- Beranda
- Stories from the Heart
Mata Batin They Among Us Chapter 1 [End]
...
TS
roni.riyanto
Mata Batin They Among Us Chapter 1 [End]
SELAMAT DATANG DI THREAD HORROR ANE YANG SEDERHANA
![Mata Batin They Among Us Chapter 1 [End]](https://dl.kaskus.id/i.pinimg.com/736x/ac/9e/c8/ac9ec8d17096742f52ebfbdcc70fa7e7--dark-art-photography-creepy-photography.jpg)
Assalamualaikum wr.wb
Spoiler for Pembukaan:
![Mata Batin They Among Us Chapter 1 [End]](https://dl.kaskus.id/3.bp.blogspot.com/-ne_rDQngRD8/Vk1ychXHIHI/AAAAAAAAJFs/GTFL1J3f6Mw/s1600/hantu%2Bpocong%2Bmenyeramkan.jpg)
Quote:
imut ya gan 

Quote:
PROLOG
Quote:
Kamu percaya hantu?
Atau kamu pernah Bertemu dengan mereka ?
ini adalah Kisahku.
Namaku Roni seorang berusia dua puluh satu tahun yang berprofesi sebagai penulis.
berawal dari rasa penasaranku melihat dunia lain untuk bahan tulisan dibuku baruku.
aku nekat membuka mata batinku sendiri dengan mencoba banyak ritual.
hingga suatu hari mendapati diriku mulai dapat melihat keberadaan MEREKA.
Siapa sangka ternyata setelah aku membuka mata batinku masalah demi masalah muncul,
dan ternyata masalah tersebut mengancam keselamatanku dan adikku Sheril . .
Atau kamu pernah Bertemu dengan mereka ?
ini adalah Kisahku.
Namaku Roni seorang berusia dua puluh satu tahun yang berprofesi sebagai penulis.
berawal dari rasa penasaranku melihat dunia lain untuk bahan tulisan dibuku baruku.
aku nekat membuka mata batinku sendiri dengan mencoba banyak ritual.
hingga suatu hari mendapati diriku mulai dapat melihat keberadaan MEREKA.
Siapa sangka ternyata setelah aku membuka mata batinku masalah demi masalah muncul,
dan ternyata masalah tersebut mengancam keselamatanku dan adikku Sheril . .
Quote:
FAQ:
Q: cerita dan karakter disini nyata gan ?
A: alur dan karakter disini fiksi, namun semua kejadian mistisnya diangkat dari pengalaman nyata TS dan kawan2 TS.
Q: TS pernah bibuka mata batin ?
A: pernah
, namun sekarang sudah ditutup karena alasan risih, bukan takut 
Q: risih kenapa gan ?
A: risih karena dikit2 kaget,dikit2 mual dan risih pas mandi ditongrongin neng kunti.
Q: jadi ini cuma karangan gan ?
A: cerita utama memang dikarang, namun kejadian mistis yang dialami oleh karakter sepenuhnya nyata pernah dialami TS dan kerabat TS
tapi untuk keseimbangan cerita ane tambahin unsur Fiksi biar ceritanya lebih dapet
Q: kapan update nya gan ?
A: biasanya saya update jam 20.00-24.00 Karena TS sedang sekolah bahasa updatenya cuma bisa seminggu sekali gansis. Update tiap malam minggu
Q: cerita dan karakter disini nyata gan ?
A: alur dan karakter disini fiksi, namun semua kejadian mistisnya diangkat dari pengalaman nyata TS dan kawan2 TS.
Q: TS pernah bibuka mata batin ?
A: pernah
, namun sekarang sudah ditutup karena alasan risih, bukan takut 
Q: risih kenapa gan ?
A: risih karena dikit2 kaget,dikit2 mual dan risih pas mandi ditongrongin neng kunti.
Q: jadi ini cuma karangan gan ?
A: cerita utama memang dikarang, namun kejadian mistis yang dialami oleh karakter sepenuhnya nyata pernah dialami TS dan kerabat TS
tapi untuk keseimbangan cerita ane tambahin unsur Fiksi biar ceritanya lebih dapetQ: kapan update nya gan ?
A: biasanya saya update jam 20.00-24.00 Karena TS sedang sekolah bahasa updatenya cuma bisa seminggu sekali gansis. Update tiap malam minggu
Quote:
Kalau agan dimari suka cerita saya, mohon untuk
share gan dan juga komengnya 
yang udah iso boleh timpuk ane pake
share gan dan juga komengnya 
yang udah iso boleh timpuk ane pake

Selamat Membaca
Quote:
PENTING
Just Info untuk Thread ini ane akan buat tamat di chapter 1, untuk lanjutan ceritanya bisa dibaca nanti di chapter 2 yang akan di posting di thread baru segera.
