- Beranda
- Stories from the Heart
Mata Batin They Among Us Chapter 1 [End]
...
TS
roni.riyanto
Mata Batin They Among Us Chapter 1 [End]
SELAMAT DATANG DI THREAD HORROR ANE YANG SEDERHANA
![Mata Batin They Among Us Chapter 1 [End]](https://dl.kaskus.id/i.pinimg.com/736x/ac/9e/c8/ac9ec8d17096742f52ebfbdcc70fa7e7--dark-art-photography-creepy-photography.jpg)
Assalamualaikum wr.wb
Spoiler for Pembukaan:
![Mata Batin They Among Us Chapter 1 [End]](https://dl.kaskus.id/3.bp.blogspot.com/-ne_rDQngRD8/Vk1ychXHIHI/AAAAAAAAJFs/GTFL1J3f6Mw/s1600/hantu%2Bpocong%2Bmenyeramkan.jpg)
Quote:
imut ya gan 

Quote:
PROLOG
Quote:
Kamu percaya hantu?
Atau kamu pernah Bertemu dengan mereka ?
ini adalah Kisahku.
Namaku Roni seorang berusia dua puluh satu tahun yang berprofesi sebagai penulis.
berawal dari rasa penasaranku melihat dunia lain untuk bahan tulisan dibuku baruku.
aku nekat membuka mata batinku sendiri dengan mencoba banyak ritual.
hingga suatu hari mendapati diriku mulai dapat melihat keberadaan MEREKA.
Siapa sangka ternyata setelah aku membuka mata batinku masalah demi masalah muncul,
dan ternyata masalah tersebut mengancam keselamatanku dan adikku Sheril . .
Atau kamu pernah Bertemu dengan mereka ?
ini adalah Kisahku.
Namaku Roni seorang berusia dua puluh satu tahun yang berprofesi sebagai penulis.
berawal dari rasa penasaranku melihat dunia lain untuk bahan tulisan dibuku baruku.
aku nekat membuka mata batinku sendiri dengan mencoba banyak ritual.
hingga suatu hari mendapati diriku mulai dapat melihat keberadaan MEREKA.
Siapa sangka ternyata setelah aku membuka mata batinku masalah demi masalah muncul,
dan ternyata masalah tersebut mengancam keselamatanku dan adikku Sheril . .
Quote:
FAQ:
Q: cerita dan karakter disini nyata gan ?
A: alur dan karakter disini fiksi, namun semua kejadian mistisnya diangkat dari pengalaman nyata TS dan kawan2 TS.
Q: TS pernah bibuka mata batin ?
A: pernah
, namun sekarang sudah ditutup karena alasan risih, bukan takut 
Q: risih kenapa gan ?
A: risih karena dikit2 kaget,dikit2 mual dan risih pas mandi ditongrongin neng kunti.
Q: jadi ini cuma karangan gan ?
A: cerita utama memang dikarang, namun kejadian mistis yang dialami oleh karakter sepenuhnya nyata pernah dialami TS dan kerabat TS
tapi untuk keseimbangan cerita ane tambahin unsur Fiksi biar ceritanya lebih dapet
Q: kapan update nya gan ?
A: biasanya saya update jam 20.00-24.00 Karena TS sedang sekolah bahasa updatenya cuma bisa seminggu sekali gansis. Update tiap malam minggu
Q: cerita dan karakter disini nyata gan ?
A: alur dan karakter disini fiksi, namun semua kejadian mistisnya diangkat dari pengalaman nyata TS dan kawan2 TS.
Q: TS pernah bibuka mata batin ?
A: pernah
, namun sekarang sudah ditutup karena alasan risih, bukan takut 
Q: risih kenapa gan ?
A: risih karena dikit2 kaget,dikit2 mual dan risih pas mandi ditongrongin neng kunti.
Q: jadi ini cuma karangan gan ?
A: cerita utama memang dikarang, namun kejadian mistis yang dialami oleh karakter sepenuhnya nyata pernah dialami TS dan kerabat TS
tapi untuk keseimbangan cerita ane tambahin unsur Fiksi biar ceritanya lebih dapetQ: kapan update nya gan ?
A: biasanya saya update jam 20.00-24.00 Karena TS sedang sekolah bahasa updatenya cuma bisa seminggu sekali gansis. Update tiap malam minggu
Quote:
Kalau agan dimari suka cerita saya, mohon untuk
share gan dan juga komengnya 
yang udah iso boleh timpuk ane pake
share gan dan juga komengnya 
yang udah iso boleh timpuk ane pake

Selamat Membaca
Quote:
PENTING
Just Info untuk Thread ini ane akan buat tamat di chapter 1, untuk lanjutan ceritanya bisa dibaca nanti di chapter 2 yang akan di posting di thread baru segera.
Terima Kasih
INDEX PART
Kesan Pertama (pengenalan bagi Roni )
