- Beranda
- Stories from the Heart
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
...
TS
juraganpengki
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)

Cool Cover By Agan Linbara (Thanks, Bree)..
Prolog
Setelah bangun dari ‘Mati Suri’ karena memutuskan untuk mencoba membunuh diri sendiri untuk melindungi Kitab Langit dan melenyapkan Bayu Ambar, gw kembali ke dunia nyata.. Kehidupan gw sedikit jauh berbeda, karena pengalaman ‘Mati Suri’ itu berefek langsung pada kelebihan yang gw miliki.. Gw masih sama Anggie, meski ujian atas cinta kami masih saja mendera.. Ada musuh baru, tentu saja.. Tapi ada juga sahabat baru yang muncul.. Karena ini akhir dari cerita kami berempat..
Kembalinya Anak Ibu...
Pengorbanan Pedang Jagat Samudera...
Cintai Aku Sewajarnya, Yank...
Matinya Seorang Saudara (Versi Gw/Bimo)
Berkumpul Kembali...
Keanehan Yang Mulai Muncul...
Sambutan Ketiga Saudara Ke Reinata...
Sabar???
Cukup! Tinggalin Aku Sendiri!!!
Siapa Kau???
Aku Ikutin Kemauan Kamu...
Keputusan Sepihak Yang Pahit...
Semua Beban Menjadi satu
Semua Beban Menjadi Satu (2)...
Serangkum Rindu Untuk Ayah...
Munculnya Penguasa Laut Utara...
Bertemunya Dua Penguasa...
Sebuah Kesepakatan...
Ibu Kenapa Yah???
Lu Kenapa, Ka???
Wanted Dead Or Alive.. ANTON!!!
Mo 'Perabotan' Lu Hancur Apa Tanggung Jawab???
It's The End Of Us...
Di Kerjain Ibu...
Ridho!!!
Kelewatan!!!
Munculnya Dua Penjaga Gerbang Kerajaan Laut...
Dewi Arum Kesuma VS Dewi Ayu Anjani
Datangnya Sosok Seorang Pemisah Dan Shock Therapy Buat Gw...
Kerajaan Jin...
Terkuaknya Semua Jawaban...
Maafin Gw, Bree...
Pengakuan Suluh...
Akhirnya Boleh Gondrong...
Pernikahan Kak Silvi Yang Seharusnya Membuat Gw Bahagia...
Pernikahan Kak Silvi Yang seharusnya Membuat Gw Bahagia (2)...
Tunggu Pembalasan Gw!!!...
Ni Mas Linduri dan Banas Ireng...
Dua Sosok Penyelamat Misterius...
Ada Apa Sama Ridho?...
Kesalahan Fatal...
Kembalinya Jin Penjaga Ridho dan Suluh...
Akibat Terlalu Ikut Campur...
Setiap Perbuatan Akan Mendapat Balasan...
Munculnya Viny Dan Sebuah Tantangan Bertarung...
Manusia Cabul...
Suara Penolong Misterius...
Bertemunya Kembali Sepasang Kekasih...
Terkuaknya Kebenaran...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar (2)...
Jaket Dan Celana Jeans Robek Serta Sweater Hitam Kumal...
She's My True Love...
Dilema...
Pertengkaran Dengan Ibu...
Rambe Lantak...
Gendewa Panah Pramesti...
Akan Ku Balaskan Dendam Mu, Arum Kesuma!!!
Yang Hilang dan Yang Kembali...
Jawaban Ayu...
Mati Gw!!!
Aku Makin Sayang...
Nasihat Om Hendra...
Jera Mencuri...
Ajian Segoro Geni...
Pilihan Sulit...
Keputusasaan Anggie...
Kabar Baik dari Ridho dan Suluh...
Perjalanan Menuju Pembalasan Dendam...
Rawa Rontek...
Rawa Rontek 2 (Terbayarnya Dendam)...
Kedatangan Pak Sugi...
Orang Titipan...
Hukuman Paling Berat...
Tidurlah Di Pangkuan Ku...
Menjajal Kesaktian...
Menjajal Kesaktian (2)...
Pengakuan Mengejutkan Babeh Misar...
Pengajaran Ilmu Silat Betawi...
Di Kepret Babeh Misar Lagi...
Tasya...
Naga Caglak dan Bajing Item...
Misteri Sebuah Dendam...
Kekuatan Sejati Kitab Langit Bagian Matahari...
Perpisahan...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera (2)...
Kembalinya Ibu...
Empat Bayangan Hitam...
Siapa Ni Mas Laras Rangkuti???
Dendam Seorang Sahabat...
Ini Keputusan Yang Harus Gw Ambil...
Semua Pengorbanan Ini Demi Ibu...
Rapuh...
Kabar Mengejutkan Sekar dan Sebuah Restu...
Siasat Braja Krama...
Munculnya Kitab Langit...
Si Pembuka Kitab langit dan Sosok Asli Pak Sugi...
Rencana Yang Matang...
Lamaran Pribadi...
Keingintahuan Anggie...
Perubahan Rencana...
Hampir Terjebak...
Kekecewaan Sekar...
Dua Syarat Reinata...
Aku Harap Kamu dan Anggie Bahagia, Mam...
Rahasia Sepasang Suami Isteri...
Menitipkan Amanah...
Berkumpulnya Para Pembela Kitab Langit...
Siasat Ki Purwagalih...
Raja Jin Raja Muslihat (Nyesek, Bree)...
Pertukaran Tawanan...
Perang Gaib PunTak Terelakkan...
Sang Penyelamat Dari Utara...
Pertempuran Awal Dua Penguasa Kerajaan Gaib...
Bertekuk Lututnya Sekutu Braja Krama...
Pertarungan Dua Putera (Gugurnya Satu Sahabat Gaib)...
Krama Raja...
Braja Krama Versus Krama Raja...
Raja Licik...
Aku Lah Sang Pembuka...
Siasat Krama Raja dan Bayu Ambar...
Terbukanya Semua Ilmu Terlarang...
Sebuah Pengecualian...
Sri Baduga Maharaja...
Hilangnya Sebuah Pengecualian...
Hilangnya Sebuah Pengecualian (2)...
Sebuah Pengorbanan...
Pahlawan...
Sumpah...
Ilmu Pamungkas yang Terlarang...
Kabar Yang Mengejutkan...
Pulang...
