- Beranda
- Stories from the Heart
Borneo Yo Bro !! (adventuro storio)
...
TS
vigojinggo
Borneo Yo Bro !! (adventuro storio)
Trit ini merangkum cerita petualangan eike di pulau Borneo pada akhir tahun 2017 , tepatnya di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur
Quote:

Quote:

vigo , renggo
Quote:
Quote:
I Saw The Unseen in Malang(Tritnya Aline)
Living in Batu City (Tritnya Vigo & Aline)
Tukang Ojek Kota Malang (Tritnya Priono)
Living in Batu City (Tritnya Vigo & Aline)
Tukang Ojek Kota Malang (Tritnya Priono)
Quote:
Diubah oleh vigojinggo 10-04-2022 04:45
ferist123 dan 8 lainnya memberi reputasi
9
74.9K
Kutip
224
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
vigojinggo
#123
Lembuswana (16 Des 2017)
Quote:

Quote:
Setengah jam lebih sukmaku baru keluar dari tubuhku yang duduk bersila di dalam tenda , sementara kulihat sukmanya bang Renggo sudah menunggu di perahu ces yang terparkir di tepi sungai , lekas saja aku melayang ke sana dan kemudian kami bersiap siap terbang menuju ke arah timur.
Me :“ kita terbang ngikut sungai ini bang ? “
Renggo : “ iya terbang rendah dulu aja , ntar kalo udah agak jauh kita baru terbang tinggi di atas hutan “
Tanpa berlama lama kami langsung terbang rendah menyusuri sungai ini sambil terus mengamati keadaan sekeliling yang tampak sepi , setelah cukup jauh terbang ke arah timur bang Renggo segera mengajakku untuk terbang tinggi di atas kawasan hutan Kutai yang tampak begitu luas membentang , namun saking lebatnya pepohonan kami tak dapat melihat ada dimana goa vertikal yang dihuni Lembuswana itu.
Me : “ mana bang goanya ? “
Renggo : “ wah gak keliatan vig “
Me : “ gede apa gak lobangnya ? “
Renggo : “ ya seukuran empang lah “
Entah ada dimana sebenarnya lokasi goa vertikal itu , selama setengah jam lebih kami terbang mengitari hutan namun sama sekali tak kami temukan goa itu , sementara bang Renggo juga tak berani terbang rendah untuk mendeteksi energi Lembuswana karena ia khawatir kalau makhluk besar itu tiba tiba muncul dan menyerang.
Renggo : “ mending kita tetep terbang tinggi aja vig , gak aman kalo kelewat rendah “
Me : “ trus terbang kemana lagi kita ? “
Renggo : “ ke timur terus aja “
Sepanjang mata memandang yang ada hanyalah lebatnya pepohonan yang membentang hingga berhektar hektar , sambil terbang kamipun terus mengamati apa yang ada di bawah kami namun tetap saja goa vertikal itu tak kami temukan , lama lama semangat kami mulai mengendur dan akhirnya kami mendarat di tepian sungai yang tak terlalu luas.
Me : “ bener apa gak arahnya ? “
Renggo : “ mestinya bener vig , kan ini udah masuk kutai timur “
Sungguh benar benar sulit menemukan goa itu di tengah luasnya hutan Kutai , namun kami tak ingin patah arang sehingga kami memutuskan untuk terbang lagi ke arah timur , dengan teliti kami terus memandangi lebatnya pepohonan yang ada di bawah kami hingga akhirnya kami mendapati lobang yang menganga cukup lebar , tak salah lagi lobang itu adalah goa vertikal yang kami cari cari.
Renggo : “ ini nih goanya vig , yakin gw “
Me : “ lembuswananya ada di situ bang ? “
Renggo : “ kayaknya masih ada di dalem , tapi gw gak bisa ngerasain energinya , kita terbangnya ketinggian “
Me : “ trus kita turun atau gimana nih ? “
Renggo : “ bentar vig , kita diem dulu aja “
Kami masih melayang tinggi di atas goa vertikal itu dan kami tak tahu harus bagaimana setelah ini , kalau kami turun ke sana kemungkinan besar Lembuswana yang menghuni goa itu akan langsung menyerang kami , lebih baik kami tetap berada di angkasa sambil menunggu Lembuswana itu keluar dari goa.
