- Beranda
- Stories from the Heart
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
...
TS
juraganpengki
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)

Cool Cover By Agan Linbara (Thanks, Bree)..
Prolog
Setelah bangun dari ‘Mati Suri’ karena memutuskan untuk mencoba membunuh diri sendiri untuk melindungi Kitab Langit dan melenyapkan Bayu Ambar, gw kembali ke dunia nyata.. Kehidupan gw sedikit jauh berbeda, karena pengalaman ‘Mati Suri’ itu berefek langsung pada kelebihan yang gw miliki.. Gw masih sama Anggie, meski ujian atas cinta kami masih saja mendera.. Ada musuh baru, tentu saja.. Tapi ada juga sahabat baru yang muncul.. Karena ini akhir dari cerita kami berempat..
Kembalinya Anak Ibu...
Pengorbanan Pedang Jagat Samudera...
Cintai Aku Sewajarnya, Yank...
Matinya Seorang Saudara (Versi Gw/Bimo)
Berkumpul Kembali...
Keanehan Yang Mulai Muncul...
Sambutan Ketiga Saudara Ke Reinata...
Sabar???
Cukup! Tinggalin Aku Sendiri!!!
Siapa Kau???
Aku Ikutin Kemauan Kamu...
Keputusan Sepihak Yang Pahit...
Semua Beban Menjadi satu
Semua Beban Menjadi Satu (2)...
Serangkum Rindu Untuk Ayah...
Munculnya Penguasa Laut Utara...
Bertemunya Dua Penguasa...
Sebuah Kesepakatan...
Ibu Kenapa Yah???
Lu Kenapa, Ka???
Wanted Dead Or Alive.. ANTON!!!
Mo 'Perabotan' Lu Hancur Apa Tanggung Jawab???
It's The End Of Us...
Di Kerjain Ibu...
Ridho!!!
Kelewatan!!!
Munculnya Dua Penjaga Gerbang Kerajaan Laut...
Dewi Arum Kesuma VS Dewi Ayu Anjani
Datangnya Sosok Seorang Pemisah Dan Shock Therapy Buat Gw...
Kerajaan Jin...
Terkuaknya Semua Jawaban...
Maafin Gw, Bree...
Pengakuan Suluh...
Akhirnya Boleh Gondrong...
Pernikahan Kak Silvi Yang Seharusnya Membuat Gw Bahagia...
Pernikahan Kak Silvi Yang seharusnya Membuat Gw Bahagia (2)...
Tunggu Pembalasan Gw!!!...
Ni Mas Linduri dan Banas Ireng...
Dua Sosok Penyelamat Misterius...
Ada Apa Sama Ridho?...
Kesalahan Fatal...
Kembalinya Jin Penjaga Ridho dan Suluh...
Akibat Terlalu Ikut Campur...
Setiap Perbuatan Akan Mendapat Balasan...
Munculnya Viny Dan Sebuah Tantangan Bertarung...
Manusia Cabul...
Suara Penolong Misterius...
Bertemunya Kembali Sepasang Kekasih...
Terkuaknya Kebenaran...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar (2)...
Jaket Dan Celana Jeans Robek Serta Sweater Hitam Kumal...
She's My True Love...
Dilema...
Pertengkaran Dengan Ibu...
Rambe Lantak...
Gendewa Panah Pramesti...
Akan Ku Balaskan Dendam Mu, Arum Kesuma!!!
Yang Hilang dan Yang Kembali...
Jawaban Ayu...
Mati Gw!!!
Aku Makin Sayang...
Nasihat Om Hendra...
Jera Mencuri...
Ajian Segoro Geni...
Pilihan Sulit...
Keputusasaan Anggie...
Kabar Baik dari Ridho dan Suluh...
Perjalanan Menuju Pembalasan Dendam...
Rawa Rontek...
Rawa Rontek 2 (Terbayarnya Dendam)...
Kedatangan Pak Sugi...
Orang Titipan...
Hukuman Paling Berat...
Tidurlah Di Pangkuan Ku...
Menjajal Kesaktian...
Menjajal Kesaktian (2)...
Pengakuan Mengejutkan Babeh Misar...
Pengajaran Ilmu Silat Betawi...
Di Kepret Babeh Misar Lagi...
Tasya...
Naga Caglak dan Bajing Item...
Misteri Sebuah Dendam...
Kekuatan Sejati Kitab Langit Bagian Matahari...
Perpisahan...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera (2)...
Kembalinya Ibu...
Empat Bayangan Hitam...
Siapa Ni Mas Laras Rangkuti???
Dendam Seorang Sahabat...
Ini Keputusan Yang Harus Gw Ambil...
Semua Pengorbanan Ini Demi Ibu...
Rapuh...
Kabar Mengejutkan Sekar dan Sebuah Restu...
Siasat Braja Krama...
Munculnya Kitab Langit...
Si Pembuka Kitab langit dan Sosok Asli Pak Sugi...
Rencana Yang Matang...
Lamaran Pribadi...
Keingintahuan Anggie...
Perubahan Rencana...
Hampir Terjebak...
Kekecewaan Sekar...
Dua Syarat Reinata...
Aku Harap Kamu dan Anggie Bahagia, Mam...
Rahasia Sepasang Suami Isteri...
Menitipkan Amanah...
Berkumpulnya Para Pembela Kitab Langit...
Siasat Ki Purwagalih...
Raja Jin Raja Muslihat (Nyesek, Bree)...
