"hay bil... " sapa ku juga

bila nampak memicing kan mata nya melihat novita yg memeluk lengan ku dengan mesra nya, mungkin dia sedikit kaget melihat novita yg hanya teman biasa ku ini bisa bersikap mesra pada ku

"bila ngapain di sini...?" tanya novita

"nungguin papah dil..." jawab bila dengan tersenyum

"lohh... papah lu kenapa bil emang nya...?" tanya novita lagi

"sakit lah dil... maka nya di rawat..." jawab bila sedikit beranda

"sakit apa memang bil...?" kali ini aku yg bertanya karena penasaran

"tensi nya tinggi banget ki... eh iya, kalian berdua kok mesra banget gua liat...?" jawab bila dengan menyelidik

novita memandang ku dengan tersenyum penuh arti, aku tau dia ingin memberitahukan pada bila kalau kami sekarang sudah bertunangan... dan seperti nya novita punya maksud tersendiri disini

"kita udah tunangan dong biiiilll..." jawab novita dengan menunjukan cincin pemberian ku (di dalam kotak kemarin aku menyiapkan sebuah cincin dan juga gelang perhiasan, aku tidak menyangka kalau cincin pemberian ku itu akan pas di jari nya... benar2 sebuah keajaiban)

"haaahhh...?! seriusan...?! sejak kapan kalian...?" ujar bila bingung dan juga nampak tidak percaya dengan apa yg dia dengar

"kemaren kok bil..." jawab novita dengan tersenyum

"waaahhhh... slamat ya buat kalian berdua... gua bener2 gak nyangka loh dil, ki..." ujar bila antusias

"hihihi... makasih bil..." balas novita

"eh iya... kapan pulang ke sini ki...? sombing ya sekarang mentang2 udah suksesss..." tanya bila pada ku

"kemaren kok bil..." jawab ku denga tersenyum ramah

"kemaren pulang buat ngelamar gua loh bil jepun nya..." novita menyahuti pembicaraan kami

"oh yaa...? wow, sekali lagi slamat yaaa... gua ikut seneng denger nya loh, kalo gitu gua terus dulu yah... kasian papa sendirian di kamar..." balas bila

"iya bil..." jawab ku dan novita serempak

bila tersenyum pada kami dan melanjutkan langkah nya kembali, aku tidak menyangka kalau akan bertemu lagi dengan bila di sini...
jika kalian bertanya pada ku apakah aku masih memiliki sa pada nya, maka aku menjawab dengan lantang "tidak, aku sudah tidak ada rasa apapun dengan nya"

"mas..." panggil novita

"apa nov...?" tanya ku

"awas kalo clbk lagi..." sajab nya dengan menunjuk ke arah hidung ku

"apaan tuh clbk nov...?"

"cinta lama bersemi kembali..." jawab nya dengan sok di buat manyun

"hahahahaha... ya gak mungkin lah novitaaa, lagian juga aku ini udah hampir jadi milik kamu seutuh nya kan" balas ku dengan menarik hidung nya

ku rangkul pundak novita dan kembali melanjut kan langkah kaki kami, padahal aku sendiri bingung sekarang ini mau kemana lagi... aku seperti sudah tidak ada tujuan sekarang karena tujuan ku untuk keluar tadi adalah untuk menjenguk yusif keponakan ku, tapi semua gagal karena EL sudah membawa nya lebih dulu ke bandar lampung

sebenar nya bukan itu saja yg membuat ku pusing saat ini, aku lebih pusing memikir kan untuk apa liburan panjang ku sekarang ini, karena janji ku sudah ku tepati pada novita dan sekarang tidak ada lagi yg harus ku lakukan... ingin berlama lama di sini seprti nya sangat tidak mungkin, mengingat aku hanya menginap di hotel karena aku sudah tidak ada lagi tempat untuk bernaung disini, beda cerita jika aku di virginia... setidak nya di sana aku bisa mengisi kekosongan hari ku dengan berlatih atau mungkin membantu para instruktur untuk di sana, aku memang sudah terbiasa untuk tidak menganggur sedari kecil, jadi akan sangat bingung untuk ku jika aku menganggur walau sedikit saja

tapi di lain sisi aku sangat ingin sekali mendekat kan diri ku pada novita, aku ingin menumbuhkan benih cinta dari diri nya... tapi, seperti yg aku bilang tadi. aku bingung untuk tinggal di mana selama di sini nanti...? atau kah aku harus menumpang lagi di tempat yudha, sedangkan mereka semua sudah berpindah rumah ke bandar lampung sana, tapi seperti nya sangat tidak mungkin karena mengingat jarak antara banar lampung dengan kota metro ini lumayan jauh... dan lagi, ini satu tahun loh... bukan waktu yg sebentar untuk menumlang tinggal...mungkin jalan satu2 nya adalah untuk menumpang di rumah EL, tapi seperti nya itu juga sangat tidak mungkin karena kehidupan EL di sini juga sedang sulit...

