Kaskus

Story

juraganpengkiAvatar border
TS
juraganpengki
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)

GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
Cool Cover By Agan Linbara (Thanks, Bree)..

Prolog

Setelah bangun dari ‘Mati Suri’ karena memutuskan untuk mencoba membunuh diri sendiri untuk melindungi Kitab Langit dan melenyapkan Bayu Ambar, gw kembali ke dunia nyata.. Kehidupan gw sedikit jauh berbeda, karena pengalaman ‘Mati Suri’ itu berefek langsung pada kelebihan yang gw miliki.. Gw masih sama Anggie, meski ujian atas cinta kami masih saja mendera.. Ada musuh baru, tentu saja.. Tapi ada juga sahabat baru yang muncul.. Karena ini akhir dari cerita kami berempat..

Kembalinya Anak Ibu...
Pengorbanan Pedang Jagat Samudera...
Cintai Aku Sewajarnya, Yank...
Matinya Seorang Saudara (Versi Gw/Bimo)
Berkumpul Kembali...
Keanehan Yang Mulai Muncul...
Sambutan Ketiga Saudara Ke Reinata...
Sabar???
Cukup! Tinggalin Aku Sendiri!!!
Siapa Kau???
Aku Ikutin Kemauan Kamu...
Keputusan Sepihak Yang Pahit...
Semua Beban Menjadi satu
Semua Beban Menjadi Satu (2)...
Serangkum Rindu Untuk Ayah...
Munculnya Penguasa Laut Utara...
Bertemunya Dua Penguasa...
Sebuah Kesepakatan...
Ibu Kenapa Yah???
Lu Kenapa, Ka???
Wanted Dead Or Alive.. ANTON!!!
Mo 'Perabotan' Lu Hancur Apa Tanggung Jawab???
It's The End Of Us...
Di Kerjain Ibu...
Ridho!!!
Kelewatan!!!
Munculnya Dua Penjaga Gerbang Kerajaan Laut...
Dewi Arum Kesuma VS Dewi Ayu Anjani
Datangnya Sosok Seorang Pemisah Dan Shock Therapy Buat Gw...
Kerajaan Jin...
Terkuaknya Semua Jawaban...
Maafin Gw, Bree...
Pengakuan Suluh...
Akhirnya Boleh Gondrong...
Pernikahan Kak Silvi Yang Seharusnya Membuat Gw Bahagia...
Pernikahan Kak Silvi Yang seharusnya Membuat Gw Bahagia (2)...
Tunggu Pembalasan Gw!!!...
Ni Mas Linduri dan Banas Ireng...
Dua Sosok Penyelamat Misterius...
Ada Apa Sama Ridho?...
Kesalahan Fatal...
Kembalinya Jin Penjaga Ridho dan Suluh...
Akibat Terlalu Ikut Campur...
Setiap Perbuatan Akan Mendapat Balasan...
Munculnya Viny Dan Sebuah Tantangan Bertarung...
Manusia Cabul...
Suara Penolong Misterius...
Bertemunya Kembali Sepasang Kekasih...
Terkuaknya Kebenaran...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar (2)...
Jaket Dan Celana Jeans Robek Serta Sweater Hitam Kumal...
She's My True Love...
Dilema...
Pertengkaran Dengan Ibu...
Rambe Lantak...
Gendewa Panah Pramesti...
Akan Ku Balaskan Dendam Mu, Arum Kesuma!!!
Yang Hilang dan Yang Kembali...
Jawaban Ayu...
Mati Gw!!!
Aku Makin Sayang...
Nasihat Om Hendra...
Jera Mencuri...
Ajian Segoro Geni...
Pilihan Sulit...
Keputusasaan Anggie...
Kabar Baik dari Ridho dan Suluh...
Perjalanan Menuju Pembalasan Dendam...
