- Beranda
- Stories from the Heart
Cerita Yang Belum Berakhir
...
TS
drupadi5
Cerita Yang Belum Berakhir
Kisah kita berbeda kawan, suka duka kita tidak pernah sama, meski kita hidup berpuluh-puluh tahun jalan hidup kita pun tidak pernah melengkung ke arah yang sama, memainkan suatu cerita dengan peran yang berbeda-beda, yang nanti, entah kapan, hanya akan berujung pada suatu akhir dimana waktu bukan lagi milik kita....
tapi bagaimana jika akhir itu pun tidak berarti sebuah penyelesain dari cerita kita?
*****
02.30 am
Subuh ini, sepulang kerja, seperti biasa suami dan anakku udah pada pulas tertidur. Kulepaskan dulu helm, jaket, dan semua atribut pengaman dan pelindung, sebelum sedikit membasuh diri.
Menenangkan diri sejenak sebelum bertemu kasur, kubuka hape BB jadulku, ada satu notif kalau ada yg mengirim pesan lewat FB messenger. Langsung kubuka,
dah pake BB ya, boleh minta PIN mu?
Sebuah pesan singkat, tp cukup membuat jantungku berdesir aneh. Setelah berpikir sejenak, kubalas pesan itu...
Bole, ini PIN ku %^&$#@
Bukan tanpa alasan kuberikan contactku, hanya karena rasa penasaran yang telah terpendam bertahun-tahun dan... sebuah penyelesaian
*****
prologue
part 1 jadi mahasiswa
part 2 baksos
part 3 mas kayon
part 4 karena matras
part 4.2 obrolan pertama
part 5 karena pertanyaan dan jawaban konyol
part 6 kesurupan???
part 7 sopir dan assisten sopir
part 8 around me
part 9 mabuk
part 10 pasar loak
part 11 pelukis malam
part 12 baksos in action
part 13 yunita
2014
part 14 would you be
part 15 would you be (2)
part 16 would you be mine?
part 17 hilang
part 18 second chance...1
part 19 second chance...2
part 20 second chance...3
part 21 SMS
part 22 blind love
part 23 blind love 2
part 24 blind love 3
part 24 blind love 4 (17+)
part 25 blind love 5
part 26 blind love 6
part 27 siksaan 1
part 28 Mr. Lee
part 29 siksaan 2
part 30 following the flow (cinta tanpa logika)
part 31 following the flow (cinta tanpa logika 2)
part 32 heart breaker
part 33 kehilangan
part 34 solo fighter
part 35 kejutan
part 36 perbedaan itu (ngga) indah
2008
part 37 the next steps
part 38 dewa bisma
part 39 anak rantau
part 40 penantian
part 41 akhir dari penantian
2009
all i want
part 42 and story goes on...
part 43 nelangsa
part 44 a gift
part 45 trouble maker
part 46 trouble maker 2
part 47 tentang dewa
part 48 tentang dewa 2
part 49 is it real?
part 50 is it real? 2
part 51 rasa itu
part 52 jealouse
part 53 Jakerdah
part 54 drama queens
part 55 i feel you
part 56 ikatan
part 57 September 2006
part 58 july 2009
part 59 ujian pertama
part 60 ujian kedua
part 61 ujian yg sebenarnya
Part 62 Dewa Rasya
part 63 kembali
part 64 Namy
part 65 batas benci dan cinta
part 66 trouble maker
part 67 trouble maker 2
part 68 trouble maker 3
tapi bagaimana jika akhir itu pun tidak berarti sebuah penyelesain dari cerita kita?
*****
02.30 am
Subuh ini, sepulang kerja, seperti biasa suami dan anakku udah pada pulas tertidur. Kulepaskan dulu helm, jaket, dan semua atribut pengaman dan pelindung, sebelum sedikit membasuh diri.
Menenangkan diri sejenak sebelum bertemu kasur, kubuka hape BB jadulku, ada satu notif kalau ada yg mengirim pesan lewat FB messenger. Langsung kubuka,
dah pake BB ya, boleh minta PIN mu?
Sebuah pesan singkat, tp cukup membuat jantungku berdesir aneh. Setelah berpikir sejenak, kubalas pesan itu...
