Kaskus

Story

anak86comeAvatar border
TS
anak86come
INTERVIEW WITH "TERAPIS"
[img]Downloads[/img]

Akhirnya Gue buat lagi nih cerita-cerita pendek yang sudah lama tidak terungkap dan ter-post, mudah-mudahan banyak yang minat membaca.

emoticon-Sundul

PROLOG


Karena diajak seorang sahabat membuat Gue pun terjerumus rasa "penasaran", apa sih enaknya, apa sih nikmatnya, apa sih faedah-nya, harus berapa duit yang harus Gue habiskan. Namun karena si Anis... ya si Anis yang merubah suasana di batin Gue, entah mungkin karena Gue sudah "bosan" sama cewek Gue atau emang Gue mulai "doyan" hal ini. Aneh.

Mendengar cerita, curhat, dan keluh kesahnya Anis gue cuma manggut-manggut tanda setuju dan kekaguman gue atas jerih payahnya Anis menjadi terapis. Gue sangat bersyukur terlahir dari keluarga yang meski tidak kaya raya namun cukup, tidak kurang dan tidak lebih meski semua hal harus di irit-irit. Berbanding terbalik dengan kondisi Anis yang terlahir dari keluarga yang bisa dibilang masih dibawah kondisi keluarga gue. Miris teramat miris.


Apakah hubungan Gue dengan Nisa cewek Gue akan berjalan mulus atau banyak hambatan ke depannya, siapakah Anis ini, orang yang bisa membuat perubahan "pemikiran" buat Gue.

emoticon-Shakehand2

INDEX
PART 1
PART 2
PART 3
PART 4
PART 5
PART 6
PART 7 Jilid I
PART 7 Jilid II
PART 8
PART 9
PART 10
PART 11
PART 12
PART 13
PART 14
PART 15
PART 16
PART 17
PART 18
PART 19
PART 20
PART 21
Diubah oleh anak86come 29-07-2019 13:31
lsenseyelAvatar border
redricesAvatar border
j4k4pnturaAvatar border
j4k4pntura dan 14 lainnya memberi reputasi
15
107K
302
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
anak86comeAvatar border
TS
anak86come
#58
PART 8


“Lex… ngapain lo? Gila lo ya?” teriak Gue ke Alex yang dari tadi berdiri celingak-celinguk persis di depan gerbang kos-kosan Anis

Gue sih melihat si Alex lebih menyerupai maling yang mau ngendap-ngendap melihat situasi dan membawa beberapa barang yang ada di kos-kosan itu. Gue pun menjadi ketar-ketir di seberang jalan, takutnya ada warga yang melihat perilaku mencurigakan dari si Alex ini, keringat dingin pun mulai mengucur dari dahi Gue secara malam ini sudah menunjukkan pukul 22.00 WIB.

“Permisi…” teriak Alex di depan pagar kos-kosan sambil mengetuk-ngetukkan besi pagar dengan cincin batu-nya

Gue pun cuma menepuk jidat, dalam hati Gue emosi banget ngeliat kelakuan si Alex ini, nekat gak ketulungan, bikin spot jantung. Namun perhatian Gue makin terfokus saat ada seorang perempuan yang memakai cardigan dan celana tidur keluar dari kamar yang ada di paling depan. Perempuan itu kemudian mendekat dan bercakap-cakap dengan Alex. Gue gak tahu apa yang sedang dibicarakan oleh mereka berdua karena lumayan lama sekitar 15 menit-an. Tak lama setelah itu Alex pun berjalan kembali ke arah mobil yang terparkir di seberang kos-kosan.

BRUUKKK…..

Alex langsung menutup pintu mobil dan menyalakan mesin mobilnya, Gue pun masih terbengong-bengong tak ada suara yang keluar dari kerongkongan ini. Gue memperhatikan beberapa kali si Alex ini menghela napas panjang, entah apa yang dipikirkannya.

“jadi gimana Lex?” jawab Gue

Karena tak ada tanggapan membuat Gue kembali bertanya

“tadi loe ngomong apaan sih Lex?” tanya Gue kembali

“udah aman belum bro?” tanya balik Alex ke Gue

“aman apaan ya?” tanya Gue lagi

“gue deg-deg-an kampret…….!!!” balas Alex

“kenapa deg-deg-an lo?” tanya Gue

“emang tadi elo gak perhatiin pas Gue lagi ngetok-ngetok gitu kan ada mobil bokapnya Nisa bro” ucap Alex yang membuat mata Gue bergidik

“serius lo?” tanya Gue balik

“gue kan takut hubungan lo sama Nisa jadi berantakan” ucap Alex

Gue pun diam seribu Bahasa dan mobil pun melaju dengan cepatnya.

Saat sampai rumah pun Gue merenung dan tersadar ketika mendengar suara-suara bising di dapur, dan ternyata Gue semalam ketiduran saat termenung, entah jam berapa Gue mulai terlelap. Agak sedikit memicingkan mata saat Gue tertusuk cahaya matahari yang sudah mulai meninggi, masih agak capek dan pegal-pegal badan Gue, perlu relaksasi nampaknya.

