- Beranda
- Stories from the Heart
Mata Batin They Among Us Chapter 1 [End]
...
TS
roni.riyanto
Mata Batin They Among Us Chapter 1 [End]
SELAMAT DATANG DI THREAD HORROR ANE YANG SEDERHANA
![Mata Batin They Among Us Chapter 1 [End]](https://dl.kaskus.id/i.pinimg.com/736x/ac/9e/c8/ac9ec8d17096742f52ebfbdcc70fa7e7--dark-art-photography-creepy-photography.jpg)
Assalamualaikum wr.wb
Spoiler for Pembukaan:
![Mata Batin They Among Us Chapter 1 [End]](https://dl.kaskus.id/3.bp.blogspot.com/-ne_rDQngRD8/Vk1ychXHIHI/AAAAAAAAJFs/GTFL1J3f6Mw/s1600/hantu%2Bpocong%2Bmenyeramkan.jpg)
Quote:
imut ya gan 

Quote:
PROLOG
Quote:
Kamu percaya hantu?
Atau kamu pernah Bertemu dengan mereka ?
ini adalah Kisahku.
Namaku Roni seorang berusia dua puluh satu tahun yang berprofesi sebagai penulis.
berawal dari rasa penasaranku melihat dunia lain untuk bahan tulisan dibuku baruku.
aku nekat membuka mata batinku sendiri dengan mencoba banyak ritual.
hingga suatu hari mendapati diriku mulai dapat melihat keberadaan MEREKA.
Siapa sangka ternyata setelah aku membuka mata batinku masalah demi masalah muncul,
dan ternyata masalah tersebut mengancam keselamatanku dan adikku Sheril . .
Atau kamu pernah Bertemu dengan mereka ?
ini adalah Kisahku.
Namaku Roni seorang berusia dua puluh satu tahun yang berprofesi sebagai penulis.
berawal dari rasa penasaranku melihat dunia lain untuk bahan tulisan dibuku baruku.
aku nekat membuka mata batinku sendiri dengan mencoba banyak ritual.
hingga suatu hari mendapati diriku mulai dapat melihat keberadaan MEREKA.
Siapa sangka ternyata setelah aku membuka mata batinku masalah demi masalah muncul,
dan ternyata masalah tersebut mengancam keselamatanku dan adikku Sheril . .
Quote:
FAQ:
Q: cerita dan karakter disini nyata gan ?
A: alur dan karakter disini fiksi, namun semua kejadian mistisnya diangkat dari pengalaman nyata TS dan kawan2 TS.
Q: TS pernah bibuka mata batin ?
A: pernah
, namun sekarang sudah ditutup karena alasan risih, bukan takut 
Q: risih kenapa gan ?
A: risih karena dikit2 kaget,dikit2 mual dan risih pas mandi ditongrongin neng kunti.
Q: jadi ini cuma karangan gan ?
A: cerita utama memang dikarang, namun kejadian mistis yang dialami oleh karakter sepenuhnya nyata pernah dialami TS dan kerabat TS
tapi untuk keseimbangan cerita ane tambahin unsur Fiksi biar ceritanya lebih dapet
Q: kapan update nya gan ?
A: biasanya saya update jam 20.00-24.00 Karena TS sedang sekolah bahasa updatenya cuma bisa seminggu sekali gansis. Update tiap malam minggu
Q: cerita dan karakter disini nyata gan ?
A: alur dan karakter disini fiksi, namun semua kejadian mistisnya diangkat dari pengalaman nyata TS dan kawan2 TS.
Q: TS pernah bibuka mata batin ?
A: pernah
, namun sekarang sudah ditutup karena alasan risih, bukan takut 
Q: risih kenapa gan ?
A: risih karena dikit2 kaget,dikit2 mual dan risih pas mandi ditongrongin neng kunti.
Q: jadi ini cuma karangan gan ?
A: cerita utama memang dikarang, namun kejadian mistis yang dialami oleh karakter sepenuhnya nyata pernah dialami TS dan kerabat TS
tapi untuk keseimbangan cerita ane tambahin unsur Fiksi biar ceritanya lebih dapetQ: kapan update nya gan ?
A: biasanya saya update jam 20.00-24.00 Karena TS sedang sekolah bahasa updatenya cuma bisa seminggu sekali gansis. Update tiap malam minggu
Quote:
Kalau agan dimari suka cerita saya, mohon untuk
share gan dan juga komengnya 
yang udah iso boleh timpuk ane pake
share gan dan juga komengnya 
yang udah iso boleh timpuk ane pake

Selamat Membaca
Quote:
PENTING
Just Info untuk Thread ini ane akan buat tamat di chapter 1, untuk lanjutan ceritanya bisa dibaca nanti di chapter 2 yang akan di posting di thread baru segera.
Terima Kasih
INDEX PART
Kesan Pertama (pengenalan bagi Roni )