Rawa Rontek...
Rawa Rontek 2 (Terbayarnya Dendam)...
Kedatangan Pak Sugi...
Orang Titipan...
Hukuman Paling Berat...
Tidurlah Di Pangkuan Ku...
Menjajal Kesaktian...
Menjajal Kesaktian (2)...
Pengakuan Mengejutkan Babeh Misar...
Pengajaran Ilmu Silat Betawi...
Di Kepret Babeh Misar Lagi...
Tasya...
Naga Caglak dan Bajing Item...
Misteri Sebuah Dendam...
Kekuatan Sejati Kitab Langit Bagian Matahari...
Perpisahan...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera (2)...
Kembalinya Ibu...
Empat Bayangan Hitam...
Siapa Ni Mas Laras Rangkuti???
Dendam Seorang Sahabat...
Ini Keputusan Yang Harus Gw Ambil...
Semua Pengorbanan Ini Demi Ibu...
Rapuh...
Kabar Mengejutkan Sekar dan Sebuah Restu...
Siasat Braja Krama...
Munculnya Kitab Langit...
Si Pembuka Kitab langit dan Sosok Asli Pak Sugi...
Rencana Yang Matang...
Lamaran Pribadi...
Keingintahuan Anggie...
Perubahan Rencana...
Hampir Terjebak...
Kekecewaan Sekar...
Dua Syarat Reinata...
Aku Harap Kamu dan Anggie Bahagia, Mam...
Rahasia Sepasang Suami Isteri...
Menitipkan Amanah...
Berkumpulnya Para Pembela Kitab Langit...
Siasat Ki Purwagalih...
Raja Jin Raja Muslihat (Nyesek, Bree)...
Pertukaran Tawanan...
Perang Gaib PunTak Terelakkan...
Sang Penyelamat Dari Utara...
Pertempuran Awal Dua Penguasa Kerajaan Gaib...
Bertekuk Lututnya Sekutu Braja Krama...
Pertarungan Dua Putera (Gugurnya Satu Sahabat Gaib)...
Krama Raja...
Braja Krama Versus Krama Raja...
Raja Licik...
Aku Lah Sang Pembuka...
Siasat Krama Raja dan Bayu Ambar...
Terbukanya Semua Ilmu Terlarang...
Sebuah Pengecualian...
Sri Baduga Maharaja...
Hilangnya Sebuah Pengecualian...
Hilangnya Sebuah Pengecualian (2)...
Sebuah Pengorbanan...
Pahlawan...
Sumpah...
Ilmu Pamungkas yang Terlarang...
Kabar Yang Mengejutkan...
Pulang...
Pulang (2)...
Sedikit Kisah Rio Sebelum Kisah Ini Tamat...
Terhalang Sumpah...
Bantuan Sahabat Baik...
Bachelor Party...
Keturunan Lain Sang Prabu...
Pembalasan Dendam Singgih...
Sepenggal Kisah Nyi Mas Roro Suwastri...
Tawaran Yang Mengejutkan...
Lawan Atau Kawan???
Terkuaknya Silsilah...
Sebuah Kebenaran...
Sebuah Kebenaran (2)...
Bertemunya Dua Keturunan Sang Prabu...
Pertempuran Dua Hati...
Cinta Pertama VS Cinta Terakhir Jagat Tirta...
Pengakuan Bayu Barata...
Ki Larang dan Nyi Mas Galuh Pandita???
Prana Kusuma...
Kau Benar Keturunan Kami, Ngger...
Our Big Day...
Insiden...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga (2)...
Dua Tamu Istimewa...
Semua Karena Cinta...
Keputusan Sekar Kencana...
Kena Gampar...
Bonyok!!!
RIBET!!!
Berdamai...
Keponakan Baru...
Malam Pertama dan Tiga Keanehan...
Ajian Warisan Para Leluhur (The Last Part/End Of All Chapters)

