- Beranda
- Stories from the Heart
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
...
TS
juraganpengki
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)

Cool Cover By Agan Linbara (Thanks, Bree)..
Prolog
Setelah bangun dari ‘Mati Suri’ karena memutuskan untuk mencoba membunuh diri sendiri untuk melindungi Kitab Langit dan melenyapkan Bayu Ambar, gw kembali ke dunia nyata.. Kehidupan gw sedikit jauh berbeda, karena pengalaman ‘Mati Suri’ itu berefek langsung pada kelebihan yang gw miliki.. Gw masih sama Anggie, meski ujian atas cinta kami masih saja mendera.. Ada musuh baru, tentu saja.. Tapi ada juga sahabat baru yang muncul.. Karena ini akhir dari cerita kami berempat..
Kembalinya Anak Ibu...
Pengorbanan Pedang Jagat Samudera...
Cintai Aku Sewajarnya, Yank...
Matinya Seorang Saudara (Versi Gw/Bimo)
Berkumpul Kembali...
Keanehan Yang Mulai Muncul...
Sambutan Ketiga Saudara Ke Reinata...
Sabar???
Cukup! Tinggalin Aku Sendiri!!!
Siapa Kau???
Aku Ikutin Kemauan Kamu...
Keputusan Sepihak Yang Pahit...
Semua Beban Menjadi satu
Semua Beban Menjadi Satu (2)...
Serangkum Rindu Untuk Ayah...
Munculnya Penguasa Laut Utara...
Bertemunya Dua Penguasa...
Sebuah Kesepakatan...
Ibu Kenapa Yah???
Lu Kenapa, Ka???
Wanted Dead Or Alive.. ANTON!!!
Mo 'Perabotan' Lu Hancur Apa Tanggung Jawab???
It's The End Of Us...
Di Kerjain Ibu...
Ridho!!!
Kelewatan!!!
Munculnya Dua Penjaga Gerbang Kerajaan Laut...
Dewi Arum Kesuma VS Dewi Ayu Anjani
Datangnya Sosok Seorang Pemisah Dan Shock Therapy Buat Gw...
Kerajaan Jin...
Terkuaknya Semua Jawaban...
Maafin Gw, Bree...
Pengakuan Suluh...
Akhirnya Boleh Gondrong...
Pernikahan Kak Silvi Yang Seharusnya Membuat Gw Bahagia...
Pernikahan Kak Silvi Yang seharusnya Membuat Gw Bahagia (2)...
Tunggu Pembalasan Gw!!!...
Ni Mas Linduri dan Banas Ireng...
Dua Sosok Penyelamat Misterius...
Ada Apa Sama Ridho?...
Kesalahan Fatal...
Kembalinya Jin Penjaga Ridho dan Suluh...
Akibat Terlalu Ikut Campur...
Setiap Perbuatan Akan Mendapat Balasan...
Munculnya Viny Dan Sebuah Tantangan Bertarung...
Manusia Cabul...
Suara Penolong Misterius...
Bertemunya Kembali Sepasang Kekasih...
Terkuaknya Kebenaran...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar (2)...
Jaket Dan Celana Jeans Robek Serta Sweater Hitam Kumal...
She's My True Love...
Dilema...
Pertengkaran Dengan Ibu...
Rambe Lantak...
Gendewa Panah Pramesti...
Akan Ku Balaskan Dendam Mu, Arum Kesuma!!!
Yang Hilang dan Yang Kembali...
Jawaban Ayu...
Mati Gw!!!
Aku Makin Sayang...
Nasihat Om Hendra...
Jera Mencuri...
Ajian Segoro Geni...
Pilihan Sulit...
Keputusasaan Anggie...
Kabar Baik dari Ridho dan Suluh...
Perjalanan Menuju Pembalasan Dendam...
Rawa Rontek...
Rawa Rontek 2 (Terbayarnya Dendam)...
Kedatangan Pak Sugi...
Orang Titipan...
Hukuman Paling Berat...
Tidurlah Di Pangkuan Ku...
Menjajal Kesaktian...
Menjajal Kesaktian (2)...
Pengakuan Mengejutkan Babeh Misar...
Pengajaran Ilmu Silat Betawi...
Di Kepret Babeh Misar Lagi...
Tasya...
Naga Caglak dan Bajing Item...
Misteri Sebuah Dendam...
Kekuatan Sejati Kitab Langit Bagian Matahari...
Perpisahan...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera (2)...
Kembalinya Ibu...
Empat Bayangan Hitam...
Siapa Ni Mas Laras Rangkuti???
Dendam Seorang Sahabat...
Ini Keputusan Yang Harus Gw Ambil...
Semua Pengorbanan Ini Demi Ibu...
Rapuh...
Kabar Mengejutkan Sekar dan Sebuah Restu...
Siasat Braja Krama...
Munculnya Kitab Langit...
Si Pembuka Kitab langit dan Sosok Asli Pak Sugi...
Rencana Yang Matang...
Lamaran Pribadi...
Keingintahuan Anggie...
Perubahan Rencana...
Hampir Terjebak...
Kekecewaan Sekar...
Dua Syarat Reinata...
Aku Harap Kamu dan Anggie Bahagia, Mam...
Rahasia Sepasang Suami Isteri...
Menitipkan Amanah...
Berkumpulnya Para Pembela Kitab Langit...
Siasat Ki Purwagalih...