Terima Kasih
INDEX PART
Kesan Pertama (pengenalan bagi Roni )
1. Dunia lain
2. Buka Mata Batin
3. Penghuni Rumah
4. Hantu Penglaris
5. Hantu Anak Kecil
Sisipan sekilas Linda
POPI
6. Hantu Siswi
7. Hantu Penunggu Sekolah
8. Dijilat Hantu /
9. Hantu Toilet
SHERIL
10. Hantu Toilet 2
Biografi Karakter
11. Jurig Kincir 1..
12. Jurig Kincir 2 ..
Sisipan Real Story si Bray
13. Jurig Kincir (Sheril)
LINDA
14. Uyut Catam
15. Rumah Linda
16. Saingan Linda (Sheril)
17. Kematian Linda
GALIH
18. Kemah di Curug 18 Januari 2018
19. Sesajen 19 Januari 2018
20. Sesajen part Dua 20 Januari 2018
21. Sesajen part Tiga 21 Januari 2018
22. Buntelan kecil 27 Januari 2018
Cerpen Cheesecake
23. buntelan kecil dua 7 Februari 2018
24. Wanita ? 11 Februari 2018
25. Wanita Dua 24 Februari 2018
AYU
26. Kemah lagi 10 Maret 2018
27. Sareupna 17 Maret 2018
28. Bingung 24 Maret 2018
SHERIL (2)
29.Mimpi (Sheril) 26 Maret 2018
30. Rumah Anggi (Sheril) 31 Maret 2018
31. Siapa? (Sheril) 15 April 2018
RONI1. Dunia lain
2. Buka Mata Batin
3. Penghuni Rumah
4. Hantu Penglaris
5. Hantu Anak Kecil
Sisipan sekilas Linda
POPI
6. Hantu Siswi
7. Hantu Penunggu Sekolah
8. Dijilat Hantu /
9. Hantu Toilet
SHERIL
10. Hantu Toilet 2
Biografi Karakter
11. Jurig Kincir 1..
12. Jurig Kincir 2 ..
Sisipan Real Story si Bray
13. Jurig Kincir (Sheril)
LINDA
14. Uyut Catam
15. Rumah Linda
16. Saingan Linda (Sheril)
17. Kematian Linda
GALIH
18. Kemah di Curug 18 Januari 2018
19. Sesajen 19 Januari 2018
20. Sesajen part Dua 20 Januari 2018
21. Sesajen part Tiga 21 Januari 2018
22. Buntelan kecil 27 Januari 2018
Cerpen Cheesecake
23. buntelan kecil dua 7 Februari 2018
24. Wanita ? 11 Februari 2018
25. Wanita Dua 24 Februari 2018
AYU
26. Kemah lagi 10 Maret 2018
27. Sareupna 17 Maret 2018
28. Bingung 24 Maret 2018
SHERIL (2)
29.Mimpi (Sheril) 26 Maret 2018
30. Rumah Anggi (Sheril) 31 Maret 2018
31. Siapa? (Sheril) 15 April 2018
32. Ikan? 22 April 2018
33. Bayangan 29 April 2018
34. Masa Lalu 7 mei 2018
35. HATI 16 Mei 2018 ( Late Post)
36. Kakak 7 Juli 2018(Sheril)
37. Kakak-2 14 Agustus 2018(Sheril)
38. Perjalanan 3 Oktober 2018(Sheril)
BEGINNING
39. Permulaan 27 Oktober 2018(Sheril)
Teaser Chapter 2
Selamat pagi/siang/malam gansis yang suka mampir ke Thread ini, ane cuma mau bilang maaf karena ane baka vacum di dunia perinternetan untuk waktu yang bakalan lama. sebenernya udah ada lanjutan chapter 2 cuma ane ngerasa sangsi buat postingnya karena belum selesai 100%. jadi buat agan dan sista yang nunggu kelanjutannya harus berlapang dada karena ane mau vacum karena suatu alasan.
Terimakasih
Salam Kentang
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 80 suara
Gimana Ceritanya Gan ?
Bagus Ceritanya Serem.
65%
Lumayan Seram,
28%
Boring Gan .
8%
Diubah oleh roni.riyanto 10-01-2019 16:41
sulkhan1981 dan 9 lainnya memberi reputasi
8
306.9K
Kutip
1.7K
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
roni.riyanto
#737
Quote:
Aku merasa sangat lemas ketika harus menerima kenyataan bahwa sang monyet tadi berdiri sangat dekat didepanku. Aku menatap kearah mereka dan monyet itu tampak seperti sedang mengobrolkan sesuatu.
Part 20
Sesajen 2
Tubuhku terasa lemas, tenagaku terasa hilang, akupun terjatuh kearah depan dengan posisi telungkup. Biarpun badanko roboh, namun kesadaranku masih tetap ada. Aku mencoba mendengarkan perkataan mereka dari jauh, sangat samar-samar tidak jelas tertutup oleh suara air terjun.
“Nu Aing”
Aku mendengar jelas suara teriakan sang monyet yang ternyata bisa berbahasa manusia (bayangin aja gan suara monyet teriak tapi bukan uu aa
). Dan aku tak bisa mendengar jawaban para Pria yang sedang berhadapan dengan monyet tersebut.
Ditengah tubuhku yang lemas, akupun merasakan mataku terasa berat untuk dibuka. Dan perlahan mataku tertutup namun masih dalam kondisi sadar. Aku merasakan tubuhku gemetar hebat, aku belum pernah merasakan ketakutan sehebat ini.
“Tap….tap…tap”
Aku mendengar suara langkah kaki didekatku,aku tidak dapat membuka mataku. Namun satu hal yang kuingat adalah aku mencium bau tengik yang teramat sangat, sedetik kemudian aku merasakan sesuatu diwajahku. Aku merasakan bulu menempel,atau lebih tepatnya aku yakin ini adalah sebuah ekor.
Aku sangat yakin ini adalah ekor monyet tadi, karena ukuran ekornya jauh lebih besar dibanding ekor monyet yang normal. Aku mulai merasakan sesak karena bau tengik yang kupikir sumbernya berasal dari sang monyet tadi, sedetik kemudian aku mendenger suara langkah berlari disusul hilangnya sensasi bulu ekor diwajah.