1. Dunia lain
2. Buka Mata Batin
3. Penghuni Rumah
4. Hantu Penglaris
5. Hantu Anak Kecil
Sisipan sekilas Linda
POPI
6. Hantu Siswi
7. Hantu Penunggu Sekolah
8. Dijilat Hantu /
9. Hantu Toilet
SHERIL
10. Hantu Toilet 2
Biografi Karakter
11. Jurig Kincir 1..
12. Jurig Kincir 2 ..
Sisipan Real Story si Bray
13. Jurig Kincir (Sheril)
LINDA
14. Uyut Catam
15. Rumah Linda
16. Saingan Linda (Sheril)
17. Kematian Linda
GALIH
18. Kemah di Curug 18 Januari 2018
19. Sesajen 19 Januari 2018
20. Sesajen part Dua 20 Januari 2018
21. Sesajen part Tiga 21 Januari 2018
22. Buntelan kecil 27 Januari 2018
Cerpen Cheesecake
23. buntelan kecil dua 7 Februari 2018
24. Wanita ? 11 Februari 2018
25. Wanita Dua 24 Februari 2018
AYU
26. Kemah lagi 10 Maret 2018
27. Sareupna 17 Maret 2018
28. Bingung 24 Maret 2018
SHERIL (2)
29.Mimpi (Sheril) 26 Maret 2018
30. Rumah Anggi (Sheril) 31 Maret 2018
31. Siapa? (Sheril) 15 April 2018
RONI1. Dunia lain
2. Buka Mata Batin
3. Penghuni Rumah
4. Hantu Penglaris
5. Hantu Anak Kecil
Sisipan sekilas Linda
POPI
6. Hantu Siswi
7. Hantu Penunggu Sekolah
8. Dijilat Hantu /
9. Hantu Toilet
SHERIL
10. Hantu Toilet 2
Biografi Karakter
11. Jurig Kincir 1..
12. Jurig Kincir 2 ..
Sisipan Real Story si Bray
13. Jurig Kincir (Sheril)
LINDA
14. Uyut Catam
15. Rumah Linda
16. Saingan Linda (Sheril)
17. Kematian Linda
GALIH
18. Kemah di Curug 18 Januari 2018
19. Sesajen 19 Januari 2018
20. Sesajen part Dua 20 Januari 2018
21. Sesajen part Tiga 21 Januari 2018
22. Buntelan kecil 27 Januari 2018
Cerpen Cheesecake
23. buntelan kecil dua 7 Februari 2018
24. Wanita ? 11 Februari 2018
25. Wanita Dua 24 Februari 2018
AYU
26. Kemah lagi 10 Maret 2018
27. Sareupna 17 Maret 2018
28. Bingung 24 Maret 2018
SHERIL (2)
29.Mimpi (Sheril) 26 Maret 2018
30. Rumah Anggi (Sheril) 31 Maret 2018
31. Siapa? (Sheril) 15 April 2018
32. Ikan? 22 April 2018
33. Bayangan 29 April 2018
34. Masa Lalu 7 mei 2018
35. HATI 16 Mei 2018 ( Late Post)
36. Kakak 7 Juli 2018(Sheril)
37. Kakak-2 14 Agustus 2018(Sheril)
38. Perjalanan 3 Oktober 2018(Sheril)
BEGINNING
39. Permulaan 27 Oktober 2018(Sheril)
Teaser Chapter 2
Selamat pagi/siang/malam gansis yang suka mampir ke Thread ini, ane cuma mau bilang maaf karena ane baka vacum di dunia perinternetan untuk waktu yang bakalan lama. sebenernya udah ada lanjutan chapter 2 cuma ane ngerasa sangsi buat postingnya karena belum selesai 100%. jadi buat agan dan sista yang nunggu kelanjutannya harus berlapang dada karena ane mau vacum karena suatu alasan.
Terimakasih
Salam Kentang
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 80 suara
Gimana Ceritanya Gan ?
Bagus Ceritanya Serem.
65%
Lumayan Seram,
28%
Boring Gan .
8%
Diubah oleh roni.riyanto 10-01-2019 16:41
sulkhan1981 dan 9 lainnya memberi reputasi
8
306.9K
Kutip
1.7K
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
roni.riyanto
#88
Quote:
Aku berinisiatif menulis deskripsi mereka dibuku catatan yang aku tulis, ketika sedang menulis sambil berdiri…tengkuk-ku seperti ada yang meniup. Dïngin sekali sampai membuat aku merinding. Aku merasa gelisah, dengan perlahan aku menoleh kearah belakang.
Part Enam.
Hantu Siswi
Aku merasakan sensasi merinding, akau mencium bau melati dengan semerbak. Seperti biasa aku akan menoleh dengan cepat jika mengalami sensasi seperti ini. Aku menghitung dalam hati, satu..dua..tiga… saat aku menoleh kebelakang..
“ BAAAAAA”
Aku dikagetkan oleh suara dan juga wajah seorang wanita, awalnya aku menyangka wanita ini adalah hantu karena wajahnya berwarna putih pucat, namun saat kuperhatikan ada tanda pengenal berupa kartu panitia menggantung dilehernya.
“Huff, ternyata putih bedak toh” ujarku tanpa sadar.
“Maaf bang gimana ?”
wanita tersebut bertanya sambil mendekatkan wajahnya kearahku, dekat sekali mungkin sekitar 10cm saja.
Deg, jantungku terasa berdegup kencang. Mungkin ini adalah pertama kalinya setelah sekian lama aku merasakan jantungku berdegup karena seorang wanita, dia menjauhkan wajahnya dan dia mengeluarkan HP dari sakunya dan mengeceknya.
Aku perhatikan dengan seksama wanita yang menurutku unik ini, tingginya sedagu jika bersanding denganku. Mungkin tingginya 160cm. wajahnya bulat, matanya besar, bulu alisnya tipis rapi,hidungnya tidak begitu mancung, bibir tipis dihiasi oleh gigi gingsulnya.
Rambutnya panjang sepunggung menurutku, namun saat ini dia mengikat rambutnya bergaya kuncir kuda. Dia mengenakan pakaian Panitia yang sepertinya dibuat oleh pihak sekolah, mengenakan celana PDL yang memiliki banyak kantung dan sepatu cats.Wanita ini menggunakan kacamata bulat mirip persis dengan Linda.
“Mbak, Guru pembimbing disini ya ?“
Aku mencoba bertanya kepada wanita itu, namun dia masih sibuk memainkan jari-jemarinya diatas layar Hp. Background berwarna hijau terlihat olehku, mungkin dia sedang membalas whatsapp dari rekannya.
“Mbak, halo“
“Eh bang maaf ini lagi bales chat dulu“
Wanita itu menjawab sambil melemparkan senyum manisnya kepadaku, andai saja dia tidak berdandan menor, mungkin akan terlihat sangat cantik.
