- Beranda
- Stories from the Heart
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
...
TS
juraganpengki
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)

Cool Cover By Agan Linbara (Thanks, Bree)..
Prolog
Setelah bangun dari ‘Mati Suri’ karena memutuskan untuk mencoba membunuh diri sendiri untuk melindungi Kitab Langit dan melenyapkan Bayu Ambar, gw kembali ke dunia nyata.. Kehidupan gw sedikit jauh berbeda, karena pengalaman ‘Mati Suri’ itu berefek langsung pada kelebihan yang gw miliki.. Gw masih sama Anggie, meski ujian atas cinta kami masih saja mendera.. Ada musuh baru, tentu saja.. Tapi ada juga sahabat baru yang muncul.. Karena ini akhir dari cerita kami berempat..
Kembalinya Anak Ibu...
Pengorbanan Pedang Jagat Samudera...
Cintai Aku Sewajarnya, Yank...
Matinya Seorang Saudara (Versi Gw/Bimo)
Berkumpul Kembali...
Keanehan Yang Mulai Muncul...
Sambutan Ketiga Saudara Ke Reinata...
Sabar???
Cukup! Tinggalin Aku Sendiri!!!
Siapa Kau???
Aku Ikutin Kemauan Kamu...
Keputusan Sepihak Yang Pahit...
Semua Beban Menjadi satu
Semua Beban Menjadi Satu (2)...
Serangkum Rindu Untuk Ayah...
Munculnya Penguasa Laut Utara...
Bertemunya Dua Penguasa...
Sebuah Kesepakatan...
Ibu Kenapa Yah???
Lu Kenapa, Ka???
Wanted Dead Or Alive.. ANTON!!!
Mo 'Perabotan' Lu Hancur Apa Tanggung Jawab???
It's The End Of Us...
Di Kerjain Ibu...
Ridho!!!
Kelewatan!!!
Munculnya Dua Penjaga Gerbang Kerajaan Laut...
Dewi Arum Kesuma VS Dewi Ayu Anjani
Datangnya Sosok Seorang Pemisah Dan Shock Therapy Buat Gw...
Kerajaan Jin...
Terkuaknya Semua Jawaban...
Maafin Gw, Bree...
Pengakuan Suluh...
Akhirnya Boleh Gondrong...
Pernikahan Kak Silvi Yang Seharusnya Membuat Gw Bahagia...
Pernikahan Kak Silvi Yang seharusnya Membuat Gw Bahagia (2)...
Tunggu Pembalasan Gw!!!...
Ni Mas Linduri dan Banas Ireng...
Dua Sosok Penyelamat Misterius...
Ada Apa Sama Ridho?...
Kesalahan Fatal...
Kembalinya Jin Penjaga Ridho dan Suluh...
Akibat Terlalu Ikut Campur...
Setiap Perbuatan Akan Mendapat Balasan...
Munculnya Viny Dan Sebuah Tantangan Bertarung...
Manusia Cabul...
Suara Penolong Misterius...
Bertemunya Kembali Sepasang Kekasih...
Terkuaknya Kebenaran...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar (2)...
Jaket Dan Celana Jeans Robek Serta Sweater Hitam Kumal...
She's My True Love...
Dilema...
Pertengkaran Dengan Ibu...
Rambe Lantak...
Gendewa Panah Pramesti...
Akan Ku Balaskan Dendam Mu, Arum Kesuma!!!
Yang Hilang dan Yang Kembali...
Jawaban Ayu...
Mati Gw!!!
Aku Makin Sayang...
Nasihat Om Hendra...
Jera Mencuri...
Ajian Segoro Geni...
Pilihan Sulit...
Keputusasaan Anggie...
Kabar Baik dari Ridho dan Suluh...
Perjalanan Menuju Pembalasan Dendam...
Rawa Rontek...
Rawa Rontek 2 (Terbayarnya Dendam)...
Kedatangan Pak Sugi...
Orang Titipan...
Hukuman Paling Berat...
Tidurlah Di Pangkuan Ku...
Menjajal Kesaktian...
Menjajal Kesaktian (2)...
Pengakuan Mengejutkan Babeh Misar...
Pengajaran Ilmu Silat Betawi...
Di Kepret Babeh Misar Lagi...
Tasya...
Naga Caglak dan Bajing Item...
Misteri Sebuah Dendam...
Kekuatan Sejati Kitab Langit Bagian Matahari...
Perpisahan...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera (2)...
Kembalinya Ibu...
Empat Bayangan Hitam...
Siapa Ni Mas Laras Rangkuti???
Dendam Seorang Sahabat...
Ini Keputusan Yang Harus Gw Ambil...
Semua Pengorbanan Ini Demi Ibu...
Rapuh...
Kabar Mengejutkan Sekar dan Sebuah Restu...
Siasat Braja Krama...
Munculnya Kitab Langit...
Si Pembuka Kitab langit dan Sosok Asli Pak Sugi...
Rencana Yang Matang...
Lamaran Pribadi...
Keingintahuan Anggie...
Perubahan Rencana...
Hampir Terjebak...
Kekecewaan Sekar...
Dua Syarat Reinata...
Aku Harap Kamu dan Anggie Bahagia, Mam...
Rahasia Sepasang Suami Isteri...
Menitipkan Amanah...
Berkumpulnya Para Pembela Kitab Langit...
Siasat Ki Purwagalih...
Raja Jin Raja Muslihat (Nyesek, Bree)...
Pertukaran Tawanan...
Perang Gaib PunTak Terelakkan...
Sang Penyelamat Dari Utara...
Pertempuran Awal Dua Penguasa Kerajaan Gaib...
Bertekuk Lututnya Sekutu Braja Krama...
Pertarungan Dua Putera (Gugurnya Satu Sahabat Gaib)...
Krama Raja...
Braja Krama Versus Krama Raja...
Raja Licik...
Aku Lah Sang Pembuka...
Siasat Krama Raja dan Bayu Ambar...
Terbukanya Semua Ilmu Terlarang...
Sebuah Pengecualian...
Sri Baduga Maharaja...
Hilangnya Sebuah Pengecualian...
Hilangnya Sebuah Pengecualian (2)...
Sebuah Pengorbanan...
Pahlawan...
Sumpah...
Ilmu Pamungkas yang Terlarang...