“Pak Pak itu anak-anak yang pingsan disana ada tiga orang deket turunan”
“Ya udah cepetan gotong bawa ke tenda, khawatir kenapa-napa !”
Aku mendengar suara Para Pria yang datang tadi, aku merasakan badanku dibopong, aku masih sadar bisa mendengar dan merasakan semuanya.
“Pak ini ada yang luka, gimana?”
“Didi sama Usman Tolong gotong yang luka bawa kerumah saya!”
“SIap Pak RW”
Aku merasa aku dibaringkan dikarpet karena tanganku merasakannya, aku mendengar suara para Pria sibuk bicara satu sama lain menangani kami, terutama menangani Eko. Kesadaranku mulai hilang, namun aku ingat hal terakhir yang kudengar adalah “Dasar anak-anak Ga tau sopan santun”.
“Triiiingg….Triinnggg “
Aku mendengar suara alarm dari HP yang kuatur jam enam pagi, kubuka mataku, rasanya pandanganku buram dan tubuhku sedikit lemas. Ketika aku mencoba melihat sekeliling, ada tiga orang Pia yang duduk didekatku. Ternyata Pak RW dan dua orang yang belum pernah kutemui sebelumnya.
“Udah bangun Dek?” Tanya Pak RW kepadaku.
“Eh iya pak” jawabku sambil memegangi kepalaku.
Kulihat Pak RW tersenyum kepadaku,namun lain hal dengan dua orang Pemuda mungkin usia 25an yang sedang bersamanya. Wajah mereka terlihat asam dan tidak ramah, bahkan salah satunya mendelik menatapku. Aku melihat sekeliling ternyata Galih,Upin dan Yana mereka duduk dengan wajah cemas.
“Pak sebenernya ada apa yah?” tanyaku pelan kepada Pak RW.
“Nanti bapak jelasin, sekarang Adek ikut bapak dulu kerumah yah !”
Aku merasa penasaran kenapa Pak RW bisa datang pas sekali ketika kami mengalami masalah semalam, dan juga kenapa dua orang Pemuda ini menatapku dengan tidak ramah, ditambah wajah teman-temanku yang terlihat sangat cemas.
“Iya Pak “ jawabku pelan.
Kamipun berjalan kearah perkampungan meninggalkan tenda kami begitu saja, Pak RW berjalan didepan sementara aku dan teman-temanku ditengah diapit oleh kedua pemuda tadi. Rasanya sudah seperti tersangka yang tercyduk saja.
Sesampainya dirumah Pak RW kami langsung diperkenankan masuk, diruang tamu aku melihat Ipin duduk bersila bersama Bu RW , sedangkan Eko terbaring dengan tangan terbungkus kain perban, disebelahnya duduk dua orang pemuda yang mungkin tadi membopong Eko kemari.
“Bu, bisa tinggalin kami sebentar “ Pinta Pak RW kepada Istrinya.
Setelah Istri Pak RW pergi, tinggalah kami bersebelas diruangan tamu Pak RW yang tidak begitu besar. Pak RW tampak tenang dan sangat terlihat wibawanya, berbanding terbalik dengan para pemuda yang mengantar Pak RW, mereka tampaknya tidak suka kepada kami.
“Jadi gini dek, bapak mau Tanya sama adek-adek dan mohon dijawab jujur. Apakah diantara adek ada yang melakukan hal yang tidak terpuji ditempat adek-adek berkemah?”
Aku dan teman-teman yang lain tidak menjawab, kami malah saling memandang satu sama lain. Namun aku melihat Eko,Upin dan Yana tampak gelisah, aku menaruh curiga kepada mereka.
“Dek kenapa pada diem, bapak Tanya serius lho”
“Maaf pak tapi saya gak ngerti maksud bapak apa !” Galih mencoba menjawab sebijak mungkin.
“Udah lu ngaku aja gak usah pura-pura so baik deh lu”
Salah seorang pemuda bicara dengan nada yang sangat tidak mengenakan, Galih yang memang wataknya temperament sepertinya merasa tidak dihargai dan mulai melotot.
“Eh maksud lu apa? Gue nanya baik-baik gak usah sewot lu“
“Lih udah Lih tenang Lih “ aku mencoba menahan tubuh Galih yang sedang Emosi.
“Apa lu ngajak berantem? Sini lu“ Pemuda tadi menimpali dan tubuhnya juga ditahan pemuda lain.
“DIAM…DIAM SEMUANYA !!!” teriak Pak RW membentak kami.
Aku merasakan sensasi aneh ketika Pak RW berteriak, aku merasakan badanku lemas dan juga sensasi takut. Namun sepertinya bukan aku saja yang merasakan, karena kulihat Galih dan juga Pemuda lain sepertinya merasakan hal yang sama.
“Kalian itu udah pada gede, jangan pake otot urat terus.. pake juga otaknya !”
Kami semua diam menuruti perkataan Pak RW, dan kulihat Trio Eko dkk semakin menunjukan rasa gelisahnya.
“Ya udah dek, kalo adek gak tau..biar bapak yang cerita” ujar Pak RW sambil mematikan Rokoknya.
“Temen adek si Ipin pas adek pada balik ke tenda, langsung dia tidur. Nah pas sekitar jam tiga pagi dia bangun sambil teriak. Temen adek ini cerita didatengin sama Monyet gede di mimpinya,saya langsung hafal ada yang gak beres ..jadi saya mutusin buat nyamperin adek-adek ke aer terjun”
“Maksudnya gak beres pak?” tanyaku.
