sudah setengah hari aku menunggui si EL namun tidak terlihat juga batang hidung nya... kemana sebenar nya orang itu, sampai sesiang ini tak kunjung jua datang, bukan kah anak nya sedang terbaring di sini (aku orang medis, tapi aku sendiri lupa kalau perawatan ICU,HCU,NICU/Neonnatal tidak boleh di tunggui oleh keluarga pasien) ayah macam apa dia ini...? aku selalu mondar mandir di depan kamar NICU, dengan fikiran ku masih memikirkan EL yg tak kunjung juga hadir...

dari kejauhan aku melihat seorang wanita berjilbab yg mengenakan jas putih dengan stetoskop bermotif anak2 tergantung di leher beliau berjalan ke arah ruangan ini dengan di iringi seorang perawat paruh baya di belakang nya, taksiran ku beliau ini adalah dokter anak yg bertugas untuk memeriksa keadaan para pasien anak di sini, aku pun menghampiri beliau dan ingin menanyakan keadaan keponakan ku di sini, aku sangat pensaran dengan sakit yg di derita yusif sehingga si kecil harus di rawat intensif saat ini

"permisi dok..." sapa ku pada beliau

"iya pak... ada yg bisa saya bantu...?" jawab beliau dengan ramah

"saya ingin menanyakan keadaan pasien atas nama yusif dok..." balas ku

"bapak siapa nya pasien ya...?"

"saya oom nya dok..." jawab ku kawatir

"oh oom nya, mari pak masuk dulu ke ruangan..." balas nya

ku ikuti ajakan sang dokter untuk masuk kedalam ruangan, ku lepas sepatu boots ku, ku bersihkan juga tangan ku lalu ku paki pakaian khusus untuk bisa masuk kedalam ruangan... di dalam ruangan ada banyak sekali tabung inkubator untuk bayi, dan di sana aku melihat ada nama yusif tertempel di kaca tabung dengan selang2 tersambung di tubuh mungil nya... hati ku seketika itu langsung terenyuh melihat nya

"duduk dulu pak..." sang dokter menawar kan pada ku

"terima kasih dok... jadi, sebenar nya keponakan saya kenapa dok...?" tanya ku penasaran

"jadi begini pak, keponakan bapak mengidap penyakit jantung bawaan asianotik... dan kami berusaha sebisa mungkin untuk merawat nya dulu di sini sebelum tubuh si anak bisa kuat untukbkami rujuk ke harapan kita (rs yg ada di jakarta)..." jawab beliau

DEGHHH

jantung ku terasa berhenti berdetak mendengar jawaban sang dokter

"asianotik dok...?" tanya ku memastikan

"iya pak... bapak belum dengar nya dari kakak nya ya...?"

"belum dok, saya baru pulang ke indonesia soal nya... dan saya langsung ke sini untuk menengok keponakan saya ini" jawab ku lagi

"begitu ya..."

"maaf dok, boleh saya lihat medical record nya dok..?" pinta ku ke beliau

"tentu saja pak..." jawab beliau dengan tersenyum

kenapan EL menyembunyikan ini dari diri ku...? apa yg sedang dia mainkan di sini sampai2 aku sebagai teman nya tidak di berinya tau sama sekali, berarti senyuman dan candaan nya semalam itu adalah palsu... ternyata dia menyembunyikan ini semua dengan senyuman nya itu

"boleh saya menengok keponakan saya dok...?"

"silahkan pak, tapi tidak boleh lama2 ya... karena kami harus memberinya perawatan setelah ini untuk menaikan bilirubin nya..." jawab dokter

satu teka teki sudah terpecahkan untuk ku, dan kini tinggal mencari lagi teka teki yg lain... mungkin sebaik nya aku tetap di sini untuk menunggu anggota keluarga nya yg lain dan mulai mencari jawaban atas senyuman palsu EL kemarin...

ku dekati tubuh kecil yusif dan ku ajak dia untuk sedikit berinteraksi, dihadapan ku EL junior sedang terlelap dengan penutup mata terpasang di kedua matanya... wajah nya sangat tampan persis seperti ibunya, putih, bersih dan nyaris sempurna untuk ukuran bayi yg sedang menderita penyakit serius