Raja Jin Raja Muslihat (Nyesek, Bree)...
Pertukaran Tawanan...
Perang Gaib PunTak Terelakkan...
Sang Penyelamat Dari Utara...
Pertempuran Awal Dua Penguasa Kerajaan Gaib...
Bertekuk Lututnya Sekutu Braja Krama...
Pertarungan Dua Putera (Gugurnya Satu Sahabat Gaib)...
Krama Raja...
Braja Krama Versus Krama Raja...
Raja Licik...
Aku Lah Sang Pembuka...
Siasat Krama Raja dan Bayu Ambar...
Terbukanya Semua Ilmu Terlarang...
Sebuah Pengecualian...
Sri Baduga Maharaja...
Hilangnya Sebuah Pengecualian...
Hilangnya Sebuah Pengecualian (2)...
Sebuah Pengorbanan...
Pahlawan...
Sumpah...
Ilmu Pamungkas yang Terlarang...
Kabar Yang Mengejutkan...
Pulang...
Pulang (2)...
Sedikit Kisah Rio Sebelum Kisah Ini Tamat...
Terhalang Sumpah...
Bantuan Sahabat Baik...
Bachelor Party...
Keturunan Lain Sang Prabu...
Pembalasan Dendam Singgih...
Sepenggal Kisah Nyi Mas Roro Suwastri...
Tawaran Yang Mengejutkan...
Lawan Atau Kawan???
Terkuaknya Silsilah...
Sebuah Kebenaran...
Sebuah Kebenaran (2)...
Bertemunya Dua Keturunan Sang Prabu...
Pertempuran Dua Hati...
Cinta Pertama VS Cinta Terakhir Jagat Tirta...
Pengakuan Bayu Barata...
Ki Larang dan Nyi Mas Galuh Pandita???
Prana Kusuma...
Kau Benar Keturunan Kami, Ngger...
Our Big Day...
Insiden...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga (2)...
Dua Tamu Istimewa...
Semua Karena Cinta...
Keputusan Sekar Kencana...
Kena Gampar...
Bonyok!!!
RIBET!!!
Berdamai...
Keponakan Baru...
Malam Pertama dan Tiga Keanehan...
Ajian Warisan Para Leluhur (The Last Part/End Of All Chapters)
SIDE STORIES
Keturunan Yang Tersesat...
Keturunan Yang Tersesat (2)...

Cool Cover By Agan Linbara (Thanks, Bree)..
Prolog
Setelah bangun dari ‘Mati Suri’ karena memutuskan untuk mencoba membunuh diri sendiri untuk melindungi Kitab Langit dan melenyapkan Bayu Ambar, gw kembali ke dunia nyata.. Kehidupan gw sedikit jauh berbeda, karena pengalaman ‘Mati Suri’ itu berefek langsung pada kelebihan yang gw miliki.. Gw masih sama Anggie, meski ujian atas cinta kami masih saja mendera.. Ada musuh baru, tentu saja.. Tapi ada juga sahabat baru yang muncul.. Karena ini akhir dari cerita kami berempat..
Kembalinya Anak Ibu...
Pengorbanan Pedang Jagat Samudera...
Cintai Aku Sewajarnya, Yank...
Matinya Seorang Saudara (Versi Gw/Bimo)
Berkumpul Kembali...
Keanehan Yang Mulai Muncul...
Sambutan Ketiga Saudara Ke Reinata...
Sabar???
Cukup! Tinggalin Aku Sendiri!!!
Siapa Kau???
Aku Ikutin Kemauan Kamu...
Keputusan Sepihak Yang Pahit...
Semua Beban Menjadi satu
Semua Beban Menjadi Satu (2)...
Serangkum Rindu Untuk Ayah...
Munculnya Penguasa Laut Utara...
Bertemunya Dua Penguasa...
Sebuah Kesepakatan...
Ibu Kenapa Yah???
Lu Kenapa, Ka???
Wanted Dead Or Alive.. ANTON!!!
Mo 'Perabotan' Lu Hancur Apa Tanggung Jawab???
It's The End Of Us...
Di Kerjain Ibu...
Ridho!!!
Kelewatan!!!
Munculnya Dua Penjaga Gerbang Kerajaan Laut...
Dewi Arum Kesuma VS Dewi Ayu Anjani
Datangnya Sosok Seorang Pemisah Dan Shock Therapy Buat Gw...
Kerajaan Jin...
Terkuaknya Semua Jawaban...
Maafin Gw, Bree...
Pengakuan Suluh...
Akhirnya Boleh Gondrong...
Pernikahan Kak Silvi Yang Seharusnya Membuat Gw Bahagia...
Pernikahan Kak Silvi Yang seharusnya Membuat Gw Bahagia (2)...
Tunggu Pembalasan Gw!!!...
Ni Mas Linduri dan Banas Ireng...
Dua Sosok Penyelamat Misterius...
Ada Apa Sama Ridho?...
Kesalahan Fatal...
Kembalinya Jin Penjaga Ridho dan Suluh...
Akibat Terlalu Ikut Campur...
Setiap Perbuatan Akan Mendapat Balasan...
Munculnya Viny Dan Sebuah Tantangan Bertarung...
Manusia Cabul...
Suara Penolong Misterius...
Bertemunya Kembali Sepasang Kekasih...
Terkuaknya Kebenaran...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar (2)...
Jaket Dan Celana Jeans Robek Serta Sweater Hitam Kumal...
