- Beranda
- Stories from the Heart
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
...
TS
juraganpengki
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)

Cool Cover By Agan Linbara (Thanks, Bree)..
Prolog
Setelah bangun dari ‘Mati Suri’ karena memutuskan untuk mencoba membunuh diri sendiri untuk melindungi Kitab Langit dan melenyapkan Bayu Ambar, gw kembali ke dunia nyata.. Kehidupan gw sedikit jauh berbeda, karena pengalaman ‘Mati Suri’ itu berefek langsung pada kelebihan yang gw miliki.. Gw masih sama Anggie, meski ujian atas cinta kami masih saja mendera.. Ada musuh baru, tentu saja.. Tapi ada juga sahabat baru yang muncul.. Karena ini akhir dari cerita kami berempat..
Kembalinya Anak Ibu...
Pengorbanan Pedang Jagat Samudera...
Cintai Aku Sewajarnya, Yank...
Matinya Seorang Saudara (Versi Gw/Bimo)
Berkumpul Kembali...
Keanehan Yang Mulai Muncul...
Sambutan Ketiga Saudara Ke Reinata...
Sabar???
Cukup! Tinggalin Aku Sendiri!!!
Siapa Kau???
Aku Ikutin Kemauan Kamu...
Keputusan Sepihak Yang Pahit...
Semua Beban Menjadi satu
Semua Beban Menjadi Satu (2)...
Serangkum Rindu Untuk Ayah...
Munculnya Penguasa Laut Utara...
Bertemunya Dua Penguasa...
Sebuah Kesepakatan...
Ibu Kenapa Yah???
Lu Kenapa, Ka???
Wanted Dead Or Alive.. ANTON!!!
Mo 'Perabotan' Lu Hancur Apa Tanggung Jawab???
It's The End Of Us...
Di Kerjain Ibu...
Ridho!!!
Kelewatan!!!
Munculnya Dua Penjaga Gerbang Kerajaan Laut...
Dewi Arum Kesuma VS Dewi Ayu Anjani
Datangnya Sosok Seorang Pemisah Dan Shock Therapy Buat Gw...
Kerajaan Jin...
Terkuaknya Semua Jawaban...
Maafin Gw, Bree...
Pengakuan Suluh...
Akhirnya Boleh Gondrong...
Pernikahan Kak Silvi Yang Seharusnya Membuat Gw Bahagia...
Pernikahan Kak Silvi Yang seharusnya Membuat Gw Bahagia (2)...
Tunggu Pembalasan Gw!!!...
Ni Mas Linduri dan Banas Ireng...
Dua Sosok Penyelamat Misterius...
Ada Apa Sama Ridho?...
Kesalahan Fatal...
Kembalinya Jin Penjaga Ridho dan Suluh...
Akibat Terlalu Ikut Campur...
Setiap Perbuatan Akan Mendapat Balasan...
Munculnya Viny Dan Sebuah Tantangan Bertarung...
Manusia Cabul...
Suara Penolong Misterius...
Bertemunya Kembali Sepasang Kekasih...
Terkuaknya Kebenaran...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar (2)...
Jaket Dan Celana Jeans Robek Serta Sweater Hitam Kumal...
She's My True Love...
Dilema...
Pertengkaran Dengan Ibu...
Rambe Lantak...
Gendewa Panah Pramesti...
Akan Ku Balaskan Dendam Mu, Arum Kesuma!!!
Yang Hilang dan Yang Kembali...
Jawaban Ayu...
Mati Gw!!!
Aku Makin Sayang...
Nasihat Om Hendra...
Jera Mencuri...
Ajian Segoro Geni...
Pilihan Sulit...
Keputusasaan Anggie...
Kabar Baik dari Ridho dan Suluh...
Perjalanan Menuju Pembalasan Dendam...
Rawa Rontek...
Rawa Rontek 2 (Terbayarnya Dendam)...
Kedatangan Pak Sugi...
Orang Titipan...
Hukuman Paling Berat...
Tidurlah Di Pangkuan Ku...
Menjajal Kesaktian...
Menjajal Kesaktian (2)...
Pengakuan Mengejutkan Babeh Misar...
Pengajaran Ilmu Silat Betawi...
Di Kepret Babeh Misar Lagi...
Tasya...