Renggo : “ gw sama jalu dulu langsung masuk ke goa itu vig , gak taunya langsung diserang sama lembuswana “
Me : “ trus ini kita nunggu berapa lama ? “
Renggo : “ tungguin bentar aja “
Kami tetap melayang tinggi di angkasa dan terus menunggu Lembuswana penghuni goa itu muncul , namun lama lama kami merasa bosan karena makhluk yang kami tunggu itu tak kunjung muncul juga , akhirnya bang Renggo berniat memancing Lembuswana keluar dengan cara melempar psi ball ke dalam goa vertikal itu , resikonya kalau Lembuswana penghuni goa itu benar benar muncul maka kami akan langsung dikejar olehnya.
Me : “ gw sebenernya takut bang “
Renggo : “ kalo nunggu terus gak keluar keluar lembuswananya vig “
Me : “ trus kalo kita dikejar gimana ? “
Renggo : “ kita kabur dulu agak jauhan , kalo udah kelewat gawat baru kita balik ke badan langsung “
Dengan perasaan gamang kubiarkan bang Renggo menciptakan psi ball api yang berkobar kobar di tangan kanannya , sekejap kemudian ia langsung melemparkannya ke arah goa vertikal yang ada di bawah kami dan seketika tercipta ledakan kecil di sana “ bluuarr !!.. “ dari angkasa kami dapat melihat kobaran api yang menyala nyala di dalam goa vertikal itu , namun tak lama kemudian kami langsung terkaget seketika saat terdengar suara raungan yang begitu nyaring dari dalam goa itu “ ngggooaak !!!... “
Me : “ bbang ?!... suaranya kedengeran bang !! “
Renggo : “ siap siaga vig !!... mungkin mau keluar lembuswananya “
Kami mulai merasa tegang menunggu apa yang akan terjadi setelah ini , hingga akhirnya tanpa kami duga muncullah sesosok Lembuswana dari dalam goa itu “ ngoooaakkk !!... nggoaak !!... ngoaak !!... “ raungannya terdengar nyaring selama berkali kali saat makhluk itu mulai terbang mengibas ibaskan sayapnya , sementara kami yang masih melayang tinggi terus mengawasinya sembari berancang ancang untuk kabur.
Dengan perasaan tegang kami mengawasi sosok Lembuswana yang baru saja keluar dari dalam goa itu , namun tanpa kami duga tiba tiba makhluk itu terbang melesat ke arah kami yang masih melayang tinggi di angkasa.
Me : “ bbang !!... lembuswananya mau ngejar kita bang !! “
Renggo : “ aayo buruan kabuur vig !!!... “
Dengan panik kami langsung kabur tak tentu arah sementara sosok Lembuswana itu masih terbang mengejar di belakang kami “ ngooakk !!... ngooaakk !!... “ raungannya terdengar nyaring memecah kesunyian hutan Kutai yang begitu luas ini , saat mendengarnya nyaliku semakin menciut dan kepanikanku terasa kian menjadi jadi.
Renggo : “ terus vig !!... yang cepet terbangnya !! “
Me : “ iiya bang ! “
Kami terus terbang melesat ke arah timur sementara sosok Lembuswana itu ternyata masih mengejar kami , saat kutengok ke belakang hanya terlihat siluet tubuhnya yang cukup besar serta kibasan sayapnya yang seperti rajawali , sungguh tak bisa kubayangkan kalau kami sampai terkejar oleh makhluk mengerikan seperti itu.
Tak jauh di depan ada perbukitan kecil dan kami memutuskan untuk mendarat di sana , dengan cepat kami melesat turun menembusi lebatnya pepohonan sebelum akhirnya kami menemukan celah celah goa yang menganga di bawah bukit , langsung saja kami masuk dan bersembunyi di celah goa yang penuh dengan kelelawar ini.
Me : “ masih ngejar gak bang ?! “
Renggo : “ gak tau vig “
Kuharap Lembuswana itu tak lagi mengejar ngejar kami tapi ternyata raungan suaranya masih terdengar di sekitar bukit ini “ nggooakkk !!.... ngooakk !!.... “ ketika kami melongok keluar tampak makhluk besar itu sedang melayang rendah di atas pepohonan.