Pertukaran Tawanan...
Perang Gaib PunTak Terelakkan...
Sang Penyelamat Dari Utara...
Pertempuran Awal Dua Penguasa Kerajaan Gaib...
Bertekuk Lututnya Sekutu Braja Krama...
Pertarungan Dua Putera (Gugurnya Satu Sahabat Gaib)...
Krama Raja...
Braja Krama Versus Krama Raja...
Raja Licik...
Aku Lah Sang Pembuka...
Siasat Krama Raja dan Bayu Ambar...
Terbukanya Semua Ilmu Terlarang...
Sebuah Pengecualian...
Sri Baduga Maharaja...
Hilangnya Sebuah Pengecualian...
Hilangnya Sebuah Pengecualian (2)...
Sebuah Pengorbanan...
Pahlawan...
Sumpah...
Ilmu Pamungkas yang Terlarang...
Kabar Yang Mengejutkan...
Pulang...
Pulang (2)...
Sedikit Kisah Rio Sebelum Kisah Ini Tamat...
Terhalang Sumpah...
Bantuan Sahabat Baik...
Bachelor Party...
Keturunan Lain Sang Prabu...
Pembalasan Dendam Singgih...
Sepenggal Kisah Nyi Mas Roro Suwastri...
Tawaran Yang Mengejutkan...
Lawan Atau Kawan???
Terkuaknya Silsilah...
Sebuah Kebenaran...
Sebuah Kebenaran (2)...
Bertemunya Dua Keturunan Sang Prabu...
Pertempuran Dua Hati...
Cinta Pertama VS Cinta Terakhir Jagat Tirta...
Pengakuan Bayu Barata...
Ki Larang dan Nyi Mas Galuh Pandita???
Prana Kusuma...
Kau Benar Keturunan Kami, Ngger...
Our Big Day...
Insiden...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga (2)...
Dua Tamu Istimewa...
Semua Karena Cinta...
Keputusan Sekar Kencana...
Kena Gampar...
Bonyok!!!
RIBET!!!
Berdamai...
Keponakan Baru...
Malam Pertama dan Tiga Keanehan...
Ajian Warisan Para Leluhur (The Last Part/End Of All Chapters)
SIDE STORIES
Keturunan Yang Tersesat...
Keturunan Yang Tersesat (2)...

Cool Cover By Agan Linbara (Thanks, Bree)..
Prolog
Setelah bangun dari ‘Mati Suri’ karena memutuskan untuk mencoba membunuh diri sendiri untuk melindungi Kitab Langit dan melenyapkan Bayu Ambar, gw kembali ke dunia nyata.. Kehidupan gw sedikit jauh berbeda, karena pengalaman ‘Mati Suri’ itu berefek langsung pada kelebihan yang gw miliki.. Gw masih sama Anggie, meski ujian atas cinta kami masih saja mendera.. Ada musuh baru, tentu saja.. Tapi ada juga sahabat baru yang muncul.. Karena ini akhir dari cerita kami berempat..
Kembalinya Anak Ibu...
Pengorbanan Pedang Jagat Samudera...
Cintai Aku Sewajarnya, Yank...
Matinya Seorang Saudara (Versi Gw/Bimo)
Berkumpul Kembali...
Keanehan Yang Mulai Muncul...
Sambutan Ketiga Saudara Ke Reinata...
Sabar???
Cukup! Tinggalin Aku Sendiri!!!
Siapa Kau???
Aku Ikutin Kemauan Kamu...
Keputusan Sepihak Yang Pahit...
Semua Beban Menjadi satu
Semua Beban Menjadi Satu (2)...
Serangkum Rindu Untuk Ayah...
Munculnya Penguasa Laut Utara...
Bertemunya Dua Penguasa...
Sebuah Kesepakatan...
Ibu Kenapa Yah???
Lu Kenapa, Ka???
Wanted Dead Or Alive.. ANTON!!!
Mo 'Perabotan' Lu Hancur Apa Tanggung Jawab???
It's The End Of Us...
Di Kerjain Ibu...
Ridho!!!
Kelewatan!!!
Munculnya Dua Penjaga Gerbang Kerajaan Laut...
Dewi Arum Kesuma VS Dewi Ayu Anjani
Datangnya Sosok Seorang Pemisah Dan Shock Therapy Buat Gw...
Kerajaan Jin...
Terkuaknya Semua Jawaban...
Maafin Gw, Bree...
Pengakuan Suluh...
Akhirnya Boleh Gondrong...
Pernikahan Kak Silvi Yang Seharusnya Membuat Gw Bahagia...
Pernikahan Kak Silvi Yang seharusnya Membuat Gw Bahagia (2)...
Tunggu Pembalasan Gw!!!...
Ni Mas Linduri dan Banas Ireng...
Dua Sosok Penyelamat Misterius...
Ada Apa Sama Ridho?...
Kesalahan Fatal...
Kembalinya Jin Penjaga Ridho dan Suluh...
Akibat Terlalu Ikut Campur...
Setiap Perbuatan Akan Mendapat Balasan...
Munculnya Viny Dan Sebuah Tantangan Bertarung...
Manusia Cabul...
Suara Penolong Misterius...
Bertemunya Kembali Sepasang Kekasih...
Terkuaknya Kebenaran...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar (2)...
Jaket Dan Celana Jeans Robek Serta Sweater Hitam Kumal...
She's My True Love...
Dilema...