Naga Caglak dan Bajing Item...
Misteri Sebuah Dendam...
Kekuatan Sejati Kitab Langit Bagian Matahari...
Perpisahan...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera (2)...
Kembalinya Ibu...
Empat Bayangan Hitam...
Siapa Ni Mas Laras Rangkuti???
Dendam Seorang Sahabat...
Ini Keputusan Yang Harus Gw Ambil...
Semua Pengorbanan Ini Demi Ibu...
Rapuh...
Kabar Mengejutkan Sekar dan Sebuah Restu...
Siasat Braja Krama...
Munculnya Kitab Langit...
Si Pembuka Kitab langit dan Sosok Asli Pak Sugi...
Rencana Yang Matang...
Lamaran Pribadi...
Keingintahuan Anggie...
Perubahan Rencana...
Hampir Terjebak...
Kekecewaan Sekar...
Dua Syarat Reinata...
Aku Harap Kamu dan Anggie Bahagia, Mam...
Rahasia Sepasang Suami Isteri...
Menitipkan Amanah...
Berkumpulnya Para Pembela Kitab Langit...
Siasat Ki Purwagalih...
Raja Jin Raja Muslihat (Nyesek, Bree)...
Pertukaran Tawanan...
Perang Gaib PunTak Terelakkan...
Sang Penyelamat Dari Utara...
Pertempuran Awal Dua Penguasa Kerajaan Gaib...
Bertekuk Lututnya Sekutu Braja Krama...
Pertarungan Dua Putera (Gugurnya Satu Sahabat Gaib)...
Krama Raja...
Braja Krama Versus Krama Raja...
Raja Licik...
Aku Lah Sang Pembuka...
Siasat Krama Raja dan Bayu Ambar...
Terbukanya Semua Ilmu Terlarang...
Sebuah Pengecualian...
Sri Baduga Maharaja...
Hilangnya Sebuah Pengecualian...
Hilangnya Sebuah Pengecualian (2)...
Sebuah Pengorbanan...
Pahlawan...
Sumpah...
Ilmu Pamungkas yang Terlarang...
Kabar Yang Mengejutkan...
Pulang...
Pulang (2)...
Sedikit Kisah Rio Sebelum Kisah Ini Tamat...
Terhalang Sumpah...
Bantuan Sahabat Baik...
Bachelor Party...
Keturunan Lain Sang Prabu...
Pembalasan Dendam Singgih...
Sepenggal Kisah Nyi Mas Roro Suwastri...
Tawaran Yang Mengejutkan...
Lawan Atau Kawan???
Terkuaknya Silsilah...
Sebuah Kebenaran...
Sebuah Kebenaran (2)...
Bertemunya Dua Keturunan Sang Prabu...
Pertempuran Dua Hati...
Cinta Pertama VS Cinta Terakhir Jagat Tirta...
Pengakuan Bayu Barata...
Ki Larang dan Nyi Mas Galuh Pandita???
Prana Kusuma...
Kau Benar Keturunan Kami, Ngger...
Our Big Day...
Insiden...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga (2)...
Dua Tamu Istimewa...
Semua Karena Cinta...
Keputusan Sekar Kencana...
Kena Gampar...
Bonyok!!!
RIBET!!!
Berdamai...
Keponakan Baru...
Malam Pertama dan Tiga Keanehan...
Ajian Warisan Para Leluhur (The Last Part/End Of All Chapters)
SIDE STORIES
Keturunan Yang Tersesat...
Keturunan Yang Tersesat (2)...

Cool Cover By Agan Linbara (Thanks, Bree)..
Prolog
Setelah bangun dari ‘Mati Suri’ karena memutuskan untuk mencoba membunuh diri sendiri untuk melindungi Kitab Langit dan melenyapkan Bayu Ambar, gw kembali ke dunia nyata.. Kehidupan gw sedikit jauh berbeda, karena pengalaman ‘Mati Suri’ itu berefek langsung pada kelebihan yang gw miliki.. Gw masih sama Anggie, meski ujian atas cinta kami masih saja mendera.. Ada musuh baru, tentu saja.. Tapi ada juga sahabat baru yang muncul.. Karena ini akhir dari cerita kami berempat..
Kembalinya Anak Ibu...
Pengorbanan Pedang Jagat Samudera...