Pulang (2)...
Sedikit Kisah Rio Sebelum Kisah Ini Tamat...
Terhalang Sumpah...
Bantuan Sahabat Baik...
Bachelor Party...
Keturunan Lain Sang Prabu...
Pembalasan Dendam Singgih...
Sepenggal Kisah Nyi Mas Roro Suwastri...
Tawaran Yang Mengejutkan...
Lawan Atau Kawan???
Terkuaknya Silsilah...
Sebuah Kebenaran...
Sebuah Kebenaran (2)...
Bertemunya Dua Keturunan Sang Prabu...
Pertempuran Dua Hati...
Cinta Pertama VS Cinta Terakhir Jagat Tirta...
Pengakuan Bayu Barata...
Ki Larang dan Nyi Mas Galuh Pandita???
Prana Kusuma...
Kau Benar Keturunan Kami, Ngger...
Our Big Day...
Insiden...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga (2)...
Dua Tamu Istimewa...
Semua Karena Cinta...
Keputusan Sekar Kencana...
Kena Gampar...
Bonyok!!!
RIBET!!!
Berdamai...
Keponakan Baru...
Malam Pertama dan Tiga Keanehan...
Ajian Warisan Para Leluhur (The Last Part/End Of All Chapters)
SIDE STORIES
Keturunan Yang Tersesat...
Keturunan Yang Tersesat (2)...

Cool Cover By Agan Linbara (Thanks, Bree)..
Prolog
Setelah bangun dari ‘Mati Suri’ karena memutuskan untuk mencoba membunuh diri sendiri untuk melindungi Kitab Langit dan melenyapkan Bayu Ambar, gw kembali ke dunia nyata.. Kehidupan gw sedikit jauh berbeda, karena pengalaman ‘Mati Suri’ itu berefek langsung pada kelebihan yang gw miliki.. Gw masih sama Anggie, meski ujian atas cinta kami masih saja mendera.. Ada musuh baru, tentu saja.. Tapi ada juga sahabat baru yang muncul.. Karena ini akhir dari cerita kami berempat..
Kembalinya Anak Ibu...
Pengorbanan Pedang Jagat Samudera...
Cintai Aku Sewajarnya, Yank...
Matinya Seorang Saudara (Versi Gw/Bimo)
Berkumpul Kembali...
Keanehan Yang Mulai Muncul...
Sambutan Ketiga Saudara Ke Reinata...
Sabar???
Cukup! Tinggalin Aku Sendiri!!!
Siapa Kau???
Aku Ikutin Kemauan Kamu...
Keputusan Sepihak Yang Pahit...
Semua Beban Menjadi satu
Semua Beban Menjadi Satu (2)...
Serangkum Rindu Untuk Ayah...
Munculnya Penguasa Laut Utara...
Bertemunya Dua Penguasa...
Sebuah Kesepakatan...
Ibu Kenapa Yah???
Lu Kenapa, Ka???
Wanted Dead Or Alive.. ANTON!!!
Mo 'Perabotan' Lu Hancur Apa Tanggung Jawab???
It's The End Of Us...
Di Kerjain Ibu...
Ridho!!!
Kelewatan!!!
Munculnya Dua Penjaga Gerbang Kerajaan Laut...
Dewi Arum Kesuma VS Dewi Ayu Anjani
Datangnya Sosok Seorang Pemisah Dan Shock Therapy Buat Gw...
Kerajaan Jin...
Terkuaknya Semua Jawaban...
Maafin Gw, Bree...
Pengakuan Suluh...
Akhirnya Boleh Gondrong...
Pernikahan Kak Silvi Yang Seharusnya Membuat Gw Bahagia...
Pernikahan Kak Silvi Yang seharusnya Membuat Gw Bahagia (2)...
Tunggu Pembalasan Gw!!!...
Ni Mas Linduri dan Banas Ireng...
Dua Sosok Penyelamat Misterius...
Ada Apa Sama Ridho?...
Kesalahan Fatal...
Kembalinya Jin Penjaga Ridho dan Suluh...
Akibat Terlalu Ikut Campur...
Setiap Perbuatan Akan Mendapat Balasan...
Munculnya Viny Dan Sebuah Tantangan Bertarung...
Manusia Cabul...
Suara Penolong Misterius...
Bertemunya Kembali Sepasang Kekasih...
Terkuaknya Kebenaran...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar (2)...
Jaket Dan Celana Jeans Robek Serta Sweater Hitam Kumal...
She's My True Love...
Dilema...
Pertengkaran Dengan Ibu...
Rambe Lantak...
Gendewa Panah Pramesti...
Akan Ku Balaskan Dendam Mu, Arum Kesuma!!!
Yang Hilang dan Yang Kembali...
Jawaban Ayu...
Mati Gw!!!
Aku Makin Sayang...
Nasihat Om Hendra...
Jera Mencuri...
Ajian Segoro Geni...
Pilihan Sulit...
Keputusasaan Anggie...
Kabar Baik dari Ridho dan Suluh...
Perjalanan Menuju Pembalasan Dendam...
Rawa Rontek...
Rawa Rontek 2 (Terbayarnya Dendam)...
Kedatangan Pak Sugi...
Orang Titipan...
Hukuman Paling Berat...
Tidurlah Di Pangkuan Ku...
Menjajal Kesaktian...
Menjajal Kesaktian (2)...
Pengakuan Mengejutkan Babeh Misar...
Pengajaran Ilmu Silat Betawi...
Di Kepret Babeh Misar Lagi...
Tasya...
Naga Caglak dan Bajing Item...
Misteri Sebuah Dendam...
Kekuatan Sejati Kitab Langit Bagian Matahari...
Perpisahan...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera (2)...
Kembalinya Ibu...
Empat Bayangan Hitam...
Siapa Ni Mas Laras Rangkuti???
Dendam Seorang Sahabat...
Ini Keputusan Yang Harus Gw Ambil...
Semua Pengorbanan Ini Demi Ibu...
Rapuh...
Kabar Mengejutkan Sekar dan Sebuah Restu...
Siasat Braja Krama...
Munculnya Kitab Langit...
Si Pembuka Kitab langit dan Sosok Asli Pak Sugi...
Rencana Yang Matang...
Lamaran Pribadi...
Keingintahuan Anggie...
Perubahan Rencana...
Hampir Terjebak...
Kekecewaan Sekar...