"hallo litle buddy, be strong are you... be storng just like your father ok, u'r EL's son and you must grow up and be great like your father you litle EL... hey, i'm your uncle buddy... oh, i see... you don't know me are you...? i'm uncle Bee, and uncle Bee's your father best friend..." aku berusaha berinteraksi dengan EL junior dengn tersenyum

aku bercerita pada nya tentang betapa hebat ayah nya, betapa tangguh dan baik ayah nya, ku ceritakan juga betapa pintar ayah nya... semua ku ceritakan pada nya, aku bermaksud untuk memberikan sugesti yg baik tentang ayah nya pada si EL junior agar dia bangga dengan sosok ayah nya nanti begitu dia tumbuh besar

selesai aku berbicara dengan keponakan ku itu, aku pun berterimakasih kepada dokter dan jga para prawat yg sudah rela merawat sang EL junior... dan sekarang giliran ku untuk menunggu anggota keluarga nya yg lain untuk mencari jawaban selanjut nya, karena informasi yg aku dapatkan hari ini akan ada mertua dan istri nya yg datang untuk menjenguk dan memberi nya asi

dan benar saja, setengah jam aku menunggu akhir nya nampak juga di ujung koridor berjalan seorang wanita yg sudah aku kenal dengan di iringi oleh dua orang paruh baya di samping nya... dan wanita itu adalah istri EL

aku berlari menghampiri nya dan membantu nya untuk berjalan, karena di lihat dari cara nya berjalan ibu muda ini baru melakukan oprasi dan tafsiran ku adalah operasi bedah sectio caesarea... ku bantu istri EL untuk masuk kedalam ruangan dan kemudian menyisakan aku beserta kedua orangtua nya di luar, dan sekarang lah saat nya aku mengorek informasi dari beliau berdua

aku perkenal kan dulu diri ku kepada beliau berdua, dan juga tidak lupa aku bilang kalau aku adalah seorang teman nya yg dulu bekerja di 'bekasi'... aku tidak langsung frontal menanyakan informasi, dengan tutur kata yg lembut aku mencoba untuk membuka semua kunci jawaban

dan dari sinilah aku tau kalau teman ku itu punya banyak sekali permasalahan di sini, dari dia yg kehilangan anna dan ani ismael anak kembar nya yg pertama yg telah meninggal saat masih di dalam kandungan, masalah keuangan, keluarga nya sendiri yg selalu menuntut lebih karena dia adalah pengganti sosok ayah, ibu nya yg sakit2an pasca oprasi tumor di rahim nya dan sering kali memarahi nya karena dia tidak bisa memberikan apa yg dia ingin kan (efect dari operasi pengangkatan organ tubuh) dan aku mulai menambahkan lagi beban mental yg dia pikul setelah kepergian istri ku juga beban psikis yg dia derita selama pelatihan dan pekerjaan nya dulu belum lagi penderitaan nya di masa kecil dulu yg harus menjadi tulang punggung untuk keluarga nya dan mendapat kan hinaan2 dari orang sekitar nya, tapi dia tetap dengan sabar menjalani semua nya... bahkan dia sama sekali tidak pernah mengeluh tapi malah selalu tersenyum dan terlihat ceria, dan dari sini lah aku mulai mengambil kesimpulan kalau teman ku ini menderita sakit di kejiwaan nya... dia berusaha menutupi nya dengan senyuman, mungkin aku akan berkonsultasi dengan yudha nanti

aku tidak menyangka ternyata senyuman yg selalu dia berikan kepada kami semua adalah senyuman palsu, sampai begitu nya kah penderitaan hidup nya selama ini hingga membuat nya menjadi seseorang yg 'memakai topeng' agar orang lain tidak tau betapa berat nya penderitaan hidup yg dia terima...?

\\//

next day, ahmad yani houspital, metro city, lampung, oct 2015, 04 PM

aku duduk di dekat sebuah mesin ATM, karen baru saja aku mengambil uang untuk ku persiapkan selama aku masih berada di sini... ku bakar lagi sebatang rokok ku untuk menemani ku bersantai dengan di temani sebotol minuman soda di tangan kiri ku

asap putih keluar dari mulut ku di iringi hembusan angin sore, suara kendaraan masih nyaring terdengar di telingaku... ku baca lagi BBM dari yudha untuk memastikan apa yg sebenar nya terjadi dengan kijiwaan di diri EL saat ini, dan berulang kali ku baca juga keterangan yg yudha tulis kan untuk ku

tidak kusangka kalau teman ku ini mengidap Eccedentesiast, tidak berbahaya sih kalau kata yudha... tapi kalau tingkatan nya lebih dari yg di derita EL seperti saat ini mungkin ada potensi di diri nya yg bisa membahayakan nya karena kebanyakan penderita penyakit ini berakhir dengan bunuh diri karena tidak tahan dengan depresi yg dia hadapi hingga bertubi tubi, apa lagi efect nya yg memang luar biasa hebat jika sudah masuk ke dalam tingkatan seperti EL derita sekarang ini, dia bisa menguasai arah pembicaraan kita tanpa kita menyadari nya... berarti pembicaraan kami kemarin bukan lah kemampuan nya, berarti ini adalah efect dari penyakit yg di deritanya

