- Beranda
- Stories from the Heart
Kami dan Senyum pucatmu (Lanjutan Short Stories 2 malam dihotel yg mencekam)
...
TS
embillbelle
Kami dan Senyum pucatmu (Lanjutan Short Stories 2 malam dihotel yg mencekam)
Selamat Pagi, siang, sore dan malam agan agan semua, ijinkan saya untuk kembali membagi cerita picisan berdasarkan apa yang sudah saya sekeluarga alami dengan hadirnya sosok “sederek lain” yang menjadi bagian dari keluarga kecil kami.
Cerita ini merupakan lanjutan dari carita saya sebelumnya yaitu “short stories 2 malam di hotel yg mencekam (End)” , dan disarankan membaca cerita saya sebelumnya dikarenakn cerita yang akan saya sampaikan sekarang masih ada sangkut pautnya dengan Cerita sebelumnya
Bissmillahirrohmanirrohim...cerita ini dimulai.
Pagi yang kacau
Konspirasi awal..
Sedikit flash back
Konspirasi lagee 1
Konspirasi lagee 2
Konspirasi lagee 3
Kejutan..
Kedatangan mereka
Antara jalinan pertemanan yg baru & dia yg tumbang ...
Apalagi nehh ras ??
Sebuah rasa penasaran
Sekilas sosok mahluk lain...
Dia dan masa laluku
Entah apa lagi ...
Dewi Arum
Sebuah kepanikan dan kelegaan
Dini hari yang kelam
Setitik keberanian
Tangismu
Terluka
Kenyataan yang memilukan
Bapak bapak penolong
Candamu
A Failed mission
Sebuah ide
Sebuah kebetulan dan kesengajaan
Seklumit masa lalu 1
Seklumit masa lalu 2
Dena Ayuning Tyas 2
Dena Ayuning Tyas 3
Pertemuan yang tidak diharapkan
Keberhasilan yang tertunda
Sebuah pengakuan
permintaan tolong
Cubit cubitan
Diantara teman temanmu
Gilanya aku
Dipertengahan malam
Mr or mrs Poch ?
Mereka datang
Negotiations that failed
Bluff each other
Pertempuran dengan jasadku
Lanjut Lagi Dab
dia
Tanda itu
Minggu Pagi
Taman Kota
Ronda
In Memoriam
The first step
Looking for clues
First clue
The next first clue
Next step
Uncontrolled
Escape
In your arms
End of the story of this chapter I
End of the story of this chapter II
Update maneh
A Story about me in the past
Cerita ini merupakan lanjutan dari carita saya sebelumnya yaitu “short stories 2 malam di hotel yg mencekam (End)” , dan disarankan membaca cerita saya sebelumnya dikarenakn cerita yang akan saya sampaikan sekarang masih ada sangkut pautnya dengan Cerita sebelumnya
Bissmillahirrohmanirrohim...cerita ini dimulai.
Pagi yang kacau
Konspirasi awal..
Sedikit flash back
Konspirasi lagee 1
Konspirasi lagee 2
Konspirasi lagee 3
Kejutan..
Kedatangan mereka
Antara jalinan pertemanan yg baru & dia yg tumbang ...
Apalagi nehh ras ??
Sebuah rasa penasaran
Sekilas sosok mahluk lain...
Dia dan masa laluku
Entah apa lagi ...
Dewi Arum
Sebuah kepanikan dan kelegaan
Dini hari yang kelam
Setitik keberanian
Tangismu
Terluka
Kenyataan yang memilukan
Bapak bapak penolong
Candamu
A Failed mission
Sebuah ide
Sebuah kebetulan dan kesengajaan
Seklumit masa lalu 1
Seklumit masa lalu 2
Dena Ayuning Tyas 2
Dena Ayuning Tyas 3
Pertemuan yang tidak diharapkan
Keberhasilan yang tertunda
Sebuah pengakuan
permintaan tolong
Cubit cubitan
Diantara teman temanmu
Gilanya aku
Dipertengahan malam
Mr or mrs Poch ?