Dua Syarat Reinata...
Aku Harap Kamu dan Anggie Bahagia, Mam...
Rahasia Sepasang Suami Isteri...
Menitipkan Amanah...
Berkumpulnya Para Pembela Kitab Langit...
Siasat Ki Purwagalih...
Raja Jin Raja Muslihat (Nyesek, Bree)...
Pertukaran Tawanan...
Perang Gaib PunTak Terelakkan...
Sang Penyelamat Dari Utara...
Pertempuran Awal Dua Penguasa Kerajaan Gaib...
Bertekuk Lututnya Sekutu Braja Krama...
Pertarungan Dua Putera (Gugurnya Satu Sahabat Gaib)...
Krama Raja...
Braja Krama Versus Krama Raja...
Raja Licik...
Aku Lah Sang Pembuka...
Siasat Krama Raja dan Bayu Ambar...
Terbukanya Semua Ilmu Terlarang...
Sebuah Pengecualian...
Sri Baduga Maharaja...
Hilangnya Sebuah Pengecualian...
Hilangnya Sebuah Pengecualian (2)...
Sebuah Pengorbanan...
Pahlawan...
Sumpah...
Ilmu Pamungkas yang Terlarang...
Kabar Yang Mengejutkan...
Pulang...
Pulang (2)...
Sedikit Kisah Rio Sebelum Kisah Ini Tamat...
Terhalang Sumpah...
Bantuan Sahabat Baik...
Bachelor Party...
Keturunan Lain Sang Prabu...
Pembalasan Dendam Singgih...
Sepenggal Kisah Nyi Mas Roro Suwastri...
Tawaran Yang Mengejutkan...
Lawan Atau Kawan???
Terkuaknya Silsilah...
Sebuah Kebenaran...
Sebuah Kebenaran (2)...
Bertemunya Dua Keturunan Sang Prabu...
Pertempuran Dua Hati...
Cinta Pertama VS Cinta Terakhir Jagat Tirta...
Pengakuan Bayu Barata...
Ki Larang dan Nyi Mas Galuh Pandita???
Prana Kusuma...
Kau Benar Keturunan Kami, Ngger...
Our Big Day...
Insiden...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga (2)...
Dua Tamu Istimewa...
Semua Karena Cinta...
Keputusan Sekar Kencana...
Kena Gampar...
Bonyok!!!
RIBET!!!
Berdamai...
Keponakan Baru...
Malam Pertama dan Tiga Keanehan...
Ajian Warisan Para Leluhur (The Last Part/End Of All Chapters)
SIDE STORIES
Keturunan Yang Tersesat...
Keturunan Yang Tersesat (2)...
Diubah oleh juraganpengki 15-07-2018 20:23
iskrim dan 132 lainnya memberi reputasi
127
2.1M
8K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
juraganpengki
#873
Dikerjain Ibu...
Setelah jalan kembali lancar, gw segera melajukan mobil tanpa melirik ke arah mobil hitam yang berjalan melewati kami.. Gw bahkan langsung menutup semua kaca jendela lewat central lock.. Mulut gw terus terbungkam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.. Benak gw terus dipenuhi wajah Anggie bersama pemuda tadi.. Perlahan gw mengeluarkan Hp dari saku celana jeans dan menghapus serta memblokir kontak Anggie..
“Jadi kamu udah putus sama Anggie, bang?” Tanya Ibu sambil mengelus lengan gw..
Awalnya gw terdiam mendengar pertanyaan Ibu.. Pandangan gw terus fokus ke jalan tanpa sedikit pun melirik ke arah Beliau.. Ibu sendiri terdengar menarik nafas panjang lalu mengeluarkannya perlahan..
“Bang, kata Bu Aisyah, gerbang rumahnya warna hijau.. Kamu nyetir nya pelan-pelan aja yah.. Bu Aisyah sudah menunggu didepan gerbang rumahnya koq” Kata Ibu yang kali ini gw jawab dengan anggukan kepala..
“Tuh bang.. Itu Bu Aisyah” Seru Ibu sambil menunjukkan telunjuknya ke seorang wanita berbusana Syar’i panjang berwarna hitam yang sedang berdiri di depan gerbang sebuah rumah besar..
Gw segera kembali menyalakan lampu sen kanan dan mulai menepi satu meter di hadapan wanita tersebut.. Dengan penuh semangat, Ibu langsung membuka pintu dan setengah berlari ke arah nya.. Gw tertegun melihat Ibu dan wanita yang merupakan sahabat lama nya itu sedang berpelukan erat sambil masing-masing sama mengeluarkan air mata bahagia..
Tanpa menunggu perintah dari Ibu, gw langsung turun dan berniat menyalami sahabat nya itu.. Dengan sopan, Bu Aisyah menyalami gw tanpa menyentuh tangan nya.. Gw sangat menghargai hal tersebut.. Ternyata Bu Aisyah sangat menjunjung tinggi akidah Islam, termasuk adab menyapa lawan jenis yang bukan muhrim..
“Ini Imam anak pertama ku, Ais” Ucap Ibu sambil menepuk-nepuk punggung gw..
“Subhanallah.. Sudah besar anak kamu Sum.. Tinggi pula mirip Almarhum Ayahnya.. Dulu sewaktu TK hanya sebatas pinggang ku tingginya..” Jawab Bu Aisyah yang gw balas langsung dengan senyuman..
“Kamu masukin aja mobilnya ke dalam, Mam.. Umi buka dulu gerbang nya yah” Kata Bu Aisyah yang di iringi anggukan kepala nya Ibu..
Gw mengangguk sekali dan kembali masuk ke dalam mobil.. Sementara, Bu Aisyah membuka pintu gerbang rumahnya dengan di temani Ibu yang mengekor dari belakang.. Dengan perlahan, gw memundurkan mobil peninggalan Ayah lalu mulai memasukkan nya ke dalam gerbang yang sudah terbuka lebar..
Rumah Pak Sugi cukup besar.. Dengan bangunan dua lantai bercat warna krem dan halaman yang lumayan luas.. Gw memarkirkan kendaraan milik Almarhum Ayah persis di belakang mobil Hond* JaZ** hitam yang gw tahu kepunyaan Ayu..
“Ayo masuk, Sum.. Ajak Imam sekalian” Ajak Bu Aisyah sambil menggandeng tangan Ibu..