Kabar Yang Mengejutkan...
Pulang...
Pulang (2)...
Sedikit Kisah Rio Sebelum Kisah Ini Tamat...
Terhalang Sumpah...
Bantuan Sahabat Baik...
Bachelor Party...
Keturunan Lain Sang Prabu...
Pembalasan Dendam Singgih...
Sepenggal Kisah Nyi Mas Roro Suwastri...
Tawaran Yang Mengejutkan...
Lawan Atau Kawan???
Terkuaknya Silsilah...
Sebuah Kebenaran...
Sebuah Kebenaran (2)...
Bertemunya Dua Keturunan Sang Prabu...
Pertempuran Dua Hati...
Cinta Pertama VS Cinta Terakhir Jagat Tirta...
Pengakuan Bayu Barata...
Ki Larang dan Nyi Mas Galuh Pandita???
Prana Kusuma...
Kau Benar Keturunan Kami, Ngger...
Our Big Day...
Insiden...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga (2)...
Dua Tamu Istimewa...
Semua Karena Cinta...
Keputusan Sekar Kencana...
Kena Gampar...
Bonyok!!!
RIBET!!!
Berdamai...
Keponakan Baru...
Malam Pertama dan Tiga Keanehan...
Ajian Warisan Para Leluhur (The Last Part/End Of All Chapters)
SIDE STORIES
Keturunan Yang Tersesat...
Keturunan Yang Tersesat (2)...

Cool Cover By Agan Linbara (Thanks, Bree)..
Prolog
Setelah bangun dari ‘Mati Suri’ karena memutuskan untuk mencoba membunuh diri sendiri untuk melindungi Kitab Langit dan melenyapkan Bayu Ambar, gw kembali ke dunia nyata.. Kehidupan gw sedikit jauh berbeda, karena pengalaman ‘Mati Suri’ itu berefek langsung pada kelebihan yang gw miliki.. Gw masih sama Anggie, meski ujian atas cinta kami masih saja mendera.. Ada musuh baru, tentu saja.. Tapi ada juga sahabat baru yang muncul.. Karena ini akhir dari cerita kami berempat..
Kembalinya Anak Ibu...
Pengorbanan Pedang Jagat Samudera...
Cintai Aku Sewajarnya, Yank...
Matinya Seorang Saudara (Versi Gw/Bimo)
Berkumpul Kembali...
Keanehan Yang Mulai Muncul...
Sambutan Ketiga Saudara Ke Reinata...
Sabar???
Cukup! Tinggalin Aku Sendiri!!!
Siapa Kau???
Aku Ikutin Kemauan Kamu...
Keputusan Sepihak Yang Pahit...
Semua Beban Menjadi satu
Semua Beban Menjadi Satu (2)...
Serangkum Rindu Untuk Ayah...
Munculnya Penguasa Laut Utara...
Bertemunya Dua Penguasa...
Sebuah Kesepakatan...
Ibu Kenapa Yah???
Lu Kenapa, Ka???
Wanted Dead Or Alive.. ANTON!!!
Mo 'Perabotan' Lu Hancur Apa Tanggung Jawab???
It's The End Of Us...
Di Kerjain Ibu...
Ridho!!!
Kelewatan!!!
Munculnya Dua Penjaga Gerbang Kerajaan Laut...
Dewi Arum Kesuma VS Dewi Ayu Anjani
Datangnya Sosok Seorang Pemisah Dan Shock Therapy Buat Gw...
Kerajaan Jin...
Terkuaknya Semua Jawaban...
Maafin Gw, Bree...
Pengakuan Suluh...
Akhirnya Boleh Gondrong...
Pernikahan Kak Silvi Yang Seharusnya Membuat Gw Bahagia...
Pernikahan Kak Silvi Yang seharusnya Membuat Gw Bahagia (2)...
Tunggu Pembalasan Gw!!!...
Ni Mas Linduri dan Banas Ireng...
Dua Sosok Penyelamat Misterius...
Ada Apa Sama Ridho?...
Kesalahan Fatal...
Kembalinya Jin Penjaga Ridho dan Suluh...
Akibat Terlalu Ikut Campur...
Setiap Perbuatan Akan Mendapat Balasan...
Munculnya Viny Dan Sebuah Tantangan Bertarung...
Manusia Cabul...
Suara Penolong Misterius...
Bertemunya Kembali Sepasang Kekasih...
Terkuaknya Kebenaran...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar (2)...
Jaket Dan Celana Jeans Robek Serta Sweater Hitam Kumal...
She's My True Love...
Dilema...
Pertengkaran Dengan Ibu...
Rambe Lantak...
Gendewa Panah Pramesti...
Akan Ku Balaskan Dendam Mu, Arum Kesuma!!!
Yang Hilang dan Yang Kembali...
Jawaban Ayu...
Mati Gw!!!
Aku Makin Sayang...
Nasihat Om Hendra...
Jera Mencuri...
Ajian Segoro Geni...
Pilihan Sulit...
Keputusasaan Anggie...
Kabar Baik dari Ridho dan Suluh...
Perjalanan Menuju Pembalasan Dendam...
Rawa Rontek...
Rawa Rontek 2 (Terbayarnya Dendam)...
Kedatangan Pak Sugi...
Orang Titipan...
Hukuman Paling Berat...
Tidurlah Di Pangkuan Ku...
Menjajal Kesaktian...
Menjajal Kesaktian (2)...
Pengakuan Mengejutkan Babeh Misar...
Pengajaran Ilmu Silat Betawi...
Di Kepret Babeh Misar Lagi...
Tasya...
Naga Caglak dan Bajing Item...
Misteri Sebuah Dendam...
Kekuatan Sejati Kitab Langit Bagian Matahari...
Perpisahan...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera (2)...
Kembalinya Ibu...
Empat Bayangan Hitam...
Siapa Ni Mas Laras Rangkuti???
Dendam Seorang Sahabat...
Ini Keputusan Yang Harus Gw Ambil...
Semua Pengorbanan Ini Demi Ibu...
Rapuh...
Kabar Mengejutkan Sekar dan Sebuah Restu...
Siasat Braja Krama...
Munculnya Kitab Langit...
Si Pembuka Kitab langit dan Sosok Asli Pak Sugi...
Rencana Yang Matang...