1. Dunia lain
2. Buka Mata Batin
3. Penghuni Rumah
4. Hantu Penglaris
5. Hantu Anak Kecil
Sisipan sekilas Linda
POPI
6. Hantu Siswi
7. Hantu Penunggu Sekolah
8. Dijilat Hantu /
9. Hantu Toilet
SHERIL
10. Hantu Toilet 2
Biografi Karakter
11. Jurig Kincir 1..
12. Jurig Kincir 2 ..
Sisipan Real Story si Bray
13. Jurig Kincir (Sheril)
LINDA
14. Uyut Catam
15. Rumah Linda
16. Saingan Linda (Sheril)
17. Kematian Linda
GALIH
18. Kemah di Curug 18 Januari 2018
19. Sesajen 19 Januari 2018
20. Sesajen part Dua 20 Januari 2018
21. Sesajen part Tiga 21 Januari 2018
22. Buntelan kecil 27 Januari 2018
Cerpen Cheesecake
23. buntelan kecil dua 7 Februari 2018
24. Wanita ? 11 Februari 2018
25. Wanita Dua 24 Februari 2018
AYU
26. Kemah lagi 10 Maret 2018
27. Sareupna 17 Maret 2018
28. Bingung 24 Maret 2018
SHERIL (2)
29.Mimpi (Sheril) 26 Maret 2018
30. Rumah Anggi (Sheril) 31 Maret 2018
31. Siapa? (Sheril) 15 April 2018
RONI1. Dunia lain
2. Buka Mata Batin
3. Penghuni Rumah
4. Hantu Penglaris
5. Hantu Anak Kecil
Sisipan sekilas Linda
POPI
6. Hantu Siswi
7. Hantu Penunggu Sekolah
8. Dijilat Hantu /
9. Hantu Toilet
SHERIL
10. Hantu Toilet 2
Biografi Karakter
11. Jurig Kincir 1..
12. Jurig Kincir 2 ..
Sisipan Real Story si Bray
13. Jurig Kincir (Sheril)
LINDA
14. Uyut Catam
15. Rumah Linda
16. Saingan Linda (Sheril)
17. Kematian Linda
GALIH
18. Kemah di Curug 18 Januari 2018
19. Sesajen 19 Januari 2018
20. Sesajen part Dua 20 Januari 2018
21. Sesajen part Tiga 21 Januari 2018
22. Buntelan kecil 27 Januari 2018
Cerpen Cheesecake
23. buntelan kecil dua 7 Februari 2018
24. Wanita ? 11 Februari 2018
25. Wanita Dua 24 Februari 2018
AYU
26. Kemah lagi 10 Maret 2018
27. Sareupna 17 Maret 2018
28. Bingung 24 Maret 2018
SHERIL (2)
29.Mimpi (Sheril) 26 Maret 2018
30. Rumah Anggi (Sheril) 31 Maret 2018
31. Siapa? (Sheril) 15 April 2018
32. Ikan? 22 April 2018
33. Bayangan 29 April 2018
34. Masa Lalu 7 mei 2018
35. HATI 16 Mei 2018 ( Late Post)
36. Kakak 7 Juli 2018(Sheril)
37. Kakak-2 14 Agustus 2018(Sheril)
38. Perjalanan 3 Oktober 2018(Sheril)
BEGINNING
39. Permulaan 27 Oktober 2018(Sheril)
Teaser Chapter 2
Selamat pagi/siang/malam gansis yang suka mampir ke Thread ini, ane cuma mau bilang maaf karena ane baka vacum di dunia perinternetan untuk waktu yang bakalan lama. sebenernya udah ada lanjutan chapter 2 cuma ane ngerasa sangsi buat postingnya karena belum selesai 100%. jadi buat agan dan sista yang nunggu kelanjutannya harus berlapang dada karena ane mau vacum karena suatu alasan.
Terimakasih
Salam Kentang
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 80 suara
Gimana Ceritanya Gan ?
Bagus Ceritanya Serem.
65%
Lumayan Seram,
28%
Boring Gan .
8%
Diubah oleh roni.riyanto 10-01-2019 16:41
sulkhan1981 dan 9 lainnya memberi reputasi
8
306.9K
Kutip
1.7K
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
roni.riyanto
#123
Quote:
Aku hanya melongo mendengar jawaban Popi yang beraku aneh dan polos tetapi dia ternyata bisa melihat hal ghaib juga.
Part Tujuh.
Hantu Penunggu Sekolah
“Jadi dari tadi kamu cuma pura-pura aja gitu gak bisa liat padahal kamu bisa Pop?”
Aku berkata dengan nada kesal namun pelan, kulihat Popi hanya menggaruk kepalanya.
“Hehe maaf bang, aku gak maksud ko. Cuma pengen ngetes aja bener apa enggak abang bisa liat hantu“ dia melemparkan senyuman manisnya kepadaku.
“Ya gak gitu juga kali Pop“ aku hanya bisa mengusap dadaku saat itu dan menarik nafas panjang.
Kami berdua sekarang berada dilantai atas, Popi tampak memandang kearah para siswa yang tampaknya sudah beres melakukan apel sore. Popi melapaskan ikat rambut yang membuat rambutnya dikuncir kuda.
Rambutnya jatuh dengan sangat lembut, rambutnya sangat halus dan hitam, sesekali tertiup oleh angina sore saat itu. Aku menatapnya dengan seksama, cantik juga Popi, dia menggerai rambutnya namun mengikatnya kembali dengan gaya kuncir kuda.
“Kok dikuncir lagi Pop? Buat apa dilepas kalo bakal diiket lagi ?” aku menyeritkan dahi karena heran dibuatnya.
“Gapapa sih, Cuma pengen ngeliat reaksi abang aja kalo ngeliat aku digerai rambutnya. Terpesona ya bang ?”
Popi kembali mengedipkan matanya kepadaku, aku hanya bisa memberikan senyum saat dia berkata seperti itu kepadaku dengan penuh percaya diri. Apa kepolosannya tadi hanyalah akting semata ? aku bertanya-tanya dalam hatiku.
“Bang liat deh, didekat tiang bendera keliatan gak ?” Popi menunjukan jarinya kearah lapangan.
“Iya , emang kenapa gitu? Gak ada penampakan deh kayaknya” aku mencoba melihat dengan lebih teliti lagi.
“Hahahaha“
Popi tertawa dengan keras, aku hanya bisa terdiam melihat tingkahnya. sedetik kemudian dia kembali mengeluarkan HP nya dan asyik dengan whatsappnya, aku menunggunya selesai dengan HP nya.
“Eh bang maaf aku cuekin lagi, ini cowok aku lagi chat ”
Dia berkata dengan santai, sontak aku merasa sangat ganjil dengan Popi setelah hal-hal yang dia lakukan tadi kepadaku ternyata dia memiliki kekasih. Jangan-jangan dia melakukan hal yang serupa kesemua laki-laki, akupun mencoba memulai pembicaraan.