Gw yang sudah keluar dari mobil, mengekor mereka dari belakang..
“Ayu.. Lihat siapa yang datang nih” Teriak Bu Aisyah dengan suara cukup keras ke arah lantai dua..
Gw dan Ibu yang sudah duduk di sofa besar berwarna hitam, menatap ke arah suara langkah kaki dari lantai dua.. Ayu nampak sangat terkejut melihat siapa yang datang.. Senyumnya langsung tersungging begitu melihat Ibu, tapi saat menoleh ke arah gw, hilanglah senyuman itu berganti wajah yang masam..
Dengan hangat, Ayu menyalami Ibu dengan mencium punggung tangan kanan beliau.. Saat tangan gw sudah terulur, dia hanya mengacungkan dua tangan tak mau membalas salam gw, seperti yang Umi nya lakukan diluar..
“Suami mu ada di rumah, Ais?” Tanya Ibu yang kembali di gandeng lengan nya oleh Bu Aisyah..
“Kalian ngobrol dulu disini, yah.. Umi mau bicara sama Bu Sumi disana” Kata Bu Aisyah sambil tersenyum dan menunjuk ke arah dua buah bangku kecil di sudut kanan dalam rumahnya..
“Oh iya, Ayu.. Kamu beliin Umi kue di toko Tante Rosa ya cantik” Pinta Bu Aisyah ke anak gadisnya..
Ayu sempat terlihat kaget begitu mendengar perintah Uminya.. Dari tatapan mata gadis itu, jelas sekali ia ingin menolak.. Tapi Umi Aisyah membalas tatapan mata Ayu dengan setengah melotot dan membuat gadis itu langsung tersenyum getir seraya menganggukan kepala, lalu meraih kunci mobil nya di atas meja..
“Biar Imam aja yang antar, Yu” Ucap Ibu yang membuat kedua mata gw membesar menatap beliau..
Bukannya membalas tatapan gw dengan lembut, Ibu malah bertindak sama dengan sahabatnya ke Ayu.. Beliau ikut menajamkan pandangan mata untuk mengintimidasi gw seperti biasa..
“Ga usah, tante.. Biar Ayu pergi sendiri aja.. Lagipula, tante sama Imam kan baru sampai, jadi masih capek kan” Tolak Ayu dengan halus diiringi senyuman dari wajahnya yang cantik..
“Iya Bu.. Abang masih cape nyetir” Timpal gw sambil menatap lagi ke arah Ibu..
“Istirahatnya bisa nanti, Bang” Sahut Ibu dan memaksa gw harus menelan ludah setelah mendengar nya..
Sesaat, Ayu melirik ke arah gw dan gw balas dengan menaikkan dua alis mata.. Kemudian gadis itu meletakkan kembali kunci mobilnya di atas meja, dan mulai melangkah menuju pintu.. Sementara, gw menarik nafas dalam-dalam dan mengeluarkannya perlahan, lalu ikut berjalan mengekor dibelakang Ayu..
Gw sempat menoleh ke belakang, ke arah Ibu dan Bu Aisyah.. Mereka berdua nampak mulai bersenda gurau sambil tertawa kecil, lebih tepatnya tertawa jahat.. Entah mengapa, gw merasa kedua wanita yang hampir menginjak usia paruh baya itu seperti sengaja ingin mengerjai gw dan Ayu..
“Toko kue nya dimana, Yu?” Tanya gw saat mulai menjalan kan mobil hendak keluar dari gerbang rumahnya..
“Blok M” Ucapan Ayu seketika membuat gw mengerem mendadak dan menatap gadis itu dengan tatapan setengah tidak percaya..
“Yakin, lu?” Tanya gw kembali untuk memastikan telinga ini tidak salah mendengar..
Ayu hanya mengangguk dengan kedua mata terus menatap ke depan dan memasang muka sebal..
“Ga sekalian aja nyokap lu nyuruh beli kue nya di Jogja..” Kata gw sambil meniupkan nafas ke atas..
Bener-bener Bu Aisyah sama nyokap niat banget buat ngerjain gw sama Ayu.. Apa maksudnya coba? Gw kan udah minta Ibu agar tidak meneruskan upaya Perjodohan Konyol dimasa silam.. Tapi kalo situasinya seperti ini, jelas banget jika kedua sahabat lama itu sedang merencanakan sesuatu terhadap gw dan Ayu..
Lu bayangin aja, Bree.. Rumah Ayu di Pamulang, sedangkan Toko Kue Rosa di Blok M.. Di jam yang biasanya lalu lintas sedang padat-padatnya seperti sekarang, gw sama Ayu harus menempuh jarak berkendara yang lumayan jauh.. Apa memang ga ada toko kue lain di daerah sini? Huufft!!!
Sepanjang perjalanan, gw dan Ayu sama-sama tidak ada yang mau memulai pembicaraan.. Ayu sibuk memainkan Hp.. Sesekali gadis itu tertawa kecil, lalu kembali diam dan memasang wajah masam begitu gw melirik ke arahnya.. Terasa sekali suasana diantara kami sangat kaku.. Ayu mungkin masih marah setelah sempat gw bentak di rumah beberapa hari lalu.. Gw juga malas untuk membujuk nya, apalagi meminta maaf, karena gw punya alasan kuat di belakang..
Merasa mulai bosan, gw memasukkan kumpulan lagu Rock dan Heavy Metal di MP3 yang ada di Flashdisk.. Lagu Saint Anger dari Metallica menjadi lagu pertama yang terputar.. Gw langsung membesarkan volume dan mengikuti alunan musiknya dengan kepala yang bergerak-gerak serta kedua tangan pelan memukul stir..
“Bisa ga sih, lagunya jangan yang berat kek gini.. Udah tahu macet malah bikin pusing kepala denger musik nya” Keluh Ayu sambil menekan tombol stop dan membuat lagu cadas tersebut berhenti di tengah jalan.. Gw menatap gadis itu dengan tajam.. Berani-berani nya dia mengganggu kesenangan gw di mobil gw sendiri..
Baru saja gw mau memberi komentar pedas, tiba-tiba, Hp di saku celana gw bergetar.. Gw segera mengambil gadget tersebut dan membuka pesan yang sepertinya baru saja masuk..