Me : “ kalo lembuswananya ke sini gimana bang ? “
Renggo : “ tenang aja , ayo masuk goa lagi “
Lebuswana itu masih terbang rendah di atas pepohonan yang letaknya tak jauh dari celah goa ini , aku tak bisa membayangkan kalau makhluk itu sampai ke sini dan menemukan kami yang sedang bersembunyi , apalagi celah goa ini cukup lebar untuk dimasuki Lembuswana yang berbadan singa itu.
“ Ngoaakk !!... ngooakk !!.... " suara raungan itu terdengar semakin nyaring dan membuat ketegangan terasa kian menjadi jadi , apalagi bang Renggo mendeteksi keberadaan energinya yang katanya semakin dekat dengan celah goa tempat kami bersembunyi ini.
Renggo : “ kayaknya udah ndarat vig “
Me : " kita gimana ini bang ?!.. apa balik ke badan langsung aja ? “
Renggo : “ jangan dulu vig , itu kita ngumpet di balik batu gede aja , ntar kalo lembuswananya lewat sini gak bisa lihat “
Meskipun keadaan terasa semakin menegangkan namun kami urung meniatkan diri kembali ke tubuh masing masing , ada rasa penasaran yang seolah membuat kami tetap ingin bermain main dengan bahaya , sementara yang bisa kami lakukan saat ini hanyalah bersembunyi di balik bebatuan besar yang ada di dalam celah goa ini.
Renggo : “ tenang ae vig , kalo lembuswananya lewat sini gak bakal bisa lihat kita “
Me : “ moga aja aman bang “
Ketegangan terasa kian menjadi jadi saat suara raungan Lembuswana itu terdengar semakin nyaring “ ngooakkk !!... ngooakk !!.... “ sepertinya makhluk itu sudah ada tepat di sebelah celah goa ini dan tak lama lagi akan segera tiba di sini.
Me : “ medeni bang !!. “
Renggo : “ sstt !!.. pokoknya tenang vig ! “
Apa yang kurasakan saat ini adalah ketegangan yang bercampur dengan rasa penasaran yang sama sama besarnya , apalagi sewaktu terbang tadi aku tak dapat melihat wujudnya dengan lebih jelas , kini entah mengapa aku jadi merasa tak sabar menunggu makhluk itu melintas di depan celah goa ini , walaupun sebenarnya aku juga semakin dicekam ketegangan yang terasa kian menjadi jadi.
Belum pernah aku merasa setegang ini , terlebih saat makhluk berbadan singa dan berkepala gajah itu akhirnya benar benar melintas di depan celah goa ini “ nggoaak !!.... ngooaak !!.... “ raungannya terdengar nyaring menggema dan membuatku nyaris kehabisan nyali , namun dengan sedikit keberanian aku mencoba untuk mengintipnya dari balik batu besar tempatku bersembunyi , aku ingin tau seperti apa wujud Lembuswana kalau dilihat dari jarak sedekat ini.
Kulihat makhluk itu wujudnya sama persis dengan patungnya , dengan tinggi kurang lebih 10 meteran makhluk itu benar benar terlihat besar dan menakutkan , apalagi kalau melihat kepalanya yang berbentuk gajah dengan sepasang gading tajam yang begitu panjang mencuat ke depan , sementara di atas telinganya ada sepasang tanduk kerbau yang juga tampak panjang dan tajam tajam , saat kuamati kakinya tampak cakar cakar mirip rajawali dan sebagian tubuhnya yang berbentuk singa dipenuhi sisik sisik kehitaman yang tampak kasar , sungguh aku masih tak percaya kalau sekarang aku sedang melihat sosok Lembuswana yang benar benar hidup dan bergerak , bukan lagi sekedar patung yang hanya diam menghiasi pulau Kumala dan dijadikan objek foto para turis.