“Iyaa gapapa lanjutin aja dulu“ ujarku.
Entah engapa aku merasa sedikit kesal karena dia tiba-tiba mengagetkanku namun malah mengacuhkanku.
“Abang penulis horror yang adiknya sekolah disini ya?“
“Iya saya penulis horror, dan adik saya sekolah disini “
Aku menjawab dengan nada sedikit malas karena masih tersisa kesal bekas dicuekkan.
“Duh maaf ya bang kita ga sempet nemuin minta abang datang langsung, soalnya ngedadak juga. Mau minta no HP tapi kata adik abang dia ga diijinin buat ngasih nomer abang ke sembarang orang !“
Dia menjawab dengan ekspresi malu dan merasa bersalah, memang aku tidak mengizinkan Sheril membagi nomer ku ke sembarang orang,
“Iya gak papa ko emang saya yang nyuruh, acaranya mulai jam berapa ya ?”
“Eh bang maaf saya belum ngasih tau nama saya, nama saya Popi. Maaf ya saya manggil bang soalnya kita kaya seumuran hehe “
Dia menjawab sambil menggaruk kepalanya. Memang wanita ini terlihat kurang sopan, tapi aku merasa dia berhati baik.
“Nama saya Roni, umur saya 21 tahun “ ujarku mengenalkan diri .
“ Wah 21 tahun ya, saya juga sama “
Wanita ini terus tersenyum, sepertinya dia lupa jika aku tadi menanyakan acara mulai jam berapa.
“Mbak. Mulainya jam berapa ? “
Aku berbicara dengan mendekatkan wajahku kearahnya persis seperti yang dia lakukan kepadaku tadi.
Telinganya tampak merona merah, sepertinya dia tersipu malu. Aku tidak dapat melihat merah diwajahnya karena dia memakai bedak dengan sangat tebal, padahal kulitnya termasuk putih.
“Ehh...nanti abang ngisi acaranya habis isya “ jawabnya dengan gugup, telinganya semakin memerah.
“Oh ya udah kalo begitu saya bisa keliling sekolah dulu berarti sambil liat-liat”
Aku berkata dengan santai sambil memundurkan wajahku. Baru saja aku beres memundurkan wajah. Wanita ini kembali mendekatkan wajahnya kepadaku dan berkata.
“Liat-liat hantu ya bang ? abang bisa liat hantu kan ? disini banyak lho“
Popi tiba-tiba bicara penuh semangat, aku merasa risih dan lucu melihat tingkah Popi karena ketika berbicara dia mendekatkan wajahnya kepadaku,
“Anjir nih cewek deket banget mukanya, kalo gue nafsu gimana nih“ ujarku dalam hati. Popi masih menatapku dengan tatapan penuh harap.
“Iya saya bisa liat, tadi juga saya mau nulis deskripsi makhluk yang saya liat pas kamu tadi niupin saya kaya lilin”
Usai berbicara aku memegang pundak Popi dan menjauhkan wajahnya dariku.
Popi kembali mengeluarkan HP dari sakunya dan mulai membalas chat whatsappnya.
“Kampret bener nih cewek, pas nanya antusias pas gue jawab malah biasa aja, duh sabar gusti“ aku kembali bergumam dalam hati.
Ketika dia sibuk membalas chat dengan HP nya, aku berbalik dan memperhatikan lagi wilayah SMA Sheril.
Sekolah ini berada diujung kampung dan terusannya adalah jalan setapak kearah hutan. Aku penasaran kenapa mereka mendirikan sekolah diujung kampung seperti ini? bukannya lebih baik jika berada dekat dengan jalan besar.
Disekitar sekolah juga terdapat pohon besar yang menjulang tinggi, dan aku yakin pohon ini berusia sudah sangat tua. Tapi yang paling menarik perhatianku adalah adanya pohon beringin disamping lapangan basket yang lokasinya dekat dengan gerbang sekolah.
“Bang Roni, maaf tadi saya cuekin, saya suka horror.. abang mau nolong saya gak ?” ujar Popi tanpa segan meminta pertolongan kepadaku.
“Nolongin apa emangnya Pop?“
Telinganya kembali memerah, apa karena aku memanggil namanya. Baper sekali wanita ini.
“Sekarang kan baru jam lima …Ron…“
Dia mengucapkan namaku dengan nada lebih pelan dibanding kalimat awal, diapun melanjutkan.
“Gimana kalo bang Ron keliling sekolah sama aku? aku bebas tugas sampe isya, aku pengen tau sosok apa aja yang ada disekolah ini bang Ron“
Kali ini ucapanya terdengar sok akrab dibanding dengan beberapa saat yang lalu yang sungguh pemalu.
“Terus kalo aku mau nolong kamu, imbalannya apa buat aku ?”
Entah apa yang terjadi aku menggunakan kata aku kamu yang notabene aku gunakan untuk orang yang sudah aku kenal, biasanya aku menggunakan saya untuk orang yang baru kukenal.
Popi terdiam beberapa saat, menatapku dengan tatapan memohon. Namun aku tak bergeming sedikitpun dan memasang wajah cuek, tak lama dia menghembuskan nafas lalu jongkok. Sesaat kemudian dia kembali berdiri dengan wajah ceria.
Dia tersenyum genit kepadaku, matanya menutup sedikit dan mengedipkan sebelah matanya kepadaku. Dia menarik tanganku dan akan menempelkan telapak tanganku kedadanya yang berukuran cukup besar dengan pelan-pelan.
“Hush gila ya kamu “ Ujarku sambil menarik kembali tanganku.
Aku merasa parno sendiri, aku bukannya belum pernah memegang dada perempuan. Tapi dengan kondisi seperti ini aku tidak kuasa, wajahku memerah karena malu bercampur kesal karena wanita aneh ini. Kutoleh kearahnya dia tersenyum puas.