DDRRREEETTTT….DDRREEETTTT…..
Handphone Gue bergetar beberapa kali dengan masih agak malas-malasan Gue angkat dan kemudian…

“halo sayang… udah bangun belum?” suara dibalik handphone

“ehh… kamu say… kirain siapa?” jawab Gue malas-malasan

“kok “ehh” sih? Males terima tepon dari aku? Males angkat telpon aku?” Tanya Nisa dengan sewotnya

“Hah… awal menjalani hari malah sudah ribut sama cewek Gue, repot deh…” batin Gue

“gak kok sayang… aku ini baru bangun tidur, jadi belum ngumpul nyawanya, gitu loh… jangan mara-marah donk… masa cantik-cantik pemarah sih…” rayu Gue ke Nisa

Memang sumber kekuatan dari seorang cowok adalah gombalannya, sumber kelemahan cowok adalah kebohongannya yang sangat amat mudah ketahuan, yah… namanya manusia tidak ada yang sempurna. Cewek Gue memang selalu dan sering marah-marah mungkin emang sifatnya itu sudah tertanam saat dia masih menjadi embrio kali ya.

“dasar reseh….” jawab Nisa ketus

“hari ini jalan yuk… kita nonton, udah lama loh gak nonton bareng, mau ya…ya…mau…” ajak Nisa ke Gue

Huufft… untung Gue udah gajian dan sudah bayar kredit motor, seenggak-enggaknya masih ada sisa lah buat nemenin cewek Gue yang baru satu-satunya hehehehe, akhirnya Gue terima ajakan Nisa.

“oke deh, entar siang aku jemput ya” ucap Gue

“oke sayang… sampai ketemu entar siang ya….” jawab Nisa yang langsung menutup teleponnya, padahal Gue masih mau ngomong

Gue pun langsung beranjak dari kasur dan langsung ke kamar mandi buat ritual rutin harian. Enyak masih sibuk melayani pelanggan nasi uduknya, adik Gue masih sibuk dengan cucian dalemannya, dan Gue menuju kesibukan nongkrong di WC sambil ngudut sebatang rokok.

“tong… udah beres belon mandinya? Jangan lama-lama ada yang nyariin elo tuh?” teriak enyak dari halaman rumah

Ya suara enyak Gue memang luar biasa special, punya nada seriosa yang bisa memecahkan piring, gelas dan meretakkan kaca-kaca karena saking nyaringnya.

“iya bentar lagi nyak…” teriak Gue sambil segera menuntaskan kegiatan di dalam kamar mandi ini

“siapa orang yang nyariin Gue ya… tumbenan…” batin Gue

Setelah beres semua, Gue pun inisiatif merebus air panas buat Gue nyeduh kopi sekalian menyiapkan teh hangat buat tamu pagi hari ini. Harumnya kopi makin membuka mata Gue lebih terang.

“Bima… apakabar?” ucap salah satu tamu

“ehh.. om Dedi… baik om, apa kabar juga? Berduan aja sama tante Nita?” jawab Gue ke om dan tante

Sudah lama rupanya om Dedi dan tante Nita tidak berkunjung ke rumah. Om Dedi ini merupakan adik kandung dari almarhum bokap Gue, dia sudah tidak di Indonesia karena bekerja di Singapura di perusahaan properti disana, otomatis istrinya tante Nita pun ikut diboyong kesana. Kurang lebih sudah 8 tahun-an om Dedi dan tante Nita disana hingga akhirnya mereka pun pindah kewarganegaraan agar lebih nyaman dan tidak repot. Pada saat meninggalnya almarhum bokap Gue memang keduanya tidak sempat hadir karena kesibukan pekerjaannya disana, kami sekeluarga sih gak bermasalah dengan ketidakhadiran mereka karena berita dukanya mendadak (yaiyalah). Menurut cerita keduanya, mereka dapat libur selama 1 (satu) bulan kedepan, lumayan lama… mungkin mereka mau tapak tilas sekalian bulan madu, karena pernikahan mereka sudah jalan 8 tahun tapi belum dikaruniai anak.

“Bim, gimana kerjaan kamu lancar gak?” ucap om Dedi

“lancar om, namanya juga anak baru” jawab Gue

“ayo donk main-main ke rumah om di singapura, ajak sekalian pacar kamu hiutng-hitung jalan-jalan” ucap om Dedi

“ah… om bisa aja, di ongkosin donk om” jawab Gue dan mencair lah suasana pagi ini

Rasanya senang sekali Gue bisa ketemu om Dedi dan tante Nita karena pemikiran mereka yang cerdas dan memotivasi Gue untuk menjadi lebih baik dalam menjalani hidup, mungkin karena om Dedi itu pembawaannya ke-bapak-an kali ya secara Gue sudah kehilangan sesosok bapak dalam hidup Gue, sedih. Banyak hal diceritakan oleh om Dedi ke Gue sehingga tanpa terasa waktu sudah mulai siang sambil mendengarkan om Dedi bercerita Gue sedikit melirik ke arah luar rumah melalu jendela, agak samar-samar Gue melihat seorang perempuan menuju kearah rumah, semakin dekat dan dekat entah itu siapa karena memakai baju putih lengan pendek dengan rok warna krem 1 centimeter dibawah lutut.