“Adek tau kenapa tadi malem Adek semua didatengin sama Monyet gede?”
Kami semua hanya menggelengkan kepala, kulihat Trio Eko semakin gelisah dan menundukan kepala mereka.
“Saya Tanya, siapa diantara Adek sekalian yang ngambil bola emas dipatung monyet yang ada dekat gubug. Jika gak ada yang ngaku maka
saya gak bisa jamin keselamatan adek-adek”
Aku teringat perihal lubang yang ada didahi patung,rupanya lubang itu dibuat oleh salah satu dari kami. Aku semakin curiga kepada Eko dkk, aku berinisiatif akan menanyaan kepada Eko.
“Ko..”
“SI Eko yang ngambil pak” Yana memotong omonganku.
“Eh lu jangan asal nuduh yah, yang ngomong buat ngambil bola emas kan si Upin !” jawab Eko sewot.
“Gue kan Cuma ngomong doang,kagak nyuruh beneran ngambil. Elu tuh kok yang nekat.. lu bilang mau jual tuh bola emas kan”
Terjadi keributan diruangan tengah antara Trio Eko, namun Pak RW tidak menegur mereka hingga pada akhirnya mereka merasa malu sendiri karena ribut dirumah orang lain .
“Udah dek berantemnya?” Tanya Pak RW.
“Maaf pak “ ujar mereka dengan serempak.
“Sebenarnya ada solusi untuk masalah ini dek, tadi saya sudah ngobrol dengan sama mbah Omah, sosok yang Adek liat tadi subuh. Beliau bilang bakal maafin kalian asakan bola emas yang adek ambil dipulangkan lagi”
Ruangan menjadi hening setelah Pak RW berkata demikian.
“Ko,dimana lu simpen bola emasnya?” Tanya Galih.
“Di tas saya bang, di saku yang kecil sebelah kanan”
“Ya udah dek,sekarang gini aja. kita sekarang ke tenda lagi buat ambil bola emas terus dipulangkan ketempat yang semestinya. Biar murid-murid bapak nanti yang nambal patungnya “
“Makasih pak, tapi maaf kami malah buat masalah disini dan ngerepotin bapak” ujar Galih dengan nada meminta maaf.
“Gak apa-apa dek, Cuma lain kali jangan diulangi. Ngomong-ngomong adek rencana kemah disana berapa hari ?”
“Rencananya semalam lagi pak, tapi saya bingung kalo udah kaya gini kejadiannya” jawab Galih.
“Kalo adek mau kemah semalam lagi gak apa-apa silahkan, saya juga sudah minta izin ke Mbah Omah supaya Adek tidak diganggu. Cuman…..”
Pak RW menghentikan omongannya dan melihat kearah Trio Eko,beliau menarik nafas panjang sebelum melanjutkan omongannya.
“Cuman Adek-adek yang bersangkutan punya niat ngambil bola emas lebih baik tidur dirumah saya aja dulu..dek Eko,Upin sama Ipin duh kok kaya kartun yah… kalian bertiga tidur disini aja sementara”
“Terus saya gimana Pak?” Yana bertanya dengan nada memelas.
“Kalo dek Yana boleh tidur ditenda, itupun kalo berani, gimana?”
“Ya udah saya tidur ditenda aja sama Bang Galih sama Bang Roni”
Setelah tercapai jalan keluar antara kami dan Pak RW kami untuk beberapa jam menghabiskan waktu dirumah Pak RW, kami disuguhi sarapan oleh Istri Pak RW dengan menu nasi goreng. Dan hal yang menarik untukku adalah, para pemuda yang tadinya terlihat beringas mendadak menjadi ramah bahkan sampai terlihat akrab dengan Galih.
Sekitar pukul sepuluh pagi kami berangkat kembali ke air terjun, namun Eko, Upin dan Ipin tidak ikut sesuai dengan saran Pak RW. Kami berdelapan berjalan bersama ke air terjun. Galih dan Para pemuda tadi malah bercanda sepanjang jalan,rupanya mereka menjadi akrab karena artis idola mereka sama yaitu Aoi Sora.
“Lih lih nemu temen seperjuangan nih kayaknya “ aku berkata dengan nada meledek.
“Woh ya iya dong, Aoi Sora gituh.. lu juga ikutan dong Ron jangan ABG local mulu “ ujarnya sambil tertawa disusul tawa pemuda yang lainnya.
“Dek Aoi Sora itu siapa?” Tanya Pak RW dengan antusias.
Aku merasa bingung dan tidak tahu harus menjawab apa, aku memutar otakku agar memberikan jawaban yang tidak berkesan negative. Karena aku merasa Pak RW adalah orang yang sangat berwibawa dan dihormati dikampung ini.
“Oh itu pak Artis orang jepang yang main film”
“Film apaan dek?” tanyanya dengan lebih antusias.
“Duh masa harus gue kasih tau tuh si Aoi Sora pemain bokep” gumamku dalam hati.
“Eh itu pak yang suka main drama romantic pak, iya itu “
Aku menjawabnya dengan sedikit terbata-bata, sementara Galih dan Pemuda lain malah saling berbisik bak ibu-ibu yang sedang menggosip digerobak abang sayur.
“Oh emang ada ya dek Aoi Sora selain yang main JAV “ ujar Pak RW disusul tertawa lepas.
