- Beranda
- Stories from the Heart
Mata Batin They Among Us Chapter 1 [End]
...
TS
roni.riyanto
Mata Batin They Among Us Chapter 1 [End]
SELAMAT DATANG DI THREAD HORROR ANE YANG SEDERHANA
![Mata Batin They Among Us Chapter 1 [End]](https://dl.kaskus.id/i.pinimg.com/736x/ac/9e/c8/ac9ec8d17096742f52ebfbdcc70fa7e7--dark-art-photography-creepy-photography.jpg)
Assalamualaikum wr.wb
Spoiler for Pembukaan:
![Mata Batin They Among Us Chapter 1 [End]](https://dl.kaskus.id/3.bp.blogspot.com/-ne_rDQngRD8/Vk1ychXHIHI/AAAAAAAAJFs/GTFL1J3f6Mw/s1600/hantu%2Bpocong%2Bmenyeramkan.jpg)
Quote:
imut ya gan 

Quote:
PROLOG
Quote:
Kamu percaya hantu?
Atau kamu pernah Bertemu dengan mereka ?
ini adalah Kisahku.
Namaku Roni seorang berusia dua puluh satu tahun yang berprofesi sebagai penulis.
berawal dari rasa penasaranku melihat dunia lain untuk bahan tulisan dibuku baruku.
aku nekat membuka mata batinku sendiri dengan mencoba banyak ritual.
hingga suatu hari mendapati diriku mulai dapat melihat keberadaan MEREKA.
Siapa sangka ternyata setelah aku membuka mata batinku masalah demi masalah muncul,
dan ternyata masalah tersebut mengancam keselamatanku dan adikku Sheril . .
Atau kamu pernah Bertemu dengan mereka ?
ini adalah Kisahku.
Namaku Roni seorang berusia dua puluh satu tahun yang berprofesi sebagai penulis.
berawal dari rasa penasaranku melihat dunia lain untuk bahan tulisan dibuku baruku.
aku nekat membuka mata batinku sendiri dengan mencoba banyak ritual.
hingga suatu hari mendapati diriku mulai dapat melihat keberadaan MEREKA.
Siapa sangka ternyata setelah aku membuka mata batinku masalah demi masalah muncul,
dan ternyata masalah tersebut mengancam keselamatanku dan adikku Sheril . .
Quote:
FAQ:
Q: cerita dan karakter disini nyata gan ?
A: alur dan karakter disini fiksi, namun semua kejadian mistisnya diangkat dari pengalaman nyata TS dan kawan2 TS.
Q: TS pernah bibuka mata batin ?
A: pernah
, namun sekarang sudah ditutup karena alasan risih, bukan takut 
Q: risih kenapa gan ?
A: risih karena dikit2 kaget,dikit2 mual dan risih pas mandi ditongrongin neng kunti.
Q: jadi ini cuma karangan gan ?
A: cerita utama memang dikarang, namun kejadian mistis yang dialami oleh karakter sepenuhnya nyata pernah dialami TS dan kerabat TS
tapi untuk keseimbangan cerita ane tambahin unsur Fiksi biar ceritanya lebih dapet
Q: kapan update nya gan ?
A: biasanya saya update jam 20.00-24.00 Karena TS sedang sekolah bahasa updatenya cuma bisa seminggu sekali gansis. Update tiap malam minggu
Q: cerita dan karakter disini nyata gan ?
A: alur dan karakter disini fiksi, namun semua kejadian mistisnya diangkat dari pengalaman nyata TS dan kawan2 TS.
Q: TS pernah bibuka mata batin ?
A: pernah
, namun sekarang sudah ditutup karena alasan risih, bukan takut 
Q: risih kenapa gan ?
A: risih karena dikit2 kaget,dikit2 mual dan risih pas mandi ditongrongin neng kunti.
Q: jadi ini cuma karangan gan ?
A: cerita utama memang dikarang, namun kejadian mistis yang dialami oleh karakter sepenuhnya nyata pernah dialami TS dan kerabat TS
tapi untuk keseimbangan cerita ane tambahin unsur Fiksi biar ceritanya lebih dapetQ: kapan update nya gan ?
A: biasanya saya update jam 20.00-24.00 Karena TS sedang sekolah bahasa updatenya cuma bisa seminggu sekali gansis. Update tiap malam minggu
Quote:
Kalau agan dimari suka cerita saya, mohon untuk
share gan dan juga komengnya 
yang udah iso boleh timpuk ane pake
share gan dan juga komengnya 
yang udah iso boleh timpuk ane pake

Selamat Membaca
Quote:
PENTING
Just Info untuk Thread ini ane akan buat tamat di chapter 1, untuk lanjutan ceritanya bisa dibaca nanti di chapter 2 yang akan di posting di thread baru segera.