Bole, ini PIN ku %^&$#@
Bukan tanpa alasan kuberikan contactku, hanya karena rasa penasaran yang telah terpendam bertahun-tahun dan... sebuah penyelesaian
*****
prologue
part 1 jadi mahasiswa
part 2 baksos
part 3 mas kayon
part 4 karena matras
part 4.2 obrolan pertama
part 5 karena pertanyaan dan jawaban konyol
part 6 kesurupan???
part 7 sopir dan assisten sopir
part 8 around me
part 9 mabuk
part 10 pasar loak
part 11 pelukis malam
part 12 baksos in action
part 13 yunita
2014
part 14 would you be
part 15 would you be (2)
part 16 would you be mine?
part 17 hilang
part 18 second chance...1
part 19 second chance...2
part 20 second chance...3
part 21 SMS
part 22 blind love
part 23 blind love 2
part 24 blind love 3
part 24 blind love 4 (17+)
part 25 blind love 5
part 26 blind love 6
part 27 siksaan 1
part 28 Mr. Lee
part 29 siksaan 2
part 30 following the flow (cinta tanpa logika)
part 31 following the flow (cinta tanpa logika 2)
part 32 heart breaker
part 33 kehilangan
part 34 solo fighter
part 35 kejutan
part 36 perbedaan itu (ngga) indah
2008
part 37 the next steps
part 38 dewa bisma
part 39 anak rantau
part 40 penantian
part 41 akhir dari penantian
2009
all i want
part 42 and story goes on...
part 43 nelangsa
part 44 a gift
part 45 trouble maker
part 46 trouble maker 2
part 47 tentang dewa
part 48 tentang dewa 2
part 49 is it real?
part 50 is it real? 2
part 51 rasa itu
part 52 jealouse
part 53 Jakerdah
part 54 drama queens
part 55 i feel you
part 56 ikatan
part 57 September 2006
part 58 july 2009
part 59 ujian pertama
part 60 ujian kedua
part 61 ujian yg sebenarnya
Part 62 Dewa Rasya
part 63 kembali
part 64 Namy
part 65 batas benci dan cinta
part 66 trouble maker
part 67 trouble maker 2
part 68 trouble maker 3
Diubah oleh drupadi5 23-11-2019 23:42
pulaukapok dan 10 lainnya memberi reputasi
11
37.5K
329
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
drupadi5
#111
Part 42 And Story Goes On...
Never beg someone to be in your life
If you text, call, visit, and still get ignored, walk away.
It’s called Self Respect
(Steve Wentworth)
And when it’s over, leave.
Don’t continue watering a dead flower
Aku duduk di atas tembok balkon, memandangi langit malam yg suram. Tidak ada bintang, tidak ada bulan. Blank. Sama seperti isi kepalaku saat ini, blank.
Jalanan di depan sana sudah mulai sepi, beberapa tempat makan dan toko2 pun sudah mulai tutup, mungkin karena malam sudah mulai merayap naik.
Kudengar samar bunyi ponselku yg kutaruh di dalam kamar, aku bergegas masuk dan menjawab panggilan yg masuk
“iya, Wa...” sapaku kembali duduk di tempatku tadi.
“hai, apa kabar?” sapanya, memang sudah lumayan lama dia ngga menghubungiku
“baik, kamu?”
“baik juga, cuma agak sibuk aja biasa long weekend banyak yg suka datang buat perawatan hehe. Eh, kamu belum mau tidur kan?”
“ngga Wa, belum, masih melek aja nih mata,” sahutku
“kemana aja kemarin liburan?”
“ngga ke mana2 kok, di kostan aja.”
“lho ngga jalan2 gitu keliling2 kota S**? Kan banyak tuh tempat2 yg belum pernah kamu datangin.”
“em..ngga Wa hehehe lagi penghematan...,” sahutku sedikit berbohong.
“oya? Masa?” tanyanya dengan nada sedikit menggodaku
“iya, beneran.”
“lagi penghematan atau lagi nungguin cowok kamu itu?”
Lho kok dia tahu?
“ngga kok, siapa yg nungguin dia. Lagian dia udah bukan cowok aku lagi Wa.” Jawabku berbohong kali ini.
“beneran?”
“iya..”
“ngga, juga gpp kok, hehehehe...”
“ya terserah kamu deh kalau ngga percaya,” sahutku akhirnya.
Sebenernya ngga pengen bohong, hanya saja aku malu mengakui kalau aku memang menunggunya, malu mengakui kalau aku masih mengharapkan balasan dari orang yg udah jelas2 ninggalin aku.
Mungkin… mungkin saja Dewa menganggapku bodoh.
Ah, whatever, terserah anggapan dia seperti apa.
