Tipu Muslihat...

Seketika, kedua mata gw berubah memerah tanpa ada satu bagian yang diselimuti warna putih.. Gw sempat heran begitu sukma gw terikat kembali oleh rantai besi, seperti saat Bayu Ambar menguasai raga gw untuk melawan ayahnya, Ki Suta.. Mungkin Bayu Ambar tidak ingin gw menguasai setengah kesadaran dalam situasi yang genting seperti sekarang..

Sebuah senyuman menyeringai Bayu Ambar, tercipta dari wajah gw saat melihat dua larik sinar merah sedetik lagi akan menghantam tubuh.. Secepat kilat, telapak tangan gw yang dikuasai saudara kembar sepertalian pusar dengan Jagat Tirta itu, terbuka dan menangkap dua sinar merah Ajian Bedhaya Jiwo, lalu melemparnya ke atas langit..

Untuk sesaat, langit diatas gunung kediaman Ki Purwagalih mengeluarkan suara bergemuruh.. Gw merasa lega melihat Bayu Ambar mampu menangkis Ajian Bedhaya Jiwo milik Viny.. Ridho yang juga tersenyum lega segera memberikan tenaga dalamnya di belakang Suluh.. Sementara, Viny nampak kehabisan tenaga dan jatuh terduduk..

Pandangan gw yang dikuasai Bayu Ambar mulai melihat ke sekeliling.. Buto Ireng nampak sudah terluka parah dengan satu sayap yang buntung, terpenggal oleh Pedang Perak Raden Jaka Wastra.. Hingga akhir nya Jin berbentuk manusia kelelawar tersebut meregang nyawa karena terkena pukulan sakti dari Raden Dwipa..

Di lain pihak, Jin bersosok nenek tua nampak sudah terluka dan mulai berjalan mundur dengan tertatih-tatih ke belakang.. Mendadak nenek tua tersebut melompat tinggi ke atas langit dan lenyap seketika.. Dewi Arum Kesuma yang terlihat letih, masih bersikap waspada dengan terus menggenggam Trisula Peraknya.. Sementara, Nyi Roro Ranggas dengan tampilan sudah menjelma menjadi kuntilanak merah, bersiaga dengan sepuluh cakar panjang dari jarinya.. Kedua Jin yang berpenampilan bak bumi dan langit itu nampak mengedarkan pandangan ke segala arah..

Tiba-tiba, dua tangan kecil menyeruak dari dalam bumi dan menarik sepasang kaki Nyi Roro Ranggas hingga amblas masuk ke dalam tanah.. Dewi Arum Kesuma yang nampak sangat terkejut berniat mengeluarkan kesaktian dari Trisula Peraknya.. Namun sedikit keraguan muncul di wajah cantik Penjaga Gerbang Kerajaan Laut Utara itu.. Dengan melompat dan melayang beberapa tombak diudara, Dewi Arum Kesuma nampak memperhatikan tanah di bawahnya yang bergetar hebat, disertai suara-suara dentuman dari dalamnya..

CRAAAKKK...

Suara tanah yang hancur terdengar keras, seiring menyeruaknya sosok nenek tua cebol dari dalam bumi.. Nyi Roro Ranggas yang ikut mencelat keluar segera mengayunkan lima kuku tangan kirinya.. Lima larik sinar merah melesat dari lima kuku Nyo Roro Ranggas dan terus mengejar sosok nenek tua cebol dari bawah.. Tak mau ketinggalan, Dewi Arum Kesuma secepat kilat melemparkan Trisula Peraknya ke arah lawan..

SETT... ZLEEBB...

Suara tertembusnya leher nenek tua cebol oleh Trisula Perak Dewi Arum Kesuma, terdengar menggidikkan.. Darah hitam langsung muncrat di leher nenek tua berwajah dipenuhi bisul yang hampir terlepas dari pangkalnya itu.. Disusul dengan hantaman lima larik sinar merah dari kuku Nyi Roro Ranggas..