“Tadi ditiang bendera ada apaan Pop kok kamu tunjuk ?“
Aku bertanya dengan pelan sambil menyandarkan sikuku dipagar pembatas lantai dua.
“Gak ada apa-apa kok bang, ngetes aja keliatan gak tiang bendera sama abang“ kembali dia tertawa.
[url=https://S E N S O Rmusicloveroriginals/dark-scary-suspense-music] PLAY GAN BIAR ASYIK[/url]
Aku merasa kesal dihatiku, namun entah karena hal apa aku merasa lucu dan ikut tertawa bersamanya. Posisi kami sekarang berdiri saling berhadapan, dia menatapku dengan senyuman manisnya. Aku merasakan sensasi, sensasi aneh ada dalam dadaku, dadaku berdegup kencang.
Disaat aku akan membalasnya dengan senyuman, kepalaku seperti ada yang memegang dengan kedua tangan merayap dengan pelan. Terasa olehku tangan kirinya memegang bagian kiri dan tangan kanannya memegang bagian kanan, sangat terasa jika tangan ini keriput, aku kaget namun badanku rasanya berat untuk digerakkan.
“BRUG” Popi jatuh pingsan.
Badanku masih terasa sulit digerakan, diujung lorong tampak pocong yang kulihat ditangga tadi melayang dan berhenti didekat pintu kelas ujung, matanya dengan tajam menatapku, wajahnya seperti sedang marah.
Tangan yang memegang kepalaku merayap kedepan kebagian pipiku, terlihat oleh mataku dengan jelas kuku hitam panjang berasal dari tangan keriput yang sedang memegangi kepalaku dari belakang.
![kaskus-image]()
Aku merasakan panik saat itu, jujur saja meskipun aku cukup berani melihat wujud mereka, namun jika sudah berkontak langsung seperti ini nyaliku naik turun. Aku merasakan jantungku berdetak kencang, keringat dingin mulai keluar dari tubuhku.
Aku berada dalam posisi ini mungkin sekitar lima menit, aku mencoba berteriak dengan keras namun tidak ada suara keluar dari mulutku. Tangan keriput ini semakin merayap kearah wajahku dan menutupi sebagian wajah, pandanganku terhalangi oleh tangan sosok ini, si Pocong masih berada diposisinya dengan tatapan tajamnya.
Perlahan pocong tersebut mendekat, pocong ini melayang dengan sangat pelan. Aku masih panic karena terjebak dalam suasana seperti ini dan ini adalah kali pertama aku merasa terancam oleh makhluk ghaib.
Tiba-tiba tengkuk-ku merasakan seperti ditiup yang otomatis membuat aku merinding, suara desahan nafasnya terdengar jelas oleh telingaku. Aku menoleh kearah pocong tadi dan dia berhenti dipinggir Popi.
“Allahu akbar allahu akbar “
Terdengar suara adzan dari mesjid sekolah, bersamaan dengan suara adzan cengkraman makhluk yang memegang kepalaku perlahan melonggar, tubuhku mulai bisa digerakkan dan dengan segera aku berontak.
Aku terlepas dari cengkraman sosok dibelakangku, badanku terjatuh kearah depan karena berusaha berontak. Tubuhku berada dalam posisi tengkurap, aku penasaran seperti apa sosok yang memegangi kepalaku? seperti biasa aku menghitung dalam hati dan mengalihkan pandanganku dengan cepat.
Aku bisa melihat sosok usil ini dengan jelas karena dia berada hnya satu meter dihadapanku, sosok ini mengenakan gaun putih kusam bahkan sedikit keabuan dan sangat lusuh, kuku jarinya sangat panjang berwarna hitam, Kulit tangannya berwarna hitam keriput. Aku mulai mengadahkan pandanganku kearah wajahnya.
“Astagfirullah “
Aku dengan refleks mengucapkannya, karena aku merasa ngeri melihat bentuk wajah sosok yang sedang berdiri dihadapanku. Seluruh kulit wajahnya keriput berwarna hitam, terlihat urat-urat dibalik kulitnya,matanya berwarna merah tampak seperti akan keluar dan terus melotot tanpa berkedip.
Dia memiliki taring yang timbul dibagian atas bibirnya, dia menatapku dengan tatapan tajam dan senyum jahat. Sedetik kemudian dia tertawa cekikikan dengan sangat melengking hingga telingaku terasa pengang, beberapa detik kemudian sosok itu hilang begitu saja dari hadapanku.
Aku segera berdiri dan berbalik untuk mengecek keadaan Popi, dia masih tergeletak pingsan dan Pocong tadi masih berdiri disampingnya. Pocong itu Menatap kearahku dengan tajam, aku memberanikan diri untuk mendekati Popi dab berniat membopongnya kebawah. Perlahan aku berjalan mendekati Popi, pocong masih saja menatapku dengan matanya yang melotot.
“Ah bodo amat gimana ntar“ gumamku dalam hati.
Aku dengan cepat mengambil Popi dan membopongnya kebawah melalui tangga. Pocong tersebut ternyata hanya berdiam diri diposisinya dan tidak mengejarku, dengan hati-hati kuturuni tangga sambil membopong Popi. Saat sudah sampai bawah aku merasakan kaos bagian dadaku dicengkram dengan erat.
“Ron, berhenti !“
Popi berkata padaku setengah teriak, aku dengan spontan menghentikan langkahku.
“Kenapa Pop? sekarang kita ke ruangan pembimbing ya kamu istirahat disana. Takut kamu kenapa-kenapa“ ujarku dengan nada sedikit khawatir.
“ gak usah Ron, aku kuat ko“
Popi mengucapkannya sembari menurunkan kakinya dari boponganku.