Pertengkaran Dengan Ibu...
Rambe Lantak...
Gendewa Panah Pramesti...
Akan Ku Balaskan Dendam Mu, Arum Kesuma!!!
Yang Hilang dan Yang Kembali...
Jawaban Ayu...
Mati Gw!!!
Aku Makin Sayang...
Nasihat Om Hendra...
Jera Mencuri...
Ajian Segoro Geni...
Pilihan Sulit...
Keputusasaan Anggie...
Kabar Baik dari Ridho dan Suluh...
Perjalanan Menuju Pembalasan Dendam...
Rawa Rontek...
Rawa Rontek 2 (Terbayarnya Dendam)...
Kedatangan Pak Sugi...
Orang Titipan...
Hukuman Paling Berat...
Tidurlah Di Pangkuan Ku...
Menjajal Kesaktian...
Menjajal Kesaktian (2)...
Pengakuan Mengejutkan Babeh Misar...
Pengajaran Ilmu Silat Betawi...
Di Kepret Babeh Misar Lagi...
Tasya...
Naga Caglak dan Bajing Item...
Misteri Sebuah Dendam...
Kekuatan Sejati Kitab Langit Bagian Matahari...
Perpisahan...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera (2)...
Kembalinya Ibu...
Empat Bayangan Hitam...
Siapa Ni Mas Laras Rangkuti???
Dendam Seorang Sahabat...
Ini Keputusan Yang Harus Gw Ambil...
Semua Pengorbanan Ini Demi Ibu...
Rapuh...
Kabar Mengejutkan Sekar dan Sebuah Restu...
Siasat Braja Krama...
Munculnya Kitab Langit...
Si Pembuka Kitab langit dan Sosok Asli Pak Sugi...
Rencana Yang Matang...
Lamaran Pribadi...
Keingintahuan Anggie...
Perubahan Rencana...
Hampir Terjebak...
Kekecewaan Sekar...
Dua Syarat Reinata...
Aku Harap Kamu dan Anggie Bahagia, Mam...
Rahasia Sepasang Suami Isteri...
Menitipkan Amanah...
Berkumpulnya Para Pembela Kitab Langit...
Siasat Ki Purwagalih...
Raja Jin Raja Muslihat (Nyesek, Bree)...
Pertukaran Tawanan...
Perang Gaib PunTak Terelakkan...
Sang Penyelamat Dari Utara...
Pertempuran Awal Dua Penguasa Kerajaan Gaib...
Bertekuk Lututnya Sekutu Braja Krama...
Pertarungan Dua Putera (Gugurnya Satu Sahabat Gaib)...
Krama Raja...
Braja Krama Versus Krama Raja...
Raja Licik...
Aku Lah Sang Pembuka...
Siasat Krama Raja dan Bayu Ambar...
Terbukanya Semua Ilmu Terlarang...
Sebuah Pengecualian...
Sri Baduga Maharaja...
Hilangnya Sebuah Pengecualian...
Hilangnya Sebuah Pengecualian (2)...
Sebuah Pengorbanan...
Pahlawan...
Sumpah...
Ilmu Pamungkas yang Terlarang...
Kabar Yang Mengejutkan...
Pulang...
Pulang (2)...
Sedikit Kisah Rio Sebelum Kisah Ini Tamat...
Terhalang Sumpah...
Bantuan Sahabat Baik...
Bachelor Party...
Keturunan Lain Sang Prabu...
Pembalasan Dendam Singgih...
Sepenggal Kisah Nyi Mas Roro Suwastri...
Tawaran Yang Mengejutkan...
Lawan Atau Kawan???
Terkuaknya Silsilah...
Sebuah Kebenaran...
Sebuah Kebenaran (2)...
Bertemunya Dua Keturunan Sang Prabu...
Pertempuran Dua Hati...
Cinta Pertama VS Cinta Terakhir Jagat Tirta...
Pengakuan Bayu Barata...
Ki Larang dan Nyi Mas Galuh Pandita???
Prana Kusuma...
Kau Benar Keturunan Kami, Ngger...
Our Big Day...
Insiden...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga (2)...
Dua Tamu Istimewa...
Semua Karena Cinta...
Keputusan Sekar Kencana...
Kena Gampar...
Bonyok!!!
RIBET!!!
Berdamai...
Keponakan Baru...
Malam Pertama dan Tiga Keanehan...
Ajian Warisan Para Leluhur (The Last Part/End Of All Chapters)
SIDE STORIES
Keturunan Yang Tersesat...
Keturunan Yang Tersesat (2)...
Diubah oleh juraganpengki 15-07-2018 20:23
iskrim dan 132 lainnya memberi reputasi
127
2.1M
8K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
juraganpengki
#702
Wanted Dead Or Alive... ANTON!!!
Selepas kepulangan Ka Silvi yang sempat menemui Ibu, sekaligus untuk menjemputnya dan Ayu, gw kembali ke kamar.. Disana gw sempat memikirkan dengan siapa kira-kira gw akan berangkat guna memenuhi janji ke Ka Silvi untuk mencari keberadaan kekasihnya, Anton..
Gw tidak mungkin mengajak Ridho atau Bimo, karena hubungan persaudaraan kami sudah gw anggap putus.. Mengajak Rio pun tidak mungkin juga, karena permintaan Ka Silvi tadi pagi.. Jika gw mengajak kawan gw yang lain, gw khawatir akan ada perkelahian yang terpaksa membuat gw mengeluarkan kelebihan yang selama ini sengaja gw sembunyikan..