Terima Kasih
INDEX PART
Kesan Pertama (pengenalan bagi Roni )
1. Dunia lain
2. Buka Mata Batin
3. Penghuni Rumah
4. Hantu Penglaris
5. Hantu Anak Kecil
Sisipan sekilas Linda
POPI
6. Hantu Siswi
7. Hantu Penunggu Sekolah
8. Dijilat Hantu /
9. Hantu Toilet
SHERIL
10. Hantu Toilet 2
Biografi Karakter
11. Jurig Kincir 1..
12. Jurig Kincir 2 ..
Sisipan Real Story si Bray
13. Jurig Kincir (Sheril)
LINDA
14. Uyut Catam
15. Rumah Linda
16. Saingan Linda (Sheril)
17. Kematian Linda
GALIH
18. Kemah di Curug 18 Januari 2018
19. Sesajen 19 Januari 2018
20. Sesajen part Dua 20 Januari 2018
21. Sesajen part Tiga 21 Januari 2018
22. Buntelan kecil 27 Januari 2018
Cerpen Cheesecake
23. buntelan kecil dua 7 Februari 2018
24. Wanita ? 11 Februari 2018
25. Wanita Dua 24 Februari 2018
AYU
26. Kemah lagi 10 Maret 2018
27. Sareupna 17 Maret 2018
28. Bingung 24 Maret 2018
SHERIL (2)
29.Mimpi (Sheril) 26 Maret 2018
30. Rumah Anggi (Sheril) 31 Maret 2018
31. Siapa? (Sheril) 15 April 2018
RONI1. Dunia lain
2. Buka Mata Batin
3. Penghuni Rumah
4. Hantu Penglaris
5. Hantu Anak Kecil
Sisipan sekilas Linda
POPI
6. Hantu Siswi
7. Hantu Penunggu Sekolah
8. Dijilat Hantu /
9. Hantu Toilet
SHERIL
10. Hantu Toilet 2
Biografi Karakter
11. Jurig Kincir 1..
12. Jurig Kincir 2 ..
Sisipan Real Story si Bray
13. Jurig Kincir (Sheril)
LINDA
14. Uyut Catam
15. Rumah Linda
16. Saingan Linda (Sheril)
17. Kematian Linda
GALIH
18. Kemah di Curug 18 Januari 2018
19. Sesajen 19 Januari 2018
20. Sesajen part Dua 20 Januari 2018
21. Sesajen part Tiga 21 Januari 2018
22. Buntelan kecil 27 Januari 2018
Cerpen Cheesecake
23. buntelan kecil dua 7 Februari 2018
24. Wanita ? 11 Februari 2018
25. Wanita Dua 24 Februari 2018
AYU
26. Kemah lagi 10 Maret 2018
27. Sareupna 17 Maret 2018
28. Bingung 24 Maret 2018
SHERIL (2)
29.Mimpi (Sheril) 26 Maret 2018
30. Rumah Anggi (Sheril) 31 Maret 2018
31. Siapa? (Sheril) 15 April 2018
32. Ikan? 22 April 2018
33. Bayangan 29 April 2018
34. Masa Lalu 7 mei 2018
35. HATI 16 Mei 2018 ( Late Post)
36. Kakak 7 Juli 2018(Sheril)
37. Kakak-2 14 Agustus 2018(Sheril)
38. Perjalanan 3 Oktober 2018(Sheril)
BEGINNING
39. Permulaan 27 Oktober 2018(Sheril)
Teaser Chapter 2
Selamat pagi/siang/malam gansis yang suka mampir ke Thread ini, ane cuma mau bilang maaf karena ane baka vacum di dunia perinternetan untuk waktu yang bakalan lama. sebenernya udah ada lanjutan chapter 2 cuma ane ngerasa sangsi buat postingnya karena belum selesai 100%. jadi buat agan dan sista yang nunggu kelanjutannya harus berlapang dada karena ane mau vacum karena suatu alasan.
Terimakasih
Salam Kentang
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 80 suara
Gimana Ceritanya Gan ?
Bagus Ceritanya Serem.
65%
Lumayan Seram,
28%
Boring Gan .
8%
Diubah oleh roni.riyanto 10-01-2019 16:41
sulkhan1981 dan 9 lainnya memberi reputasi
8
306.9K
Kutip
1.7K
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
roni.riyanto
#680
Kemah di Curug
Kalo ada kesalahan penulisan mohon kasih tau ane ya gansis
Quote:
Beberapa detik kemudian orang yang memberi CPR kepada Linda wajahnya berubah menjadi hopeless, yang dimana menandakan Linda sudah tidak bernyawa lagi. Dan aku hanya tidak dapat berbuat apapun selain menangis menyesali kecerobohan dan kebodohanku.
Part 18
“Kak kenapa nangis?” ujar Sheril sambil memegangi kedua bahuku.
Aku rupanya terbawa kedalam lamunan dihari Linda meninggal, dan itu menjadi hari paling menyedihkan bagiku setelah kematian kedua orangtuaku. Mendengar Sheril bertanya dengan nada khawatir, aku langsung menyeka air mataku dengan kedua tangan.
“Gak apa-apa kok Dek, kakak Cuma keingetan yang sedih aja”
Sheril hanya memandangiku, mungkin dia merasa sebaiknya diam daripada mengatakan hal yang malah akan membuatku lebih bersedih. Aku beranjak dari duduk meninggalkan Sheril dan yang lainnya dan menuju ke kamarku.
Dikamar aku langsung merebahkan badan, air mataku sudah tidak mengalir lagi, hanya tinggal rasa sesak di dada saja. Aku teringat perkataan Sheril mengenai pesan Linda yang menyuruhku melupakannya dan menjalin hubungan dengan wanita yang baru.
“Mana mungkin aku ngelupain kamu Lin, wanita yang aku sayang banget dan meninggal didepan mataku sendiri, bahkan aku yang ngebuat kamu celaka” aku berbicara sendiri dalam kamar.
Kutoleh kearah meje kerja, Foto dan kacamata Linda masih tersimpan rapi. Kutatap fotoku dan Linda dari kejauhan, sudah lima tahun lamanya kami berpisah namun perasaan dihatiku sangatlah kuat.