SIDE STORIES

Keturunan Yang Tersesat...
Keturunan Yang Tersesat (2)...

Diubah oleh juraganpengki 15-07-2018 20:23
uang500ratusAvatar border
devanpancaAvatar border
iskrimAvatar border
iskrim dan 132 lainnya memberi reputasi
127
2.1M
8K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.8KAnggota
Tampilkan semua post
juraganpengkiAvatar border
TS
juraganpengki
#511
Munculnya Penguasa Laut Utara...

“Arum Kesuma???” Tanya gw dengan kedua mata terbelalak..

Jin cantik Penjaga Gerbang Kerajaan Laut Utara itu masih tersenyum manis, tapi sorot matanya menyiratkan rasa sedih saat menatap gw.. Perlahan, Dewi Arum Kesuma ikut berlutut dan meraba batu nisan hitam di pusara Ayah..

“Mendiang Ayahmu pasti orang yang sangat baik, Kakang? Aku bisa mencium aroma harum dari makamnya” Ucap Dewi Arum Kesuma sambil tertegun menatap gundukan tanah coklat yang ada di hadapannya..

Gw tersenyum sambil menganggukan kepala mendengar ucapan nya.. Ucapan Jin bawahan Senopati Jaka Wastra itu memang benar.. Bagi gw, tidak ada orang sebaik dan sepenyayang selain Almarhum Ayah..

“Di saat seperti ini, aku selalu merindukan sosok Ayah ku, Arum Kesuma.. Aku tidak tahu harus kemana lagi aku mengadu dan memulihkan segala rasa hancur dalam hati ini” Kata gw masih dengan suara bergetar..

“Tidak baik untuk meratap di depan makam orang yang kau sayangi, Kakang.. Lebih terpuji jika kau selalu mengirimkan do’a untuk arwahnya”

“Aku tahu, Arum Kesuma.. Tapi seperti yang aku bilang tadi.. Aku tidak tahu harus kemana aku mengadu” Jawab gw atas kalimat dari Dewi Arum Kesuma..

Perlahan, Jin Penjaga Gerbang Kerajaan Laut Utara itu berdiri kembali sambil mengulurkan tangannya.. Sebuah senyuman manis tersungging dari wajahnya yang nampak cantik.. Gw yang melihat ke arah Dewi Arum Kesuma, mengerutkan dahi karena bingung mendapat uluran tangan darinya..

“Ikutlah dengan ku, Kakang.. Kakek Tua Penjaga Makam ini, sejak tadi sudah memperhatikan mu yang menurut nya sedang berbicara sendiri” Ucap Dewi Arum Kesuma seraya melempar pandangan ke arah samping kiri..

Gw ikut melihat ke arah yang sama.. Di sana, dibalik sebuah pohon kamboja cukup rimbun, sosok Abah Ipin nampak bersembunyi.. Gw segera berdiri dan menatap Dewi Arum Kesuma kembali..

“Kemana kau akan membawa ku, Arum Kesuma? Dan, bagaimana dengan kendaraan yang aku bawa di luar pagar sana?” Tannya gw mencoba mencari tahu kemana Jin itu akan mengajak..

“Tidak usah ragu, Kakang.. Aku akan mengajak mu ke suatu tempat yang berada di luar wilayah kekuasaan Kerajaan Laut Utara.. Aku yakin, disana rasa sedih mu akan sedikit terobati.. Tentang benda beroda empat milik mu, aku akan menutupi nya dengan Ajian Halimun Banyu, agar tidak ada orang yang bisa melihat keberadaan benda itu, selama kita pergi” Jelas Dewi Arum Kesuma yang membuat gw lebih tenang..

Sebuah kode dari lirikan mata Jin Penjaga Gerbang Kerajaan Laut Utara ke uluran tangannya, membuat gw perlahan memegang telapak tangan Dewi Arum Kesuma.. Tanpa diminta, gw langsung memejamkan mata sebelum raga ini berpindah ke suatu tempat dengan kesaktian Dewi Arum Kesuma.. Tak berapa lama, telinga gw mulai mendengar suara deburan ombak saling bergantian menghantam karang..

“Bukalah kedua matamu, Kakang.. Kita sudah tiba” Ucap Dewi Arum Kesuma dengan lembut..

Gw perlahan membuka kedua indera penglihatan yang sempat sesaat terpejam..

“Subhanallah, Maha Suci Engkau Yaa Rabb” Ucap gw begitu melihat sebuah hamparan rumput nan hijau sudah terbentang luas di hadapan kami berdua..

Bunga-bunga indah beraneka warna nampak tumbuh subur diantara ribuan pohon yang tinggi menjulang dengan akar yang tertanam kokoh dalam tanah.. Beberapa ekor hewan aneh seperti kuda bertanduk warna perak, nampak sedang menghentikan kegiatan merumputnya dan memandang kami untuk sesaat, lalu meneruskan hajat untuk memenuhi rasa laparnya kembali, setelah Dewi Arum Kesuma menundukkan wajahnya satu kali..

“Dimana kita berada sekarang, Arum Kesuma? Tempat ini sungguh sangat indah” Tanya gw sekaligus memuji tingkat keindahan tempat yang layaknya sebuah taman surgawi..