aku serba bingung sekarang ini

"kita mau kemana lagi mas...?" tanya novita

"emhhhh... aku bingung nov pengen kemana..." jawab ku

"iisshhh kamu mah, gimana kalok kita ke makam bunda mu dulu aja mas, abis itu kita jalan2 seharian... hem, hem, hem..." tawar novita pada ku

ini benar2 sebuah kebetulan yg tidak di sangka2, aku memang ingin pergi ke makam bunda untuk mengenal kan tunangan ku ini, dan juga... aku memang ingin mendekatkan diri lagi pada novita

dengan perlahan aku memacu matic milik tunangan ku, dan dengan perlahan pula aku menyusuri jalanan kota untuk kembali ke makam bunda ku... mungkin ini akan menjadi rutinitas ku nanti saat aku sedang di kota ini, kota tempat dimana aku di lahirkan dan di besarkan

novita memeluk pinggang ku dengan erat nya, dia seolah tidak rela jika lepas barang sedetik pun dari diri ku ini... aku mulai merasakan ada sedikit berdesir di hati ku, rasa yg seperti aku sedang merasakan kegembiraan jika aku dekat dengan nya, bahkan. aku tanpa sadar tersenyum sendiri saat ini

di sepanjang perjalanan gadis yg duduk di belakang ku ini selalu bernyanyi kecil, suara nya begitu merdu terdengar di telinga ku. bahkan terlalu merdu karena mengingat lagi suara nya yg tanpa bernyanyi begitu berisik...

"mas..." panggil nya setelah selesai dengan lagu yg dia nyanyikan

"apa nov...?" tanya ku

"kok aku kepikiran sama mael ya...?" jawab nya tiba2

aku pun juga langsung teringat kembali dengan EL, semua yg telah dia lakukan untuk ku pun seketika itu terlintas kembali dan itu semua nya... bahkan saat kami masih menjalani masa pelatihan dulu

*****

14th day traine, aegis traine centre, virginia, USA, 2006

DUAARRR DUAAARRR DUAAARRR

"kok gak ada yg kena sih..." umpat ku kesal

ini sudah hari kelima aku terus berlatih untuk menembak sasaran menggunakan sepucuk rifle, dan sampai sekarang aku selalu saja meleset dari target sasaran ku... jika terus seperti ini aku akan mendapat kan hukuman lagi dari instruktur kami, dan itu hukuman fisik yg tidak main2 sakit nya

bagai mana bisa aku yg hanya seorang biasa ini di pegangi senapan, aku ini bukan seorang militer yg terbiasa dengan benda semacam ini...

aku benar2 hampir putus asa dengan usaha ku, semua materi dan pelajaran dasar yg sudah di berikan oleh mentor sudah ku praktekan, tapi kenapa aku sama sekali tidak bisa menyentuh sedikit pun target yg ada di depan mata ku

"ngapain lu di sini malem2, jam latihan udah beres dari tadi..." terdengar suara yg sudah ku kenal dari arah belakang

"EL...?" aku sedikit terkaget

"bukan gitu cara ngebidik nya... sini..." el tidak menjawab ku dan malah meraih rifle yg ku bawa

"gini cara nya..." sambung nya dengan memberi kan ku contoh

DUAR DUAR DUAR DUARRRR

empat target di depan kami pun rubuh di hantam peluru dari senapan yg dia pakai...
aku hanya bisa terbelalak melihat nya, dia benar2 luarbiasa... bukan kah dia ini satu leting dengan ku dan yg lain nya, tapi dia begitu cepat menguasai tehnik menembak di bandingkan kami semua yg ikut dalam pelatihan ini, dan di lah yg sama sekali belum pernah mendapatkan hukuman dari sang pelatih, ya... satu2 nya

"coba, sekarang giliran lu..." ujar el

aku pun mencoba untuk mempraktekan nya lagi, dan aku benar2 tidak menyentuh barang sedikit pun target milik ku

"pantesan aja gak ada yg kena... lu itu mau ngintp orang mandi apa mau nembak sasaran...?" tanya nya pada ku

"posisi lu udah bener, cuman cara lu buat ngebidik yg salah... ini M4, lu liat buletan kecil di sini (nunjuk iron sign belakang) terus lu lurusin sama yg depan sampe ketemu garis yg ini (nunjuk sign depan) dan elu juga jangan pake satu mata karena lu gak bisa nyatuin refleksi di mata lu, pake dua mata lu..." perintah nya dengan wajah datar

aku pun mencoba nya kembali apa yg dia beritahukan pada ku tadi, dan berhasil...