“Gimana bang ? bantuin saya ya, nanti saya bikinin brownies deh“
Kembali dia merayuku agar menuruti keinginannya, akhirnya akupun mengalah dan menuruti keinginannya sebelum terjadi hal yang lebih aneh.
“Iya aku bantu, tapi jangan ngelakuin hal aneh lagi “
Jawabku dengan sedikit terbata-bata karena masih merasa malu tanganku hampir menyentuh dadanya.
“Makasih ya bang Ron“
Popi berkata sambil menggandeng tanganku dengan erat, sikuku bersentuhan dengan dadanya, aku merasa deg-degan.
“Buset dah ini cewe kok gini amat ya allah, tapi enak juga sih lumayan “ gumamku dalam hati.
Setelah beberapa saat, kami berdua berjalan mengelilingi sekolah sesuai dengan permintaan Popi. Aku berjalan cukup jauh didepannya, aku mencoba jaga jarak agar tidak terjadi hal-hal aneh. Seluruh siswa dan guru pembimbing yang lain sedang melaksanankan apel sore dan berpusat dilapangan upacara.
Kelas-kelas dan ruangan lainnya tampak kosong, yang terlihat hanya tumpukan tas para siswa. Salah satu ruangan terdapat tas yang berderet rapi, namun saat aku melewati ruangan sebelahnya tampak berantakan. Aku yakin ini adalah ruangan siswa laki-laki.
“Bang ko diem aja, ga ngejelasin yang bang Ron liat ?”
Sebenarnya sejak aku masuk gerbang aku sudah melihat beberapa makhluk, tspi aku merasa sedikit malas. Dengam terpaksa Akupun menjawab pertanyaan Popi.
“Aku sengaja muter dulu biar enak kelilingnya, dari sini aja ya, terus tar naik ke lantai dua, terus ke kantin ,terus ke lapangan upacara“ ujarku menjelaskan.
Aku hafal karena ketika mengantar Sheril daftar, aku sempat berkeliling dan ingat bagian-bagian sekolah.
“Ok bang Ron, aku rekam ya bang Ron sambil jelasin yang bang Ron liat “
Popi mengeluarkan HP nya, mungkin dia ingin merekam. Namun kampret-nya dia malah asik membuka whatappnya dan membalas chatnya.
“Bener-bener nih cewek gue dicuek-in lagi“ ujarku dalam hati.
Popi masih sibuk membalas pesan media sosialnya. Kembali terpikir olehku kok bisa orang seperti dia diterima menjadi guru disekolah ini.
“Eh maaf kak, hehe.. kita mulai yah rekamannya “
Jawab Popi sambil tersenyum mencoba menebar keimutannya namun terhalang oleh tebal bedak yang dipakainya.
[url=https://S E N S O R8th-mode-music/creepy-music-box] boleh di play[/url]
Kami mulai dengan memasuki ruangan kelas dibagian ujung. Saat aku memasuki ruangan, aku tidak mendapati apapun. Kucoba meluaskan pandangan namun tidak menemukan apa-apa.
Ruangan ini cukup terang meskipun lampu tidak dinyalakan oleh cahaya matahari dari luar, memang jam sudah menunjukkan pukul 17.15 namun matahari masih terang. Aku dengan perlahan menyisir seisi ruangan mencoba mencari mungkin ada sosok makhluk diruangan ini.
“Ada gak bang Ron disini ? “
Tanya Popi sambil mengarahkan kamera HP nya sesuai dengan apa yang dilihat olehku.
“Gak keliatan apapun Pop“ ujarku dengan santai.
“Kita pindah aja yuk keruangan atas “
“Kok semangat banget pengen keatas,? “
“Ya denger gosip diatas suka ada penampakan perempuan bang,kukunya panjang, wajahnya hancur. keatas yuk !“ ujarnya tanpa rasa takut.
Akupun menurutinya, lalu kami keluar ruangan dan berjalan kekelas yang ada diujung karena tangga ada diujung bangunan.
Ketika sudah dekat dengan tangga, aku teringat dengan sosok hantu siswa perempuan yang tadi berdiri didekat pintu kelas dekat dengan tangga dengan baju berlumuran darah.
Aku segera membelokan langkahku masuk menuju kedalam kelas, dan benar dugaanku sosok gadis ini berdiri dipojok ruangan kelas dengan bajunya yang setengah robek juga berlumuran darah.
Rambutnya berantakan, wajahnya terlihat marah, dengan kulit kuning pucat, dan kusam,matanya dengan tajam menatap kearahku ( duh merinding keingetan jaman sekolah pas ngalamin
). Popi berjalan mendekatiku dengan kamera HP masih merekam.
“Ada sosok apakah disini sehingga bang Ron tiba-tiba memasuki ruangan ini dan terhenti dengan tatapan serius ?“ Popi mulai berbicara seolah dia adalah narrator-nya.
“Bang jelasin dong yang abang liat, jangan diem aja “ ucap Popi sambil mencolek pundakku.
“Ini anak ngeselin bener, udah minta tolong gak sabaran “ Aku bergumam dalam hati.
“Disini yang saya lihat, sesosok arwah pelajar perempuan. Bajunya bersimbah darah, kulitnya pucet, rambutnya acak-acakan, tampangnya kaya lagi marah“
Sosok itu tampak menajamkan pandangannya kepadaku saat aku menjelaskan rupa dari dirinya.
“Terus apaan lagi bang “ Popi mulai berbicara lagi.
“Duh gusti ni cewek kagak sabaran banget “ Aku mengumpat dalam hati namun mencoba tetep bersabar, akupun melanjutkan .
“Sosok ini kelihatannya memendam amarah sebelum kematiannya, soalnya terlihat jelas dari raut wajah dan sorot matanya …. Jika..”