“Aku telah meminta izin ke penguasa tempat ini yang kebetulan bersahabat dengan Kanjeng Ibu Penguasa Kerajaan Laut Utara, untuk membawa mu ke salah satu tempat terindah kesukaannya.. Kita saat ini berada di sebuah taman gaib di puncak anak Gunung Batuwara, Kakang.. Kau adalah manusia ke sepuluh yang pernah melihat keindahan ini” Jawab Dewi Arum Kesuma sambil terbang melayang kesana kemari, lalu menjejakkan kedua kaki kembali ke atas tanah yang ditumbuhi rumput hijau nan subur..

“Gunung Batuwara, aku belum pernah mendengar nama gunung tersebut, Arum Kesuma?” Tanya gw yang sedikit tidak mengerti akan penjelasan Jin cantik itu..

Dewi Arum Kesuma terlihat tertawa kecil mendengar pertanyaan gw barusan, lalu melayang kembali ke sebelah kanan gw..

“Gunung Batuwara itu adalah nama Gunung yang kalian sebut sebagai Krakatau, Kakang” Jawab nya dengan disusul sebuah senyuman..

Gw sempat tertegun mendengar ucapan Dewi Arum Kesuma yang terlihat berkali-kali mengulum senyuman manisnya.. Gw pernah mendengar penjelasan seorang guru saat gw masih SMU, tentang ledakan dahsyat akibat meletusnya Gunung Krakatau di tahun 1800 an, yang menewaskan hampir empat puluh ribuan orang..

Bahkan efek ledakan tersebut sampai menciptakan gelombang tsunami dengan tinggi puluhan meter, dan awan panas serta suara letusannya itu sempat terasa pula di benua eropa, karena saking dahsyatnya..

“Aku masih ingat betul saat Gunung Batuwara meletus, karena aku yang melihat langsung kejadian itu.. Selama 10 hari dunia terasa gelap seperti tidak ada siang.. Bahkan peraknya rembulan pun nampak berubah biru.. Aku bersama ratusan pasukan juga sempat mendapat perintah untuk menyelamatkan penduduk yang tak berdosa, terutama anak-anak saat Gunung Batuwara mengamuk.. Kangjeng Ibu Penguasa Laut Utara pun sampai turun tangan untuk melindungi istananya yang terletak jauh di dasar samudera” Wajah Dewi Arum Kesuma nampak tegang saat menceritakan sekelumit pengalaman yang gw yakin pasti tidak akan dapat ia lupakan seumur hidupnya itu..

Gw sendiri hanya terdiam mendengar penuturan Penjaga Gerbang Kerajaan Laut Utara, lalu mengikutinya berjalan ke beberapa batu besar berwarna hijau dengan bentuk pipih.. Dewi Arum Kesuma perlahan mendudukkan dirinya di sebuah batu dan menatap jauh ke depan..

Awalnya gw sempat berdiri di sebelah sebuah batu berukuran lebih kecil, tapi karena kedua kaki mulai terasa pegal, gw pun ikut duduk diatas batu tersebut dan memandang ke arah yang sama dengan Dewi Arum Kesuma..

Jauh di hadapan kami, terlihat hamparan gumpalan awan berwarna putih dan biru.. Ini menandakan bahwa tempat kami berada saat ini benar-benar di puncak gunung yang tinggi nya menjulang menembus awan..

“Aku sedang mendapatkan ujian yang bertubi-tubi, Arum Kesuma.. Semua cobaan itu terasa datang bersamaan menguji Iman ku.. Kau mungkin sudah tahu akan hal tersebut.. Bahkan ketiga saudara ku pun tidak bisa kuandalkan untuk sedikit mengurangi berat nya beban yang sedang ku pikul” Ucap gw dengan menatap kosong ke arah hamparan awan biru..

“Kakang, tiada mahluk yang tidak mendapatkan ujian dari Yang Maha Kuasa.. Aku yang berasal dari bangsa Jin pun, pernah mendapat Ujian bertubi yang membuat ku sempat kehilangan keyakinan akan Maha Besar nya Kekuasaan Tuhan.. Tapi, aku terima semua dengan lapang dada hingga akhirnya mampu melewatinya.. Modalku hanya satu, Kakang.. Aku yakin, dibalik semua cobaan yang mendera pasti akan ada suatu hadiah yang indah dari Sang Maha Tunggal, atas keteguhan hati kita menerima ujian” Jawaban Dewi Arum Kesuma terasa meresap ke dalam relung hati gw..

