Diantara teman temanmu



Dinginnya udara malam yg masuk melalui lubang angin diatas jendela ruang keluarga mengusik lelapnya tidurku dan membuat aku terjaga untuk mengambil selimut yang masih terlipat yang berada di dekat kakiku

"masih jam dua pagi ternyata" gumamku sambil menyelimuti tubuhku yang sedikit menggigil sesaat setelah melihat jam digital dengan angka angkanya yang terlihat menyala yang berada diatas buffet sebelah tv

"ehh itu siapa ?" kataku pelan dalam keremangan cahaya lampu taman, karena lampu ruang keluarga dan lampu ruang makan aku matikan dan hanya tersisa lampu kamar utama, kamar dede' dan kamar tamu yang aku biarkan menyala,

Dengan spontan aku menegakkan punggungku dengan pelan sehingga sekarang aku sudah dalam posisi terduduk, sekilas aku melihat bayangan hitam melintas di ruang belakang dari ruang cucian menuju kamar mandi yang pintu penghubung antara ruang makan dan ruang belakang yang aku biarkan terbuka pintunya

"set...." sekali lagi bayangan itu terlihat kembali melintas dari arah yang berbalik dari arah sebelumnya, dengan penasaran dan dengan leher sedikit meremang aku mulai melangkahkan kaki menuju ruang belakang dengan berjalan pelan sambil mengambil tongkat kayu penopang sepanjang satu meteran yang dulu aku beli sebagai penopang kaki saat aku kecelakaan motor yang mengakibatkan tulang rawanku retak yang aku taruh di dalam guci sebagai tempat menaruh payung dan kemoceng yang berada di sebelah buffet tv.

Saat aku sudah berada diruang belakang aku mulai memandarkan mataku menyusuri ruang cuci baju dan ruang setrika yang sudah terang benerang karena baru saja aku hidupin lampunya, tetapi aku tetap tidak menemukan apa apa disitu,

"deg..." dadaku berdesir dan bulu kuduk leherku langsung bertambah meremang dan terasa tebal setelah aku melihat sosok hitam tinggi besar dengan rambut yang acak acakan dengan kedua tangannya terlihat sangat panjang sehingga menyentuh tanah sedang berdiri membelakangiku, badanku terasa bergetar dan kedua lututku seakan lemas sehingga aku berdiri dengan bersandar pada tembok yang berada dibelakangku,

"a..a.a.........." bibirku seakan kaku dan tidak dapat aku gerakkan saat ingin berteriak memanggil laras untuk meminta bantuan, dengan berusaha menguatkan hati, sebisa mungkin aku mencoba untuk mengucapkan doa yang aku bisa

"aaaaaaaaaaaa" aku berteriak dengan kencang karena panik dan rasa kaget yang teramat sangat sambil meloncat karena sebuah elusan yang tiba tiba aku rasakan di pundakku

Didekatku sudah berdiri sosok wanita dengan rambut panjangnya yang hitam dan tergerai dengan seutas senyum simpul memandang ke arahku,

"l..la..laras" dua kalimat yang sudah bisa aku ucapkan setelah beberapa saat yang lalu mulutku seakan kaku dan terkunci sembari mataku menatap tajam karena rasa kagetku yang membuat seluruh tubuh seakan luruh tanpa tenaga

"iyoww massku ini aku laras, maskuu kenapa koq seperti ketakutan gitu ???" katanya masih sambil tersenyum simpul kepadaku

"i.iitu ada setan ras" kataku dengan tangan yang menunjuk ke arah mahluk yang aku lihat barusan tanpa melihat kearah mahluk tersebut

"hhihhihihi, itu temenku massku, dia yang rumahnya di pohon waru besar didepan itu hlo" kata laras yang menyebutkan lokasi dimana pohon waru besar yang tumbuh diseberang jalan tepat didepan rumah tetanggaku berselang dua rumah dari rumahku

"aku memang meminta kesini karena aku ingin minta bantuannya untuk melawan jin yang ada dikantor massku" kata laras kembali yang langsung membuat hatiku lega

"kamu itu emang kampret tau ga ras, kenapa kamu ga bilang bilang sih, aku sampe ketakutan gini tau gak !!!" kataku sedikit keras kepada laras

"hla tadi mau ngomong massku udah tidur, jadi takut mau banguninnya" jawab laras sambil melayang mendekatiku dan memegang tanganku

"maaf ya massku" kata laras lagi kepadaku
"iya iya, huft hampir aja aku pingsan" omelku sambil mendengus kesel

"kenalin itu mbah ireng massku, mbah ireng sini, ini massku yang aku jagain dan aku ikut tinggal disini" kata laras kepada mahluk itu, sedangkan aku tetap saja ga mau melihat wujudnya karena aku yakin wujudnya pasti menyeramkan

"tapi mbah ireng wujudnya jangan yang ini ya" kata laras kembali kepada mahlu itu karena pasti laras tau apa yang aku pikirkan tentang mahluk hitam tinggi besar itu

"perkenalkan saya mbah ireng mas" kata mahluk itu yang sudah berdiri di depanku, dan dengan berlahan lahan aku memandang mahluk itu khawatir kalau wujudnya masih dalam bentuk yang tidak enak dipandang, tetapi apa yang aku pikirkan ternyata salah, didepanku sudah berdiri sesosok kakek kakek berpostur sedang dengan wajah dan tatapan yang teduh berbaju serba hitam tersenyum dan menyodorkan tangannya kepadaku.

Aku langsung membalas uluran tangannya dengan menjabatnya sambil menganggukkan kepalaku sekali kepada sosok kakek kakek dengan nama mbah ireng sambil tersenyum dan dengan menyebutkan namaku dengan lengkap.

"kita masih menunggu satu lagi yang sebentar lagi datang cah ayu" kata mbah ireng sambil menatap laras dan dibalas laras dengan anggukannya

"hah.. Siapa lagi ras yang kamu undang ?" tanyaku kepada laras dengan heran karena ternyata laras sepertinya tidak main main dalam membantuku untuk mengusir jin jin pengganggu yang ada dikantorku.

"karena kata dewi arum, jin yang mengganggu kantor massku itu jinnya kuat kuat maka aku juga mengundang teman lamaku yang kekuatannya tidak dapat dianggap remeh massku, namanaya nyi kantil yang rumahnya di pohon beringin dekat sekolahan dedek" jawab laras bersamaan dengan terdengarnya suara tawa perempuan yang melengking lengking mendekat dari kejauhan, yang aku yakin bagi orang biasa seperti aku pasti akan bergidik saat mendengar suara tawanya.


=======
SELAMAT HARI IBU untuk semua ibu ibu yang ada di muka bumi,
dengan kasih sayang yang tak bersyaratmu kami bisa menjadi manusia yang Insya Allah dapat mandiri, kuat peduli dengan sesama dan selalu bersyukur
terima kasih Ibu untuk semuanya,
ibu adalah segalanya bagiku ......

sembah sujud dari anakmu yang belum dapat membahagiakanmu
wkr