"ayo bapak ibu mas2 nya... dicicipi ini kue nya"

"hahaha... iya pak terimakasih banyak"

"jangan sungkan begitu pak... kita ini sekarang sudah jadi keluarga"

"pak danu bisa saja, hahaha..."

suasana kekeluargaan begitu kental terasa disini, kami semua berbincang ringan setelah selesai acara lamaran ku dan juga novita.... aku masih belum percaya jika aku sudah meminang novita untuk kukadikan istri ku, semua ini masih bagaikan mimpi untuk diri ku ini. di hadapan ku sekarang ini duduk seorang wanita cantik teman satu sekolahku dulu, teman satu bangku dan teman pertama ku didalam kelas yg mau mengajak ku berbicara dan bercanda bersama... aku benar2 tidak menyangka sama sekali kalau teman ku ini sebentar lagi akan menjadi teman hidup ku untuk selama lama nya

kisah ku ini layak nya sebuah drama kehidupan dan percintaan di film2, dimana di setiap alur dari ceritanya tidak bisa ditebak dan juga diduga oleh para menonton dan tentunya juga disetiap akhir cerita nya selalu menyajikan akhir yg bahagia untuk sang pemeran utama nya...

aku benar2 bersyukur atas semua yg telah ALLOH berikan kepada ku ini, aku bersyukur karena telah mengenal yudha dan keluarga karena aku bisa benar2 merasakan bagaimana memiliki kuarga secara utuh dan tentunya kasih sayang dari ayah juga bunda yg selama ini tidak pernah kudapatkan dari hidupku... aku bersyukur karena telah dipertemukan dengan EL, karena berkat dirinya lah aku bisa mendapatkan semua ini, karena dirinya juga lah aku bisa memiliki wanita cantik dihadapan ku sekarang, aku berterimakasih kepadanya atas semua yg telah dia berikan pada ku dari sejak pertama kali kami saling kenal... banyak sekali bantuan yg diaberikan kepadaku sejak kali pertama kami bertemu hingga sampai beberapa bulan yg lalu pun dia masih saja membantu diriku, tapi aku belum sempat untuk membalas semua kebaikan nya

"udaah, jangan diliati mulu... bentar lagi juga lu bakalan puas ngeliatin dia" bisik yudha pada ku

"abisan cantik banget yud kesayangan gua..." jawab ku dengan tetap memandangi novita

"gak ah... masih cantikan bini gua tuh liat..." balas nya bercanda

"masih kalah bini lu ama novita gua... liat geh tuh, pipinya bisa merah gitu tuh... liat geh yud liat" sahut ku kepada nya

"kuthil... mau diliat darimana juga masih cantikan fitri lah..." balas yudha yg juga tidak mau kalah

"cantikan bunda... udah pada diem ah, udah pada tua juga masih kayak abg kamuorang ini mas" bisik yudi ke kami berdua

seketika itu juga tidak ada perdebatan kami untuk menilai siapa yg cantik antara fitri istri yudha dan novita calon istri ku, malu rasanya ditegur adik kami yg usianya masih jauh dibawah kami ini, dengan wajah yg ku tundukan aku masih juga melirik kearah novita

disana wanita ku tengah bercanda ringan dengan sepupu perempuan nya, senyum renyah terpancar di bibir cantik nya yg berwarna merah, pipi chuby nya yg bersemu pun menambah kesan ayu pada diri nya... ahhhhhh, beruntung nya aku bisa mendapat kan dia

"bunda... liat bun, uki udah dapetin wanita hebat yg berhasil ngangkat uki dari keterpurukan bun, wanita hebat yg setia nunggu uki sebegitu lama nya dan tanpa membuka hatinya untuk orang lain bun, wanita hebat yg berhasil menggantikan lilyan yg selalu mengisi kekosongan hati uki bun, wanita hebat yg Insya'ALLOH kelak jadi istri uki untuk selama nya"