Gw perlahan menoleh dan memandangi wajahnya dari samping.. Sangat cantik sekali Jin Penjaga Gerbang Kerajaan Laut Utara itu.. Bentuk wajahnya yang bulat dengan dagu runcing nampak semakin sempurna dengan bibir mungil, hidung bangir dan kedua mata bulat berbulu mata lentik.. Belum lagi rambut hitam legam nya yang panjang terurai hingga sepinggul, nampak semakin indah dengan dihiasi mahkota kecil berwarna perak di atas kepala nya..

Memang masih lebih cantik Sekar dibanding Dewi Arum Kesuma, karena aura seorang puteri yang selalu terpancar dari wajah Sekar.. Tapi, wajah kedua nya boleh di bilang sama-sama sempurna.. Kecantikan mereka berdua sama-sama menyiratkan kecantikan dan keanggunan yang akan membuat mata tiap laki-laki terpaku..

“Sekar sempat mendatangi ku, Kakang dan memintaku untuk menemui mu guna menghibur mu saat berada dalam keterpurukan” Ucap Dewi Arum Kesuma sambil menoleh ke arah gw..

Gw sendiri tercekat mendengar penuturannya barusan.. Pantas saja Jin Penjaga Gerbang Kerajaan Laut Utara itu mengetahui segala masalah yang sedang gw hadapi..

“Mengapa bukan Sekar sendiri yang menemani ku, Arum Kesuma? Bukan maksud ku untuk menyinggung mu, tapi aku ingin tahu mengapa Sekar dan Bayu Barata sampai meninggalkan ku seorang diri” Tanya gw dengan wajah tertunduk..

“Mereka berdua sebenarnya juga tersiksa melihat mu dirundung kemalangan, Kakang.. Bahkan saat mendatangi ku, Sekar menangis karena tidak mampu berbuat apapun.. Aku bisa melihat sebuah rasa putus asa di tiap kalimat Sekar.. Tapi, baik Bayu Barata dan Sekar serta semua Jin Penjaga keturunan Ki Suta yang lain pun, tidak sanggup menolak perintah untuk meninggalkan mu dan ketiga saudara”

Kembali gw tertegun mendengar penuturan Jin cantik Penjaga Gerbang Kerajaan Laut Utara itu.. Dalam hati timbul rasa geram yang sama karena ingin tahu siapa yang telah memerintahkan semua Jin Penjaga kami untuk pergi..

“Siapa sebenarnya yang telah memerintah Sekar untuk meninggalkan ku, Arum Kesuma?” Tanya gw dengan penuh harap Jin itu mau menjawab pertanyaan gw..

Dewi Arum Kesuma terlihat terkejut karena mendapat pertanyaan yang sebenarnya nampak sulit untuk di jawab.. Tapi kemudian raut keterkejutan itu perlahan lenyap dan berganti senyuman manis..

“Sesungguhnya, sebuah pantangan bagi ku untuk menceritakan rahasia besar pada mu, Kakang.. Namun, aku rela menanggung apapun untukmu.. Baiklah, yang membuat semua Jin Penjaga kalian pergi adalah Raja mereka sendiri”

JEGEEERRR!!!!

Tiba-tiba sebuah petir dahsyat menyambar beberapa tombak dihadapan kami, sedetik setelah Dewi Arum Kesuma mengatakan sosok utama di balik perginya Sekar dan Bayu Barata.. Gw sempat terpelanting ke belakang karena terdorong oleh daya ledak dari sambaran petir aneh tersebut.. Sementara, Dewi Arum Kesuma nampak pucat wajahnya menatap ke arah sambaran petir yang berubah menjadi sekepulan asap hitam..

Gw yang masih tengkurap karena sempat terbanting di atas hamparan rumput hijau, berusaha bangkit.. Kedua telinga gw mendengar suara ketakutan ringkikan kuda dan hewan-hewan lain yang berlarian.. Diatas gw, langit terlihat berubah menghitam sama halnya dengan gumpalan awan putih dan biru yang terhampar di sekeliling tempat kami berada..