She's My True Love...
Dilema...
Pertengkaran Dengan Ibu...
Rambe Lantak...
Gendewa Panah Pramesti...
Akan Ku Balaskan Dendam Mu, Arum Kesuma!!!
Yang Hilang dan Yang Kembali...
Jawaban Ayu...
Mati Gw!!!
Aku Makin Sayang...
Nasihat Om Hendra...
Jera Mencuri...
Ajian Segoro Geni...
Pilihan Sulit...
Keputusasaan Anggie...
Kabar Baik dari Ridho dan Suluh...
Perjalanan Menuju Pembalasan Dendam...
Rawa Rontek...
Rawa Rontek 2 (Terbayarnya Dendam)...
Kedatangan Pak Sugi...
Orang Titipan...
Hukuman Paling Berat...
Tidurlah Di Pangkuan Ku...
Menjajal Kesaktian...
Menjajal Kesaktian (2)...
Pengakuan Mengejutkan Babeh Misar...
Pengajaran Ilmu Silat Betawi...
Di Kepret Babeh Misar Lagi...
Tasya...
Naga Caglak dan Bajing Item...
Misteri Sebuah Dendam...
Kekuatan Sejati Kitab Langit Bagian Matahari...
Perpisahan...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera (2)...
Kembalinya Ibu...
Empat Bayangan Hitam...
Siapa Ni Mas Laras Rangkuti???
Dendam Seorang Sahabat...
Ini Keputusan Yang Harus Gw Ambil...
Semua Pengorbanan Ini Demi Ibu...
Rapuh...
Kabar Mengejutkan Sekar dan Sebuah Restu...
Siasat Braja Krama...
Munculnya Kitab Langit...
Si Pembuka Kitab langit dan Sosok Asli Pak Sugi...
Rencana Yang Matang...
Lamaran Pribadi...
Keingintahuan Anggie...
Perubahan Rencana...
Hampir Terjebak...
Kekecewaan Sekar...
Dua Syarat Reinata...
Aku Harap Kamu dan Anggie Bahagia, Mam...
Rahasia Sepasang Suami Isteri...
Menitipkan Amanah...
Berkumpulnya Para Pembela Kitab Langit...
Siasat Ki Purwagalih...
Raja Jin Raja Muslihat (Nyesek, Bree)...
Pertukaran Tawanan...
Perang Gaib PunTak Terelakkan...
Sang Penyelamat Dari Utara...
Pertempuran Awal Dua Penguasa Kerajaan Gaib...
Bertekuk Lututnya Sekutu Braja Krama...
Pertarungan Dua Putera (Gugurnya Satu Sahabat Gaib)...
Krama Raja...
Braja Krama Versus Krama Raja...
Raja Licik...
Aku Lah Sang Pembuka...
Siasat Krama Raja dan Bayu Ambar...
Terbukanya Semua Ilmu Terlarang...
Sebuah Pengecualian...
Sri Baduga Maharaja...
Hilangnya Sebuah Pengecualian...
Hilangnya Sebuah Pengecualian (2)...
Sebuah Pengorbanan...
Pahlawan...
Sumpah...
Ilmu Pamungkas yang Terlarang...
Kabar Yang Mengejutkan...
Pulang...
Pulang (2)...
Sedikit Kisah Rio Sebelum Kisah Ini Tamat...
Terhalang Sumpah...
Bantuan Sahabat Baik...
Bachelor Party...
Keturunan Lain Sang Prabu...
Pembalasan Dendam Singgih...
Sepenggal Kisah Nyi Mas Roro Suwastri...
Tawaran Yang Mengejutkan...
Lawan Atau Kawan???
Terkuaknya Silsilah...
Sebuah Kebenaran...
Sebuah Kebenaran (2)...
Bertemunya Dua Keturunan Sang Prabu...
Pertempuran Dua Hati...
Cinta Pertama VS Cinta Terakhir Jagat Tirta...
Pengakuan Bayu Barata...
Ki Larang dan Nyi Mas Galuh Pandita???
Prana Kusuma...
Kau Benar Keturunan Kami, Ngger...
Our Big Day...
Insiden...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga (2)...
Dua Tamu Istimewa...
Semua Karena Cinta...
Keputusan Sekar Kencana...
Kena Gampar...
Bonyok!!!
RIBET!!!
Berdamai...
Keponakan Baru...
Malam Pertama dan Tiga Keanehan...
Ajian Warisan Para Leluhur (The Last Part/End Of All Chapters)
SIDE STORIES
Keturunan Yang Tersesat...
Keturunan Yang Tersesat (2)...
Diubah oleh juraganpengki 15-07-2018 20:23
iskrim dan 132 lainnya memberi reputasi
127
2.1M
8K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
juraganpengki
#7
Mati Nya Seorang Saudara (Versi gw / Bimo)...
“SIAL!! LUKA NYA GA MAU NUTUP, BIM!!!” Bentakan Ridho seketika membuat gw bertambah panik..
Didepan gw, wajah Imam nampak semakin pucat.. Darah yang merembes keluar dari kaus yang dipakainya, menetes jatuh berceceran di tanah padas, bersamaan dengan tetesan airmata gw yang juga menetes membasahi pipi..
Suara Imam terdengar terbata-bata saat memegangi tangan Ridho.. Hati gw semakin hancur mendengar saudara laki-laki gw itu menitipkan pesan kepada kami untuk menjaga Ibu dan adik perempuannya, Ayu..