Lamaran Pribadi...
Keingintahuan Anggie...
Perubahan Rencana...
Hampir Terjebak...
Kekecewaan Sekar...
Dua Syarat Reinata...
Aku Harap Kamu dan Anggie Bahagia, Mam...
Rahasia Sepasang Suami Isteri...
Menitipkan Amanah...
Berkumpulnya Para Pembela Kitab Langit...
Siasat Ki Purwagalih...
Raja Jin Raja Muslihat (Nyesek, Bree)...
Pertukaran Tawanan...
Perang Gaib PunTak Terelakkan...
Sang Penyelamat Dari Utara...
Pertempuran Awal Dua Penguasa Kerajaan Gaib...
Bertekuk Lututnya Sekutu Braja Krama...
Pertarungan Dua Putera (Gugurnya Satu Sahabat Gaib)...
Krama Raja...
Braja Krama Versus Krama Raja...
Raja Licik...
Aku Lah Sang Pembuka...
Siasat Krama Raja dan Bayu Ambar...
Terbukanya Semua Ilmu Terlarang...
Sebuah Pengecualian...
Sri Baduga Maharaja...
Hilangnya Sebuah Pengecualian...
Hilangnya Sebuah Pengecualian (2)...
Sebuah Pengorbanan...
Pahlawan...
Sumpah...
Ilmu Pamungkas yang Terlarang...
Kabar Yang Mengejutkan...
Pulang...
Pulang (2)...
Sedikit Kisah Rio Sebelum Kisah Ini Tamat...
Terhalang Sumpah...
Bantuan Sahabat Baik...
Bachelor Party...
Keturunan Lain Sang Prabu...
Pembalasan Dendam Singgih...
Sepenggal Kisah Nyi Mas Roro Suwastri...
Tawaran Yang Mengejutkan...
Lawan Atau Kawan???
Terkuaknya Silsilah...
Sebuah Kebenaran...
Sebuah Kebenaran (2)...
Bertemunya Dua Keturunan Sang Prabu...
Pertempuran Dua Hati...
Cinta Pertama VS Cinta Terakhir Jagat Tirta...
Pengakuan Bayu Barata...
Ki Larang dan Nyi Mas Galuh Pandita???
Prana Kusuma...
Kau Benar Keturunan Kami, Ngger...
Our Big Day...
Insiden...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga (2)...
Dua Tamu Istimewa...
Semua Karena Cinta...
Keputusan Sekar Kencana...
Kena Gampar...
Bonyok!!!
RIBET!!!
Berdamai...
Keponakan Baru...
Malam Pertama dan Tiga Keanehan...
Ajian Warisan Para Leluhur (The Last Part/End Of All Chapters)
SIDE STORIES
Keturunan Yang Tersesat...
Keturunan Yang Tersesat (2)...
Diubah oleh juraganpengki 15-07-2018 20:23
iskrim dan 132 lainnya memberi reputasi
127
2.1M
8K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
juraganpengki
#1119
Datang nya Sosok Seorang Pemisah dan Shock Therapy Buat Gw...
Mendadak, tubuh gw yang masih berlari kencang dengan kedua telapak tangan sudah terisi Ajian Tapak jagat siap untuk melumpuhkan Ridho dalam satu pukulan, tereset mundur ke belakang dengan sendiri nya.. Seakan-akan ada suatu kekuatan tak terlihat yang menarik tubuh gw dari belakang..
Sementara, satu sosok melesat ke tengah dua sinar kuning dan perak yang sesaat lagi akan bertubrukan.. Sosok yang seluruh tubuh, dari atas kepala sampai ujung kaki tertutup jubah hitam itu, terlihat merentangkan kedua telapak tangannya secepat kilat ke masing-masing sinar yang mengandung kekuatan tinggi.
DERRRR!!!!
Suara sinar kuning dan perak yang tertahan tepat di tengah kedua telapak tangan sosok misterius itu, terdengar Cumiakkan gendang telinga.. Semua mata yang memandang, makin terbelalak saat melihat bagaimana sosok berjubah hitam tersebut, secara perlahan menggenggam kedua sinar sakti ke dalam tangannya.. Dari kepalan tangan sosok asing itu, terlihat dua asap tipis berwarna kuning dan perak yang mengepul, pertanda sudah lenyapnya dua kesaktian..
Sungguh luar biasa kesaktian yang dimiliki sosok tak dikenal yang ada dalam balutan jubah hitam.. Jujur saja, gw yang melihat sampai berdecak kagum..
Baik Dewi Arum Kesuma dan Dewi Ayu Anjani, terlihat sangat terkejut mengetahui baru saja ada sosok misterius yang mampu meredam dua kesaktian mereka.. Sementara, gw dan Ridho menampilkan wajah sama-sama penasaran, siapa gerangan sosok yang sudah menggagal kan pertempuran dua Jin Penjaga Gerbang dua Kerajaan Laut, sekaligus menghentikan lari gw yang ingin membalas Ridho..
Perlahan, sosok berjubah hitam yang masih melayang sekitar tiga tombak di udara itu, membuka penutup kepala nya dan membuat semua yang melihat siapa sosok di balik jubah hitam tercekat, kecuali Ridho dan Arya.. Bahkan gw sempat mendengar suara lenguhan Lembu Rukmo di luar lingkaran putih yang dibuatnya sendiri..
“Eyang” Ucap gw dengan suara lirih dan kedua mata masih terbelalak, saat mengenali siapa sosok yang saat ini melayang dengan wajah tegang..
Ridho yang terlihat masih menatap bingung ke arah Sosok berwajah mirip dengan gw itu, melempar pandangan ke arah gw saat mendengar suara yang keluar dari lisan ini.. Sementara, kedua Jin Penjaga Gerbang dua Kerajaan Laut, nampak menundukkan wajahnya dan perlahan mundur beberapa langkah ke belakang..
“Bodoh!!! Kalian semua yang berada disini bodoh!” Bentak Raja Jin sambil menatap tajam ke arah kami semua secara bergantian, lalu turun ke bawah dan berhenti melayang tepat sejengkal diatas ilalang yang tumbuh liar..
“Mohon ampun, Penguasa Tanah Pasundan.. Jika boleh bertanya, apakah kesalahan kami yang membuat Paduka marah?” Tanya Dewi Ayu Anjani sambil mengacungkan tangan kiri nya ke tengah dada, dan posisi kepala menunduk hormat..