Tiba-tiba, gw teringat akan sosok Arya.. Tanpa pikir panjang, gw langsung berniat mengirimkan pesan WA ke nomer nya.. Tapi, mendadak ketikan gw di layar Hp terhenti saat mengingat kisah lampau, dimana gw termasuk salah satu orang yang membuat Ayahnya Arya harus menerima hukuman di Penjara Kerajaan Laut Utara, akibat mencuri Batu Giok pusaka kerajaan gaib tersebut..
“Apa iya Arya mau bantuin gw yah? Tanya gw pada diri sendiri sambil menekuk dua alis..
“Aah, gw coba WA aja dulu deh.. Kalo balasannya positif, artinya Arya ga dendam sama gw.. Tapi kalo sebaliknya, gw jadi cukup tahu kek apa ternyata si Arya itu” Ucap gw kembali tertuju ke diri sendiri..
Perlahan, Ibu jari kanan gw mulai mengetik pesan sapaan sebagai kalimat pembuka.. Lalu segera gw kirimkan ke nomer Arya.. Beberapa saat gw terdiam menunggu dua tanda centang di pesan WA berganti warna hitamnya..
Yes! Gw tersenyum begitu dua tanda centang sudah berganti warna menjadi biru.. Sebuah sapaan hangat yang menanyakan kabar gw terkirim sebagai pesan balasan dari Arya.. Hati gw seketika menjadi lega, mengetahui Arya ternyata bukan seperti oarang yang gw takutkan akan mendendam..
Ba’da Maghrib, gw janjian untuk menjemput Arya sedikit jauh dari rumahnya.. Disana, di bawah sebuah pohon beringin besar di tepi jalan cukup sepi, gw melihat dua sosok yang sudah sangat gw kenal sebelumnya, Arya dan Lembu Rukmo..
“Sorry, agak macet tadi Ar” Kata gw ke Arya yang sudah duduk di kursi sebelah kiri..
Sesaat, gw melirik ke arah Jin Penjaga Arya yang bernama Lembu Rukmo.. Sosok Jin dengan wujud setengah manusia tinggi besar penuh otot kekar dengan kepala lembu itu, terlihat mendenguskan nafas panas nya dari dua lubang hidung besarnya..
“Kalo lima menit lagi lu ga sampe, gw mo balik lagi ke rumah, Mam.. Tapi kata Jin gw bentar lagi lu juga dateng, jadi yaa gw paksain nunggu deh” Jawab Arya sambil mengeluarkan sebatang rokok dari kantung jaket jeans nya..
Gw segera mematikan AC dan membuka kaca jendela sebelum menjalankan mobil peninggalan Ayah.. Suasana di dalam mobil yang sudah melaju, terasa sedikit kaku.. Gw yang bingung ingin memulai pembicaraan dengan Arya, hanya terdiam dan terus fokus ke jalan yang masih cukup ramai.. Dilain pihak, Arya sendiri nampak sama diam dan menikmati tiap hembusan rokok nya..
Pandangan mata gw melihat sosok Lembu Rukmo ternyata ikut naik juga ke dalam mobil dan duduk di kursi belakang dengan posisi tegap.. Gw sempat tersenyum melihat sosok Jin Penjaga nya Arya itu hanya terlihat badan tegapnya saja, sementara kepala lembu nya menembus atap mobil.. Tiba-tiba, gw sempat heran melihat Arya menyalakan sebatang rokok lagi lalu disodorkan nya ke arah gw..
“Lu kaku kalo ga ngerokok, Mam” Kata Arya sambil tersenyum..
Gw sempat menatap wajahnya yang ramah, lalu ikut tersenyum dan mengambil rokok yang sudah menyala dari tangannya..
“Gw minta maaf soal bokap lu ya, Ar.. Asli, gw...”
“Udah, Mam! Lu bilang mo minta anter nyari orang, kenapa malah bahas bokap gw” Sambar Arya yang sekaligus membuat gw langsung tidak enak hati..
“Oke.. Oke.. Sorry, Ar..” Jawab gw yang dilanjutkan dengan menghisap dalam-dalam sebatang rokok di selipan jari telunjuk dan jari tengah tangan kiri gw..
Karena merasa tidak enak, gw mencoba mengalihkan pembicaraan ke topik sebenarnya.. Gw mulai menceritakan siapa yang sedang gw cari dan apa yang menyebabkan gw sampai meminta bantuan Arya.. Gw juga sempat mengeluarkan Hp, membuka galeri dan menunjukkan foto Anton ke Arya..
“Dari muka nya udah keliatan banget nih orang Penjahat Kelamin juga kek lu, Mam” Gurau Arya yang membuat gw membalasnya dengan makian lucu..
Beberapa saat, kami berdua tertawa terbahak-bahak dan mulai menebak kira-kira dari mana gerangan akan kami mulai datangi tempat biasa Anton nongkrong.. Ka Silvi sempat menyebutkan empat tongkrongan di sekitar Depok.. Dari kawasan GDC atau Kota Kembang sampai Jalan Juanda yang dahulu sempat dihebohkan dangan kasus pembegalan ranmor.. Gw dan Arya beberapa kali beradu argumen untuk memilih tempat pertama yang akan kami datangi.. Hingga..
“Biarkan aku yang mencari pemuda itu..” Sambar Lembu Rukmo dengan suara berat dan membuat gw dan Arya saling pandang selama beberapa saat..