Belum lagi, saat pandangan Imam menatap sendu ke arah Suluh yang terisak disebelah gw.. Beberapa kalimat nya yang terdengar terputus-putus, memanggil Suluh dengan nama Anggie, kekasihnya.. Kemudian memandang kosong ke arah belakang gw sambil tersenyum manis.. Gw sempat mendengar Imam menyebut Ayah dengan suara lirih..
Seketika gw berdiri dan memandangi tiap sosok Jin yang mengaku berilmu tinggi, namun tidak sanggup melakukan apapun.. Benak gw mulai dipenuhi cerita Imam tentang pandangan masa depan yang dia peroleh dari Jin Penguasa Pulau Tidung.. Mengingat hal itu, amarah gw semakin menyatu dengan amukan rasa sedih..
“KALIAN SEMUA JANGAN DIEM AJA!! LAKUIN SESUATU BUAT SELAMETIN SAUDARA GW!!!” Bentak gw ke semua sosok yang masih diam..
Tiba-tiba, gw mendengar Suluh berteriak histeris sambil menangis.. Gw sontak membalikan tubuh k arah ketiga saudara gw.. Tatapan mata gw menatap nanar melihat Suluh masih menangis hebat seraya menggoyang-goyangkan tubuh Imam.. Sementara Ridho berteriak dengan memukulkan kepalan tangannya ke atas tanah padas..
Kedua bibir gw bergetar seiring dua kepalan tangan yang juga terkepal, menatap sosok seorang saudara dari jalinan darah dimasa silam, sudah terkulai lemah dengan kedua mata tertutup dan bibir menyunggingkan senyuman manis..
Rasa nya baru beberapa menit lalu, Imam curhat ke gw soal pandangan masa silam yang ditunjukkan Raden Dwipa, dan membuat gw sampai berani menghisap benda paling gw tidak suka, hanya sekedar untuk menghilangkan perasaan kaget..
Rasanya baru kemarin Imam membantu memunguti buku gw setelah beberapa anak SMU lain mencoba membully, lalu memberitahu kan bahwa gw adalah salah satu saudara nya dari ikatan darah masa silam.. Dan, sepertinya belum lama gw berkelahi dengan Imam, bersama Ridho dan Suluh, saat saudara gw itu mencoba merebut paksa masing-masing senjata kami, karena pengaruh Ajian Raja Pengasih..
Kilasan demi kilasan pengalaman seru, seram, dan membingungkan serta masa-masa indah yang kami lewati bersama-sama, membuat amarah dalam dada gw semakin menyatu dengan rasa sedih dan rasa kehilangan teramat sangat..
Hati gw menolak untuk mengakui bahwa saudara gw itu sudah tak bernyawa.. Seketika gw memutar tubuh dan menatap wajah Ki Suta, Kakek Moyang kami yang nampak masih pucat akibat terkena serangan Bayu Ambar.. Pasti ada sesuatu yang bisa beliau lakukan untuk menyelamatkan Imam..
“Eyang, aku mohon lakukan sesuatu ke saudara ku” Ucap gw dengan suara bergetar, sambil terus menatap nanar wajah Ki Suta, dengan kedua tangan masih terkepal..
Sosok yang barusan gw tanya dan masih gw tatap dengan nanar itu malah melirik ke arah Ki Purwagalih dan Jin Penjaga cewe yang suka juga ke Imam, namanya Reinata.. Sesaat, gw melemparkan pandangan ke arah dua sosok lain yang Ilmu nya terbilang tinggi.. Masing-masing dari mereka hanya bisa terdiam tanpa mampu menjawab permintaan gw..
“EYANG!!! LAKUKAN SESUATU!!! KETURUNAN MU SEDANG MEREGANG NYAWA!!!” Teriak gw dengan suara tinggi ke Ki Suta dan membuat semua sosok menatap langsung ke arah gw..
Sesaat, dua mata sayu Kakek Moyang kami itu menatap gw dengan tatapan sendu, lalu menundukkan wajahnya seperti tak sanggup untuk menatap dua mata gw yang masih dibanjiri air mata..
“Maaf, Ngger.. Aku tidak mampu melawan takdir” Ucap Ki Suta yang membuat kedua kaki gw langsung terasa lemas..
Tanpa banyak bicara, gw langsung mendekat ke arah Jin Penjaga si Reinata dan duduk bersimpuh sambil menangis tersedu-sedu.. Gw teringat akan cerita Imam yang menyebutkan sosok berkekuatan paling tinggi diantara semua Jin yang kami kenal itu, mempunyai kesaktian untuk memundurkan waktu..
“Eyang.. Aku mohon, selamatkan saudara ku, Eyang.. Tolong gunakan kesaktian mu untuk memundurkan waktu.. Tolong selamatkan Imam, Eyang” Pinta gw sambil meratap dan bersimpuh persis dihadapannya dengan wajah tertunduk..
Gw mencoba untuk menahan semua airmata agar tak lagi keluar membasahi pipi, tapi sangat sulit ternyata.. Saat sedang meratap, tiba-tiba dua tangan terasa memegangi bahu gw.. Kepala gw langsung terangkat dan melihat sosok Jin berwujud Kakek Tua dengan gamis putih, sedang tersenyum sambil memegangi bahu ini..
“Bangkit lah, Ngger” Ucap Jin Penjaga nya si Reinata..