Cintai Aku Sewajarnya, Yank...
Matinya Seorang Saudara (Versi Gw/Bimo)
Berkumpul Kembali...
Keanehan Yang Mulai Muncul...
Sambutan Ketiga Saudara Ke Reinata...
Sabar???
Cukup! Tinggalin Aku Sendiri!!!
Siapa Kau???
Aku Ikutin Kemauan Kamu...
Keputusan Sepihak Yang Pahit...
Semua Beban Menjadi satu
Semua Beban Menjadi Satu (2)...
Serangkum Rindu Untuk Ayah...
Munculnya Penguasa Laut Utara...
Bertemunya Dua Penguasa...
Sebuah Kesepakatan...
Ibu Kenapa Yah???
Lu Kenapa, Ka???
Wanted Dead Or Alive.. ANTON!!!
Mo 'Perabotan' Lu Hancur Apa Tanggung Jawab???
It's The End Of Us...
Di Kerjain Ibu...
Ridho!!!
Kelewatan!!!
Munculnya Dua Penjaga Gerbang Kerajaan Laut...
Dewi Arum Kesuma VS Dewi Ayu Anjani
Datangnya Sosok Seorang Pemisah Dan Shock Therapy Buat Gw...
Kerajaan Jin...
Terkuaknya Semua Jawaban...
Maafin Gw, Bree...
Pengakuan Suluh...
Akhirnya Boleh Gondrong...
Pernikahan Kak Silvi Yang Seharusnya Membuat Gw Bahagia...
Pernikahan Kak Silvi Yang seharusnya Membuat Gw Bahagia (2)...
Tunggu Pembalasan Gw!!!...
Ni Mas Linduri dan Banas Ireng...
Dua Sosok Penyelamat Misterius...
Ada Apa Sama Ridho?...
Kesalahan Fatal...
Kembalinya Jin Penjaga Ridho dan Suluh...
Akibat Terlalu Ikut Campur...
Setiap Perbuatan Akan Mendapat Balasan...
Munculnya Viny Dan Sebuah Tantangan Bertarung...
Manusia Cabul...
Suara Penolong Misterius...
Bertemunya Kembali Sepasang Kekasih...
Terkuaknya Kebenaran...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar (2)...
Jaket Dan Celana Jeans Robek Serta Sweater Hitam Kumal...
She's My True Love...
Dilema...
Pertengkaran Dengan Ibu...
Rambe Lantak...
Gendewa Panah Pramesti...
Akan Ku Balaskan Dendam Mu, Arum Kesuma!!!
Yang Hilang dan Yang Kembali...
Jawaban Ayu...
Mati Gw!!!
Aku Makin Sayang...
Nasihat Om Hendra...
Jera Mencuri...
Ajian Segoro Geni...
Pilihan Sulit...
Keputusasaan Anggie...
Kabar Baik dari Ridho dan Suluh...
Perjalanan Menuju Pembalasan Dendam...
Rawa Rontek...
Rawa Rontek 2 (Terbayarnya Dendam)...
Kedatangan Pak Sugi...
Orang Titipan...
Hukuman Paling Berat...
Tidurlah Di Pangkuan Ku...
Menjajal Kesaktian...
Menjajal Kesaktian (2)...
Pengakuan Mengejutkan Babeh Misar...
Pengajaran Ilmu Silat Betawi...
Di Kepret Babeh Misar Lagi...
Tasya...
Naga Caglak dan Bajing Item...
Misteri Sebuah Dendam...
Kekuatan Sejati Kitab Langit Bagian Matahari...
Perpisahan...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera (2)...
Kembalinya Ibu...
Empat Bayangan Hitam...
Siapa Ni Mas Laras Rangkuti???
Dendam Seorang Sahabat...
Ini Keputusan Yang Harus Gw Ambil...
Semua Pengorbanan Ini Demi Ibu...
Rapuh...
Kabar Mengejutkan Sekar dan Sebuah Restu...
Siasat Braja Krama...
Munculnya Kitab Langit...
Si Pembuka Kitab langit dan Sosok Asli Pak Sugi...
Rencana Yang Matang...
Lamaran Pribadi...
Keingintahuan Anggie...
Perubahan Rencana...
Hampir Terjebak...
Kekecewaan Sekar...