Kedua mata gw, menatap tajam ke gumpalan asap hitam dimana petir dahsyat tadi menyambar.. Sementara, Dewi Arum Kesuma nampak berdiri mematung dengan tubuh sedikit bergetar..

Perlahan-lahan, gumpalan asap hitam itu membentuk samar sebuah sosok yang semakin lama semakin jelas.. Kedua bola mata gw seketika melotot saat melihat siapa gerangan sosok yang sudah terlihat jelas wajahnya..

“Raja Jin” Ucap gw lirih saat kedua kaki sudah kembali berpijak dan menumpu tubuh..

Wajah Raja Jin yang nampak hampir sama dengan rupa gw, menatap tajam ke arah Dewi Arum Kesuma.. Jelas sekali sorot mata nya menyiratkan murka.. Dengan sedikit tertatih, gw mulai berjalan dan berhenti persis di sebelah Dewi Arum Kesuma yang wajahnya terlihat semakin pucat..

“Lancang!!! Beraninya Jin Lemah seperti mu mencampuri urusan ku” Ucap Raja Jin dengan suara yang menggetarkan tanah berumput yang kami pijak, ini menandakan kesaktiannya sangat-sangat diluar perhitungan kami..

“Maaf, Eyang! Aku yang meminta Dewi Arum Kesuma untuk menceritakan semuanya” Ucap gw dengan wajah terangkat menatap ke arah Raja Jin..

“Diam kau!! Aku sengaja melakukan semua untuk melindungi mu, bocah tengik! Kau tidak tahu dengan siapa kau dan saudara mu akan berhadapan nanti, jika semua Jin Penjaga kalian tidak ku perintahkan untuk pergi” Bentak Raja Jin yang seketika membuat gw bungkam..

“Dan kau, Jin Penjaga Gerbang Kerajaan Laut Utara! Aku akan menghukum mu karena telah berani melanggar sumpah untuk tidak mengatakan apapun pada pemuda itu.. Sekarang, bersiaplah!” Kata Raja Jin sambil mengacungkan ujung jari telunjuknya yang mulai diselimuti sinar merah..

Tanpa pikir panjang, gw segera berpindah tempat dan berdiri dihadapan Dewi Arum Kesuma dengan kedua tangan terentang, bersiap menerima hukuman yang seyogyanya untuk diberikan Raja Jin untuk Dewi Arum Kesuma..

“Jika kau mau menghukum, hukum lah aku, Eyang” Ucap gw dengan suara bergetar..

Tiba-tiba, terdengar suara ombak bergulung disertai angin yang menderu cukup kencang.. Bahkan karena saking kencangnya, tubuh gw sendiri sampai terdorong sedikit ke samping.. Semakin lama, suara ombak tersebut semakin terdengar bergemuruh..

Perlahan-lahan, pandangan gw membesar saat melihat hamparan awan yang tadinya berwarna biru dan putih, dan kini sudah berubah hitam, terbelah menjadi dua bagian.. Ditengah-tengahnya, terlihat sosok seseorang berambut panjang dengan bagian kepala nampak berkilauan..

“Kanjeng Ibu..” Ucap Dewi Arum Kesuma yang sempat terdengar lirih di telinga gw..

Pandangan mata gw terus menatap ke arah sosok tersebut yang mulai jelas membentuk tubuh seorang wanita dengan paras teramat cantik.. Sungguh tidak tertandingi kecantikan yang dimiliki wanita bermahkota emas yang berkilauan dan berbalut pakaian hijau terang itu..

Sebuah tongkat yang seluruhnya terbuat dari emas itu, nampak dipegangi oleh jari-jari lentik ditangan kanannya.. Sebuah senyuman manis tersungging dari paras cantik wanita tersebut.. Kedua mata gw kembali terbelalak saat melihat tempat berpijaknya wanita yang sempat dipanggil Kanjeng Ibu oleh Dewi Arum Kesuma.. Sosok anggun itu nampak berdiri diatas segulungan ombak besar yang seakan sengaja menumpu tubuhnya..

“Akhirnya Penguasa Laut Utara pun muncul..” Ucap Raja Jin yang masih mengacungkan ujung telunjuk kanannya ke arah gw dan Dewi Arum Kesuma..
Diubah oleh juraganpengki 08-01-2018 11:55
jenggalasunyi
sampeuk
dodolgarut134
dodolgarut134 dan 15 lainnya memberi reputasi
16
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.