“hehehehe iya iya percaya. Eh...di sana mendung ngga?” tanyanya kemudian.
Asli ni cowok kok selalu pas gitu ya kalau nanyain sesuatu.
“hm..kurang tahu Wa, ngga ada awan deh kayaknya, “ sahutku mendongakkan kepala ke atas, mengedarkan pandangan ke langit malam.
“ngga usah kaya gitu ngeliatnya napa? Ntar kejatuhan eek cecak lho hehehehe..”
Aku terdiam. Kok dia tahu?
“kok kamu tahu?”
“ya iyalah... kan td kamu bilang ngga ada awan, berarti kamu lagi liatin langit kan?”
Ah iya juga
“kan bisa aja aku bohong sama kamu.”
“aku rasa kamu bukan tipe orang yg suka bohong.”
Salah kamu Wa, baru saja aku bohongi kamu.
“tapi kalau kamu bohong juga ngga masalah buatku, itu hakmu hehehe....eh, 2 minggu lagi aku mau ke Singapore, mau oleh2 apa?” tanyanya lagi
“oya, liburan?”
“ngga, kerjalah, tapi kan bisa sambil jalan2. Mau aku bawain apa?”
“ngga usah Wa, ngga usah repot2,” tolakku.
Iya kali, aku minta macem2 sama dia, malu lah.
“oke, berarti terserah aku aja ya…”
“aku ngga minta lho ya,”
“iya, aku yg ngasi deh.”
Beberapa detik kami seperti kehabisan bahan obrolan, tumben biasanya dia selalu ada aja bahan buat diomongin.
“Wa…boleh nanya ngga?”
“tanya aja Dy.”
“kamu ngga punya pacar?”
“hehehehe ngga punya.”
“bener?ngga bohong kan?”
“beneran. Ngga ada yg mau jadi pacarku.”
“Bohong banget kamu!”
“beneran lho.”
“Masa ngga ada yg mau jadi cewekmu, kan kamu dokter, udah mapan, ngga jelek juga, kamu aja mungkin yg terlalu pemilih.”
“hahahaha dari mana kamu tahu aku ngga jelek, kan belum pernah ketemuan.”
“lha kan kemarin liat kamu di cam.”
“hehehehe iya yah, lupa aku.” Dia tertawa terkekeh, “takut mungkin cewek2 itu jd pacarku.”
“kok takut?”
“takut ngga bisa nahan cemburu, kan tiap hari aku ketemunya sama cewek2 cantik terus, pegang2 kulitnya, wajahnya, bahkan bagian sensitifnya, mana tahan cewekku ntar bayangin aku sama cewek lain terus tiap hari hehehehe.” Lagi2 dia tertawa.
“aish….sombong bgt ya mentang2…eh, emangnya kamu periksa2 daerah sensitifnya cewek juga, bukannya wajah dan sekitarnya aja ya?”
“kamu ya kayak cowok aja, langsung konek begitu denger yg sensitive.”
“ya kan pengen tau Wa..”
“hehehe aku kan spesialis kulit dan kelamin Dy, jadi harus bgt di periksa kalau ada pasien yg punya keluhan kulit di sekitar area kelamin mereka.”
“oh…gitu, soalnya kan dulu kamu bilang spesialis dermatology.”
“gini lho, sekolah dokter itu kan buat dokter umum dulu, trus ambil spesialis kulit dan kelamin, trus belajar lagi lebih specific ke bagian dermatology ny…..”
“berapa tahun kamu belajarnya, Wa?” potongku sebelum dia selesai bicara.
“hahahahahahhaha bertahun2…” dia tertawa lepas
“betah bgt ya belajar…. trus…trus… kamu periksa kelamin cewek juga ya?ngga risih gitu pasiennya ya diperiksa dokter cowok.”
“hahahaha ngga tau juga ya Dy, pasiennya dateng ke aku ya aku periksa, itu artinya mereka udah percaya sm dokter yg akan memeriksa mereka dan dokter kan punya kode etik juga Dy.”
“iya sih....trus…sebagai cowok normal nih, jujur, pernah ngga kamu “wake up” gitu pas periksa?”
“hahahaha…..sebagai cowok normal ya pernah lah hahhaha….awal2nya tp lama kelamaan jd biasalah.”
“wah kalau nanti jadi keterusan ngga “wake up” gimana dong, kasihan istrimu Wa..”