DUARRR!!!

Ledakan hebat tercipta dari raga nenek tua cebol yang tersambar lima larik sinar merah, hingga membuat tubuh Jin tersebut hancur menjadi debu, namun masih sempat memuncratkan darah hitam ke segala arah.. Dengan cepat, Dewi Arum Kesuma mengibaskan selendang kuningnya, dan langsung menghalau cipratan darah hitam lewat serangkuman angin besar dari selendang kuning, hingga tak mengenai diri nya juga Nyi Roro Ranggas..

Sebuah senyuman dingin Bayu Ambar tersungging kembali di wajah gw, begitu melihat keberhasilan dua sosok yang tidak begitu dikenalnya, namun sangat gw kenal baik.. Bayu Ambar kemudian melemparkan pandangan gw ke arah Ki Braja Sapta yang sudah merubah diri menjadi sosok genderuwo raksasa, yang dengan mudah menginjak dan memakan tiap pasukan Jin anak buah Raja Tungga..

Tidak jauh dari Ki Braja Sapta, nampak Bimo sedang melompat-lompat sambil mengayunkan Tombak Geni yang mengeluarkan sinar hitam dan membakar puluhan jin musuh sekaligus.. Sejenak, saudara gw itu melempar senyum lalu melompat sambil mencabut beberapa helai rambutnya yang tiba-tiba memanjang sendiri, lalu melemparkan rambut hitam tersebut ke arah belasan Jin yang berada di bawah..

Seketika, beberapa helai rambut hitam Bimo langsung menjelma menjadi beberapa tombak berwarna hitam, yang bergerak sendiri menusuk, menggebuk bahkan menembus tubuh lawan.. Gw yang melihatnya dari kedua mata yang masih berada dalam kekuasaan Bayu Ambar, tersenyum karena mengetahui Bimo sudah semakin menyatu dengan Rampak Tantra..

Tiba-tiba, gw mendengar suara jeritan dari arah Sekar dan Nyi Durga Daksa yang masih bertarung sengit dengan Nyi Kembang Wengi.. Sosok kuntilanak berjubah hitam dengan wajah merah nampak terhempas jatuh menghantam tanah, setelah menerima Ajian Manunggal Alam milik Sekar dan sinar hijau dari ujung tongkat kepala naga Nyi Durga Daksa..

“HOEEKK” Nyi Kembang Wengi terlihat memuntahkan segumpal darah hitam dari mulut sambil memegangi dada yang nampak berlubang pada tengah jubahnya..

Bayu Ambar yang menguasai raga gw sepenuhnya, langsung melompat ke arah Jin wanita yang sudah kembali menjelma menjadi sosok wanita cantik berbaju hitam dengan wajah sangat pucat..

Melihat kedatangan gw, Nyi Kembang Wengi mencoba bangkit dengan susah payah sambil mencabut sebuah tusuk konde berwarna emas di tangan kanannya.. Sebuah senyuman menyeringai disunggingkan Bayu Ambar dari wajah gw saat melihat Nyi Kembang Wengi sedang menghunus senjata yang pernah menusuk raga gw beberapa waktu silam..

Dalam hati, gw merasa senang karena Bayu Ambar akan membayar janji gw untuk melenyapkan sosok yang pernah meniru Ayu, dengan tangan gw sendiri..

Setelah merasa cukup dekat jarak untuk menancapkan tusuk konde emasnya, Nyi Kembang Wengi berteriak sambil melompat dengan tangan terhunus sebuah benda untuk memperindah sanggul rambut wanita, yang sudah dirubah menjadi senjata oleh kekasih Raja Tungga..

Dengan cepat, Bayu Ambar menangkap pergelangan tangan Nyi Kembang Wengi dan mencengkramnya kuat-kuat, hingga jin wanita itu menjerit kesakitan lalu melepas tusuk konde emas dari tangannya..