Mereka datang
Negotiations that failed
Bluff each other
Pertempuran dengan jasadku
Lanjut Lagi Dab
dia
Tanda itu
Minggu Pagi
Taman Kota
Ronda
In Memoriam
The first step
Looking for clues
First clue
The next first clue
Next step
Uncontrolled
Escape
In your arms
End of the story of this chapter I
End of the story of this chapter II
Update maneh
A Story about me in the past
Diubah oleh embillbelle 04-11-2020 22:47
MFriza85 dan 31 lainnya memberi reputasi
30
372.2K
2.5K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
embillbelle
#690
Permintaan tolong
“syg gimana tante lisa udah dihubungi” tanyaku kepada istriku yang berjalan dari dalam rumah dan merebahkan badannya di kursi teras depan rumah kami yang barusaja menaruhkan secangkir kopi hitam panas di meja depan kami.
“udah koq, dia akan coba bantuin masalah biaya operasinya lagipula direktur rumah sakit sini itu ternyata temen smu nya dulu, jadi kata tante lisa semua bisa diatur secepatnya” kata istriku dengan senyumannya yang selalu membuat dadaku berdesir karena semburat bibir merahnya yang alami walaupun tanpa lipstik.
“owh sipp deh kalo gitu, tapi kita tetep bantu juga yach walaupun ga banyak, lusa siang sehabis meeting aku mau ke rumah sakit lagi syg” kataku dengan dibalas anggukan oleh kbu negara
“dede' udah bobo syg koq ga kedengeran suaranya ?” tanyaku menanyakan dede' sambil membakar sebatang light putih
“udah tuh baru aja bobo ditemenin laras dikamar” jawab istriku sambil menghempaskan punggungnya disandaran kursi
“syg, tadi siang waktu aku di rumah makan sebelum sayang datang sepertinya aku liat perempuan yang sepertinya aku ga asing sama wajahnya deh, tapi siapa yach ?” kata istriku yang terlihat mengernyitkan dahinya
“deg deg …..deg deg…..deg deg…..” detak jantungku seakan berdetak lebih cepat dari normal sesaat mendengar apa yang baru saja dikatakan ibu negara yang pastinya sekilas sudah melihat dena di rumah makan yang tadi siang kami datangi
“Hla siapa syg?” tanyaku dengan intonasi yang aku buat sewajarnya dan sedatar mungkin
“lupa lupa inget deh, tau ah ntr juga pasti inget sendiri” jawab istriku
“ahhhhh, semoga aja dia lupa supaya dia ga ngungkit ngungkit masa laluku sama dena” kataku dalam hati dengan mata menerawang lurus ke depan.
Tidak lama kemudian seseorang dengan mengendarai motor berjaket dan berhelem full face sudah memasuki halaman rumahku dengan pelan dan langsung memakirkan motornya didekat pot bunga besar yang berada di depan sudut teras sebelah kanan
“siapa syg ?” tanya istriku berbisik kepadaku
“ga tau syg” jawabku dengan rasa penasaran
“Assalammualaikum …..” ucap salam laki laki yang masih terlihat gagah dengan tubuh tegapnya walaupun usianya sudah enam puluh tahunan dengan berjalan menuju teras setelah melepas helm dan jaketnya.
“Waalaikum salam, owhh pak hadi ternyata kirain siapa” jawab ku dan istriku berbarengan menjawab salam dari Pak Hadi, beliau adalah kepala keamanan kantor dimana aku bekerja yang juga seorang pensiunan tentara angkatan laut yang diusia senjanya masih saja belum ingin beristirahat saja dirumah.