Dua Syarat Reinata...
Aku Harap Kamu dan Anggie Bahagia, Mam...
Rahasia Sepasang Suami Isteri...
Menitipkan Amanah...
Berkumpulnya Para Pembela Kitab Langit...
Siasat Ki Purwagalih...
Raja Jin Raja Muslihat (Nyesek, Bree)...
Pertukaran Tawanan...
Perang Gaib PunTak Terelakkan...
Sang Penyelamat Dari Utara...
Pertempuran Awal Dua Penguasa Kerajaan Gaib...
Bertekuk Lututnya Sekutu Braja Krama...
Pertarungan Dua Putera (Gugurnya Satu Sahabat Gaib)...
Krama Raja...
Braja Krama Versus Krama Raja...
Raja Licik...
Aku Lah Sang Pembuka...
Siasat Krama Raja dan Bayu Ambar...
Terbukanya Semua Ilmu Terlarang...
Sebuah Pengecualian...
Sri Baduga Maharaja...
Hilangnya Sebuah Pengecualian...
Hilangnya Sebuah Pengecualian (2)...
Sebuah Pengorbanan...
Pahlawan...
Sumpah...
Ilmu Pamungkas yang Terlarang...
Kabar Yang Mengejutkan...
Pulang...
Pulang (2)...
Sedikit Kisah Rio Sebelum Kisah Ini Tamat...
Terhalang Sumpah...
Bantuan Sahabat Baik...
Bachelor Party...
Keturunan Lain Sang Prabu...
Pembalasan Dendam Singgih...
Sepenggal Kisah Nyi Mas Roro Suwastri...
Tawaran Yang Mengejutkan...
Lawan Atau Kawan???
Terkuaknya Silsilah...
Sebuah Kebenaran...
Sebuah Kebenaran (2)...
Bertemunya Dua Keturunan Sang Prabu...
Pertempuran Dua Hati...
Cinta Pertama VS Cinta Terakhir Jagat Tirta...
Pengakuan Bayu Barata...
Ki Larang dan Nyi Mas Galuh Pandita???
Prana Kusuma...
Kau Benar Keturunan Kami, Ngger...
Our Big Day...
Insiden...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga (2)...
Dua Tamu Istimewa...
Semua Karena Cinta...
Keputusan Sekar Kencana...
Kena Gampar...
Bonyok!!!
RIBET!!!
Berdamai...
Keponakan Baru...
Malam Pertama dan Tiga Keanehan...
Ajian Warisan Para Leluhur (The Last Part/End Of All Chapters)
SIDE STORIES
Keturunan Yang Tersesat...
Keturunan Yang Tersesat (2)...
Diubah oleh juraganpengki 15-07-2018 20:23
iskrim dan 132 lainnya memberi reputasi
127
2.1M
8K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
juraganpengki
#784
It's The End Of Us...
Keesokan hari nya, gw langsung mengirim pesan ke Ka Silvi, menanyakan apakah sudah ada kabar tentang Anton.. Alhamdulillah, sepupu perempuan gw itu bilang kalo semalam Anton sudah menelpon nya.. Dan hari ini mereka berdua akan kembali melanjutkan photo shot untuk pra wedding yang sempat tertunda.. Tapi ada satu hal yang membuat gusar pikiran gw.. Kata Ka Silvi, Anton sempet bilang kalo dia takut ke gw..
Apa iya gw lupa mengancamnya semalam untuk tidak menceritakan soal apa yang sudah gw lakukan di hadapan Anton? Kalo sampai dia ngoceh dan mengadu ke Ka Silvi tentang bagaimana gw melakukan hal-hal tidak masuk akal semalam, bisa jadi ribet urusannya nanti.. Aaah! Sudahlah, gw yakin Anton tidak sebodoh itu untuk mengadu dan belum tentu pula orang lain akan percaya dengan mudahnya..
Ada satu hal yang sedikit membuat gw kurang sreg hari ini.. Ibu meminta gw untuk mengantar nya ke rumah keluarga Pak Sugi.. Kebetulan kata Ibu, adik gw Ayu mau diajak jalan sama Tante Septi.. Awalnya gw berusaha menolak karena hari ini memang sudah berjanji untuk mampir ke studio musik milik Arya, sekaligus akan memperkenalkan gw dengan teman satu band nya..