“Kak?”
Aku mendengar suara Sheril, namun pandanganku sedang terarah kemeja kerja dan membelakang Sheril yang sepertinya berdiri dipintu. Aku dengan cepet mengelap air mata ku yang tinggal sedikit dengan sarung bantal dan segera duduk.
“Iya dek kenapa?”
Sheril kemudian berjalan dan duduk dikasur, dia menggenggam tanganku dengan kedua tangannya. Matanya yang tajam menatapku penuh harap, dia melipat bibirnya kedalam. Dia seperti ingin berbicara namun merasa ragu.
“Mau ngomong apa Dek, ngomong aja gak usah malu. Kakak dengerin kok”
“Kaka jangan sedih dan mikirin yang udah kelewat, aku mau kakak bangkit buat ngadepin hari esok kak. Kaka juga punya kehidupan”
“Iya Dek…ta…”
“Gak ada tapi-tapian !” Sheril sedikit meninggikan nada bicaranya..
Aku yang merasa malu oleh Sheril, aku yang sekarang memimpin dirumah malah lembek dan tidak bisa bangkit dari bayang-bayang masa lalu. Aku hanya menunduk didepan Sheril.
“Sekarang mah kaka mendingan cari hiburan aja buat nyenengin hati kakak, kalo kakak cuman dirumah terus mandangin foto teh Linda ya gak bakalan ngerasa lebih baik kak”
Aku menaikan pandangan dan melihat wajah Sheril, wajahnya penuh harap. Mungkin dia juga merasa kasihan kepadaku yang selama ini mencari pelarian dengan menyibukkan diri menulis. Dan Sheril mungkin selama ini memperhatikan diriku yang terus berkutat dengan kisah dimasa lalu.
“Terus Kaka sekarang harus gimana Dek?”
“Hadeuh kakak gimana sih, kan tadi udah aku bilang lakuin hal yang kakak seneng !”
“Cosplay maksudnya Dek?”
Mendengar jawabanku Sheril malah tertawa, aku tidak mengerti kenapa dia tertawa disaat seperti ini. Namun ada satu hal yang kurasakan saat ini,aku merasa Sheril begitu sangat cantik ketika tertawa, senyumnya begitu manis disertai pipinya yang begitu mulus. Aku memandanginya dan ikut tersenyum.
“Kaka kenapa senyum-senyum gitu ngeliatin aku ?”
“Eh gak apa-apa kok Dek, gak kerasa yah adek kecil kakak sekarang udah jadi gadis cantik “
Mendengar aku berkata seperti itu Sheril langsung menghentikan tawanya dan tersipu malu. Wajahnya memerah, tanpa kusadari Sheril tumbuh menjadi gadis cantik dan baik.
“Gimana kalo kaka camping lagi sama temen-temen kakak pas SMP dulu? Kan kakak sering camping pas SMP sama temen-temen kakak yang
anggota pramuka?”
“Hmmmm camping yah dek, boleh juga kedengerannya..tapi…….”
“Tapi apa kak?” tanyanya dengan wajah penasaran.
“mau sampe kapan kamu genggam tangan kakak ?”
Menyadari tangannya menggenggam tanganku dengan erat, lalu Sheril segera melepaskannya. Wajahnya tersipu untuk kedua kalinya, dan entah mengapa aku begitu menikmati moment ini dan untuk sesaat pikiranku tentang Linda hilang begitu saja.
“Dek, maafin kakak yah kalo kakak ngebuat kamu sedih gara-gara kakak gak bisa move-on..kakak pasti bakal bangkit !”
Setelah berkata demikian aku merangkul Sheril dan ingin memeluknya, namun dia seperti akan menahanku karena sikunya terangkat, wajahnya menatapku, pipinya merona.
“Kenapa Dek? Gak mau kakak peluk? Udah lama loh kakak gak peluk kamu “ ujarku dengan polos.
“Bu..bukannya gak mau kak,,tapi…”
Tanpa banyak bicara aku memeluk Sheril dengan erat, kurasakan kehangatan tubuhnya. Sudah lama aku tidak memeluknya, namun ada satu hal yang aneh menurutku. Aku mendengar suara nafas Sheril sedikit ngos-ngosan seperti menahan gugup dan aku bisa merasakan detak jantungnya karena dadanya bersentuhan dengan dadaku.
“Udah ya kak aku kekamar dulu mau ngecek email” ujarnya sambil melepaskan pelukanku.
Sheril berlari keluar dari kamarku sambil berlari , aku hanya tersenyum melihatnya biarpun tadi aku merasakan sensasi aneh. Baru saja beberapa detik kepergian Sheril, kembali pikiranku diisi oleh Linda. Namun aku memutuskan untuk segera menghibur diriku sesuai dengan saran Sheril. Kuambil HP ku dan menelfon seseorang.
“Halo ..?” terdengar suara lelaki diujung telepon.
“Halo Lih, gimana kabarnya ?”
“Baik, ini siapa yah maaf saya ganti HP no nya pada ilang “
Mendengar jawabannya, muncullah niat untuk mengerjai sahabatku ini.
“Ih Galih masa lupa sama akoh, Akoh Oni, masa Lupa sama pacar Sendiri “
“Hah..?”