“ Ngoaakkk !!.... ngooakk !!.... “ makhluk besar itu meraung raung dengan nyaring di depan celah goa ini sebelum akhirnya berlalu meninggalkan kami yang masih bersembunyi di balik bebatuan besar “ ngooak !!... ngooakk !!... “ raungannya perlahan mulai terdengar semakin lirih dan sepertinya makhluk itu sudah berjalan semakin jauh , lega sudah rasanya kami bisa selamat bersembunyi di dalam celah goa ini.
Renggo : “ slamet vig , untung gak masuk ke sini tadi “
Me : “ gendheng !!... ndredeg bos “
Meskipun keadaan sudah aman tapi kami masih belum berani keluar dari celah goa ini , kami khawatir kalau Lembuswana itu masih belum pergi dari perbukitan sekitar ini dan mungkin akan mengejar kami lagi saat pulang nanti , lebih baik kami berdiam diri dulu di sini sambil melepaskan sisa sisa ketegangan yang masih terasa.
Me : “ gila bos !!.. serem kayak gitu wujudnya “
Renggo : “ sekarang lu udah tau sendiri kan kayak apa lembuswana itu “
Me : “ tapi kok gak ada mahkotanya ? “
Renggo : “ itu lembuswana gak ada yang punya lagi vig , kalo jaman kerajaan dulu dipakein mahkota “
Entah raja seperti apa yang sanggup menaklukkan makhluk besar mengerikan seperti itu , kurasa di jaman sekarang sudah tak ada lagi orang sakti yang sanggup menaklukkan dan menjadikan Lembuswana sebagai khodam , kini makhluk itu tak lebih sekedar makhluk liar tanpa tuan.
Saat kembali ke tenda kulihat Irfan sudah tertidur pulas sementara api unggun juga sudah padam , kini aku dan bang Renggo merokok di perahu ces sambil membahas kejadian barusan.
Renggo : “ gw jamin lu gak bakal bisa lupa sama lembuswana tadi vig “
Me : “ ini yang paling serem bang , baru sekarang gw liat yang kayak gitu “
Renggo : “ orang taunya lembuswana cuma mitos doang , lha kalo kita udah liat sendiri kan ? “
Me : “ gak taunya serem banget lembuswana yang asli , gendheng tenan bos !! “
Renggo : “ lu tulis tuh ceritanya di kaskus , biar orang bisa baca “
Sejak menguasai kemampuan astral projection aku telah menjumpai bermacam makhluk yang oleh orang awam hanya dianggap sebatas mitos belaka , terlebih sosok Lembuswana tadi adalah makhluk paling mengerikan yang pernah kujumpai di alam astral , sungguh merupakan pengalaman berharga bisa menjumpainya di hutan Kutai ini dan akan segera kutuliskan ceritanya di Kaskus.
Me :“ kita terbang ngikut sungai ini bang ? “
Renggo : “ iya terbang rendah dulu aja , ntar kalo udah agak jauh kita baru terbang tinggi di atas hutan “
Tanpa berlama lama kami langsung terbang rendah menyusuri sungai ini sambil terus mengamati keadaan sekeliling yang tampak sepi , setelah cukup jauh terbang ke arah timur bang Renggo segera mengajakku untuk terbang tinggi di atas kawasan hutan Kutai yang tampak begitu luas membentang , namun saking lebatnya pepohonan kami tak dapat melihat ada dimana goa vertikal yang dihuni Lembuswana itu.
Me : “ mana bang goanya ? “
Renggo : “ wah gak keliatan vig “
Me : “ gede apa gak lobangnya ? “
Renggo : “ ya seukuran empang lah “
Entah ada dimana sebenarnya lokasi goa vertikal itu , selama setengah jam lebih kami terbang mengitari hutan namun sama sekali tak kami temukan goa itu , sementara bang Renggo juga tak berani terbang rendah untuk mendeteksi energi Lembuswana karena ia khawatir kalau makhluk besar itu tiba tiba muncul dan menyerang.
Renggo : “ mending kita tetep terbang tinggi aja vig , gak aman kalo kelewat rendah “
Me : “ trus terbang kemana lagi kita ? “
Renggo : “ ke timur terus aja “
Sepanjang mata memandang yang ada hanyalah lebatnya pepohonan yang membentang hingga berhektar hektar , sambil terbang kamipun terus mengamati apa yang ada di bawah kami namun tetap saja goa vertikal itu tak kami temukan , lama lama semangat kami mulai mengendur dan akhirnya kami mendarat di tepian sungai yang tak terlalu luas.