Tapi, bukan Ibu nama nya kalo tidak bisa membuat gw mengangkat kedua tangan untuk menyerah.. Dengan meminta satu syarat, akhirnya gw pun menuruti kemauan Ibu.. Syarat gw cukup sederhana, yaitu meminta Ibu untuk tidak melanjutkan perjodohan konyol antara gw dengan Ayu saat kami masih duduk di TK..
Gw niatnya hanya ingin memakai kaus oblong dengan sweater kumal hitam serta celana pendek dan sendal jepit, tapi Ibu mengomeli dan menyuruh gw untuk segera berganti pakaian dengan baju yang ia pilihkan sendiri untuk gw..
“Nih, kalo pake kemeja ini kamu bakalan tambah ganteng, Bang” Kata Ibu sembari mengeluarkan sebuah kemeja hitam dari lemari gw dan menyodorkan ke arah gw, yang masih duduk di pinggir tempat tidur dengan wajah masam..
“Bu, abang kan cuma nganter doank.. Ngapain harus rapih banget sih? Emang nya mo kondangan, Bu?” Tanya gw dalam bentuk sebuah penolakan..
Ibu seperti sengaja tidak mendengar keluhan gw barusan, tapi malah memisahkan kemeja hitam tadi dan kembali mengubek lemari pakaian untuk mencari celana yang pas sebagai bawahan buat gw..
Kedua mata gw langsung membesar, begitu Ibu tersenyum saat mengeluarkan sebuah celana bahan warna hitam yang dahulu pernah ia jahitkan untuk gw.. Dengan cepat, gw berjalan ke arah Ibu dan merebut celana yang model nya ga banget itu dari tangan Ibu..
“Bu, Pliss jangan paksa abang pakai celana ini yah.. Abang janji deh bakalan nemenin Ibu kemana Ibu mau” Ucap gw dengan sangat memelas..
“Loh, kenapa emang nya, Bang? Celana jahitan Ibu kan bagus” Sanggah Ibu dengan pandangan mulai mengintimidasi..
“I..iya bagus sih.. Tapi kemeja nya kan udah hitam, Bu.. Belum lagi celana juga hitam.. Abang jadi kek orang lagi berkabung.. Buat kemeja nya ga apa-apa deh abang pakai, tapi kalo celana nya pliss, Bu, abang sendiri yang pilih yah.. Ibu nyuruh abang apaan juga, pasti abang kerjain deh”
Ibu nampak mempertajam tatapan nya ke gw, tapi gw balas hanya dengan wajah super memelas, lengkap dengan beberapa kedipan kedua mata gw ke arah Ibu yang sudah tampil cantik..
“Ya sudah, Ibu kasih waktu 10 menit buat cari celana.. Tapi awas! Jangan celana yang robek-robek, bang.. Ibu tunggu di teras” Kata Ibu setelah memberi ancaman dan membuat gw menganggukan kepala..
Dengan cepat gw kenakan kemeja hitam model slimfit tersebut, lalu mencari celana yang pas sebagai bawahan.. Gw tersenyum saat melihat celana jeans biru cerah dengan model ujung nya mengecil ada dibagian tengah tumpukan celana gw yang lain.. Tanpa banyak berfikir, gw langsung memakai celana itu dan mengambil sepatu Air Wal* hitam untuk menimpali warna kemeja..
Untuk beberapa saat, gw berkaca dan tersenyum puas melihat ketampanan diri sendiri.. Sayangnya tidak ada Sekar yang biasa gw jadikan sebagai fashion advisor.. Kembali hati gw terasa perih karena merasakan suatu rasa sakit atas sebuah kehilangan.. Sambil menekan perasaan itu, gw mengambil topi hitam bermerk sama dengan sepatu, untuk menutupi rambut yang panjangnya sudah menutupi alis..
Ibu yang sedang duduk di teras sambil memainkan Hp nya, langsung menoleh ke arah gw.. Pandangan mata nya memperhatikan gw dari kaki hingga kepala, lalu mengambil nafas dalam-dalam sambil menggelengkan kepalanya..
“Gimana, Bu, ganteng kan abang?” Tanya gw seraya sedikit merentangkan kedua tangan di hadapan beliau..