Galih tidak melanjutkan omongannya dan jika kudengarkan dengan seksama terdengar suara perempuan yang sedang marah-marah,samar-samar terdengar
“ayah selingkuh lagi? Sekarang selingkuhnya sama cowok lagi. Mau kapan berubahnya ?”
“Woy lu jangan maen-maen , Lu siapa gak jelas banget ngaku-ngaku pacar, gue gak homo njeng…sekarang bini gue marah-marah nih “
Galih yang dinada awal terdengar seperti Pria mengamuk, namun diujung kalimat malah bernada seperti orang ketakutan. Apa segalak itu istrinya? Seingatku ketika aku datang ke pernikahannya istrinya terlihat sangat kalem.
“Lih ini gue Roni lih, kasih tau bini lu dah..”
Kemudian terdengar lagi percakapan mereka seperti si istri tidak percaya dan memintaku untuk melakukan video call. “Buset dah ini istri cemburunya kebangetan ampe percaya aja suaminya kek maho “ gumamku dalam hati.
“Lih ya udah sekarang tutup dulu gue mau video call lu “
Kututup telfon kemudian melakukan panggilan video call, beberapa saat kemudian tersambung. Dan ternyata dilayar HP ku menampilkan Galih sedang dicekik oleh istrinya.
“Mah udah mah ini temen ayah udah video call “ ujar Galih sambil terbata-bata karena sesak mungkin.
Istrinya yang melihatku di HP dengan serius menatap kearahku seperti mengingat-ngingat.
“Oh ini mah si Roni ya yah temen ayah waktu SMP itu yah”
Si istri yang tadinya terlihat galak langsung berubah drastis menjadi ramah kepadaku setelah mengingat siapa aku. Aku hanya tersenyum
kemudian berbasa-basi hingga akhirnya istrinya meninggalkan Galih dan membiarkan kami berdua ngobrol.
“Ron ngobrolnya pake call biasa aja, pake video call suaranya telat nyampe “ ujar Galih.
Aku yang merasa juga demkian,menutup video call dan melakukan panggilan biasa.
“Halo Lih? Gue mau nanya !”
“Mau nanya apaan Ron? Tumben banget nelfon ke gue.
"Sejak kapan lu jadi STI
?"
"Hadeuh tar lu juga ngerasain dah. Sekarang mau nanya apaan ? "
“Lih kapan lu mau camping lagi? Gue liat di facebook lu sering camping “
“Camping? Besok mau berangkat, kenapa gitu mau ikut?”
“Besok? Gue boleh ikut kagak ?”
“Ya boleh aja, peralatan Lu juga masih ada di gue kan pas terakhir camping. Lu bawa baju ganti aja”
Mendengar jawaban Galih yang tidak keberatan aku ikut, aku merasa lega. Terakhir kali aku camping dengannya mungkin sekitar dua tahun lalu sebelum orangtuaku meninggal. Aku sangat menyukai camping dialam bebas sejak usia SMP, meskipun terkadang ditempat wisata alam juga.
“Ok dah Lih, sekalian gue mau cari bahan buat buku gue yang baru “
“Buku baru? Boleh tuh, udah lu masukin belum pengalaman kita pas terakhir camping? Inget kagak?”
Tiba-tiba aku teringat kejadian mistis yang pernah aku alami, dan aku juga bingung kenapa aku bisa melupakannya selama ini. Padahal kejadian itu terasa sangat menyeramkan, dan aku teringat lagi aku diobati oleh dukun setempat karena anggota camping kami semuanya terkena imbas. Mungkin aku menjadi lupa karena dukun tadi.
2 tahun lalu.
Siang itu Aku,Galih dan empat orang temannya baru saja tiba disebuah wisata alam yang baru dibuka, jadi ada air terjun yang baru akan dibuka oleh warga setempat untuk menjadi wisata alam. Lokasinya sekitar 1km dari pemukiman warga dan harus ditempuh dengan berjalan kaki, pemukiman warga ini ada didataran tinggi tepatnya didaereah ciater, Subang.
“Lih, lu yakin bakal camping disini? Belum ada apa-apa disini Cuma rumput yang baru dibabat aja”
“Yakin Ron, yang bakal ngelola ni tempat juga sepupu gue ntar. Gak usah khawatir ..sinyal HP juga ada kalo kenapa-kenapa tinggal kasih kabar ke dia”
Aku mulai membangun tenda kecil, tenda portable yang muat untuk dua orang. Begitupun dengan teman-teman Galih yang baru saja aku kenal pagi ini, mereka sibuk mendirikan tenda dan mempersiapkan alat-alat untuk memasak. dan diantara empat orang teman Galih aku kurang begitu suka dengan anak yang bernama Eko, karena dia bertingkah sok tahu dan menggurui. namun aku berusaha cuek.
Beberapa jam berlalu, tenda kami sudah berdiri dan peralatan masak sudah tersiap dan tertata rapi. Tempat Tenda kami tidak jauh dari air terjun, air terjun utama yang besar ada didepan tenda kami, sementara alirannya membentuk air terjun yang lebih kecil di belakang tenda kami.
Suasananya begitu asri dan teduh, apalagi tempat ini berada didataran tinggi. Sejuk sekali apalagi waktu sudah sore dan matahari sudah dibarat terhalang oleh tebing yang menopang air terjun ini. Kami semua bersiap mandi namun dibagi menjadi dia kloter untuk memasak dan berjaga tenda disaat yang lain mandi.
