin bingung” Kata gw menjelaskan maksud yang terkandung dari niat Suluh mempertemukan gw dengan Ridho..
Ridho sendiri terdiam sambil menarik nafas nya panjang-panjang.. Kemudian melirik ke arah gw yang sudah menggeser duduk kembali menghadap Danau..
“Maafin gw, Bree.. Gw sempet nyalahin lu atas perginya Nyai Lingga dan Naga Saksana.. Gw juga pengaruhin Bimo dan Suluh buat ikutan nyalahin lu, pas tahu Jin Penjaga mereka juga pergi kek Sekar Kencana dan Bayu Barata.. Sampai-sampai kita ribut dan ujung-ujungnya senjata gw di ambil oleh Raja Jin” Ucap Ridho dengan suara lirih..
Gw yang mendengar juga mengambil nafas dalam-dalam dan mengeluarkannya secara perlahan.. Sebatang rokok gw keluarkan kembali untuk di bakar dan di hisap..
“Gw juga minta maaf, Bree.. Kemaren itu gw lagi down banget.. Gw udah sempet cerita kan ke lu, soal masalah demi masalah muncul yang muncul dan bikin perasaan gw drop banget.. Tapi pas gw dateng, lu malah nambah masalah dengan nyalahin gw atas kepergian semua Jin Penjaga.. Padahal waktu itu Sekar sama Bayu Barata juga sama-sama ninggalin gw” Ucap gw dengan menatap kosong ke arah danau..
Untuk beberapa saat, gw dan Ridho sama-sama tenggelam dalam diam.. Jelas sekali terasa, bahwa kami berdua menyesali apa yang sudah terjadi.. Perlahan, Ridho melirik gw kembali tapi kali ini terasa jauh lebih lama, hingga gw mulai merasa risih di lirik sedemikian lamanya oleh Ridho..
“Bree, jadi sekarang kita udah sodaraan lagi yak?” Tanya Ridho yang gw balas dengan anggukan kepala dan sebuah senyuman hangat..
“Kita harus pelukan atau gimana, bree?” Tanya Ridho lagi yang membuat gw mengerutkan dahi karena bingung akan maksud ucapannya barusan..
“Ya, maksudnya biar moment maafan kita lebih afdhol aja, Bree..”
“Ogah, aah.. Ntar kita di sangka maho, bree.. Lu gila aja pake minta peluk segala” Tolak gw sambil berdiri menatap aneh ke arah Ridho yang juga ikut berdiri..
“Kalo ga meluk, nyium aja, Bree, nyium” Kata Ridho lagi sambil memonyongkan mulutnya..
Gw yang tahu Ridho sedang bercanda konyol seperti biasa, langsung menendang betisnya.. Ridho tertawa terbahak-bahak hingga menarik perhatian orang lain yang langsung menatap ke arah kami.. Tak mau dianggap sebagai sepasang pria penyuka sesama jenis, gw langsung pergi meninggalkan Ridho menuju mobil yang terparkir diseberang jalan..
“Besok gw ke rumah lu, Bree.. Lu balikin motor Anggie yang ada d rumah lu sama Bimo” Kata gw setengah berteriak ke arah Ridho dan di balas dengan acungan dua jempol tangan nya..
Didalam mobil, gw sempat tersenyum lega karena hubungan persaudaraan gw dan Ridho sudah kembali membaik.. Alhamdulillah, Raja Jin sudah membelokkan nasib yang seharusnya membuat kami menjadi musuh bebuyutan.. Mudah-mudahan, setelah ini gw, Ridho, Bimo dan Suluh bisa berkumpul kembali sebagai saudara..
sampeuk dan 15 lainnya memberi reputasi
16