"dear... aku harap kamu tidak marah ya cupcake karena aku sudah menggantikan posisi mu dengan novita untuk bersanding dengan ku, aku tau kamu samat pencemburu cupcake... tapi aku percaya kalau kamu akan mengizin kan ku untuk menikah lagi dear, aku harap dia juga lah wanita terakhir untuk ku, dia wanita yg kuat sepertimu cupcake... dia tangguh sepertimu kau tau... dan cupcake, aku hanya ingin mengingatkan padamu, aku ingin mengingatkan kalau dirimu masih memiliki tempat tersendiri di sudut hatiku ini dan akan terus tetap seperti itu sampai selama lama nya... percayalah padaku cupcake, percayalah" ucap ku dalam hati

aku tersenyum sendiri sewaktu mengucapkan kata2 itu, aku harus mengutarakan nya kepada kedua orang yg sangat berarti di kehidupan ku, orang2 yg sudah pergi untuk mendahului diri ku...

acara masih berlanjut ketahap penentuan tanggal pernikahan yg akan kami laksanakan nanti, kami semua memberikan saran dan masukan untuk menetapkan hari sakral ku itu... dengan embah kakung dari novita selaku orang yg dituakan disini lah yg memimpin jalan nya penentuan tanggal dan bulan untuk melaksanakan hari pernikahan

saat masih sedang khitmat nya diri ku untuk memperhatikan kapan tanggal dan hari pernikahan ku akan dilaksanakan, secara tiba2 smartphon ku bergetar panjang tanda ada panggilan masuk... namun aku tetap mengacuhkan nya karena penasaran dengan tangal pernikahan ku

satu kali...
dua kali...
tiga kali smartphon yg ku kantongi tetap saja bergetar panjang, dan saat getaran ke empat yg sedikit lebih pendek dari getaran yg tadi barulah ku ambil smartphon yg ada di dalam saku celanaku, aku penasaran siapakah yg sedang menghubungi ku ini sampai2 dia terus saja membuat panggilan kepadaku

dan begitu lock screen ku buka, di layar terpampang 3 panggilan masuk dan 1 email telah ku terima, dan entah kenapa firasat ku buruk tentang ini... karena aku sangat jarang sekali menerima email selain dari perusahaan

karena penasaran aku pun lantas menekan layar ku pada bar panggilan dan mendapati 2 panggilan yg tak terjawab dari aoleah dan 1 lagi panggilan dari mac, tapi ku acuhkan misdcall dari kedua orang itu karena mungkin mereka sedang rindu padaku... berikut nya ku buka email yg masuk, dan ternyata dugaan ku benar... email itu adalah dari perusahaan


"damit...!!" umpat ku kesal

seketika hatiku terasa sesak...
"kenapa...?
kenapa selalu disaat yg tidak tepat...?
kenapa harus dihari acara lamaran ku ini...?
sebegitu gawat kah sampai2 harus memanggil kami yg sedang libur seperti ini...? apalagi harus memanggil cerberus 1 dan 2 untuk bergabung, bukan kah mereka sedang berada di afghanistan dan somali sana...?" fikirku dalam hati

ku remas smartphon yg ada di genggaman ku dengan perasaan sebal yg mendalam, aku benar2 benci jika seperti ini... namun bagaimana lagi, aku ini seorang profesional. dan profesional harus siap dengan segala resiko dari pekerjaan nya

ku pandangi wajah cantik novita yg sedang tersenyum di sana, berat rasanya jika harus mengatakan kepada nya apa yg sedang terjadi sekarang ini, apalagi dihari lamaran ku dan dia sekarang ini... aku tersenyum getir melihat nya, aku benar2 tidak kuasa sekarang ini, pedih rasanya

dan saat novita mengalihkan perhatian nya kepada ku, dia nampak bingung dengan gelagat ku ini yg kemudian kubalas dengan senyum getir dari bibir ku, dia pun langsung mengambil smartphon dari dalam saku baju nya dan mengetikan sesuatu disana

novita : "Kenapa mas...? kamu kenapa...?