“wahh tumben ini pak hadi, monggo silahkan masuk” sambut istriku sambil menyalami tangan Pak hadi
“disini aja Ibu cyntia malah santai dan bisa sambil rokok” jawab pak hadi
“silahkan duduk Pak, ada apakah gerangan kok tumben tumbenan nih bapak maen kesini, giman ibu sehat pak? Tanyaku ke pak hadi sambil mempersilahkan duduk sambil menyalami beliau
“iya neh pak adit, mau ngobrol ngobrol sama pak adit, Alhamdulillah istri saya sehat pak adit” jawab pak hadi dengan merebahkan tubuhnya di kursi yang ada didepanku,
terlihat istriku berjalan masuk kedalam untuk membuatkan minum kepada pak hadi
“begini pak adit, kedatangan saya kesini itu pertama mau silaturahmi kepada pak adit sekeluarga, yang kedua mau cerita tentang kondisi kantor sekarang sejak satu bulanan terakhir pas malam hari pak” kata pak hadi kepadaku dengan wajah yang serius
“hla kalo malam hari dikantor kenapa emang pak ?” tanyaku penasaran
“bagi....” belum selesai pak hadi bicara tiba tiba ibu negara sudah berjalan dari dalam sambil membawa dua cangkir minuman yang masing masing berisi kopi dan tehh panas serta sekotak roti kering yang diletakkan diatas meja
“silahkan pak hadi di minum, maaf gak punya apa apa untuk disajikan” kata istriku dengan tersenyum dan kembali duduk disamping kiriku
“iya ibu cyntia terima kasih ini malah ngepotin gini” jawab pak hadi dengan tersenyum
“gimana tadi pak, dilanjut lagi” tanyaku lagi kepada pak hadi karena ceritanya terhenti begitu ibu negara kembali membawakan minuman dan cemilan kepada kami
“begini pak adit, sebenernya saya tidak sampai hati mau bercerita masalah ini, tetapi karena keluhan rekan rekan keamanan sehungga saya beranikan diri bercerita kepada pak adit, karena pak adit adalah sebagai pimpinan kami dan pimpinan pegawai di kantor cabang xxxxx” kata pak hadi kembali dengan wajah seriusnya
“setiap hampit tengah malam dan selepas tengah malam sampai jam tigaan, rekan rekan keamanan yang masuk shieft malam selalu diganggu sebangsa hantu dengan berbagai bentuk pak adit” kata pak hadi kembali
“ehhh masa sih pak?' tanyaku dengan kedua bola mataku membesar setelah mendengar apa yang pak hadi ceritakan, sedangkan istriku juga dengan reflex sudah menggeser duduknya sehingga sekarang sudah menempel badanku dan tidak itu saja, tangannya juga sudah memegang lengan tanganku sebelah kiri dengan erat
“iya pak adit, saya pernah mencoba untuk datang bertujuan mengecek personel jam satuan, dan begitu saya sampai di kantor saya ketemu sama agus dan muhfid sedang di pos depan dengan tubuh yang menggigil dan ga berani keliling untuk kontrol karena kata mereka baru saja secara beruntun di gangguin sama sosok orang cebol bermuka rusak yang jumlahnya lebuh dari lima yang berlari larian disekeliling pos dan tidak itu saja katanya juga dilihatin sosok tinggi besar dengan kedua mata sebesar bola tenes memerah dan dengan badan yang dipenuhi bulu kasar sedang berdiri tepat di bawah pohon beringin depan lobby sebelah kiri, dan memang benar pak adit begitu saya mencoba untuk mencari kebenarannya saat berjalan menuju lobby saya juga melihat sosok putih dengan tubuh yang terbalut kain sedang berdiri dibalik kaca pintu masuk lobby kantor, wajahnya hitam pekat, pak adit tau khan maksud saya hatu apa?” kata pak hadi dengan panjang lebar menceritakan apa yang sedang dihadapi oleh pegawai bagian keamanan anak buah beliau
“iya saya tau pak pasti itu pocong khan ?' jawabku kepada pak hadi dan dibalas anggukan olehnya
“kog serem gitu ya syg sekarang keadaan kantor kalau malam hari” timpal istriku
“jadi maksud kedatangan saya kesini adalah untuk menyampaiakn usul teman teman keamanan untuk minta ijin memanggil paranormal supaya mengusir hantu hantu yang sudah meresahkan kami dibagian kemanan, bagaimana pak adit karena semua kewenangan keputusan khan ada di tangan pak adit ?” tanya opak hadi dengan harapan yang besar kepadaku untuk menyetujui usulnya
“sebentar pak hadi saya masuk kedalam dulu sebentar ya, mau ketoilet” kataku kepada pak hadi dan dengan menepuk pundak istriku pelan
“ras sini bentar” panggilku kepada laras dari depan pintu kamar dede yang terlihat sedang duduk bersimpuh di sebelah dede' sambil tangannya dengan penuh kasih mengelus elus kepala dede yang sudah tertidur dengan pulas, kemudian menengok ke arahku dan segera beranjak dan melayang mengikuti aku menuju ruang keluarga.