hari berikut nya saat kami di lapangan dan masih di pelajaran yg sama, instruktur pun sedikit kaget dengan kemajuan ku... bukan hanya instruktur, bahkan teman2 yg lain pun juga kaget melihat kemajuan ku...

satu minggu setelah itu fisik kami di gempur habis2an dengan pelatihan fisik yg sangat berat, kami di perintahkan berlari dengan menggendong sebuah tas punggung yg berisi batu dan harus memanggul sebuah boneka replika manusia di pundak kami... suara tembakan terdengar nyaring di telinga, dan sial nya aku lah yg berada di barisan paling belakang dengan nafas yg sudah tersengal dan tubuh yg melemas karena kehabisan tenaga

"fasttt, fasssttt...!!! i swear i'll shoot you if you run slow like a pu**y...!!!" teriakan sang pelatih

nafas ku tersengal hebat, EL yg berada jauh di depan ku entah kenapa dia dengan tiba2 melambat kan lari nya hingga berada di samping ku

"the fak you doin magot...!! get the fak up there...!! now...!!" teriak pelatih pada EL

dia tidak menghiraukan teriakan pelatih dan malah memilih untuk mengambil tas punggung milik ku dan di pakai kan nya di depan dada... aku hanya bisa heran melihat sikap nya itu

dan saat kami semua sampai di tempat, kami semua di kumpulkan menjadi satu dan berbaris rapi... semua nampak kelelahan karena telah berlari menempuh jarak yg begitu jauh menyusuri hutan gunung yg menanjak

"you...!! apa yg telah kau lakukan tadi...!!! jawab...!!!" bentak sang pelatih

"no one left behind sir...!!!"

BUAAKKK

sebuah tendangan mendarat telak di kepalanya dan membuat nya tersungkur, kami semua hanya bisa terdiam melihat itu semua karena ini lah makanan kami sehari hari di sini... tidak ada yg peduli jika kami mati di sini karena kami adalah orang2 yg suda tidak memiliki tujuan hidup lagi dan itu lah yg membuat para pelatih semena mena pada kami

"kau...!! ku peringat kan padamu untuk jangan berbuat sok pahlawan...!! apa kau mengerti...!!!" teriak pelatih pada el

"sir...!!" jawab nya

"ku peringatkan lagi pada kalian... kalian ini adalah sekumpulan pecundang yg sudah tidak punya apapun di dunia ini... jangan harap aku akan berbaik hagi pada kalian semua sampah2 hidup... dan aku tidak akan segan2 untuk membunuh kalian di sini jika kalian tidak mengikuti perintah ku... apa kalian mendengar ku...!!!" teriak pelatih

"sir, yes sirr...!!!" jawab kami

setiap hari kami mendapatkan siksaan, dan aku lah orang yg paling sering menerima hukuman... setiap malam aku merintih kesakitan di dalam kamar, aku sudah tidak kuat lagi menjalani ini semua, aku ingin pulang... aku ingin hidup normal lagi seperti semula, tidak ada kekerasan yg aku termia, aku ingin bekerja secara wajar saja di indonesia... aku benar2 suda tidak sanggup lagi

namun aku teringat kembali dengan ucapan EL "laki itu harus kuat... jangan lu tetesin air mata lu cuman karena hal kaya gini, laki cuman boleh netesin air mata nya kalo itu bener2 perlu... kalo lu laki, jangan lu nangis karena hal yg cuman kaya gini... nangislah demi orang yg lu sayangi dan lu cintai..." itu lah ucapan dari EL yg selalu ku ingat sampai sekarang

selama pelatihan EL salalu saja membantu ku, dan sampai akhir nya dia di alih kan untuk ke pelatihan high risk dan aku di convoy protection, kami tidak lagi pernah bertemu lagi... hinga kami berkumpul kembali setelah selesai masa pelatihan, hanya 10 orang yg bisa kembali lagi... dan sisa nya entah kemana kami tidak ada yg tau

****

lagi2 aku tersenyum sendiri mengingat semua yg telah EL lakukan pada ku, aku tidak bisa membayangkan lagi entah akan berakhir bagai mana di riku ini tanpa bantuan dari nya dulu... entah itu aku mati atau menghilang saat lelatihan dulu, aku tidak tau karena yg jelas, aku benar2 berterima kasih pada nya atas semua bantuan yg dia berikan pada ku, bahkan sampai saat ini pun dia masih sempat membantu ku untuk bersatu dengan novita di saat dia sendiri sedang ada masalah

"mas..."