Sesaat, Bayu Ambar mengulum senyuman aneh ke arah Nyi Kembang Wengi, lalu melepas cengkraman tangannya dari pergelangan tangan jin wanita itu, kemudian menoleh ke arah Raja Tungga yang mulai terdesak melawan Ki Suta dan Ki Purwagalih..

Nyi Kembang Wengi sendiri merasa kaget melihat gw melepaskan cengkraman di pergelangan tangannya, lalu mundur beberapa langkah ke belakang..

Tatapan Bayu Ambar nampak terlempar ke arah sosok Sekar dan Nyi Durga Daksa yang nampak kebingungan melihat tingkahnya barusan.. Hal sama pun gw rasakan, karena heran dengan keputusan sepihak Bayu Ambar.. Nyi Durga Daksa yang hendak melesat terbang ke arah musuh bebuyutannya itu, terlihat kesal saat dihentikan oleh Sekar..

“Mengapa kau lepaskan Nyi Kembang Wengi, Bayu?” Tanya gw yang tidak mengerti alasan Bayu Ambar mengurungkan niat untuk melenyapkan sosok Jin wanita yang sangat ingin gw bunuh itu..

“Aku tidak mau main-main dengan Jin lemah sepertinya.. Ada sosok lain yang menjadi incaran ku” Jawab Bayu Ambar yang masih menatap ke arah pertempuran Raja Tungga melawan Ki Suta dan Ki Purwagalih..

Gw terdiam mendengar jawaban Bayu Ambar, lalu memutuskan untuk melepaskan diri dari jeratan rantai hitam yang mengekang sukma gw.. Namun segala usaha sudah gw coba dan tak juga mampu mengendurkan ikatan rantai barang 1 inci pun..

“Bayu Ambar, tolong kau lepaskan sukma ku dari jeratan rantai milik mu.. Aku rasa bantuan mu sudah sangat cukup kali ini”

Bayu Ambar menyunggingkan senyuman dingin di wajah gw sebagai jawaban awal dari permintaan gw barusan..

“Nanti dulu, anak manusia.. Aku masih memerlukan raga mu untuk melenyapkan satu sosok lagi.. Setelah itu kita akan bicarakan kembali permasalahan ini” Jawab Bayu Ambar sambil melirik sesaat ke arah telapak tangan gw yang terjejaki luka bakar dengan pola matahari..

Sejenak, Bayu Ambar kembali mengedarkan pandangannya ke sekeliling.. Sisa pasukan musuh sudah jauh berkurang.. Hanya tinggal sosok Raja Tungga dan Nyi Kembang Wengi yang kesaktiannya boleh dibilang tinggi bagi nya..

Sosok-sosok seperti Raden Jaka Wastra dan Raden Dwipa nampak tersenyum ke arah gw, meski dari wajah mereka terlihat rasa bingung yang sama dengan Sekar dan Nyi Durga Daksa..

Sementara, Ridho sudah berdiri bersama Suluh yang terlihat sudah pulih.. Sosok Naga Saksana dan Nyai Lingga yang sempat merasuki Ridho, juga sudah keluar dari raga saudara gw tersebut dan saat ini sedang membantu memulihkan luka Nyi Laras Abang..

Ki Braja Sapta yang sudah kembali menjelma menjadi sosok laki-laki gagah, sedang berdiri di sebelah Bayu Barata bersama pasukan harimaunya.. Tidak jauh dari mereka, Dewi Arum Kesuma terlihat mengulum senyuman manis ke arah gw, sambil memainkan rambut hitam nan panjang di samping Nyi Roro Ranggas yang kembali menjelma menjadi wanita cantik bergaun merah..

Tinggal Bimo dan Rampak Tantra yang sudah berpisah raga, sedang menghabisi sisa-sisa pasukan musuh dengan kesaktiannya masing-masing.. Semua wajah yang dipandangi Bayu Ambar menggunakan kedua mata gw, nampak menyiratkan rasa puas akan kemenangan yang sebentar lagi kami raih..