“gimana massku” tanya laras yang terlihat sangat cantuik malam ini dengan rambutnya yang tergerai lurus sepinggang
“kamu malam ini cantiiikkkkk bangetttt ras, beneran” kataku sambil tersenyum dan menatap ke ke dua matanya dengan sendu
“eee... laaadhalahh massku kumat sepertinya” sambil tersipu laras membalasku kareana aku yakin laras pasti sangat senang dengan pujianku barusan
“beneran koq laras” kataku lagi sambil mengelus rambutnya yang panjang sepinggang dengan pelan
“ihhh …. masskuuu ada mbakyuku loh nanti aku dimarahin hlo, kenapa sih cepetan massku mau apa koq manggil dan ngajakin aku kesini” kata laras yang terlihat tersipu tersipu tetapi dengan gayanya yang seakan menolak perlakuanku padahal laras dengan pelan beringsut mendekatkan tubuhnya yang montok untuk lebih dekat dengan tubuhku
“ras kalau seandainya ada jin jahat yang mengganggu, kira kira kamu bisa melawannya gak?” tanyaku kepada laras yang sedikit terkejut setelah mendengar apa ayang aku katakan barusan kepadanya
“maksudnya massku melawan gimana?” tanyanya dengan mengeryitkan dahinya yang putih dan pucat
“ya mengusirnya ras, ini aku cuma tanya aja loh, kalau ga bisa ya ga apa apa sih? Soalnya kalo sama manusia aku tau kamu bisa dengan mudah menghajarnya, tapi inikan dengan jin ras” kataku kepadanya
“ya bisa tow massku, itu perkara mudah khan cantik cantik gini aku punya ilmu untuk berkelahi hlo dan massku ingat gak apa yang aku lakukan dulu saat massku pertama kali bertemu dengan aku waktu di hotel” jawabnya dengan tersenyum dan dengan menaik turunkan alisnya kepadaku
“ehh iya ya aku lupa, hahahahahahaha” jawabku sambil tertawa dan menggaruk garuk kepalaku baguian belakang sebagai tanda betapa bodohnya aku karena lupa bahwa laras telah menghajar pocong yang berusaha menggangguku di hotel dulu
“jadi gini ras …...........bla bla bla” aku mulai menceritajan apa yang baru saja kami bicarakan dengan pak hadi di teras kepada laras
“giman ras....? mau nolongin bapak bapak penjaga kantorku ? Tapi aku gak mau kalau malah kamu yang terluka hlo ya pokoknya aku ga mau maksa” kataku kepadanya dengan perasaan yang campur aduk antara berharap laras mau menoloing dan antara kekhawatiran seandainya malah laras sendiri yang akan terluka nantinya seandainya menghadapi jin pengganggu di kantorku
“ahhh itu sih kecilll masssku, khan ada dewi arum yang aku minta bantuannya untuk nemenin aku” jawab laras dengan senyum yang sudah mengembang
“sipppppp....tiba tiba dengan tidak sadar aku langsung memeluk laras dengan erat dan juga dibalasnya dengan erat juga
“eehhhhhhh apa apaan ini main peluk pelukan segala hah !!!”
sebuah suara yang keras berteriak tepat dari arah sampingku dan laras yang sedang berpelukan, dan dengan cepat aku dan laras masing masing melepaskan diri dari pelukan kami karena kaget dan saat aku menoleh ke arah suara tersebut sudah berdiri ibu negara dengan berkacak pinggang dan dengan mata yang melotot menatap tajam ke arahku dan laras …...........