"mamasss...!!!" panggil novita

"iya nov, kenapa...?" tanya ku

"ishhh... di panggilin dari tadi geh" jawab nya

"iya tah...?" balas ku bingung

"iyaaaaa, berarti dari tadi mas gak dengerin apa yg aku omongin ya...???" selidik nya

"hehehe, enggak..." jawab ku singkat

"iihhhh... nyebelin aaahhhh..." balas nya dengan mencubil pinggang ku

"hahahaha... adudududuh... maaf2, ini lagi nyetir loh nov... ntar kalo kita jatuh gimana coba...?" ujar ku pada nya

novita pun melepas cubitan nya dan kembali memeluk pinggang ku dengan erat, bahkan dia menyandarkan kepala nya di punggung ku

"abisan kamu nyebelin maassss..." balas nya manja

"maaf yah... gak tau kenapa aku tadi keingetan waktu dulu masih awal2 nya aku kerja bareng EL" jawab ku dengan lembut

"ceritain dong mas gimana kalian dulu di sana..." pinta novita

"iyaaa, nanti aku ceritain... tapi ini udah sampe soal nya" jawab ku dengan memarkirkan matic milik novita

ini kedua kali nya aku mengajak novita ke makam bunda, dan mungkin bahkan kami akan terus kesini berdua untuk kedepan nya nanti...

seperti biasa aku selalu bercerita tentang diri ku tentang semua kejadian setelah terakhir kali nya aku datang kesini, tentamg kehidupan ku, tentang teman2 ku, dan tentang asmara ku semua ku ceritakan pada bunda ku... dan seperti biasa aku menghabis kan waktu selama satu jam pula untuk bercerita dan duduk di samping pusara bunda ku ini

setelah selesai dengan rutinitas ku bersama bunda, ku lirik gadis yg dudud di samping ku ini... dia nampak sedang membedsihkan makam bunda dengan mencabuti rumput liar yg tumbuh di atas gundukan tanah milil bunda ku, aku hanya bisa tersenyum melihat nya... dia yg tempo hari takut saat ku bawa kemari, sekarang dia sudah nampak terbiasa dengan suasana pemakaman

"yuk nov... kita jalan lagi" ajak ku pada nya

"udah selese mas...?" tanya nya

ku anggukan kepala ku dan ku raih tangan nya untuk membatu diri nya berdiri, wanita yg kini menyandang sebagai tunangan ku ini dan di balas senyuman manis dari diri nya... ku gandeng tangan nya untuk berjalan menyusuri area pemakaman dan kembali ke tempat dimana matic yg kami bawa terparkir... aku seperti nya sudah bisa naik lagi satu tingkat dengan hubungan ku dengan novita, karena saat aku menggandeng nya... dada ku kembali berdesir di buat nya

"mas... kata nya tadi mau cerita" ujar nya saat kami berjalan

"iya... tapi kita nyari tempat yg enak dulu dong, masak iya kita cerita di tempat kaya gini" jawab ku dengan sedikit meledek nya

"iya juga yah... hihihi, yawdah yuk ah cepetan mas" ajak nya dengan menarik tangan ku yg menggandeng nya

kembali ku pacu matic ini keluar dari area pemakaman dan menyusuri jalanan kota, dan tujuan kami selanjut nya adalah ke sebuah cafe di daerah kampus (yg tinggal di daerah dekat kota metro atau bahkan yg pernah tinggal di metro pasti tau daerah ini) tempat yg lumayan cozy menurut ku walau pun kita datang kesini di siang hari... setelah memarkirkan motor kami pun duduk dengan saling berhadapan, novita selalu tersenyum memandang ku dan itu kembali membuat hati ku berdesir

"kenapa nov...?" tanya ku penasaran karena senyuman nya

"aku masih gak nyangka aja mas..." jawab nya

"maksud nya...?"

"iya... aku gak nyangka kalo kamu bener2 udah hampir jadi miliku selama nya..." jawab nya

"aku juga gitu kok nov..." balas ku dengan tersenyum ke arah nya

"ini semua karena mael ya mas... aku bener2 gak bisa bayangi lagi kalo malem itu dia gak dateng kerumah mas, mungkin aku udah bener2 di jodoin sama papah..." ujar novita dengan tersenyum

"iya... aku juga gak bisa bayangin itu nov" balas ku

"eh iya... ceritain dong mas yg kamu janjiin tadi..." tagih novita

"hehehe, iya2... aku ceritain dari pertama kita berangkat ke sana dulu ya..." jawab ku

"heemh..." balas nya antusias