“Minta Maaf Ke Ayu.. Kalo kamu ga minta maaf, siap-siap cari makan di luar selama dua minggu.. Ibu ga mau tahu.. Pokoknya, harus.. Titik!!!” Itu bunyi pesan yang telah dikirimkan Ibu dan membuat gw langsung berteriak tertahan karena geram..
“Kamu kenapa?” Tanya Ayu sambil melirik gw dengan tatapan aneh..
Gw hanya nyengir kuda mendengar pertanyaan nya barusan.. Lalu menarik nafas dalam-dalam.. Benak gw terus memikirkan perintah Ibu lewat Pesan WA sekaligus ancaman beliau.. Sesekali gw melirik ke arah Ayu yang sudah fokus menatap ke jalan tanpa memainkan Hp nya..
“Yu.. Gw minta maaf yah soal bentakan gw waktu itu” Ucap gw dengan tulus dan kedua mata memandang ke arah yang sama, yaitu ke jalan..
Ayu nampak melirik ke arah gw dan gw balas dengan sebuah senyuman saat menoleh ke gadis itu.. Sejenak, Ayu menghela nafas dan menyandarkan punggungnya agar terlihat lebih santai..
“Aku udah maafin koq, Mam.. Lagipula bukan sepenuhnya salah kamu.. Aku juga mungkin bakal ngelakuin hal sama kalo ada di posisi kamu” Jawaban Ayu membuat gw merasa lega..
“Waktu itu, aku sempat marah-marah ke Abi yang udah pecat kamu secara sepihak, demi memasukkan aku sebagai staff disana.. Aku bahkan memaksa Abi buat panggil kamu untuk kerja kembali, dan dia setuju.. Makanya Abi langsung meminta Pak Rudi mengantarkan aku ke rumah kamu, meski dia harus kembali lagi ke kantor.. Tapi yang aku dapat malah bentakan.. Jujur, aku sempet sakit hati, Mam.. Namun setelah aku pikir-pikir, reaksi kamu ada benarnya juga” Jelas Ayu yang membuat gw merasa bersalah..
“Tapi gw tetap gw mau balik lagi kerja disana, Yu.. Gw mo nyoba tes masuk PNS dua bulan lagi, sekalian pengen tahu kek gimana sih tes itu” Jawab gw sambil melajukan kembali mobil Almarhum Ayah ke jalan yang sudah mulai lancar..
“Aku juga sama, Mam.. Gimana kalo kita daftar bareng aja? Kek nya bakalan seru deh kalo daftar berdua” Ucap Ayu bersemangat..
Gw hanya tersenyum dan mengangguk kan kepala serta sempat melirik gadis itu sekilas..
“Ehh, btw kata Ibu kamu dan Umi Aku, kita dulu sempat sekolah TK bareng lo, Mam” Ucapan Ayu membuat gw tertegun..
Dalam hati gw bertanya-tanya, apakah Bu Aisyah juga menceritakan soal Perjodohan Konyol kami berdua ke anak gadis nya itu..
“Awalnya sih, aku sempat kaget karena ga inget sama sekali sosok kamu.. Tapi pas Umi kasih lihat foto kita yang masih pake seragam Tk jaman old, aku jadi yakin, Mam” Kata Ayu yang membuat kedua mata gw membesar karena kaget..
“Lu yakin ada foto nya, Yu.. Dimana, gw liat donk?” Tanya gw dengan wajah antusias sambil menatapnya..
“Ada, Mam.. Sebentar yah.. Kalo ga, kamu pinggirin aja mobilnya dulu, biar puas liat foto kita” Jawab Ayu yang gw balas dengan anggukan kepala..
Perlahan, gw menyalakan lampu sign kiri dan mulai menepi ke sisi kiri jalan.. Sementara, Ayu nampak mengeluarkan dompetnya yang cukup besar dan menyodorkan sebuah foto usang dengan kulit bagian belakang sudah berwarna coklat kusam..
Dengan cepat, gw mengambil foto itu dan menatapnya lekat-lekat.. Gambar yang menampilkan seorang anak laki-laki berambut sedikit panjang, memakai seragam kuning dengan rompi hijau dan celana pendek berwarna sama dengan rompi, sedang mengulurkan tangan kanan nya ke hadapan anak perempuan berseragam sama yang sedang menangis..
Gw tersenyum melihat wajah polos anak kecil itu yang sangat gw kenal betul.. Yup! Anak dalam foto tersebut adalah benar-benar gw saat berumur 5 tahun.. Sementara, gw mencermati wajah anak perempuan berambut sebahu dengan bando dipenuhi bunga tiruan, lalu melempar pandangan ke arah Ayu.. Ternyata memang benar wajah Ayu mirip dengan wajah anak perempuan di dalam foto..
“Anak cewe di foto ini beneran lu, Yu?” Tanya gw untuk memastikan dan dibalas dengan senyuman sekaligus anggukan kepala gadis itu..
“Koq cakepan pas masih kecil yah” Ledek gw yang langsung membuat Ayu mencubit pinggang sebelah kiri gw..
Seketika gw berteriak kesakitan dan refleks memegang telapak tangan Ayu.. Gadis itu langsung menghentikan cubitannya dan menatap gw dengan wajah mulai merona.. Gw yang baru sadar ternyata masih memegangi tangan Ayu, sontak melepaskannya dan berdehem sekali..
And the awkward moment pun dimulai.. Ayu nampak melemparkan pandangan nya ke samping jendela.. Sementara, gw kembali memandangi foto yang ada di tangan kanan..
Di belakang gw versi TK, terlihat Ibu dengan versi masih langsing dan belum memakai hijab, sedang memegang bahu gw seperti menyuruh untuk mengulurkan tangan ke Ayu, entah maksudnya apa..
Di lain pihak, Bu Aisyah yang sudah berhijab tapi belum berbusana syar’i, nampak membungkuk dan tersenyum sambil menyeka airmata di pipi putri nya, Ayu..
“Kek nya gw yang bikin lu nangis yah, Yu? Tapi muka gw polos-polos aja, kek ga berdosa gitu” Kata gw seraya menoleh ke arah Ayu..
“Iya.. Kata Umi, aku nangis karena kamu ga mau di ajak main sama aku.. Kamu mau main nya sama anak-anak laki.. Terus, aku ikutin kamu eh tahu-tahu, kamu dorong aku sampe jatuh” Jelas Ayu dengan wajah mulai kembali menyimpulkan senyuman..