Gw segera menyeka airmata dan langsung berdiri dengan cepat.. Secercah harapan terasa mulai timbul di hati gw, saat melihat senyuman Kakek Tua dengan Tongkat Putih nya yang melayang persis di sebelah..
“Kau tahu, Ngger.. Seperti ucapan Kakek Moyang mu tadi.. Kami semua tidak bisa melawan garis takdir.. Aku pun sudah tak mampu untuk menggunakan kesaktian yang kau maksud, karena batasan ku telah habis.. Tapi mungkin aku bisa menyembuhkan luka tusuk Pedang Sakti milik saudara mu di dada kirinya, dan menggunakan Ilmu yang sama sekali belum pernah ku pakai sebelumnya.. Mudah-mudahan aku belum terlambat” Kata Jin Penjaga nya si Reinata dan langsung melayang mendekati raga Imam..
Sesaat, gw menatap Ridho dan juga Suluh.. Dari kedua pasang mata mereka, gw bisa melihat harapan yang sama terlihat disana.. Kami semua sama-sama berharap saudara kami, Imam, bisa diselamatkan..
Diarah depan, Kakek Tua bertongkat putih itu nampak memejamkan mata lalu menempelkan ujung tongkat nya tepat di dada kiri Imam.. Gw sempat melempat pandangan ke arah Ridho saat mendengar suara seperti besi panas yang terendam air, begitu ujung tongkat putih menempel di luka tusuk Imam..
Perlahan-lahan, gw melihat pendarahan di luka tusuk pada dada sebelah kiri Imam mulai berhenti, dan luka sobek nya pun lambat laun merapat kemudian hilang tak berbekas.. Gw sempat melirik ke arah wajah Jin Penjaga nya si Reinata.. Sebuah senyuman terlukis disana seiring terbitnya sebuah rasa bahagia di hati gw, melihat pulihnya luka di dada kiri saudara kami..
Kemudian, sosok Kakek Tua bertongkat putih menempelkan kembali ujung tongkat yang menjadi senjata beliau selama ini, ke atas dada kiri Imam..
Sesaat, gw terhenyak melihat raga Imam tersentak ke atas, seperti seorang pasien yang sedang diberi tindakan CPR, saat ujung tongkat putih Jin Penjaga nya si Reinata berulang kali menyentuh dada kiri Imam.. Tapi tetap saja tidak ada reaksi apapun dari sosok saudara laki-laki kami itu..
Pandangan kedua mata gw tertegun melihat sosok Kakek Tua pemegang tongkat sakti berwarna putih, memejamkan kedua matanya.. Bibir Jin Penjaga si Reinata nampak bergerak-gerak seperti sedang merapal kan mantera asing.. Lalu, beliau berlutut sambil memindahkan tongkat putihnya ke tangan kiri..
Tiba-tiba, Kakek Tua bergamis putih itu, memegang dahi Imam dengan telapak tangan kanannya yang sudah diselimuti sinar putih.. Mungkin, Jin Penjaga nya si Reinata sedang mencoba menggunakan Ilmu yang belum pernah ia pakai sebelumnya.. Lagi-lagi gw mendengar suara mendesis keluar dari telapak tangan Kakek Tua tersebut, yang sudah menempel di dahi Imam..
Beberapa saat, tatapan semua sosok tertuju pada Jin Penjaga nya si Reinata yang sedang berusaha menolong Imam.. Pandangan kami semua menyiratkan sebuah harapan yang sama.. Berharap Imam bisa ditolong dan kembali berkumpul bersama kami semua..
Suasana nampak sangat hening bercampur tegang.. Ridho yang terlihat tidak sabar langsung mendekat ke arah Jin Penjaga nya si Reinata..
“Bagaimana Eyang, apakah saudara kami bisa di sembuhkan?” Tanya Ridho yang mewakili rasa penasaran kami semua..
Sosok Jin Penjaga nya si Reinata terlihat berdiri dan menatap kosong ke arah Imam.. Kepala beliau nampak menggeleng tiga kali, lalu menoleh ke arah Ridho.. Sekar yang nampak sangat gusar, melayang mendekat ke arah Jin Penjaga nya si Reinata..
“Maafkan aku, Ngger.. Saudara kalian sudah tidak bisa diselamatkan.. Ruhnya sudah meninggalkan raga.. Sekali lagi maaf kan aku” Ucap Kakek Tua bertongkat putih dengan wajah dipenuhi rasa bersalah..
Seketika, Ridho dan Suluh berteriak histeris.. Di susul suara tangisan Sekar yang kembali pecah sambil menggoyang-goyangkan tubuh Imam.. Beberapa suara sosok di belakang gw, terdengar mengucapkan kalimat INNAALILLAAHI WA INNAAILAIHI RADZIUN..
Tatapan nanar mata gw kembali dibanjiri airmata yang mengalir deras.. Disana, di atas tanah padas terbaring jasad seorang saudara laki-laki yang terjalin dari hubungan darah dimasa lalu..
Seorang saudara laki-laki yang sama-sama kami kasihi melebihi saudara kandung..
Perlahan, gw berjalan maju satu langkah ke depan dan berhenti persis di samping kepala Imam.. Wajah saudara gw itu nampak pucat pasi, seakan darah dalam tubuhnya telah berhenti mengalir.. Gw mulai berjongkok dan mengangkat kepala Imam dengan hati-hati, kemudian memangku nya diatas paha gw yang sudah berlepit..