“Aku meminta Penguasa Kerajaan Laut Selatan dan Utara mengutus kalian kesini agar dapat melerai perseteruan keturunan ku dengan saudaranya.. Bukan malah ikut bertempur membela masing-masing bocah tengik yang kalian cintai.. Dasar Jin Bodoh!!” Bentak Raja Jin yang membuat Dewi Ayu Anjani tersentak..
Gw sempat melihat Dewi Arum Kesuma tertawa tertahan dari belakang Dewi Ayu Anjani, setelah melihat dan mendengar sendiri bentakan sosok Penguasa Tanah Pasundan yang merupakan nasib sial bagi saudari nya itu..
“Dan kau, dua bocah tak tahu malu.. Maju kalian!!!” Teriak Raja Jin ke arah gw dan Ridho dengan kedua mata menyorot tajam..
Seketika, tubuh gw dan Ridho tertarik maju ke depan dengan sendiri nya, meski sosok Raja Jin hanya menatap tanpa menggerakkan kedua tangannya.. Tubuh gw dan Ridho tepat berhenti sekitar empat tombak di hadapan Penguasa Tanah Pasundan itu..
Gw yang merasa segan menatap sorot mata tajam sosok yang saat ini masih melayang, hanya menundukkan wajah.. Sementara, Ridho sesekali masih sempat melirik Raja Jin, karena mungkin penasaran siapa gerangan sosok yang barusan membentak Dewi Ayu Anjani..
“Kalian juga bodoh! Seharusnya kalian sebagai saudara tidak bertempur melawan satu sama lain” Bentak Raja Jin kembali, dan kali ini membuat Ridho langsung menundukkan wajahnya..
Untuk beberapa saat, suasana yang tadinya cukup ramai oleh suara hewan-hewan malam di luar lingkaran putih ciptaan Lembu Rukmo, mendadak hening, seiring bentakan Raja Jin yang mengandung tenaga kuat yang terdengar membentak kami.. Aneh, mengapa suara bentakan sosok Penguasa gaib Tanah Pasundan itu terasa sangat berbeda kekuatannya, dibanding saat beliau membentak Dewi Ayu Anjani.. Apakah ia benar-benar marah?
Gw dan Ridho sempat saling lirik untuk sesaat, lalu kembali memandang ilalang yang terinjak kaki kami.. Dari arah depan, terdengar suara berat Raja Jin yang sedang menghela nafasnya.. Lalu mengeluarkan nafas dari mulut secara perlahan.. Serangkuman angin berbau harum, terasa kuat mendorong tubuh gw dan Ridho dari nafas yang dikeluarkan Kakeknya Jagat Tirta dan Bayu Ambar itu..
“Titisan Jagat Tirta, kau sebagai keturunan langsung ku, seharusnya bisa menguasai emosi.. Ingat! Amarah itu adalah sumber dari segala malapetaka.. Beruntung cucuku Bayu Ambar tak lagi bersemayam di dalam raga mu.. Jika tidak, kesempatan saat kau dikurung amarah, akan dimanfaatkannya untuk menguasai mu kembali” Kata Raja Jin dengan suara yang melemah tak lagi mengandung tenaga sakti seperti bentakannya barusan..
Gw menganggukkan kepala tanda paham akan apa yang beliau nasihatkan..
“Dan kau anak muda pemilik Kitab Langit bagian Bulan.. Meski kau bukan keturunan langsung darah ku, tapi kau adalah keturunan Suta Dewa.. Seharusnya kau merubah sikap yang terkadang memancing amarah orang lain atas candaan mu.. Dan aku sama sekali tidak suka melihat mu dua kali membokong saudara mu sendiri.. Sebagai hukuman, aku akan menyimpan Cambuk Langit Selatan milik mu, untuk sementara..” Ucap Raja Jin yang membuat Ridho langsung menaikkan wajahnya dan menatap sosok berwajah mirip gw, dengan penuh penyesalan..
Perlahan, gw menoleh ke arah Ridho yang juga meleparkan tatapan sendu nya ke gw.. Untuk beberapa saat, kedua pasang mata kami bertemu, tapi segera gw lemparkan pandangan kembali ke rimbunan ilalang di bawah.. Dalam hati gw, masih tersisa sedikit rasa jengkel karena serangan Ridho yang dilakukannya dengan cara licik..
“Kedua Penjaga Gerbang dua Kerajaan Laut, aku perintahkan kalian untuk segera kembali ke wilayah yang seharusnya sudah kalian jaga.. Aku akan kembali menemui Penguasa Kerajaan Laut Utara dan Selatan, guna membicarakan hukuman bagi kalian, yang tidak menjalankan tugas permintaan ku” Ucap Penguasa Gaib Bumi Pasundan dengan cukup tegas..
Kedua jin cantik yang mendengar, langsung saling bertatapan satu sama lain.. Ada raut kecemasan yang terlihat dari wajah mereka.. Tapi, tak lama mereka pun menganggukan kepala nya masing-masing.. Dewi Arum Kesuma sempat menoleh ke arah gw dan melemparkan senyuman getirnya, sebelum pergi menghilang dari tempat ini, menyusul Dewi Ayu Anjani yang sudah terlebih dahulu lenyap..
Melihat dua jin perempuan sudah tidak lagi nampak, Raja Jin perlahan menoleh ke arah luar lingkaran putih dan menjentikkan jari.. Tiba-tiba, tubuh Lembu Rukmo dan Arya tertarik dengan cepat ke arah kami, dan berhenti persis di sebelah gw dan Ridho..
Sosok Lembu Rukmo langsung duduk bersujud di hadapan Junjungannya dengan kedua tangan di acungkan di atas tanduk..
“Ampun beribu ampun, Paduka Raja.. Hamba mengaku salah.. Tidak seharusnya hamba mencampuri urusan dunia manusia terlalu jauh.. Hamba tidak tahu jika salah satu dari dua pemuda itu adalah keturunan mu langsung” Ucap Lembu Rukmo dengan suara bergetar karena rasa takut..