“syg gimana tante lisa udah dihubungi” tanyaku kepada istriku yang berjalan dari dalam rumah dan merebahkan badannya di kursi teras depan rumah kami yang barusaja menaruhkan secangkir kopi hitam panas di meja depan kami.
“udah koq, dia akan coba bantuin masalah biaya operasinya lagipula direktur rumah sakit sini itu ternyata temen smu nya dulu, jadi kata tante lisa semua bisa diatur secepatnya” kata istriku dengan senyumannya yang selalu membuat dadaku berdesir karena semburat bibir merahnya yang alami walaupun tanpa lipstik.
“owh sipp deh kalo gitu, tapi kita tetep bantu juga yach walaupun ga banyak, lusa siang sehabis meeting aku mau ke rumah sakit lagi syg” kataku dengan dibalas anggukan oleh kbu negara
“dede' udah bobo syg koq ga kedengeran suaranya ?” tanyaku menanyakan dede' sambil membakar sebatang light putih
“udah tuh baru aja bobo ditemenin laras dikamar” jawab istriku sambil menghempaskan punggungnya disandaran kursi
“syg, tadi siang waktu aku di rumah makan sebelum sayang datang sepertinya aku liat perempuan yang sepertinya aku ga asing sama wajahnya deh, tapi siapa yach ?” kata istriku yang terlihat mengernyitkan dahinya
“deg deg …..deg deg…..deg deg…..” detak jantungku seakan berdetak lebih cepat dari normal sesaat mendengar apa yang baru saja dikatakan ibu negara yang pastinya sekilas sudah melihat dena di rumah makan yang tadi siang kami datangi
“Hla siapa syg?” tanyaku dengan intonasi yang aku buat sewajarnya dan sedatar mungkin
“lupa lupa inget deh, tau ah ntr juga pasti inget sendiri” jawab istriku
“ahhhhh, semoga aja dia lupa supaya dia ga ngungkit ngungkit masa laluku sama dena” kataku dalam hati dengan mata menerawang lurus ke depan.
Tidak lama kemudian seseorang dengan mengendarai motor berjaket dan berhelem full face sudah memasuki halaman rumahku dengan pelan dan langsung memakirkan motornya didekat pot bunga besar yang berada di depan sudut teras sebelah kanan
“siapa syg ?” tanya istriku berbisik kepadaku
“ga tau syg” jawabku dengan rasa penasaran
“Assalammualaikum …..” ucap salam laki laki yang masih terlihat gagah dengan tubuh tegapnya walaupun usianya sudah enam puluh tahunan dengan berjalan menuju teras setelah melepas helm dan jaketnya.
“Waalaikum salam, owhh pak hadi ternyata kirain siapa” jawab ku dan istriku berbarengan menjawab salam dari Pak Hadi, beliau adalah kepala keamanan kantor dimana aku bekerja yang juga seorang pensiunan tentara angkatan laut yang diusia senjanya masih saja belum ingin beristirahat saja dirumah.