"damit... how can you have that shit man..." gumam ku meratapi diri EL

belum selesai aku membaca kembali pesan dari yudha, tiba2 ada seseorang yg menarik tangan ku... dan ternyata dia adalah EL, dia menarik ku dengan wajah yg sangat kawatir

"ada apaan sih EL...?" tanya ku juga ikut kawatir

"ikut gua sekarang ki... penting banget ini" jawab nya

"iya tapi kemana biji...?!" tanya ku lagi

"lu mau ketemu novita kan...? gua udah tau dimana dia sekrang, dan kali ini lu harus ikutin semua apa kata gua ki.. karena cuman ini kesempatan lu buat bisa sama novita..." jawab nya dengn tetap menyeret ku

aku hanya bisa menuruti kemauan nya lagi kali ini tanpa bisa melawan sama sekali, entah permainan apa lagi yg sedang dia main kan saat ini... bahkan aku belum sempat marah kepada nya karena dia menyembunyikan penyakit anak nya kepada ku ini, ditambah lagi, masih sempat2 nya dia memikirkan hubungan ku dengan novita...? aku benar2 sudah di kalah kan dengan telak di permainan ini

EL memacu motor sport 150cc nya menembus keramaian sore hari, dengan lincah nya dia mengendalikan laju motor kecil ini hingga membalap semua kendaraan yg dia lewati... benar2 sudah gila teman ku satu ini, entah apa yg sedang dia fikirkan sampai2 dia bertingkah seperti ini

tak lama motor yg di bawa nya masuk kedalam komplek rumah novita, aku masih mengingat nya wapaun baru satu kali aku datang kemari dan itu pun sudah 2th yg lalu...

"ayok ki, cepetan...!!" desak EL pada ku

"ada apaan sih EL... kok buru2 amat lu nya..." jawab ku

"ini kesempatan terakhir lu buat bisa sama novita... kalo gak sekarang, lu bakan nyesel seumur idup lu karena udah jadi manusia paling tolol di bumi ini... udah cepetan biji...!!" balas nya panjang lebar

ku ikuti EL yg berjalan masuk ke arah pintu dengan merapikan kembali baju dan rambut nya, ada apa sebenar nya dengan dia ini

"assalamuailkum..." ucap EL

"inget ya ki... lu cukup ikutin apa kata gua, jangan betingkah sedikit pun... lu cukup diem aja, ngerti...?!" sambung EL pada ku

"wa'alaikum sallam..." sahut seseorang dari dalam

ku letakan tas ku ke lantai karena perintah dari EL dan ku rapikan rambut ku, dan begitu orang yg menjawab salam dari EL sampai di depan pintu dan membuka kan pintu untuk kami

"ya ALLOH...?!" ujar mama novita laget melihat ku

ibu dari novita nampak sangat terkejut sekali melihat keberadaan ku disini, beliau nampak sangat tidak percaya dengan apa yg dilihat tepat di depan mata nya

"tante..." sapa ku pada beliau dengan menunduk

"ayo masuk2 mas..." ajak mama novita pada kami

"duduk dulu mas, ya ALLOH... tunggu sebentar ya..." sambung beliau dengan sedikit berlari ke dalam

"inget...! lu harus ikutin semua apa kata gua dan jangan ngelawan... ini demi kebaikan lu..."

DEGHHHHHH

mata itu, mata yg sudah lama tidak pernah aku lihat dari diri EL, kini dia menunjukan sorot mata itu... mata yg begitu dingin

tak lama kemudian mama dan papa novita menghampiri kami dan ikut duduk bersama kami di ruang tamu, ada sedikit rasa kecewa yg terpancar dari sorot mata papa novita... beliau seperti sedikit kurang suka dengan kedatangan kami

"mas yuki apa kabar...?" tanya papa novita

"alhamdulillah sehat om..." jawab ku

"sudah beres kerjaan nya di sana mas...?" tanya beliau lagi

"sudah om..." jawab ku dengan tersenyum

"jadi... ada apa ini kok tiba2 datang ke sini sore2...?" balas beliau bertanya

"begini pak... sebelum nya saya mohon maaf sudah mengganggu waktu istirahat bapak dan juga ibu, kedatangan kami kesini bertujuan untuk menyambung tali silaturahmi antara umat muslim... dan saya di sini selaku wali dari yuki berniat untuk menyambung kembali apa yg sudah kita bicarakan tadi malam... disini lah kami sekarang pak, saya berniat untuk meminang kan putri bapak untuk yuki, saudara saya..." ujar EL