“Bagus jika kau sudah menyadari kesalahan mu, Lembu Rukmo.. Tadinya, aku berniat menghukum mu dengan mengganti wujud kepala mu menjadi kepala tikus.. Seperti yang aku lakukan ratusan tahun lalu, dengan menggunakan kepala lembu sebagai hukuman atas dosa mu di masa silam.. Beruntung kau sudah sadar dan meminta ampun padaku..” Ucapan Raja Jin barusan sontak membuat wajah Lembu Rukmo memutih pucat seketika..
Sementara gw, Arya dan Ridho yang juga terkejut, saling bertukar pandangan selama beberapa saat, begitu mengetahui ternyata wujud Kepala Lembu dari Jin Penjaga nya Arya adalah hukuman Raja Jin, atas dosa Lembu Rukmo di masa silam..
“Sekarang, kau harus mengantarkan pemuda itu kembali ke asalnya.. Sementara kau tetap disini, Ngger” Sambung Raja Jin sambil menunjuk ke arah Ridho dan disusul perintah lanjutan untuk gw..
Lembu Rukmo yang mendengar perintah Junjungannya, segera bangkit lalu berjalan menghampiri Ridho.. Arya juga terdengar meminta Ridho untuk memegang bahunya, sebelum Lembu Rukmo membawa mereka pergi meninggalkan tempat ini..
“Mendekatlah pada ku, Ngger” Perintah Penguasa Gaib Tanah Pasundan, sesaat setelah sosok Lembu Rukmo, Arya dan Ridho menghilang..
Gw pun melangkah mendekat ke arah sosok yang masih mengenakan Jubah hitam dan berhenti persis satu tombak di hadapannya, masih dengan wajah tertunduk.. Perlahan, Raja Jin yang pernah menyelamatkan gw saat tertusuk Pedang Jagat Samudera, memutar tangan kanan nya ke arah depan..
“Pejamkan mata mu.. Aku akan membawa mu ke suatu tempat” Perintah Raja Jin yang membuat gw mulai merasa sedikit cemas..
Tanpa banyak pertanyaan, gw melakukan apa yang beliau perintahkan, saat telapak tangan kanannya menyentuh bahu gw.. Sapuan angin malam nan dingin sempat berhembus melewati tubuh gw, seiring dua indera penglihatan ini mulai tertutup.. Beberapa detik kemudian, gw merasakan semilir angin malam seketika berganti menjadi hembusan angin yang membawa hawa panas.. Indera penciuman gw bergerak-gerak karena menangkap aroma khas belerang yang terbawa hembusan angin..
DEG..
Jantung gw terasa berhenti, saat benak ini kembali teringat saat Bayu Ambar menunjukkan kilasan kejadian, dimana Ki Suta hendak membuang dirinya ke dalam kawah yang bergolak di puncak sebuah gunung berapi..
“Tega banget Eyang kalo sampe bawa gw ke tempat itu” Ucap gw dalam hati, masih dengan kedua mata terpejam karena belum mendapat perintah dari sosok yang membawa..
“Buka mata mu sekarang” Ucap Raja Jin dengan suara berbisik..
Gw sempat menaikkan kepala, berpura-pura tidak mendengar ucapan lirih Raja Jin.. Sebenarnya gw tidak berani membuka mata.. Takut apa yang saat ini meneror di benak gw akan menjadi nyata..
“Jika kau tidak mau membuka mata, aku akan meninggalkan mu seorang diri disini”
“Ba..baik Eyang.. Aku akan membuka mata.. Tapi, beri aku waktu sebentar saja” Pinta gw dengan suara sempat terbata-bata untuk mengumpulkan keberanian..
Sebelum membuka mata, gw menarik nafas dalam-dalam dan mengeluarkannya perlahan.. Hal itu gw lakukan untuk mengendalikan rasa takut yang sempat menguasai..
“Singkirkan keraguan dalam hati mu, Ngger.. Atau kau akan menyesal” Ucapan Raja Jin barusan seketika menggugurkan keberanian gw yang mulai terkumpul..
Dengan rasa ragu dan takut yang masih ada, gw perlahan membuka mata.. Pandangan pertama yang ingin gw lihat adalah ke arah depan, yang gw rasa akan lebih menenangkan.. Benar saja, saat kedua indera penglihatan gw terbuka.. Dihadapan gw terbentang hamparan hutan yang jika di lihat saat hari terang, pasti akan sangat indah.. Jauh diseberang hutan, terhampar lautan lepas yang juga terlihat samar dalam gelapnya malam..
“Subhanallah.. Pas malam aja indah, apalagi siang” Ucap gw tanpa sadar memuji kebesaran Tuhan..
Raja Jin terlihat tersenyum sambil menatap ke arah yang sama dengan yang gw lihat.. Untuk sejenak, gw melihat raut senang terlukis di wajah beliau..
“Jangan lihat ke arah bawah, Ngger” Ucap Raja Jin ke arah gw, yang memang tidak sengaja sedang mengarahkan pandangan ke bawah..
“Astaghfirullah!” Pekik gw dengan suara keras sambil refleks memeluk lengan Raja Jin..
Bagaimana tidak beristighfar.. Di bawah gw, jelas terlihat kubangan kawah dengan cairan lava berwarna merah menyala, yang bergolak siap menghanguskan apa saja yang terbenam ke dalamnya.. Dan, kedua kaki gw yang masih bersepatu, menapak puluhan tombak di atas permukaan kawah.. Bukan menapak, tapi melayang..
Raja Jin terdengar tertawa terbahak-bahak.. Suara tawanya saling bersahutan karena bergema berpantulan di semua penjuru.. Gw sama sekali tidak berniat untuk melepaskan pegangan tangan erat di lengan beliau.. Memang saat ini gw tidak jatuh karena kesaktian Raja Jin.. Tapi bagaimana jika gw lepaskan pelukan di lengannya.. Bukan tidak mustahil, gw akan jatuh dan menjadi debu seketika dibawah sana..
Tidak! Tidak! Gw belum mau mati.. Apalagi jika mati dengan cara ini.. Setidaknya, jika ajal menjemput, jangan dengan cara tercebur ke dalam kawah yang sedang bergolak..
“Lepaskan pelukan mu dari lengan ku, Ngger.. Percayalah, kau tidak akan jatuh ke bawah sana” Ucapan Raja Jin lagi-lagi membuat gw bukan merasa tenang..