“Tapi…”
“Please ya ron, jangan bawa aku kesana. Aku kuat kok, terus jangan bilang ke siapa-siapa soal kejadian tadi “
Aku mendengar Popi berkata dengan nada memohon, aku merasa terheran dengan kejadian ini. Tingkah Popi kini sangat berbeda dengan Popi yang kutemui beberapa puluh menit yang lalu, kali ini dia menggerai rambutnya, mengusap-ngusap wajahnya, dan memasang wajah gelisah.
Namun aku tidak kuasa untuk menanyakan kondisinya saat ini, aku hanya bisa menatapnya saja. Kami berdua akhirnya berjalan menjauh dari ruangan kelas itu dan menuju lapangan upacara dan duduk didekat tiang bendera.
“Kenapa kok malah jalan kesini Pop ? gak sebaiknya kita keruangan panitia biar kamu isti….”
Belum selesai aku berbicara, Popi menutup bibirku dengan telunjuknya, seolah berkata sudah diam saja. Wajahnya kembali gelisah.
“zzzt…zzzzzt“
Terdengar suara HP Popi bergetar, namun dia tidak bergeming dan tidak memperdulikan HP nya, berbeda sekali dengan saat tadi yang asyik memainkan HP nya.
“Itu hp nya geter mulu Pop !“
Saat ku berkata demikian Popi sedikit melotot kepadaku, aku hanya terdiam.
“Itu siapa tau pacar kamu yang chat , cepetan buka Pop !“ aku menasehatinya seperti orangtua menasehati anaknya.
“Aku gak punya pacar kok“ ujar Popi dengan nada ketus namun wajahnya masih tetap menunjukkan rasa gelisah.
Aku merasa tidak mengerti, beberapa waktu lalu dia berkata yang mengirim pesan adalah pacarnya, namun sekarang dia berkata itu bukan pacarnya.
Aku berpikir untuk tidak begitu menghiraukannya, biarlah pacarnya atau bukan itu bukan urusanku.
“Ke mesjid aja yuk Pop, kita sholat dulu biar tenang”
Aku kemudian berdiri dan mengulurkan tanganku kepadanya, Popi menatapku untuk beberapa detik. Kemudian dia mengulurkan tangannya dan segera bangkit dari duduknya, kamipun berjalan kearah mesjid sekolah yang terlihat dari lapangan upacara.
“Ron, makasih ya ..udah nolongin aku“
Popi berkata dengan pelan sambil mencubit ujung bajuku lalu memegangnya.
“Iya sama-sama Pop, kamu gak apa-apa kan ?”
Aku bertanya kepadanya sambil memperhatikan wajahnya yang gelisah bercampur takut.
“Gak apa-apa kok Ron“
Nada bicaranya pelan sekali, sangat jauh berbeda dengan Popi yang rese tadi. Tampak dia mengusap-ngusap pipinya seperti sedang merasakan sesuatu diwajahnya.
“Kenapa Pop pipinya diusap-usap mulu ? “
“Eh gak apa-apa kok rasanya bedak aku tebel banget, aku gak nyaman“ ujarnya sambil terus mengusap-usap wajahnya seolah menghapus make-up.
Wajar saja jika sekarang aku merasakan hal yang tidak wajar, dimulai dari sifat Popi yang berubah 180 derajat. Perihal bedak tebalnya yang sekarang dia berkata tidak menyukai bedak tebal, lalu kenapa saat berdandan dia mengenakan bedak begitu tebal, egitu pula dengan masalah HP nya.
Saat pertama bertemu dia begitu asyik memainkan HP nya, namun sekarang dia begitu malas. Berbeda sekali bila dibandingkan saat dia dengan semangat berkata itu adalah pesan dari kekasihnya, namun sekarang dia berkata tidak memiliki kekasih. Otakku dipenuhi rasa ingin tahu.
Kami akhirnya sampai didepan mesjid, tampak para siswa sedang mengantri berwudhu. Ramai sekali karena kupikir dari kelas satu hingga kelas tiga mengikuti acara ini, dan seluruh panitia hanya terdiri dari guru-guru saja.
Kuperluas pandanganku melihat mesjid, mesjid ini cukup besar untuk menampung jamaah dan memiliki dua lantai. Lantai dua digunakan untuk ma’mum perempuan sepertinya karena aku melihat para siswi naik keatas menggunakan tangga.
“Ron, ya udah aku wudhu dulu ya, nanti habis shalat temuin aku deket ruang panitia ya“ ujar Popi sambil menunjukkan ruangan diujung koridor dekat dengan mesjid.
“Iya Pop“
“Masuk aja kesana bilang kamu Roni yang mau ngisi acara bedah buku horror, nanti juga bakalan disambut. Aku sih yang kebagian ngurus segala kebutuhan kamu. Sebelum aku dateng jangan kemana-mana ya“ Popi berlalu meninggalkanku untuk berwudhu.
Sungguh sifat Popi yang sekarang sangat jauh berbeda, aku berpikir sambil memegang daguku.
“Kang !“
Aku dikejutkan oleh suara Pria dari belakangku, setelah kutoleh ternyata salah satu guru pembimbing pria.
“Udah wudhu belum kang ? sholatnya sebentar lagi mulai“
“Eh belum pak, ini mau“
Aku mwnjawab dengan sedikit gugup, Kemudian dia mengajakku untuk segera berwudhu dan melaksanakan shalat maghrib.
----------------------------------00---------------------------------00------------------------
Setelah shalat maghrib dan isya, aku segera menuju ruangan yang dimaksud oleh Popi. Aku berdiri diluar ruangan, kulihat siswa dan siswi sibuk kembali keruangan tempat barang-barang dan bergegas kembali keluar untuk berkumpul dilapangan, rupanya mereka mengadakan makan bersama dilapangan upacara.
