Kaskus

Story

congyang.jusAvatar border
TS
congyang.jus
Ku Kejar Cintamu Sampai Garis Finish
Ku Kejar Cintamu Sampai Garis Finish

Tuhan tidak selalu memberi kita jalan lurus untuk mencapai suatu tujuan. Terkadang dia memberi kita jalan memutar, bahkan seringkali kita tidak bisa mencapai tujuan yg sudah kita rencanakan diawal. Bukan karena tuhan tidak memberi yg kita inginkan, tetapi untuk memberi kita yg terbaik. Percayalah, rencana Tuhan jauh lebih indah.

Quote:
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 13 suara
Siapa yang akan menjadi pemaisuri Raja?
Olivia
31%
Bunga
8%
Diana
15%
Zahra
15%
Okta
8%
Shinta
23%
Diubah oleh congyang.jus 04-03-2022 10:27
sargopipAvatar border
efti108Avatar border
JabLai cOYAvatar border
JabLai cOY dan 37 lainnya memberi reputasi
38
165.6K
793
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
congyang.jusAvatar border
TS
congyang.jus
#313
Part 43
Beberapa kali suara lemparan batu mengenai pintu kamar gw yang mengahadap balkon. Hal tersebut sukses membangunkan gw dari tidur nyenyak. Gw tengok jam dinding yang menunjukkan pukul setengah satu dini hari.

“Tai, sini nongol, jangan lempar – lempar doang” ucap gw sedikit berteriak

Lemparan batu tersebut belum berhenti juga. Gw beranjak dari tempat tidur menuju balkon. Tak ada orang disana.. “klotak..” bunyi suara kerikil mengenai kaca jendela kamar, gw menengok ke bawah, ke arah asal kerikil tersebut di lempar.

Dan, betapa terkejutnya gw..

Disana berdiri seorang wanita membawa kue ulang tahun dengan lilin menyala diatasnya “selamat ulang tahun jagoan..” ucapnya dari bawah sana

Gw tersenyum lebar. Jujur, ini pertama kalinya gw diberi surprise saat ulang tahun. Sebelumnya ga pernah ada, palingan cuma temen – temen ngucapin selamat, dilanjut makan - makan, Mbak Oliv / eyang ngasih kado tapi ga pernah ngasih surprise. Bapak Ibu gw malah ga pernah ngasih kado, bahkan ngucapin selamat pun engga, setidaknya itu sebelum adik – adik gw lahir.

Langkah kaki ini membawa gw ke bawah, menghampiri sosok wanita special itu.

“sekarang jagoanku udah tambah tua..” ucapnya

Mamah, Zahra dan Mbak Oliv berdiri di depan garasi. Haha gw baru nyadar kalau daritadi mereka ada di sana.

“tiup dong lilinnya.. pegel ini” keluh Shinta

Gw meringis “hehe maaf..” gw tiup api yang menyala di lilin berbentuk angka 16 tersebut.

“ayo masuk aja, kuenya dipotong di dalem..” ajak Mamah setelah gw meniup lilin. Kami berlima langsung menuju ruang tamu

“ini ga ada acara ngasih kado ya?” sindir gw ke mereka

Shinta merogoh sesuatu dari saku jaketnya. Dikeluarkan sebuah gelang berbahan seperti silikon berwarna hitam dengan corak garis melingkar berwarna putih. “semoga ga pernah berujung ya, kayak garis di gelang ini” ucapnya saat memakaikan gelang tersebut di pergelangan tangan kiri gw. “maaf ya, cuma bisa ngasih ini” lanjutnya

“special, kayak yang ngasih” puji gw ke Shinta

=====

Tepat tanggal 1 Juli, adalah hari pertama gw melaksanakan Praktek Kerja Lapangan/Magang/Prakerin. Sialnya, jadwal prakerin gw dimulai pada saat liburan sekolah berlangsung. Dimana teman – teman gw dari sekolah lain masih menikmati hari bebasnya, gw malah disibukkan dengan urusan kerja.

Gw dan Zahra magang di salah satu perusahaan yang bergerak di bidang konsultan dan kontraktor. Sebenarnya gw sudah mendapatkan kantor untuk magang sebelumnya, bersama Bagas, Kribo dan Akbar. Namun Zahra ingin magang di satu kantor yang sama dengan gw, padahal perusahaan tersebut hanya mau menerima 4 orang anak magang. Jadilah gw mengundurkan diri, dan mencari lagi perusahaan magang bersama Zahra.

Singkat cerita di hari pertama hanya perkenalan dan proses adaptasi di kantor, sesekali jalan – jalan (dibaca : disuruh) muter - muter ke ruang divisi lain. Karena ga ada yang menarik untuk diceritakan, skip aja..

Sore Hari, sepulang magang gw hendak pergi ke rumah Shinta. Entah kenapa firasat gw ga enak. Dari kemarin malam dia tidak membalas pesan gw. Padahal, biasanya di membalas pesan gw selambat-lambatnya tidak lebih dari 3 jam, kecuali saat tidur.

Bapaknya Shinta sedang duduk di kursi teras saat gw tiba, menikmati kopi, rokok, beberapa camilan dan langit senja. Gw langsung mencium tangannya dan duduk di kursi sebelahnya yang dibatasi sebuah meja kayu kecil berbentuk lingkaran.

"Dari mana ja?" tanya beliau berbasa - basi

"Mm dari rumah pak.." jawab gw

"Woi pak, panggilin Shinta napa.." gumam gw dalam hati

"Shinta nya ada pak?" tanya gw

Beliau diam sejenak, menghisap asap dari rokoknya, kemudian menghembuskannya ke udara. "Shinta nya lagi pergi ja, kerumah saudaranya di Jepara.." jelas beliau

"Tunggu dulu ja, paling bentar lagi sampai.." lanjutnya.. Masih banyak rasa penasaran gw tentang 'hilangnya Shinta'. Namun Bapaknya lebih dahulu beranjak pergi ke warung sebelum gw bertanya. Gw menyalakaan sebatang rokok, lalu memutar - mutarnya di antara jari telunjuk dan ibu jari tangan kanan gw.