“huss…kamu itu, ya bedalah, klo nanti sama istri kan pake perasaan, beda sama pasien Dy…”
“hehehe….iya ya…”
“aku itu hanya periksa kulit kelamin lho ya, kalau periksa sampai ke dalam2nya itu sudah beda lagi spesialisnya.”
“kalau periksa virgin atau ngga itu bagianmu juga?”
“bukan, tapi kalau di liat dari kulit luarnya aja sudah bisa ditebak, virgin atau ngga nya?”
“oh gitu ya,”
“ya kalau kulit luarnya udah ngga beraturan bentuknya, ya bisa jadi udah ngga virgin. Sebenernya virgin bisa hilang ngga Cuma dari berhubungan intim aja, contohnya atlet, kebanyakan yg cewek2 udah ngga virgin terutama kalau olahraga yg banyak melibatkan gerak tubuh bawah, kaya lari, loncat, gesekannya yg keras dan rutin bisa membuat selaput dara robek tanpa disadari.”
“kalau basket?” tiba2 aku jadi teringat kalau aku ini pemain basket dan juga sempat intens ikut atletik sewaktu SMP
“hm…bisa jadi, kan ada lari2nya juga, lompat2 juga. Kenapa? kamu suka main basket?”
“iya, aku atlet basket di SMU dan pelari jarak jauh waktu SMP…”
“mau aku periksa?”
“NGGA!!!” sahutku cepat
“hahahahaha….” Dia tertawa ngakak,
“bacanda Dy…tapi kalau kamu pengen tahu, aku bisa bantu periksa.”
“ngga ah..ngga mau..”
“kok ngga? Jangan berpikir yg aneh2 dong, kamu kan sebagai pasien dan aku sebagai dokter, ngga ada yg salah kan dengan itu?”
“hm..iya sih…ya udah nanti aku cari dokter cewek aja.”
“hahahahaha…ok ok senyaman kamu aja deh.”
Dan obrolan itu terus berlanjut, dia cerita banyak tentang kerjaannya. Tentang wanita2 cantik yg sering datang untuk perawatan, anti aging lah, detoxlah, suntik vitamin biar kulit kinclong, permak wajah, permak bibir, banyak bgt.
“aku ngga pernah nyentuh yg begituan Wa,” kataku di suatu jeda obrolan kami
“yah tergantung pribadi masing2 sih Dy, ada yg suka, dan ada juga yg milih tampil apa adanya.”
“kalau kamu suka yg gimana?”
“kalau aku suka perpaduan keduanya, karena bagaimanapun juga tubuh itu perlu dirawat, jadi ya perlu perawatan tp yg wajar2 aja.”
“hm..gitu ya?”
“iya, makanya kamu rajin2 rawat tubuh kamu, yg simple aja, abis mandi pake lotion, biar kulit ngga kering, bedakin wajah biar kuman ngga lgs nempel ke kulit, tp inget abis aktivitas bersihin wajah yg bener, pake lip balm biar bibir lembab…”
“kamu juga pake ya?”
“hahaha iya, tp ngga semua lah Dy, lotion ajalah klau aku, kan aku masih normal Dy…”
“hahahaha…”
Sejenak aku bisa melupakan kesedihan dan kekecewaan hatiku dengan obrolan dan candaan ini.
Bagaimana pun juga, aku harus bisa melupakan dan menjalani hidupku lagi…
One bad chapter doesn’t mean your story is over.
And the story goes on….
If you text, call, visit, and still get ignored, walk away.
It’s called Self Respect
(Steve Wentworth)
And when it’s over, leave.
Don’t continue watering a dead flower
Aku duduk di atas tembok balkon, memandangi langit malam yg suram. Tidak ada bintang, tidak ada bulan. Blank. Sama seperti isi kepalaku saat ini, blank.
Jalanan di depan sana sudah mulai sepi, beberapa tempat makan dan toko2 pun sudah mulai tutup, mungkin karena malam sudah mulai merayap naik.
Kudengar samar bunyi ponselku yg kutaruh di dalam kamar, aku bergegas masuk dan menjawab panggilan yg masuk
“iya, Wa...” sapaku kembali duduk di tempatku tadi.
“hai, apa kabar?” sapanya, memang sudah lumayan lama dia ngga menghubungiku
“baik, kamu?”
“baik juga, cuma agak sibuk aja biasa long weekend banyak yg suka datang buat perawatan hehe. Eh, kamu belum mau tidur kan?”
“ngga Wa, belum, masih melek aja nih mata,” sahutku
“kemana aja kemarin liburan?”
“ngga ke mana2 kok, di kostan aja.”
