Kaskus

Story

dasadharma10Avatar border
TS
dasadharma10
Yaudah 3: Kuliah Kerja Nyata?
Selamat datang di thread ketiga yang merupakan lanjutan dari Yaudah Gue Mati Ajadan Yaudah 2: Challenge Accepted.

Sebelumnya, ijinkan gue buat memperkenalkan diri. Bagi pembaca setia kisah gue, pastinya kalian udah enggak asing dengan nama Muhdawi. Tapi bagi pembaca yang baru masuk ke thread ini, pastinya kalian asing dengan nama yang enggak biasa itu. Perkenalkan, nama lengkap gue Muhammad Danang Wijaya. Biasanya orang-orang manggil gue Dawi yang diambil dari singkatan nama gue Muhdawi. Kalian bisa panggil gue Dawi, atau kalo mau ikut-ikutan manggil gue Sawi juga enggak masalah. Gue orangnya idem, apa yang lo mau, kalo gue bisa, pasti gue usahakan. Anyway, langsung aja masuk lebih dalam ke thread ini. Sekali lagi gue ucapkan, selamat datang di thread ini.

Quote:


Quote:


Spoiler for Sinopsis:


Spoiler for Index:
Diubah oleh dasadharma10 16-10-2018 23:34
pulaukapokAvatar border
genji32Avatar border
andybtgAvatar border
andybtg dan 14 lainnya memberi reputasi
11
359.2K
1.3K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
dasadharma10Avatar border
TS
dasadharma10
#296
PART 39

Gue enggak terlalu ngerti sama apa yang terjadi sama Cassie. Yang gue paham, emosi dia berubah-ubah tanpa sebab sewaktu dia tau Melly lagi enggak ada di sekitar dia. Normal? Gue rasa enggak. Ada sesuatu yang lain yang enggak gue pahami. Dan mungkin, ada hubungannya sama apa yang Melly katakan.

“Lo mau teh?” tawar gue. “Apa mau gue bikinin kopi?”

Cassie menggeleng. Dari matanya gue lihat dia masih kelihatan bimbang karena suatu hal.

“Ikut gue ke rumah pak Maif aja, yuk?” ajak gue. “Kasihan Yansa sama Luther nungguin gue.”

Dia menatap gue tajam untuk beberapa waktu. Sejenak, gue bisa merasakan kalo dia memaksa dirinya untuk beradaptasi dengan keadaan yang baru. Jujur aja, momen itu cukup aneh bagi gue. Lo pernah punya ponakan cewek yang masih kecil abis nangis ketika sadar bokap sama nyokapnya pergi kerja? Tatapan dia, sama persis kayak gitu.

Tapi pada kenyataannya Cassie udah dewasa. Dia udah cukup dewasa untuk tegar mengetahui bokap-nyokapnya pergi kerja untuk cari uang buat dia. Enggak seharusnya dia kayak gini cuma gara-gara ditinggal Melly, yang sebenarnya hanya ke kelurahan.

“Sop, sop apa yang banyak anak kecil?” tanya gue ketika mengunci pintu depan.
“Sop?” Gumam Cassie pelan. “Sop apa?”
“Sopyandu,” ucap gue nyengir.

Cassie enggak menanggapi, hanya menatap gue dengan tatapan aneh. Mungkin dia mikir kalo udah berjalan dengan orang yang salah.

“Siapa,” ucapnya pelan. “Penyanyi jadul yang jago main basket?”
“Penyanyi jadul?” tanya gue. “Siapa emang?”
“Hetty koes-slam dunk.”

E… gila, jago juga dia bikin tebakan garing. Mana lebih lucu dari punya gue lagi.

“Jajanan,” kata gue enggak mau kalah. “Jajanan apa yang sering diseruduk sama banteng?”
“Jajanan Meksiko?”
“Bukan.”
“Apaan?”
“Matagor,” jawab gue sambil ketawa.

Meski awalnya dia memandang gue aneh, lambat laun dia akhirnya mulai mau tersenyum menanggapi candaan gue. Enggak cuma sampai di situ, dia juga mau berpikir lebih jauh demi mendapatkan pertanyaan yang lebih garing.

“Apa yang cuma dimiliki kucing tapi enggak dimiliki hewan lain?” tanyanya lebih lantang.
“Apaan?” ucap gue penasaran.
“Pikir dululah,” protesnya.

Apa yang kucing punya tapi hewan lain enggak punya? Apaan? Kumis, tapi kan anjing laut juga ada. Kuku, macan juga punya. Ekor, banyak kali hewan yang punya ekor. Terus apaan? Kok gue mentok, sih?

“Ini bukan plesetan kayak Hetty Koes Endang, kan?”
“Bukan, kok.”
“Nyerah gue,” geleng gue. “Enggak tau.”
“Anak kucing,” jawabnya enteng.

Bangke, kenapa gue enggak mikir ke sana coba? Anak kucing kan yang punya ya cuma kucing doang. Mana mungkin hewan lain punya.

“Oke,” kata gue bersemangat. “Lanjut tapi sekarang enggak boleh pake plesetan.”
“Yang barusan kan bukan plesetan,” keluh Cassie.
“Ya pokoknya sekarang enggak boleh plesetan.”
“Oke!”
“Buah.” Gue tatap mata Cassie dalam-dalam mencoba mengintimidasi dia, “Buah apa yang bisa ngalahin gajah?”
Cassie terlihat berpikir keras, “Durian?”
“Salah.”
“Buah naga?” tebaknya masih enggak mau kalah.
“Salah besar.”
“Oke!” ucapnya putus asa. “Apaan?”
“Buah…,” jawab gue enteng tepat di depan mukanya yang bete. “Kelengkeng.”
“Kok kelengkeng?” protesnya enggak terima. “Jelasin!”
“Ya kalo buah telunjuk kalah dong sama gajah,” jelas gue seenak jidat.
“Katanya enggak boleh plesetan! Ngeselin!”
pulaukapok
JabLai cOY
JabLai cOY dan pulaukapok memberi reputasi
2
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.