“wahh tumben ini pak hadi, monggo silahkan masuk” sambut istriku sambil menyalami tangan Pak hadi
“disini aja Ibu cyntia malah santai dan bisa sambil rokok” jawab pak hadi
“silahkan duduk Pak, ada apakah gerangan kok tumben tumbenan nih bapak maen kesini, giman ibu sehat pak? Tanyaku ke pak hadi sambil mempersilahkan duduk sambil menyalami beliau
“iya neh pak adit, mau ngobrol ngobrol sama pak adit, Alhamdulillah istri saya sehat pak adit” jawab pak hadi dengan merebahkan tubuhnya di kursi yang ada didepanku,
terlihat istriku berjalan masuk kedalam untuk membuatkan minum kepada pak hadi
“begini pak adit, kedatangan saya kesini itu pertama mau silaturahmi kepada pak adit sekeluarga, yang kedua mau cerita tentang kondisi kantor sekarang sejak satu bulanan terakhir pas malam hari pak” kata pak hadi kepadaku dengan wajah yang serius
“hla kalo malam hari dikantor kenapa emang pak ?” tanyaku penasaran
“bagi....” belum selesai pak hadi bicara tiba tiba ibu negara sudah berjalan dari dalam sambil membawa dua cangkir minuman yang masing masing berisi kopi dan tehh panas serta sekotak roti kering yang diletakkan diatas meja
“silahkan pak hadi di minum, maaf gak punya apa apa untuk disajikan” kata istriku dengan tersenyum dan kembali duduk disamping kiriku
“iya ibu cyntia terima kasih ini malah ngepotin gini” jawab pak hadi dengan tersenyum
“gimana tadi pak, dilanjut lagi” tanyaku lagi kepada pak hadi karena ceritanya terhenti begitu ibu negara kembali membawakan minuman dan cemilan kepada kami
“begini pak adit, sebenernya saya tidak sampai hati mau bercerita masalah ini, tetapi karena keluhan rekan rekan keamanan sehungga saya beranikan diri bercerita kepada pak adit, karena pak adit adalah sebagai pimpinan kami dan pimpinan pegawai di kantor cabang xxxxx” kata pak hadi kembali dengan wajah seriusnya
“setiap hampit tengah malam dan selepas tengah malam sampai jam tigaan, rekan rekan keamanan yang masuk shieft malam selalu diganggu sebangsa hantu dengan berbagai bentuk pak adit” kata pak hadi kembali
“ehhh masa sih pak?' tanyaku dengan kedua bola mataku membesar setelah mendengar apa yang pak hadi ceritakan, sedangkan istriku juga dengan reflex sudah menggeser duduknya sehingga sekarang sudah menempel badanku dan tidak itu saja, tangannya juga sudah memegang lengan tanganku sebelah kiri dengan erat
“iya pak adit, saya pernah mencoba untuk datang bertujuan mengecek personel jam satuan, dan begitu saya sampai di kantor saya ketemu sama agus dan muhfid sedang di pos depan dengan tubuh yang menggigil dan ga berani keliling untuk kontrol karena kata mereka baru saja secara beruntun di gangguin sama sosok orang cebol bermuka rusak yang jumlahnya lebuh dari lima yang berlari larian disekeliling pos dan tidak itu saja katanya juga dilihatin sosok tinggi besar dengan kedua mata sebesar bola tenes memerah dan dengan badan yang dipenuhi bulu kasar sedang berdiri tepat di bawah pohon beringin depan lobby sebelah kiri, dan memang benar pak adit begitu saya mencoba untuk mencari kebenarannya saat berjalan menuju lobby saya juga melihat sosok putih dengan tubuh yang terbalut kain sedang berdiri dibalik kaca pintu masuk lobby kantor, wajahnya hitam pekat, pak adit tau khan maksud saya hatu apa?” kata pak hadi dengan panjang lebar menceritakan apa yang sedang dihadapi oleh pegawai bagian keamanan anak buah beliau
“iya saya tau pak pasti itu pocong khan ?' jawabku kepada pak hadi dan dibalas anggukan olehnya
“kog serem gitu ya syg sekarang keadaan kantor kalau malam hari” timpal istriku
“jadi maksud kedatangan saya kesini adalah untuk menyampaiakn usul teman teman keamanan untuk minta ijin memanggil paranormal supaya mengusir hantu hantu yang sudah meresahkan kami dibagian kemanan, bagaimana pak adit karena semua kewenangan keputusan khan ada di tangan pak adit ?” tanya opak hadi dengan harapan yang besar kepadaku untuk menyetujui usulnya
“sebentar pak hadi saya masuk kedalam dulu sebentar ya, mau ketoilet” kataku kepada pak hadi dan dengan menepuk pundak istriku pelan
“ras sini bentar” panggilku kepada laras dari depan pintu kamar dede yang terlihat sedang duduk bersimpuh di sebelah dede' sambil tangannya dengan penuh kasih mengelus elus kepala dede yang sudah tertidur dengan pulas, kemudian menengok ke arahku dan segera beranjak dan melayang mengikuti aku menuju ruang keluarga.