Aku hanya terkikih kecil karena aku merasa telah menyia-nyiakan kemampuan otakku yang memiliki berat 600gr untuk mencari jawaban lain, namun ternyata Pak RW sudah tau bahwa Aoi Sora adalah seorang bintang JAV.
“Mubazir dah otak gue tadi dipake mikir]” gumamku dalam hati.
Beberapa menit kemudian akhirnya kami sampai ditenda, Galih segera mengecek tas Eko dan mengeluarkan bola emas yang dimaksud oleh Pak RW dan memberikannya. Kuperhatikan bola emas itu sebesar kelereng namun lebih besar sedikit, dan memang bola emas tersebut terlihat sangat mengkilat.
“Dek Galih,Roni sama Yana tunggu aja disini, biar murid saya yang balikin itu bola emas“
Kami semua hanya mengangguk mengiyakan, kemudia murid Pak RW yang berjumlah empat orang pergi menuju kearah bola emas tersebut berasal. Dikepalaku terpikir tentang bola emas dan juga sesajen, sebenarnya siapa sosok monyet besar semalam.
“Pak kalo boleh tau monyet besar semalam itu siapa ya? Terus ada sesajen juga.. apa disini ada pemujaan atau semacamnya? Maaf kalo saya lancang”
“Oh itu dek, kami bukan muja Mbah Omah., kami hanya menghormatinya saja. Dan hanya meneruskan tradisi dikampung kami, kami percaya
Mbah Omah adalah sosok yang menjaga tempat ini dari orang jahat”
“Tapi kan secara gak langsung itu kaya menyembah kan pak ?” ujar Galih menimpali.
“Kan tadi udah saya bilang dek, kami hanya meneruskan saja. Dan kami semua disini beragama muslim, tapi kami percaya kami harus tetap menghormati satu sama lain. Ya itung-itung ngasih japrem lah buat Mbah Omah”
Kami semua mengangguk tanda mengerti, namun aku masih penasaran dengan asal usul bola emas tadi yang sampai sangat dijaga oleh Mbah Omah.
“Pak soal bola emas, itu sejarahnya gimana yah ?” tanyaku dengan pelan.
“Yakin adek mau tau?”
“Iya pak saya mau tau !” jawabku mantap.
“Mau tau apa mau tau banget?” ujarnya dilanjutkan dengan tawa kecil lalu beliau melanjutkan.
“Menurut cerita yang saya dengar dari leluhur, bola emas itu fungsinya sebagai talak balak (searching aja di google kalo gak tau artinya gan).
Tapi ada juga yang bilang awalnya itu emas persembahan kepada Mbah Omah karena telah menjaga hutan dan juga kampung kami disini dek “
“Oh gitu ya Pak”
“Sebenernya sih ada satu sosok lagi selain Mbah Omah yang jaga tempat ini, lokasi sesajennya ada dibalik air terjun disana dek”
Tak berapa lama para murid Pak RW kembali, dan setelah itu mereka berpamitan kepada kami. Aku tidak sempat menanyakan lebih jauh tentang sosok lain yang menjaga tempat ini selain Mbah Omah yang diceritakan oleh Pak RW. Kurasa mungkin lebih baik juga bila aku tidak tahu mengenai sosok tersebut.
Tak terasa malampun tiba, ditenda sekarang hanya ada kami bertiga saja,yang berarti masing-masing dari kami bisa meniduri tenda sendiri-sendiri. Langit malam sangat cerah, bintang-bintang terlihat sangat jelas. Api unggun lumayan cukup untuk mengusir hawa dingin, kami bertiga duduk kearah yang sama menghadap kearah Api unggun.
“Lih, lu penasran gak sih sama yang dialamin sama Ipin?”
“Ada sih rasa penasaran mah, mau coba ditanyain?” jawab Galih.
“Iya bang coba ditanyain, saya juga malah jadi penasaran” Yana ikut menimpali.
Galih kemudian mengeluarkan HP dari balik jaketnya dan mulai menelfon.
“Pin, lagi ngapain?...oh lagi tiduran, abang mau nanya kemaren kamu liat apa sampe ketakutan gitu.? Mau gak ?”
“Bang pake Loudspeaker dong biar kedengeran” ujar Yana memohon.
Kemudian Galih akhirnya menekan tombol loudspeaker.
“Pas kemaren kan Bang Galih ngasih minum ke seseorang yah bang ?” ujar Ipin dibalik telepon.
“Iya emang kenapa? kan nenek-nenek yang abis nyari kayu bakar “ jawab Galih.
“Tapi yang aku liat kemaren bukan nenek-nenek bang..tapi…”
BERSAMBUNG
Part 20
Sesajen 2
Tubuhku terasa lemas, tenagaku terasa hilang, akupun terjatuh kearah depan dengan posisi telungkup. Biarpun badanko roboh, namun kesadaranku masih tetap ada. Aku mencoba mendengarkan perkataan mereka dari jauh, sangat samar-samar tidak jelas tertutup oleh suara air terjun.
“Nu Aing”
Aku mendengar jelas suara teriakan sang monyet yang ternyata bisa berbahasa manusia (bayangin aja gan suara monyet teriak tapi bukan uu aa
). Dan aku tak bisa mendengar jawaban para Pria yang sedang berhadapan dengan monyet tersebut.Ditengah tubuhku yang lemas, akupun merasakan mataku terasa berat untuk dibuka. Dan perlahan mataku tertutup namun masih dalam kondisi sadar. Aku merasakan tubuhku gemetar hebat, aku belum pernah merasakan ketakutan sehebat ini.