“Ooh.. Jadi gara-gara itu.. Wahh, dari dulu gw udah berhutang maaf kek nya sama lu, Yu” Ucap gw sambil menoleh ke arahnya..
Ayu tersenyum manis lalu menundukkan pandangan nya.. Sejenak, gw seperti merasa Ayu ingin mengucapkan sesuatu.. Jelas sekali dari sikapnya yang sedikit gelisah..
“Mam, aku boleh nanya sesuatu ga?” Tanya Ayu sedikit ragu..
“Boleh, tanya aja, Yu” Jawab gw sembari menyodorkan selembar foto usang kepadanya ..
“Ibu kamu pernah cerita in soal rencana dia sama Umi aku dulu, ga?” Mendengar pertanyaan Ayu, dahi gw mulai berkerut..
Gw yakin sekali, Ayu ingin membahas soal perjodohan konyol Umi nya dan Ibu gw.. Dengan terpaksa berbohong, gw membalas pertanyaan Ayu lewat gelengan kepala dan kembali menghidupkan mobil.. Gw sempat melirik ke arah Ayu yang terlihat diam sambil menganggukan kepala nya beberapa kali.. Ada raut kekecewaan yang terbersit saat kedua matanya membentur mata gw..
Maaf, Yu.. Untuk saat ini gw sama sekali ga berniat untuk mewarnai hidup gw dengan hadir nya sosok seorang cewe lain..
Setelah jalan kembali lancar, gw segera melajukan mobil tanpa melirik ke arah mobil hitam yang berjalan melewati kami.. Gw bahkan langsung menutup semua kaca jendela lewat central lock.. Mulut gw terus terbungkam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.. Benak gw terus dipenuhi wajah Anggie bersama pemuda tadi.. Perlahan gw mengeluarkan Hp dari saku celana jeans dan menghapus serta memblokir kontak Anggie..
“Jadi kamu udah putus sama Anggie, bang?” Tanya Ibu sambil mengelus lengan gw..
Awalnya gw terdiam mendengar pertanyaan Ibu.. Pandangan gw terus fokus ke jalan tanpa sedikit pun melirik ke arah Beliau.. Ibu sendiri terdengar menarik nafas panjang lalu mengeluarkannya perlahan..
“Bang, kata Bu Aisyah, gerbang rumahnya warna hijau.. Kamu nyetir nya pelan-pelan aja yah.. Bu Aisyah sudah menunggu didepan gerbang rumahnya koq” Kata Ibu yang kali ini gw jawab dengan anggukan kepala..
“Tuh bang.. Itu Bu Aisyah” Seru Ibu sambil menunjukkan telunjuknya ke seorang wanita berbusana Syar’i panjang berwarna hitam yang sedang berdiri di depan gerbang sebuah rumah besar..
Gw segera kembali menyalakan lampu sen kanan dan mulai menepi satu meter di hadapan wanita tersebut.. Dengan penuh semangat, Ibu langsung membuka pintu dan setengah berlari ke arah nya.. Gw tertegun melihat Ibu dan wanita yang merupakan sahabat lama nya itu sedang berpelukan erat sambil masing-masing sama mengeluarkan air mata bahagia..
Tanpa menunggu perintah dari Ibu, gw langsung turun dan berniat menyalami sahabat nya itu.. Dengan sopan, Bu Aisyah menyalami gw tanpa menyentuh tangan nya.. Gw sangat menghargai hal tersebut.. Ternyata Bu Aisyah sangat menjunjung tinggi akidah Islam, termasuk adab menyapa lawan jenis yang bukan muhrim..
“Ini Imam anak pertama ku, Ais” Ucap Ibu sambil menepuk-nepuk punggung gw..
“Subhanallah.. Sudah besar anak kamu Sum.. Tinggi pula mirip Almarhum Ayahnya.. Dulu sewaktu TK hanya sebatas pinggang ku tingginya..” Jawab Bu Aisyah yang gw balas langsung dengan senyuman..
“Kamu masukin aja mobilnya ke dalam, Mam.. Umi buka dulu gerbang nya yah” Kata Bu Aisyah yang di iringi anggukan kepala nya Ibu..
Gw mengangguk sekali dan kembali masuk ke dalam mobil.. Sementara, Bu Aisyah membuka pintu gerbang rumahnya dengan di temani Ibu yang mengekor dari belakang.. Dengan perlahan, gw memundurkan mobil peninggalan Ayah lalu mulai memasukkan nya ke dalam gerbang yang sudah terbuka lebar..
Rumah Pak Sugi cukup besar.. Dengan bangunan dua lantai bercat warna krem dan halaman yang lumayan luas.. Gw memarkirkan kendaraan milik Almarhum Ayah persis di belakang mobil Hond* JaZ** hitam yang gw tahu kepunyaan Ayu..
“Ayo masuk, Sum.. Ajak Imam sekalian” Ajak Bu Aisyah sambil menggandeng tangan Ibu..
Gw yang sudah keluar dari mobil, mengekor mereka dari belakang..
“Ayu.. Lihat siapa yang datang nih” Teriak Bu Aisyah dengan suara cukup keras ke arah lantai dua..
Gw dan Ibu yang sudah duduk di sofa besar berwarna hitam, menatap ke arah suara langkah kaki dari lantai dua.. Ayu nampak sangat terkejut melihat siapa yang datang.. Senyumnya langsung tersungging begitu melihat Ibu, tapi saat menoleh ke arah gw, hilanglah senyuman itu berganti wajah yang masam..
Dengan hangat, Ayu menyalami Ibu dengan mencium punggung tangan kanan beliau.. Saat tangan gw sudah terulur, dia hanya mengacungkan dua tangan tak mau membalas salam gw, seperti yang Umi nya lakukan diluar..
“Suami mu ada di rumah, Ais?” Tanya Ibu yang kembali di gandeng lengan nya oleh Bu Aisyah..
“Kalian ngobrol dulu disini, yah.. Umi mau bicara sama Bu Sumi disana” Kata Bu Aisyah sambil tersenyum dan menunjuk ke arah dua buah bangku kecil di sudut kanan dalam rumahnya..
“Oh iya, Ayu.. Kamu beliin Umi kue di toko Tante Rosa ya cantik” Pinta Bu Aisyah ke anak gadisnya..