“Sudah ahh, kamu anterin Ibu sekarang.. Umi nya Ayu sudah menunggu di rumahnya.. Ibu ga sabar mo nemuin sahabat lama yang udah kaya saudara sendiri” Kata Ibu seraya berjalan menuju mobil yang sudah berada di halaman rumah..
Gw tersenyum mendengar reaksi Ibu dan melihat wajahnya yang ceria.. Tapi senyuman gw perlahan menghilang saat mengingat kalimat beliau barusan tentang pertemuannya dengan seorang sahabat lama yang menurutnya sudah seperti saudara.. Ingatan gw kembali ke arah ketiga saudara gw, Bimo, Ridho dan Suluh.. Gimana kabarnya mereka bertiga? Meski hubungan persaudaraan kami rusak, tapi gw tetap mengharapkan mereka baik-baik saja..
“Bang! Cepet nyalain mobilnya! Koq malah bengong begitu?” Tanya Ibu dengan suara tegas ke arah gw yang termenung di belakang stir..
Tanpa membantah, gw langsung menghidupkan mobil dan melajukannya perlahan untuk mengeluarkan kendaraan peninggalan Ayah itu, keluar dari halaman rumah..
“Rumah Pak Sugi dimana emangnya, Bu?” Tanya gw saat berhenti menunggu mobil lain yang hendak berbelok di depan..
“Villa Dag* Pamulang, Bang” Ucapan Ibu barusan sontak membuat kedua mata gw terbelalak..
Ternyata rumah keluarga nya Ayu terletak di perumahan yang sama dengan rumah keluarga nya Anggie.. Kenapa harus di sana sih rumah mereka? Gimana gw bisa move on kalo sedikit-sedikit, ada saja yang membuat gw teringat sosok Anggie..
Mengetahui keberadaan rumah Pak Sugi dari Ibu, membuat mulut gw langsung bungkam.. Ibu yang menceritakan bagaimana sosok Umi nya Ayu, yaitu Bu Aisyah, dengan wajah bersemangat, hanya gw timpali dengan senyuman dingin beberapa kali..
Kira-kira satu jam, gw dan Ibu akhirnya tiba di perumahan yang di maksudkan oleh beliau.. Ingatan gw kembali terbayang sosok Anggie, begitu memasuki perumahan tersebut.. Gw sangat berharap letak rumah Pak Sugi tidak berada di gang yang sama dengan rumah keluarga nya Anggie..
“Didepan ada perempatan, Bu.. Kita ambil belokan yang mana nih?” Tanya gw dengan hati was-was..
Sejenak, Ibu mengeluarkan Hp nya dari dalam tas tangan.. Lalu membuka gadget itu dan membaca sebuah pesan..
“Kata Bu Aisyah, kalo sudah tiba diperempatan, kita ambil belokan yang kanan, Bang..” Ucapan Ibu lagi-lagi membuat gw harus menepuk jidat sendiri..
Harapan gw untuk tidak melewati rumah keluarga nya Anggie seketika pupus.. Ternyata rumah yang gw tuju itu ada di gang yang sama dengan rumah yang tidak ingin gw lewati tersebut..
Dengan sedikit malas, gw mulai menyalakan sign lamp sebelah kanan sebelum berbelok.. Tiga rumah sudah gw lewati di gang tersebut, tinggal dua rumah lagi maka gw akan melewati rumah Anggie.. Perasaan gw semakin tak menentu saat satu rumah lagi sudah terlewati..
Sedikit menambah kecepatan, gw melajukan mobil dengan maksud agar lebih cepat melewati rumah keluarganya Anggie yang gerbangnya sedang terbuka lebar.. Tapi, tiba-tiba sebuah mobil Hond* HR* keluar dari rumah yang amat sangat ingin gw lewati itu..
Gw yang merasa terkejut langsung menginjak rem dan tidak sengaja menekan klakson.. Mobil berwarna hitam itu nampak menurunkan kaca jendela nya dari posisi pengemudi.. Gw sedikit menurunkan ujung topi untuk menutupi wajah, karena khawatir Anggie yang sedang berada di belakang kemudi.. Gw ga mau sampai Anggie melihat gw dan gw pun sama enggannya untuk melihat Anggie..