Dua tetes airmata gw mengalir dan jatuh tepat di dahi Imam.. Segera gw menyeka jejak dua airmata di dahi saudara gw itu.. Dingin.. Dahi Imam terasa mulai mendingin.. Tangan kanan gw langsung memegang pergelangan tangan Imam.. Sesaat gw mencoba merasakan denyut di nadi nya.. Tapi sama sekali tidak ada pergerakan disana.. Yang ada hanya rasa dingin terasa di pergelangan tangan Imam..
Gw melempar pandangan ke arah Ridho yang masih meratap bersama Sekar dan Suluh.. Entah mengapa batin gw malah merasakan amarah, melihat tingkah mereka bertiga.. Batin gw menolak mentah-mentah kalimat Jin Penjaga nya si Reinata.. Meski air mata terus membasahi kedua indera penglihatan gw..
“Dho.. Suluh.. Gw minta lu berdua jangan nangis.. Imam masih hidup koq.. Gw yakin, Imam ga bakal mati segampang ini” Ucap gw sambil menepuk bahu Ridho, dengan kedua mata berair..
Ridho dan Suluh nampak tidak memberikan respon atas ucapan gw barusan..
“Dho.. Lu liet kan Imam senyum, Dho.. Ini artinya Imam belum mati, Dho” Ucap gw lagi yang kali ini sambil memegang bahu Ridho..
Bukan jawaban Iya yang gw dapat, melainkan Ridho menampik keras pegangan tangan gw di bahu nya.. Sejenak, Ridho menatap wajah gw dengan sorot mata tajam..
“Lu buka mata, Bim.. Imam udah ga ada!!!” Bentak Bimo yang membuat gw langsung tertegun menatap nya..
Kemudian, pandangan gw kembali menatap ke arah wajah Imam yang kepala nya masih ada di pangkuan gw.. Bentakan Ridho barusan masih terngiang-ngiang jelas di dua telinga.. Bersamaan dengan semakin derasnya hujan airmata di kedua indera penglihatan..
“Mam.. Lu jangan coba-coba tinggalin kita.. Kita masih butuh lu, Mam.. Pliss, kita harus bilang apa ke Ibu, Ayu sama Anggie, Mam.. Lu tega banget ke gw” Ucap gw dengan suara bergetar mulai meratap sambil menatap wajah saudara laki-laki gw yang pucat pasi..
“SIAL!! LUKA NYA GA MAU NUTUP, BIM!!!” Bentakan Ridho seketika membuat gw bertambah panik..
Didepan gw, wajah Imam nampak semakin pucat.. Darah yang merembes keluar dari kaus yang dipakainya, menetes jatuh berceceran di tanah padas, bersamaan dengan tetesan airmata gw yang juga menetes membasahi pipi..
Suara Imam terdengar terbata-bata saat memegangi tangan Ridho.. Hati gw semakin hancur mendengar saudara laki-laki gw itu menitipkan pesan kepada kami untuk menjaga Ibu dan adik perempuannya, Ayu..
Belum lagi, saat pandangan Imam menatap sendu ke arah Suluh yang terisak disebelah gw.. Beberapa kalimat nya yang terdengar terputus-putus, memanggil Suluh dengan nama Anggie, kekasihnya.. Kemudian memandang kosong ke arah belakang gw sambil tersenyum manis.. Gw sempat mendengar Imam menyebut Ayah dengan suara lirih..
Seketika gw berdiri dan memandangi tiap sosok Jin yang mengaku berilmu tinggi, namun tidak sanggup melakukan apapun.. Benak gw mulai dipenuhi cerita Imam tentang pandangan masa depan yang dia peroleh dari Jin Penguasa Pulau Tidung.. Mengingat hal itu, amarah gw semakin menyatu dengan amukan rasa sedih..
“KALIAN SEMUA JANGAN DIEM AJA!! LAKUIN SESUATU BUAT SELAMETIN SAUDARA GW!!!” Bentak gw ke semua sosok yang masih diam..
Tiba-tiba, gw mendengar Suluh berteriak histeris sambil menangis.. Gw sontak membalikan tubuh k arah ketiga saudara gw.. Tatapan mata gw menatap nanar melihat Suluh masih menangis hebat seraya menggoyang-goyangkan tubuh Imam.. Sementara Ridho berteriak dengan memukulkan kepalan tangannya ke atas tanah padas..
Kedua bibir gw bergetar seiring dua kepalan tangan yang juga terkepal, menatap sosok seorang saudara dari jalinan darah dimasa silam, sudah terkulai lemah dengan kedua mata tertutup dan bibir menyunggingkan senyuman manis..
Rasa nya baru beberapa menit lalu, Imam curhat ke gw soal pandangan masa silam yang ditunjukkan Raden Dwipa, dan membuat gw sampai berani menghisap benda paling gw tidak suka, hanya sekedar untuk menghilangkan perasaan kaget..
Rasanya baru kemarin Imam membantu memunguti buku gw setelah beberapa anak SMU lain mencoba membully, lalu memberitahu kan bahwa gw adalah salah satu saudara nya dari ikatan darah masa silam.. Dan, sepertinya belum lama gw berkelahi dengan Imam, bersama Ridho dan Suluh, saat saudara gw itu mencoba merebut paksa masing-masing senjata kami, karena pengaruh Ajian Raja Pengasih..