“Coba bang Tanya Mati nya kenapa ? “ Popi memotong omonganku.
Mungkin jika ini didalam anime aku sudah membenturkan kepalaku ke tembok berkali-kali karena greget, namun aku mencoba santai demi image ku sebagai tamu.
“Ok bentar ya Popi sayang, nanti juga aku bakal Tanya kok“
Aku menjawab dengan senyum kesal sambil menyipitkan mataku yang memang sudah sipit.
Lagi-lagi Popi tampak tersipu terlihat dari wajah dan juga telinganya yang memerah kembali, kupikir dia sepertinya jarang sekali ada yang memuji karena tingkat kebaperannya sangatlah memprtihatinkan. Aku berjalan mendekat kesosok tersebut kemudian bertanya kepadanya.
“Kalo kamu gak keberatan, bisa saya tau kamu meninggal kenapa ? “
Aku bertanya kepada sosok tersebut dengan lancar, sepertinya ada kemajuan dengan diriku. Sosok tersebut menatapku dengan sinis, kemudian tampak dia membuka mulutnya dan berkata dengan pelan.
“Saya dibunuh, saya ditusuk pisau setelah dipukuli oleh empat orang siswi“ ucap hantu tersebut lalu terdiam.
Aku menjelaskan kepada Popi sesuai dengan perkataan hantu gadis itu.
“Bang coba tanyain kenapa bisa dipukulin gitu ?"
Popi bicara dengan semangat, baru saja aku akan bertanya hantu tersebut menjawab duluan, mungkin dia bisa mendengar juga ucapan orang biasa.
“Saya dituduh merebut pacar yang mukulin saya, padahal saya gak pernah pacaran sama cowok itu, dianya yang maksa saya pacaran sama dia. Tapi saya nolak, tapi pacar wanitanya bersikukuh saya berpacaran dengan cowoknya. Dan gelap mata kemudian melabrak saya “ ujar hantu itu.
Aku sedikit merasa heran juga mendengar perkataan hantu gadis ini, karena dia menjawab dengan bahasa Indonesia yang benar dan sopan. Aku merasa salut meskipun dia sudah mati tapi masih menjaga tata karma. Kemudian aku menjelaskan kepada Popi.
“ Udah bang yuk ah ganti tempat, sedih saya dengernya. Sebagai cewek saya ngerti yang dia rasain“ Popi berkata dengan nada seolah akan menangis.
Entah mengapa aku juga merasa demikian, akhirnya aku mengajak Popi ke ruangan kelas lantai dua sesuai permintaannya tadi. Kamipun meninggalkan ruangan kelas ini dan juga hantu si gadis.
Kami berlanjut keruangan atas, namun saat hendak berjalan keatas. Saat melewati tangga aku dikejutkan dengan sosok pocong yang sedang duduk ditangga, pocong yang kulihat kali ini berbeda dengan sosok pocong yang kulihat dikuburan ketika bersama Arif.
Pocong ini wajahnya utuh, namun wajahnya dipenuhi oleh borok dan belatung, matanya melotot dengan pupil warna putih, pocong tersebut menatapku dengan tajam. Aku merasa cukup ngeri.
“Bang kenapa berhenti, ada yang ngalangin kah ?“
‘Gak ada apa-apa kok“ jawabku berbohong.
Karena pocong tersebut memelototi ku seakan isyarat aku dilarang menjelaskan dirinya.
Dengan hati-hati aku melewati pocong tersebut dengan berjalan disampingnya,sedangkan Popi berjalan menembusnya, benar kata Arif bahwa makhluk ghaib jika tidak ada niat berurusan dengan manusia tidak akan tersentuh. Aku melihat Popi melewatinya bagaikan sosok hologram.
Kami sudah melewati sosok tersebut, dan sudah berada dikelas lantai dua. Terlihat dari sini siswa dan siswi masih melakukan apel sore.
“Muke gile ini sekolah udah jam segini belum beres apelnya“ tanpa sadar aku berkata demikian. Rupanya Popi mendengar ucapanku.
“Harusnya udah beres bang, tapi tadi ada yang kesurupan. Jadinya telat apelnya “
“Kesurupan apa Pop?”
“Kesurupan Pocong yang tadi ngalangin abang ditangga“
Part Enam.
Hantu Siswi
Aku merasakan sensasi merinding, akau mencium bau melati dengan semerbak. Seperti biasa aku akan menoleh dengan cepat jika mengalami sensasi seperti ini. Aku menghitung dalam hati, satu..dua..tiga… saat aku menoleh kebelakang..
“ BAAAAAA”
Aku dikagetkan oleh suara dan juga wajah seorang wanita, awalnya aku menyangka wanita ini adalah hantu karena wajahnya berwarna putih pucat, namun saat kuperhatikan ada tanda pengenal berupa kartu panitia menggantung dilehernya.
“Huff, ternyata putih bedak toh” ujarku tanpa sadar.
Spoiler for KIra-kira begini:
“Maaf bang gimana ?”
wanita tersebut bertanya sambil mendekatkan wajahnya kearahku, dekat sekali mungkin sekitar 10cm saja.
Deg, jantungku terasa berdegup kencang. Mungkin ini adalah pertama kalinya setelah sekian lama aku merasakan jantungku berdegup karena seorang wanita, dia menjauhkan wajahnya dan dia mengeluarkan HP dari sakunya dan mengeceknya.
Aku perhatikan dengan seksama wanita yang menurutku unik ini, tingginya sedagu jika bersanding denganku. Mungkin tingginya 160cm. wajahnya bulat, matanya besar, bulu alisnya tipis rapi,hidungnya tidak begitu mancung, bibir tipis dihiasi oleh gigi gingsulnya.