Aku,Galih dan satu temannya yang bernama Ipin kebagian mandi pertama,karena di air terjun pertama tempatnya terbuka dan bisa terlihat dari jalan kampung, kami memutuskan mandi di air terjun yang lebih kecil dibawah karena terhalang oleh batu besar.
Saat itu waktu menunjukkan pukul 16.30, aku dan Galih segera mandi dengan merendam diri dibawah air terjun. Rasanya amat dingin air disini, ditambah tertutup rindangnya pepohonan. Tak terasa 30 menit kami habiskan untuk mandi.
“Lih udah yuk ah, udah 30 menit tar yang lain nunggu kelamaan “ ujarku.
Galih dan Ipin setuju dan segera mengeringkan diri, kamipun kembali ketempat tenda, jalan yang kami tempuh menanjak cukup curam dan hanya terdiri dari tanah dan bebatuan. Sesampainya ditenda kami segera menyuruh yang lain untuk segera mandi, merekapun dengan sigap segera berjalan menuju kesana.
Aku dan Galih serta Ipin melanjutkan proses memasak, hari itu kami memasak Nasi Liwet, yah menu umum untuk orang yang berkemah. Jam sudah menunjukkan pukul 17.30. Dan 30 menit sudah teman kami mandi dan belum kembali. Aku sedikit merasa khawatir dan menanyakannya kepada Galih.
“Lih temen lu belom pada balik udah jam segini, gak disusulin aja? ini nasi juga udah mateng “
“Udah gak usah khawatir, gue masih bisa denger suara mereka lagi ketawa main-main tuh “
Mendengar Galih berkata demikian aku mencoba focus mendengarkan dan memang terdengar suara mereka tertawa bermain menikmati mandi mereka.
Ditengah fokusnya diriku, aku melihat ada nenek-nenek menggunakan kebaya lusuh dan kain samping untuk bagian bawahnya terlihat berjalan dari arah jalan setapak yang berdekatan dengan jalan ke air terjun bawah.
Aku hanya diam mematung ketika melihat nenek tersebut menghampiri kami, nenek tersebut berhenti didekat kami dan berbicara dengan bahasa sunda halus.
“Cep lagi pada ngapain disini?”
“Lagi kemah nek, nenek darimana?” jawab Galih.
“Nenek habis nyari kayu bakar cep.. boleh minta minum cep? “
memang dia terihat memikul beberapa kayu bakar berukuran kecil dengan jumlah lumayan banyak.
“Oh iya nek , silahkan” ujar Galih sembari memberikan air mineral kemasan gelas.
“Makasih ya Cep airnya, hati-hati ya cep disini harus sopan yah “
Setelah berkata demikian nenek tersebut meninggalkan kami begitu saja, dia berjalan kearah jalan yang menuju perkampungan.
Aku lantas berniat mempersiapkan alat untuk makan dan berjalan kearah tungku. Disana aku melihat Ipin menatapku dan Galih, matanya mendelik namun terlihat seperti ketakutan.
“Kamu kenapa Pin?” tanyaku.
Ipin tidak menjawab, dia hanya menggelengkan kepala dan pergi berjalan kearah Tenda. Kulihat Galih sedang menyiapkan tikar untuk alas kami makan, akupun segera mengangkat kastrol (Panci khusus liwet) dan membawanya kedekat tenda.
“Lih temen-temen lu kok belum balik juga, udah mau magrib nih “
“Iya ya Ron, betah banget mereka. Pin coba susul kesana “
Ipin tidak menjawab, kulihat wajahnya masih terlihat ketakutan. Aku merasakan bulu kudukku merinding, karena wajah Ipin terlihat Parno.
“Pin..Pin ?” Galih bertanya kepada Ipin sambil menggoyang-goyangkan bahunya.
Ipin tak bergeming dan matanya melotot, tangannya memegangi kepalanya dan dia terlihat sepert ingin mengangis. Aku lantas menghampirinya dan berusaha menggali alasan kenapa dia bertingkah aneh, karena beberapa saat sebelumnya dia terlihat amat menikmati kemah ini.
“Pin kenapa Pin, ngomong Pin jangan diem aja biar kita tau” ujarku.
Badan Ipin mulai gemetar, dia memeluk kedua lututnya dan berceloteh sendiri seperti orang stress. Aku dan Galih sontak merasa kebingungan dan juga khawatir.
“Gue pengen balik bang, balik bang “ Ipin berkata sambil menangis.
“Pin tenang Pin ngomong yang jelas ada apaan?” ujar Galih.
Kemudian Ipin beranjak dari duduk dan berlari kearah jalan pemukiman.
“Pin..Pin oy Pin !!!! ….."
BERSAMBUNG
Part 18
“Kak kenapa nangis?” ujar Sheril sambil memegangi kedua bahuku.
Aku rupanya terbawa kedalam lamunan dihari Linda meninggal, dan itu menjadi hari paling menyedihkan bagiku setelah kematian kedua orangtuaku. Mendengar Sheril bertanya dengan nada khawatir, aku langsung menyeka air mataku dengan kedua tangan.
“Gak apa-apa kok Dek, kakak Cuma keingetan yang sedih aja”
Sheril hanya memandangiku, mungkin dia merasa sebaiknya diam daripada mengatakan hal yang malah akan membuatku lebih bersedih. Aku beranjak dari duduk meninggalkan Sheril dan yang lainnya dan menuju ke kamarku.