Kilasan demi kilasan pengalaman seru, seram, dan membingungkan serta masa-masa indah yang kami lewati bersama-sama, membuat amarah dalam dada gw semakin menyatu dengan rasa sedih dan rasa kehilangan teramat sangat..
Hati gw menolak untuk mengakui bahwa saudara gw itu sudah tak bernyawa.. Seketika gw memutar tubuh dan menatap wajah Ki Suta, Kakek Moyang kami yang nampak masih pucat akibat terkena serangan Bayu Ambar.. Pasti ada sesuatu yang bisa beliau lakukan untuk menyelamatkan Imam..
“Eyang, aku mohon lakukan sesuatu ke saudara ku” Ucap gw dengan suara bergetar, sambil terus menatap nanar wajah Ki Suta, dengan kedua tangan masih terkepal..
Sosok yang barusan gw tanya dan masih gw tatap dengan nanar itu malah melirik ke arah Ki Purwagalih dan Jin Penjaga cewe yang suka juga ke Imam, namanya Reinata.. Sesaat, gw melemparkan pandangan ke arah dua sosok lain yang Ilmu nya terbilang tinggi.. Masing-masing dari mereka hanya bisa terdiam tanpa mampu menjawab permintaan gw..
“EYANG!!! LAKUKAN SESUATU!!! KETURUNAN MU SEDANG MEREGANG NYAWA!!!” Teriak gw dengan suara tinggi ke Ki Suta dan membuat semua sosok menatap langsung ke arah gw..
Sesaat, dua mata sayu Kakek Moyang kami itu menatap gw dengan tatapan sendu, lalu menundukkan wajahnya seperti tak sanggup untuk menatap dua mata gw yang masih dibanjiri air mata..
“Maaf, Ngger.. Aku tidak mampu melawan takdir” Ucap Ki Suta yang membuat kedua kaki gw langsung terasa lemas..
Tanpa banyak bicara, gw langsung mendekat ke arah Jin Penjaga si Reinata dan duduk bersimpuh sambil menangis tersedu-sedu.. Gw teringat akan cerita Imam yang menyebutkan sosok berkekuatan paling tinggi diantara semua Jin yang kami kenal itu, mempunyai kesaktian untuk memundurkan waktu..
“Eyang.. Aku mohon, selamatkan saudara ku, Eyang.. Tolong gunakan kesaktian mu untuk memundurkan waktu.. Tolong selamatkan Imam, Eyang” Pinta gw sambil meratap dan bersimpuh persis dihadapannya dengan wajah tertunduk..
Gw mencoba untuk menahan semua airmata agar tak lagi keluar membasahi pipi, tapi sangat sulit ternyata.. Saat sedang meratap, tiba-tiba dua tangan terasa memegangi bahu gw.. Kepala gw langsung terangkat dan melihat sosok Jin berwujud Kakek Tua dengan gamis putih, sedang tersenyum sambil memegangi bahu ini..
“Bangkit lah, Ngger” Ucap Jin Penjaga nya si Reinata..
Gw segera menyeka airmata dan langsung berdiri dengan cepat.. Secercah harapan terasa mulai timbul di hati gw, saat melihat senyuman Kakek Tua dengan Tongkat Putih nya yang melayang persis di sebelah..
“Kau tahu, Ngger.. Seperti ucapan Kakek Moyang mu tadi.. Kami semua tidak bisa melawan garis takdir.. Aku pun sudah tak mampu untuk menggunakan kesaktian yang kau maksud, karena batasan ku telah habis.. Tapi mungkin aku bisa menyembuhkan luka tusuk Pedang Sakti milik saudara mu di dada kirinya, dan menggunakan Ilmu yang sama sekali belum pernah ku pakai sebelumnya.. Mudah-mudahan aku belum terlambat” Kata Jin Penjaga nya si Reinata dan langsung melayang mendekati raga Imam..
Sesaat, gw menatap Ridho dan juga Suluh.. Dari kedua pasang mata mereka, gw bisa melihat harapan yang sama terlihat disana.. Kami semua sama-sama berharap saudara kami, Imam, bisa diselamatkan..
Diarah depan, Kakek Tua bertongkat putih itu nampak memejamkan mata lalu menempelkan ujung tongkat nya tepat di dada kiri Imam.. Gw sempat melempat pandangan ke arah Ridho saat mendengar suara seperti besi panas yang terendam air, begitu ujung tongkat putih menempel di luka tusuk Imam..
Perlahan-lahan, gw melihat pendarahan di luka tusuk pada dada sebelah kiri Imam mulai berhenti, dan luka sobek nya pun lambat laun merapat kemudian hilang tak berbekas.. Gw sempat melirik ke arah wajah Jin Penjaga nya si Reinata.. Sebuah senyuman terlukis disana seiring terbitnya sebuah rasa bahagia di hati gw, melihat pulihnya luka di dada kiri saudara kami..
Kemudian, sosok Kakek Tua bertongkat putih menempelkan kembali ujung tongkat yang menjadi senjata beliau selama ini, ke atas dada kiri Imam..
Sesaat, gw terhenyak melihat raga Imam tersentak ke atas, seperti seorang pasien yang sedang diberi tindakan CPR, saat ujung tongkat putih Jin Penjaga nya si Reinata berulang kali menyentuh dada kiri Imam.. Tapi tetap saja tidak ada reaksi apapun dari sosok saudara laki-laki kami itu..