send to novita : gak papa kok dek, tenang aja

novita : gak percaya... mas pasti bohong kan sama aku...?

send to novita : beneran kok dek, mas gak kenapa2 kok

novita : aku merhatiin kamu mas daritadi, emas kenapa...? ngomong sama adek mas

aku pun mengcopy email dari aegis dan ku kirim kan kepada nya dengan tersenyum getir...
dan begitu kekasih ku itu menerima pesan yg ku kirim kan, seketika itu dia langsung nenutup mulut nya dan airmata pun mengalir membasahi pipi indah nya... mama dan sepupu perempuan yg ada di samping nya pun bingung dengan novita yg tiba2 menangis seperti itu, mama mencoba menenangkan novita setelah menerima pesan dari ku dengan mengusap punggung putri nya... namun bukan nya tenang, novita malah semakin menjadi dan berlari masuk kedalam kamar nya

semua orang yg ada di ruangan ini pun juga ikut bingung dibuat nya, bagaimana tidak... ini adalah hari lamaran kami, tapi tiba2 novita menangis dan pergi dari ruangan ini dengan tetap menangis, tapi di bibir nya masih tetap tersenyum

"dila kenapa tuh ki...?" tanya yudha yg juga penasaran

"gak tau gua yud... tapi kayak nya gak papa..." jawab ku lirih dengan menunduk serta smartphon yg masih tetap kuremas

"gak papa gimana...? orang dia nangis gitu kok..." cecar yudha

"beneran gak kenapa2 yudha..." jawab ku sebal yg kemudian aku menyingkir untuk mendekat kearah papah dan mbah akung berada

aku mendekat ke arah papah dengan perasaan yg tidak karuan, aku bingung sekaligus takut sekarang ini tentang apa yg akan ku utarakan, aku takut kalau papa dan keluarga lain nya akan kecewa nantinya jika mendengarkan penuturan ku

"maaf pah kalau aku lancang... kalau boleh tau, kapan acara nikahan nya di tetapin pah...?" tanya ku membuka pembicaraan

"lah... ini baru mau di umumin ki, kenapa memang nya...? udah gak sabar yah, hahaha" jawab papah dengan bercanda

"bukan nya gitu pah... aku cuman pengen tau kapan tepatnya tanggal pernikahan nanti" balas ku penuh harap

"ya nangi nunggu di umumin dulu lah ki... masa kamu mau nyoerobot gitu aja" sahut papah

"udah gak sabar ya le...?" tanya mbah akung dengan meledek ku

"bukan begitu mbah, saya cuman penasaran aja kok... tapi ya" jawab ku mengambang

"masih bulan depan kok le... sabar dulu yo" ujar mbah akung menenangkan

"kira2 bisa dicepetin buat minggu2 ini gak mbah, pah...?" tanya ku dengan benar2 penuh harap

"beneran gak sabar mantu mu ini nu, hahaha..." ledek mbah akung padaku

"iya pak, kayak nya... memang nya kenapa ki kok pengen cepet2 gitu...? kan acara nikahan itu juga butuh persiapan... apalagi kamu belum punya identitas disini kan...? papa juga harus ngurus itu semua nanti nya" jawab papah panjang lebar

"kerena aku harus kembali ke medan perang pah minggu ini, dan aku juga gak tau pah kapan aku bisa pulang kesini nantinya..." balas ku dengan nada yg sangat pelan di samping papah dan tertunduk lesu

seketika itu juga papah pun langsung terdiam, tangan beliau mengepal dan menggangam sedikit pada celana yg beliau pakai, aku tau dan yakin sekali kalau beliau kecewa dengan ku ini, aku tau kalau beliau juga pasti sedang marah besar padaku