“lho ngga jalan2 gitu keliling2 kota S**? Kan banyak tuh tempat2 yg belum pernah kamu datangin.”
“em..ngga Wa hehehe lagi penghematan...,” sahutku sedikit berbohong.
“oya? Masa?” tanyanya dengan nada sedikit menggodaku
“iya, beneran.”
“lagi penghematan atau lagi nungguin cowok kamu itu?”
Lho kok dia tahu?
“ngga kok, siapa yg nungguin dia. Lagian dia udah bukan cowok aku lagi Wa.” Jawabku berbohong kali ini.
“beneran?”
“iya..”
“ngga, juga gpp kok, hehehehe...”
“ya terserah kamu deh kalau ngga percaya,” sahutku akhirnya.
Sebenernya ngga pengen bohong, hanya saja aku malu mengakui kalau aku memang menunggunya, malu mengakui kalau aku masih mengharapkan balasan dari orang yg udah jelas2 ninggalin aku.
Mungkin… mungkin saja Dewa menganggapku bodoh.
Ah, whatever, terserah anggapan dia seperti apa.
“hehehehe iya iya percaya. Eh...di sana mendung ngga?” tanyanya kemudian.
Asli ni cowok kok selalu pas gitu ya kalau nanyain sesuatu.
“hm..kurang tahu Wa, ngga ada awan deh kayaknya, “ sahutku mendongakkan kepala ke atas, mengedarkan pandangan ke langit malam.
“ngga usah kaya gitu ngeliatnya napa? Ntar kejatuhan eek cecak lho hehehehe..”
Aku terdiam. Kok dia tahu?
“kok kamu tahu?”
“ya iyalah... kan td kamu bilang ngga ada awan, berarti kamu lagi liatin langit kan?”
Ah iya juga
“kan bisa aja aku bohong sama kamu.”
“aku rasa kamu bukan tipe orang yg suka bohong.”
Salah kamu Wa, baru saja aku bohongi kamu.
“tapi kalau kamu bohong juga ngga masalah buatku, itu hakmu hehehe....eh, 2 minggu lagi aku mau ke Singapore, mau oleh2 apa?” tanyanya lagi
“oya, liburan?”
“ngga, kerjalah, tapi kan bisa sambil jalan2. Mau aku bawain apa?”
“ngga usah Wa, ngga usah repot2,” tolakku.
Iya kali, aku minta macem2 sama dia, malu lah.
“oke, berarti terserah aku aja ya…”
“aku ngga minta lho ya,”
“iya, aku yg ngasi deh.”
Beberapa detik kami seperti kehabisan bahan obrolan, tumben biasanya dia selalu ada aja bahan buat diomongin.
“Wa…boleh nanya ngga?”
“tanya aja Dy.”
“kamu ngga punya pacar?”
“hehehehe ngga punya.”
“bener?ngga bohong kan?”
“beneran. Ngga ada yg mau jadi pacarku.”
“Bohong banget kamu!”
“beneran lho.”
“Masa ngga ada yg mau jadi cewekmu, kan kamu dokter, udah mapan, ngga jelek juga, kamu aja mungkin yg terlalu pemilih.”
“hahahaha dari mana kamu tahu aku ngga jelek, kan belum pernah ketemuan.”
“lha kan kemarin liat kamu di cam.”
“hehehehe iya yah, lupa aku.” Dia tertawa terkekeh, “takut mungkin cewek2 itu jd pacarku.”
“kok takut?”
“takut ngga bisa nahan cemburu, kan tiap hari aku ketemunya sama cewek2 cantik terus, pegang2 kulitnya, wajahnya, bahkan bagian sensitifnya, mana tahan cewekku ntar bayangin aku sama cewek lain terus tiap hari hehehehe.” Lagi2 dia tertawa.
“aish….sombong bgt ya mentang2…eh, emangnya kamu periksa2 daerah sensitifnya cewek juga, bukannya wajah dan sekitarnya aja ya?”
“kamu ya kayak cowok aja, langsung konek begitu denger yg sensitive.”
“ya kan pengen tau Wa..”
“hehehe aku kan spesialis kulit dan kelamin Dy, jadi harus bgt di periksa kalau ada pasien yg punya keluhan kulit di sekitar area kelamin mereka.”
“oh…gitu, soalnya kan dulu kamu bilang spesialis dermatology.”
“gini lho, sekolah dokter itu kan buat dokter umum dulu, trus ambil spesialis kulit dan kelamin, trus belajar lagi lebih specific ke bagian dermatology ny…..”