Pandangan kedua mata gw tertegun melihat sosok Kakek Tua pemegang tongkat sakti berwarna putih, memejamkan kedua matanya.. Bibir Jin Penjaga si Reinata nampak bergerak-gerak seperti sedang merapal kan mantera asing.. Lalu, beliau berlutut sambil memindahkan tongkat putihnya ke tangan kiri..
Tiba-tiba, Kakek Tua bergamis putih itu, memegang dahi Imam dengan telapak tangan kanannya yang sudah diselimuti sinar putih.. Mungkin, Jin Penjaga nya si Reinata sedang mencoba menggunakan Ilmu yang belum pernah ia pakai sebelumnya.. Lagi-lagi gw mendengar suara mendesis keluar dari telapak tangan Kakek Tua tersebut, yang sudah menempel di dahi Imam..
Beberapa saat, tatapan semua sosok tertuju pada Jin Penjaga nya si Reinata yang sedang berusaha menolong Imam.. Pandangan kami semua menyiratkan sebuah harapan yang sama.. Berharap Imam bisa ditolong dan kembali berkumpul bersama kami semua..
Suasana nampak sangat hening bercampur tegang.. Ridho yang terlihat tidak sabar langsung mendekat ke arah Jin Penjaga nya si Reinata..
“Bagaimana Eyang, apakah saudara kami bisa di sembuhkan?” Tanya Ridho yang mewakili rasa penasaran kami semua..
Sosok Jin Penjaga nya si Reinata terlihat berdiri dan menatap kosong ke arah Imam.. Kepala beliau nampak menggeleng tiga kali, lalu menoleh ke arah Ridho.. Sekar yang nampak sangat gusar, melayang mendekat ke arah Jin Penjaga nya si Reinata..
“Maafkan aku, Ngger.. Saudara kalian sudah tidak bisa diselamatkan.. Ruhnya sudah meninggalkan raga.. Sekali lagi maaf kan aku” Ucap Kakek Tua bertongkat putih dengan wajah dipenuhi rasa bersalah..
Seketika, Ridho dan Suluh berteriak histeris.. Di susul suara tangisan Sekar yang kembali pecah sambil menggoyang-goyangkan tubuh Imam.. Beberapa suara sosok di belakang gw, terdengar mengucapkan kalimat INNAALILLAAHI WA INNAAILAIHI RADZIUN..
Tatapan nanar mata gw kembali dibanjiri airmata yang mengalir deras.. Disana, di atas tanah padas terbaring jasad seorang saudara laki-laki yang terjalin dari hubungan darah dimasa lalu..
Seorang saudara laki-laki yang sama-sama kami kasihi melebihi saudara kandung..
Perlahan, gw berjalan maju satu langkah ke depan dan berhenti persis di samping kepala Imam.. Wajah saudara gw itu nampak pucat pasi, seakan darah dalam tubuhnya telah berhenti mengalir.. Gw mulai berjongkok dan mengangkat kepala Imam dengan hati-hati, kemudian memangku nya diatas paha gw yang sudah berlepit..
Dua tetes airmata gw mengalir dan jatuh tepat di dahi Imam.. Segera gw menyeka jejak dua airmata di dahi saudara gw itu.. Dingin.. Dahi Imam terasa mulai mendingin.. Tangan kanan gw langsung memegang pergelangan tangan Imam.. Sesaat gw mencoba merasakan denyut di nadi nya.. Tapi sama sekali tidak ada pergerakan disana.. Yang ada hanya rasa dingin terasa di pergelangan tangan Imam..
Gw melempar pandangan ke arah Ridho yang masih meratap bersama Sekar dan Suluh.. Entah mengapa batin gw malah merasakan amarah, melihat tingkah mereka bertiga.. Batin gw menolak mentah-mentah kalimat Jin Penjaga nya si Reinata.. Meski air mata terus membasahi kedua indera penglihatan gw..
“Dho.. Suluh.. Gw minta lu berdua jangan nangis.. Imam masih hidup koq.. Gw yakin, Imam ga bakal mati segampang ini” Ucap gw sambil menepuk bahu Ridho, dengan kedua mata berair..
Ridho dan Suluh nampak tidak memberikan respon atas ucapan gw barusan..
“Dho.. Lu liet kan Imam senyum, Dho.. Ini artinya Imam belum mati, Dho” Ucap gw lagi yang kali ini sambil memegang bahu Ridho..
Bukan jawaban Iya yang gw dapat, melainkan Ridho menampik keras pegangan tangan gw di bahu nya.. Sejenak, Ridho menatap wajah gw dengan sorot mata tajam..
“Lu buka mata, Bim.. Imam udah ga ada!!!” Bentak Bimo yang membuat gw langsung tertegun menatap nya..
Kemudian, pandangan gw kembali menatap ke arah wajah Imam yang kepala nya masih ada di pangkuan gw.. Bentakan Ridho barusan masih terngiang-ngiang jelas di dua telinga.. Bersamaan dengan semakin derasnya hujan airmata di kedua indera penglihatan..
“Mam.. Lu jangan coba-coba tinggalin kita.. Kita masih butuh lu, Mam.. Pliss, kita harus bilang apa ke Ibu, Ayu sama Anggie, Mam.. Lu tega banget ke gw” Ucap gw dengan suara bergetar mulai meratap sambil menatap wajah saudara laki-laki gw yang pucat pasi..
dodolgarut134 dan 23 lainnya memberi reputasi
20