Me : “ bener apa gak arahnya ? “
Renggo : “ mestinya bener vig , kan ini udah masuk kutai timur “
Sungguh benar benar sulit menemukan goa itu di tengah luasnya hutan Kutai , namun kami tak ingin patah arang sehingga kami memutuskan untuk terbang lagi ke arah timur , dengan teliti kami terus memandangi lebatnya pepohonan yang ada di bawah kami hingga akhirnya kami mendapati lobang yang menganga cukup lebar , tak salah lagi lobang itu adalah goa vertikal yang kami cari cari.
Renggo : “ ini nih goanya vig , yakin gw “
Me : “ lembuswananya ada di situ bang ? “
Renggo : “ kayaknya masih ada di dalem , tapi gw gak bisa ngerasain energinya , kita terbangnya ketinggian “
Me : “ trus kita turun atau gimana nih ? “
Renggo : “ bentar vig , kita diem dulu aja “
Kami masih melayang tinggi di atas goa vertikal itu dan kami tak tahu harus bagaimana setelah ini , kalau kami turun ke sana kemungkinan besar Lembuswana yang menghuni goa itu akan langsung menyerang kami , lebih baik kami tetap berada di angkasa sambil menunggu Lembuswana itu keluar dari goa.
Renggo : “ gw sama jalu dulu langsung masuk ke goa itu vig , gak taunya langsung diserang sama lembuswana “
Me : “ trus ini kita nunggu berapa lama ? “
Renggo : “ tungguin bentar aja “
Kami tetap melayang tinggi di angkasa dan terus menunggu Lembuswana penghuni goa itu muncul , namun lama lama kami merasa bosan karena makhluk yang kami tunggu itu tak kunjung muncul juga , akhirnya bang Renggo berniat memancing Lembuswana keluar dengan cara melempar psi ball ke dalam goa vertikal itu , resikonya kalau Lembuswana penghuni goa itu benar benar muncul maka kami akan langsung dikejar olehnya.
Me : “ gw sebenernya takut bang “
Renggo : “ kalo nunggu terus gak keluar keluar lembuswananya vig “
Me : “ trus kalo kita dikejar gimana ? “
Renggo : “ kita kabur dulu agak jauhan , kalo udah kelewat gawat baru kita balik ke badan langsung “
Dengan perasaan gamang kubiarkan bang Renggo menciptakan psi ball api yang berkobar kobar di tangan kanannya , sekejap kemudian ia langsung melemparkannya ke arah goa vertikal yang ada di bawah kami dan seketika tercipta ledakan kecil di sana “ bluuarr !!.. “ dari angkasa kami dapat melihat kobaran api yang menyala nyala di dalam goa vertikal itu , namun tak lama kemudian kami langsung terkaget seketika saat terdengar suara raungan yang begitu nyaring dari dalam goa itu “ ngggooaak !!!... “
Me : “ bbang ?!... suaranya kedengeran bang !! “
Renggo : “ siap siaga vig !!... mungkin mau keluar lembuswananya “
Kami mulai merasa tegang menunggu apa yang akan terjadi setelah ini , hingga akhirnya tanpa kami duga muncullah sesosok Lembuswana dari dalam goa itu “ ngoooaakkk !!... nggoaak !!... ngoaak !!... “ raungannya terdengar nyaring selama berkali kali saat makhluk itu mulai terbang mengibas ibaskan sayapnya , sementara kami yang masih melayang tinggi terus mengawasinya sembari berancang ancang untuk kabur.
Dengan perasaan tegang kami mengawasi sosok Lembuswana yang baru saja keluar dari dalam goa itu , namun tanpa kami duga tiba tiba makhluk itu terbang melesat ke arah kami yang masih melayang tinggi di angkasa.