Dikamar aku langsung merebahkan badan, air mataku sudah tidak mengalir lagi, hanya tinggal rasa sesak di dada saja. Aku teringat perkataan Sheril mengenai pesan Linda yang menyuruhku melupakannya dan menjalin hubungan dengan wanita yang baru.
“Mana mungkin aku ngelupain kamu Lin, wanita yang aku sayang banget dan meninggal didepan mataku sendiri, bahkan aku yang ngebuat kamu celaka” aku berbicara sendiri dalam kamar.
Kutoleh kearah meje kerja, Foto dan kacamata Linda masih tersimpan rapi. Kutatap fotoku dan Linda dari kejauhan, sudah lima tahun lamanya kami berpisah namun perasaan dihatiku sangatlah kuat.
“Kak?”
Aku mendengar suara Sheril, namun pandanganku sedang terarah kemeja kerja dan membelakang Sheril yang sepertinya berdiri dipintu. Aku dengan cepet mengelap air mata ku yang tinggal sedikit dengan sarung bantal dan segera duduk.
“Iya dek kenapa?”
Sheril kemudian berjalan dan duduk dikasur, dia menggenggam tanganku dengan kedua tangannya. Matanya yang tajam menatapku penuh harap, dia melipat bibirnya kedalam. Dia seperti ingin berbicara namun merasa ragu.
“Mau ngomong apa Dek, ngomong aja gak usah malu. Kakak dengerin kok”
“Kaka jangan sedih dan mikirin yang udah kelewat, aku mau kakak bangkit buat ngadepin hari esok kak. Kaka juga punya kehidupan”
“Iya Dek…ta…”
“Gak ada tapi-tapian !” Sheril sedikit meninggikan nada bicaranya..
Aku yang merasa malu oleh Sheril, aku yang sekarang memimpin dirumah malah lembek dan tidak bisa bangkit dari bayang-bayang masa lalu. Aku hanya menunduk didepan Sheril.
“Sekarang mah kaka mendingan cari hiburan aja buat nyenengin hati kakak, kalo kakak cuman dirumah terus mandangin foto teh Linda ya gak bakalan ngerasa lebih baik kak”
Aku menaikan pandangan dan melihat wajah Sheril, wajahnya penuh harap. Mungkin dia juga merasa kasihan kepadaku yang selama ini mencari pelarian dengan menyibukkan diri menulis. Dan Sheril mungkin selama ini memperhatikan diriku yang terus berkutat dengan kisah dimasa lalu.
“Terus Kaka sekarang harus gimana Dek?”
“Hadeuh kakak gimana sih, kan tadi udah aku bilang lakuin hal yang kakak seneng !”
“Cosplay maksudnya Dek?”
Mendengar jawabanku Sheril malah tertawa, aku tidak mengerti kenapa dia tertawa disaat seperti ini. Namun ada satu hal yang kurasakan saat ini,aku merasa Sheril begitu sangat cantik ketika tertawa, senyumnya begitu manis disertai pipinya yang begitu mulus. Aku memandanginya dan ikut tersenyum.
“Kaka kenapa senyum-senyum gitu ngeliatin aku ?”
“Eh gak apa-apa kok Dek, gak kerasa yah adek kecil kakak sekarang udah jadi gadis cantik “
Mendengar aku berkata seperti itu Sheril langsung menghentikan tawanya dan tersipu malu. Wajahnya memerah, tanpa kusadari Sheril tumbuh menjadi gadis cantik dan baik.
“Gimana kalo kaka camping lagi sama temen-temen kakak pas SMP dulu? Kan kakak sering camping pas SMP sama temen-temen kakak yang
anggota pramuka?”
“Hmmmm camping yah dek, boleh juga kedengerannya..tapi…….”
“Tapi apa kak?” tanyanya dengan wajah penasaran.
“mau sampe kapan kamu genggam tangan kakak ?”
Menyadari tangannya menggenggam tanganku dengan erat, lalu Sheril segera melepaskannya. Wajahnya tersipu untuk kedua kalinya, dan entah mengapa aku begitu menikmati moment ini dan untuk sesaat pikiranku tentang Linda hilang begitu saja.
“Dek, maafin kakak yah kalo kakak ngebuat kamu sedih gara-gara kakak gak bisa move-on..kakak pasti bakal bangkit !”
Setelah berkata demikian aku merangkul Sheril dan ingin memeluknya, namun dia seperti akan menahanku karena sikunya terangkat, wajahnya menatapku, pipinya merona.
“Kenapa Dek? Gak mau kakak peluk? Udah lama loh kakak gak peluk kamu “ ujarku dengan polos.
“Bu..bukannya gak mau kak,,tapi…”
Tanpa banyak bicara aku memeluk Sheril dengan erat, kurasakan kehangatan tubuhnya. Sudah lama aku tidak memeluknya, namun ada satu hal yang aneh menurutku. Aku mendengar suara nafas Sheril sedikit ngos-ngosan seperti menahan gugup dan aku bisa merasakan detak jantungnya karena dadanya bersentuhan dengan dadaku.
“Udah ya kak aku kekamar dulu mau ngecek email” ujarnya sambil melepaskan pelukanku.
Sheril berlari keluar dari kamarku sambil berlari , aku hanya tersenyum melihatnya biarpun tadi aku merasakan sensasi aneh. Baru saja beberapa detik kepergian Sheril, kembali pikiranku diisi oleh Linda. Namun aku memutuskan untuk segera menghibur diriku sesuai dengan saran Sheril. Kuambil HP ku dan menelfon seseorang.