“Bukan dari tadi, Ar.. Lu kasih liet foto nya ke Jin Penjaga lu deh” Ucap gw sambil terus fokus ke depan jalan..
Arya terdengar meminta Lembu Rukmo untuk mengecilkan tubuhnya, agar dapat melihat foto Anton lebih mudah dari layar Hp gw.. Kedua mata gw melihat sosok Lembu Rukmo mulai memejamkan kedua mata nya yang besar dari kaca spion tengah yang berada tepat di atas kepala gw..
“Orang yang kalian cari ada di tempat dengan jembatan besar dan sungai kotor yang mengalir cukup deras dibawahnya” Ucap Lembu Rukmo dengan masih melipat kedua tangannya di depan dada..
“Kota Kembang” Sahut gw bersamaan dengan Arya..
Tanpa pikir panjang, gw langsung melajukan kendaraan yang kami naiki sedikit cepat.. Tapi sayang nya, beberapa titik kemacetan sempat kami temui.. Hal ini membuat kedatangan gw dan Arya tidak sesuai prediksi, yakni setengah jam lebih lambat..
Beberapa gerombolan anak muda yang sedang asyik nongkrong baik itu dipinggir jalan atau di kafe kecil, kami lewati.. Pandangan gw sesekali melirik ke arah samping kanan, mencoba mencari sosok Anton yang bisa jadi ada di salah satu tongkrongan itu..
“Di dalam rumah bercat biru di ujung jalan, pemuda yang kalian cari sedang bersama empat pemuda lain” Kata Lembu Rukmo lagi memberi petunjuk..
Gw mengangguk dan menambah sedikit kecepatan mobil peninggalan Ayah.. Sekitar sepeuluh menit kami melaju di dalam mobil, sosok Lembu Rukmo menunjuk ke sebelah kanan.. Tepatnya ke sebuah rumah bertingkat dua dengan cat berwarna biru..
Tanpa pikir panjang, gw memarkirkan mobil di seberang jalan dan mengamati keadaan rumah itu.. Pandangan mata gw yang memang sudah terisi Ajian pemberian Raden Dwipa, langsung menembus pandang ke dalam rumah..
Gw lihat di lantai pertama ada empat kamar yang tidak terlihat satupun orang didalamnya.. Segera gw menaikkan kepala dan memandang ke arah lantai kedua.. Disana nampak ada tiga kamar, tapi hanya satu kamar yang berisi lima orang.. Seketika sebuah senyuman jahat tersungging dari wajah gw, begitu melihat sosok yang sedang gw buru ada diantara mereka..
Namun, mata gw langsung membesar mana kala melihat kelima orang tersebut ternyata sedang mengkonsumsi narkoba.. Yup! Mereka sedang menghisap benda haram perusak moral anak bangsa dengan jenis sabu-sabu.. Gigi gw terdengar bergemeratak karena geram melihat kelakuan Anton bersama teman-temannya..
“Gimana, Mam.. Ada didalam tuh rumah ga orangnya?” Tanya Arya yang membuat gw langsung menoleh ke arahnya, lalu mengangguk sebagai jawaban Iya..
“Ada, Ar.. Dia lagi ‘goreng’ sama temen-temennya” Jawab gw sambil membuka pintu mobil..
“Ikut gw, Ar.. Kita bikin mereka semua kapok nih malem” Ajak gw ke Arya dan dibalas dengan angguka kepala nya..
Setelah turun, kami berdua mulai berjalan menyeberang dan terus melangkahkan kaki ke rumah biru yang kami tuju.. Sementara, Lembu Rukmo terlihat melesat melayang ke arah balkon di lantai dua, rumah tersebut..
Gw sempat melihat ada tanda peringatan yang terpampang di depan gerbang besar rumah itu.. Tanda tersebut menandakan bahwa ada seekor anjing galak di dalamnya.. Pandangan gw langsung menembus ke bagian dalam gerbang dan benar melihat seekor anjing jenis bulldog berwarna hitam sedang menatap nanar ke arah atas.. Persisnya ke arah Lembu Rukmo..
“Ada bulldog di dalem, Ar.. Gw masuk duluan buat lumpuhin tuh anjing ya” Ucap gw ke arah Arya..
Setelah mendapat jawaban anggukan kepala darinya, gw langsung menggunakan Ilmu Meringankan Tubuh dan melompati gerbang setinggi hampir tiga meter itu..
“GUK.. GUK!!” Anjing bulldog hitam terdengar langsung menyalak dua kali kearah gw yang mendarat dua tombak dari nya..
Dengan cepat gw maju ke arah hewan tersebut dan menatap nanar menembus kedua matanya yang mencorong.. Satu kali suara gonggongan anjing itu kembali terdengar namun sudah jauh lebih pelan, seiring sosok hitamnya yang mulai merebahkan diri di atas tanah berumput..
“Lu tenang disini, Jing! Urusan gw bukan sama lu, tapi sama anjing laiin yang ada di atas”Ucap gw dengan setengah berbisik ke arah bulldog..
Sosok hewan berkulit hitam dengan lidah dibasahi air liur itu nampak mengelengkan kepalanya beberapa kali.. Gw segera menjauh karena khawatir terkena air liur nya.. Tak berapa lama, Arya juga mendarat di sebelah gw dan menatap nanar ke arah bulldog penjaga rumah..