“Tap….tap…tap”
Aku mendengar suara langkah kaki didekatku,aku tidak dapat membuka mataku. Namun satu hal yang kuingat adalah aku mencium bau tengik yang teramat sangat, sedetik kemudian aku merasakan sesuatu diwajahku. Aku merasakan bulu menempel,atau lebih tepatnya aku yakin ini adalah sebuah ekor.
Aku sangat yakin ini adalah ekor monyet tadi, karena ukuran ekornya jauh lebih besar dibanding ekor monyet yang normal. Aku mulai merasakan sesak karena bau tengik yang kupikir sumbernya berasal dari sang monyet tadi, sedetik kemudian aku mendenger suara langkah berlari disusul hilangnya sensasi bulu ekor diwajah.
“Pak Pak itu anak-anak yang pingsan disana ada tiga orang deket turunan”
“Ya udah cepetan gotong bawa ke tenda, khawatir kenapa-napa !”
Aku mendengar suara Para Pria yang datang tadi, aku merasakan badanku dibopong, aku masih sadar bisa mendengar dan merasakan semuanya.
“Pak ini ada yang luka, gimana?”
“Didi sama Usman Tolong gotong yang luka bawa kerumah saya!”
“SIap Pak RW”
Aku merasa aku dibaringkan dikarpet karena tanganku merasakannya, aku mendengar suara para Pria sibuk bicara satu sama lain menangani kami, terutama menangani Eko. Kesadaranku mulai hilang, namun aku ingat hal terakhir yang kudengar adalah “Dasar anak-anak Ga tau sopan santun”.
“Triiiingg….Triinnggg “
Aku mendengar suara alarm dari HP yang kuatur jam enam pagi, kubuka mataku, rasanya pandanganku buram dan tubuhku sedikit lemas. Ketika aku mencoba melihat sekeliling, ada tiga orang Pia yang duduk didekatku. Ternyata Pak RW dan dua orang yang belum pernah kutemui sebelumnya.
“Udah bangun Dek?” Tanya Pak RW kepadaku.
“Eh iya pak” jawabku sambil memegangi kepalaku.
Kulihat Pak RW tersenyum kepadaku,namun lain hal dengan dua orang Pemuda mungkin usia 25an yang sedang bersamanya. Wajah mereka terlihat asam dan tidak ramah, bahkan salah satunya mendelik menatapku. Aku melihat sekeliling ternyata Galih,Upin dan Yana mereka duduk dengan wajah cemas.
“Pak sebenernya ada apa yah?” tanyaku pelan kepada Pak RW.
“Nanti bapak jelasin, sekarang Adek ikut bapak dulu kerumah yah !”
Aku merasa penasaran kenapa Pak RW bisa datang pas sekali ketika kami mengalami masalah semalam, dan juga kenapa dua orang Pemuda ini menatapku dengan tidak ramah, ditambah wajah teman-temanku yang terlihat sangat cemas.
“Iya Pak “ jawabku pelan.
Kamipun berjalan kearah perkampungan meninggalkan tenda kami begitu saja, Pak RW berjalan didepan sementara aku dan teman-temanku ditengah diapit oleh kedua pemuda tadi. Rasanya sudah seperti tersangka yang tercyduk saja.
Sesampainya dirumah Pak RW kami langsung diperkenankan masuk, diruang tamu aku melihat Ipin duduk bersila bersama Bu RW , sedangkan Eko terbaring dengan tangan terbungkus kain perban, disebelahnya duduk dua orang pemuda yang mungkin tadi membopong Eko kemari.
“Bu, bisa tinggalin kami sebentar “ Pinta Pak RW kepada Istrinya.
Setelah Istri Pak RW pergi, tinggalah kami bersebelas diruangan tamu Pak RW yang tidak begitu besar. Pak RW tampak tenang dan sangat terlihat wibawanya, berbanding terbalik dengan para pemuda yang mengantar Pak RW, mereka tampaknya tidak suka kepada kami.
“Jadi gini dek, bapak mau Tanya sama adek-adek dan mohon dijawab jujur. Apakah diantara adek ada yang melakukan hal yang tidak terpuji ditempat adek-adek berkemah?”
Aku dan teman-teman yang lain tidak menjawab, kami malah saling memandang satu sama lain. Namun aku melihat Eko,Upin dan Yana tampak gelisah, aku menaruh curiga kepada mereka.
“Dek kenapa pada diem, bapak Tanya serius lho”
“Maaf pak tapi saya gak ngerti maksud bapak apa !” Galih mencoba menjawab sebijak mungkin.
“Udah lu ngaku aja gak usah pura-pura so baik deh lu”
Salah seorang pemuda bicara dengan nada yang sangat tidak mengenakan, Galih yang memang wataknya temperament sepertinya merasa tidak dihargai dan mulai melotot.
“Eh maksud lu apa? Gue nanya baik-baik gak usah sewot lu“
“Lih udah Lih tenang Lih “ aku mencoba menahan tubuh Galih yang sedang Emosi.
“Apa lu ngajak berantem? Sini lu“ Pemuda tadi menimpali dan tubuhnya juga ditahan pemuda lain.
“DIAM…DIAM SEMUANYA !!!” teriak Pak RW membentak kami.
Aku merasakan sensasi aneh ketika Pak RW berteriak, aku merasakan badanku lemas dan juga sensasi takut. Namun sepertinya bukan aku saja yang merasakan, karena kulihat Galih dan juga Pemuda lain sepertinya merasakan hal yang sama.