"Diminum ja.." Beliau meletakkan sebuah minuman gelas di depan gw, lalu kembali duduk di kursi yang sebelumnya ia tinggalkan.

"Lagi di perjalanan ya pak? Emang udah sampai mana?" Tanya gw

"Ga tau sampai mana, kayaknya masih disana.." Beliau tertawa ringan setelah sukses mengerjai gw

"Itu bukan sebentar pak, bisa jadi petani jamur kalau saya nungguin di sini.." gumam gw

Meskipun sudah mendapat jawaban, namun masih ada yang mengganjal di hati gw. Tak biasanya Shinta menghilang tanpa kabar. Selepas dari rumah Shinta, gw pergi ke bengkel untuk sekedar berkumpul dengan kawan – kawan gw. Namun semua itu tidak sesuai harapan, disana hanya ada Mas Joe. Ia sedang berberes perkakas saat gw sampai disana.

“pada kemana mas?” tanya gw ke Mas Joe

“tau dah, masih pada piknik mungkin..” ucapnya sembari berjalan membawa perkakasnya menuju gudang

“yaudah mas, gw pergi dulu..” pamit gw

“oke mbah, ati – ati” balasnya sedikit berteriak dari gudang

Kali ini gw putuskan untuk pergi ke rumah Mbak Oliv, nampaknya gw sedang butuh sandaran

Gw langsung masuk kedalam setelah sampai disana, Mami sedang sibuk dengan pekerjaannya di ruang tamu. Entah apa yang dikerjakan, yang jelas banyak kertas – kertas dan nota pembelian

“Mbak Oliv ada mam?” tanya gw ke Mami

“lagi keluar ja, beli makanan.. tunggu aja dulu” jawab Mami

Gw melangkahkan kaki ke kamar, menunggu mbak Oliv di kamarnya. Ga enak kalau gw menunggu di ruang tamu, takut ngeganggu Mami.

Lagi – lagi pikiran gw melayang memikirkan Shinta. Seperti ada yang disembunyikan olehnya, Bapaknya pun begitu. Lalu pertanyaannya saat kemarin di kebun teh, ucapan nya saat gw berpamitan pulang. Itu semua seperti sebuah peringatan, namun gw belum tahu apa maksudnya.

20 menit kemudian, Mbak Oliv datang membawa sebuah kantung plastik besar berisi makanan ringan. Sebuah tarikan di kuping kanan gw menyambut pertemuan ini..

“sekarang udah jarang kesini ya, punya pacar jadi lupa sama kakaknya..”

“aduh duh, sakit mbak.. iya maaf” gw mengaduh kesakitan karena tarikannya di kuping gw benar – benar kuat seperti ibu tiri.

“kenapa? Ada apa?..” tanya Mbak Oliv

“kok tau kalo aku lagi ada masalah?” tanya gw keheranan

“ya taulah, kamu itu dateng cuma pas pengen ngedusel, kalo ga ya pas butuh duit..” jawabnya

“hehe.. lagi pengen dua – dua nya Mbak..” ucap gw

Mbak Oliv mencopot jaketnya, lalu menggantungkan nya di gantungan pakaian yang ada di belakang pintu kamar.

Ia naik ke atas tempat tidur, kemudian duduk memeluk gw. Eh salah, memeluk guling. “eh dek, Ana udah ngelahirin loh” kata Mbak Oliv

“cewek apa cowok?” tanya gw

“cowok. Mirip kamu loh, rambutnya rada pirang kayak bule, trus matanya rada coklat kayak kamu” jelasnya

“cocote, yg bener aja” waduh, masa itu anak gw sih.

Tubuh ini gw rebahkan di tempat tidur, memandang ke arah langit – langit kamar. Ini kepala benar – benar mau meleduk.

“abis isya anterin nengokin anaknya Ana ya Mbak?” pinta gw

“ciye, yang mau nengokin buah hatinya..” ejek Mbak Oliv

Gw terdiam, bener – bener ga nyangka bisa serumit ini. Masalah dengan Shinta belum menemui titik temu, malah ditambah dengan kejadian masa lalu. Padahal waktu dulu, Ana yang bilang sendiri kalau itu bukan anak gw.

“coba telponin Shinta dong Mbak, dari kemaren malem kontaknya ga ada yang aktif..” pinta gw

“langsung ke rumahnya aja lah” suruh Mbak Oliv

“udah tadi, Bapaknya bilang kalau Shinta lagi ke rumah saudaranya di Jepara. Tapi Shinta agak aneh aja akhir – akhir ini, ga biasanya Shinta kayak gini. Kayaknya ada yang disembunyiin dari aku Mbak” ucap gw panjang kali lebar dibagi dua

Ia langsung mengambil HP nya yang berada di meja komputer. Sekitar 10 menit Mbak Oliv sibuk dengan HP nya. Mengetik, menempelkan telepon di telinga, begitu terus sampai berulang – ulang. Namun sepertinya Mbak Oliv juga tidak berhasil menghubungi Shinta. Okey, ini sudah benar – benar janggal.

“nomornya ga aktif dek, BBM nya juga..” jelas Mbak Oliv

Gw mendengus dengan kasar. Ada apa lagi ini?. Apa salahku, kau buat begini?
delet3
Arsana277
japraha47
japraha47 dan 10 lainnya memberi reputasi
11
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.