Tapi, melihat senyuman yang tersungging di wajahnya, perasaan gw berangsur-angsur mulai membaik.. Pandangan gw yang menatap lekat-lekat wajah Raja Jin, mencoba mencari kepercayaan dari kedua matanya.. Sebuah kepercayaan bahwa ia akan menjaga gw dan tidak akan membiarkan gw jatuh terhempas ke dalam kawah..
Perlahan, gw melepas satu pelukan tangan dan berdiri sedikit tegak.. Hembusan angin kencang membawa hawa panas dan aroma belerang, sempat membuat tubuh gw bergoyang.. Dengan wajah panik, gw menoleh ke arah sosok yang mirip dengan gw itu..
Raja Jin kembali tersenyum, lalu melepaskan lengannya dari pegangan sebelah tangan gw yang masih tersisa disana.. Wajah gw tegang seketika saat berdiri dengan dua kaki menapak sesuatu tak kasat mata, puluhan tombak di atas kawah yang bergejolak..
“Lihat, kau tidak jatuh bukan? Sekarang, bersiaplah, Ngger.. Kita akan meluncur ke bawah dan menembus kawah itu untuk masuk ke dalam istana ku”
Kedua mata gw spontan terbelalak mendengar ucapan Raja Jin.. Beberapa kali gw menggelengkan kepala, pertanda menolak perintahnya.. Bagaimana mungkin dia meminta gw untuk bersiap menceburkan diri ke dalam kawah yang tingkat panasnya ribuan celsius itu???
Mendadak, tubuh gw yang masih berlari kencang dengan kedua telapak tangan sudah terisi Ajian Tapak jagat siap untuk melumpuhkan Ridho dalam satu pukulan, tereset mundur ke belakang dengan sendiri nya.. Seakan-akan ada suatu kekuatan tak terlihat yang menarik tubuh gw dari belakang..
Sementara, satu sosok melesat ke tengah dua sinar kuning dan perak yang sesaat lagi akan bertubrukan.. Sosok yang seluruh tubuh, dari atas kepala sampai ujung kaki tertutup jubah hitam itu, terlihat merentangkan kedua telapak tangannya secepat kilat ke masing-masing sinar yang mengandung kekuatan tinggi.
DERRRR!!!!
Suara sinar kuning dan perak yang tertahan tepat di tengah kedua telapak tangan sosok misterius itu, terdengar Cumiakkan gendang telinga.. Semua mata yang memandang, makin terbelalak saat melihat bagaimana sosok berjubah hitam tersebut, secara perlahan menggenggam kedua sinar sakti ke dalam tangannya.. Dari kepalan tangan sosok asing itu, terlihat dua asap tipis berwarna kuning dan perak yang mengepul, pertanda sudah lenyapnya dua kesaktian..
Sungguh luar biasa kesaktian yang dimiliki sosok tak dikenal yang ada dalam balutan jubah hitam.. Jujur saja, gw yang melihat sampai berdecak kagum..
Baik Dewi Arum Kesuma dan Dewi Ayu Anjani, terlihat sangat terkejut mengetahui baru saja ada sosok misterius yang mampu meredam dua kesaktian mereka.. Sementara, gw dan Ridho menampilkan wajah sama-sama penasaran, siapa gerangan sosok yang sudah menggagal kan pertempuran dua Jin Penjaga Gerbang dua Kerajaan Laut, sekaligus menghentikan lari gw yang ingin membalas Ridho..
Perlahan, sosok berjubah hitam yang masih melayang sekitar tiga tombak di udara itu, membuka penutup kepala nya dan membuat semua yang melihat siapa sosok di balik jubah hitam tercekat, kecuali Ridho dan Arya.. Bahkan gw sempat mendengar suara lenguhan Lembu Rukmo di luar lingkaran putih yang dibuatnya sendiri..
“Eyang” Ucap gw dengan suara lirih dan kedua mata masih terbelalak, saat mengenali siapa sosok yang saat ini melayang dengan wajah tegang..
Ridho yang terlihat masih menatap bingung ke arah Sosok berwajah mirip dengan gw itu, melempar pandangan ke arah gw saat mendengar suara yang keluar dari lisan ini.. Sementara, kedua Jin Penjaga Gerbang dua Kerajaan Laut, nampak menundukkan wajahnya dan perlahan mundur beberapa langkah ke belakang..
“Bodoh!!! Kalian semua yang berada disini bodoh!” Bentak Raja Jin sambil menatap tajam ke arah kami semua secara bergantian, lalu turun ke bawah dan berhenti melayang tepat sejengkal diatas ilalang yang tumbuh liar..
“Mohon ampun, Penguasa Tanah Pasundan.. Jika boleh bertanya, apakah kesalahan kami yang membuat Paduka marah?” Tanya Dewi Ayu Anjani sambil mengacungkan tangan kiri nya ke tengah dada, dan posisi kepala menunduk hormat..
“Aku meminta Penguasa Kerajaan Laut Selatan dan Utara mengutus kalian kesini agar dapat melerai perseteruan keturunan ku dengan saudaranya.. Bukan malah ikut bertempur membela masing-masing bocah tengik yang kalian cintai.. Dasar Jin Bodoh!!” Bentak Raja Jin yang membuat Dewi Ayu Anjani tersentak..
Gw sempat melihat Dewi Arum Kesuma tertawa tertahan dari belakang Dewi Ayu Anjani, setelah melihat dan mendengar sendiri bentakan sosok Penguasa Tanah Pasundan yang merupakan nasib sial bagi saudari nya itu..
“Dan kau, dua bocah tak tahu malu.. Maju kalian!!!” Teriak Raja Jin ke arah gw dan Ridho dengan kedua mata menyorot tajam..
Seketika, tubuh gw dan Ridho tertarik maju ke depan dengan sendiri nya, meski sosok Raja Jin hanya menatap tanpa menggerakkan kedua tangannya.. Tubuh gw dan Ridho tepat berhenti sekitar empat tombak di hadapan Penguasa Tanah Pasundan itu..
Gw yang merasa segan menatap sorot mata tajam sosok yang saat ini masih melayang, hanya menundukkan wajah.. Sementara, Ridho sesekali masih sempat melirik Raja Jin, karena mungkin penasaran siapa gerangan sosok yang barusan membentak Dewi Ayu Anjani..