DUARRRR

bagai tersambar petir aku mendengar ucapan EL barusan, permainan apa lagi yg sedang dia main kan sekarang ini...? kenapa dia malah berbuat hal semacam ini pada ku sedangkan dia sendiri sedang ada masalah yg sangat pelik di kehidupan nya

"apa sudah yakin...? apa mas yuki sudah siap..?" tanya papa novita dengan memandang ku

aku masih termenung memikir kan percakapan mereka yg benar2 di luar perkiraan ku ini, memang aku sudah mulai mengingin kan novita semenjak masih di dalam pesawat kemarin, tapi aku tidak menyangka akan secepat ini aku melamar nya

DUG

EL menyikut langan ku agar aku menjawab pertanyan papa novita

"ah...?! iya om saya siap..." jawab ku

"apa mas yuki sudah benar2 cinta dengan anak saya... dan siap menerima anak saya apa pun keadaan nya...?" tanya beliau lagi

lagi2 EL menyenggol lengan ku agar aku menjawab nya

"saya cinta dengan novita om... dan saya siap dengan apapun itu..."

mereka semua nampak terdiam memikirkan sesuatu, bahkan sampai EL pun terdiam menunggu jawaban yg akan diberika oleh orangtua novita pada kami... fikiran ku berkecamuk hebat karena masih belum percaya dengan apa yg sedang ku hadapi ini, hingga sampai dimana papa novita membuka suara

"maaf mas yuki... dila sudah saya jodohkan dengan anak teman saya..." jawab papa novita

"tapi kan pak, saya sudah berhasil membawa yuki nya untuk datang kesini...." sahut EL seperti tidak terima

"tapi mau bagaimana lagi mas... keputusan sudah di buat" jawab beliau

"jangan begitu dong pak... saya mohon dengan sangat pak.. ki, lu juga mohon sama beliau" balas EL dengan sedikit memberiku perintah

aku yg sedari tadi diam pun langsung bingung sendiri, aku bingung harus bagaimana sekarang ini... tapi aku harus mengikuti perintah EL, dan demi janji ku pada novita

"saya mohon om... saya mohon terima lamaran saya ini" ujar ku pada beliau

"yaa gak enak dong mas saya sama temen saya kalo sampai dibatalin acara nya..." jawab papa novita

"om... saya mohon om, biarkan saya menebus semua kesalahan saya dan biarkan juga saya menepati janji saya ke novita om... saya mohon dengan sangat om" balas ku

"gini mas yuki... mbak dila udah terlalu lama untuk nunggu mas yuki, dan saya gak mau kalau mbak dila nya jadi perawan tua karena hanya untuk menunggu seorang mas yuki" sahut beliau

"saya janji om, saya janji untuk tidak lagi menyianyiakan cinta novita om... demi alloh saya janji om..." ujar ku dengan sedikit memaksa

tidak ada jawaban lagi yg keluar dari orangtua novita, bahkan EL pun hanya terdiam dan menunduk... itu semakin membuat harapan ku terkikis

detik demi detik berganti menjadi menit dan kami tetap saja terdiam tanpa ada kata yg keluar barang sekecap dari mulut kami... hingga akhir nya EL membuka suara

"bapak sudah dengar sendiri kan....? bapak sudah tau sendiri bagaimana keteguhan hati nya...? dan itu yg artinya kalau dia benar2 serius dengan putri bapak" ujar EL dengan tersenyum dan menyandarkan tubuh nya di sofa

raut wajah papa dan mama novita seketika itu juga berubah, beliau berdua tersenyum memandang ku seolah beliau berdua telah menantikan ini sejak lama

"panggil mbak dila nya mah, bilang kalau mas yuki nya dateng buat ngelamar..." ujar papa pada mama novita

tanpa di minta dua kali mama novita beranjak dari tempat nya duduk dan masuk kedalam...

apa2an ini semua...? jadi ini semua sandiwara belaka...? apa ini permainan yg sudah EL persiapkan untuk ku...? dan jika benar, apa seperti ini permainan seorang yg mengidap Eccedentesiast seperti yg sudah yudha katakan..? dia rela mengesampingkan masalah nya demi untuk memecahkan masalah orang lain...? untuk apa EL memakai topeng seolah diri nya tidak memiliki masalah sama sekali dan bersikap seolah dia baik2 saja..? bukan kah itu sangat munafik sekali...?

"mas...?!"