“Ron !“
Aku menoleh kearah suara tersebut, ternyata Popi. Namun dia kali ini tampak berbeda, yang berbeda adalah make-up diwajahnya tidak setebal seperti ketika sore tadi, kali ini tampak natural dengan bibir yang mengkilat karena menggunakan lipgloss. Popi terlihat cantik sekali apalagi rambutnya digerai dan tersisir rapi.
“Ron..halo !“
Aku sedikit terkejut dengan ucapannya, aku terlarut dalam pesona yang dimiliki Popi, dia terlihat sangat cantik dan polos seperti Linda.
“Eh maaf Pop tadi ngelamun“ ujarku sambil tersenyum malu,
Popi hanya menatapku dengan senyum kecilnya.
“Kamu nanti ngisi acara jam delapan tepat, sekarang peserta lagi pada makan , kamu juga makan yah“
Kembali Popi tersenyum ramah, sangat berbeda dengan sore tadi. aku kembali terpesona melihat senyumannya.
“Ron ?”
“Eh maaf Pop hehe, aku kayanya laper juga ,,kalo laper aku suka ngelamun“ aku berbohong untuk menutupi rasa Malu-ku.
Popi hanya tersenyum kecil dan berlalu meninggalkanku untuk mengambil nasi bungkus yang disiapkan panitia. Tak lama dia kembali dengan memegang dua bungkus nasi dan memberikan salah satunya kepadaku.
“Nih makan dulu Ron !“ sembari memberikanku sebungkus nasi.
“Makasih ya Pop“
Kami berdua lantas menikmati makan malam kami dengan lahap,mungkin karena efek lelah karena kejadian menyeramkan yang kami alami.
Kulihat Popi tampak menikmati nasi bungkusnya tanpa beban, padahal sebelum magrib wajahnya terlihat sangat gelisah. Sebenarnya aku ingin bertanya namun sepertinya tidak sopan.
“Pop kamu udah bales whatsapp pacar kamu ?”
Aku mencoba memulai pembicaraan, Popi hanya diam dan tidak menghiraukan ucapanku.
“Pop, halo ?”
Aku mencolek pipinya dengan tanganku yang berlumuran bumbu rendang, Popi tetap tak bergeming.
Aku menyerah untuk bertanya perihal HP dan Pacarnya, kali ini Popi sama sekali tidak mengeluarkan HP nya. Akupun melajutkan makanku karena Popi tidak menjawab pertanyaanku.
“Dia bukan pacar aku !“ terdengar suara Popi pelan.
“Apa Pop ?”
Aku bertanya berpura-pura tidak terdengar karena dia berkata dengan pelan dan sedikit ragu, aku ingin tahu apakah dia akan mengulangi perkataanya.
“Gak apa-apa kok Ron, gak jadi“
Popi melanjutkan makannya. Aku merasa ada yang tidak beres dengan Popi, dia seperti menyembunyikan sesuatu dariku.
Setelah beres dengan makan, Popi mengajakku menuju lapangan karena acara malam sepertinya akan dimulai. Aku duduk dikursi yang disediakan oleh panitia, mereka menyambutku dengan baik dan aku bertemu lagi dengan bapak-bapak yang menyapaku dimesjid tadi, beliau hanya tersenyum kearahku.
Acara malam dimulai dengan pembukaan oleh ketua panitia, dilanjutkan dengan pembuatan api unggun ditengah lapangan upacara. Kuperhatikan mereka menggunakan seng sebagai alas kayu, mungkin agar tidak merusak plester lapangan.
Tak lama berselang api unggun pun menyala, ukurannya tidak begitu besar namun cukup untuk menerangi dan menghangatkan badan para peserta.
Pembawa acara maju kedepan dan menjelaskan susunan acara malam ini, acara yang pertama ternyata berbagi pengalaman seram, dimana setiap kelas wajib mengirimkan satu orang untuk menceritakan pengalaman seramnya.
Aku mencoba mencari keberadaan adikku Sheril dikerumunan peserta namun tidak kutemukan, mungkin dia a dida dibarisan belakang.
Tak lama akhirnya muncul perwakilan pertama untuk menceritakan hal seram, dia diberikan mic oleh panita. Ketika dia mengenalkan diri dan mulai bercerita, aku merasakan angin tertiup dengan pelan, namun orang lain nampaknya tidak merasakannya.
Kutoleh kearah Popi wajahnya kembali gelisah,dia tampak seperti berkomat-kamit membaca doa seperti sedang ketakutan.
Part Tujuh.
Hantu Penunggu Sekolah
“Jadi dari tadi kamu cuma pura-pura aja gitu gak bisa liat padahal kamu bisa Pop?”
Aku berkata dengan nada kesal namun pelan, kulihat Popi hanya menggaruk kepalanya.
“Hehe maaf bang, aku gak maksud ko. Cuma pengen ngetes aja bener apa enggak abang bisa liat hantu“ dia melemparkan senyuman manisnya kepadaku.
“Ya gak gitu juga kali Pop“ aku hanya bisa mengusap dadaku saat itu dan menarik nafas panjang.
Kami berdua sekarang berada dilantai atas, Popi tampak memandang kearah para siswa yang tampaknya sudah beres melakukan apel sore. Popi melapaskan ikat rambut yang membuat rambutnya dikuncir kuda.
Rambutnya jatuh dengan sangat lembut, rambutnya sangat halus dan hitam, sesekali tertiup oleh angina sore saat itu. Aku menatapnya dengan seksama, cantik juga Popi, dia menggerai rambutnya namun mengikatnya kembali dengan gaya kuncir kuda.
“Kok dikuncir lagi Pop? Buat apa dilepas kalo bakal diiket lagi ?” aku menyeritkan dahi karena heran dibuatnya.
“Gapapa sih, Cuma pengen ngeliat reaksi abang aja kalo ngeliat aku digerai rambutnya. Terpesona ya bang ?”
