- Beranda
- Stories from the Heart
Sepenggal Kisah Olivia
...
TS
oliviariz
Sepenggal Kisah Olivia
============================================

============================================
Hai nama gw Olivia, orang-orang biasa panggil gw Oliv, atau Livie. Setelah gw baca beberapa kisah dari agan-agan kaskuser sekalian, gw pun berkeinginan untuk berbagi sedikit cerita gw di sini.
Spoiler for FAQ:
Spoiler for Prolog:
Spoiler for Index:
Polling
0 suara
Siapakah suami Olivia?
Diubah oleh oliviariz 23-10-2019 11:20
nyantaiwaelah dan 14 lainnya memberi reputasi
15
344.5K
1.7K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
oliviariz
#937
Part 43: Love me till it hurts
Quote:
Sambungan telepon pun terputus begitu saja. Ya Tuhan mama kenapa lagi. Gw masih ingat kapan terakhir asmanya kambuh, itu udah berbulan-bulan yang lalu. Gw tadi pagi ketemu mama juga masih keliatan sehat. Kenapa sekarang begini?
Batin gw terasa ga tenang. Gw masuk ke kamar dan melihat Putra masih tidur. Gw ambil tas dan barang bawaan gw. Lalu keluar diam-diam. Biarlah nanti gw kabarin dia kalo keadaan udah kondusif. Sekarang prioritas gw adalah mama.
Saat gw menuruni tangga, gw berpapasan dengan Bobby. Seperti biasa, kakak angkatan gw ini pun menyapa dengan ramah...
Quote:
Perjalanan yang hanya 15 menit pun terasa sangat lama bagi gw. Gw memasuki area rumah sakit yang terlihat menakutkan. Dari dulu gw ga suka struktur bangunan rumah sakit ini. Terlalu creepy.
Gw setengah berlari memasuki IGD. Bobby mengikuti gw di belakang. Gw mengedarkan pandangan ke sekeliling tempat ini. Padat. Banyak manusia. Gw mencari sosok Adit, dan gw menemukannya sedang duduk di tepi ranjang nomor 2 dari pojok belakang.
Quote:
Dan Adit pun memeluk gw. Gw masih terisak untuk beberapa saat dan Adit masih mencoba menenangkan gw. Setelah gw mulai tenang, gw pun teringat sesuatu. Gw membalikkan badan dan Bobby masih bengong di sana.
Quote:
Adit hanya mengangguk ketika Bobby berpamitan. Gw masih menunggu mama yang masih ditangani dokter jaga. Selama itu pula, Adit masih setia menggenggam tangan gw. Sesekali menenangkan gw dan memastikan semua bakal baik-baik aja.
Sepuluh menit kemudian mama sudah selesai mendapat perawatan. Gw tau gimana mama saat penyakit asmanya kambuh, dan di depan gw mama udah tampak lebih sehat dan normal. Gw menghapus sisa-sisa air mata gw. Dan mama tersenyum.
Quote:
Mama menyerahkan selembar resep obat yang diberikan dokter dan gw berjalan menuju apotik IGD. Setelah mendapatkan obat yg diresepkan, gw, mama, dan Adit pun balik pulang ke rumah.
Mama langsung pamit istirahat ke kamarnya. Dan di sinilah gw sekarang, duduk berhadapan dengan Adit, menunggu untuk diinterogasi.
Quote:
Dan Adit pun berlalu begitu saja tanpa menoleh lagi ke belakang. Gw semakin nelangsa. Tapi di sisi lain, inilah resiko yang harus gw ambil ketika gw memilih untuk berpacaran dengan Putra.
*****
Malamnya, Putra mengajak gw ketemuan. Gw suruh dateng ke rumah, tapi Putra maunya ketemu di kostnya. Setelah gw berpamitan sama mama gw pun pergi keluar.
Quote:
Untuk beberapa saat lamanya, gw hanya menangis terisak. Putra pergi keluar entah kemana. Gw sakit hati banget. Sakitnya tamparan di pipi gw ga sebanding dengan rasa sakit hati gw karena udah dituduh macem-macem.
Meskipun begitu, hati kecil gw juga merasa bersalah. Bersalah karena selama ini gw lah pihak yang diuntungkan dari hubungan ini. Gw lupa kapan terakhir kali Putra butuhin gw. Ada juga gw yang butuh dia terus. Gw yang sering banget ngerepotin dia.
Awalnya gw ngerasa risih dengan sikap posesif Putra. Tapi di sisi lain, gw merasa dia bener-bener cinta sama gw. Dicintai seorang lelaki yang siap melindungi gw, mampu mengisi kekosongan jiwa gw yang selama ini selalu merindukan sosok papa.
Sejenak gw ngetawain diri gw sendiri. Saat Putra menampar gw, gw bertanya-tanya “apakah seperti ini rasanya dimarahin sama orang yang beneran sayang sama kita?” Gw merasa dengan tamparan itu, Putra menunjukkan cintanya pada gw. dan lagi-lagi, perasaan ini justru membuat gw tersenyum.
Setengah jam kemudian, Putra datang kembali dan membawa bungkusan tas kresek yang gw rasa isinya makanan. Gw masih duduk sambil memeluk lutut. Putra masih diem dan beresin beberapa barang-barangnya. Gw ngantuk dan capek. Gw cuma pengen pulang...
Ga lama kemudian, Putra meraih bahu gw dan menarik gw ke dalam pelukannya. Dan lagi-lagi, gw menangis bombay.
Quote:
Gw buka buku tabungan yang Putra kasih. Sekilas ga ada yang aneh. Sebentuk buku tabungan biasa keluaran Bank BUMN yang sangat terkenal di Indonesia, di buat di kantor cabang kota gw, dengan nama Putra sebagai pemilik rekeningnya.
Gw menatap Putra, dan dia tersenyum.
Quote:
Gw membuka halaman demi halaman, dan gw tercengang melihat saldo terakhir yang tertera di sana. Sebuah deretan angka yang menurut gw mustahil dimiliki oleh seorang anak kuliahan.
Quote:
Tell me will you love me tomorrow
Like you love me tonight
See we can worry about it tomorrow
Just give me tonight
Love me till it hurts
Make my body burn
Love me till it hurts
I need my heart to burst
Like you love me tonight
See we can worry about it tomorrow
Just give me tonight
Love me till it hurts
Make my body burn
Love me till it hurts
I need my heart to burst
efti108 dan cah.ndeso. memberi reputasi
2


Thank you 