“Kalian itu udah pada gede, jangan pake otot urat terus.. pake juga otaknya !”
Kami semua diam menuruti perkataan Pak RW, dan kulihat Trio Eko dkk semakin menunjukan rasa gelisahnya.
“Ya udah dek, kalo adek gak tau..biar bapak yang cerita” ujar Pak RW sambil mematikan Rokoknya.
“Temen adek si Ipin pas adek pada balik ke tenda, langsung dia tidur. Nah pas sekitar jam tiga pagi dia bangun sambil teriak. Temen adek ini cerita didatengin sama Monyet gede di mimpinya,saya langsung hafal ada yang gak beres ..jadi saya mutusin buat nyamperin adek-adek ke aer terjun”
“Maksudnya gak beres pak?” tanyaku.
“Adek tau kenapa tadi malem Adek semua didatengin sama Monyet gede?”
Kami semua hanya menggelengkan kepala, kulihat Trio Eko semakin gelisah dan menundukan kepala mereka.
“Saya Tanya, siapa diantara Adek sekalian yang ngambil bola emas dipatung monyet yang ada dekat gubug. Jika gak ada yang ngaku maka
saya gak bisa jamin keselamatan adek-adek”
Aku teringat perihal lubang yang ada didahi patung,rupanya lubang itu dibuat oleh salah satu dari kami. Aku semakin curiga kepada Eko dkk, aku berinisiatif akan menanyaan kepada Eko.
“Ko..”
“SI Eko yang ngambil pak” Yana memotong omonganku.
“Eh lu jangan asal nuduh yah, yang ngomong buat ngambil bola emas kan si Upin !” jawab Eko sewot.
“Gue kan Cuma ngomong doang,kagak nyuruh beneran ngambil. Elu tuh kok yang nekat.. lu bilang mau jual tuh bola emas kan”
Terjadi keributan diruangan tengah antara Trio Eko, namun Pak RW tidak menegur mereka hingga pada akhirnya mereka merasa malu sendiri karena ribut dirumah orang lain .
“Udah dek berantemnya?” Tanya Pak RW.
“Maaf pak “ ujar mereka dengan serempak.
“Sebenarnya ada solusi untuk masalah ini dek, tadi saya sudah ngobrol dengan sama mbah Omah, sosok yang Adek liat tadi subuh. Beliau bilang bakal maafin kalian asakan bola emas yang adek ambil dipulangkan lagi”
Ruangan menjadi hening setelah Pak RW berkata demikian.
“Ko,dimana lu simpen bola emasnya?” Tanya Galih.
“Di tas saya bang, di saku yang kecil sebelah kanan”
“Ya udah dek,sekarang gini aja. kita sekarang ke tenda lagi buat ambil bola emas terus dipulangkan ketempat yang semestinya. Biar murid-murid bapak nanti yang nambal patungnya “
“Makasih pak, tapi maaf kami malah buat masalah disini dan ngerepotin bapak” ujar Galih dengan nada meminta maaf.
“Gak apa-apa dek, Cuma lain kali jangan diulangi. Ngomong-ngomong adek rencana kemah disana berapa hari ?”
“Rencananya semalam lagi pak, tapi saya bingung kalo udah kaya gini kejadiannya” jawab Galih.
“Kalo adek mau kemah semalam lagi gak apa-apa silahkan, saya juga sudah minta izin ke Mbah Omah supaya Adek tidak diganggu. Cuman…..”
Pak RW menghentikan omongannya dan melihat kearah Trio Eko,beliau menarik nafas panjang sebelum melanjutkan omongannya.
“Cuman Adek-adek yang bersangkutan punya niat ngambil bola emas lebih baik tidur dirumah saya aja dulu..dek Eko,Upin sama Ipin duh kok kaya kartun yah… kalian bertiga tidur disini aja sementara”
“Terus saya gimana Pak?” Yana bertanya dengan nada memelas.
“Kalo dek Yana boleh tidur ditenda, itupun kalo berani, gimana?”
“Ya udah saya tidur ditenda aja sama Bang Galih sama Bang Roni”
Setelah tercapai jalan keluar antara kami dan Pak RW kami untuk beberapa jam menghabiskan waktu dirumah Pak RW, kami disuguhi sarapan oleh Istri Pak RW dengan menu nasi goreng. Dan hal yang menarik untukku adalah, para pemuda yang tadinya terlihat beringas mendadak menjadi ramah bahkan sampai terlihat akrab dengan Galih.
Sekitar pukul sepuluh pagi kami berangkat kembali ke air terjun, namun Eko, Upin dan Ipin tidak ikut sesuai dengan saran Pak RW. Kami berdelapan berjalan bersama ke air terjun. Galih dan Para pemuda tadi malah bercanda sepanjang jalan,rupanya mereka menjadi akrab karena artis idola mereka sama yaitu Aoi Sora.
“Lih lih nemu temen seperjuangan nih kayaknya “ aku berkata dengan nada meledek.
“Woh ya iya dong, Aoi Sora gituh.. lu juga ikutan dong Ron jangan ABG local mulu “ ujarnya sambil tertawa disusul tawa pemuda yang lainnya.
“Dek Aoi Sora itu siapa?” Tanya Pak RW dengan antusias.
Aku merasa bingung dan tidak tahu harus menjawab apa, aku memutar otakku agar memberikan jawaban yang tidak berkesan negative. Karena aku merasa Pak RW adalah orang yang sangat berwibawa dan dihormati dikampung ini.