“Kalian juga bodoh! Seharusnya kalian sebagai saudara tidak bertempur melawan satu sama lain” Bentak Raja Jin kembali, dan kali ini membuat Ridho langsung menundukkan wajahnya..
Untuk beberapa saat, suasana yang tadinya cukup ramai oleh suara hewan-hewan malam di luar lingkaran putih ciptaan Lembu Rukmo, mendadak hening, seiring bentakan Raja Jin yang mengandung tenaga kuat yang terdengar membentak kami.. Aneh, mengapa suara bentakan sosok Penguasa gaib Tanah Pasundan itu terasa sangat berbeda kekuatannya, dibanding saat beliau membentak Dewi Ayu Anjani.. Apakah ia benar-benar marah?
Gw dan Ridho sempat saling lirik untuk sesaat, lalu kembali memandang ilalang yang terinjak kaki kami.. Dari arah depan, terdengar suara berat Raja Jin yang sedang menghela nafasnya.. Lalu mengeluarkan nafas dari mulut secara perlahan.. Serangkuman angin berbau harum, terasa kuat mendorong tubuh gw dan Ridho dari nafas yang dikeluarkan Kakeknya Jagat Tirta dan Bayu Ambar itu..
“Titisan Jagat Tirta, kau sebagai keturunan langsung ku, seharusnya bisa menguasai emosi.. Ingat! Amarah itu adalah sumber dari segala malapetaka.. Beruntung cucuku Bayu Ambar tak lagi bersemayam di dalam raga mu.. Jika tidak, kesempatan saat kau dikurung amarah, akan dimanfaatkannya untuk menguasai mu kembali” Kata Raja Jin dengan suara yang melemah tak lagi mengandung tenaga sakti seperti bentakannya barusan..
Gw menganggukkan kepala tanda paham akan apa yang beliau nasihatkan..
“Dan kau anak muda pemilik Kitab Langit bagian Bulan.. Meski kau bukan keturunan langsung darah ku, tapi kau adalah keturunan Suta Dewa.. Seharusnya kau merubah sikap yang terkadang memancing amarah orang lain atas candaan mu.. Dan aku sama sekali tidak suka melihat mu dua kali membokong saudara mu sendiri.. Sebagai hukuman, aku akan menyimpan Cambuk Langit Selatan milik mu, untuk sementara..” Ucap Raja Jin yang membuat Ridho langsung menaikkan wajahnya dan menatap sosok berwajah mirip gw, dengan penuh penyesalan..
Perlahan, gw menoleh ke arah Ridho yang juga meleparkan tatapan sendu nya ke gw.. Untuk beberapa saat, kedua pasang mata kami bertemu, tapi segera gw lemparkan pandangan kembali ke rimbunan ilalang di bawah.. Dalam hati gw, masih tersisa sedikit rasa jengkel karena serangan Ridho yang dilakukannya dengan cara licik..
“Kedua Penjaga Gerbang dua Kerajaan Laut, aku perintahkan kalian untuk segera kembali ke wilayah yang seharusnya sudah kalian jaga.. Aku akan kembali menemui Penguasa Kerajaan Laut Utara dan Selatan, guna membicarakan hukuman bagi kalian, yang tidak menjalankan tugas permintaan ku” Ucap Penguasa Gaib Bumi Pasundan dengan cukup tegas..
Kedua jin cantik yang mendengar, langsung saling bertatapan satu sama lain.. Ada raut kecemasan yang terlihat dari wajah mereka.. Tapi, tak lama mereka pun menganggukan kepala nya masing-masing.. Dewi Arum Kesuma sempat menoleh ke arah gw dan melemparkan senyuman getirnya, sebelum pergi menghilang dari tempat ini, menyusul Dewi Ayu Anjani yang sudah terlebih dahulu lenyap..
Melihat dua jin perempuan sudah tidak lagi nampak, Raja Jin perlahan menoleh ke arah luar lingkaran putih dan menjentikkan jari.. Tiba-tiba, tubuh Lembu Rukmo dan Arya tertarik dengan cepat ke arah kami, dan berhenti persis di sebelah gw dan Ridho..
Sosok Lembu Rukmo langsung duduk bersujud di hadapan Junjungannya dengan kedua tangan di acungkan di atas tanduk..
“Ampun beribu ampun, Paduka Raja.. Hamba mengaku salah.. Tidak seharusnya hamba mencampuri urusan dunia manusia terlalu jauh.. Hamba tidak tahu jika salah satu dari dua pemuda itu adalah keturunan mu langsung” Ucap Lembu Rukmo dengan suara bergetar karena rasa takut..
“Bagus jika kau sudah menyadari kesalahan mu, Lembu Rukmo.. Tadinya, aku berniat menghukum mu dengan mengganti wujud kepala mu menjadi kepala tikus.. Seperti yang aku lakukan ratusan tahun lalu, dengan menggunakan kepala lembu sebagai hukuman atas dosa mu di masa silam.. Beruntung kau sudah sadar dan meminta ampun padaku..” Ucapan Raja Jin barusan sontak membuat wajah Lembu Rukmo memutih pucat seketika..
Sementara gw, Arya dan Ridho yang juga terkejut, saling bertukar pandangan selama beberapa saat, begitu mengetahui ternyata wujud Kepala Lembu dari Jin Penjaga nya Arya adalah hukuman Raja Jin, atas dosa Lembu Rukmo di masa silam..
“Sekarang, kau harus mengantarkan pemuda itu kembali ke asalnya.. Sementara kau tetap disini, Ngger” Sambung Raja Jin sambil menunjuk ke arah Ridho dan disusul perintah lanjutan untuk gw..
Lembu Rukmo yang mendengar perintah Junjungannya, segera bangkit lalu berjalan menghampiri Ridho.. Arya juga terdengar meminta Ridho untuk memegang bahunya, sebelum Lembu Rukmo membawa mereka pergi meninggalkan tempat ini..
“Mendekatlah pada ku, Ngger” Perintah Penguasa Gaib Tanah Pasundan, sesaat setelah sosok Lembu Rukmo, Arya dan Ridho menghilang..
Gw pun melangkah mendekat ke arah sosok yang masih mengenakan Jubah hitam dan berhenti persis satu tombak di hadapannya, masih dengan wajah tertunduk.. Perlahan, Raja Jin yang pernah menyelamatkan gw saat tertusuk Pedang Jagat Samudera, memutar tangan kanan nya ke arah depan..