“Halo ..?” terdengar suara lelaki diujung telepon.
“Halo Lih, gimana kabarnya ?”
“Baik, ini siapa yah maaf saya ganti HP no nya pada ilang “
Mendengar jawabannya, muncullah niat untuk mengerjai sahabatku ini.
“Ih Galih masa lupa sama akoh, Akoh Oni, masa Lupa sama pacar Sendiri “
“Hah..?”
Galih tidak melanjutkan omongannya dan jika kudengarkan dengan seksama terdengar suara perempuan yang sedang marah-marah,samar-samar terdengar
“ayah selingkuh lagi? Sekarang selingkuhnya sama cowok lagi. Mau kapan berubahnya ?”
“Woy lu jangan maen-maen , Lu siapa gak jelas banget ngaku-ngaku pacar, gue gak homo njeng…sekarang bini gue marah-marah nih “
Galih yang dinada awal terdengar seperti Pria mengamuk, namun diujung kalimat malah bernada seperti orang ketakutan. Apa segalak itu istrinya? Seingatku ketika aku datang ke pernikahannya istrinya terlihat sangat kalem.
“Lih ini gue Roni lih, kasih tau bini lu dah..”
Kemudian terdengar lagi percakapan mereka seperti si istri tidak percaya dan memintaku untuk melakukan video call. “Buset dah ini istri cemburunya kebangetan ampe percaya aja suaminya kek maho “ gumamku dalam hati.
“Lih ya udah sekarang tutup dulu gue mau video call lu “
Kututup telfon kemudian melakukan panggilan video call, beberapa saat kemudian tersambung. Dan ternyata dilayar HP ku menampilkan Galih sedang dicekik oleh istrinya.
“Mah udah mah ini temen ayah udah video call “ ujar Galih sambil terbata-bata karena sesak mungkin.
Istrinya yang melihatku di HP dengan serius menatap kearahku seperti mengingat-ngingat.
“Oh ini mah si Roni ya yah temen ayah waktu SMP itu yah”
Si istri yang tadinya terlihat galak langsung berubah drastis menjadi ramah kepadaku setelah mengingat siapa aku. Aku hanya tersenyum
kemudian berbasa-basi hingga akhirnya istrinya meninggalkan Galih dan membiarkan kami berdua ngobrol.
“Ron ngobrolnya pake call biasa aja, pake video call suaranya telat nyampe “ ujar Galih.
Aku yang merasa juga demkian,menutup video call dan melakukan panggilan biasa.
“Halo Lih? Gue mau nanya !”
“Mau nanya apaan Ron? Tumben banget nelfon ke gue.
"Sejak kapan lu jadi STI
?""Hadeuh tar lu juga ngerasain dah. Sekarang mau nanya apaan ? "
“Lih kapan lu mau camping lagi? Gue liat di facebook lu sering camping “
“Camping? Besok mau berangkat, kenapa gitu mau ikut?”
“Besok? Gue boleh ikut kagak ?”
“Ya boleh aja, peralatan Lu juga masih ada di gue kan pas terakhir camping. Lu bawa baju ganti aja”
Mendengar jawaban Galih yang tidak keberatan aku ikut, aku merasa lega. Terakhir kali aku camping dengannya mungkin sekitar dua tahun lalu sebelum orangtuaku meninggal. Aku sangat menyukai camping dialam bebas sejak usia SMP, meskipun terkadang ditempat wisata alam juga.
“Ok dah Lih, sekalian gue mau cari bahan buat buku gue yang baru “
“Buku baru? Boleh tuh, udah lu masukin belum pengalaman kita pas terakhir camping? Inget kagak?”
Tiba-tiba aku teringat kejadian mistis yang pernah aku alami, dan aku juga bingung kenapa aku bisa melupakannya selama ini. Padahal kejadian itu terasa sangat menyeramkan, dan aku teringat lagi aku diobati oleh dukun setempat karena anggota camping kami semuanya terkena imbas. Mungkin aku menjadi lupa karena dukun tadi.
2 tahun lalu.
Siang itu Aku,Galih dan empat orang temannya baru saja tiba disebuah wisata alam yang baru dibuka, jadi ada air terjun yang baru akan dibuka oleh warga setempat untuk menjadi wisata alam. Lokasinya sekitar 1km dari pemukiman warga dan harus ditempuh dengan berjalan kaki, pemukiman warga ini ada didataran tinggi tepatnya didaereah ciater, Subang.
“Lih, lu yakin bakal camping disini? Belum ada apa-apa disini Cuma rumput yang baru dibabat aja”
“Yakin Ron, yang bakal ngelola ni tempat juga sepupu gue ntar. Gak usah khawatir ..sinyal HP juga ada kalo kenapa-kenapa tinggal kasih kabar ke dia”
Aku mulai membangun tenda kecil, tenda portable yang muat untuk dua orang. Begitupun dengan teman-teman Galih yang baru saja aku kenal pagi ini, mereka sibuk mendirikan tenda dan mempersiapkan alat-alat untuk memasak. dan diantara empat orang teman Galih aku kurang begitu suka dengan anak yang bernama Eko, karena dia bertingkah sok tahu dan menggurui. namun aku berusaha cuek.
Beberapa jam berlalu, tenda kami sudah berdiri dan peralatan masak sudah tersiap dan tertata rapi. Tempat Tenda kami tidak jauh dari air terjun, air terjun utama yang besar ada didepan tenda kami, sementara alirannya membentuk air terjun yang lebih kecil di belakang tenda kami.