Ayu sempat terlihat kaget begitu mendengar perintah Uminya.. Dari tatapan mata gadis itu, jelas sekali ia ingin menolak.. Tapi Umi Aisyah membalas tatapan mata Ayu dengan setengah melotot dan membuat gadis itu langsung tersenyum getir seraya menganggukan kepala, lalu meraih kunci mobil nya di atas meja..
“Biar Imam aja yang antar, Yu” Ucap Ibu yang membuat kedua mata gw membesar menatap beliau..
Bukannya membalas tatapan gw dengan lembut, Ibu malah bertindak sama dengan sahabatnya ke Ayu.. Beliau ikut menajamkan pandangan mata untuk mengintimidasi gw seperti biasa..
“Ga usah, tante.. Biar Ayu pergi sendiri aja.. Lagipula, tante sama Imam kan baru sampai, jadi masih capek kan” Tolak Ayu dengan halus diiringi senyuman dari wajahnya yang cantik..
“Iya Bu.. Abang masih cape nyetir” Timpal gw sambil menatap lagi ke arah Ibu..
“Istirahatnya bisa nanti, Bang” Sahut Ibu dan memaksa gw harus menelan ludah setelah mendengar nya..
Sesaat, Ayu melirik ke arah gw dan gw balas dengan menaikkan dua alis mata.. Kemudian gadis itu meletakkan kembali kunci mobilnya di atas meja, dan mulai melangkah menuju pintu.. Sementara, gw menarik nafas dalam-dalam dan mengeluarkannya perlahan, lalu ikut berjalan mengekor dibelakang Ayu..
Gw sempat menoleh ke belakang, ke arah Ibu dan Bu Aisyah.. Mereka berdua nampak mulai bersenda gurau sambil tertawa kecil, lebih tepatnya tertawa jahat.. Entah mengapa, gw merasa kedua wanita yang hampir menginjak usia paruh baya itu seperti sengaja ingin mengerjai gw dan Ayu..
“Toko kue nya dimana, Yu?” Tanya gw saat mulai menjalan kan mobil hendak keluar dari gerbang rumahnya..
“Blok M” Ucapan Ayu seketika membuat gw mengerem mendadak dan menatap gadis itu dengan tatapan setengah tidak percaya..
“Yakin, lu?” Tanya gw kembali untuk memastikan telinga ini tidak salah mendengar..
Ayu hanya mengangguk dengan kedua mata terus menatap ke depan dan memasang muka sebal..
“Ga sekalian aja nyokap lu nyuruh beli kue nya di Jogja..” Kata gw sambil meniupkan nafas ke atas..
Bener-bener Bu Aisyah sama nyokap niat banget buat ngerjain gw sama Ayu.. Apa maksudnya coba? Gw kan udah minta Ibu agar tidak meneruskan upaya Perjodohan Konyol dimasa silam.. Tapi kalo situasinya seperti ini, jelas banget jika kedua sahabat lama itu sedang merencanakan sesuatu terhadap gw dan Ayu..
Lu bayangin aja, Bree.. Rumah Ayu di Pamulang, sedangkan Toko Kue Rosa di Blok M.. Di jam yang biasanya lalu lintas sedang padat-padatnya seperti sekarang, gw sama Ayu harus menempuh jarak berkendara yang lumayan jauh.. Apa memang ga ada toko kue lain di daerah sini? Huufft!!!
Sepanjang perjalanan, gw dan Ayu sama-sama tidak ada yang mau memulai pembicaraan.. Ayu sibuk memainkan Hp.. Sesekali gadis itu tertawa kecil, lalu kembali diam dan memasang wajah masam begitu gw melirik ke arahnya.. Terasa sekali suasana diantara kami sangat kaku.. Ayu mungkin masih marah setelah sempat gw bentak di rumah beberapa hari lalu.. Gw juga malas untuk membujuk nya, apalagi meminta maaf, karena gw punya alasan kuat di belakang..
Merasa mulai bosan, gw memasukkan kumpulan lagu Rock dan Heavy Metal di MP3 yang ada di Flashdisk.. Lagu Saint Anger dari Metallica menjadi lagu pertama yang terputar.. Gw langsung membesarkan volume dan mengikuti alunan musiknya dengan kepala yang bergerak-gerak serta kedua tangan pelan memukul stir..
“Bisa ga sih, lagunya jangan yang berat kek gini.. Udah tahu macet malah bikin pusing kepala denger musik nya” Keluh Ayu sambil menekan tombol stop dan membuat lagu cadas tersebut berhenti di tengah jalan.. Gw menatap gadis itu dengan tajam.. Berani-berani nya dia mengganggu kesenangan gw di mobil gw sendiri..
Baru saja gw mau memberi komentar pedas, tiba-tiba, Hp di saku celana gw bergetar.. Gw segera mengambil gadget tersebut dan membuka pesan yang sepertinya baru saja masuk..
“Minta Maaf Ke Ayu.. Kalo kamu ga minta maaf, siap-siap cari makan di luar selama dua minggu.. Ibu ga mau tahu.. Pokoknya, harus.. Titik!!!” Itu bunyi pesan yang telah dikirimkan Ibu dan membuat gw langsung berteriak tertahan karena geram..
“Kamu kenapa?” Tanya Ayu sambil melirik gw dengan tatapan aneh..
Gw hanya nyengir kuda mendengar pertanyaan nya barusan.. Lalu menarik nafas dalam-dalam.. Benak gw terus memikirkan perintah Ibu lewat Pesan WA sekaligus ancaman beliau.. Sesekali gw melirik ke arah Ayu yang sudah fokus menatap ke jalan tanpa memainkan Hp nya..
“Yu.. Gw minta maaf yah soal bentakan gw waktu itu” Ucap gw dengan tulus dan kedua mata memandang ke arah yang sama, yaitu ke jalan..
Ayu nampak melirik ke arah gw dan gw balas dengan sebuah senyuman saat menoleh ke gadis itu.. Sejenak, Ayu menghela nafas dan menyandarkan punggungnya agar terlihat lebih santai..
“Aku udah maafin koq, Mam.. Lagipula bukan sepenuhnya salah kamu.. Aku juga mungkin bakal ngelakuin hal sama kalo ada di posisi kamu” Jawaban Ayu membuat gw merasa lega..