Popi kembali mengedipkan matanya kepadaku, aku hanya bisa memberikan senyum saat dia berkata seperti itu kepadaku dengan penuh percaya diri. Apa kepolosannya tadi hanyalah akting semata ? aku bertanya-tanya dalam hatiku.
“Bang liat deh, didekat tiang bendera keliatan gak ?” Popi menunjukan jarinya kearah lapangan.
“Iya , emang kenapa gitu? Gak ada penampakan deh kayaknya” aku mencoba melihat dengan lebih teliti lagi.
“Hahahaha“
Popi tertawa dengan keras, aku hanya bisa terdiam melihat tingkahnya. sedetik kemudian dia kembali mengeluarkan HP nya dan asyik dengan whatsappnya, aku menunggunya selesai dengan HP nya.
“Eh bang maaf aku cuekin lagi, ini cowok aku lagi chat ”
Dia berkata dengan santai, sontak aku merasa sangat ganjil dengan Popi setelah hal-hal yang dia lakukan tadi kepadaku ternyata dia memiliki kekasih. Jangan-jangan dia melakukan hal yang serupa kesemua laki-laki, akupun mencoba memulai pembicaraan.
“Tadi ditiang bendera ada apaan Pop kok kamu tunjuk ?“
Aku bertanya dengan pelan sambil menyandarkan sikuku dipagar pembatas lantai dua.
“Gak ada apa-apa kok bang, ngetes aja keliatan gak tiang bendera sama abang“ kembali dia tertawa.
[url=https://S E N S O Rmusicloveroriginals/dark-scary-suspense-music] PLAY GAN BIAR ASYIK[/url]
Aku merasa kesal dihatiku, namun entah karena hal apa aku merasa lucu dan ikut tertawa bersamanya. Posisi kami sekarang berdiri saling berhadapan, dia menatapku dengan senyuman manisnya. Aku merasakan sensasi, sensasi aneh ada dalam dadaku, dadaku berdegup kencang.
Disaat aku akan membalasnya dengan senyuman, kepalaku seperti ada yang memegang dengan kedua tangan merayap dengan pelan. Terasa olehku tangan kirinya memegang bagian kiri dan tangan kanannya memegang bagian kanan, sangat terasa jika tangan ini keriput, aku kaget namun badanku rasanya berat untuk digerakkan.
“BRUG” Popi jatuh pingsan.
Badanku masih terasa sulit digerakan, diujung lorong tampak pocong yang kulihat ditangga tadi melayang dan berhenti didekat pintu kelas ujung, matanya dengan tajam menatapku, wajahnya seperti sedang marah.
Tangan yang memegang kepalaku merayap kedepan kebagian pipiku, terlihat oleh mataku dengan jelas kuku hitam panjang berasal dari tangan keriput yang sedang memegangi kepalaku dari belakang.

Aku merasakan panik saat itu, jujur saja meskipun aku cukup berani melihat wujud mereka, namun jika sudah berkontak langsung seperti ini nyaliku naik turun. Aku merasakan jantungku berdetak kencang, keringat dingin mulai keluar dari tubuhku.
Aku berada dalam posisi ini mungkin sekitar lima menit, aku mencoba berteriak dengan keras namun tidak ada suara keluar dari mulutku. Tangan keriput ini semakin merayap kearah wajahku dan menutupi sebagian wajah, pandanganku terhalangi oleh tangan sosok ini, si Pocong masih berada diposisinya dengan tatapan tajamnya.
Perlahan pocong tersebut mendekat, pocong ini melayang dengan sangat pelan. Aku masih panic karena terjebak dalam suasana seperti ini dan ini adalah kali pertama aku merasa terancam oleh makhluk ghaib.
Tiba-tiba tengkuk-ku merasakan seperti ditiup yang otomatis membuat aku merinding, suara desahan nafasnya terdengar jelas oleh telingaku. Aku menoleh kearah pocong tadi dan dia berhenti dipinggir Popi.
“Allahu akbar allahu akbar “
Terdengar suara adzan dari mesjid sekolah, bersamaan dengan suara adzan cengkraman makhluk yang memegang kepalaku perlahan melonggar, tubuhku mulai bisa digerakkan dan dengan segera aku berontak.
Aku terlepas dari cengkraman sosok dibelakangku, badanku terjatuh kearah depan karena berusaha berontak. Tubuhku berada dalam posisi tengkurap, aku penasaran seperti apa sosok yang memegangi kepalaku? seperti biasa aku menghitung dalam hati dan mengalihkan pandanganku dengan cepat.
Spoiler for janga dibuka:
Aku bisa melihat sosok usil ini dengan jelas karena dia berada hnya satu meter dihadapanku, sosok ini mengenakan gaun putih kusam bahkan sedikit keabuan dan sangat lusuh, kuku jarinya sangat panjang berwarna hitam, Kulit tangannya berwarna hitam keriput. Aku mulai mengadahkan pandanganku kearah wajahnya.
“Astagfirullah “
Aku dengan refleks mengucapkannya, karena aku merasa ngeri melihat bentuk wajah sosok yang sedang berdiri dihadapanku. Seluruh kulit wajahnya keriput berwarna hitam, terlihat urat-urat dibalik kulitnya,matanya berwarna merah tampak seperti akan keluar dan terus melotot tanpa berkedip.
Dia memiliki taring yang timbul dibagian atas bibirnya, dia menatapku dengan tatapan tajam dan senyum jahat. Sedetik kemudian dia tertawa cekikikan dengan sangat melengking hingga telingaku terasa pengang, beberapa detik kemudian sosok itu hilang begitu saja dari hadapanku.