“Kita langsung lompat ke lantai dua, Ar.. Lu bisa kan?” Ucap gw dengan suara pelan..
“Gw emang pernah kalah sekali lawan lu, Mam.. Tapi bukan berarti lu bisa remehin gw.. Kalo cuma lompat 20 sampe 30 meter ke atas sih gw sanggup lah” Jawab Arya yang membuat gw langsung tersenyum..
Dengan langkah kaki perlahan, gw mulai mendekati bagian teras rumah bercat biru itu.. Pandangan mata gw sempat melihat Lembu Rukmo melayang-layang diatas pagar pembatas lantai dua..
“Mam, tunggu!! Ada CCTV” Ucapan Arya seketika membuat gw langsung bersembunyi di balik pohon pucuk merah yang tumbuh cukup tinggi dan berdaun lebat di halaman rumah..
“Minta Jin lu buat lumpuhin semua CCTV di sini, Ar” Pinta gw ke Arya yang di balas dengan tatapan bingungnya..
“Gw pernah minta Jin Penjaga gw ngelakuin hal sama dulu.. Jin lu juga pasti bisa koq” Kata gw sebelum Arya menanyakan apa yang membuatnya mengerutkan dahi..
Dengan kedua mata sesekali masih melirik gw, Arya mulai memanggil Lembu Rukmo yang langsung melesat turun dan melayang di hadapannya.. Untuk beberapa saat, mereka berdua nampak saling berkomunikasi.. Sesekali, Arya menunjuk ke arah beberapa benda yang bisa merekam dan menjadi bukti akan keberadaan kami.. Lembu Rukmo sempat mengangguk paham dan mulai melesat ke arah CCTV pertama yang ada di sudut atas sebelah kanan rumah..
“86, Mam” Gurau Arya sambil mengacungkan dua tangan dengan dua jari telunjuk yang merapat layaknya sebuah pistol..
“Berasa kek Plokis kita, Ar” Timpal gw seraya melangkahkan kedua kaki secara perlahan..
Arya sendiri tertawa keras tapi langsung menutup mulutnya begitu gw memberi kode untuk diam.. Setelah berada persis di bawah balkon lantai dua, gw sempat menoleh ke arah Lembu Rukmo yang sudah kembali ke samping Arya..
“Gw duluan!” Ucap gw yang sudah siap dengan Ajian Meringankan Tubuh, lalu melompat ke lantai dua..
Selepas kepulangan Ka Silvi yang sempat menemui Ibu, sekaligus untuk menjemputnya dan Ayu, gw kembali ke kamar.. Disana gw sempat memikirkan dengan siapa kira-kira gw akan berangkat guna memenuhi janji ke Ka Silvi untuk mencari keberadaan kekasihnya, Anton..
Gw tidak mungkin mengajak Ridho atau Bimo, karena hubungan persaudaraan kami sudah gw anggap putus.. Mengajak Rio pun tidak mungkin juga, karena permintaan Ka Silvi tadi pagi.. Jika gw mengajak kawan gw yang lain, gw khawatir akan ada perkelahian yang terpaksa membuat gw mengeluarkan kelebihan yang selama ini sengaja gw sembunyikan..
Tiba-tiba, gw teringat akan sosok Arya.. Tanpa pikir panjang, gw langsung berniat mengirimkan pesan WA ke nomer nya.. Tapi, mendadak ketikan gw di layar Hp terhenti saat mengingat kisah lampau, dimana gw termasuk salah satu orang yang membuat Ayahnya Arya harus menerima hukuman di Penjara Kerajaan Laut Utara, akibat mencuri Batu Giok pusaka kerajaan gaib tersebut..
“Apa iya Arya mau bantuin gw yah? Tanya gw pada diri sendiri sambil menekuk dua alis..
“Aah, gw coba WA aja dulu deh.. Kalo balasannya positif, artinya Arya ga dendam sama gw.. Tapi kalo sebaliknya, gw jadi cukup tahu kek apa ternyata si Arya itu” Ucap gw kembali tertuju ke diri sendiri..
Perlahan, Ibu jari kanan gw mulai mengetik pesan sapaan sebagai kalimat pembuka.. Lalu segera gw kirimkan ke nomer Arya.. Beberapa saat gw terdiam menunggu dua tanda centang di pesan WA berganti warna hitamnya..
Yes! Gw tersenyum begitu dua tanda centang sudah berganti warna menjadi biru.. Sebuah sapaan hangat yang menanyakan kabar gw terkirim sebagai pesan balasan dari Arya.. Hati gw seketika menjadi lega, mengetahui Arya ternyata bukan seperti oarang yang gw takutkan akan mendendam..
Ba’da Maghrib, gw janjian untuk menjemput Arya sedikit jauh dari rumahnya.. Disana, di bawah sebuah pohon beringin besar di tepi jalan cukup sepi, gw melihat dua sosok yang sudah sangat gw kenal sebelumnya, Arya dan Lembu Rukmo..
“Sorry, agak macet tadi Ar” Kata gw ke Arya yang sudah duduk di kursi sebelah kiri..
Sesaat, gw melirik ke arah Jin Penjaga Arya yang bernama Lembu Rukmo.. Sosok Jin dengan wujud setengah manusia tinggi besar penuh otot kekar dengan kepala lembu itu, terlihat mendenguskan nafas panas nya dari dua lubang hidung besarnya..