“Waktu itu, aku sempat marah-marah ke Abi yang udah pecat kamu secara sepihak, demi memasukkan aku sebagai staff disana.. Aku bahkan memaksa Abi buat panggil kamu untuk kerja kembali, dan dia setuju.. Makanya Abi langsung meminta Pak Rudi mengantarkan aku ke rumah kamu, meski dia harus kembali lagi ke kantor.. Tapi yang aku dapat malah bentakan.. Jujur, aku sempet sakit hati, Mam.. Namun setelah aku pikir-pikir, reaksi kamu ada benarnya juga” Jelas Ayu yang membuat gw merasa bersalah..
“Tapi gw tetap gw mau balik lagi kerja disana, Yu.. Gw mo nyoba tes masuk PNS dua bulan lagi, sekalian pengen tahu kek gimana sih tes itu” Jawab gw sambil melajukan kembali mobil Almarhum Ayah ke jalan yang sudah mulai lancar..
“Aku juga sama, Mam.. Gimana kalo kita daftar bareng aja? Kek nya bakalan seru deh kalo daftar berdua” Ucap Ayu bersemangat..
Gw hanya tersenyum dan mengangguk kan kepala serta sempat melirik gadis itu sekilas..
“Ehh, btw kata Ibu kamu dan Umi Aku, kita dulu sempat sekolah TK bareng lo, Mam” Ucapan Ayu membuat gw tertegun..
Dalam hati gw bertanya-tanya, apakah Bu Aisyah juga menceritakan soal Perjodohan Konyol kami berdua ke anak gadis nya itu..
“Awalnya sih, aku sempat kaget karena ga inget sama sekali sosok kamu.. Tapi pas Umi kasih lihat foto kita yang masih pake seragam Tk jaman old, aku jadi yakin, Mam” Kata Ayu yang membuat kedua mata gw membesar karena kaget..
“Lu yakin ada foto nya, Yu.. Dimana, gw liat donk?” Tanya gw dengan wajah antusias sambil menatapnya..
“Ada, Mam.. Sebentar yah.. Kalo ga, kamu pinggirin aja mobilnya dulu, biar puas liat foto kita” Jawab Ayu yang gw balas dengan anggukan kepala..
Perlahan, gw menyalakan lampu sign kiri dan mulai menepi ke sisi kiri jalan.. Sementara, Ayu nampak mengeluarkan dompetnya yang cukup besar dan menyodorkan sebuah foto usang dengan kulit bagian belakang sudah berwarna coklat kusam..
Dengan cepat, gw mengambil foto itu dan menatapnya lekat-lekat.. Gambar yang menampilkan seorang anak laki-laki berambut sedikit panjang, memakai seragam kuning dengan rompi hijau dan celana pendek berwarna sama dengan rompi, sedang mengulurkan tangan kanan nya ke hadapan anak perempuan berseragam sama yang sedang menangis..
Gw tersenyum melihat wajah polos anak kecil itu yang sangat gw kenal betul.. Yup! Anak dalam foto tersebut adalah benar-benar gw saat berumur 5 tahun.. Sementara, gw mencermati wajah anak perempuan berambut sebahu dengan bando dipenuhi bunga tiruan, lalu melempar pandangan ke arah Ayu.. Ternyata memang benar wajah Ayu mirip dengan wajah anak perempuan di dalam foto..
“Anak cewe di foto ini beneran lu, Yu?” Tanya gw untuk memastikan dan dibalas dengan senyuman sekaligus anggukan kepala gadis itu..
“Koq cakepan pas masih kecil yah” Ledek gw yang langsung membuat Ayu mencubit pinggang sebelah kiri gw..
Seketika gw berteriak kesakitan dan refleks memegang telapak tangan Ayu.. Gadis itu langsung menghentikan cubitannya dan menatap gw dengan wajah mulai merona.. Gw yang baru sadar ternyata masih memegangi tangan Ayu, sontak melepaskannya dan berdehem sekali..
And the awkward moment pun dimulai.. Ayu nampak melemparkan pandangan nya ke samping jendela.. Sementara, gw kembali memandangi foto yang ada di tangan kanan..
Di belakang gw versi TK, terlihat Ibu dengan versi masih langsing dan belum memakai hijab, sedang memegang bahu gw seperti menyuruh untuk mengulurkan tangan ke Ayu, entah maksudnya apa..
Di lain pihak, Bu Aisyah yang sudah berhijab tapi belum berbusana syar’i, nampak membungkuk dan tersenyum sambil menyeka airmata di pipi putri nya, Ayu..
“Kek nya gw yang bikin lu nangis yah, Yu? Tapi muka gw polos-polos aja, kek ga berdosa gitu” Kata gw seraya menoleh ke arah Ayu..
“Iya.. Kata Umi, aku nangis karena kamu ga mau di ajak main sama aku.. Kamu mau main nya sama anak-anak laki.. Terus, aku ikutin kamu eh tahu-tahu, kamu dorong aku sampe jatuh” Jelas Ayu dengan wajah mulai kembali menyimpulkan senyuman..
“Ooh.. Jadi gara-gara itu.. Wahh, dari dulu gw udah berhutang maaf kek nya sama lu, Yu” Ucap gw sambil menoleh ke arahnya..
Ayu tersenyum manis lalu menundukkan pandangan nya.. Sejenak, gw seperti merasa Ayu ingin mengucapkan sesuatu.. Jelas sekali dari sikapnya yang sedikit gelisah..
“Mam, aku boleh nanya sesuatu ga?” Tanya Ayu sedikit ragu..
“Boleh, tanya aja, Yu” Jawab gw sembari menyodorkan selembar foto usang kepadanya ..
“Ibu kamu pernah cerita in soal rencana dia sama Umi aku dulu, ga?” Mendengar pertanyaan Ayu, dahi gw mulai berkerut..
Gw yakin sekali, Ayu ingin membahas soal perjodohan konyol Umi nya dan Ibu gw.. Dengan terpaksa berbohong, gw membalas pertanyaan Ayu lewat gelengan kepala dan kembali menghidupkan mobil.. Gw sempat melirik ke arah Ayu yang terlihat diam sambil menganggukan kepala nya beberapa kali.. Ada raut kekecewaan yang terbersit saat kedua matanya membentur mata gw..
Maaf, Yu.. Untuk saat ini gw sama sekali ga berniat untuk mewarnai hidup gw dengan hadir nya sosok seorang cewe lain..
dodolgarut134 dan 18 lainnya memberi reputasi
19