"jadi itu yg buat dila nangis tadi...?" tanya papah lirih

"iya pah... maaf" jawab ku dengan masih tertunduk

suara riuh dari dalam ruangan ini terdengar oleh ku, suara penasaran dari para hadirin yg ingin tau kenapa novita tiba2 menangis dan masuk kedalam kamar nya serta juga ingin tau dengan apa yg sedang aku bicarakan pada papah disini

disamping ku papah nampak sedang memikirkan sesuatu, sedangkan di depan ku sana keluarga dari pihak ku nampak penasaran dengan apa yg sedang terjadi saat ini, yudha yg terlihat begitu penasaran serta ayah yg sedikit berbisik kepada bunda

"nanti papah omongin lagi sama dila ya... apa dia masih mau nunggu sebenter lagi buat kamu" ujar papah pada ku

"apa gak bisa kita nikah dulu sesuai agama pah...? dan nanti kita ulang akad nya sehabis aku pulang...? kalau kita nikah secara agama dulu pasti bisa kan pah...? kan gak perlu harus ngelengkapin sarat2 buat nikah kan...?" tanya ku pada papah dengan penuh harap

papah pun kembali memikirkan apa yg sudah kukatakan tadi, beliau pun kemudian bertanya kepada mbah kakung tentang permintaan ku tadi

"gimana pak...? bisa apa enggak kalau nikah sirih dulu...?" tanya papah kepada mbah kakung

"ya bisa aja nu... tapi gimana ini pengumuman nya nanti sama keluarga yg lain...?" jawab kakung

dan sedang serius nya aku mendengar pembicaraan papah dengan kakung, tiba2 smartphon ku kembali bergetar... dan begitu aku melihat nya ternyata aoleah yg sedang menghubungi ku, aku pun izin dengan papah untuk mengangkat panggilan dan melangkah kedalam ruang tv dimana dekat dengan kamar kekasih ku, ini adalah permintaan papah yg menyuruh ku untuk langsung menemui novita

tapi aku tidak langsung mengangkat panggilan aoleah melainkan memilih untuk bertemu dulu dengan novita terlebih dahulu untuk membicarakan masalah ini

TOK TOK TOK

"dek... tolong buka pintunya dek, mas mau ngomong sama kamu" panggil ku

"adek... buka pintunya sayang, mas mau ngomong" panggil ku lagi karena tak ada jawaban darinya

lima menit aku menunggu nya dan tetap tidak ada jawaban dari nya... mamah pun mendekat kepada ku dan bertanya ada masalah apa sebenar nya dengan novita sehinga dia menangis tadi

ku jelaskan semua nya kepada mama kenapa sampai novita menangis tadi, untung saja tadi orang2 menyangka kalau novita sedang menangis karena bahagia sehingga tidak ada yg curiga... begitulah penuturan mamah pada ku, dan akhirnya membuat mamah pun akhirnya ikut memanggil novita agar mau keluar dan menemuiku disini

dan akhirnya, wanita yg kucintai pun ada didepan ku sekarang ini... matanya sembab karena airmata, hidung nya pun memerah yg membuat ku ingin memeluk dirinya dan menenangkan emosinya

"maassss..." tangis novita pun pecah didadaku

"maafin mas ya sayang... ini semua diluar kendali mas" tutur ku dengan membelai lembut kepala nya

"kenapa harus disaat yg kayagini mas..." rengek nya

"mau gimana lagi sayang... mas bener2 gak punya kuasa" jawab ku dengan tetap memeluk nya

"aku gak mau kamu kenapa2 disana mas, aku gak mau... kita udah hampir nikah mas, tinggal selangkah lagi" balas wanita ku dengan memukul lembut diriku

"mas janji sayang... mas janji kalau ini adalah AKHIR PENANTIAN mu... mas janji akan pulang buat kamu"

aku benar2 tidak sanggup lagi untuk mengucapkan kata selain kalimat tadi, benar2 tidak sanggup...
kubelai lembut kepala nya dan ku cium ubun2nya, aku ingin menumpahkan semua rasa cintaku padanya, semua tanpa tersisa sedikit pun untuk orang lain, aku ingin hanya dia lah yg meneguk habis cinta ku dan tanpa menyisakan untuk orang lain menikmati nya... aku ingin kan itu

"janji...?"

"janji..."