“Kalo lima menit lagi lu ga sampe, gw mo balik lagi ke rumah, Mam.. Tapi kata Jin gw bentar lagi lu juga dateng, jadi yaa gw paksain nunggu deh” Jawab Arya sambil mengeluarkan sebatang rokok dari kantung jaket jeans nya..
Gw segera mematikan AC dan membuka kaca jendela sebelum menjalankan mobil peninggalan Ayah.. Suasana di dalam mobil yang sudah melaju, terasa sedikit kaku.. Gw yang bingung ingin memulai pembicaraan dengan Arya, hanya terdiam dan terus fokus ke jalan yang masih cukup ramai.. Dilain pihak, Arya sendiri nampak sama diam dan menikmati tiap hembusan rokok nya..
Pandangan mata gw melihat sosok Lembu Rukmo ternyata ikut naik juga ke dalam mobil dan duduk di kursi belakang dengan posisi tegap.. Gw sempat tersenyum melihat sosok Jin Penjaga nya Arya itu hanya terlihat badan tegapnya saja, sementara kepala lembu nya menembus atap mobil.. Tiba-tiba, gw sempat heran melihat Arya menyalakan sebatang rokok lagi lalu disodorkan nya ke arah gw..
“Lu kaku kalo ga ngerokok, Mam” Kata Arya sambil tersenyum..
Gw sempat menatap wajahnya yang ramah, lalu ikut tersenyum dan mengambil rokok yang sudah menyala dari tangannya..
“Gw minta maaf soal bokap lu ya, Ar.. Asli, gw...”
“Udah, Mam! Lu bilang mo minta anter nyari orang, kenapa malah bahas bokap gw” Sambar Arya yang sekaligus membuat gw langsung tidak enak hati..
“Oke.. Oke.. Sorry, Ar..” Jawab gw yang dilanjutkan dengan menghisap dalam-dalam sebatang rokok di selipan jari telunjuk dan jari tengah tangan kiri gw..
Karena merasa tidak enak, gw mencoba mengalihkan pembicaraan ke topik sebenarnya.. Gw mulai menceritakan siapa yang sedang gw cari dan apa yang menyebabkan gw sampai meminta bantuan Arya.. Gw juga sempat mengeluarkan Hp, membuka galeri dan menunjukkan foto Anton ke Arya..
“Dari muka nya udah keliatan banget nih orang Penjahat Kelamin juga kek lu, Mam” Gurau Arya yang membuat gw membalasnya dengan makian lucu..
Beberapa saat, kami berdua tertawa terbahak-bahak dan mulai menebak kira-kira dari mana gerangan akan kami mulai datangi tempat biasa Anton nongkrong.. Ka Silvi sempat menyebutkan empat tongkrongan di sekitar Depok.. Dari kawasan GDC atau Kota Kembang sampai Jalan Juanda yang dahulu sempat dihebohkan dangan kasus pembegalan ranmor.. Gw dan Arya beberapa kali beradu argumen untuk memilih tempat pertama yang akan kami datangi.. Hingga..
“Biarkan aku yang mencari pemuda itu..” Sambar Lembu Rukmo dengan suara berat dan membuat gw dan Arya saling pandang selama beberapa saat..
“Bukan dari tadi, Ar.. Lu kasih liet foto nya ke Jin Penjaga lu deh” Ucap gw sambil terus fokus ke depan jalan..
Arya terdengar meminta Lembu Rukmo untuk mengecilkan tubuhnya, agar dapat melihat foto Anton lebih mudah dari layar Hp gw.. Kedua mata gw melihat sosok Lembu Rukmo mulai memejamkan kedua mata nya yang besar dari kaca spion tengah yang berada tepat di atas kepala gw..
“Orang yang kalian cari ada di tempat dengan jembatan besar dan sungai kotor yang mengalir cukup deras dibawahnya” Ucap Lembu Rukmo dengan masih melipat kedua tangannya di depan dada..
“Kota Kembang” Sahut gw bersamaan dengan Arya..
Tanpa pikir panjang, gw langsung melajukan kendaraan yang kami naiki sedikit cepat.. Tapi sayang nya, beberapa titik kemacetan sempat kami temui.. Hal ini membuat kedatangan gw dan Arya tidak sesuai prediksi, yakni setengah jam lebih lambat..
Beberapa gerombolan anak muda yang sedang asyik nongkrong baik itu dipinggir jalan atau di kafe kecil, kami lewati.. Pandangan gw sesekali melirik ke arah samping kanan, mencoba mencari sosok Anton yang bisa jadi ada di salah satu tongkrongan itu..
“Di dalam rumah bercat biru di ujung jalan, pemuda yang kalian cari sedang bersama empat pemuda lain” Kata Lembu Rukmo lagi memberi petunjuk..
Gw mengangguk dan menambah sedikit kecepatan mobil peninggalan Ayah.. Sekitar sepeuluh menit kami melaju di dalam mobil, sosok Lembu Rukmo menunjuk ke sebelah kanan.. Tepatnya ke sebuah rumah bertingkat dua dengan cat berwarna biru..
Tanpa pikir panjang, gw memarkirkan mobil di seberang jalan dan mengamati keadaan rumah itu.. Pandangan mata gw yang memang sudah terisi Ajian pemberian Raden Dwipa, langsung menembus pandang ke dalam rumah..
Gw lihat di lantai pertama ada empat kamar yang tidak terlihat satupun orang didalamnya.. Segera gw menaikkan kepala dan memandang ke arah lantai kedua.. Disana nampak ada tiga kamar, tapi hanya satu kamar yang berisi lima orang.. Seketika sebuah senyuman jahat tersungging dari wajah gw, begitu melihat sosok yang sedang gw buru ada diantara mereka..