Suasananya begitu asri dan teduh, apalagi tempat ini berada didataran tinggi. Sejuk sekali apalagi waktu sudah sore dan matahari sudah dibarat terhalang oleh tebing yang menopang air terjun ini. Kami semua bersiap mandi namun dibagi menjadi dia kloter untuk memasak dan berjaga tenda disaat yang lain mandi.
Aku,Galih dan satu temannya yang bernama Ipin kebagian mandi pertama,karena di air terjun pertama tempatnya terbuka dan bisa terlihat dari jalan kampung, kami memutuskan mandi di air terjun yang lebih kecil dibawah karena terhalang oleh batu besar.
Saat itu waktu menunjukkan pukul 16.30, aku dan Galih segera mandi dengan merendam diri dibawah air terjun. Rasanya amat dingin air disini, ditambah tertutup rindangnya pepohonan. Tak terasa 30 menit kami habiskan untuk mandi.
“Lih udah yuk ah, udah 30 menit tar yang lain nunggu kelamaan “ ujarku.
Galih dan Ipin setuju dan segera mengeringkan diri, kamipun kembali ketempat tenda, jalan yang kami tempuh menanjak cukup curam dan hanya terdiri dari tanah dan bebatuan. Sesampainya ditenda kami segera menyuruh yang lain untuk segera mandi, merekapun dengan sigap segera berjalan menuju kesana.
Aku dan Galih serta Ipin melanjutkan proses memasak, hari itu kami memasak Nasi Liwet, yah menu umum untuk orang yang berkemah. Jam sudah menunjukkan pukul 17.30. Dan 30 menit sudah teman kami mandi dan belum kembali. Aku sedikit merasa khawatir dan menanyakannya kepada Galih.
“Lih temen lu belom pada balik udah jam segini, gak disusulin aja? ini nasi juga udah mateng “
“Udah gak usah khawatir, gue masih bisa denger suara mereka lagi ketawa main-main tuh “
Mendengar Galih berkata demikian aku mencoba focus mendengarkan dan memang terdengar suara mereka tertawa bermain menikmati mandi mereka.
Ditengah fokusnya diriku, aku melihat ada nenek-nenek menggunakan kebaya lusuh dan kain samping untuk bagian bawahnya terlihat berjalan dari arah jalan setapak yang berdekatan dengan jalan ke air terjun bawah.
Aku hanya diam mematung ketika melihat nenek tersebut menghampiri kami, nenek tersebut berhenti didekat kami dan berbicara dengan bahasa sunda halus.
“Cep lagi pada ngapain disini?”
“Lagi kemah nek, nenek darimana?” jawab Galih.
“Nenek habis nyari kayu bakar cep.. boleh minta minum cep? “
memang dia terihat memikul beberapa kayu bakar berukuran kecil dengan jumlah lumayan banyak.
“Oh iya nek , silahkan” ujar Galih sembari memberikan air mineral kemasan gelas.
“Makasih ya Cep airnya, hati-hati ya cep disini harus sopan yah “
Setelah berkata demikian nenek tersebut meninggalkan kami begitu saja, dia berjalan kearah jalan yang menuju perkampungan.
Aku lantas berniat mempersiapkan alat untuk makan dan berjalan kearah tungku. Disana aku melihat Ipin menatapku dan Galih, matanya mendelik namun terlihat seperti ketakutan.
“Kamu kenapa Pin?” tanyaku.
Ipin tidak menjawab, dia hanya menggelengkan kepala dan pergi berjalan kearah Tenda. Kulihat Galih sedang menyiapkan tikar untuk alas kami makan, akupun segera mengangkat kastrol (Panci khusus liwet) dan membawanya kedekat tenda.
“Lih temen-temen lu kok belum balik juga, udah mau magrib nih “
“Iya ya Ron, betah banget mereka. Pin coba susul kesana “
Ipin tidak menjawab, kulihat wajahnya masih terlihat ketakutan. Aku merasakan bulu kudukku merinding, karena wajah Ipin terlihat Parno.
“Pin..Pin ?” Galih bertanya kepada Ipin sambil menggoyang-goyangkan bahunya.
Ipin tak bergeming dan matanya melotot, tangannya memegangi kepalanya dan dia terlihat sepert ingin mengangis. Aku lantas menghampirinya dan berusaha menggali alasan kenapa dia bertingkah aneh, karena beberapa saat sebelumnya dia terlihat amat menikmati kemah ini.
“Pin kenapa Pin, ngomong Pin jangan diem aja biar kita tau” ujarku.
Badan Ipin mulai gemetar, dia memeluk kedua lututnya dan berceloteh sendiri seperti orang stress. Aku dan Galih sontak merasa kebingungan dan juga khawatir.
“Gue pengen balik bang, balik bang “ Ipin berkata sambil menangis.
“Pin tenang Pin ngomong yang jelas ada apaan?” ujar Galih.
Kemudian Ipin beranjak dari duduk dan berlari kearah jalan pemukiman.
“Pin..Pin oy Pin !!!! ….."
BERSAMBUNG
Quote:
Cuplikan part selanjutnya ------------- > Tebak aja dah sendiri
Kalo ada kesalahan penulisan mohon kasih tau ane ya gansis

Diubah oleh roni.riyanto 19-01-2018 00:24
sulkhan1981 memberi reputasi
2
Kutip
Balas