“gimana massku” tanya laras yang terlihat sangat cantuik malam ini dengan rambutnya yang tergerai lurus sepinggang
“kamu malam ini cantiiikkkkk bangetttt ras, beneran” kataku sambil tersenyum dan menatap ke ke dua matanya dengan sendu
“eee... laaadhalahh massku kumat sepertinya” sambil tersipu laras membalasku kareana aku yakin laras pasti sangat senang dengan pujianku barusan
“beneran koq laras” kataku lagi sambil mengelus rambutnya yang panjang sepinggang dengan pelan
“ihhh …. masskuuu ada mbakyuku loh nanti aku dimarahin hlo, kenapa sih cepetan massku mau apa koq manggil dan ngajakin aku kesini” kata laras yang terlihat tersipu tersipu tetapi dengan gayanya yang seakan menolak perlakuanku padahal laras dengan pelan beringsut mendekatkan tubuhnya yang montok untuk lebih dekat dengan tubuhku
“ras kalau seandainya ada jin jahat yang mengganggu, kira kira kamu bisa melawannya gak?” tanyaku kepada laras yang sedikit terkejut setelah mendengar apa ayang aku katakan barusan kepadanya
“maksudnya massku melawan gimana?” tanyanya dengan mengeryitkan dahinya yang putih dan pucat
“ya mengusirnya ras, ini aku cuma tanya aja loh, kalau ga bisa ya ga apa apa sih? Soalnya kalo sama manusia aku tau kamu bisa dengan mudah menghajarnya, tapi inikan dengan jin ras” kataku kepadanya
“ya bisa tow massku, itu perkara mudah khan cantik cantik gini aku punya ilmu untuk berkelahi hlo dan massku ingat gak apa yang aku lakukan dulu saat massku pertama kali bertemu dengan aku waktu di hotel” jawabnya dengan tersenyum dan dengan menaik turunkan alisnya kepadaku
“ehh iya ya aku lupa, hahahahahahaha” jawabku sambil tertawa dan menggaruk garuk kepalaku baguian belakang sebagai tanda betapa bodohnya aku karena lupa bahwa laras telah menghajar pocong yang berusaha menggangguku di hotel dulu
“jadi gini ras …...........bla bla bla” aku mulai menceritajan apa yang baru saja kami bicarakan dengan pak hadi di teras kepada laras
“giman ras....? mau nolongin bapak bapak penjaga kantorku ? Tapi aku gak mau kalau malah kamu yang terluka hlo ya pokoknya aku ga mau maksa” kataku kepadanya dengan perasaan yang campur aduk antara berharap laras mau menoloing dan antara kekhawatiran seandainya malah laras sendiri yang akan terluka nantinya seandainya menghadapi jin pengganggu di kantorku
“ahhh itu sih kecilll masssku, khan ada dewi arum yang aku minta bantuannya untuk nemenin aku” jawab laras dengan senyum yang sudah mengembang
“sipppppp....tiba tiba dengan tidak sadar aku langsung memeluk laras dengan erat dan juga dibalasnya dengan erat juga
“eehhhhhhh apa apaan ini main peluk pelukan segala hah !!!”
sebuah suara yang keras berteriak tepat dari arah sampingku dan laras yang sedang berpelukan, dan dengan cepat aku dan laras masing masing melepaskan diri dari pelukan kami karena kaget dan saat aku menoleh ke arah suara tersebut sudah berdiri ibu negara dengan berkacak pinggang dan dengan mata yang melotot menatap tajam ke arahku dan laras …...........
Diubah oleh embillbelle 21-12-2017 16:38
MFriza85 dan 5 lainnya memberi reputasi
4