Me : “ bbang !!... lembuswananya mau ngejar kita bang !! “
Renggo : “ aayo buruan kabuur vig !!!... “
Dengan panik kami langsung kabur tak tentu arah sementara sosok Lembuswana itu masih terbang mengejar di belakang kami “ ngooakk !!... ngooaakk !!... “ raungannya terdengar nyaring memecah kesunyian hutan Kutai yang begitu luas ini , saat mendengarnya nyaliku semakin menciut dan kepanikanku terasa kian menjadi jadi.
Renggo : “ terus vig !!... yang cepet terbangnya !! “
Me : “ iiya bang ! “
Kami terus terbang melesat ke arah timur sementara sosok Lembuswana itu ternyata masih mengejar kami , saat kutengok ke belakang hanya terlihat siluet tubuhnya yang cukup besar serta kibasan sayapnya yang seperti rajawali , sungguh tak bisa kubayangkan kalau kami sampai terkejar oleh makhluk mengerikan seperti itu.
Tak jauh di depan ada perbukitan kecil dan kami memutuskan untuk mendarat di sana , dengan cepat kami melesat turun menembusi lebatnya pepohonan sebelum akhirnya kami menemukan celah celah goa yang menganga di bawah bukit , langsung saja kami masuk dan bersembunyi di celah goa yang penuh dengan kelelawar ini.
Me : “ masih ngejar gak bang ?! “
Renggo : “ gak tau vig “
Kuharap Lembuswana itu tak lagi mengejar ngejar kami tapi ternyata raungan suaranya masih terdengar di sekitar bukit ini “ nggooakkk !!.... ngooakk !!.... “ ketika kami melongok keluar tampak makhluk besar itu sedang melayang rendah di atas pepohonan.
Me : “ kalo lembuswananya ke sini gimana bang ? “
Renggo : “ tenang aja , ayo masuk goa lagi “
Lebuswana itu masih terbang rendah di atas pepohonan yang letaknya tak jauh dari celah goa ini , aku tak bisa membayangkan kalau makhluk itu sampai ke sini dan menemukan kami yang sedang bersembunyi , apalagi celah goa ini cukup lebar untuk dimasuki Lembuswana yang berbadan singa itu.
“ Ngoaakk !!... ngooakk !!.... " suara raungan itu terdengar semakin nyaring dan membuat ketegangan terasa kian menjadi jadi , apalagi bang Renggo mendeteksi keberadaan energinya yang katanya semakin dekat dengan celah goa tempat kami bersembunyi ini.
Renggo : “ kayaknya udah ndarat vig “
Me : " kita gimana ini bang ?!.. apa balik ke badan langsung aja ? “
Renggo : “ jangan dulu vig , itu kita ngumpet di balik batu gede aja , ntar kalo lembuswananya lewat sini gak bisa lihat “
Meskipun keadaan terasa semakin menegangkan namun kami urung meniatkan diri kembali ke tubuh masing masing , ada rasa penasaran yang seolah membuat kami tetap ingin bermain main dengan bahaya , sementara yang bisa kami lakukan saat ini hanyalah bersembunyi di balik bebatuan besar yang ada di dalam celah goa ini.
Renggo : “ tenang ae vig , kalo lembuswananya lewat sini gak bakal bisa lihat kita “
Me : “ moga aja aman bang “
Ketegangan terasa kian menjadi jadi saat suara raungan Lembuswana itu terdengar semakin nyaring “ ngooakkk !!... ngooakk !!.... “ sepertinya makhluk itu sudah ada tepat di sebelah celah goa ini dan tak lama lagi akan segera tiba di sini.
Me : “ medeni bang !!. “
Renggo : “ sstt !!.. pokoknya tenang vig ! “
Apa yang kurasakan saat ini adalah ketegangan yang bercampur dengan rasa penasaran yang sama sama besarnya , apalagi sewaktu terbang tadi aku tak dapat melihat wujudnya dengan lebih jelas , kini entah mengapa aku jadi merasa tak sabar menunggu makhluk itu melintas di depan celah goa ini , walaupun sebenarnya aku juga semakin dicekam ketegangan yang terasa kian menjadi jadi.