“Pejamkan mata mu.. Aku akan membawa mu ke suatu tempat” Perintah Raja Jin yang membuat gw mulai merasa sedikit cemas..
Tanpa banyak pertanyaan, gw melakukan apa yang beliau perintahkan, saat telapak tangan kanannya menyentuh bahu gw.. Sapuan angin malam nan dingin sempat berhembus melewati tubuh gw, seiring dua indera penglihatan ini mulai tertutup.. Beberapa detik kemudian, gw merasakan semilir angin malam seketika berganti menjadi hembusan angin yang membawa hawa panas.. Indera penciuman gw bergerak-gerak karena menangkap aroma khas belerang yang terbawa hembusan angin..
DEG..
Jantung gw terasa berhenti, saat benak ini kembali teringat saat Bayu Ambar menunjukkan kilasan kejadian, dimana Ki Suta hendak membuang dirinya ke dalam kawah yang bergolak di puncak sebuah gunung berapi..
“Tega banget Eyang kalo sampe bawa gw ke tempat itu” Ucap gw dalam hati, masih dengan kedua mata terpejam karena belum mendapat perintah dari sosok yang membawa..
“Buka mata mu sekarang” Ucap Raja Jin dengan suara berbisik..
Gw sempat menaikkan kepala, berpura-pura tidak mendengar ucapan lirih Raja Jin.. Sebenarnya gw tidak berani membuka mata.. Takut apa yang saat ini meneror di benak gw akan menjadi nyata..
“Jika kau tidak mau membuka mata, aku akan meninggalkan mu seorang diri disini”
“Ba..baik Eyang.. Aku akan membuka mata.. Tapi, beri aku waktu sebentar saja” Pinta gw dengan suara sempat terbata-bata untuk mengumpulkan keberanian..
Sebelum membuka mata, gw menarik nafas dalam-dalam dan mengeluarkannya perlahan.. Hal itu gw lakukan untuk mengendalikan rasa takut yang sempat menguasai..
“Singkirkan keraguan dalam hati mu, Ngger.. Atau kau akan menyesal” Ucapan Raja Jin barusan seketika menggugurkan keberanian gw yang mulai terkumpul..
Dengan rasa ragu dan takut yang masih ada, gw perlahan membuka mata.. Pandangan pertama yang ingin gw lihat adalah ke arah depan, yang gw rasa akan lebih menenangkan.. Benar saja, saat kedua indera penglihatan gw terbuka.. Dihadapan gw terbentang hamparan hutan yang jika di lihat saat hari terang, pasti akan sangat indah.. Jauh diseberang hutan, terhampar lautan lepas yang juga terlihat samar dalam gelapnya malam..
“Subhanallah.. Pas malam aja indah, apalagi siang” Ucap gw tanpa sadar memuji kebesaran Tuhan..
Raja Jin terlihat tersenyum sambil menatap ke arah yang sama dengan yang gw lihat.. Untuk sejenak, gw melihat raut senang terlukis di wajah beliau..
“Jangan lihat ke arah bawah, Ngger” Ucap Raja Jin ke arah gw, yang memang tidak sengaja sedang mengarahkan pandangan ke bawah..
“Astaghfirullah!” Pekik gw dengan suara keras sambil refleks memeluk lengan Raja Jin..
Bagaimana tidak beristighfar.. Di bawah gw, jelas terlihat kubangan kawah dengan cairan lava berwarna merah menyala, yang bergolak siap menghanguskan apa saja yang terbenam ke dalamnya.. Dan, kedua kaki gw yang masih bersepatu, menapak puluhan tombak di atas permukaan kawah.. Bukan menapak, tapi melayang..
Raja Jin terdengar tertawa terbahak-bahak.. Suara tawanya saling bersahutan karena bergema berpantulan di semua penjuru.. Gw sama sekali tidak berniat untuk melepaskan pegangan tangan erat di lengan beliau.. Memang saat ini gw tidak jatuh karena kesaktian Raja Jin.. Tapi bagaimana jika gw lepaskan pelukan di lengannya.. Bukan tidak mustahil, gw akan jatuh dan menjadi debu seketika dibawah sana..
Tidak! Tidak! Gw belum mau mati.. Apalagi jika mati dengan cara ini.. Setidaknya, jika ajal menjemput, jangan dengan cara tercebur ke dalam kawah yang sedang bergolak..
“Lepaskan pelukan mu dari lengan ku, Ngger.. Percayalah, kau tidak akan jatuh ke bawah sana” Ucapan Raja Jin lagi-lagi membuat gw bukan merasa tenang..
Tapi, melihat senyuman yang tersungging di wajahnya, perasaan gw berangsur-angsur mulai membaik.. Pandangan gw yang menatap lekat-lekat wajah Raja Jin, mencoba mencari kepercayaan dari kedua matanya.. Sebuah kepercayaan bahwa ia akan menjaga gw dan tidak akan membiarkan gw jatuh terhempas ke dalam kawah..
Perlahan, gw melepas satu pelukan tangan dan berdiri sedikit tegak.. Hembusan angin kencang membawa hawa panas dan aroma belerang, sempat membuat tubuh gw bergoyang.. Dengan wajah panik, gw menoleh ke arah sosok yang mirip dengan gw itu..
Raja Jin kembali tersenyum, lalu melepaskan lengannya dari pegangan sebelah tangan gw yang masih tersisa disana.. Wajah gw tegang seketika saat berdiri dengan dua kaki menapak sesuatu tak kasat mata, puluhan tombak di atas kawah yang bergejolak..
“Lihat, kau tidak jatuh bukan? Sekarang, bersiaplah, Ngger.. Kita akan meluncur ke bawah dan menembus kawah itu untuk masuk ke dalam istana ku”
Kedua mata gw spontan terbelalak mendengar ucapan Raja Jin.. Beberapa kali gw menggelengkan kepala, pertanda menolak perintahnya.. Bagaimana mungkin dia meminta gw untuk bersiap menceburkan diri ke dalam kawah yang tingkat panasnya ribuan celsius itu???
Diubah oleh juraganpengki 18-01-2018 21:59
sampeuk dan 17 lainnya memberi reputasi
16