“Oh itu pak Artis orang jepang yang main film”
“Film apaan dek?” tanyanya dengan lebih antusias.
“Duh masa harus gue kasih tau tuh si Aoi Sora pemain bokep” gumamku dalam hati.
“Eh itu pak yang suka main drama romantic pak, iya itu “
Aku menjawabnya dengan sedikit terbata-bata, sementara Galih dan Pemuda lain malah saling berbisik bak ibu-ibu yang sedang menggosip digerobak abang sayur.
“Oh emang ada ya dek Aoi Sora selain yang main JAV “ ujar Pak RW disusul tertawa lepas.
Aku hanya terkikih kecil karena aku merasa telah menyia-nyiakan kemampuan otakku yang memiliki berat 600gr untuk mencari jawaban lain, namun ternyata Pak RW sudah tau bahwa Aoi Sora adalah seorang bintang JAV.
“Mubazir dah otak gue tadi dipake mikir]” gumamku dalam hati.
Beberapa menit kemudian akhirnya kami sampai ditenda, Galih segera mengecek tas Eko dan mengeluarkan bola emas yang dimaksud oleh Pak RW dan memberikannya. Kuperhatikan bola emas itu sebesar kelereng namun lebih besar sedikit, dan memang bola emas tersebut terlihat sangat mengkilat.
“Dek Galih,Roni sama Yana tunggu aja disini, biar murid saya yang balikin itu bola emas“
Kami semua hanya mengangguk mengiyakan, kemudia murid Pak RW yang berjumlah empat orang pergi menuju kearah bola emas tersebut berasal. Dikepalaku terpikir tentang bola emas dan juga sesajen, sebenarnya siapa sosok monyet besar semalam.
“Pak kalo boleh tau monyet besar semalam itu siapa ya? Terus ada sesajen juga.. apa disini ada pemujaan atau semacamnya? Maaf kalo saya lancang”
“Oh itu dek, kami bukan muja Mbah Omah., kami hanya menghormatinya saja. Dan hanya meneruskan tradisi dikampung kami, kami percaya
Mbah Omah adalah sosok yang menjaga tempat ini dari orang jahat”
“Tapi kan secara gak langsung itu kaya menyembah kan pak ?” ujar Galih menimpali.
“Kan tadi udah saya bilang dek, kami hanya meneruskan saja. Dan kami semua disini beragama muslim, tapi kami percaya kami harus tetap menghormati satu sama lain. Ya itung-itung ngasih japrem lah buat Mbah Omah”
Kami semua mengangguk tanda mengerti, namun aku masih penasaran dengan asal usul bola emas tadi yang sampai sangat dijaga oleh Mbah Omah.
“Pak soal bola emas, itu sejarahnya gimana yah ?” tanyaku dengan pelan.
“Yakin adek mau tau?”
“Iya pak saya mau tau !” jawabku mantap.
“Mau tau apa mau tau banget?” ujarnya dilanjutkan dengan tawa kecil lalu beliau melanjutkan.
“Menurut cerita yang saya dengar dari leluhur, bola emas itu fungsinya sebagai talak balak (searching aja di google kalo gak tau artinya gan).
Tapi ada juga yang bilang awalnya itu emas persembahan kepada Mbah Omah karena telah menjaga hutan dan juga kampung kami disini dek “
“Oh gitu ya Pak”
“Sebenernya sih ada satu sosok lagi selain Mbah Omah yang jaga tempat ini, lokasi sesajennya ada dibalik air terjun disana dek”
Tak berapa lama para murid Pak RW kembali, dan setelah itu mereka berpamitan kepada kami. Aku tidak sempat menanyakan lebih jauh tentang sosok lain yang menjaga tempat ini selain Mbah Omah yang diceritakan oleh Pak RW. Kurasa mungkin lebih baik juga bila aku tidak tahu mengenai sosok tersebut.
Tak terasa malampun tiba, ditenda sekarang hanya ada kami bertiga saja,yang berarti masing-masing dari kami bisa meniduri tenda sendiri-sendiri. Langit malam sangat cerah, bintang-bintang terlihat sangat jelas. Api unggun lumayan cukup untuk mengusir hawa dingin, kami bertiga duduk kearah yang sama menghadap kearah Api unggun.
“Lih, lu penasran gak sih sama yang dialamin sama Ipin?”
“Ada sih rasa penasaran mah, mau coba ditanyain?” jawab Galih.
“Iya bang coba ditanyain, saya juga malah jadi penasaran” Yana ikut menimpali.
Galih kemudian mengeluarkan HP dari balik jaketnya dan mulai menelfon.
“Pin, lagi ngapain?...oh lagi tiduran, abang mau nanya kemaren kamu liat apa sampe ketakutan gitu.? Mau gak ?”
“Bang pake Loudspeaker dong biar kedengeran” ujar Yana memohon.
Kemudian Galih akhirnya menekan tombol loudspeaker.
“Pas kemaren kan Bang Galih ngasih minum ke seseorang yah bang ?” ujar Ipin dibalik telepon.
“Iya emang kenapa? kan nenek-nenek yang abis nyari kayu bakar “ jawab Galih.
“Tapi yang aku liat kemaren bukan nenek-nenek bang..tapi…”
BERSAMBUNG
Yo Gansis kalo suka sama cerita saya...yang udah iso boleh timpuk ane pake cendol..aus nih

Diubah oleh roni.riyanto 20-01-2018 22:22
edhot212 dan redbaron memberi reputasi
2
Kutip
Balas