Rambutnya panjang sepunggung menurutku, namun saat ini dia mengikat rambutnya bergaya kuncir kuda. Dia mengenakan pakaian Panitia yang sepertinya dibuat oleh pihak sekolah, mengenakan celana PDL yang memiliki banyak kantung dan sepatu cats.Wanita ini menggunakan kacamata bulat mirip persis dengan Linda.
“Mbak, Guru pembimbing disini ya ?“
Aku mencoba bertanya kepada wanita itu, namun dia masih sibuk memainkan jari-jemarinya diatas layar Hp. Background berwarna hijau terlihat olehku, mungkin dia sedang membalas whatsapp dari rekannya.
“Mbak, halo“
“Eh bang maaf ini lagi bales chat dulu“
Wanita itu menjawab sambil melemparkan senyum manisnya kepadaku, andai saja dia tidak berdandan menor, mungkin akan terlihat sangat cantik.
“Iyaa gapapa lanjutin aja dulu“ ujarku.
Entah engapa aku merasa sedikit kesal karena dia tiba-tiba mengagetkanku namun malah mengacuhkanku.
“Abang penulis horror yang adiknya sekolah disini ya?“
“Iya saya penulis horror, dan adik saya sekolah disini “
Aku menjawab dengan nada sedikit malas karena masih tersisa kesal bekas dicuekkan.
“Duh maaf ya bang kita ga sempet nemuin minta abang datang langsung, soalnya ngedadak juga. Mau minta no HP tapi kata adik abang dia ga diijinin buat ngasih nomer abang ke sembarang orang !“
Dia menjawab dengan ekspresi malu dan merasa bersalah, memang aku tidak mengizinkan Sheril membagi nomer ku ke sembarang orang,
“Iya gak papa ko emang saya yang nyuruh, acaranya mulai jam berapa ya ?”
“Eh bang maaf saya belum ngasih tau nama saya, nama saya Popi. Maaf ya saya manggil bang soalnya kita kaya seumuran hehe “
Dia menjawab sambil menggaruk kepalanya. Memang wanita ini terlihat kurang sopan, tapi aku merasa dia berhati baik.
“Nama saya Roni, umur saya 21 tahun “ ujarku mengenalkan diri .
“ Wah 21 tahun ya, saya juga sama “
Wanita ini terus tersenyum, sepertinya dia lupa jika aku tadi menanyakan acara mulai jam berapa.
“Mbak. Mulainya jam berapa ? “
Aku berbicara dengan mendekatkan wajahku kearahnya persis seperti yang dia lakukan kepadaku tadi.
Telinganya tampak merona merah, sepertinya dia tersipu malu. Aku tidak dapat melihat merah diwajahnya karena dia memakai bedak dengan sangat tebal, padahal kulitnya termasuk putih.
“Ehh...nanti abang ngisi acaranya habis isya “ jawabnya dengan gugup, telinganya semakin memerah.
“Oh ya udah kalo begitu saya bisa keliling sekolah dulu berarti sambil liat-liat”
Aku berkata dengan santai sambil memundurkan wajahku. Baru saja aku beres memundurkan wajah. Wanita ini kembali mendekatkan wajahnya kepadaku dan berkata.
“Liat-liat hantu ya bang ? abang bisa liat hantu kan ? disini banyak lho“
Popi tiba-tiba bicara penuh semangat, aku merasa risih dan lucu melihat tingkah Popi karena ketika berbicara dia mendekatkan wajahnya kepadaku,
“Anjir nih cewek deket banget mukanya, kalo gue nafsu gimana nih“ ujarku dalam hati. Popi masih menatapku dengan tatapan penuh harap.
“Iya saya bisa liat, tadi juga saya mau nulis deskripsi makhluk yang saya liat pas kamu tadi niupin saya kaya lilin”
Usai berbicara aku memegang pundak Popi dan menjauhkan wajahnya dariku.
Popi kembali mengeluarkan HP dari sakunya dan mulai membalas chat whatsappnya.
“Kampret bener nih cewek, pas nanya antusias pas gue jawab malah biasa aja, duh sabar gusti“ aku kembali bergumam dalam hati.
Ketika dia sibuk membalas chat dengan HP nya, aku berbalik dan memperhatikan lagi wilayah SMA Sheril.
Sekolah ini berada diujung kampung dan terusannya adalah jalan setapak kearah hutan. Aku penasaran kenapa mereka mendirikan sekolah diujung kampung seperti ini? bukannya lebih baik jika berada dekat dengan jalan besar.
Disekitar sekolah juga terdapat pohon besar yang menjulang tinggi, dan aku yakin pohon ini berusia sudah sangat tua. Tapi yang paling menarik perhatianku adalah adanya pohon beringin disamping lapangan basket yang lokasinya dekat dengan gerbang sekolah.
“Bang Roni, maaf tadi saya cuekin, saya suka horror.. abang mau nolong saya gak ?” ujar Popi tanpa segan meminta pertolongan kepadaku.
“Nolongin apa emangnya Pop?“
Telinganya kembali memerah, apa karena aku memanggil namanya. Baper sekali wanita ini.
“Sekarang kan baru jam lima …Ron…“
Dia mengucapkan namaku dengan nada lebih pelan dibanding kalimat awal, diapun melanjutkan.
“Gimana kalo bang Ron keliling sekolah sama aku? aku bebas tugas sampe isya, aku pengen tau sosok apa aja yang ada disekolah ini bang Ron“
Kali ini ucapanya terdengar sok akrab dibanding dengan beberapa saat yang lalu yang sungguh pemalu.
“Terus kalo aku mau nolong kamu, imbalannya apa buat aku ?”
Entah apa yang terjadi aku menggunakan kata aku kamu yang notabene aku gunakan untuk orang yang sudah aku kenal, biasanya aku menggunakan saya untuk orang yang baru kukenal.