Belum pernah aku merasa setegang ini , terlebih saat makhluk berbadan singa dan berkepala gajah itu akhirnya benar benar melintas di depan celah goa ini “ nggoaak !!.... ngooaak !!.... “ raungannya terdengar nyaring menggema dan membuatku nyaris kehabisan nyali , namun dengan sedikit keberanian aku mencoba untuk mengintipnya dari balik batu besar tempatku bersembunyi , aku ingin tau seperti apa wujud Lembuswana kalau dilihat dari jarak sedekat ini.
Kulihat makhluk itu wujudnya sama persis dengan patungnya , dengan tinggi kurang lebih 10 meteran makhluk itu benar benar terlihat besar dan menakutkan , apalagi kalau melihat kepalanya yang berbentuk gajah dengan sepasang gading tajam yang begitu panjang mencuat ke depan , sementara di atas telinganya ada sepasang tanduk kerbau yang juga tampak panjang dan tajam tajam , saat kuamati kakinya tampak cakar cakar mirip rajawali dan sebagian tubuhnya yang berbentuk singa dipenuhi sisik sisik kehitaman yang tampak kasar , sungguh aku masih tak percaya kalau sekarang aku sedang melihat sosok Lembuswana yang benar benar hidup dan bergerak , bukan lagi sekedar patung yang hanya diam menghiasi pulau Kumala dan dijadikan objek foto para turis.
“ Ngoaakkk !!.... ngooakk !!.... “ makhluk besar itu meraung raung dengan nyaring di depan celah goa ini sebelum akhirnya berlalu meninggalkan kami yang masih bersembunyi di balik bebatuan besar “ ngooak !!... ngooakk !!... “ raungannya perlahan mulai terdengar semakin lirih dan sepertinya makhluk itu sudah berjalan semakin jauh , lega sudah rasanya kami bisa selamat bersembunyi di dalam celah goa ini.
Renggo : “ slamet vig , untung gak masuk ke sini tadi “
Me : “ gendheng !!... ndredeg bos “
Meskipun keadaan sudah aman tapi kami masih belum berani keluar dari celah goa ini , kami khawatir kalau Lembuswana itu masih belum pergi dari perbukitan sekitar ini dan mungkin akan mengejar kami lagi saat pulang nanti , lebih baik kami berdiam diri dulu di sini sambil melepaskan sisa sisa ketegangan yang masih terasa.
Me : “ gila bos !!.. serem kayak gitu wujudnya “
Renggo : “ sekarang lu udah tau sendiri kan kayak apa lembuswana itu “
Me : “ tapi kok gak ada mahkotanya ? “
Renggo : “ itu lembuswana gak ada yang punya lagi vig , kalo jaman kerajaan dulu dipakein mahkota “
Entah raja seperti apa yang sanggup menaklukkan makhluk besar mengerikan seperti itu , kurasa di jaman sekarang sudah tak ada lagi orang sakti yang sanggup menaklukkan dan menjadikan Lembuswana sebagai khodam , kini makhluk itu tak lebih sekedar makhluk liar tanpa tuan.
Saat kembali ke tenda kulihat Irfan sudah tertidur pulas sementara api unggun juga sudah padam , kini aku dan bang Renggo merokok di perahu ces sambil membahas kejadian barusan.
Renggo : “ gw jamin lu gak bakal bisa lupa sama lembuswana tadi vig “
Me : “ ini yang paling serem bang , baru sekarang gw liat yang kayak gitu “
Renggo : “ orang taunya lembuswana cuma mitos doang , lha kalo kita udah liat sendiri kan ? “
Me : “ gak taunya serem banget lembuswana yang asli , gendheng tenan bos !! “
Renggo : “ lu tulis tuh ceritanya di kaskus , biar orang bisa baca “
Sejak menguasai kemampuan astral projection aku telah menjumpai bermacam makhluk yang oleh orang awam hanya dianggap sebatas mitos belaka , terlebih sosok Lembuswana tadi adalah makhluk paling mengerikan yang pernah kujumpai di alam astral , sungguh merupakan pengalaman berharga bisa menjumpainya di hutan Kutai ini dan akan segera kutuliskan ceritanya di Kaskus.
Diubah oleh vigojinggo 09-01-2018 23:14
japraha47 dan 6 lainnya memberi reputasi
7
Kutip
Balas