Perasaan gw sedikit lega saat melihat ternyata seorang pemuda yang ada di belakang stir mobil tersebut, dan saat ini sedang menatap ke arah gw dan Ibu.. Kembali gw menaikkan topi dan menurunkan kaca jendela..
“Ambil kiri aja, Bang.. Mobil itu nunggu orang kaya nya” Kata Ibu dengan wajah mulai sebal..
“Ga bisa bu.. Ada mobil lain yang parkir di sebelah kiri jalan.. Tuh orang kenapa lama sih?” Kata gw yang juga mulai merasa kan hal sama seperti Ibu..
Satu klakson sengaja gw bunyikan saat dua menit sudah terlewat, namun mobil tersebut masih saja menjegal di depan.. Suara klakson dari mobil yang ada dibelakang mobil gw juga beberapa kali terdengar.. Saat tangan gw hendak menekan klakson kembali, tiba-tiba seorang gadis cantik keluar dari dalam pagar dan berjalan menuju mobil hitam tersebut..
“Bang, itu Anggie!”Kata Ibu ke arah gw yang menatap nanar ke sosok seorang gadis berpakaian cukup ketat..
“Tiiiit !!!”
Tanpa sengaja tangan gw lagi-lagi menekan klakson, yang bunyi nya langsung membuat Anggie menoleh ke arah mobil yang berisi gw dan Ibu.. Sejenak, gw melihat kedua mata Anggie membesar begitu pandangan kami bertemu untuk beberapa saat.. Gadis itu nampak menghentikan jalannya menuju mobil hitam yang menghalangi mobil lain termasuk mobil peninggalan Ayah..
Tapi, hal itu tidak berlangsung lama.. Anggie yang sempat melangkahkan kedua kaki untuk mendekati mobil kami (gw dan Ibu) langsung berhenti, saat pemuda yang ada di balik kemudi keluar dari mobilnya dan memegang tangan gadis itu..
Seketika duduk gw menegak dengan kedua mata menyorot tajam ke arah mereka berdua.. Kali ini dengan sengaja gw menekan klakson berkali-kali hingga membuat pemuda itu dan Anggie kembali menoleh ke arah gw dan Ibu..
Gw langsung membuka topi agar sosok gw dapat di lihat jelas oleh mereka.. Anggie terlihat semakin terkejut dan berusaha melepaskan pegangan tangan pemuda itu dari lengannya.. Emosi gw yang sudah tersulut membuat gw membuka pintu dan hendak turun keluar dari mobil..
Tiba-tiba, Ibu memegang bahu gw dan membuat gw langsung menoleh ke arah nya.. Ibu tahu betul wajah gw jika sedang termakan amarah..
“Istighfar, Bang..” Kata Ibu dengan suara lirih..
Gw mencoba sekali menekan emosi yang sudah tersulut.. Dengan menarik nafas dalam-dalam, gw memberi ibu senyuman agar ia bisa merasa lega.. Lalu, gw kembali melanjutkan apa yang sempat tertunda sebelumnya.. Perlahan, gw turun dari mobil dan berdiri di samping pintunya.. Tatapan gw sengaja tidak menatap Anggie, tapi menatap pemuda yang ada di sebelahnya..
“Mas, tolong kalo mo pacaran jangan di jalan.. Lu ga liet banyak mobil berjejer di belakang mobil gw” Ucap gw sengaja memancing emosi pemuda yang sedang bersama Anggie..
Dan gw berhasil.. Pemuda berambut cepak itu terlihat mendengus sebal dan mulai berjalan menghampiri gw.. Sayangnya, Anggie menghentikan langkah pemuda itu dengan cara menarik lengannya.. Lalu mengajak selingkuhannya itu untuk masuk ke dalam mobil..
Sebelum mereka masuk ke dalam kendaraan yang menghadang jalan dan membuat beberapa pengemudi kesal, Anggie sempat menoleh kembali ke arah gw dengan wajah penuh kesedihan.. Gw hanya tersenyum getir menjawab tatapan dari Anggie, kemudian kembali masuk dan duduk di sebelah Ibu..
Beberapa kali Ibu mengelus-elus bahu gw tanpa mengucapkan apapun.. Gw kembali menoleh ke arah Ibu dan memberinya senyuman manis meski dalam hati gw sudah berlumuran darah..
dodolgarut134 dan 15 lainnya memberi reputasi
16