Namun, mata gw langsung membesar mana kala melihat kelima orang tersebut ternyata sedang mengkonsumsi narkoba.. Yup! Mereka sedang menghisap benda haram perusak moral anak bangsa dengan jenis sabu-sabu.. Gigi gw terdengar bergemeratak karena geram melihat kelakuan Anton bersama teman-temannya..
“Gimana, Mam.. Ada didalam tuh rumah ga orangnya?” Tanya Arya yang membuat gw langsung menoleh ke arahnya, lalu mengangguk sebagai jawaban Iya..
“Ada, Ar.. Dia lagi ‘goreng’ sama temen-temennya” Jawab gw sambil membuka pintu mobil..
“Ikut gw, Ar.. Kita bikin mereka semua kapok nih malem” Ajak gw ke Arya dan dibalas dengan angguka kepala nya..
Setelah turun, kami berdua mulai berjalan menyeberang dan terus melangkahkan kaki ke rumah biru yang kami tuju.. Sementara, Lembu Rukmo terlihat melesat melayang ke arah balkon di lantai dua, rumah tersebut..
Gw sempat melihat ada tanda peringatan yang terpampang di depan gerbang besar rumah itu.. Tanda tersebut menandakan bahwa ada seekor anjing galak di dalamnya.. Pandangan gw langsung menembus ke bagian dalam gerbang dan benar melihat seekor anjing jenis bulldog berwarna hitam sedang menatap nanar ke arah atas.. Persisnya ke arah Lembu Rukmo..
“Ada bulldog di dalem, Ar.. Gw masuk duluan buat lumpuhin tuh anjing ya” Ucap gw ke arah Arya..
Setelah mendapat jawaban anggukan kepala darinya, gw langsung menggunakan Ilmu Meringankan Tubuh dan melompati gerbang setinggi hampir tiga meter itu..
“GUK.. GUK!!” Anjing bulldog hitam terdengar langsung menyalak dua kali kearah gw yang mendarat dua tombak dari nya..
Dengan cepat gw maju ke arah hewan tersebut dan menatap nanar menembus kedua matanya yang mencorong.. Satu kali suara gonggongan anjing itu kembali terdengar namun sudah jauh lebih pelan, seiring sosok hitamnya yang mulai merebahkan diri di atas tanah berumput..
“Lu tenang disini, Jing! Urusan gw bukan sama lu, tapi sama anjing laiin yang ada di atas”Ucap gw dengan setengah berbisik ke arah bulldog..
Sosok hewan berkulit hitam dengan lidah dibasahi air liur itu nampak mengelengkan kepalanya beberapa kali.. Gw segera menjauh karena khawatir terkena air liur nya.. Tak berapa lama, Arya juga mendarat di sebelah gw dan menatap nanar ke arah bulldog penjaga rumah..
“Kita langsung lompat ke lantai dua, Ar.. Lu bisa kan?” Ucap gw dengan suara pelan..
“Gw emang pernah kalah sekali lawan lu, Mam.. Tapi bukan berarti lu bisa remehin gw.. Kalo cuma lompat 20 sampe 30 meter ke atas sih gw sanggup lah” Jawab Arya yang membuat gw langsung tersenyum..
Dengan langkah kaki perlahan, gw mulai mendekati bagian teras rumah bercat biru itu.. Pandangan mata gw sempat melihat Lembu Rukmo melayang-layang diatas pagar pembatas lantai dua..
“Mam, tunggu!! Ada CCTV” Ucapan Arya seketika membuat gw langsung bersembunyi di balik pohon pucuk merah yang tumbuh cukup tinggi dan berdaun lebat di halaman rumah..
“Minta Jin lu buat lumpuhin semua CCTV di sini, Ar” Pinta gw ke Arya yang di balas dengan tatapan bingungnya..
“Gw pernah minta Jin Penjaga gw ngelakuin hal sama dulu.. Jin lu juga pasti bisa koq” Kata gw sebelum Arya menanyakan apa yang membuatnya mengerutkan dahi..
Dengan kedua mata sesekali masih melirik gw, Arya mulai memanggil Lembu Rukmo yang langsung melesat turun dan melayang di hadapannya.. Untuk beberapa saat, mereka berdua nampak saling berkomunikasi.. Sesekali, Arya menunjuk ke arah beberapa benda yang bisa merekam dan menjadi bukti akan keberadaan kami.. Lembu Rukmo sempat mengangguk paham dan mulai melesat ke arah CCTV pertama yang ada di sudut atas sebelah kanan rumah..
“86, Mam” Gurau Arya sambil mengacungkan dua tangan dengan dua jari telunjuk yang merapat layaknya sebuah pistol..
“Berasa kek Plokis kita, Ar” Timpal gw seraya melangkahkan kedua kaki secara perlahan..
Arya sendiri tertawa keras tapi langsung menutup mulutnya begitu gw memberi kode untuk diam.. Setelah berada persis di bawah balkon lantai dua, gw sempat menoleh ke arah Lembu Rukmo yang sudah kembali ke samping Arya..
“Gw duluan!” Ucap gw yang sudah siap dengan Ajian Meringankan Tubuh, lalu melompat ke lantai dua..
dodolgarut134 dan 15 lainnya memberi reputasi
16