Aku segera berdiri dan berbalik untuk mengecek keadaan Popi, dia masih tergeletak pingsan dan Pocong tadi masih berdiri disampingnya. Pocong itu Menatap kearahku dengan tajam, aku memberanikan diri untuk mendekati Popi dab berniat membopongnya kebawah. Perlahan aku berjalan mendekati Popi, pocong masih saja menatapku dengan matanya yang melotot.
“Ah bodo amat gimana ntar“ gumamku dalam hati.
Aku dengan cepat mengambil Popi dan membopongnya kebawah melalui tangga. Pocong tersebut ternyata hanya berdiam diri diposisinya dan tidak mengejarku, dengan hati-hati kuturuni tangga sambil membopong Popi. Saat sudah sampai bawah aku merasakan kaos bagian dadaku dicengkram dengan erat.
“Ron, berhenti !“
Popi berkata padaku setengah teriak, aku dengan spontan menghentikan langkahku.
“Kenapa Pop? sekarang kita ke ruangan pembimbing ya kamu istirahat disana. Takut kamu kenapa-kenapa“ ujarku dengan nada sedikit khawatir.
“ gak usah Ron, aku kuat ko“
Popi mengucapkannya sembari menurunkan kakinya dari boponganku.
“Tapi…”
“Please ya ron, jangan bawa aku kesana. Aku kuat kok, terus jangan bilang ke siapa-siapa soal kejadian tadi “
Aku mendengar Popi berkata dengan nada memohon, aku merasa terheran dengan kejadian ini. Tingkah Popi kini sangat berbeda dengan Popi yang kutemui beberapa puluh menit yang lalu, kali ini dia menggerai rambutnya, mengusap-ngusap wajahnya, dan memasang wajah gelisah.
Namun aku tidak kuasa untuk menanyakan kondisinya saat ini, aku hanya bisa menatapnya saja. Kami berdua akhirnya berjalan menjauh dari ruangan kelas itu dan menuju lapangan upacara dan duduk didekat tiang bendera.
“Kenapa kok malah jalan kesini Pop ? gak sebaiknya kita keruangan panitia biar kamu isti….”
Belum selesai aku berbicara, Popi menutup bibirku dengan telunjuknya, seolah berkata sudah diam saja. Wajahnya kembali gelisah.
“zzzt…zzzzzt“
Terdengar suara HP Popi bergetar, namun dia tidak bergeming dan tidak memperdulikan HP nya, berbeda sekali dengan saat tadi yang asyik memainkan HP nya.
“Itu hp nya geter mulu Pop !“
Saat ku berkata demikian Popi sedikit melotot kepadaku, aku hanya terdiam.
“Itu siapa tau pacar kamu yang chat , cepetan buka Pop !“ aku menasehatinya seperti orangtua menasehati anaknya.
“Aku gak punya pacar kok“ ujar Popi dengan nada ketus namun wajahnya masih tetap menunjukkan rasa gelisah.
Aku merasa tidak mengerti, beberapa waktu lalu dia berkata yang mengirim pesan adalah pacarnya, namun sekarang dia berkata itu bukan pacarnya.
Aku berpikir untuk tidak begitu menghiraukannya, biarlah pacarnya atau bukan itu bukan urusanku.
“Ke mesjid aja yuk Pop, kita sholat dulu biar tenang”
Aku kemudian berdiri dan mengulurkan tanganku kepadanya, Popi menatapku untuk beberapa detik. Kemudian dia mengulurkan tangannya dan segera bangkit dari duduknya, kamipun berjalan kearah mesjid sekolah yang terlihat dari lapangan upacara.
“Ron, makasih ya ..udah nolongin aku“
Popi berkata dengan pelan sambil mencubit ujung bajuku lalu memegangnya.
“Iya sama-sama Pop, kamu gak apa-apa kan ?”
Aku bertanya kepadanya sambil memperhatikan wajahnya yang gelisah bercampur takut.
“Gak apa-apa kok Ron“
Nada bicaranya pelan sekali, sangat jauh berbeda dengan Popi yang rese tadi. Tampak dia mengusap-ngusap pipinya seperti sedang merasakan sesuatu diwajahnya.
“Kenapa Pop pipinya diusap-usap mulu ? “
“Eh gak apa-apa kok rasanya bedak aku tebel banget, aku gak nyaman“ ujarnya sambil terus mengusap-usap wajahnya seolah menghapus make-up.
Wajar saja jika sekarang aku merasakan hal yang tidak wajar, dimulai dari sifat Popi yang berubah 180 derajat. Perihal bedak tebalnya yang sekarang dia berkata tidak menyukai bedak tebal, lalu kenapa saat berdandan dia mengenakan bedak begitu tebal, egitu pula dengan masalah HP nya.
Saat pertama bertemu dia begitu asyik memainkan HP nya, namun sekarang dia begitu malas. Berbeda sekali bila dibandingkan saat dia dengan semangat berkata itu adalah pesan dari kekasihnya, namun sekarang dia berkata tidak memiliki kekasih. Otakku dipenuhi rasa ingin tahu.
Kami akhirnya sampai didepan mesjid, tampak para siswa sedang mengantri berwudhu. Ramai sekali karena kupikir dari kelas satu hingga kelas tiga mengikuti acara ini, dan seluruh panitia hanya terdiri dari guru-guru saja.
Kuperluas pandanganku melihat mesjid, mesjid ini cukup besar untuk menampung jamaah dan memiliki dua lantai. Lantai dua digunakan untuk ma’mum perempuan sepertinya karena aku melihat para siswi naik keatas menggunakan tangga.
“Ron, ya udah aku wudhu dulu ya, nanti habis shalat temuin aku deket ruang panitia ya“ ujar Popi sambil menunjukkan ruangan diujung koridor dekat dengan mesjid.
“Iya Pop“
“Masuk aja kesana bilang kamu Roni yang mau ngisi acara bedah buku horror, nanti juga bakalan disambut. Aku sih yang kebagian ngurus segala kebutuhan kamu. Sebelum aku dateng jangan kemana-mana ya“ Popi berlalu meninggalkanku untuk berwudhu.