“ibu apa kabar?” suara perempuan itu, sedikit Gue mendengarkan suara saapan perempuan itu didepan rumah dimana enyak Gue berada, kemudian disuruh masuk lah perempuan itu dan ternyata

“eh tong… nih si Nisa dateng, kenape kagak elo jemput ke rumahnya sih…” ucap enyak Gue

Gue pun kaget bukan kepalang melihat Nisa di depan pintu rumah dengan tersenyum ramah kesemua orang yang ada dirumah dan tersenyum bengis ke Gue karena Gue kelupaan jemput dia.

“huuuftt… berantem lagi deh ini bakalan….” Batin Gue sambil mengelus dada

“iya nih nyak…. Tadi aku udah janjian sama Nisa, mau jalan” jawab Gue sembari cengar cengir gak jelas

Nisa pun mendekat ke tempat dimana Gue duduk dan entah sejak kapan telapak tangannya sudah diperut Gue dan yaaahh… sudah barang tentu cubitan kepitingnya melintir di perut Gue, sambil mangap nahan sakit Gue tetap berusaha tersenyum.

“om Dedi, tante Nita, nih kenalin Nisa temen aku” jawab Gue dan sejurus kemudian Nisa pun melototin Gue

“eh… om Dedi, tante Nita, maksudnya kenalin nih Nisa temen deket aku” ralat Gue secepatnya karena Gue gak mau ada pendaratan cubitan lagi ke perut Gue

“ohh… pacar kamu Bim…” jawab serentak om Dedi dan tante Nita disertai tertawa renyah mereka berdua

Gue dan Nisa pun hanya tertawa malu secara digodain sama keluarga sendiri, namun dari ketawa-ketawa itu perut Gue untuk kedua kalinya mendapat cubitan perut dari Nisa. Sakit.

Gue dan Nisa pun pamitan ke om Dedi, tante Nita, Enyak, dan Adik Gue secara dari tadi cewek Gue sudah nyenggol-nyenggol kaki Gue tanda harus beranjak pergi takut keburu sore. Enyak Gue pun mengganti peran Gue sebelumnya buat mengajak ngobrol om Dedi sama tante Nita.

Yaahhh… akhirnya Gue bisa ngeboncengin cewek Gue, sudah lumayan lama lah kira-kira sekitar 1 bulan hehehe… nyaman di atas motor ya, karena saking nyamannya Gue jadi berpikir lebih baik boncengin cewek Gue daripada dia berdiri disamping Gue soalnya kalau diboncengin anteng, pas turun berisik hahahaha.

Sampai di-Mal di bilangan utara Jakarta kita berdua pun mencari makan bareng sambil menunggu jadwal film di bioskop yang bakal kita tonton, lumayan lama dapat jam-nya tertulis di tiket pukul 18.15 WIB di studio 3. Sembari pesan-pesan makan, cewek Gue ngemil-ngemil sejenis cilok yang dibakar, tapi rupanya si cilok ini sih seperti pempek bakar yang udah ada cuko di dalamnya. Manis, cantik, dan imut itulah penilaian Gue ke cewek Gue, tapi itu semua akan sirna kalau si Nisa murka, maka ke-manis-an, ke-cantik-kan, dan ke-imut-an akan luntur seketika karena penampakan lebih ke arah Chi-Chi (bini-nya goku di komik dragon ball) kalau sedang marah, eh bukan lebih ke Temari (klan suna di komik Naruto) karena cewek Gue bisa melemparkan apa yang ada di depan lo kalau lagi marah. jadi piring, sendok, gelas udah semacam kunai yang di lempar deh. Nah… yang mengkhawatirkan adalah mulutnya yang kayak kipas bisa “melempar” harkat dan martabat diri lo dihadapan orang banyak, merana ya nasib Gue.

Pesanan pun datang, walau hanya cemilan-cemilan mah gak apa-apa karena kita berdua jalan juga bukan buat kenyang tapi buat menghabiskan waktu dan memanfaatkan waktu berdua, walau rumah Gue dan rumah Nisa tidak terlalu jauh tapi entah kenapa hanya sebulan sekali kita berdua bisa begini, mungkin kalau terlalu sering bosan ya hahaha. Tampak lahap cewek Gue menelan cemilannya sambil sesekali tatapannya yang bikin hati Gue lumer hehehehe

“kamu kapan libur panjang?” Tanya cewek Gue

“pas mau lebaran kayaknya yang… emang kamu udah tau jatah liburnya?” jawab Gue

“belum sih….” Jawab cewek Gue

“eh iya say, kata bokap, beberapa hari yang lalu… tapi entah kapan ya kemarin atau kemarinnya lagi gitu… katanya bokap ngeliat mobilnya si Alex di pinggir jalan, kamu tahu gak?” Tanya cewek Gue

“ohhhh…. Itu….” Jawab Gue terbata-bata

Dan selanjutnya benar lah “badai” itu muncul….. alamat…..

mmuji1575
sormin180
joyanwoto
joyanwoto dan 4 lainnya memberi reputasi
3
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.