Popi terdiam beberapa saat, menatapku dengan tatapan memohon. Namun aku tak bergeming sedikitpun dan memasang wajah cuek, tak lama dia menghembuskan nafas lalu jongkok. Sesaat kemudian dia kembali berdiri dengan wajah ceria.
Dia tersenyum genit kepadaku, matanya menutup sedikit dan mengedipkan sebelah matanya kepadaku. Dia menarik tanganku dan akan menempelkan telapak tanganku kedadanya yang berukuran cukup besar dengan pelan-pelan.
“Hush gila ya kamu “ Ujarku sambil menarik kembali tanganku.
Aku merasa parno sendiri, aku bukannya belum pernah memegang dada perempuan. Tapi dengan kondisi seperti ini aku tidak kuasa, wajahku memerah karena malu bercampur kesal karena wanita aneh ini. Kutoleh kearahnya dia tersenyum puas.
“Gimana bang ? bantuin saya ya, nanti saya bikinin brownies deh“
Kembali dia merayuku agar menuruti keinginannya, akhirnya akupun mengalah dan menuruti keinginannya sebelum terjadi hal yang lebih aneh.
“Iya aku bantu, tapi jangan ngelakuin hal aneh lagi “
Jawabku dengan sedikit terbata-bata karena masih merasa malu tanganku hampir menyentuh dadanya.
“Makasih ya bang Ron“
Popi berkata sambil menggandeng tanganku dengan erat, sikuku bersentuhan dengan dadanya, aku merasa deg-degan.
“Buset dah ini cewe kok gini amat ya allah, tapi enak juga sih lumayan “ gumamku dalam hati.
Setelah beberapa saat, kami berdua berjalan mengelilingi sekolah sesuai dengan permintaan Popi. Aku berjalan cukup jauh didepannya, aku mencoba jaga jarak agar tidak terjadi hal-hal aneh. Seluruh siswa dan guru pembimbing yang lain sedang melaksanankan apel sore dan berpusat dilapangan upacara.
Kelas-kelas dan ruangan lainnya tampak kosong, yang terlihat hanya tumpukan tas para siswa. Salah satu ruangan terdapat tas yang berderet rapi, namun saat aku melewati ruangan sebelahnya tampak berantakan. Aku yakin ini adalah ruangan siswa laki-laki.
“Bang ko diem aja, ga ngejelasin yang bang Ron liat ?”
Sebenarnya sejak aku masuk gerbang aku sudah melihat beberapa makhluk, tspi aku merasa sedikit malas. Dengam terpaksa Akupun menjawab pertanyaan Popi.
“Aku sengaja muter dulu biar enak kelilingnya, dari sini aja ya, terus tar naik ke lantai dua, terus ke kantin ,terus ke lapangan upacara“ ujarku menjelaskan.
Aku hafal karena ketika mengantar Sheril daftar, aku sempat berkeliling dan ingat bagian-bagian sekolah.
“Ok bang Ron, aku rekam ya bang Ron sambil jelasin yang bang Ron liat “
Popi mengeluarkan HP nya, mungkin dia ingin merekam. Namun kampret-nya dia malah asik membuka whatappnya dan membalas chatnya.
“Bener-bener nih cewek gue dicuek-in lagi“ ujarku dalam hati.
Popi masih sibuk membalas pesan media sosialnya. Kembali terpikir olehku kok bisa orang seperti dia diterima menjadi guru disekolah ini.
“Eh maaf kak, hehe.. kita mulai yah rekamannya “
Jawab Popi sambil tersenyum mencoba menebar keimutannya namun terhalang oleh tebal bedak yang dipakainya.
[url=https://S E N S O R8th-mode-music/creepy-music-box] boleh di play[/url]
Kami mulai dengan memasuki ruangan kelas dibagian ujung. Saat aku memasuki ruangan, aku tidak mendapati apapun. Kucoba meluaskan pandangan namun tidak menemukan apa-apa.
Ruangan ini cukup terang meskipun lampu tidak dinyalakan oleh cahaya matahari dari luar, memang jam sudah menunjukkan pukul 17.15 namun matahari masih terang. Aku dengan perlahan menyisir seisi ruangan mencoba mencari mungkin ada sosok makhluk diruangan ini.
“Ada gak bang Ron disini ? “
Tanya Popi sambil mengarahkan kamera HP nya sesuai dengan apa yang dilihat olehku.
“Gak keliatan apapun Pop“ ujarku dengan santai.
“Kita pindah aja yuk keruangan atas “
“Kok semangat banget pengen keatas,? “
“Ya denger gosip diatas suka ada penampakan perempuan bang,kukunya panjang, wajahnya hancur. keatas yuk !“ ujarnya tanpa rasa takut.
Akupun menurutinya, lalu kami keluar ruangan dan berjalan kekelas yang ada diujung karena tangga ada diujung bangunan.
Ketika sudah dekat dengan tangga, aku teringat dengan sosok hantu siswa perempuan yang tadi berdiri didekat pintu kelas dekat dengan tangga dengan baju berlumuran darah.
Aku segera membelokan langkahku masuk menuju kedalam kelas, dan benar dugaanku sosok gadis ini berdiri dipojok ruangan kelas dengan bajunya yang setengah robek juga berlumuran darah.
Rambutnya berantakan, wajahnya terlihat marah, dengan kulit kuning pucat, dan kusam,matanya dengan tajam menatap kearahku ( duh merinding keingetan jaman sekolah pas ngalamin
). Popi berjalan mendekatiku dengan kamera HP masih merekam.“Ada sosok apakah disini sehingga bang Ron tiba-tiba memasuki ruangan ini dan terhenti dengan tatapan serius ?“ Popi mulai berbicara seolah dia adalah narrator-nya.
“Bang jelasin dong yang abang liat, jangan diem aja “ ucap Popi sambil mencolek pundakku.