Dari arah beberapa tombak di atas kami, Raja Tungga nampak semakin terdesak oleh serangan demi serangan dari Ki Suta dan Ki Purwagalih.. Hingga, satu larik sinar biru dari telapak tangan Ki Purwagalih menghantam tepat di dada mahluk setengah ular tersebut.. Setelah tiga sinar pelangi dari trisula nya berhasil di hempaskan Ki Suta..

Sontak tubuh Raja Tungga terpental bersama Trisula pelangi nya yang terlepas dari genggaman tangan, dan tertancap beberapa tombak di samping.. Tiba-tiba, sosok saudara kembar sepertalian pusar dengan Jagat Tirta itu, menaikkan tangan kanan gw ke arah Raja Tungga yang masih terhempas melayang..

Seketika, tubuh Raja Tungga terhenti melayang diudara dan tertarik dengan sendiri nya ke arah gw yang masih mengulurkan tangan di bawah kekuasaan Bayu Ambar.. Semua pandangan bingung tiap sosok, mengarah ke Raja Tungga yang sudah berdiri gontai di sebelah gw..

Nyi Kembang Wengi yang melihat Raja Tungga, langsung berlari ke arahnya.. Sementara, Bayu Ambar hanya tersenyum dingin ke arah dua sosok Jin yang saat ini berada di samping..

“Apa maksud mu menyelamatkan Raja Tungga Bayu?” Tanya sukma gw dengan nada membentak, sambil mencoba berontak dari jeratan rantai yang mengikat jiwa..

Bayu Ambar lagi-lagi tersenyum dingin mendengar pertanyaan gw barusan.. Lalu menatap ke arah Ki Suta dan Ki Purwagalih yang mulai perlahan turun berpijak di tanah lima tombak dari tempat raga gw berdiri..

Raja Tungga yang melihat kedua sosok tersebut langsung melepaskan diri dari pelukan Nyi Kembang Wengi dengan mendorong tubuh wanita itu hingga terjatuh diatas tanah, lalu mendekat ke arah Bayu Ambar..

“Rencana kita berhasil, Tuan.. Sebaik nya kau lekas melenyapkan dua Jin itu” Ucap Raja Tungga yang membuat gw sangat terkejut..

Seketika, rantai hitam mengikat jiwa gw amat kuat begitu gw mulai merasakan gelagat tidak baik dari Bayu Ambar.. Gw segera memusatkan hawa murni sukma untuk menguasai setengah dari raga yang sudah dalam kendali Bayu Ambar.. Namun gagal, usaha gw tidak menghasilkan apapun.. Yang ada malah, jeratan rantai hitam semakin kuat mencekik leher..

“Ananda Bayu Ambar, mengapa kau melindungi musuh kita?” Tanya Ki Suta dari jarak lima tombak di depan, sambil menatap kedua mata gw yang sudah diselimuti warna merah..

Raja Tungga yang mendengar ucapan Ki Suta segera memanggil Trisula Pelanginya yang tertancap beberapa tombak di samping.. Seketika Trisula tersebut tercabut dan melesat ke dalam genggaman Raja Tungga.. Sementara, Nyi Kembang Wengi nampak berwajah masam, lalu berdiri di sebelah kanan gw..

“Siapa bilang aku melindungi Raja Tungga dan Nyi Kembang Wengi, Ayahanda” Jawab Bayu Ambar sambil tersenyum menyeringai..

Sesaat, gw merasakan dua telapak tangan teraliri suatu kesaktian mengandung hawa dahysat milik Bayu Ambar.. Raja Tungga dan Nyi Kembang Wengi yang masing-masing sedang berdiri di samping gw, nampak melirik bingung ke arah raga gw yang sudah dikuasai Bayu Ambar..

Secepat kilat, dua tangan gw yang masih dikuasai Bayu Ambar mencekik leher Raja Tungga dan Nyi Kembang Wengi..