Sungguh sifat Popi yang sekarang sangat jauh berbeda, aku berpikir sambil memegang daguku.
“Kang !“
Aku dikejutkan oleh suara Pria dari belakangku, setelah kutoleh ternyata salah satu guru pembimbing pria.
“Udah wudhu belum kang ? sholatnya sebentar lagi mulai“
“Eh belum pak, ini mau“
Aku mwnjawab dengan sedikit gugup, Kemudian dia mengajakku untuk segera berwudhu dan melaksanakan shalat maghrib.
----------------------------------00---------------------------------00------------------------
Setelah shalat maghrib dan isya, aku segera menuju ruangan yang dimaksud oleh Popi. Aku berdiri diluar ruangan, kulihat siswa dan siswi sibuk kembali keruangan tempat barang-barang dan bergegas kembali keluar untuk berkumpul dilapangan, rupanya mereka mengadakan makan bersama dilapangan upacara.
“Ron !“
Aku menoleh kearah suara tersebut, ternyata Popi. Namun dia kali ini tampak berbeda, yang berbeda adalah make-up diwajahnya tidak setebal seperti ketika sore tadi, kali ini tampak natural dengan bibir yang mengkilat karena menggunakan lipgloss. Popi terlihat cantik sekali apalagi rambutnya digerai dan tersisir rapi.
“Ron..halo !“
Aku sedikit terkejut dengan ucapannya, aku terlarut dalam pesona yang dimiliki Popi, dia terlihat sangat cantik dan polos seperti Linda.
“Eh maaf Pop tadi ngelamun“ ujarku sambil tersenyum malu,
Popi hanya menatapku dengan senyum kecilnya.
“Kamu nanti ngisi acara jam delapan tepat, sekarang peserta lagi pada makan , kamu juga makan yah“
Kembali Popi tersenyum ramah, sangat berbeda dengan sore tadi. aku kembali terpesona melihat senyumannya.
“Ron ?”
“Eh maaf Pop hehe, aku kayanya laper juga ,,kalo laper aku suka ngelamun“ aku berbohong untuk menutupi rasa Malu-ku.
Popi hanya tersenyum kecil dan berlalu meninggalkanku untuk mengambil nasi bungkus yang disiapkan panitia. Tak lama dia kembali dengan memegang dua bungkus nasi dan memberikan salah satunya kepadaku.
“Nih makan dulu Ron !“ sembari memberikanku sebungkus nasi.
“Makasih ya Pop“
Kami berdua lantas menikmati makan malam kami dengan lahap,mungkin karena efek lelah karena kejadian menyeramkan yang kami alami.
Kulihat Popi tampak menikmati nasi bungkusnya tanpa beban, padahal sebelum magrib wajahnya terlihat sangat gelisah. Sebenarnya aku ingin bertanya namun sepertinya tidak sopan.
“Pop kamu udah bales whatsapp pacar kamu ?”
Aku mencoba memulai pembicaraan, Popi hanya diam dan tidak menghiraukan ucapanku.
“Pop, halo ?”
Aku mencolek pipinya dengan tanganku yang berlumuran bumbu rendang, Popi tetap tak bergeming.
Aku menyerah untuk bertanya perihal HP dan Pacarnya, kali ini Popi sama sekali tidak mengeluarkan HP nya. Akupun melajutkan makanku karena Popi tidak menjawab pertanyaanku.
“Dia bukan pacar aku !“ terdengar suara Popi pelan.
“Apa Pop ?”
Aku bertanya berpura-pura tidak terdengar karena dia berkata dengan pelan dan sedikit ragu, aku ingin tahu apakah dia akan mengulangi perkataanya.
“Gak apa-apa kok Ron, gak jadi“
Popi melanjutkan makannya. Aku merasa ada yang tidak beres dengan Popi, dia seperti menyembunyikan sesuatu dariku.
Setelah beres dengan makan, Popi mengajakku menuju lapangan karena acara malam sepertinya akan dimulai. Aku duduk dikursi yang disediakan oleh panitia, mereka menyambutku dengan baik dan aku bertemu lagi dengan bapak-bapak yang menyapaku dimesjid tadi, beliau hanya tersenyum kearahku.
Acara malam dimulai dengan pembukaan oleh ketua panitia, dilanjutkan dengan pembuatan api unggun ditengah lapangan upacara. Kuperhatikan mereka menggunakan seng sebagai alas kayu, mungkin agar tidak merusak plester lapangan.
Tak lama berselang api unggun pun menyala, ukurannya tidak begitu besar namun cukup untuk menerangi dan menghangatkan badan para peserta.
Pembawa acara maju kedepan dan menjelaskan susunan acara malam ini, acara yang pertama ternyata berbagi pengalaman seram, dimana setiap kelas wajib mengirimkan satu orang untuk menceritakan pengalaman seramnya.
Aku mencoba mencari keberadaan adikku Sheril dikerumunan peserta namun tidak kutemukan, mungkin dia a dida dibarisan belakang.
Tak lama akhirnya muncul perwakilan pertama untuk menceritakan hal seram, dia diberikan mic oleh panita. Ketika dia mengenalkan diri dan mulai bercerita, aku merasakan angin tertiup dengan pelan, namun orang lain nampaknya tidak merasakannya.
Kutoleh kearah Popi wajahnya kembali gelisah,dia tampak seperti berkomat-kamit membaca doa seperti sedang ketakutan.
ada apa dengan Popi ?
..ada yang mau nebak ?Quote:
INFO : dipegang kepalanya oleh hantu dialami TS, ketika TS SMP ketiduran dimeja sekolah saat nunggu teman eskul.
Diubah oleh roni.riyanto 22-01-2018 14:31
sulkhan1981 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
Kutip
Balas