“Ini anak ngeselin bener, udah minta tolong gak sabaran “ Aku bergumam dalam hati.
“Disini yang saya lihat, sesosok arwah pelajar perempuan. Bajunya bersimbah darah, kulitnya pucet, rambutnya acak-acakan, tampangnya kaya lagi marah“
Sosok itu tampak menajamkan pandangannya kepadaku saat aku menjelaskan rupa dari dirinya.
“Terus apaan lagi bang “ Popi mulai berbicara lagi.
“Duh gusti ni cewek kagak sabaran banget “ Aku mengumpat dalam hati namun mencoba tetep bersabar, akupun melanjutkan .
“Sosok ini kelihatannya memendam amarah sebelum kematiannya, soalnya terlihat jelas dari raut wajah dan sorot matanya …. Jika..”
“Coba bang Tanya Mati nya kenapa ? “ Popi memotong omonganku.
Mungkin jika ini didalam anime aku sudah membenturkan kepalaku ke tembok berkali-kali karena greget, namun aku mencoba santai demi image ku sebagai tamu.
“Ok bentar ya Popi sayang, nanti juga aku bakal Tanya kok“
Aku menjawab dengan senyum kesal sambil menyipitkan mataku yang memang sudah sipit.
Lagi-lagi Popi tampak tersipu terlihat dari wajah dan juga telinganya yang memerah kembali, kupikir dia sepertinya jarang sekali ada yang memuji karena tingkat kebaperannya sangatlah memprtihatinkan. Aku berjalan mendekat kesosok tersebut kemudian bertanya kepadanya.
“Kalo kamu gak keberatan, bisa saya tau kamu meninggal kenapa ? “
Aku bertanya kepada sosok tersebut dengan lancar, sepertinya ada kemajuan dengan diriku. Sosok tersebut menatapku dengan sinis, kemudian tampak dia membuka mulutnya dan berkata dengan pelan.
“Saya dibunuh, saya ditusuk pisau setelah dipukuli oleh empat orang siswi“ ucap hantu tersebut lalu terdiam.
Aku menjelaskan kepada Popi sesuai dengan perkataan hantu gadis itu.
“Bang coba tanyain kenapa bisa dipukulin gitu ?"
Popi bicara dengan semangat, baru saja aku akan bertanya hantu tersebut menjawab duluan, mungkin dia bisa mendengar juga ucapan orang biasa.
“Saya dituduh merebut pacar yang mukulin saya, padahal saya gak pernah pacaran sama cowok itu, dianya yang maksa saya pacaran sama dia. Tapi saya nolak, tapi pacar wanitanya bersikukuh saya berpacaran dengan cowoknya. Dan gelap mata kemudian melabrak saya “ ujar hantu itu.
Aku sedikit merasa heran juga mendengar perkataan hantu gadis ini, karena dia menjawab dengan bahasa Indonesia yang benar dan sopan. Aku merasa salut meskipun dia sudah mati tapi masih menjaga tata karma. Kemudian aku menjelaskan kepada Popi.
“ Udah bang yuk ah ganti tempat, sedih saya dengernya. Sebagai cewek saya ngerti yang dia rasain“ Popi berkata dengan nada seolah akan menangis.
Entah mengapa aku juga merasa demikian, akhirnya aku mengajak Popi ke ruangan kelas lantai dua sesuai permintaannya tadi. Kamipun meninggalkan ruangan kelas ini dan juga hantu si gadis.
Kami berlanjut keruangan atas, namun saat hendak berjalan keatas. Saat melewati tangga aku dikejutkan dengan sosok pocong yang sedang duduk ditangga, pocong yang kulihat kali ini berbeda dengan sosok pocong yang kulihat dikuburan ketika bersama Arif.
Pocong ini wajahnya utuh, namun wajahnya dipenuhi oleh borok dan belatung, matanya melotot dengan pupil warna putih, pocong tersebut menatapku dengan tajam. Aku merasa cukup ngeri.
Spoiler for permen:
“Bang kenapa berhenti, ada yang ngalangin kah ?“
‘Gak ada apa-apa kok“ jawabku berbohong.
Karena pocong tersebut memelototi ku seakan isyarat aku dilarang menjelaskan dirinya.
Dengan hati-hati aku melewati pocong tersebut dengan berjalan disampingnya,sedangkan Popi berjalan menembusnya, benar kata Arif bahwa makhluk ghaib jika tidak ada niat berurusan dengan manusia tidak akan tersentuh. Aku melihat Popi melewatinya bagaikan sosok hologram.
Kami sudah melewati sosok tersebut, dan sudah berada dikelas lantai dua. Terlihat dari sini siswa dan siswi masih melakukan apel sore.
“Muke gile ini sekolah udah jam segini belum beres apelnya“ tanpa sadar aku berkata demikian. Rupanya Popi mendengar ucapanku.
“Harusnya udah beres bang, tapi tadi ada yang kesurupan. Jadinya telat apelnya “
“Kesurupan apa Pop?”
“Kesurupan Pocong yang tadi ngalangin abang ditangga“
Quote:
INFO: - menanyai hantu siswi dialami TS ketika SMP, namun Posisi TS dulu ada di posisi Popi karena belum dibuka mata batin, yang
menanyai teman TS yang indigo sejak kecil ( cewek ).
-: melihat Pocong ditangga pengalaman TS pribadi ketika sedang bekerja disalah satu perusahaan dibekasi ditangga menuju Loker.
menanyai teman TS yang indigo sejak kecil ( cewek ).
-: melihat Pocong ditangga pengalaman TS pribadi ketika sedang bekerja disalah satu perusahaan dibekasi ditangga menuju Loker.
Diubah oleh roni.riyanto 05-05-2018 21:06
rahmat559 dan redbaron memberi reputasi
2
Kutip
Balas