“berapa tahun kamu belajarnya, Wa?” potongku sebelum dia selesai bicara.
“hahahahahahhaha bertahun2…” dia tertawa lepas
“betah bgt ya belajar…. trus…trus… kamu periksa kelamin cewek juga ya?ngga risih gitu pasiennya ya diperiksa dokter cowok.”
“hahahaha ngga tau juga ya Dy, pasiennya dateng ke aku ya aku periksa, itu artinya mereka udah percaya sm dokter yg akan memeriksa mereka dan dokter kan punya kode etik juga Dy.”
“iya sih....trus…sebagai cowok normal nih, jujur, pernah ngga kamu “wake up” gitu pas periksa?”
“hahahaha…..sebagai cowok normal ya pernah lah hahhaha….awal2nya tp lama kelamaan jd biasalah.”
“wah kalau nanti jadi keterusan ngga “wake up” gimana dong, kasihan istrimu Wa..”
“huss…kamu itu, ya bedalah, klo nanti sama istri kan pake perasaan, beda sama pasien Dy…”
“hehehe….iya ya…”
“aku itu hanya periksa kulit kelamin lho ya, kalau periksa sampai ke dalam2nya itu sudah beda lagi spesialisnya.”
“kalau periksa virgin atau ngga itu bagianmu juga?”
“bukan, tapi kalau di liat dari kulit luarnya aja sudah bisa ditebak, virgin atau ngga nya?”
“oh gitu ya,”
“ya kalau kulit luarnya udah ngga beraturan bentuknya, ya bisa jadi udah ngga virgin. Sebenernya virgin bisa hilang ngga Cuma dari berhubungan intim aja, contohnya atlet, kebanyakan yg cewek2 udah ngga virgin terutama kalau olahraga yg banyak melibatkan gerak tubuh bawah, kaya lari, loncat, gesekannya yg keras dan rutin bisa membuat selaput dara robek tanpa disadari.”
“kalau basket?” tiba2 aku jadi teringat kalau aku ini pemain basket dan juga sempat intens ikut atletik sewaktu SMP
“hm…bisa jadi, kan ada lari2nya juga, lompat2 juga. Kenapa? kamu suka main basket?”
“iya, aku atlet basket di SMU dan pelari jarak jauh waktu SMP…”
“mau aku periksa?”
“NGGA!!!” sahutku cepat
“hahahahaha….” Dia tertawa ngakak,
“bacanda Dy…tapi kalau kamu pengen tahu, aku bisa bantu periksa.”
“ngga ah..ngga mau..”
“kok ngga? Jangan berpikir yg aneh2 dong, kamu kan sebagai pasien dan aku sebagai dokter, ngga ada yg salah kan dengan itu?”
“hm..iya sih…ya udah nanti aku cari dokter cewek aja.”
“hahahahaha…ok ok senyaman kamu aja deh.”
Dan obrolan itu terus berlanjut, dia cerita banyak tentang kerjaannya. Tentang wanita2 cantik yg sering datang untuk perawatan, anti aging lah, detoxlah, suntik vitamin biar kulit kinclong, permak wajah, permak bibir, banyak bgt.
“aku ngga pernah nyentuh yg begituan Wa,” kataku di suatu jeda obrolan kami
“yah tergantung pribadi masing2 sih Dy, ada yg suka, dan ada juga yg milih tampil apa adanya.”
“kalau kamu suka yg gimana?”
“kalau aku suka perpaduan keduanya, karena bagaimanapun juga tubuh itu perlu dirawat, jadi ya perlu perawatan tp yg wajar2 aja.”
“hm..gitu ya?”
“iya, makanya kamu rajin2 rawat tubuh kamu, yg simple aja, abis mandi pake lotion, biar kulit ngga kering, bedakin wajah biar kuman ngga lgs nempel ke kulit, tp inget abis aktivitas bersihin wajah yg bener, pake lip balm biar bibir lembab…”
“kamu juga pake ya?”
“hahaha iya, tp ngga semua lah Dy, lotion ajalah klau aku, kan aku masih normal Dy…”
“hahahaha…”
Sejenak aku bisa melupakan kesedihan dan kekecewaan hatiku dengan obrolan dan candaan ini.
Bagaimana pun juga, aku harus bisa melupakan dan menjalani hidupku lagi…
One bad chapter doesn’t mean your story is over.
And the story goes on….
pulaukapok memberi reputasi
1